KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DI KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DI KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENGEMBANGKAN

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEMESTER

GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

ROHIM ROCHEIN KAFEAR

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupeten Pringsewu dalam mengembangkan silabus dan RPP serta

kesesuaian antara silabus dan RPP. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Penelitian ini melibatkan 15 guru biologi SMA di Kabupaten Pringsewu. Data menggunakan panduan penilaian dalam bentuk data kuantitatif kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan guru biologi dalam

mengembangkan silabus dan RPP diketahui silabus berkriteria tinggi, RPP berkriteria tinggi. Namun pada RPP di indikator kompetensi kegiatan awal pembelajaran berkriteria kurang dan kegiatan penutup pembelajaran berkriteria rendah. Untuk kesesuaian antara silabus dengan RPP sudah sesuai dengan tingkat kesesuaian dengan kriteria tinggi.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui tanggal 22 Oktober 1988, anak kelima dari lima bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Alpian Yusuf dan Ibu Siti Hannah, S.Pd.(Alm).

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di SD Negeri 7 Tanjung Aman diselesaikan tahun 2001. Pada tahun2001 diterima di MTs Negeri 2 Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima di SMA Negeri 2 Kotabumi yang diselesaikan tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai anggota divisi humas FPPI FKIP Unila selama satu periode yaitu tahun 2007/2008. Sejak tahun 2009 ditunjuk untuk mengelola Laboratorium Komputer FKIP Unila. Pada tahun 2011, penulis melaksanakan program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan tahun 2012 peneliti melakukan penelitian di SMAN Kabupaten Pringsewu untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S. Pd.).


(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin puji syukur ke hadirat Allah SWT serta

shalawat yang senantiasa tercurahkan kepada Nabiallah Muhammad SAW,

kupersembahkan karyaku ini kepada :

 Mami (Alm) dan Papi tercinta yang menjadi kebahagiaan terbesar di

hidupku, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang tiada terhingga untukku, memberikanku kekuatan dan menjadi motivasi utamaku dalam menyelesaikan studi.

 Kakak-kakakku yang sangat kusayangi, Cuwo, Udo, Cengah dan Dongah,

terimakasih atas segala kasih sayang dan kebahagiaan yang tiada terkira untukku.

 Para guruku (SDN 7 Tanjung Aman, MTsN 2 Kotabumi, SMAN 2

Kotabumi) dan dosenku di Unila yang terhormat.

 Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat, Made Sudarte, Andrea

Yusuf Habibie, Eko Hariyanto, Alfitra, dll.

 Teman seperjuangan yang mengispirasi dan memberikan motivasi


(8)

MOTTO

Iman itu adalah setengahnya bersyukur dan setengahnya lagi bersabar

(Al-Hadits)

Orang berfikir pesimis jangka waktu yang pendek yang berarti, orang berfikir optimis jangka waktu yang panjang lebih berarti.

Namun orang yang berfikir Realistis waktu yang pendek dan panjang itu yang menentukan Jangka

(Anonim.)

Berdo’alah maka Allah akan mengabulkan. Berikhtiarlah maka Allah akan mempercepat kabulnya Doamu. Qona’ahlah maka

Allah akan mengganti dengan yang terbaik bagimu. Istiqomahlah maka Allah akan selalu bersamamu.


(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur terhatur kepada Allah SWT atas

segala karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis susun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini adalah karena bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Ketua Program

Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan dan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas

keikhlasannya memberikan bimbingan dan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga.

7. Dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Biologi, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini.


(10)

8. Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

9. Para Kepala Sekolah dan Guru Biologi SMA Negeri se-Kabupaten Pringsewu atas kerjasamanya dalam membantu penulis melaksanakan penelitian.

10. Orang Tuaku dan Kakak-kakakku yang tercinta

11. Sahabat-sahabatku Made Sudarte, Andrea Yusuf Habibie, Eko Hariyanto, Alfitra, Biologi 2007, Alumni SMANDA Kotabumi 2007.

12. Adik-adik tingkat Pendidikan Biologi yang memberikan motivasi dan selalu mencerahkan hariku.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberikan karunia-NYA kepada kita serta membalas segala kebaikan dan kebahagiaan yang telah kalian berikan untukku.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2014 Penulis


(11)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ... 8

B. Panduan Pengembangan Silabus ... 13

C. Panduan Pengembangan RPP ... 22

D. Dasar Pengembangan RPP Biologi SMA ... 33

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Desain Penelitian ... 37

D. Prosedur penelitian ... 38

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47


(12)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 60 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Daftar kata kerja operasional SK/KD dan Indikator untuk guru .... 26

2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Biologi SMA Semester Ganjil ... 35

4.1. Rekapitulasi Data Guru SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu ... 47

4.2. Kemampuan guru dalam mengembangkan silabus ... 48

4.3. Distribusi kemampuan guru dalam mengembangkan silabus ... 49

4.4. Kemampuan guru dalam mengembangkan RPP ... 50

4.5. Distribusi kemampuan guru dalam mengembangkan RPP ... 51

4.6. Kesesuaian antara Silabus dengan RPP yang dikembangkan oleh Guru ... 52


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Biodata Guru ... 64

2. Tabulasi Hasil Analisis Silabus Guru ... 79

3. Tabulasi Hasil Analisis RPP Guru ... 80

4. Tabulasi Hasil Analisis Kesesuaian antara Silabus dan RPP Guru ... 81

4. Panduan Penilaian Silabus dan RPP serta Keesuaiann antara Silabus dan RPP Guru ... 82


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas, 2005b): 6) menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompentensi guru (Depdiknas, 2007b): 18) terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Salah satu kompetensi pedagogik, yang sangat penting untuk dikembangkan adalah kompetensi dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran). Dalam melaksanakan proses pembelajaran, perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan (Mulyasa, 2008: 152).

Pentingnya perencananaan Pembelajaran, Mulyasa (2008:201-202)

menegaskan, apapun dan bagaimanapun kurikulumnya, yang paling penting dilakukan guru adalah menjabarkan silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan


(17)

Pembelajaran (RPP). Dengan kata lain, tugas utama guru kaitannya dengan dokumen kurikulum adalah membuat silabus dan RPP yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Sedemikian pentingnya perencanaan pembelajaran bagi guru, sehingga keliru jika ada anggapan bahwa guru cukup mengembangkan silabus. Silabus masih umum dan masih perlu dijabarkan kedalam

perencanaan pembelajaran yang lebih khusus. Dalam hal ini, silabus belum memuat secara rinci apa yang harus dilakukan peserta didik, apa yang harus dilakukan guru dalam membantu peserta didik dalam membentuk

kompetensi, apa yang harus digunakan, bagaimana caranya, serta berapa lama waktu yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam setiap implementasi

kurikulum, guru tetap harus membuat silabus dan RPP. Mengingat

pentingnya silabus dan RPP dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran, idealnya guru harus memahami proses penyusunan silabus dan RPP, serta terlibat langsung dalam pengembanganya (Mulyasa, 2009:154).

Berdasarkan temuan di lapangan, tidak semua Silabus dan RPP yang disusun oleh guru, atau penulis lain yang mempublikasikan perangkat pembelajaran telah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Bukti di atas kemudian menimbulkan kekhawatiran, karena adanya indikasi bahwa tidak menutup kemungkinan seorang guru, menggunakan RPP yang demikian banyak kekeliruanya untuk acuan pelaksanaan pembelajaran. Sementara banyak sekali perangkat-perangkat pembelajaran termasuk silabus dan RPP yang diunggah, dan mudah diakses melalui internet, padahal mungkin saja perangkat tersebut belum sesuai dengan pedoman penyusunan perangkat


(18)

3

pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan suatu refleksi untuk memotivasi guru agar melakukan perubahan dengan mulai memperhatikan kembali tata cara penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang sesuai dengan ketentuan standar nasional pendidikan, sehingga dihasilkan perangkat pembelajaran yang berkualitas dan secara teknis tidak menyesatkan. Sebab, bagaimanapun juga, kegagalan pendidikan di Indonesia, termasuk kegagalan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan karena kegagalan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Agar lebih operasional maka rumusan masalah diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.:

1. Bagaimanakah kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan silabus berdasarkan kaidah pengembangannya?

2. Bagaimanakah kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan RPP berdasarkan kaidah

pengembangannya?

3. Bagaimanakah kesesuaian antara Silabus dengan RPP yang dikembangkan oleh guru?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan silabus berdasarkan kaidah

pengembangannya

2. Untuk menganalisis kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan RPP berdasarkan kaidah

pengembangannya

3. Untuk mendeskripsikan kesesuaian antara Silabus dengan RPP yang dikembangkan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian bermanfaat antara lain : 1. Bagi guru :

a) Memberikan gambaran mengenai kemampuan guru SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan Silabus berdasarkan kaidah pengembangannya.

b) Memberikan gambaran mengenai kemampuan guru SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan RPP berdasarkan kaidah pengembangannya.

c) Agar hasil analisis terhadap silabus dan RPP yang dikembangkan oleh guru SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu menjadi bahan refleksi diri untuk penyusunan silabus dan RPP selanjutnya.


(20)

5

2. Bagi peneliti dan mahasiswa pada umumnya memberikan acuan yang benar mengenai pengembangan Silabus dan RPP yang benar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian berupa Silabus dan RPP yang dikembangkan oleh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada semester ganjil tahun 2011/2012.

2. Jika diketahui silabus dan RPP tersebut hasil plagiat atau copy paste tanpa melakukan pengeditan sama sekali serta tidak memenuhi format lengkap, maka Silabus dan RPP dianulir, dan atau diberikan skor 0.

3. Indikator silabus yang menjadi acuan kajian berdasarkan standar nasional pendidikan yaitu; menyusun identitas silabus, menentukan materi pokok, merumuskan indikator, menentukan kegiatan pembelajaran, menentukan sumber belajar, media/alat peraga, menentukan rencana sistem penilaian, menentukan alokasi waktu.

4. Indikator RPP yang menjadi acuan kajian berdasarkan standar nasional pendidikan yaitu; menyusun identitas RPP, merumuskan tujuan

pembelajaran, merumuskan indikator, menentukan materi ajar, merumuskan metode pembelajaran, menyusun langkah-langkah

pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan penutup pembelajaran, menetukan sumber/media belajar, menentukan alokasi waktu, menetukan alat penilaian.

5. Instrumen yang digunakan untuk evaluasi terhadap Silabus dan RPP adalah lembar penilaian yang diisi dengan memberikan tanda ceklis (√)..


(21)

Lembar penilaian disusun berdasarkan kriteria indikator kompetensi yang merupakan penjabaran unsur-unsur pokok dalam silabus dan RPP, prinsip-prinsip penyusunan silabus dan RPP, langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP, dan format penyusunan silabus dan RPP.

F. Kerangka Pikir

Guru yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya: individu guru, pendidikan preservice, pengalaman mengajar, dan pengembangan profesi. Pendidikan preservice guru menentukan tingkat profesional seorang guru. Karena tidak semua guru dihasilkan dalam pendidikan preservice yang berkualifikasi baik, sehingga guru harus tumbuh dan berkembang baik secara pribadi dan profesi. Untuk melihat tingkat kemampuan profesional guru ada 2 perspektif, yaitu pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Sedangkan untuk mengembangkan profesinya banyak guru pemula merasa kesulitan karena tidak dipersiapkan secara matang untuk melaksanakan tugas-tugas kompleks yang diperlukan didalam kelas. Pendidikan prajabatan dinilai juga masih terlalu lemah sehingga guru-guru pemula masih harus banyak belajar di dalam pekerjaan, serta saling membantu satu sama lainnya dalam batas-batas yang mereka bisa buat.


(22)

7

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga kemampuan guru sebagai agen perencana dituntut baik karena guru telah memiliki kualifikasi minimum sebagai seorang pendidik. Kemampuan merencanakan proses pembelajaran dari seorang guru harus dibarengi dengan kemampuan mengembangkan silabus dan RPP yang baik. Guru yang profesional harus mengetahui tata cara pengembangan dan penyusunan silabus dan RPP sesuai dengan prinsip pengembangan dan langkah penyusunannya.

Pengembangan profesi

Pendidikan preservise Pengalaman

mengajar

Guru profesional

Individu guru

Guru menyusun Silabus dan RPP yang

berkualitas

KBM efektif dan menyenangkan

Kompetensi guru profesional


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Guru yang bermutu baik merupakan dasar bagi sekolah yang baik. Sekolah yang baik merupakan landasan bagi terciptanya masyarakat yang madani dan negara yang maju. Dengan demikian, guru yang bermutu merupakan aset bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang dapat bermitra sejajar dengan negara maju di era persaingan global. Guru yang bermutu merupakan penentu terbesar bagi pencapaian prestasi siswa (Hayes dan Wendy dalam Mulyasa, 2008 : 167). Karena guru sebagai penentu utama dalam

menciptakan mutu pendidikan, maka peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru merupakan investasi yang penting untuk suatu negara (Resnick dalam Rustaman, 2005 : 2).

Di Indonesia, dengan adanya UU No.14 th. 2005 tentang Guru dan Dosen, secara formal guru telah diakui sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Sebagai tenaga profesional, konsekuensi yang harus dihadapi adalah bahwa guru harus memiliki kompetensi-kompetensi standar, sehingga mampu melakukan tugas yang menghasilkan produk standar. Terdapat empat


(24)

9

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Depdiknas, 2005b): 4)

Dengan kualifikasi akademik dan kompetensi yang stándar, diharapkan guru dapat melaksanakan tugas secara profesional sehingga hasil pendidikan sesuai dengan tujuannya. Dengan dikeluarkannya Permendiknas No.16 th. 2007, maka standar kualifikasi akademik dan kompetensi bagi guru setiap mata pelajaran semakin jelas.

1. Standar Kualifikasi Akademik Guru

Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru dijelaskan bahwa standar kualifikasi akademik guru dapat melalui dua jalur yaitu kualifikasi akademik melalui pendidikan formal dan kualifikasi akademik melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Berikut dibawah ini dijelaskan dua jalur kualifikasi akademik guru.

a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal

termasuk kualifikasi akademik guru mata pelajaran biologi SMA/MA sebagai berikut:

“Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.”


(25)

b. Kualifikasi Akdemik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya (Depdiknas, 2007b): 3).

2. Standar Kompetensi Guru

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang

dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan

SMK/MAK (Depdiknas, 2007b): 5).

Terdapat beberapa kemampuan yang harus dikuasai oleh guru mata pelajaran biologi dalam bidang kompetensi inti pedagogik yaitu ; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan


(26)

11

komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Depdiknas, 2007b): 18).

Diantara kemampuan-kemampuan inti guru dalam bidang kompetensi pedagogik yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan

mengembangkan kurikulum. Menurut Mulyasa (2009:152), kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran). Dimana, di dalam melaksanakan proses pembelajaran, perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Namun beberapa standar kompetensi tersebut, guru sebagai pendidik tidak diperoleh dalam waktu yang singkat tetapi diawali sejak mahasiswa di tingkat awal dan terus dikembangkan hingga akhir karirnya sebagai pendidik (NRC dalam Hamidah, 2007:12). Pengembangan profesi guru sains ada empat stándar yang harus dipenuhi yaitu:

1. Stándar A: pengembangan profesional guru sains perlu mempelajari konsep esensial konten sains melalui metoda inkuiri


(27)

2. Stándar B: Pengembangan profesional guru sains perlu mengintegrasikan pengetahuan tentang sains, belajar, pedagogis, dan siswa; serta penerapan pengetahuan tersebut ke pengajaran sains.

3. Stándar C: Pengembangan profesional guru sains memerlukan pemahaman dan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat

4. Standar D: Program pengembangan profesional guru sains harus terpadu dan terintegrasi

Tugas pengembangan profesional utamanya merupakan tanggung jawab guru secara individual, oleh karena itu seperti halnya tenaga profesional lainnya, guru diharapkan selalu mengikuti dan melakukan pengembangan profesional. Pengembangan profesional penting bagi guru sejalan dengan perubahan pada tempat kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat, dan peserta didik (NRC dalam Hamidah , 2008:16).

Sehubungan dengan pengembangan profesional guru, (Hayes dan Wendy dalam Hamidah, 2010:169) menjelaskan, apapun fokus pengembangan profesional guru, terdapat tujuh karakteristik mutu pengembangan profesional, yaitu sebagai berikut : (1) belajar yang berkelanjutan, bukan hanya merupakan seminar yang hanya dilakukan sewaktu-waktu , (2) berfokus pada peningkatan praktik di kelas dan peningkatan belajar siswa, (3) diterapkan di dalam tugas mengajar seharí-hari, tidak terpisah dari kebutuhan-kebutuhan siswa belajar, (4) berpusat pada aktivitas belajar mengajar yaitu pada perencanaan pembelajaran, evaluasi, dan

pengembangan kurikulum , (5) penanaman budaya kolegialitas yang meliputi berbagi pengetahuan dan pengalaman, (6) didukung oleh


(28)

13

pemodelan dan pembimbingan yang mengajarkan cara pemecahan masalah, (7) berbasis pada penelitian praktis melalui studi kasus, analisis dan diskusi tentang kemampuan profesional.

B.Panduan Pengembangan Silabus 1. Silabus

Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim dalam Depdiknas, 2008c): 14). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan; apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran), bagaimana cara melaksanakan (kegiatan

pembelajaran, metode, media), bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator dan penilaian) (Depdiknas, 2008b): 33). Depdiknas (2008 a):5) menjelaskan, silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan


(29)

pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potentialcurriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual(actual/real curriculum). Silabus memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak (Depdiknas, 2008 a):5). Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa yang harus

dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok

program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu (Depdiknas, 2008 a):6).

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana pembelajaran pada


(30)

15

suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Mulyasa mengartikan secara sederhana silabus sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP). Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut:

a. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut.

c. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik (Mulyasa, 2009: 190).


(31)

2. Manfaat Pengembangan Silabus

Pada dasarnya silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Depdiknas (2008 c):6) dan (Muslich, 2007:24) memiliki kesamaan pemikiran bahwa Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD.Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual.Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem

penilaian.Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.

3. Dasar Pengembangan Silabus Pembelajaran

PP No. 19 tahun 2005 Pasal 20

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil”.

Selain itu, Muclish (2007:24) mengemukakan bahwa yang bertanggung jawab mengembangkan atau menyusun silabus adalah guru kelas/mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru (KKG/ MGMP), dan Dinas Pendidikan. Penysunan silabus dilaksanakan


(32)

bersama-17

sama oleh unsur-unsur tersebut dengan memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah. Dalam hal ini guru, diharapkan memiliki kecakapan yang mumpuni dalam menggembangkan silabus yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Silabus

Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, setiap sekolah diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik serta kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh sekolah tetap dalam koridor standar pendidikan nasional, dalam pengembangannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Depdiknas (2008

c)

:16-18) menjabarkan 8 prinsip pengembangan silabus sebagai berikut: a. Ilmiah, berarti keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan; berarti cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

c. Sistematis, artinya komponen-komponen silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.


(33)

d. Konsisten, artinya adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.

e. Memadai, artinya cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD.

f. Aktual dan Kontekstual, artinya cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel, artinya keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

h. Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Mulyasa (2008:191-195) memberikan penjabaran prinsip pengembangan silabus secara lebih sederhana, meliputi 7 prinsip dasar pengembangan silabus yakni relefansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektifitas, efesiensi, konsistensi, dan memadai.

5. Langkah-langkah Penyusunan Silabus

Secara umum proses penyusunan silabus yang dikembangkan Mulyasa terdiri atas delapan langkah utama sebagai berikut:


(34)

19

a. Mengisi kolom identitas mata pelajaran yaitu ; nama sekolah, mata pelajaran, kelas , semester , dan alokasi waktu. Perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai.

b. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu sedangkan kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP.

c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran, sebagai penunjang pencapaian kompetensi dasar yang dilakukan dengan

mempertimbangkan: 1) Potensi peserta didik, 2)Relevansi dengan karakteristik daerah, 3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; 4) Kebermanfaatan bagi peserta didik, 5) Struktur keilmuan, 6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, 7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, 8) Alokasi waktu (Mulyasa, 2008: 203). d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, yang merupakan bentuk/pola

umum kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa 2 kegiatan yaitu; 1) Kegiatan tatap muka, 2) Kegiatan non tatap muka. Kegiatan pembelajaran


(35)

mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar yang mana hal ini dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.

e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi yang merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian (Mulyasa, 2008: 204).

f. Penentuan Jenis Penilaian. Dalam hal ini ada yang perlu diperhatikan dalam penilaian yaitu; 1)diarahkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi. 2) menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 3) Sistem penilaian yang berkelanjutan artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa, program remedi dan program pengayaan. 5) disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran


(36)

21

g. Menentukan Alokasi Waktu, yang didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur

kurikulum.

h. Menentukan Sumber Belajar yang berperan sebagai rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi (Mulyasa, 2008 : 2006).

6. Format Silabus

Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang disarankan secara berurut terdiri dari: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan


(37)

sistematika yang jelas.Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen

silabus.Format silabus ini sebaiknya disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan antar komponen (Depdiknas, 2008c): 23).

C. Panduan Pengembangan RPP

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan dapat menerapkan

pembelajaran secara terprogram.Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (applicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya (Muslich, 2007:53).

Berkaitan dengan definisi RPP, Mulyasa (2008:212-213) mengartikan RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan dan

memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.Perencanaan merupakan bagian penting dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik di masa sekarang maupun di masa depan.


(38)

23

Dalam implementasi KTSP, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK,KD) sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi silabus dan RPP yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. RPP yang baik yaitu yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. RPP yang baik juga

memberikan petunjuk yang oprasional tentang apa-apa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran dari awal guru masuk kekelas dan sampai akhir pembelajaran. Dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen pembelajaran yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan Penilaian Berbasis Kelas

(PBK).(Mulyasa, 2009: 201)

Depdiknas mengartikan (2008 b):19-20) bahwa perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah

direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan.


(39)

Istilah perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada waktu yang lalu dikenal istilah satuan pelajaran (SP), rencana pelajaran (RP), dan istilah-istilah sejenis lainnya. Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkandalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu)indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih (Mulyasa, 2008:212).

2. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sehubungan dengan fungsi RPP, Mulyasa (2008:217-218) menyatakan terdapat dua fungsi RPP dalam implementasi KTSP, yaitu :

a. Fungsi perencanaan artinya RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Karena itu setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik.

b. Fungsi pelaksanan, artinya untuk menyesuaikan implementasi KTSP, RPP harus disusun secara sisitematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses


(40)

25

pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dengan

kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni.

3. Dasar Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengembangan RPP, diatur dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Sisdiknas Pasal 20 yaitu:

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil”.

Merujuk pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Sisdiknas tersebut, Mulyasa (2008:212) menjelaskan bahwa guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi silabus dan RPP yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. RPP yang baik yaitu yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam kegiatan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. RPP yang baik juga memberikan petunjuk yang oprasional tentang apa-apa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran dari awal guru masuk kekelas dan sampai akhir pembelajaran.


(41)

4. Unsur Pokok dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP menurut Depdiknas (2008a):5-6) meliputi:

a. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas/kelompok belajar, semester/tingkatan, program, mata pelajaran atau tema

pelajaran, dan jumlah aktivitas pembelajaran.

b. Standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

Berikut kisi-kisi kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk menjabarkan SK, KD, dan Indikator.

Tabel 2.1. Daftar Kata Kerja Operasional Pada SK/KD, Dan Indikator untuk guru

SK KD Indikator

Membandingkan Menganalisis Mengklasifikasi Mengidentifikasi Mengoperasikan Mengkontruksi Menafsirkan Menerapkan Membuktikan Mengevaluasi Mengelola Menghitung Mendeskripsikan Menguraikan Mengurutkan Mendemonstrasikan Mensimulasikan Melafalkan Menyusun Menunjukan Menggerakan Melakukan Mensaripatikan Meragakan Menemukan Menggunakan Melaporkan Membuat Mengukur Menghitung Membedakan Menggambar Melukis (Sumber: Anwar, 2010: 94)

c. Kompetensi dasar, artinya sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan


(42)

27

d. Indikator pencapaian kompetensi, artinya adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran, yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi ajar yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

h. Metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

i. Kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu: 1)

Pendahuluan,yang merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 2) Kegiatan inti yang merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara


(43)

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3) Penutup yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian diri dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.

j. Sumber belajar yang dalam menentukannya didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

k. Penilaian hasil belajar, dalam hal ini prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

5. Prinsip-Prinsip Penyusunan (RPP)

RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasiyang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran seperti yang dikembangkan Depdiknas (2008 a):6-7) berikut:

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik


(44)

29

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut e. Keterkaitan dan keterpaduan

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator, bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkanevaluasi proses dan hasil belajar, (Depdiknas 2008c):20-21).

Pengembangan RPP menurut Mulyasa (2008:218-219) harus

memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai dan menunjang

pembentukan kompetensi dasar.Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP dalam implementasi KTSP yaitu; (a) kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, (b) rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, (c) kegiatan-kegiatan yang disusun dan


(45)

dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (d) RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya, (e) harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program disekolah, terutama apa bila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.

Dalam kaitannya dengan RPP terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, (1) Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas dan komite sekolah, (2) Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan, serta hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti. Sementara itu, pengetahuan tentang masa depan sangat terbatas sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan dalam kelas, (3) Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, sehingga dapat dipahami bahwa pengembangan rencana

pembelajaran menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritis,

pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti

memperkirakan, mempertimbangkan, menata dan memvisualisasikan. (Mulyasa, 2008:220).


(46)

31

6. Langkah-Langkah Penyusunan RPP

Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Depdiknas (2008d):21-23) menjabarkan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama

Mengisi kolom identitas; Kedua menentukan alokasi waktu yang

dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan; Ketiga, menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun; Kempat, merumuskan tujuan pembelajaran

berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan dalam hal ini lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan

indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi, dan rumusannya tidak

menimbulan penafsiran ganda; Kelima, mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus;

Keenam, menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan;

Ketujuh, merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran juga harus mencerminkan proses

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi; Kedelapan, menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan; dan Terakhir, menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, menuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar siswa, serta tindak lanjut


(47)

hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. Menyesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas, yaitu non tes seperti: penilaian hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan testertulis (paper dan pen) seperti essay, pilihan jamak, dll.

7. Format Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah memahami setiap langkah di atas, maka selanjutnya rencana pelaksanaan pembelajaran dapat disusun dengan menggunakan format RPP tertentu.

Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan Depdiknas (2008 a):24):

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester :

Alokasi Waktu : ………. x pertemuan (@ …… menit)

Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar :

Indikator :

I. Tujuan Pembelajaran


(48)

33

III. Strategi/Metode Pembelajaran

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal B. Kegiatan Inti C. Kegiatan Akhir

V. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

VI. Penilaian

D. Dasar Pengembangan RPP Biologi SMA

Untuk mengembangkan RPP yang sesuai dengan standar nasional

pendidikan, berdasarkan Permendiknas tahun 2005 nomor 19 tentang Standar Isi, menjabarkan mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya. Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


(49)

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis

4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi

5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri

6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia

7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan (Depdiknas, 2007b): 27).

Mata pelajaran Biologi di SMA / MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat


(50)

35

3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Tabel 2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Biologi SMA Semester Ganjil

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi 1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan

biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma)

2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan

2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam

kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan

2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan Kelas XI Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

1.2 Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan

1.3 Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis. 2. Memahami keterkaitan antara struktur

dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks Salingtemas

2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan

2.2 Mendeskripsikan struktur jaringan hewan Vertebrata dan mengaitkannya dengan fungsinya


(51)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia

3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

1.1 Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

1.3 Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan 2. Memahami pentingnya

proses metabolisme pada organisme

2.1 Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses metabolisme

2.2 Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

2.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein

3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

3.1 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom 3.2 Menjelaskan hubungan gen

(DNA)-RNA-polipeptida dan proses sintesis protein 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat

3.4 Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat

3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya dalam Salingtemas


(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Januari 2013 di seluruh SMA Negeri pada Kabupaten Pringsewu

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu tahun ajaran 2011/2012. Untuk menentukan subjek penelitian, digunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan subjek dimana semua anggota populasi digunakan sebagai subjek. Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka semua guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran

2011/2012 diambil sebagai subjek penelitian. Akhirnya jumlah subjek guru yang diambil adalah 15 orang, dari SMAN 1 Pringsewu, SMAN 2 Pringsewu, SMAN 1 Banyumas, SMAN 1 Sukoharjo, SMAN Gading Rejo, SMAN Pagelaran, SMAN Ambarawa, dan SMAN Adiluwih.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini disebut sebagai desain deskriptif sederhana dilakukan untuk mendapatkan informasi dan fakta tentang kemampuan guru biologi dalam mengembangkan silabus dan RPP berdasarkan Standar Nasional Pendidikan


(53)

(SNP), kemudian memberikan deskripsi kenyataan tersebut secara tersendiri tanpa dikaitkan atau dihubungkan dengan kenyataan yang lain.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Mengkaji Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Mengkaji peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Mengkaji standar kompetensi guru IPA yang terdapat dalam

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru untuk menemukan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru IPA.

d. Mengkaji panduan pengembangan silabus dan RPP yang disusun oleh Depdiknas (2008b):18-26)

e. Melakukan observasi untuk mengetahui lokasi sekolah dan meminta kesediaan guru yang bersangkutan untuk dijadikan objek penelitian . f. Menetapkan sampel penelitian, yaitu guru biologi SMA Negeri di

Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

g. Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa panduan penilaian. Panduan penilaian berupa garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.

Pada penelitian ini, panduan penilaian berdasarkan panduan pengembangan Silabus dan RPP yang disusun Depdiknas (2008b):18-24).


(54)

39

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menganilisis silabus dan RPP yang disusun guru biologi SMA Negeri Di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012

1) Mengumpulkan Silabus dan RPP yang disusun guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Silabus dan RPP diperoleh dari dokumentasi guru bersangkutan.

2) Mencermati, mengkaji, dan memberikan skor terhadap Silabus dan RPP yang disusun oleh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan panduan penilaian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

b. Mendeskripsikan kompetensi guru biologi dalam mengembangkan silabus dan RPP dengan kriteria: Tinggi, Sedang, Rendah, Kurang berdasarkan analisis data dari panduan penilaian.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yang diambil dari dokumentasi silabus dan RPP guru dengan satu SK dan KD di tiap kelas, Data diperoleh dari banyaknya jumlah tanda ceklis (√) yang diperoleh dari hasil penskoran terhadap silabus dan RPP pada hasil dokumentasi karya guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan panduan penilaian. Setiap tanda ceklis (√)


(55)

dikonfirmasi dengan skor1. Dengan demikian teknik pengumpulan data yang digunakan teknik dokumentasi.

Panduan Penilaian

Panduan Penilaian Silabus

(Modifikasi dari PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) Nama/ Inisial Responden : ……….

Sekolah tempat Bertugas : ……….

1. Identitas Silabus

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Menuliskan nama/instansi satuan pendidikan

b. Menuliskan kelas/kelompok belajar c. Menuliskan semester/tingkatan d. Menuliskan program kelas e. Menuliskan mata pelajaran f. Menuliskan alokasi waktu

Jumlah

Skor

2. Menentukan SK dan KD (ditetapkan Depdiknas)

3. Memilih Materi Pokok

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan SK/KD b. Sesuai dengan Indikator

c. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik

d. Dijabarkan menjadi Sub Materi Pokok

Jumlah

Skor

4. Merumuskan Indikator

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan SK/KD

b. Tiap KD dibuat 3 atau lebih indikator (jenuh)

c. Dirumuskan dalam bentuk

kemampuan yang terukur dan atau dapat diamati

d. Sesuai dengan perkembangan intelektual, emosional, sosial peserta didik

e. Dirumuskan dengan kata kerja operasional yang ditetapkan Depdiknas


(56)

41

Jumlah

Skor

5. Menentukan Kegiatan Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Mencerminkan Indikator pembelajaran yang harus dicapai

b. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD c. Penentuan urutan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan hirarki konsep materi pembelajaran

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung 2 unsur (kegiatan siswa dan materi) yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa

Jumlah

Skor

6. Menentukan Sumber Belajar, Media/Alat Peraga

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Relevan dengan SK/KD

b. Menggunakan sumber/media/alat peraga yang bervariasi (jika materi tidak memerlukan indicator maka dianggap “Ya” c. Relevan dengan materi pokok dan menunjang ketercapaian

indikator

d. Adanya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

Jumlah

Skor

7. Menentukan Rencana Sistem Penilaian

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Dapat mengukur KD dan indikator b. Dapat mengukur kemampuan siswa c. Dapat mengukur aspek kognitif, dan

atau afektif, dan atau psikomotor d. Sesuai dengan pengalaman/kegiatan

belajar yang ditempuh

Jumlah

Skor

8. Menentukan Alokasi Waktu

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan Prota dan Prosem b. Adanya penjabaran waktu untuk

setiap KD, Indikator, Materi Pokok c. Sesuai dengan tingkat kesulitan materi d. Sesuai dengan keluasan dan

kedalaman materi

Jumlah


(57)

Keterangan: “Ya” jika semua sesuai dengan instrumen Hasil Analisis

No Aspek Skor Kriteria Ya Tidak

1 Identitas silabus

2 Menentukan materi pokok 3 Merumuskan indikator

4 Menentukan kegiatan pembelajaran 5 Menentukan sumber belajar,

media/alat peraga

6 Menentukan rencana system penilaian

7 Menentukan alokasi waktu X ± SD

Panduan Penilaian RPP

(Modifikasi dari PP No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses)

Nama/ Inisial Responden : ………. Sekolah tempat Bertugas : ………. SK/KD yang dievaluasi :……….

1. Identitas RPP

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Menuliskan nama/instansi satuan pendidikan

b. Menuliskan kelas/kelompok belajar c. Menuliskan semester/tingkatan d. Menuliskan program kelas e. Menuliskan mata pelajaran f. Menuliskan alokasi waktu

Jumlah

Skor

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan SK, KD, dan indikator b. Rumusan jelas, tidak menimbulkan

tafsiran ganda

c. Rumusan lengkap, terdiri dari peserta didik, tingkah laku yang diperlukan, kondisi yang diberikan untuk mencapai derajat ketercapaian tujuan d. Tujuan diurutkan secara hierarki

sesuai struktur keilmuan

Jumlah


(58)

43

3. Merumuskan Indikator

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Berpedoman pada indicator dalam silabus

b. Tiap KD dibuat 3 atau lebih indikator (jenuh)

c. Dirumuskan dalam bentuk kemampuan yang terukur dan atau dapat diamati d. Sesuai dengan perkembangan intelektual,

emosional, social peserta didik e. Dirumuskan dengan kata kerja

operasional yang ditetapkan Depdiknas

Jumlah

Skor

4. Menentukan Materi Ajar

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Berpedoman pada bahan yang tercantum dalam silabus b. Memperhatikan keluasan dan

kedalaman materi

c. Dituliskan secara sistematik d. Kesesuaian dengan kemampuan dan

kebutuhan siswa

e. Materi ajar memuat fakta,dan atau konsep, dan prosedur yang relevan

Jumlah

Skor

5. Merumuskan Metode Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Sesuai dengan bahan yang diajarkan c. Sesuai dengan waktu yang tersedia d. Sesuai dengan media dan sumber belajar

yang tersedia

e. Memungkinkan keterlibatan siswa secara optimal

Jumlah

Skor

6. Menyusun Langkah-Langkah Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Mencantumkan langkah pembukaan, inti, penutup secara rinci

b. Memuat rincian aktifitas siswa dan guru

c. Sesuai dengan langkah-langkah metode/model pembelajaran yang dipilih


(59)

Jumlah

Skor

7. Merumuskan Pelaksanaan Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Mengkondisikan situasi kelas seperti mengecek kesiapan media, dan atau sumber belajar, dan atau perlengkapan belajar

b. Mengecek kehadiran siswa c. Menyampaikan judul materi yang

akan dipelajari (lisan,dan atau tulisan) d. Menyampaikan tujuan secara lisan,dan

atau tulisan

e. Memberikan apersepsi yang sesuai dengan materi ajar, dan dilakuakn dengan meminta partisipasi siswa f. Memberikan motivasi berupa

pemahaman manfaat materi yang dipelajari

Jumlah

Skor

B. Kegiatan Inti

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Pembelajaran dilakukan secara interaktif dan atau inspiratif, dan atau menyenangkan, dan atau menantang, dan atau memotivasi siswa.

b. Pembelajaran dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, konfirmasi c. Bahan yang disajikan benar, tidak

menyimpang dari materi ajar d. Memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat dan minat serta

perkembangan siswa

Jumlah

Skor

C. Kegiatan Penutup

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Membimbing siswa membuat kesimpulan

b. Melakukan penilaian dan atau refleksi c. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran d. Memberikan tindak lanjut


(60)

45

pertemuan berikutnya

Jumlah

Skor

8. Menentukan Sumber/ Media Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sumber/media sesuai berpedoman pada silabus

b. Sumber/media pembelajaran sesuai dengan tujuan

c. Relevan dengan kebutuhan dan kondisi siswa serta mudah dipahami d. Penggunaan sumber/media

pembelajaran bervariasi

Jumlah

Skor

9. Menentukan Alokasi Waktu

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

b. Mendistribusikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran secara rinci

c. Sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi d. Menggunakan sebagian kecil waktu (10 menit) untuk

pendahuluan; sebagian besar untuk inti; dan sebagian kecil (5-10 menit) untuk penutup

Jumlah

Skor

10.Menentukan Alat Penilaian

AspekPenilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan SK,KD, dan indikator b. Strategi penilaian bervariasi sehingga

tersedia berbagai jenis informasi c. Tersedia langkah-langkah pemberian

nilainya

d. Soal evaluasi/instrument dicantumkan dalam RPP

Jumlah

Skor

Keterangan: “Ya” jika semua sesuai dengan indikator

Hasil Analisis

No Aspek Skor Kriteria Ya Tidak

1 Identitas silabus

2 Menentukan materi pokok 3 Merumuskan indikator

4 Menentukan kegiatan pembelajaran 5 Menentukan sumber belajar,


(61)

6 Menentukan rencana system penilaian

7 Menentukan alokasi waktu X+ SD

Panduan Penilaian Kesesuaian antara Silabus dan RPP

(Modifikasi PP No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) Nama/ Inisial Responden :

Sekolah tempat Bertugas :

SK/KD yang dievaluasi :

No Indikator Kompetensi Ya Tidak Keterangan

1 Materi Ajar

2 Indikator Pencapaian Kompetensi

3 Kegiatan Pembelajaran

4 Sumber, Media/alat Belajar

5 Sistem Penilaian

6 Alokasi Waktu

Jumlah

Skor

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif penelitian menggunakan panduan penilaian dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Skor kemampuan guru dalam mengembangkan Silabus dan RRP Biologi SMA serta kesesuaian antara Silabus dan RPP ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kemampuan = x 100

Menurut Arikunto (2010:386) , untuk menafsirkan persentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76 - 100 = Tinggi 56 - 75 = Sedang 40 - 55 = Rendah 0 - 39 = Kurang


(62)

60

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata Kemampuan guru biologi SMA Negeri Di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan Silabus secara umum pada tiap indikator

kompetensi termasuk dalam kriteria tinggi.

2. Rata-rata Kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan RPP secara umum pada tiap indikator kompetensi berada dalam kriteria tinggi.

3. Tingkat kesesuaian antara silabus dengan RPP yang dikembangkan oleh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu termasuk dalam kriteria tinggi.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dalam memperbaiki kekurangan dalam penilitian ini adalah:

1. Agar lebih akurat dalam mengetahui keabsahan Silabus dan RPP yang dikembangkan guru biologi Pringsewu, sebaiknya data yang diambil tidak hanya dari dokumentasi saja. Tetapi data diperoleh juga dari hasil karya


(63)

responden secara langsung, sehingga dapat diobservasi proses responden dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi.

2. Analisis data sebaiknya tidak hanya berdasarkan pengembangan satu SK/KD saja, melainkan beberapa SK/KD. Agar dapat dibandingkan pengembangan Silabus antara satu SK/KD dengan SK/KD berikutnya berdasarkan hierarki keilmuan, sehingga deskripsi yang dijabarkan memiliki landasan yang kuat dan bervariasi.


(64)

62

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. 2010. Perencanaan Sistem Pembelajaran.Alfabeta.Bandung Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA/MA. BSNP. Jakarta

_____. 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta.

Depdiknas. 2003a). Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2003b). Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta _________. 2005a). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2005b). Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2007 a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Isi. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2007 b). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA dan Biologi. Depdiknas. Jakarta

_________. 2008a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar isi Pendidikan Tentang Kesataraan Program Paket A, Program Paket B, Program Paket C. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2008b). Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam KTSP. Depdiknas, Jakarta.


(65)

Hamidah. 2008. Kompetensi Guru. Bumi Aksara.Jakarta.

Muslich. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung


(1)

pertemuan berikutnya

Jumlah

Skor

8. Menentukan Sumber/ Media Pembelajaran

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sumber/media sesuai berpedoman pada silabus

b. Sumber/media pembelajaran sesuai dengan tujuan

c. Relevan dengan kebutuhan dan kondisi siswa serta mudah dipahami d. Penggunaan sumber/media

pembelajaran bervariasi

Jumlah

Skor

9. Menentukan Alokasi Waktu

Aspek Penilaian Ya Tidak Keterangan

a. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

b. Mendistribusikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran secara rinci

c. Sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi d. Menggunakan sebagian kecil waktu (10 menit) untuk

pendahuluan; sebagian besar untuk inti; dan sebagian kecil (5-10 menit) untuk penutup

Jumlah

Skor

10.Menentukan Alat Penilaian

AspekPenilaian Ya Tidak Keterangan

a. Sesuai dengan SK,KD, dan indikator b. Strategi penilaian bervariasi sehingga

tersedia berbagai jenis informasi c. Tersedia langkah-langkah pemberian

nilainya

d. Soal evaluasi/instrument dicantumkan dalam RPP

Jumlah

Skor

Keterangan: “Ya” jika semua sesuai dengan indikator

Hasil Analisis

No Aspek Skor Kriteria

Ya Tidak

1 Identitas silabus

2 Menentukan materi pokok 3 Merumuskan indikator

4 Menentukan kegiatan pembelajaran 5 Menentukan sumber belajar,


(2)

X

Panduan Penilaian Kesesuaian antara Silabus dan RPP

(Modifikasi PP No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses)

Nama/ Inisial Responden :

Sekolah tempat Bertugas :

SK/KD yang dievaluasi :

No Indikator Kompetensi Ya Tidak Keterangan

1 Materi Ajar

2 Indikator Pencapaian Kompetensi

3 Kegiatan Pembelajaran

4 Sumber, Media/alat Belajar

5 Sistem Penilaian

6 Alokasi Waktu

Jumlah

Skor

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif penelitian menggunakan panduan penilaian dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Skor kemampuan guru dalam mengembangkan Silabus dan RRP Biologi SMA serta kesesuaian antara Silabus dan RPP ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kemampuan = x 100

Menurut Arikunto (2010:386) , untuk menafsirkan persentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76 - 100 = Tinggi 56 - 75 = Sedang 40 - 55 = Rendah 0 - 39 = Kurang


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata Kemampuan guru biologi SMA Negeri Di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan Silabus secara umum pada tiap indikator

kompetensi termasuk dalam kriteria tinggi.

2. Rata-rata Kemampuan guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam mengembangkan RPP secara umum pada tiap indikator kompetensi berada dalam kriteria tinggi.

3. Tingkat kesesuaian antara silabus dengan RPP yang dikembangkan oleh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu termasuk dalam kriteria tinggi.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dalam memperbaiki kekurangan dalam penilitian ini adalah:

1. Agar lebih akurat dalam mengetahui keabsahan Silabus dan RPP yang dikembangkan guru biologi Pringsewu, sebaiknya data yang diambil tidak hanya dari dokumentasi saja. Tetapi data diperoleh juga dari hasil karya


(4)

2. Analisis data sebaiknya tidak hanya berdasarkan pengembangan satu SK/KD saja, melainkan beberapa SK/KD. Agar dapat dibandingkan pengembangan Silabus antara satu SK/KD dengan SK/KD berikutnya berdasarkan hierarki keilmuan, sehingga deskripsi yang dijabarkan memiliki landasan yang kuat dan bervariasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. 2010. Perencanaan Sistem Pembelajaran.Alfabeta.Bandung Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

Mata Pelajaran Biologi SMA/MA. BSNP. Jakarta

_____. 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007

Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

BSNP. Jakarta.

Depdiknas. 2003a). Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2003b). Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta _________. 2005a). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2005b). Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2007 a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Isi. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2007 b). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA dan Biologi.

Depdiknas. Jakarta

_________. 2008a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar isi Pendidikan Tentang Kesataraan Program Paket A, Program Paket B, Program Paket C. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2008b). Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Dalam KTSP. Depdiknas, Jakarta.


(6)

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung