10
2. Klasifikasi Anak Tunalaras
Menurut Wardani, dkk. 2007: 29, mengatakan bahwa anak tunalaras dapat dikelompokan atas tingkah laku yang beresiko tinggi dan beresiko
rendah dan yang bersesiko tinggi, yaitu hiperaktif, agresif, pembangkang, deliquensi dan anak yang menarik diri dari lingkungan sosial, sedangkan
yang beresiko rendah yaitu, autism dan skizofrenia. Secara umum anak tunlaras menunjukan ciri-ciri tingkah laku yang ada persamaannya pada
setiap klasifikasi, yaitu kekacauan tingkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa dan agresif.
Menurut Edi Purwanta 2005: 118-121, mengelompokkan perilaku menyimpang anak tunalaras dalam empat dimensi perilaku menyimpang
yaitu sebagai berikut : a.
Conduct disorder, Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau atau anak yang tidak mampu mengendalikan diri. mengacu pada
perilaku anak yang melawan peraturan, hiperaktif, merusak milik orang lain, berkelahi, memukul, menyerang, mencuri, cepat marah, mudah
terganggu perhatiannya,dll
b. Socialized aggression, yaitu perilaku agresi yang dilakukan secara
berkelompok. Perilaku yang masuk dalam dalam dimensi kelompok ini adalah anak senang berteman dengan anak-anak jahatlainnya, mencuri
secara berkelompok, menjadi anggota geng, suka membolos, senag pergi dari rumah dll.
c. Anxiety-withdrawl, disebut juga personality problem, yaitu anak yang
mengalami problem kepribadian. Perilaku anak yang termasuk dalam dimensi ini adalah anak yang cemas, takut, tegang, menarik diri, terlalu
sensitif, kurang percaya diri, sangat tertutup, merasa rendah diri. Dll
d. Immaturity atau Inadequacy, yaitu kelompok perilaku yang menunjukan
sikap kurang dewasa atau kurang matang. Bebrapa perilaku yang masuk dalam dimensi ini antara lain kemampuan dalam memperhatikan pendek,
tidak dapat berkonsentrasi, kaku, pasif, mudah jemu atau bosan, tidak memiliki keamauan keras, ceroboh, tidak rapi dll.
11 Menurut Mohammad Efendi 2006: 146 sebagaimana jenis ketunaan
yang lain, anak yang dikategorikan berkelainan perilaku tunalaras dapat dikelompokkan dalam jenjang, mulai jenjang sangat ringan sampai sangat
berat. Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan intensitas berat ringannya ketunalarasan:
a. Besar kecilnya gangguan emosi. Makin dalam perasaan negatif, makin
berat penyimpangan
b. Frekuensi tindakan. Semakin sering dan kurangnya penyesalan setelah
melakukan perbuatan yang tidak baik, dianggap makin berat penyimpangannya
c. Berat ringan kejahatan yang dilakukan. Disesuaikan dengan peraturan
hukum pidana
d. Tempat dan situasi pelanggaran atau kenakalan dilakukan. Dianggap
berat jika berani melakukannya di lingkungan masyarakat
e.
Mudah sukarnya dipengaruhi untuk bertingkah laku baik.
f. Tunggal atau gandanya ketunaan yang dialami. Jika mempunyai
ketunaan lain, masuk dalam kategori berat dalam pembinaannya.
Berdasarkan klasifikasi anak tunalaras di atas, maka dalam penelitian ini anak tunalaras merupakan anak tunalaras tipe hiperaktif, yang secara
umum anak tunalaras tipe hiperaktif menunjukkan ciri-ciri tingkah laku yang ada persamaannya pada setiap klasifikasi yaitu kekacauan tingkah
laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa, dan agresif.
3. Karakteristik Anak Tunalaras