PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE (2011-2013)

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

STRUKTUR MODAL

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode (2011-2013) THE EFFECTS OF PROFITABILITY, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET STRUCTURE AND GROWTH COMPANIES TOWARD THE CAPITAL STRUCTURE

(A Study on the Manufacturing Companies Listed BEI during the Period of (2011-2013)

SKRIPSI

Oleh :

Anggaria Calista Husent 20120410309

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode (2011-2013) THE EFFECTS OF PROFITABILITY, FIRM SIZE, BUSINESS RISK, ASSET

STRUCTURE AND GROWTH COMPANIES TOWARD THE CAPITAL STRUCTURE

(A Study on the Manufacturing Companies Listed BEI during the Period of 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Anggaria Calista Husent 20120410309

FAKULTAS EKONOMI


(3)

(4)

MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah:6)

“You don’t have to be great to start, but you have to start to be great”

(Anonym)

To get a success, courage must be greater than your fear ” (Anonim)


(5)

PERSEMBAHAN Yang Utama Dari Segalanya...

Puji syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya karya yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang kusayangi dan kukasihi, orang yang ada saat suka dan duka.

1. Ayah dan Ibu Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua ku Ayah Sentot Setio Kartono dan Ibu Huzaifah yang telah memberikan dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ayah dan Ibu Bahagia.

2. Adik-adik dan Keluarga Besar

Terimakasih untuk adiku Reyhan Pradipta Husent dan Fidela Karimah Husent yang selalu memberikan semangat, dukungan, do’a dan kasih sayangnya selama ini, maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya untuk adik-adikku. Untuk sepupu yang seperantuan Acik Nova terimakasih sudah menjadi kakak yang baik mulai dari mencari tempat kuliah sampai kuliah ini selesai. Untuk keluarga besarku terutama Mbah Putri Rasunah Said dan Nyai Hj. Cholillah yang selalu mendo’akan dan memberikan nasihat kepadaku.


(6)

3. Bu Lela Hindasah, SE.,M.Si dan Staf Akademik

Terimakasih saya ucapkan untuk segala bantuan, nasihat, dukungan dan pengalaman yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.

4. Suryo Nugroho

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian serta kesabarannya. Terimakasih sudah memberikan dukungan dan setia menemani dalam menyelesaikan karya ini. Semoga kamu lekas menyelesaikan skripsimu dan dapat meraih kesusksesan bersama-sama

5. Sahabat Tercinta

Terimakasih untuk sahabat-sahabatku Kobek dan Sweet Heart di seberang pulau sana yang tidak mungkin aku sebutkan satu-persatu nama kalian. Terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik dalam suka dan duka, yang selalu memberikan dukungan dan nasihatnya selama aku kuliah d Yogyakarta. Semoga persahabatan kita terjalin sampai punya anak-cucuk.

6. Sahabat Kuliah

Terimakasih atas waktu, dukungan dan perhatianya selama 4 tahun terakhir ini teruntuk Neli, Bintang, Dadika, Elis, Intan, David dan Dindin. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semangat untuk kalian yang belum menyelesaikan skripsi semoga kalian lekas menyusul dapat gelar S.E.

7. KKN 95

Terimakasih atas pengalaman dan kerjasamanya selama masa KKN, terutama untuk ayam-ayamku Asya, Kikin, Nisa dan Meisya semoga pertemanan kita


(7)

8. Manajemen H “ MAKALAH’

Terimakasih tak terhingga untuk kalian semua penghuni kelas H, yang selalu bersama dari maba sampai skripsi. Semoga seusai lulus ini silaturahim kita tetap berjalan.

9. Anak-anak Kost Orange

Terimakasih anak-anak Kost Orange atas kebersamaan, suka-duka selama ini yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu namanya. Teruntuk Mbak Wastiah dan Eny yang selalu menemani dan menghiburku dan Aliana serta Fitri yang selalu mengurusku ketika aku sakit. Terimakasih banyak untuk bantuan kalian selama ini.

10.Terimakasih untuk semua pihak yang terlibat dan mendukung saya selama kuliah dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan semuanya. Terimakasih


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Landasan Teori ... 7

B. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis ... 17

C.Model Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A.Objek/Subjek Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

C.Teknik Penganbilan Sampel ... 24

D.Teknik Pengumpulan Data ... 25


(9)

F. Metode Analisis Data ... 27

G.Uji Asumsi Klasik ... 28

H.Uji Hipotesis ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta ... 34

B. Uji Analisis Data ... 35

C.Uji Asumsi Klasik ... 40

D.Hasil Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data ... 46

E. Uji Hipotesis ... 50

F. Pembahasan (Interprestasi) ... 54

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 60

A.Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

C.Keterbatasan Penelitian ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

3.1. Ketentuan Nilai DW-Test ... 29

4.1. Proses Pengambilan Sampel ... 35

4.2. Statistic Deskriptif ... 36

4.3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Transformasi Data ... 38

4.4. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Sminov ... 41

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 42

4.6. Nilai DW-Test ... 43

4.7. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 44

4.8. Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Data ... 45

4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data ... 47

4.11. Hasil Uji t Setelah Transformasi Data ... 49

4.12. Hasil Uji F ... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

(13)

(14)

ABSTRACT

This research aims to determine whether the independent variables profitability, firm size, business risk, asset structure, and growth companies to the dependent variable, capital structure. This study using secondary data, that was the annual financial report of manufacture companies listed on the Bursa Efek Indonesia (BEI) during the period 2011-2013. This study uses purposive sampling method and data analysis used are multiple regression analysis.

The result of this research that variables profitability, business size, business risk, asset structure, and growth companies have significant effect on the dependent variable simultaneously. Partially, it can be seen that the variables firm size and asset structure have a positive and significant effect on the capital structure, profitability and business risk have a negative and significant effect on the capital structure, and the growth companies has positive and not significant on the capital structure.

Keyword: capital structure, profitability, firm size, business risk, asset structure, growth companies


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi banyak perusahaan masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham, dan pihak manajemen perusahaan sendiri. Sumber pendanaan dapat berasal dari pendanaan internal maupun pendanaan eksternal. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti laba, hasil dari penjualan aset usaha maupun aset pribadi. Sedangkan dana yang diperoleh dari sumber dana eksternal adalah dana yang berasal dari investasi langsung, pinjaman dari perusahaan lain, kerjasama investasi, ataupun pembelian saham. Keputusan pendanaan keuangan sebuah perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya. Menurut Setiawan (2006), keputusan pendanaan merupakan keputusan mengenai seberapa besar tingkat penggunaan utang dibanding dengan ekuitas dalam membiayai investasi perusahaan. Tujuan keputusan pembelanjaan adalah untuk menentukan tingkat struktur modal yang optimal, yaitu tingkat bauran utang dan ekuitas yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Komposisi atas pemilihan pendanaan tersebut disebut sebagai struktur permodalan. Dana yang tersedia dari struktur permodalan tersebut akan digunakan untuk mendanai investasi perusahaan atas berbagai jenis pilihan investasi yang tersedia. Dalam melakukan investasi, perusahaan berusaha menciptakan nilai. Oleh karena itu, struktur modal


(16)

akan menentukan sejauh mana, bagaimana nilai diciptakan yang akan tercermin dari laba dan harga saham perusahaan (Nanok, 2008).

Pengertian struktur modal menurut Bambang Riyanto (2001) adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan Debt to Equity Ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Pemakaian proxy dimaksudkan untuk mempermudah pengukuran karena faktor tersebut tidak dapat diukur secara langsung (R.Agus Sartono dan Ragil Sriharto, 1999).

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Perbansari dan Kusuma (2005) mengatakan bahwa keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya resiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang diharapkan. Keputusan struktur modal yang di ambil oleh manajer tidak hanya berpengaruh kepada profitabilitas, tetapi juga berpengaruh terhadap resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Resiko keuangam tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban dan tidak tercapainya laba yang diharapkan oleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah perusahaan.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : resiko bisnis, posisi perpajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau keagresifan manajemen


(17)

merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal; khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Secara lebih umum, faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal adalah : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005), dengan judul penelitian “Analisis ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan terhadap struktur modal”. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa secara simultan ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya dari resiko bisnis dan profitabilitas terhadap struktur modal yang tidak signifikan.

Penelitian Kartika (2009), hasil pengujian variabel independen risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya, sedangkan variabel independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Utami (2009), hasil peneliatian tersebut adalah bahwa secar simultan ukuran perusahan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva, dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI. Sedangkan secara


(18)

persial ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI.

Penelitian Seftianne dan Handayani (2011), hasil penelitaian tersebut adalah bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, growth opportunity, kepemilikan managerial, dan struktur aktiva secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan secara parsial hanya dari growth opportunity, kepemilikan managerial, dan struktur aktiva terhadap struktur modal yang tidak signifikan. .

Penelitian Sumani (2012) hasil penelitian secara parsial dari kelima variabel independen yang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal adalah kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,dan leverage operasi, sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan adalah ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan

Berdasarkan pada penelitian-penelitian tersebut, menunjukan hasil yang berbeda bahkan bertentangan antara penelitian yang satu dengan lainnya. Selain itu juga terdapat perbedaan hasil penelitian dengan variabl yang berbeda-beda dan juga menggunakan proksi yang berbeda.

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian Kartika (2009). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menambahkan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independennya. Disamping itu, penelitian ini juga menggunakan periode yang lebih up-to-date yaitu periode 2011 sampai 2013.


(19)

Berdasarkan pernyatan diatas maka peneliti akan menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal? 3. Apakah risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal? 4. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal?

5. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal 2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal 3. Menganalisis pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal 4. Menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal


(20)

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen keuangan serta menjadi referensi untuk mengembangkan atau memperbaharui literatur-literatur yang telah terpapar di masa lalu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

2. Kegunaan Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang berguna terutama dalam hal publikasi laporan keuangan perusahaan dan pengaruhnya terhadap sumber pendanaan yang penting untuk perusahaan serta membantu para manajer keuangans dalam membuat keputusan pendanaan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Struktur Modal

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.

Menurut Kamaludin (2011) struktur modal atau capital structure adalah kombinasi atau bauran sumber pembiayaan jangka panjang. Begitupula menurut Bambang Riyanto (2008) Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam menentukan “jenis” securities yang ditentukan.


(22)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan bauran atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

a. Teori Struktur Modal

Teori struktur modal berkembang terus dan mengalami kemajuan dan sampai saat ini ada beberapa teori yang telah dikemukakan , dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Teori Modigliani dan Miller (MM)

Teori Struktur Modal. Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal moderen pada tahun 1958. Teori yang telah dicetuskan MM adalah sebagai berikut:

a) Teori MM Tanpa Pajak

Stuktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan resiko usahan (keputusan investasi) yang akan mempengaruhi nilai perusahaan bukan keputusan pendanaan.

Proporsi MM tanpa pajak. a) tidak ada pajak.

b) tidak ada biaya transaksi

c) individu dan perusahaan meminjam pada tingkat yang sama

Preposisi I: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang


(23)

Preposisi II: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang. Tetatpi penghematan dari pajak akan lebih besar

dibandingkan dengan penurunan nilai karena biaya modal saham.

b) Teori MM dengan pajak.

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dankemudian MM memasukkan factor pajak kedalam teorinya. Pajak dibayar kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua proporsi yaitu :

Preposisi I: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah seratus persen utang.

Preposisi II: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan


(24)

dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat).

2) Pecking Order Theory

Pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Menurut pecking order theory dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :

a) Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan

b) Perusahaan menghitung target rasio pembayaran di dasarkan pada perkiraan kesempatan investasi perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yg tiba-tiba dengan kata lain pembayaran dividen diusahakan konstan

c) Karena kebijakan dividen yg konstan digabung dengan fluktasi keuntungan dan kesempatan yang tidak biasa di prediksi menyebabkan aliran kas yg diterima perusahaan akan lebih besar dibanding pengeluaran investasi pada saat tertentu dan lebih kecil pada saat lain.


(25)

d) Jika pendanaan eksternal di perlukan, perusahaan akan memulai dengan utang kemudian dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi komvortibe dan kemudian saham sebagai pilihan terakhir.

Pecking order theory bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target utang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasinya.

3) Trade-off Theory

Indrawati dan Suhendra (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan pengelolaan komposisi modal perusahaan dan keputusan manajer keuangan didalam memilih sumber pendanaan akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Marsh (1982) dalam siregar (2005), mengembangkan teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller. Teori ini menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan terget utang (Leverage) yang optimal. Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang. Secara prinsip, perusahaan membutuhkan


(26)

pendanaan ekuitas baru apabila rasio hutang perusahaan tersebut di bawah target. Perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal apabila semua pendanan adalah hutang atau jika tidak ada hutang sama sekali. Hutang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajak, sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya hukum, biaya keagenan, dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan (Siregar,2005).

4) Signaling (Ros, 1977)

Ros (1977) dalam Hanafi (2004) mengembangkan model dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin harga saham meningkat,ia inginmengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung “perusahaan kami memiliki prospek yang baik”. Tentu saja investor tidak akan percaya begitu saja. Disamping itu, manajer ingin memberikan signal yang lebih dipercaya (credible). Manajer bias menggunakan utang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible.

Jika utang meningkat, maka kemungkinan bangkrut akan semakin meningkat. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka manajer akan terhukum. Karena itu, perusahaan yang meingkatkan utang bias dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek


(27)

perusahaan di masa mendatang. Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian utang merupakan tanda atau signal positif.

5) Asymmetric Theory

Menurut Myers dan Majluf (1977) dalam Mamduh Hanafi (2004), ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar: manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Pada harga saham yang menunjukan nilai terlalu tinggi manajer akan cenderung mengeluarkan saham. Tentunya pihak luar tidak mau ditipu. Karena pada saat penerbitan saham baru diumumkan, harga akan jatuh karena pasar menginterprestasikan bahwa harga saham sudah overvalue. Teori tersebut bias menjelaskan fenomena jatuhnya harga saham pada saat terjadi pengumuman penerbitan saham baru, yang sering dijumpai.

Jika harga saham jatuh cukup serius, maka pemegang saham lama akan dirugikan jika dilakukan penerbitan utang baru. Sebaliknya, pemegang saham baru yang akan diuntungkan karena bisa membeli saham dengan harga murah. Karena jatuhnya harga saham tersebut berkaitan dengan asimetri informasi, maka bisa dikatakan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan dengan penerbitan


(28)

saham.biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh cukup signifikan.

Karena biaya asimetri saham cenderung paling besar, manajer akan enggan untuk menerbitkan saham. Saham menjadi alternative paling akhir dalam upaya mencari dana. Dana internal bebas dari biaya asimetri informasi karena itu dana internal akan dipilih pertama kali jika perusahaan membutuhkan dana.

Dalam konteks asimetri informas, preferensi penerbitan saham yang paling kecil, disebabkan karena biaya asimetri saham adalah yang paling besar. Utang mempunyai biaya asimetri yang lebih rendah dibandingkan saham. Ada dua alasan mengapa pendanaan eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri. Yang pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetri informasi antara pihak manajer dengan pihak modal.

6) Agency theory

Dalam agency theory menyarankan bahwa optimal capital dan ownership structures dapat digunakan untuk mengurangi biayaagensi.


(29)

Biaya agensi atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditur. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan atau agency problem. Jika perusahaan menggunakan hutang ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditur, misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi (Atmaja, 2008).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Hanafi (2004:320), yaitu :

1. NDT (Non-Debt Tax Shield)

Manfaat utang adalah bunga utang bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Tetapi untuk mengurangi pajak, perusahaan bisa menggunakan cara lain, seperti depresiasi (biaya tetap nonbunga), dana pensiun. Dengan demikian bisa dibuat prediksi bahwa perusahaan dengan NDT tinggi maka perusahaan tidak perlu menggunakan utang tinggi. Ada hubungan negatif antar keduanya. NDT menggunakan rasio depresiasi terhadap total aset sebagai proksinya.

2. Tangibility

Utang bisa mendorong manajer untuk melakukan investasi yang sub-optimal. Karena itu perusahaan yang mempunyai kesempatan


(30)

investasi yang banyak (mempunyai tangible asset yang kecil) akan menggunakan utang yang lebih sedikit. Dengan kata lain ada hubungan negatif antara tangibility dengan utang. Tangibility diukur dengan market to book value, penelitian ini juga menggunakan rasio aktiva tetap. Model pajak dan keagenan memperkirakan ada hubungan positif antara rasio aktiva tetap dengan utang. Aktiva tetap bisandipakai sebagai jaminan pinjaman.

3. Profitabilitas

Menurut model Packing Order Theory, ada hubungan negatif antara profitabilitas dengan utang. Alternatif penjelasan lain adalah kreditor cenderung memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan laba/aliran kas tinggi. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset.

4. Risiko Bisnis

Perusahaan yang mempunyai risiko default (bangkrut) tinggi sebaiknya menggunakan utang yang lebih kecil. Fluktuasi (standar deviasi) pendapatan operasional dibagi dengan total aset digunakan sebagai proksi risiko bisnis.

5. Ukuran

Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan risiko kebangkrutan. Disamping itu mereka bisa memberikan iformasi lebih banyak sehingga bisa menurunkan biaya monitoring. Argumen tersebut memperkirakan hubungan positif antara ukuran dengan utang. Di lain pihak, ukuran besar mengurangi asimetri informasi


(31)

antarainsider dengan investor luar. Asimetri yang semakin kecil tersebut mendorong perrusahaan menggunakan saham, sehingga bisa diperkirakan adanya hubungan negatif antara ukuran dengan utang.

6. Reputasi

Perusahaan dengan reputasi baik bisa memperoleh utang lebih besar karena kreditor percaya bahwa reputasi tersebut akan terus dipertahankan. Ada hubungan positif antara reputasi dengan utang. Umur perusahaan dipakai sebagai proksi reputasi.

7. Kepemilikan Manajerial

Satu sisi argumen mengatakan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi mendorong aliansikepentingan manajer dengan pemegang saham semakin baik sehingga pendisiplinan melalui utang kurang meningkatkan resiko manajer (jika gagal membayar utang dan manajer di pecat). Di lain pihak, manajer barangkali menyukai utang yang tinggi karena akan meningkatkan kekuatan suara mereka (saham lebih sedikit)

B. Hubungan Antar Variabel & Penurunan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada (Jogiyanto, 2004). Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori karena akan memverifikasi teori tesebut di fenomena yang ada. Hipotesis dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari riset untuk


(32)

menerima hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar (Jogiyanto, 2004).

a. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang meghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba.

Menurut pecking order theory dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2006), semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan utang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar.

Seftianne dan Handayani (2011), Kartika (2009) melakukan penelitian mengenai profitabilitas terhadap struktur modal. Dari hasil penelitian terdahulu dapat diambil kesimpulan sementara bahwa perusahaan yang memiliki sumber dana internal lebih banyak cenderung menggunakan sumber dana internal sebelum memutuskan untuk berhutang. Semakin besar profit perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai kebutuhan investasinya dari sumber dana internal.


(33)

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas Berpengaruh Negatif terhadap Struktur Modal.

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004). logaritma dari total aset dijadikan indikator dari ukuran perusahaan karena jika semakin bessar ukuran perusahaan maka asset tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar

Perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman atau utang. Sedangkan, Perusahaan kecil akan cenderung untuk membiayai dengan modal sendiri dibandingkan biaya utang jangka panjang yang lebih mahal. Perusahaan kecil akan cenderung menyukai utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang karena biayanya lebih rendah. Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat (Sujoko, 2007).

Fitrijanti dan Hartono (2002), Dyah Sih Rahayu (2005), dan Astiwi Indriani (2009) melakukan penelitian tentang ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal tersebut dikarenakan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana


(34)

eksternal yaitu dengan menggunakan hutang. Semakin besar ukuran perusahaan, kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ukuran Perusahaan Berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

c. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi juga. Karena dengan utang yang tinggi menimbulkan adanya kewajiban yang harus dibayar perusahaan. Kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajibannya dapat membuat perusahaan tersebut dibangkrutkan oleh pemberi utang.

Hasil penelitian Gitman (2009) menunjukan hasil bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Peningkatan resiko bisnis menyebabkan manajemen akan mempertimbangkan kembali apabila risiko bisnis yang akan ditanggung oleh perusahaan meningkat maka, manajemen perusahaan akan berupaya untuk menurunkan utang. Hal ini terkait dengan ketidak pastian pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan hipotesis untuk risko bisnis adalah


(35)

d. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Menurut Syamsudin (2007) struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008) Kartika (2009) dan Utami (2009) menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi berarti memiliki aktiva tetap yang besar. Perusahaan dengan aktiva tetap yang besar cenderung menggunakan utang yang lebih besar, dengan kata lain aktiva tetap sebagai jaminan perusahaan untuk meminjam hutang kepada pihak kreditur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H4: Struktur Aktiva Berpengaruh Positif terhadap Struktur Modal.

e. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Menurut Jensen, et al., (1992) dalam Sulaiman Nidar (2008) menyatakan pertumbuhan penjualan menjadi proksi untuk mengukur pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi


(36)

pertumbuhan di masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam industri.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) Utami (2009) Lia dan Joni (2010) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi tingkat keuntungan investasi pada masa yang akan datang. Dalam hal ini perusahaan membutuhkan modal untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari pihak kreditur.

Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H5: Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Struktur Modal


(37)

C. Model Penelitian

Adapun kerangka pikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penelitian Profitabilitas (X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Resiko Bisnis (X3) Struktur Aktiva (X4)

Struktur Modal (Y)


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek/ Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs resmi perusahaan.

B. Jenis Data

Dalam penelitian ini adapun jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013. 2. Perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada periode 2011-2013.


(39)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur sistematikdan standar perolehan data yang diperlukan. Data yang diperlukan adalah data sekunder dimana tehnik pengumpulan data dapat diperoleh di BEI.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Struktur Modal

Menurut Martono dan Harjito (2007), pengertian struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri untuk mendanai investasi-investasi asetnya. Menurut Adi Saputra (2012) Struktur Modal diukur dengan rumus sebagai berikut :

Ekuitas Total

Hutang Total

DER 

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghost, et.al., 2000). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan earning before interest and tax (EBIT) dengan total aktiva. Menurut Seftianne, (2011) profitabilitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Pajak Setelah

Laba


(40)

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. logaritma dari total aset dijadikan indikator dari ukuran perusahaan. Menurut Farah dan Aditya (2010) ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Size = ln (Total Aktiva) c. Risiko Bisnis (RISK)

Risiko bisnis didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Perhitungan variabel risiko bisnis secara umum yang sering digunakan adalah varians dan standar deviasi. Standar deviasi menghitung penyimpangan standar suatu nilai dari mean groupnya. Menurut Alni dkk (2011) rumus standar deviasi sebagai berikut:

Dimana:

Keterangan:

: rata-rata ROA tiap perusahaan X : ROA tiap perusahaan pada kondisi i σ : standar deviasi ROA

n : jumlah dari observasi d. Struktur Aktiva

Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan aktiva yang dimiliki perusahaan (Husnan, 2002) yang menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets).


(41)

Diukur dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Tetap Aktiva

SA 

e. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan merupakan rasio untuk mengukur sebaik apa perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonomi didalam industrinya (Sumani, 2012). Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau waktu ke waktu. Variabel ini merupakan variabel rasio antara penjualan saat ini dengan tahun lalu dibandingkan dengan tahun lalu (Yudhanta Sambharakreshna, 2010). Dalam penelitian (Sumani,2012) pertumbuhan perusahaan dapat diukur sebagai berikut :

GROWTHt = (Salest– Salest-1)/ Salest-1

F. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, yaitu :

DER = α + � ROA + � SIZE + � SD + � SA + � GROWTH+ � Keterangan:

DER = Struktur modal

α = Konstanta

�1…�5 = Koefesiensi regresi

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan


(42)

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) Jika nilai Kolmogrov-smirnov lebih besar dari α = 0,05, maka data normal.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu atau tersusun dalam rangkaian ruang. Menurut Rahmawati dkk, (2011) autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut :


(43)

Tabel 3.1

Ketentuan Nilai DW-Test

Ketentuan Nilai Durbin-Watson DW Kesimpulan

0 < DW <dl Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

3. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk, (2011) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabelbebas.Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas(multiko) pada model regresi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009) :

a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah :

Mempunyai angka Tolerance diatas > 0,1 Mempunyai nilai VIF di di bawah < 10

b. Mengkorelasikan antara variabel independen, apabila memiliki korelasi yang sempurna (lebih dari 0,5), maka terjadi problem multikolinearitas demikian sebaliknya.


(44)

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009). Adanya heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya uji Glesjer. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 %, maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

H. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji – t. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :


(45)

a. Merumuskan hipotesis

H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

H0 : β1, β2, β3, β4,≠0: Ada pengaruh yang signifikan antara profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR). b. Kesimpulan :

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 Ha : ditolak bila sig. > α = 0,05

2. Uji Simultan (F hitung)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


(46)

Untuk menguji apakah model yang digunakan baik, maka dapat dilihat dari signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, dengan cara :

a. Merumuskan hipotesis

H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0: Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

H0 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0: Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, risiko bisnis yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), struktur aktiva yang diproksikan dengan SA dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan GROWTH merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap struktur modal yang diproksikan dengan The Debt Ratio (DR).

b. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 Ha : ditolak bila sig. > α = 0,05


(47)

3. Koefisien Determinasi (R Square)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Semakin mendekati nilai satu menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dalam menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variasi variabel terikat.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2011-2013.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-2013

2. Perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada periode 2011-2013.


(49)

Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel

No Krieria

Jumlah

2011 2012 2013 1 Perusahaan manufaktur yang listed di BEI

dan yang menerbitkan laporan keuangan 133 135 138 2 Perusahaan manufaktur yang tidak

menghasilkan laba (28) (24) (27)

3 Perusahaan yang tidak memiliki data

lengkap (68) (70) (73)

Total perusahaan yang memenuhi Kriteria 65

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 proses pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak semua perusahaan memenuhi kriteria yang telah diuraikan diatas. Perusahaan yang memenuhi kriteria yaitu perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2011-2013 adalah sebanyak 65 perusahaan manufaktur yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

B. Uji Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan proses pengumpulan, penyajian, dan peringkasan berbagai karakteristik data sehingga dapat menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 195 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu


(50)

struktur modal dan tiga variabel independen yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, resiko bisnis, struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Minumum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan Struktur Modal Valid N (listwise) 195 195 195 195 195 195 195 0.0005120 11.4929166 0.0024255 0.0010365 -0.5765855 -2.7585307 0.7150898 19.1814585 0.6374199 0.9868172 10.2650237 7.3964581 0.106026005 14.350810131 0.058685771 0.346552068 0.224222059 0.960055487 0.1013105737 1.5177542697 0.0923747250 0.2112171647 0.8001745012 1.0162301794

Sumber: Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel statistik deskripsi di atas dapat diketahui: a. Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah profitabilitas yaitu 0,0005120 dan nilai tertinggi profitabilitas sebesar 0,7150898. dengan nilai rata-rata profitabilitas 0,10606005 dan standar deviasi 0,1013105737. b. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah ukuran perusahaan yaitu 11,4929166 dan nilai tertinggi ukuran perusahaan 19,1814585. Dengan nilai rata-rata ukuran perusahaan14.350810131 dan standar deviasi 1.5177542697


(51)

c. Resiko Bisnis

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah resiko bisnis yaitu 0,002455 dan nilai tertinggi resiko bisnis 0,6374199 dengan nilai rata-rata risiko bisnis 0,58685771 dan standar deviasi 0,923747250

d. Struktur Aktiva

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah struktur aktiva yaitu 0,0010365 dan nilai tertinggi struktur aktiva sebesar 0,986817 dengan nilai rata-rata struktur aktiva 0,346552068 dan standar deviasi 0,211171647

e. Pertumbuhan Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah pertumbuhan perusahaan yaitu -0,5765855 dan nilai tertinggi pertumbuhan perusahaan sebesar 10,2650237 dengan nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan 0,224222059 dan standar deviasi 0,8001745012.

f. Struktur Modal

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah struktur modal yaitu -2,7585307 dan nilai tertinggi struktur modal sebesar 7,3964581 dengan nilai rata-rata struktur modal 0,960055487 dan standar deviasi 1,016301794


(52)

2. Hasil Uji Regresi Linier Sebelum Transformasi Data

Menurut Rahmawati dkk (2011) analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3, ... Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Persamaan regresi dengan menginterpretasikan nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 regresi linear sebagai berikut :

Tabel 4.3

Regresi Linear Sebelum Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -0.192 -4.546 0.114 1.161 -0.460 0.420 0.647 0.735 0.045 0.730 0.327 0.093 -0.453 0.170 0.106 -0.096 0.330 -0.297 -6.182 2.549 1.590 -1.408 4.497 0.767 0.000 0.012 0.113 0.161 0.000 Sumber : Data diolah SPSS,2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.9 regresi linear diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :


(53)

DER = -0,192 + (-4,546) ROA + 0,144 SIZE + 1,161 SD + (-0,460) SA + 0,420 GROWTH.

Keterangan:

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan

Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :

a. Makna koefisien regresi berganda Profitabilitas sebesar -4.546.

Angka koefisien regresi sebesar -4.546 tersebut mempunyai arti bahwa bila Profitabilitas naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan turun sebesar 4.546 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

b. Makna koefisien regresi berganda Ukuran Perusahaan sebesar 0.114. Angka koefisien regresi sebesar 0.114 tersebut mempunyai arti bahwa bila Ukuran Perusahaan naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.114 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

c. Makna koefisien regresi berganda Resiko Bisnis sebesar 1.161

Angka koefisien regresi sebesar 1.161 tersebut mempunyai arti bahwa bila Resiko Bisnis naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan


(54)

naik sebesar 1.161 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

d. Makna koefisien regresi berganda Struktur Aktiva sebesar -0.460

Angka koefisien regresi sebesar -0.460 tersebut mempunyai arti bahwa bila Struktur Aktivanaik sebesar 1 poin, maka Struktur Modalakan turun sebesar -0.460 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

e. Makna koefisien regresi berganda Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0.420 Angka koefisien regresi sebesar 0.420 tersebut mempunyai arti bahwa bila Pertumbuhan Perusahaan naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.420 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Profitabilitas) adalah konstan.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Adapun tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi linear yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(55)

1. Uji Normalitas

Menurut Nazaruddin dan Basuki (2015) uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini peneliti menggunakan Kolmogrov-smirnov dimana jika nilai Kolmogrov-sminov lebih besar dari α = 0,05 maka data normal.

Hasil uji normalitas secara statistik Kolomograv-Smirnov menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-sminov Unstandarlized

Residual N

Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation

Absolute Most Extreme Differences Positive Negative

Kolmogrov –Sminov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

195 0.00000000 0.3005727889 0.059 0.054 -0.059 0.819 0.514

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Sminov maka dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,514 yang berarti lebih besar dari 0,05.


(56)

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk (2011) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,10 dan mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10.

Hasil uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.5berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

(Constant) Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 0.919 0.949 0.971 0.950 0.929 1.089 1.054 1.030 1.053 1.077

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.4 hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21 terlihat bahwa Kelima variabel independent yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan menunjukkan angka VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model


(57)

regresi tersebut tidak multikolinieritas maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu atau tersusun dalam rangkaian ruang. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Nilai Durbin-Watson DW

Ketentuan Nilai Durbin-Watson Kesimpulan

0 < DW <dl Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai Du > DW < (4-du). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.7 sebagai berikut :


(58)

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.446a 0.199 0.177 0.9217483327 1.104

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.6 hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1,104. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 195 dan jumlah variabel independen sebesar 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu dl: 1,7133 dan du : 1,8184.

Dari nilai Durbin Watson 1,104 maka dapat disimpulkan bahwa 1,104 < 1,818 maka ada gejala autokorelasi.

Pengolahan data yang terindikasi bermasalah dapat dilanjutkan dengan tranformasi data yang diperbolehkan dalam ilmu statistika dengan penggunaan trial and error (Nazarudin dan Basuki, 2015) . Tranformasi data ditujukan agar memperoleh kelompok data yang baru sehingga nantinya mampu mendapatkan output yang diinginkan.

Hasil uji autokorelasi setelah transformasi data menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.8 sebagai berikut :


(59)

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Setelah Transformasi Data

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.246 0.226 0.3038776012 1.836

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada output tabel 4.7hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwanilai Durbin- Watson sebesar 1,827. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 195 dan jumlah variabel independen sebesar 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu dl: 1,7133 dan du : 1,8184

Dari nillai Durbin-Watson sebesar 1,836 maka dapat disimpulkan bahwa 1,818 < 1,836 < 2,182 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009).


(60)

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -7.749 0.077 5.321 -0.112 -0.093 0.084 5.064 0.260 3.379 0.263 0.137 0.106 0.022 0.116 -0.031 -0.050 0.060 -1.530 0.294 1.575 -0.427 -0.675 0.795 0.128 0.769 0.117 0.670 0.500 0.428 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.8 hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal itu berarti bahwa tidak ada gejala heterokedastisitas.

D. Hasil Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data

Setelah estimasi model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik sehingga output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat diketahui bahwa data mengalami masalah pada uji autokorelasi. Oleh karena itu didapatkan hasil output regresi baru setelah transformasi data.

Persamaan regresi dengan menginterpretasikan nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta


(61)

variabel independen. Persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 regresi linear setelah transformasi sebagai berikut :

Tabel 4.10

Regresi Linear Berganda Setelah Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.10 regresi linear diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

DER = -21,105 + (-1,134) ROA + 14,337 SIZE + (-0,504) SD + 0,368 SA + 0,134 GROWTH.

Keterangan:

ROA = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

SD = Risiko Bisnis

SA = Struktur aktiva

GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan

Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :

a. Makna koefisien regresi berganda Profitabilitas sebesar -1.134.

Angka koefisien regresi sebesar -1.134 tersebut mempunyai arti bahwa bila Profitabilitas naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan turun


(62)

sebesar 1.134 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

b. Makna koefisien regresi berganda Ukuran Perusahaan sebesar 14.337.

Angka koefisien regresi sebesar 14.337 tersebut mempunyai arti bahwa bila Ukuran Perusahaannaik sebesar 1 poin, maka Struktur Modalakan naik sebesar 14.337 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan.

c. Makna koefisien regresi berganda Resiko Bisnis sebesar -0.504.

Angka koefisien regresi sebesar -0.504 tersebut mempunyai arti bahwa bila Resiko Bisnis naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan turun sebesar -0.504 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan. d. Makna koefisien regresi berganda Struktur Aktiva sebesar 0.368.

Angka koefisien regresi sebesar 0.368 tersebut mempunyai arti bahwa bila Struktur Aktiva naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modal akan naik sebesar 0.368 dengan asumsi variabel lainnya (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Pertumbuhan Perusahaan) adalah konstan. e. Makna koefisien regresi berganda Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0.134

Angka koefisien regresi sebesar 0.134 tersebut mempunyai arti bahwa bila Pertumbuhan Perusahaan naik sebesar 1 poin, maka Struktur Modalakan naik sebesar 0.134 dengan asumsi variabel lainnya (Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Profitabilitas) adalah konstan.


(63)

E. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji masing- masing variabel independen (Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan ) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Struktur Modal) atau tidak, atau uji t digunakan untuk mengetahui tingginya derajat satu variabel X terhadap variabel Y jika variabel X yang lain dianggap konstan.

Hasil pengujian uji t menggunakan data setelah transformasi karena pada uji asumsi klasik ada pengujian yang tidak lolos yaitu pada uji autokorelasi maka pengujian dapat diteruskan dengan transformasi data. Hasil uji t setelah data di transformasi dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11

Hasil Uji t Setelah Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.10 hasil uji t dapat dilihat pengaruh dari masing- masing variabel yaitu Profitabiltas, Ukuran


(64)

Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal adalah sebagai berikut :

a. Hasil pengujian pada variabel independen Profitabilitas

Pada hipotesis yang pertama (H1) yang menyatakan bahwa “Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,000 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

b. Hasil pengujian pada variabel independen Ukuran Perusahaan

Pada hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa “Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal “terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,000 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

c. Hasil pengujian pada variabel independen Resiko Bisnis

Pada hipotesis yang ketiga (H3) yang menyatakan bahwa “Resiko Bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,038 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

d. Hasil pengujian pada variabel independen Struktur Aktiva

Pada hipotesis yang keempat (H4) yang menyatakan bahwa “Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal” terbukti.


(65)

Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,004 dimana signifikansi ini lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

e. Hasil pengujian pada variabel independen Pertumbuhan Perusahaan

Pada hipotesis yang ketiga (H5) yang menyatakan bahwa “Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,167 dimana signifikansi ini lebih besar dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

Dari kelima variabel independen yang diteliti tersebut dapat diketahui bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Struktur Aktiva mempunyai pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Sedangkan variable Pertumbuhan Perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

2. Uji Simultan (F hitung)

Uji statistik F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

Hasil perhitungan Uji F ini dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.1.2berikut:


(66)

Tabel 4.12 Hasil Uji F

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 1

Residual Total

5.693 17.453 23.146

5 189 194

1.139 0.092

12.330 0.000b

Sumber : Data diolah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.9 hasil uji F bahwa secara bersama- sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,005.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

R Square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi (pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan Uji koefisien determinasi ini dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada Tabel 4.13berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0.496a 0.246 0.226 0.3038776012


(67)

Berdasarkan output tabel 4.10 hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 22,6% menunjukan bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan mampu menjelaskan variabel Struktur Modal. Sedangkan sisanya 77,4% dijelaskan olehvariabel lain diluar penelitian ini.

F. Pembahasan (Interprestasi)

Berdasarkan Uji Asumsi Klasik dapat disimpulkan bahwa kelima variabel memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal dan valid untuk dijadikan variabel. Dari uji hipotesis dapat diketahui bahwa secara simultan (Uji F) dapat diketahui bahwa kelima variabel independen yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal.

Secara parsial (analisis uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Struktur Modal adalah Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis dan Struktur Aktiva. Untuk variabel lain yaitu Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal. Berikut adalah pembahasanya:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001) bahwa dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Teori ini juga


(1)

LAMPIRAN Lampiran 1

Daftar Perusahaan Sampel Penelitian No Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk

2 ADMG POLYCHEM INDONESIA Tbk

3 AISA TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk

4 ALMI ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk

5 AMFG ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk

6 APLI ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk

7 ARNA ARWANA CITRA MULIA Tbk

8 ASII ASTRA INTERNATIONAL Tbk, PT

9 AUTO ASTRA OTOPARTS Tbk, PT

10 BATA SEPATU BATA Tbk, PT

11 BRAM INDO KORDSA Tbk

12 BTON BETON JAYA MANUNGGU Tbk

13 BUDI BUDI ACID JAYA Tbk

14 CPIN CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk, PT

15 CTBN CITRA TURBINDO Tbk

16 DLTA DELTA DJAKARTA Tbk

17 DVLA DARYA VARIA LABORATORIA Tbk

18 EKAD EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk, PT

19 ERTX ERATEX DJAYA Tbk

20 ETWA ETERINDO WAHANATAMA Tbk

21 GDST GUNAWAN DIANJAYA STEEL Tbk

22 GDYR GOODYEAR INDONESIA Tbk

23 GJTL GAJAH TUNGGAL Tbk, PT

24 HMSP HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk, PT

25 ICBP INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk, PT

26 IGAR CHAMPION PASIFIC INDONESIA Tbk

27 IKBI SUMI INDO KABEL Tbk

28 IMAS INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk

29 INAI INDAL ALUMINIUM INDUSTRY Tbk

30 INDS INDOSPRING Tbk, PT


(2)

32 IPOL INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY Tbk

33 JECC JEMBO CABLE COMPANY Tbk

34 JPFA JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk

35 JPRS JAYA PARI STEEL Tbk

36 KAEF KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk, PT

37 KBLI KMI WIRE AND CABLE Tbk

38 KDSI KEDAUNG SETIA INDUSTRI Tbk

39 KLBF KALBE FARMA Tbk, PT

40 LION LION METAL WORKS Tbk

41 LMSH LIONMESH PRIMA Tbk

42 LPIN MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk

43 MAIN MALINDO FEEDMIL Tbk

44 MASA MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk

45 MBTO MARTINA BERTO Tbk

46 MERK MERCK Tbk, PT

47 PRAS PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk

48 PYFA PYRIDAM FARMA Tbk

49 ROTI NIPPON INDOSARI CORPORINDU Tbk

50 SCCO SUPREME CABLE MANUFACTURING

51 SIPD SIEARAD PRODUCE Tbk

52 SMCB PT HOLCIM INDONESIA TbK

53 SMSM SELAMAT SEMPURNA Tbk, PT

54 SRSN INDO ACITAMA Tbk

55 TCID MANDOM INDONESIA Tbk, PT

56 TKIM PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk, PT

57 TOTO SURYA TOTO INDONESIA Tbk, PT

58 TRST TRIAS SENTOSA Tbk

59 TSPC TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

60 ULTJ ULTRAJAYA MILK INDUSTRY AND TRADING COMPANY Tbk

61 UNIC UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk

62 UNIT NUSANTARA INTI CORPORA Tbk

63 UNVR UNILEVER INDONESIA Tbk, PT

64 VOKS VOKSEL ELECTRIC Tbk


(3)

Lampiran 2 Hasil Output

1. Statistik Deskriptif

N Minumum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan Struktur Modal Valid N (listwise)

195 195 195 195 195 195 195

0.0005120 11.4929166 0.0024255

0.0010365 -0.5765855

-2.7585307

0.7150898 19.1814585 0.6374199

0.9868172 10.2650237

7.3964581

0.106026005 14.350810131 0.058685771

0.346552068 0.224222059

0.960055487

0.1013105737 1.5177542697 0.0923747250

0.2112171647 0.8001745012

1.0162301794

2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1

Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan

-0.192 -4.546 0.114 1.161 -0.460 0.420

0.647 0.735 0.045 0.730 0.327 0.093

-0.453 0.170 -0.106 0.096 0.330

-0.297 -6.182 2.549 1.590 -1.408 4.497

0.767 0.000 0.012 0.113 0.161 0.000


(4)

3. Hasil Uji Normalitas

Unstandarlized Residual N

Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation

Absolute Most Extreme Differences Positive

Negative

Kolmogrov –Sminov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

195 0.00000000 0.3005727889 0.059 0.054 -0.059 0.819 0.514

4. Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

(Constant) Profitabilitas Ukuran Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan -21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134 4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097 -0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091 -4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388 0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 0.919 0.949 0.971 0.950 0.929 1.089 1.054 1.030 1.053 1.077

5. Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1 Resiko Bisnis Struktur Aktiva -7.749 0.077 5.321 -0.112 -0.093 5.064 0.260 3.379 0.263 0.137 0.022 0.116 -0.031 -0.050 -1.530 0.294 1.575 -0.427 -0.675 0.128 0.769 0.117 0.670 0.500


(5)

Pertumbuhan 0.084 0.106 0.060 0.795 0.428 6. Hasil Uji Autokorelasi sebelum transformasi data

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.446a 0.199 0.177 0.9217483327 1.104

7. Hasil Uji Autokorelasi setelah transformasi data

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0.496a 0.246 0.226 0.3038776012 1.836

8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1

Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan

-21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134

4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097

-0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091

-4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388

0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167


(6)

9. Hasil Uji T

Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Profitabilitas Ukuran 1

Resiko Bisnis Struktur Aktiva Pertumbuhan

-21.015 -1.134 14.337 -0.504 0.368 0.134

4.645 0.239 3.099 0.241 0.126 0.097

-0.313 0.300 -0.134 0.190 0.091

-4.524 -4.745 4.626 -2.088 2.924 1.388

0.000 0.000 0.000 0.038 0.004 0.167 10. Hasil Uji Simultan (F hitung)

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 1

Residual Total

5.693 17.453 23.146

5 189 194

1.139 00.092

12.330 0.000b

11.Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BEI

0 3 32

PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE danPROPERTY yang TERDAFTAR di BEI)

0 22 22

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2013

1 12 66

PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 7

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FREE CASH FLOW TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS, UKURAN, DAN AKTIVITAS PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014

0 5 9

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012-2016

0 4 14

ABSTRAK PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013

0 0 12

ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

0 2 13

ANALISIS PENGARUH RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, DAN TINGKAT BUNGA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011

0 0 12