PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

(1)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR

MODAL PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014)

THE INFLUENCE OF FIRM SIZE, PROFITABILITY, LIKUIDITY, AND STRUCTURE ASSETS TO STUCTURE CAPITAL

(Study the manufacturing company listed in Indonesia stock exchange period 2010-2014)

SKRIPSI

Oleh:

Dewi Mar’atus solihah 20120410193

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i 2014)

THE INFLUENCE OF FIRM SIZE, PROFITABILITY, LIKUIDITY, AND STRUCTURE ASSETS TO STUCTURE CAPITAL

(Study the manufacturing company listed in Indonesia stock exchange period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Dewi Mar’atus solihah

20120410193

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Dewi Mar’atus Solihah NIM : 20120410193

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2014)”tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 05 Agustus 2016


(4)

iii

“Barang siapa menginginkan kebahagian didunia dan diakhirat, maka haruslah memiliki banyak ilmu”

(HR. Ibnu Asakir)

“Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak”

“Hanya dibutuhkan sebuah senyum untuk menyembunyikan satu juta air

mata”

“Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan”

“Harapan kosong itu lebih menyakitkan daripada kenyataan yang pahit sekalipun”


(5)

iv

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulilah, terimakasih untuk Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu. Atas

karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan

Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk sosok malaikat bagiku, skripsi ini kupersembahkan untuk ibu Rodsiati. Terimakasih atas semangat dan doa yang selalu kau lantunkan dalam sholatmu, terimakasih sudah dari pendengar yang baik atas semua

keluhku dan solusi yang kau berikan

Untuk sosok yang selalu menjadi panutanku, yang selalu mengarariku arti hidup. Bapak M. Maksudi, skripsi ini kupersembahkan untukmu. Terimakasih atas dukungan moril dan materil, terimakasih atas

diskusi-diskusi tentang semua.

Buat personil geng’s DIFA (indah paramita kumawo udah jadi malaikat skripsi gope, Faridatul CTA dan Siti Arafat Jalil), makasih yah sudah menjadi sahabat yang baik, terimakasih atas dukungannya dan kegilaannya. Kita selamanya pea. Love u all

Untuk kakakku terimakasih telah menjadi kakak terbaik, terimakasih telah menjadi orang tua pengganti selama di jogja, terimakasih atas jawaban semua pertanyaanku, terimakasih juga dukungan secara materil.

Untuk ibu Alien Akmali yang telah membimbing saya dengan baik. Terimakasih dan minta maaf atas kesalahannya.


(6)

v

Untuk dede sakia ,fadil dan ipul makasih udah menjadi ponakan yang super jail. Love you Untuk dosen-dosen di manajemen yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu terimakasih untuk semangat dan ilmu yang telah diberikan. Untuk kelas E Manajemen 2012, yang tak bisa disebutkan satu per satu makasih atas kebersamaannya baik susah maupun kesenangan selama ini. Untuk para staff dan karyawan yang telah membantu kelancaran skripsi.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2014)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyarata dalam memperoleh gelar Sarjana Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat arahan, bimbingan, petunjuk, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang mendalam kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Retno Widowati, P.A, M. Si., Ph. D. selaku pimpinan Prodi Manajemen. 4. Ibu Alien Akmali, S.E.,M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak mencurahkan tenaga, pikiran dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi.


(8)

vii

6. Bapak dan Ibu serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis serta doa untuk keberhasilan penulis.

7. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sebagai kata akhir, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini

Yogyakarta,05 Agustus 2016


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PENYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

INTISARI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian... 7

D.Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(10)

ix

a. Ukuran perusahaan ... 15

b. Profitabilitas ... 18

c. Likuiditas ... 19

d. Struktur aktiva ... 24

B.Penelitian Terdahulu ... 26

C.Rumusan Hipotesis ... 27

1. Ukuran perusahaan ... 27

2. Profitabilitas ... 29

3. Likuiditas ... 30

4. Struktur aktiva ... 31

D.Model Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A.Objek Penelitian ... 34

B.Jenis Data ... 34

C.Teknik pengambilan Sampel ... 34

D.Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

1. Struktur modal ... 35

2. Ukuran perusahaan ... 36


(11)

x

4. Likuiditas ... 36

5. Struktur aktiva ... 37

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A.Gambaran UmumObjek Penelitian ... 45

B.Hasil Uji Kualitas Data ... 46

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Uji Asumsi Klasik ... 47

C.Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 52

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 62

A.Simpulan... 62

B.Saran ... 63

C.Keterbatasan Penelitian ... 64


(12)

xi

Lampiran 2. Data sempel penelitian DER, SIZE dan ROE ... 71

Lampiran 3. Data sempel penelitian CR dan TA ... 91

Lampiran 4. Model Penelitian ... 111

Lampiran 5. Proses Seleksi Data ... 112

Lampiran 6. Output Analisis Statistik Deskriptif dan Output Uji Normalitas . 113 Lampiran 7. Hasil Uji Autokorelasi Sebelum dan sesudah Theil-Nagar ... 114

Lampiran 8. Hasil Uji Multikolinearitas Dan Hasil Uji Heteroskedastisitas .. 115


(13)

xii

DAFTAR TABEL

4.1 Proses Seleksi Sampel ... 45

4.2 Statistik Deskriptif ... 46

4.3 Uji Normalitas ... 48

4.4 Uji Autokorelasi sebelum Theil-Nagar ... 50

4.5 Uji Autokorelasi sesudah Theil-Nagar ... 50

4.6 Uji Multikolonearitas ... 51

4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 52

4.8 Hasil uji regresi berganda ... 53

4.9 Uji F ... 55


(14)

(15)

(16)

(17)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva terhadap struktur modal. Data yang di analisis adalah laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri dari 114 perusahaan periode 2010-2014, perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 15,0. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisi regresi berganda.

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan size, variabel profitabilitas diukur dengan ratio on equity, variabel likuiditas diukur dengan curren ratio dan struktur aktiva diukur dengan TA serta struktur modal diukur menggunakan harga penutupan atau debt equity ratio.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan, Profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Serta, Likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Serta, dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Ukran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Aktiva dan Struktur Modal.


(18)

and asset structure of the capital structure. The data in the analysis is the annual report and financial statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-214. The number of samples in this study consisted of 114 companies during the 2010-2014 period, The company selected using purposive sampling method. The analytical tool used was SPSS version 15.0. The statistical method used to test the hypothesis is multiple regression analysis.

Variables measured by size of companies size, profitability variables is measured by a ratio on equity, liquidity and variables measures by current ratio and the structure of assets is measured by TA and capital structure are measured using debt equity ratio.

The result showed that the variable of company size, profitability, liquidity and asset structure and significant effect on the capital structure. As well, the dividend a significant negative effect on stock price.

Keyword: Size Company, Profitability, Liquidity, Asset Structure and Capital Structure.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi dunia usaha, karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Pendanaan dapat berasal dari internal perusahaan atau eksternal perusahaan. Pendanaan internal dapat berupa laba ditahan serta depresiasi. Sedangkan dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur, pemegang surat utang (bondholders).

Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri, sedangkan pemenuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan penentuan proporsi hutang menjadi penting karena berkaitan dengan kepentingan pemegang saham (pihak principal). Hal ini sejalan dengan teori keuangan modern menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gitman, 2003).

Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya selain juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan porsi hutang (leverage), maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan risiko keuangan dan konsekuensinya, sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak. Manajer tidak sepenuhnya


(20)

mendanai perusahaannya dengan modal sendiri, tetapi juga disertai pengguanaan hutang karena perimbangan atas manfaat pengurangan pajak yang ditimbulkan.

Suatu perusahaan dalam permulaan usahanya akan memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan pemenuhan sumber dari internal perusahaan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada pihak luar. Sesudah usaha yang dijalankan ini berkembang, perusahaan dituntut untuk mencari alternatif pendanaan dari sumber yang lain, dan dalam hal ini dari luar perusahaan (sumber eksternal). Perusahaan dalam mengguanakan sumber eksternal akan terlebih dahulu memilih penggunaan hutang, baik itu jangka pendek ataupun jangka panjang sebelum menerbitkan saham. Hal ini sesuai dengan packing order theory yang dikemukakan oleh (Myers dan Majluf, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004 ). Packing order theory (POT) menyatakan bahwa “penentuan sumber modal yang optimal didasarkan pada keputusan pendanaan secara hierarki berdasarkan biaya modal yang paling murah yang bersumber pada sumber dana internal (profit) sampai pada sumber dana eksternal (hutang dan saham).

Struktur modal merupakan perbandingan atau perimbangan anatara modal asing dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Struktur modal (capital structure) sangat penting dalam membiayai opersional perusahaan. Struktur modal terkait erat dengan struktur keuangan, menurut (Weston dan Copeland, 2010) “ struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada sisi kanan neraca yang terdiri


(21)

3

dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham, sedangkan srtuktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya sebagian dari struktur keuangan’’. Didalam menentukan struktur modal yang optimal, ada beberapa faktor mikro perusahaan yang dapat mempengaruhinya, seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, struktur aktiva dan sebagainya.

Ukuran perusahaan, menurut (Moeljadi, 2006) berpendapat bahwa “suatu perusahaan yang berukuran besar lebih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan dengan perusahaan kecil”. Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran perusahaan yang besar, dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Dalam beberapa penelitian, kemampuan finansial perusahaan dilihat dari berbagai sisi, yaitu dilihat dari penjualan bersih atau jumlah aktiva yang diminati oleh perusahaan.

Perusahaan kecil akan cenderung untuk biaya modal sendiri dan biaya hutang jangka panjang lebih mahal dari pada perusahaan besar. Perusahaan kecil akan cenderung menyukai hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang karena biaya lebih rendah. Demikian juga dengan


(22)

perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat (Raharjdo dan Hartantiningrum, 2006).

Rasio profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan kemampuan perusahaan untuk memnghasilkan laba dari berbagai aktifitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Brigham dan Huston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunganakan hutang relatif kecil. Perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung mendanai investasinya dengan laba ditahan daripada pendanaan dengan hutang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internaldari pada eksternal perusahaan. Penggunaan dana internal lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber dari eksternal. Selain itu, apabila laba ditahan tambah rasio hutang dengan akan sendirinya akan menurun, dengan asusmsi bahwa perusahaan tidak menambah jumlah hutang.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja suatu perusahaan. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi mampu membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, sedangkan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah akan menurunkan kepercayaan kreditor untuk memberikan pinjaman modal pendanaan jangka pendek, dengan kata lain


(23)

5

berkurangnya utang jangka pendek berakibat menurunnya proporsi modal eksternal dalam struktur modal.

Struktur aktiva yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang menggambarkan proporsi total property plant and equitment yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva perusahaan (tangibility). Tujuan dari perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar porsi property plant and equitment yang dapat dijadikan perusahaan sebagai jaminan atas pinjaman yang dilakukannya (Margaretha dan Sari, 2005). semakin tinggi tingkat struktur aktiva perusahaan menunjukan semakin tinggi kemampuan perusahaan mendapatkan jaminan hutang jangka panjang. Perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi cenderung menggunakan pendanaan dari luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya.

Struktur aktiva merupakan variable yang penting dalam keputusan pendanaan perusahaan, karena aktiva tetap menyediakan jaminan (collateral)

bagi pihak kreditur. Struktur aktiva juga dapat mempengaruhi fleksibilitas perusahaan dalam menentukan alternatif pendanaan eksternal karena dianggap memiliki tingkat risiko kebangkrutan yang relatif rendah dari pada perusahaan dengan rasio aktiva yang rendah. Hal ini dikemukakan oleh (Wahidadwati, 2002) sehubungan dengan akses perusahaan di dalam pasar modal.

Selain hal di atas, investor dalam melakukan investasi hendaknya juga melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modalnya. Perusahaan yang mampu mengelola struktur modalnya dengan baik akan


(24)

menarik minat investor. Apabila investor tertarik, mereka akan melakukan investasi pada perusahaan tersebut dengan membeli sahamnya di pasar modal. Harga saham di pasar modal ditentukan oleh kekuatan pasar dalam aksi jual-beli. Meningkatnya harga saham suatu perusahaan, akan berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan yang ditunjukan dengan harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, mengingat pentingnya informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besar hutang yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lia, 2010. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam beberapa hal variabel yang baru dimasukan adalah variabel likuiditas yang mengacu pada penelitian Septiono, 2010. Semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik perusahaan tersebut dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, dengan likuidnya suatu perusahaan, maka investor tidak akan takut mengalami gagal bayar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang muncul pada penelitian ini dapat dirumuskan dengan:

1. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal? 2. Apakah terdapat pengaruh profitabilatas terhadap struktur modal? 3. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap struktur modal?


(25)

7

modal?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang tersebut, disusun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap struktur modal, 2. Menguji pengaruh variabel profitabilitas perusahaan terhadap srtuktur

modal,

3. Menguji pengaruh variabel likuiditas perusahaan terhadap struktur modal, 4. Menguji pengaruh variabel struktur aktiva perusahaan terhadap struktur

modal.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian dapat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Bagi pengusaha, memberi informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur finansial perusahaan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan penggunaan dana perusahaan.

b. Bagi investor dan calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham dengan melihat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur finansial suatu perusahaan.


(26)

memberikan petunjuk tentang pentingnya struktur finansial didalam menentukan kebijakan

2.Manfaat praktik

Penelitian ini diharapkan mempermudah para investor untuk mengerti dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal dan nilai perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang menarik dan menjadi salah satu masukan dalam mempertimbangakan keputusan investasi.


(27)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI

1. Struktur Modal

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri (Riyanto, 2010). Struktur modal yang baik dan optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya dan menyeimbangkan risiko dengan tingkat pengembalian. Hal ini didukung oleh pendapat yang menyatakan bahwa ”struktur modal yan dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal yang baik” (Husnan, 2010). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis fundamental yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan


(28)

trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001). 2. Teori struktur modal

a. Teori Modigliani Dan Miller

Banyak penelitian yang mencoba menjelaskan tentang perilaku organisasi dalam keputusan berkaitan dengan struktur modalnya guna merumuskan struktur modal yang paling optimal. Struktur modal merupakan bauran antara proporsi sumber dana eksternal yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri (Musyafikin, 2005). Modigliani-Miller (1958) dalam artikelnya mengemukakan bahwa nilai suatu perusaan akan meningkat dengan meningkatnya (debt equity ratio) karena adanya efek dari corporate tax rate shielt.

Teori strukrur modal modern dimulai oleh Franco Modigliani dan Merton H. Miller pada tahun 1958. Modigliani-Miller (MM, 1958 dalam Frensidy, 2008) menyatakan bahwa rasio hutang tidak relevan dan tidak ada struktur modal yang optimal. Nilai perusahaan bergantung pada arus kas yang akan dihasilkan dan bukan pada rasio hutang dan ekuitas. Inti


(29)

11

dari teori ini adalah tidak ada rasio hutang yang optimal dan rasio hutang tidak menjelaskan nilai perusahaan. Asumsi yang digunakan dalan teori ini adalah tidak ada pajak, tidak ada simetri informasi, dan tidak ada biaya transaksi.

Namun, teori ini dianggap kurang relevan karena adanya pengaruh pajak penghasilan atas penggunaan hutang, kondisi pasar dengan asimetri informasi, serta biaya transaksi dalam pasar modal yang tidak dimasukan ke dalam teori MM ini (Frensidy, 2008). Sisi positif dari hutang adalah hutang menurunkan biaya keagenan (agency cost)

ekuitas. Pengguna hutang juga akan mendisiplinkan manajer untuk tidak sembarangan menggunakan aktiva perusahaan untuk kepentingannya, karena pengawasan oleh kreditur biasanya jauh lebih ketat dan efektif daripada pengawasan para pemegang saham di luar perusahaan dengan informasi yang relatif terbatas (Hartono, 2004).

b. pecking Order Theory

Model lain dari struktur modal dikemukakan oleh Myers dan Maljuf dalam pecking order theory (POT) pada tahun 1984. Secara ringkas, POT menyatakan bahwa keputusan pendanaan perusahaan memiliki suatu hierarki. Perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal yaitu laba ditahan dan depresiasi terlebih dahulu, dari pada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Hanya jika perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai, maka dana eksternal akan dipilih sebagai dana alternatif. Jika


(30)

dana eksternal dibutuhkan maka perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan hutang daripada ekuitas (Siregar, 2005).

Dalam teori POT terdapat beberapa asumsi yang digunakan (Mayansari,2001), yaitu:

1) Perusahaan cenderung memilih pendanaan internal terlebih dahulu (laba ditahan dan depresiasi) sehingga dana eksternal (hutang dan saham) menjadi alternatif terakhir,

2) Jika perusahaan menggunakan dana eksternal maka pemilihan dilakukan berjenjang dimulai dari paling aman sampai yang paling berisiko. Seperti mulai dari sekuritas hutang, obligasi konversi, saham preferen, dan terakhir dari saham biasa,

3) Kebijakan dividen yang ketat dimana pihak manajemen akan menetapkan jumlah pembayaran dividen dan target dividend payout ratio (DPR) yang konstan dan dalam periode tertentu jumlah pembayaran dividen tidak akan berubah baik perusahaan tersebut untung maupun rugi,

4) Dalam mengantisipasi kekurangan atau kelebihan dari persediaan arus kas dengan adanya kebijakan dividen dan fluktuasi dari tingkat keuntungan dan kesempatan investasi, maka jika kurang pertama kali perusahaan akan mengambil dari portofolio investasi lancar yang tersedia.

Ada empat alasan yang mendasari Myers dalam pecking order theory memprediksikan perusahaan lebih mengutamakan hutang dari


(31)

13

pada modal sendiri saat pendanaan eksternal dibutuhkan (Siregar, 2005), yaitu:

1) Pasar menderita kerugian karena adanya asimetri informasi antara manajer dan pasar. Manajemen cenderung tertarik untuk menerbitkan saham baru saat overpriced seadangkan penerbitan saham baru akan menyebabkan harga saham mengalami penurunan, 2) Hutang dan saham sama-sama membutuhkan biaya transaksi bagi perusahaan. Namun, biaya transaksi hutang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan saham,

3) Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan sekuritas hutang. Manfaat pajak ini diperoleh oleh perusahaan karena adanya biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak,

4) Kontrol manajemen, dalam hal ini insider ownership, yaitu pemilikan oleh manajemen dapat dipertahankan apabila perusahaan menerbitkan sekuritas hutang.

c. trade-off Theory

Trade-Off Theory menyatakan bahwa ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang penting adalah dengan semakin tinggi hutang, maka semakin tinggi tingkat kebangkrutan. Kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar hutang karena bunga yang semakin besar bias jadi


(32)

pemberi pinjaman akan membangkrutkan perusahaan tersebut jika tidak bias membayar hutang (Hanafi, 2004).

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan berpengaruh secara langsung terhadap posisi keuangan perusahaan dan akan pula mempengaruhi nilai perusahaan yang akan tercermin pada harga saham perusahaan. Pemahaman terhadap kegiatan pendanaan akan memberi latar belakang terhadap pemahaman kondisi keuangan perusahaan yang lebih baik, maka dari itu penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan pengaruh faktor mikro (ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva) terhadap struktur modal. d. Trade-Off Hypothesis

Marsh (1982) dalam Joni dan Lina ( 2010), mengembangkan teori yang dikemukan oleh Modigliani dan Miller. Teori ini menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target rasio hutang yang optimal. Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang. Secara prinsip, perusahaan membutuhkan pendanaan ekuitas baru apabila rasio hutang tersebut dibawah target. Perusahaan tidak akan nilai optimal apabila semua pendanaan adalah hutang atau jika tidak ada hutang sama sekali.

Hutang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajak, sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya


(33)

15

hukum, biaya keagenan, dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan (Siregar, 2005). Sedangkan nilai optimal adalah titik yang menunjukan manfaat pajak atas setiap tambahan hutang sama besarnya dengan kenaikan biaya kebangkrutan atas penambahan hutang tersebut.

Namun teori ini memiliki kelemahan, yaitu adanya asimetri informasi dan besarnya biaya untuk melakukan subtitusi hutang ke ekuitas atau ekuitas ke hutang. Trade-off mengamsusikan bahwa investor dan manajemen meiliki informasi yang sama. Hal ini dapat diterima karena sulit bagi investor untuk mendapatkan informasi dengan porsi yang sama dengan pihak manajemen.

3. Faktor yang mempengaruhi struktur modal a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari pada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001). Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan

inventory cotrol ability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin, 2002).


(34)

Sedangkan menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi usahanya dengan efektif dan efisien.

Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasi yang diukur dalam satuan rupiah. Dalam sisi perencanaan, penjualan direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh perusahaan. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga


(35)

17

semakin kecil. Jadi konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan digunakan.

Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Menurut (Riyanto, 1995), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan


(36)

lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.

Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikkan struktur modal adalah penelitian yang dilakukan Sekar dkk, 2011).

b. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh (Husnan, 2001) bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan


(37)

19

keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Sedangkan menurut (Michell dan Megawati, 2005) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

(profit) yang akan menjadi dasar pembagian deviden perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan menggunakan dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitasnya kecil. Dengan laba ditahan yang tinggi, perusahaan akan lebih cenderung menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Seperti yang dijelaskan dalam pecking order theory bahwa perusahaan yang mempunya tinggkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunya tingkat hutang yang lebih rendah. Karena perusahaan lebih menyukai pendanaan dari dalam (laba ditahan) dibanding dengan pendanaan dari luar perusahaan.

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efesien sehingga mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi.

c. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas,


(38)

bahwa dengan menghubungkan setiap elemen dari berbagai aktiva dan passiva dalam neraca pada suatu saat tertentu, maka akan diperoleh gambaran mengenai keadaan financial suatu perusahaan. Dalam neraca tersebut menggambarkan nilai aktiva, hutang dan modal pada suatu saat tertentu, sedangkan laporan laba rugi menggambarkan hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Melalui laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan likuiditas dan profitabilitas suatu perusahaan.

Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aktiva lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi yang berupa hutang-hutang lancar.

Makin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan hutang lancar, maka makin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Dan sebaliknya apabila jumlah aktiva lancar lebih kecil daripada hutang lancar, berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid.

Beberapa penulis mengemukakan batasan pengertian rasio likuiditas antara lain dalam buku Analisa Laporan Keuangan, (Horne,


(39)

21

1999) mengemukakan rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Kemudian menurut J. Fred Weston, dalam bukunya Dasar-Dasar Laporan Keuangan, (Weston, 1992), diterjemahkan oleh Jaka Wasana, mengemukakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban bila jatuh tempo. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat likuiditas yang baik apabila tingkat likuiditas berada di atas standar 1 : 1. Dengan mementukan tingkat likuiditas yang baik merupakan suatu tindakan hati-hati dari perusahaan dalam mengantisipasi suatu keadaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan memegang peranan yang penting dan dapat menjadi perhatian utama apabila perusahaan mengadakan analisis finansial, sebab tingkatan likuiditas suatu perusahaan merupakan salah satu faktor lain yang menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan dikelola karena mengakut penyediaan kebutuhan dana dan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serta turut menentukan seberapa jauh perusahaan akan menanggung resiko, dimana faktor-faktor resiko tersebut menyangkut dana jangka panjang serta menyangkut hubungan antara dana pemegang saham. Adapun hubungan antar dana pemegang saham dan dana pinjaman jangka panjang biasanya berupa pembatasan pinjaman yang melampaui batas,


(40)

oleh karena itu dengan pembatasan tersebut maka akan tetap dipertahankan tingkat standar yang berlaku untuk pendapatan dan cadangan harta sebagai jaminan dana tersebut.

Jika tingkat likuiditas harus dipertahankan pada standar yang normal, maka salah satu tugas utama manajer adalah untuk menilai rencana kerja mereka dengan memperhitungkan kebutuhan uang tunai untuk jaminan agar dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang mana kewajiban-kewajiban tersebut berasal dari luar perusahaan yang biasa disebut likuiditas badan usaha. Kewajiban yang berasal dari dalam perusahaan merupakan suatu untuk memperlancar jalannya operasional seperti gaji karyawan, pembelian bahan baku yang mana kewajiban ini biasanya disebut dengan likuiditas perusahaan atau likuiditas intern.

Tingkat likuiditas badan usaha memiliki arti bahwa perusahaan tersebut harus menjaga ketepatan janji keuangan pada pihak luar karena tanpa perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan akan terancam, sedangkan likuiditas intern menyangkut orang-orang yang sewaktu-waktu dapat menghambat jalannya operasi perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat likuiditas yang baik apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat likuiditas yang wajar. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah dana yang banyak menganggur dan apabila terlalu rendah maka keselamatan perusahaan terancam.


(41)

23

Adapun beberapa rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui tingkat likuiditas yaitu :

1)Current ratio 2)Quick ratio 3) Cash ratio

Namun dalam hal ini penulis hanya menggunakan current ratio. currnet ratio merupakan alat yang mengukur tingkat likuiditas secara kasar dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan mengenai rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio.

Current ratio merupakan ukuran yang sangat berharga dalam menilai kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang lancarnya yang segera jatuh tempo. Akan tetapi suatu perusahaan dengan current rasio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo karena proporsi dan aktiva lancar yang tidak menguntungkan misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan dengan taksiran tingkat penjualan yang akan datang, sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan perusahaan menunjukkan adanya saldo piutang yang besar sulit untuk ditagih.

Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang.


(42)

Namun timbul masalah sampai pada tingkat manakah rasio tersebut akan dapat dipertahankan agar dapat memenuhi kewajibannya dengan segera. Ukuran tentang current ratio yang tepat bagi perusahaan tidak dapat ditentukan dengan pasti, oleh Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Riyanto, 2004) mengemu-kakan bahwa pedoman current ratio 2 : 1 sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip hati-hati. Jadi tingkat likuiditas yang sebaiknya dipertahankan adalah 200 %. Namun pedoman ini bukanlah merupakan pedoman yang mutlak dan hanya merupakan tindakan hati-hati bagi perusahaan, sebab apabila suatu perusahaan menetapkan current ratio 2 : 1 atau 200 %, ini berarti setiap satu rupiah hutang lancar, dapat dijamin dengan dua rupiah aktiva lancar.

d. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva (Weston dan Brigham dalam dalam Husnan, 2005). Sedangkan menurut (syamsudin, 2007) struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Struktur aktiva dapat dilihat dari dua sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk peroperasi perusahaan selama periode


(43)

25

akutansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen. Berkaitan dengan uraian tersebut, yang dimaksud dengan aktiva yang harus disediakan utuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah golongan aktiva lancar.

Property plant and equitment adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (kongkrit) (Munawir, 2002). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai Property plant and equitment

selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan.

Dalam suatu perusahaan, struktur aktiva akan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembelanjaan. Menurut Mayansari (2001), struktur aktiva mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan dua cara, yaitu:

a. Penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan biaya tetap berupa depresiasi, jika pendanaan dilakukan dengan hutang, maka besarnya biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan juga akan besar karena hutang juga akan menimbulkan biaya tetap berupa bunga,

b. Pada perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva tetap, komposisi hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh lamanya dana perusahaan terikat pada aktiva


(44)

tetap tersebut, sehingga mendorong perusahaan untuk menjaga tingkat likuiditasnya dengan cara menciptakan struktur hutang dengan dominasi hutang jangka panjang.

B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Bebrapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan struktur modalantara ain:

1. Paule Natalia (2005) yang menunjukan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini didukung juga dengan penelitian Herlina dan Setiadi (2011) bahwa struktur aktiva memiliki pengatuh parsial yang positif signifikan terhadap struktur modal. 2. Liem, Muhardi dan Sutejo (2013) menjelaskan bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh negative signifikan tarhadap struktur modal. Hubungan negative ini menunjukan jika variabel profitabilitas mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap hutang dan begitu pula sebaliknya. 3. Elsa dan Putri (2012) menunjukan bahawa ukuran perusahaan berpengaruh positif signnifika terhadap struktur modal. Semakin besar suatu perusahaan, semakin mudah perusahaan tersebet untuk mendapatkan hutang. Peruasahaan besar memiliki kemdahan dalam akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga lebih besar.

4. Sari (2011) menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Menurut pecking order theory perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiyaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas


(45)

27

yang tinggi mempunyai dana internal yang tinggi, sehinnga perusahaan tersebut akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu.

C. HIPOTESIS

1. Ukuran Perusahaan

Menurut Dermawan (2007) dalam buku (Sjahrisal, 2009) yang menyatakan bahwa “perusahaan yang besar sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal dibanding dengan perusahaan kecil”. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki keterkaitan terhadap struktur modal. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk melakukan pendanaan eksternal. Dan sebaliknya, semakin kecil ukuran suatu perusahaan, maka semakin rendah pula peluang untuk mendapatkan pendaan dari eksternal. Dengan kata lain, terdapat pengaruh positif antara ukuran persahaan dengan struktur modal.

Menurut penelitian yang dilakukan Kurshev dan Strebulaev (2005) telah ditemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan secara positif terhadap leverage. Dalam penelitian tersebut ditemukan secara konsisten bukti-bukti yang menunjukan perusahaan-perusahaan besar di Amerika cenderung memiliki tingkat leverage yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil. Dinyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh karena beberapa alasan, perusahaan besar akan mempunyai akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pendanaan eksternal dengan begitu perusahaan yang lebih besar akan lebih cenderung memliki sumber


(46)

pendanaan yang terdiversifikasi. Selanjutnya, ukuran perusahaan dapat mewakili probabilitasnya dalam kemampuannya membayar hutang.

Menurut Brigham dan Houston (2011), perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Septiono, 2010 menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada struktur modal (Joni dan Lina, 2010). Variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dengan arah positif baik pada perusahaan aneka industri maupun pada perusahaan consumer goods. H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur

modal. 2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan


(47)

29

yang tinggi menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan.

Tujuan perusahaan secara umum didirikan adalah menghasilkan laba atau keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang Salvatore (2002). Menurut pecking order theory, ada hubungan negatif antara profitabilitas dengan utang. Alternatif penjelasan lain adalah kreditor cenderung memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan laba/aliran kas tinggi, Hanafi (2012). Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan lebih sering menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang, kemudian saham preferen dan yang peling mahal adalah saham biasa serta laba ditahan. Hal ini juga tidak terlepas adanya informasi tidak simetris atau asymmetric information antara manajemen denga pasar. Manajemen jelas memiliki informasi yang lebih tentang prospek perusahaan dibandingan dengan pasar, Sartono (2001).

Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi pula dana internal (laba ditahan) yang dimiliki perusahaan, sehingga utang yang digunakan dapat ditekan dengan menggunakan laba ditahan yang besar,


(48)

artinya semakin rendah perusahaan dalam menggunakan utang. Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan, sesuai dengan

pecking order theory bahwa pendanaan internal digunakan apabila profitabilitas yang dimiliki perusahaan tinggi. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan yang dimiliki perusahaan akan lebih banyak disediakan laba ditahan, sehingga utang yang digunakan dapat ditekan.

Variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (Joni dan Lina, 2010). Dari hasil estimasi variabel profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dengan arah negatif baik perusahaan consumer good maupun perusahaan aneka industri (Dewani, 2010). Variabel profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (Septiono, 2010).

H2: Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. 3. Likuiditas

Menurut (Horne, 2012), Tingkat likuiditas (CR) adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Perusahaan biasanya lebih banyak menggunakan utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang. Menurut Hanafi dan Halim (2000), hal ini disebabkan karena aktiva lancar berupa piutang dan persediaan cenderung mendomonasi keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Mengingat besarnya proporsi utang jangka pendek dalam struktur modalnya, maka likuiditas merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang banyak menggunakan aktiva lancar


(49)

31

berati perusahaan tersebut dapat menghasilkan aliran kas untuk membiayai aktivitas operasi dan investasinya (Eriotis, et al, 1999). Ukuran rasio lancar yang semakin besar menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil melunasi utang jangka pendeknya. Berkurangnya utang jangka pendek berakibat menurunnya proporsi utang dalam struktur modal. Eriotis, et al. 1999), Menyatakan jika kondisi ini terbukti, maka likuiditas mendukung teori pecking order. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Variabel likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (Septiono, 2011).

H3: Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. 4. Struktur Aktiva

Perusahaan dengan porsi aktiva tetap yang besar akan memiliki kemudahan dalam pengadaan hutang karena aktiva tetap dianggap sebagai jaminan. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai struktur aktiva perusahaan cenderung menggunakan keuntungan atas kondisi tersebut dengan menjadikan hutang sebagai alternatif pertama untuk mendapatkan dana eksternal. Struktur aktiva (TA) memiliki arah pengaruh positif terhadap struktur modal (laverage).

Perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan porsi aktiva tetap yang tinggi lebih mudah dalam melakukan pinjaman terhadap pihak eksternal karena dinilai memiliki securable assets (aktiva jaminan) yang lebih baik. Kreditur akan merasa lebih aman jika memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki aktiva tetap dengan porsi yang tinggi.


(50)

Dapat disimpulakan bahwa struktur aktiva (dalam hal ini dijelaskan dengan

tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini didukung oleh, penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lia (2010), variabel struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Natalia (2015) yang menunjukan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

H4: Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. D. MODEL PENELITIAN

Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables) adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Pada penelitian ini yang di klarifikasikan dalam variabel bebas adalah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva serta variabel terikatnya adalah struktur modal perusahaan.


(51)

33

Gambar 2.1 Model penelitian Ukuran Perusahaan

profitabilitas

Struktur Modal Likuiditas


(52)

34

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Adapun alasan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling banyak terdaftar di BEI, sehingga nantinya diharapkan hasil penelitian lebih umum. Selain itu perusahaan maufaktur lebih lengkap jenis akunnya, sehingga untuk perhiungan rasio hamper semua data diperoleh dari data perusahaan manufaktur (Sasongko, 2006)

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber seperti Bursa efek Indonesia (BEI), situs internet dan sumber sumber lain yang sesuai dengan tujuan penelitian.

C. Tektik Pengambilan Sempel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling, yang berarti dalam pengambilan sempel menggunakan kriteria dalam pemilihannnya. Kriteria-kriteria tersebut adalah:


(53)

35

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014,

2. Peperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014,

3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2014.

4. Nilai equity bernilai positif selama periode 2010-2014 D. Tektik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mencatat dan mengkopi data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen (buku, koran, majalah dll.)

E. Devinisi Operasional Variabel Penelitian 1. Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perpaduan antara modal asing dengan modal sendiri (Husnan, 2004), dengan kata lain struktur modal merupakan proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal. Struktur modal diukur menggunakan

debt to equity value (DER) yang merupakan perbandingan total utang yang dimiliki perusahaandengan total ekuitas satuan engukuran DER adalah

dalam rasio.


(54)

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahan (firm size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan natural logaritma (In) dari total aktiva. Variabel ukuran perusahaan merupakan data yang berskala rasio. Cara penggunaan natural logaritma mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lia (2010).

ℎ = ��g �

3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Untuk mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian,digunakan rasio Return on equity (ROE). Cara pengukuran ROE yang digunakan mengacu pada penelitian Joni dan Lia (2010).

�� = �� � �

Keterangan:

Earning after taxes : laba bersih setelah bunga dan pajak

Total equity: seluruh ekuitas yang terdapat pada neraca. 4. Likuiditas

Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangnnya yang harus segera dipenuhi, atau


(55)

37

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia ( M. Munawir , 1995). Liquiditas merupakan variabel yang berskala rasio. Cara pengukuran CR mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh septiono, 2010.

� ��� �� = � � � ���� � ��� Keterangan:

Aktiva lancar: posisi total aktiva lancar pada tahun akhir buku Hutang lancar: posisi taotal kewajiban lancar pada akhir tahun buku. 5. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi. Variabel ini diukur dengan proksi asset tangibility yang didefinisikan sebagai net plant property and equipment dibagi dengan total asset (Baker dan Wulgler, 2002).

�� = � ���� Keterangan:

TA : Tangibility Asset (Struktur Aktiva) PPE : property plant and equitment.

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Linear Berganda


(56)

parsial dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval dan untuk menelusuri kronologis (sequential entecedents) yang menyebabkan variabel terikat melalui apa yang disebut sebagai analisis jalur (path analysis) (Sakaran, 2010).

Model persamaan regresi parsial hipotesis 1 sampai dengan 4 adalah:

DERi,t = α + βi, t SIZEi, t+ βi, t ROEi, t+ βi, t CRi, t+ βi, t TAi, t + ei, t Dimana:

Y = Struktur modal α = Konstanta

β = Koefesien Regresi

SIZE= Rasio Ukuran Perusahaan (SIZE) ROE= Rasio Profitabilitas (ROE)

CR= Rasio Liquiditas (CR)

TA = Rasio Struktur Aktiva (TA)

e =error term

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbatas dari asumsi klasik ststistik, baik itu


(57)

39

multikoliteral, autokorelasi dan heteroskedastisitas. a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Berdasarkan peengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n>30), maka sudah diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sempel besar. Namun untuk memberikan kepastian data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Dasar pengambilan keputusan dalan uji normalitas Shapiro-wilk:

Ho: jika nilai sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal, Ha: jika nilai sig. < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal. b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna satau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antar variabel-variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.


(58)

korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0, 10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas Santoso (2002) Perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji normalitas data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal

Menggunakan uji Kolmogorov Smimov. Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 10% dan memiliki nilai

Variance Inflation Faktor (VIF) kurang dari 10, maka model regresi tersebut bebas dari masalah multikolinieritas Ghozali, (2005). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya) menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan


(59)

41

yang lain, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas menggunakan grafik scatter plot.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode berikutnya (t-1). Secara sederhana bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antar observasi dengan data observasi sebelumnya.

Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji= 5%. Apabila D-WDurbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi Santoso( 2002).

d. Uji heteroskedastisitas

Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi ini Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakpastian variasi dari residual satu penagamatan ke pengamatan lain, jika variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap


(60)

semua variabel independen dalam model regresitidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Sumodiningrat. 2001).

3. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengruh terhadap variabel independen. Uji Parsial (Uji t) merupakan keterandalan regresi berganda sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter yang dalam hal ini adalah koefisien regresi. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independensinya, Untuk menentukan nilai t-statistik tabel digunakan tingkat signifikansi 5% derajat kebebasan (degree of fredoom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah : Jika nilai signifkansi > 0,05 , maka Ho ditolak Jika nilai signifikansi < 0,05 , maka Ho diterima Adapun hipotesisnya adalah :

Ho: Jika nilai sig. <0,05Artinya terdapat pengaruh parsial dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha: Jika nilai sig. > 0,05 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. Uji f


(61)

43

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (F tabel) dengan nilai F hitung yang terdapat pada tabel analysis of variance. Untuk menentukan nilai F -tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of fredoom)

df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah:

Jika nilai signfikansi > 0, 05 maka Ho ditolak Jika nilai signfikansi < 0, 05 maka Ho diterima Adapun hipotesisnya adalah:

Ho: Jika nilai sig < 0,05 Artinya terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat(Y).

Ha: Jika nilai sig > 0,05 Artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat(Y).

c. Koefesien determinasi (R2)

Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih


(62)

jelas. Koefesien determinasi menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santoso dan Ashari, 2005).


(63)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Adapun proses penyeleksian sempel yang dilakukan adalah sebgai berikut:

Table 4.1 Proses seleksi sempel

Keterangan Tahun

2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2010-2014.

127 129 129 128 129

Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2014

16 21 21 28 28

Nilai equity bernilai positif selama periode 2010-2014

5 7 6 8 9

Data outlier 23

Jumlah sempel penelitian 470

Sumber: www.idx.co.id

Perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan proses seleksi sampel yang telah dilakukan, maka diperoleh 470 data yang termasuk perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel.

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Deskriptif variabel atas data yang dilakukan selama 5 tahun penelitian 2010-2014, terdiri dari 470 Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), yahoo


(64)

finance, website BEI www.idx.co.id, serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.

B. Hasil uji kualitas data 1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif data dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian. Statistik deskriptif dapat dilihat dari rata-rata standar deviasi, varians, nilai maksimum dan minimum serta range. Berikut adalah ringkasan hasil analisis deskriptif dari variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva disajikan dalam table 4.2.

Table 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 470 .00024 3.99627 .9477402 .70880045

SIZE 470 4.89321 8.37297 6.2173227 .69498339

ROE 470 .00028 1.43533 .1635508 .19557077

CR 470 .20847 247.53515 3.2541198 12.52456794

TA 470 .00022 .98682 .3616049 .20028435

Valid N

(listwise) 470

Sumber: hasil olah data

Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel debt equty ratio dengan sampel sebanyak 470 mempunyai nilai minimum sebesar 0,00024, nilai maksimum sebesar 3,99627, dengan nilai rata-rata sebesar 0,9477402 dan standar deviasi 0,70880045. variabel size dengan sampel sebanyak 470 mempunyai nilai minimum sebesar 4,89321, nilai maksimum sebesar


(65)

47

8,37297 dengan nilai rata-rata sebesar 6,2173227 dan standar deviasi 0,69498339. variabel ratio on equity dengan sampel sebanyak 470 mempunyai nilai minimum sebesar 0.00028, nilai maksimum sebesar 247,53515 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1635508dan standar deviasi 0,19557077. variabel curren ratio dengan sampel sebanyak 470 mempunyai nilai minimum sebesar 0,20847, nilai maksimum sebesar 1,43533dengan nilai rata-rata sebesar 0,1635508 dan standar deviasi0,19557077. variabel TA dengan sampel sebanyak 470 mempunyai nilai minimum sebesar 0,00022 nilai maksimum sebesar 0,98682 dengan nilai rata-rata sebesar 0,3616049dan standar deviasi 0,20028435.

2. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisi regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitias, uji multikolonearitas, uji autokolerasi, dan uji heteroskidasitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data residual dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji K-S untuk menguji normalitas data residual, apabila nilai signifikasi uji K-S lebih besar dari 0,05 (α = 5%) berarti data


(66)

berdistribusi normal (Ghozali,2011). Hasil uji K-S tampak seperti dalam tabel berikut:

Table 4.3 Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: hasil olah data

Dalam penelitian ini data yang digunakan tidak normal, karena data yang digunakan sangat besar yaitu 470 data dari tahun penelitian yang dilakukan selama 2010-2014, data yang besar sudah dianggap normal menurut Gujarati ( 2012).

b. Uji autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi antara residual (kesalahan penganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi (Ghozali, 2011). Hasil uji autokolerasi dengan menggunakan Durbin-Watson (DW test). Nilai Durbin Watson yang berada diantara du dan 4- du/dl <

T Unstandardized

Residual

N 470

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .67798756

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z 2.655


(67)

49

d < 4-du menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokolerasi. Setelah dilakukan tranformasi data kedalam bentuk log, ternyata persamaan regresi terkena gejala autokorelasi. Untuk mengobati gejala autokorelasi digunakan metode Theil Nagar dengan rumus sebagai berikut:

Pertama-tama mencari nilai dari p

p =

� −

d k

� − k

Dimana:

N = banyaknya jumlah sampel d = Durbin-Watson

k = banyaknya jumlah variabel

Mencari nilai p dengan perhitungan sebagai berikut:

P = −

, +

P =

− , +

P = ,

P = 0,994

P digunakan untuk mencari nilai dari rumus dibawah ini:

√ − � = √ − , 4


(68)

Setelah diketahui nilai dari persamaan diatas, maka data pertama dari sampel diturunkan terlebih dahulu menjadi data sampel kedua. Setelah diketahui hasil dari perhitungan sebesar 0,044 maka angka ini digunakan untuk menghitung data 1 dengan rumus y/x (0,044), untuk data kedua dan seterusnya menggunakan rumus y-(��− , 4 ).

Table 4.4

Hasil Uji Autokolerasi Sebelum Theil-Nagar Uji Autokolerasi Du DW-test 4-Du Keterangan

Durbin Watson 1.8094 0,013 2,1906 Terdapat masalah autokolerasi

Table 4.5

Hasil Uji Autokolerasi Setelah Theil-Nagar Uji

Autokolerasi

dU

DW-test

4-Du Keterangan

Durbin

Watson 1.8094 1.947 2.1906

Tidak terdapat masalah autokolerasi Sumber: hasil olah data

Hasil pengujian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa data sebanyak 470 sampel dengan nilai DW yang diperoleh adalah 1.947. nilai dU tabel pembanding adalah sebesar 1,8094. Nilai tabel dU < DW < 4-dU = 1,8094 < 1,947 < 2,1906. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokolerasi.

c. Uji multikolateral

Uji multikolonearitas merupakan uji yang digunakan untuk mengguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara


(69)

51

variabel independen pada nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dalam collinearity statistics. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolonearitas adalah nilai VIF < 10 atau nilai tolerance> 0,1. Tabel 4.5 menunjukan ringkasan hasil uji multikolonearitas.

Table 4.6

Hasil Uji Multikolonearitas

Variabel independen

Collinearity

Statistics Keterangan Tolerance VIF

Size 0.926 1. 080 Tidak Ada Multikolonearitas Roe 0.963 1.038 Tidak Ada Multikolonearitas Cr 0.968 1.033 Tidak Ada Multikolonearitas Ta 0.918 1.089 Tidak Ada Multikolonearitas Sumber: hasil olah data

Hasil tabel 4.6 menunjukkan nilai tolerance keempat variabel lebih dari 0,1 dan nilai VIF keempat variabel bebas tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi mutikolonearitas didalam model regresi.

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data mempunyai varian yang sama atau data mempunyai varian yang tidak sama. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji glejser yang digunakan untuk meregres nilai absolut


(70)

residual terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Ringkasan Hasil Uji Hetesoskedastisitas Variabel bebas Nilai Sig. Keterangan

Size 0.851 Tidak terjadi heteroskedastisitas ROE 0.490 Tidak terjadi heteroskedastisitas CR 0.420 Tidak terjadi heteroskedastisitas TA 0.707 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: hasil olah data

Berdasarkan tabel 4.7 dari hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser diketahui bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel dependen. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi > alpha (α) 0,05 maka regresi ini tidak mengandung heteroskedastisitas.

3. Hasil penelitian (uji hipotesis)

Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, uji F, uji t dan Adjusted R Squared.

a. Regresi linier berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk menuntukan signifikansi masing-masing koefisien, tujuan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(71)

53

tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Berganda

Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk sebuah persamaan sebagai berikut:

DERi,t = 0,040 + 0,104, t SIZEi, t +0,349, t ROEi, t -0,007 t CRi, t +0,635, t

TAi, t

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 0,040 artinya jika ada pengaruh SIZE (� ), ROE (� ), CR (� ) dan TA (� ) terhadap Struktur Modal, maka Struktur Modal (Y) nilainya adalah 10,174.

b. Variabel SIZE mempunyai nilai 0,104 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan SIZE sebesar 1%, maka struktur modal akan mengalami peningkatan sebesar 10,4%. Dengan asumsi variabel lain tetap. c. Variabel ROE mempunyai nilai 0,349 artinya bahwa setiap terjadi

kenaikan ROE sebesar 1%, maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 34,9%. Dengan asumsi variabel lain tetap.

.040 .285 .141 .888

.104 .047 .102 2.202 .028

.349 .164 .096 2.133 .033

-.007 .003 -.125 -2.768 .006

.635 .164 .180 3.879 .000

(Constant) SIZE ROE CR TA Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: DER a.


(1)

MODEL PENELITIAN

profitabilitas

Struktur Modal Likuiditas

Struktur Aktiva Ukuran Perusahaan


(2)

LAMPIRAN 5

PROSES SELEKSI DATA

Keterangan Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014 Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2010-2014.

127 129 129 128 129

Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2014

16 21 21 28 28

Nilai equity bernilai positif selama periode 2010-2014

5 7 6 8 9

Data outlier 23


(3)

OUTPUT ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 470 .00024 3.99627 .9477402 .70880045

SIZE 470 4.89321 8.37297 6.2173227 .69498339

ROE 470 .00028 1.43533 .1635508 .19557077

CR 470 .20847 247.53515 3.2541198 12.52456794

TA 470 .00022 .98682 .3616049 .20028435

Valid N (listwise)

470

OUTPUT UJI NORMALITAS

T

Unstandardized Residual

N 470

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .67798756

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z 2.655


(4)

LAMPIRA 7

HASIL UJI AUTOKORELASI SEBELUM THEIL-NAGAR

Uji Autokolerasi Du DW-test 4-Du Keterangan Durbin Watson 1.8094 0,013 2,1906 Terdapat masalah

autokolerasi

HASIL UJI AUTOKORELASI SEBELUM THEIL-NAGAR

Uji Autokolerasi

dU

DW-test

4-Du Keterangan

Durbin

Watson 1.8094 1.947 2.1906

Tidak terdapat masalah autokolerasi


(5)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Variabel independen

Collinearity

Statistics Keterangan Tolerance VIF

Size 0.926 1. 080 Tidak Ada Multikolonearitas Roe 0.963 1.038 Tidak Ada Multikolonearitas Cr 0.968 1.033 Tidak Ada Multikolonearitas Ta 0.918 1.089 Tidak Ada Multikolonearitas

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Variabel bebas Nilai Sig. Keterangan

Size 0.851 Tidak terjadi heteroskedastisitas ROE 0.490 Tidak terjadi heteroskedastisitas CR 0.420 Tidak terjadi heteroskedastisitas TA 0.707 Tidak terjadi heteroskedastisitas


(6)

LAMPIRAN 9

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

HASIL UJI F

HASIL UJI KOEFESIEN DETERMINASI

.040 .285 .141 .888

.104 .047 .102 2.202 .028

.349 .164 .096 2.133 .033

-.007 .003 -.125 -2.768 .006

.635 .164 .180 3.879 .000

(Constant) SIZE ROE CR TA Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 20.041 4 5.010 10.807 .000(a) Residual 215.584 465 .464 Total 235.625 469

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

0 5 132

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE (2011-2013)

0 7 84

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI

1 10 17

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 4 8

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Perusahaan Keuangan Non Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014).

2 8 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106