Petunjuk Pelaksanaan Orientasi Kader dalam Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (POSKESDES)
DALAM PENYELENGGARAAN
POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)
Untuk Mendukung Pengenlbangan
Oesa don Kelurohan Siago Aktif
Kata Pengantar
//
MセB@
N@
Dengan rahmat dan karunia Allah SWT yang diberikan
kepada kita sehingga Petunjuk Pelaksanaan Orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes untuk mendukung Pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat tersusun dengan baik.
Petunjuk pelaksanaan ini disusun untuk agar pelaksanaan
orientasi kader dalam penyelenggaraan Poskesdes di daerah
berjalan dengan baik. Petunjuk pelaksanaan ini diharapkan menjadi
acuan dalam pelaksanaannya mulai dari tahap perencanaan sampai
penyusunan pelaporan orientasi.
Kami menyadari bahwa petunjuk pelaksanaan ini masih jauh
dari sempurna, karenanya saran dan kritik membangun sangat kami
harapkan . Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang berprakarsa dan membantu dalam penyusunan
petunjuk pelaksanaan ini, serta dengan harapan semoga dapat
ditindaklanjuti secara optimal dan berkesinambungan.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
362.11
Ind
p
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Petunjuk pelaksanaan orientasi kader : dalam
penyelenggaraan POS kesehatan desa (Poskesdes)
ulltuk mendukung Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif Jakarta Kementerian Kesehatan RI 2014
Semoga Petunjuk Pelaksanaan Orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terlibat.
Jakarta, April 2014
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
Kementer,ian Kesehatan RI
ISBN 9786022356035
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
1. Judul
I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. HEALTH MANPOWER
III. PUBLIC HEALTH
DAFTAR lSI
/--------
KAT A PENGANTAR
iii
DAFTAR lSI
iv
BAB I.
C. RANCANGAN ORIENTASI
2
2
3
3
D. JADWAL ORIENTASI
4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN ORIENTASI
BAB II.
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN
C. EVALUASI
D. SASARAN EVALUASI
E. PELAPORAN
BAB III.
PESERTA, FASILITATOR, PENYELENGGARA,
DAN PENGORGANISASIAN
A. EVALUASI
22
22
22
22
22
24
24
26
30
30
B. SERTIFIKASI
31
A. PESERTA
B. FASILITATOR
C. PENYELENGGARA
D. PENGORGANISASIAN
BAB IV.
PANDUAN BAGI FASILITATOR
A. TEKNIK MEMANDU
B. SIKAP FASILITATOR YANG BAlK
BABV.
BAB VI.
10
10
14
19
20
20
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
PENUTUP
33
LAMPIRAN
3[;,
',•• ョ G@ イGi@ iセG
jGiB
B GB@
I:
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB ,I
PENDAHULUAN
(
A. LATAR BELAKANG
UndangUndang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi, selanjutnya Pemerintah bertanggung jawab
memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan. Untuk mewujudkan kesehatan
bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk
swasta.
Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang makin
berkembang dan mendekatkan masyarakat terhadap pelayanan
pembangunan kesehatan yang menyeluruh, tersebar merata
dan berkualitas, diperlukan upaya peningkatan pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan secara terus menerus,
berjenjang dan salah satunya melalui langkahIangkah strategis
yang terarah dalam kegiatan penyelenggaraan orientasi bagi
tenaga promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat termasuk
kader di bidang kesehatan . Pusat Promosi Kesehatan, sebagai
Unit Kerja di Kementerian Kesehatan RI dalam mengantisipasi
rencana kegiatan penyelenggaraan orientasi tersebut,
akan melibatkan unitunit terkait di lingkungan Kementerian
Kesehatan .
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan
telah dituangkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) ke2 bidang kesehatan(20102014) menitikberatkan
pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan prevcnlll
promotif dan tidak hanya kuratif dan rehabilitatif, melallJi
peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan , ウ・ィ
ゥョ ァ セ@
secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup
dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 70,0 tahun pada 2014
dan pencapaian keseluruhan sasaran Milenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015.
Poskesdes merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatalll dasar, utamanya
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Dalam pelaksanaanya Poskesdes memerlukan pembinaan
bukan hanya dari sektor kesehatan saja, melainkan dar;
berbagai instansi terkait agar terjamin kelestariannya. Salah
satu upaya pembinaan Poskesdes agar beroperasi maka perlu
adanya peningkatan kapasitas bagi bidan Poskesdes, salah satu
upayanya melalui orientasi lebih dahulu. Untuk menyamakan
persepsi dan memudahkan dalam pelaksanaan orientasi kader
Poskesdes maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan yang
dapat digunakan sebagai acuan penyelenggaraan orientasi.
B. TUJUAN
Tersedianya petunjuk pelaksanaan sebagai acuan untuk
menyelenggarakan orientasi kader dalam penyelenggaraan
Poskesdes.
C. RANCANGAN ORIENTASI
Orientasi inidirancangagarfasilitatormampu melaksanakan
orientasi kader dalam Penyelenggaraan Poskesdes. Selain
kajian kebutuhan orientasi, paket pembelajaran ini juga akan
diperkaya dengan diskusi diskusi yang akan mendorong
penggalian pengalaman yang relevan dengalll tugas seharihari .
D. GARIS BESAR PROSES PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diatas,
I
materi orientasi disusun dalam struktur sebagai berikut :
\,
No
A
B
C
Materi
Materi Dasar
1 Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
2 Penyelenggaraan Poskesdes
Materi Inti
1 Tugas dan Tanggung Jawab
Kader dalam Penyelenggaraan
Poskesdes
2 Penggerakan dan
Pemberdayaan masyarakat
3 Pengamatan Epidemiologi
Sederhana
4 Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana
Serta Kegawatdaruratan
Kesehatan
5 Observasi Lapang
Materi Penunjang
1 Muatan Lokal
2 Membangun Komitmen Belajar
3 Rencana Tindak Lanjut
Total
Waktu (JPL)
T P PL Jumlah
1
0
0
1
2
0
0
2
1
2
0
3
2
3
0
5
1
2
0
3
1
2
0
3
5
5
1 0 0
0 2 0
0 2 0
9 13 5
1
2
2
0
0
27
Proses, Metode dan Alur Pembelajaran
1. Proses Pembelajaran
Proses Orientasi dilaksanakan melalui tahapan sebagai
berikut:
a) Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serl. t
membangun komitmen belajar diantara peserta
b) Pembahasan Materi
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta orientasi
dilibatkan secara aktif sepenuhnya dalam proses
pembelajaran, secara umum sebagai berikut :
• Fasilitator mempersiapkan peserta orientasi untuk
siap mengikuti proses pembelajaran
• Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada setiap materi
• Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran
dengan: penggalian pengalaman peserta, penugasan
dalam bentuk individual atau kelompok, penjelasan
singkat tentang materi
c) Praktek kelas dalam bentuk penugasan
d) Observasi lapang
e) Penjajagan akhir peserta melalui post test
f) Setelah semua materi disampaikan, peserta dapat
memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan
materi dan rangkuman.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menggunakan prinsip Pembelajaran
Orang Dewasa, oleh karena itu metode yang dapat digunakan
selama proses pembelajaran diantaranya adalah :
• Ceramah singkat dan tanya jawab, terutama untuk halhal yang baru.
• Curah pendapat, untuk penjajakan pengetahuan dan
pengalaman peserta terkait dengan materi yang akan
dipelajari
• Penugasan berupa: diskusi kelompok dan latihan
• Bermain peran simulasi
• Observasi lapang
F. JADWAL ORIENTASI
3. Alur pembelajaran
r
Pembukaan
I
l
(
No
Hari
1
2
3
4
5
Waktu
Pertama
10.00 - 12.00
12.00 - 13.30
13.30 14.30
14.30 15.00
15.00 15.30
6 15.30 17.00
7 17.00 17.45
\,
I
Membangun Komitment Belajar
I
WAWASAN & PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
1. Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
2. Penyelenggaraan
Poskesdes
3. Tugas dan Tanggung
Jawab bidan dalam
penyelenggaraan
Poskesdes
1. Penggerakan dan
Pemberdayaan Masyarakat
2. Pengamatan Epidemiologi
3. Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana
serta kegawatdaruratan
kesehatan
Metode:
• Ceramah
• Tanya Jawab
• Curah Pendapat
Fasilitator
Kedatangan dan Registrasi peserta
ISHOMA
Pembukaan
Pre Test
Rehat Istirahat
MembanQun Komitmen Belajar (SLC)
Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif
8 17.45 19.00 Ishoma
9 19.00 20.30 Penyelenggaraan Poskesdes
PreTest
r
Materi Pembahasan
Hari Kedua:
1 08.00 10.15 Tugas dan Tanggung Jawab Kader
dalam penyelenggaraan Poskesdes
2 10.15 10.30 Rehat Sehat
3 10.30 12.00 Penggerakan dan Pemberdayaan
masyarakat
4 12.00 13.00 Ishoma
5 13.0015.15 Penggerakan dan Pemberdayaan
masyarakat
15.15 15.30
6
Rehat Sehat
7 15.30 17.45 Pengamatan Epidemiologi Sederhana
8 17.45 19.00 Ishoma
Metode:
• Bermain peran
• Studi kasus
• Simulasi
• Observasi lapang
Evaluasi
Penutup
N@ セ
Hari Ketiga:
1 08.00 08.45 Materi Muatan Lokal
2 08.45 11.00 Kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana serta kegawatdaruratan
kesehatan
3 11.00 11.30 Persiapan Observasi Lapang
1.30 13.00 Ishoma
-
I
5 13.00 16.45 Observasi Lapang
6 16.45 18.00 Penyusunan Laporan Hasil Observasi
Lapang
7 18.00 19.00 Ishoma
Hari Keempat:
1 08.00 08.30
2 08.30 10.00
3 10.00 11.00
4 11.00 12.00
. - -
Post Test
Penyusunan RTL
Presentasi Hasil Observasi Lapang
Penutupan
BAS II.
LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN
BAB II
I
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. PERSIAPAN
Persiapan orientasi memegang peranan penting dalam
proses orientasi yang pada akhirnya akan menghasilkan orientasi
yang bermutu. Hal ini sesuai dengan proses manajemen mutu.
Dengan demikian, persiapan dalam orientasi masuk dalam
indikator struktur input yang harus terpenuhi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Apabila indikator tidak terpenuhi
maka orientasi yang bermutu sulit untuk dapat diwujudkan.
• Tim Fasilitator wajib membaca Petunjuk Pelaksanaan
ini, sehingga mendapatkan pemahaman yang utuh
dan jelas tentang pelaksanaan orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes.
• Sebelum hari Orientasi, Tim Fasilitator perlu bertemu untuk
mempersiapkan Orientasi. Halhal yang perlu dipersiapkan
adalah pembagian tugas sebagai fasilitator yaitu menentukan
satu fasilitator untuk setiap materi Bahasan .
• Untuk memperlancar proses orientasi, sangat penting
untuk menunjuk salah satu fasilitator secara bergantian
sebagai pimpinan oreintasi harian. Tugas utamanya adalah
memastikan proses orientasi berjalan dengan lancar dan
baik.
• Pada tahap orientasi, persiapan yang perlu dilakukan Tim
Fasilitator adalah mengatur ruangan. Pengaturan ruangan
yang tepat untuk mendorong proses partisipasi para peserta
adalah bentuk setengah lingkaran atau huruf "U". Sebaiknya
disediakan kursi yang memiliki meja lengan se'hingga
tidak perlu meja lagi. Meja akan memenuhi ruangan dan
menghalangi ruang gerak peserta sehingga membatasi
proses partisipasi.
•
Pemeriksaan bahanbahan orientasi, media belajar yang
perlu difotokopi dari petunjuk pelaksanaan, dan alatala\
yang telah disiapkan panitia.
Komponen persiapan onientasi terdiri dari komponen
persiapan teknis dan administrasi.
1. Teknis dalam mempersiapkan orientasi ini, Dinas Kesehatan
Provinsi/Bapelkes Daerah berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Administrasi menyiapkan pengorganisasian penyelenggaraan orientasi dan menetapkan uraian tugas.
Penyelenggara orientasi terdiri dari Penasehat, Penanggung
Jawab, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Umum, Seksi
Orientasi, Seksi Pemantauan dan Penilaian, Anggota Teknis,
Anggota Administrasi.
3. Tugas Panitia Penyelenggara
a. Ketua
• Mengadakan
perencanaan
dan
persiapan
pelaksanaan orientasi.
• Mengkoordinasikan kegiatan sekretariat, bendahara,
seksi orientasi, seksi pemantauan, dan seksi
penilaian.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan orientasi.
• Untuk kelancaran tugasnya, ketua panitia
penyelenggara mengadakan hubungan dengan
pihak lain yang dipandang perlu.
b. Sekretaris
• Membantu ketua panitia penyelenggara dalam
melaksanakan tugasnya.
• Memimpin kegiatankegiatan kesekretariatan.
c. Bendahara
• Menyusun anggaran biaya dan mengajukan kepada
ketua penyelenggara untuk mengambil keputu san .
• Menyelesaikan urusan pengajuan anggaran
pembiayaan yang telah diputuskan.
• Menyusun pertanggu ngjawaban anggaran biaya
orientasi .
d. Seksi Umum
• Membantu kesekretariatan dalam melaksanakan
tugasnya.
• Mempersiapkan
dan
menyampaikan
surat
pemanggilan calon peserta orientasi.
• Melaksanakan pengetikan dan penggandaan materi
serta menyampaikannya kepada peserta.
• Menyiapkan akomodasi.
• Mengatur ruangan tempat orientasi dan peralatannya.
• Memprogramkan acara selingan (olahraga, rekreasi
dan lainlain).
e. Seksi orientasi
• Mempersiapkan jadwal orientasi.
• Mempersiapkan materi , makalah, bahan, dan media
belajar.
• Mempersiapkan fasilitator.
• Mempersiapkan lokasi observasi lapang.
• Mengkoordinir para fasilitator.
f. Seksi pemantauan dan penilaian
• Mempersiapkan formatformat pemantauan dan
penilaian/evaluasi hasil belajar dan penyelenggaraan
orientasi.
• Menyelenggarakan penilaian/evaluasi untuk setiap
bahasan dan evaluasi penyelenggaraan pada akhir
orientasi.
4. Tugas dan tanggung jawab panitia secara umum
a. Mempersiapkan kelengkapan administrasi dan logistik
untuk penyelenggaraan kegiatan orientasi.
b. Mengatur agenda kegiatan orientasi dan menyediakan
dukungan
administrasi
dan
logistik
selama
berlangsungnya orientasi.
c. Menyusun
laporan
penyelenggaraan
orientasi
dan
laporan
pertanggungjawaban
keuangan
penyelenggaraan orientasi.
5. Tugas tim fasilitator
Fasilitator terdiri dari tenaga pemberdayaan masyara'kat
yang telah dilatih dalam Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat khusunya bidang kesehatan, baik dari linstansi
terkait tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota.
Tugas dan tanggung jawab tim fasilitator adalah:
a. Menata acara belajar, menyiapkan materi, dan
menyajikan materi sesuai dengan bidangnya.
b. Menata situasi proses belajar rmengajar dengan
mengupayakan terjadinya interaksi.
c. Mengarahkan acara belajar.
d. Mengadakan bimbingan pada diskusi.
e. Mengadakan evaluasi terhadap peserta dan proses
orientasi.
6. Tugas administrasi
a. Membentuk panitia penyelenggara dengan SK yang
diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi , yang
didalamnya terdiri dari unsur Bapelkes dan tim fasilitator.
b. Membuat surat pemanggilan peserta dan tembusan
pada yang bersangkutan. Surat pemanggilan peserta
harus dikirim paling lambat 2 minggu sebelum orientasi
dilaksanakan(tergantung jangkauan wilayah setempat) .
Dalam surat pemanggilan harus jelas waktu dan tempat
c.
d.
e.
f.
g.
h.
orientasi, tanggal mulai masuk asrama, dan persyaratan
lain yang harus dibawa misalnya: SPPD, bukti tiket, pas
foto berlatar belakang merah ukuran 4x6 sebanyak dua
buah, dan biodata peserta.
Membuat surat permohonan fasilitator atau narasumber.
Surat permohonan fasilitator atau narasumber harus
dikirim paling lambat satu minggu sebelum orientasi
dimulai. Dalam surat tersebut harus dijelaskan materi
yang akan diberikan, waktu, dan tempat.
Memperhatikan kelengkapan pesertadalam pelaksanaan
orientasi seperti kehadiran peserta. Memperhatikan
kesiapan dan kelengkapan narasumber/pelatih/pengajar
dalam pelaksanaan orientasi.
Surat permintaan/penerbitan sertifikat ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Pimpinan Institusi
penyelenggara orientasi pada saat proses orientasi
berlangsung.
Surat permintaan membuka dan penutupan orientasi
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau
Pimpinan Institusi penyelenggara orientasi.
Merencanakan penggunaan biaya: komponen biaya
yang disiapkan terdiri dari : (1) honor fasilitator atau
narasumber, honor panitia, honor penyelenggara; (2)
perjalanan,mencakup transport peserta dari daerah ke
tempat orientasi, transport fasilitator atau narasumber,
transport lokal pan ita (3) kebutuhan alat tulis kantor, (4)
Kebutuhan alat, bahan dan sarana untuk simulasi dan
praktik lapang (sesuai dengan anggaran yang tersedia).
Menggandakan makalah dan referensi lain, di luar
panduanl bahanl materi yang sudah ada.
B. PELAKSANAAN
Pelaksanaan orientasi memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan orientasi. Acuan pelaksanaan orientasi adalah
jadwal orientasi yang sudah disusun. Pastikan bahwa proses
pelaksanaan orientasi sesuai dengan alur proses pembelajaran.
Keberhasilan kegiatan ini banyak ditentukan oleh kesiapan fasilitator
penguasaan materi, penyediaan bahanbahan, dan kesiapan
peserta serta ketepatan waktu sesuai jadwal yang disusun.
1. Peran Fasilitator Utama
Orientasi partisipatif akan berjalan baik bila dilakukan dengan
kerjasama tim. Fasilitator utama memiliki peran memimpin
proses belajar untuk materi Bahasan yang bersangkutan
dengan langkahIangkah sebagai berikut:
• Sesaat sebelum mulai, mengumpulkan semua media
belajar dan bahan yang diperlukan selama memandu
materi Bahasan yang bersangkutan
• Menyampaikan judul materi Bahasan, Tujuan dan Waktu
yang diperlukan untuk kegiatan yang akan dibawakan
dengan mengacu pada panduan orientasi
• Memandu kegiatan belajar menu rut langkahIangkah
yang terdapat pada panduan sesuai dengan materi
Bahasan yang bersangkutan.
2. Peran Fasilitator Pendamping
Sementara satu orang menjadi fasilitator utama yang
memimpin kegiatan belajar, anggota Tim fasilitator lainnya
sebaiknya membaur dengan para peserta. Beberapa peran
Fasilitator Pendamping yang sedang tidak bertugas di
depan, adalah:
• Membantu fasilitator yang sedang bertugas apabila
diperlukan, misalnya memancing pertanyaan kepada
peserta agar lebih aktif berbicara
• Ikut berdiskusi seperti peserta lainnya sehingga suasana
membaur dan akrab, tetapi jangan sarnpai dominan
karena pesertalah yang perlu lebih aktif
• Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu fasilitator
per kelompok kalau memungkinkan
./
Hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan orientasi adalah:
1. Peran Penyelenggara Orientasi
Bersamasama tim fasilitator/narasumber dan panitia
penyelenggara :
a. Persiapan orientasi
1) Membuat rancangan proses orientasi.
2) Menyusun jadwal orientasi yang sesuai dengan alur
proses pembelajaran.
3) Memilih fasilitator sehingga didapatkan fasilitator
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
4) Menentukan alat bantu dan metode orientasi
disesuaikan
dengan
proses
pembelajaran
(disesuaikan dengan situasi setempat).
5) Mempersiapkan pelaksanaan observasi lapang
(disesuaikan dengan situasi setempat).
6) Berperan serta dalam merancang instrumen evaluasi,
sehingga tersusun instrumen evaluasi baik evaluasi
peserta, fasilitator, maupun evaluasi penyelenggara.
7) Melakukan konsultasi kepada lembaga akreditasi
tentang kegiatan orientasi yang dilaksanakan apabila
ada yang tidak sesuai dengan persyaratan dalam
akreditasi orientasi .
b. Pelaksanaan orientasi
Dan atau bersama Tim Fasilitator :
1) Mengendalikan proses pembelajaran.
a) Praproses pembelajaran
i. Mengontroilmengecek fungsi alat bantu/
mediaorientasi (audio visual aid) yang akan
digunakan agar sesuai dengan metode
pembelajaran.
ii. Memperkenalkan
fasilitator/narasumber
sesuai dengan biodata masingmasing.
b) Selama proses pembelajaran
i. Terhadap fasilitator/narasumber
• Mengendalikan waktu.
• Mengamati penyampaian materi dari segi
kesesuaian dengan pokok bahasan untuk
mencapai tujuan pembelajaran .
• Mengamati
penggunaan
metode
pembelajaran dari segi kesesuaian
mencapai tujuan pembelajaran .
ii. Terhadap peserta
• Mengamati dan memberi motivasi
pada proses tatap muka, diskusi , atau
penugasan .
• Menyediakan waktu untuk melakukan
micro teaching.
• Menyediakan waktu untuk konsultasi
peserta.
• Memandu refleksi dan review tentang
materi orientasi yang disampaikan satu
hari sebelumnya.
2) Membuat laporan
Panitia penyelenggara hendaknya sudah
mempersiapkan
laporan
penyelenggaraan
orientasi kader dalam penyelenggaraan
Poskesdes seawal mungkin . Paling lambat 1
(satu) minggu setelah orientasi dan dikirimkan
kepada yang berwenang secara berjenjang .
a) Membuat catatan harian proses pembelajaran
selama orientasi dan menginformasikan
kepada penyelenggara.
b) Membuat
laporan
tentang
proses
pembelajaran mulai dari awal hingga
selesainya orientasi meliputi: lketepatan hadir
peserta dan pelatih , tahapan antar materi
yang disampaikan , serta cara penyampaian.
3) Sebagaipenghubung
a) Penghubung antara
fasilitator/narasumber.
c.
peserta
dengan
2. Peran tim teknis
a. Monitoring pengajaran untuk hari berikutnya.
b. Rekapitulasi form evaluasi peserta, fasilitator, dan
penyelenggara.
3. Peran tim administrasi
a. Memperbaiki daftar hadir.
b. Membuat biodata peserta dan cek SPJ peserta dan tiket.
c. Membuat SPJ.
d. Memastikan kelengkapan adminsitrasi.
e. Menyediakan penggandaan materi orientasi peserta
Hari terakhir Orientasi, sesudah semua kegiatan selesai,
Tim Fasili,tator mengumpulkan semua dokumen Ihasil
orientasi yang terdapat pada kertaskertas besar (plano)
dan catatan pribadi yang dibuat selama Orientasi. Tim
Fasilitator kemudian membahas rencana penulisan laporan
yang merupakan tugas panitia.
TIP UNTUK KERJASAMA TIM FASILITATOR
• Selama melibatkan diri dalam diskusi, perhatikan cara
fasilitator utama membawakan materi belajar dan hindari
perdebatan dengan sesama fasilitator.
• Tunjukkan bagaimana cara berbeda pendapat yang baik,
meskipun perbedaan pendapat itu terjadi sesama fasilitator;
tetapi, hindari perbedaan pendapat yang menjatuhkan
fasilitator lainnya.
• Amati pesertapeserta yang pasif dan bantulah fasilitator
utama untuk membangkitkan partisipasi pesertapeserta
dengan cara mendorong mereka bersuara.
• Ciptakan suasana tim kerja yang positif saling membantu
sepenuhnya selama proses; fasilitator sebainya tidak pernah
keluar masuk ruangan seperti juga peserta lainnya.
EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kinerja dari
komponen orientasi yaitu: penyelenggara, fasilitator, dan peserta.
Evaluasi terdiri dari:
1. Evaluasi yang dilakukan oleh peserta terhadap:
a. Fasilitator dan narasumber.
b. Penyelenggara orientasi.
b. Hasilnya sebagai masukan bagi fasilitator untuk
meningkatkan kemampuan atau cara penyajiannya
2. Evaluasi yang dilakukan oleh fasilitator terhadap peserta
mengenai:
a. Pengetahuan.
b. Keaktifan, disiplin, dan kepemimpinan.
Hal ini dapat diperoleh dari hasil tes atau pengamatan selama
proses pembelajaran pada akhir orientasi.
Oi tengahtengah proses Orientasi, Tim Fasilitator perlu
memantau perkembangan proses orientasi dengan mengadakan
pertemuan pendek (510 menit). Oalam pertemuan ini, Tim
Fasilitator mengevaluasi beberapa hal berikut ini:
• Apakah semua peserta terlibat? Siapa yang tidak cukup
terlibat? Mengapa?
• Bagaimana kita bisa mendorongnya untuk lebih aktif?
• Apakah ada peserta yang mendominasi? Bagaimana kita
bisa mendorongnya untuk memberi kesempatan kepada
peserta lain?
• Apakah peserta bisa menerima dan menghargai perbedaan
pendapat?
• Apa yang bisa kita lakukan untuk membangun suasana
saling menghargai?
• Apakah fasilitator masih dominan dibandingkan peserta?
Bagaimana caranya agar peserta semakin aktif dan peran
fasilitator semakin sedikit?
D. SASARAN EVALUASI
Sasaran evaluasi meliputi peserta, fasilitator, dan
penyelenggara orientasi yang meliputi ·
1. Pre dan posttes.
2. Penyelenggara.
3. Penilaian untuk fasilitator.
4. Instrumen evaluasi petugas monitoring
Evaluasi terhadap suatu program orientasi sebaiknya
dilakukan oleh suatu tim yang terlibat sejak perencanaan
sampai dengan pelaksanaan. Dengan demikian evaluasi proses
orientasi pad a dasarnya adalah evaluasi proses pembelajaran
selama proses berlangsung.
E. PELAPORAN
Pada akhir penyelenggaraan orientasi, harus dibuat
laporan yang sudah selesai selambatIambatnya satu minggu
setelah orientasi berakhir.
Panitia mengirimkan laporan tersebut kepada:
1. Kepala Pusat Promosi Kesehatan .
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Pimpinan Institusi Penyelenggara kegiatan
4. Terlampir formatformat laporan
BAB III.
PESERTA, FASILITATOR,
PENYELENGGARA DAN
PENGORGANISASIAN
BAB III
PESERTA, FASILITATOR, PENYELENGGARA
DAN PENGORGANISASIAN
A. PESERTA
Peserta orientasi adalah Kader Poskesdes dengan jumlah
peserta 30 orang/kelas. jumlah disesuaikan dengan dana dekon
B. FASILITATORIPELATIH
Fasilitator adalah petugas atau pengelola promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang pernah
mendapat pelatihan atau orientasi tentang pemberdayaan
masyarakat khususnya bidang kesehatan.
C. PENYELENGGARA
1. Penyelenggara orientasi terdiri dari unsur Dinas Kesehatan
Provinsi, Bapelkes, dan Institusi Penyelenggara pelatihan lainnya.
2. Penyelenggaraan dapat dilakukan di Bapelkes atau tempat
lainnya yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang penyelenggaraan orientasi.
D. PENGORGANISASIAN
Kegiatan orientasi ini melibatkan unsur Dinas Kesehatan
Provinsi, Bapelkes Daerah , dan Fasilitator dengan susunan
organisasi yang melibatkan unsurunsur sebagai berikut dan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia:
1. Penasehat
2. Penanggungjawab
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
7. Anggota administrasi
BAB IV.
PANDUAN BAGI FASILITATOR
BAB IV
PANDUAN BAGI FASILITATOR
A. TE KNIK MEMANDU
1. MEMAN DU LANGKAH-LANGKAH UMUM
Semua materi Bahasan memiliki langkahIangkah umum
pelaksanaan kegiatan belajar. Dalam memandu langkahIangkah
pembahasan Bahasan, terdapat beberapa kegiatan penting yang
perlu dilakukan fasilitator untuk memperlancar proses, yaitu:
a. Setiap kali ada tugas kelompok :
• Tuliskan tugastugas tersebut di atas papan tulis
atau kertas besar (plano) selama menjelaskan tugas
kepada peserta.
• Tuliskan dengan huruf besar supaya terbaca dari jauh
dan pastikan peserta mengerti apa yang menjadi
tugasnya sebelum dibagi kelompok.
b. Bagilah peserta dalam kelompok kecil secara acak,
sehingga peserta bisa berbaur
• Misalnya dengan meminta peserta untuk menghitung
diri (yaitu, kalau ingin 4 kelompok
• Masingmasing peserta akan menghitung "1", "2",
"3", "4", "1", "2", "3", "4" secara berurutan sampai
semua punya nomor)
• Dan kelompok dibuat berdasarkan nomor peserta
masingmasing.
c. Di dalam pleno atau curah pendapat
• Fasilitator sebaiknya mencatat pendapatpendapat
peserta di atas kertas besar (plano) selama
memandu pembahasan.
• Catatlah pendapat yang sudah benarbenar matang
atau diterima oleh forum agar tidak terla1lu banyak
catatan yang dibuat.
2. KIAT DISKUSI KELOMPOK ATAU CURAIH PENDAPAT
• Jika terlalu sulit memandu dan menulis secara serempak,
satu pendamping mungkin bisa berperan sebagai
pencatat
• Jika ada peserta yang diam, bisa minta setiap peserta
bergantiganti menjawab satu pertanyaan dari "Diskusi
Kelompok".
• Jika perlu sukarela untuk permainan, minta peserta yang
diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, untuk
menyajikan hasil dari kelompok kecil tersebut pilihlah
seseorang yang belum punya kesempatan.
• Pendalillping yang tidak sedang memandu bisa duduk
dengan peserta dan menolong fasilitator kalau ada
kesulitan .
• Dalam permainan, lebih baik Tim fasilitator terlibat,
sama dengan peserta lain supaya mengembangkan
keakraban.
3. CARA MELIBATKAN PESERTA
a) Proses diskusi yang partisipatif pada awalnya memang
akan sulit karena cara ini masih merupakan cara
yang baru bagi kita. Meskipun demikian, proses ini
akan berjalan lancar apabila fasilitator dengan sabar
melakukan usaha meningkatkan partisipasi masyarakat.
b) Berikut ini adalah beberapa saran untuk melibatkan
peserta dalam proses diskusi:
• Fasilitor mengajukan pertanyaan APA terlebih
dahulu sehingga peserta bisa menceritakan
pengalamannya, serta KAPAN hal itu terjadi?
• Fasilitor kemudian menanyakan kepada beberapa
peserta lain, apakah mereka juga menemukan
kejadian yang serupa?
• Fasilitor kemudian menanyakan MENGAPA hal
tersebut terjadi? (Apa sebabnya terjadi?)
• Kembali, Fasilitor meminta tanggapan kepada
beberapa peserta lain, apakah mereka setuju
pendapat peserta tersebut tentang penyebab suatu
keadaan?
• Fasilitor kemudian menanyakan BAGAIMANA cara
mengatasi keadaan tersebut?
• Fasilitor perlahanIahan membiarkan peserta
saling menceritakan pengalaman dan melontarkan
pendapatnya.
INGATLAH BATAS WAKTU!
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, namun fasilitator
juga ingat bahwa setiap pokok bahasan dibatasi waktu.
• Batasi jumlah pendapat
• Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk
memberi kesempatan pada peserta lain yang belum
berpendapat
• Mintalah peserta untuk berbicara langsung kepada
gagasan ini (tidak berteletele)
• Minta fasilitator yang tidak sedang bertugas sebagai
pengingat waktu. Sepakati terlebih dahulu bagaimana
cara mengingatkan supaya tidak mengganggu proses.
B. SIKAP FASILITOR YANG BAlK
1. Bersikap sabar: Jika kurang sabar melihat proses orientasi
yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita
telah mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya
pada orientasi yang partisipatif, proses akan sulit pada
tahaptahap awal karena suasana belum cukup cair. Tetapi
proses selanjutnya akan sangat hidup apabila Fasilitor terus
bersabar dalam mendorong proses partisipasi peserta.
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi : Karena
pengalaman dari peserta yang paling penting dalam
pembelajaran, Fasilitator perlu lebih banyak menjadi
pemerhati dan pendengar proses Orientasi.
3. Menghargai dan rendah hati : Cara menghargai peserta
adalah dengan menunjukkan minat yang sungguhsungguh
pada pengetahuan dan pengalaman mereka.
4. Mau be/ajar: Fasilitor perlu memiliki semangat untuk belajar
dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari
peserta yang lebih berpengalaman . Selain itu, Fasilitator
tidak akan berhasil apabila tidak memahami seluk beluk
pengalaman peserta karena materi yang disampaikan
dengan dikaitkan pada pengalaman peserta akan lebih
bermakna.
5. Bersikap sederajat dan akrab: Hubungan dengan peserta
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai,
sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan
mempelajari lebih banyak kalau mereka merasa nyaman
dengan Tim Fasilitator. Sebaiknya kita menghindari adanya
"jarak" atau "perbedaan" antara Tim Fasilitator dan peserta.
6. Tidak menggurui: Proses belajar berlangsung sarna dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila Fasilitator
bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita
belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh
satu pemahaman yang kaya.
7. Tidak memihak, menilai, dan mengritik: Mungkin dalam
Orientasi, perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta.
Fasilitator tidak boleh menilai dan mengkritik semua
pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral
Fasilitor mesti berusaha memandu komunikasi antara pihakpihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan
dan jalan keluarnya.
8. Bersikap terbuka: Fasilitator jangan segan untuk berterus
terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu . Dari
contoh ini, peserta bisa mempelajari bahwa mereka juga
bisa memiliki sikap terbuka dengan orang lain .
9. Bersikap positip: seorang Fasilitator sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif. orientasi seperlunya
mendorong peserta mencari potensi diri sendiri. Jangan
memperdebatkan masalah untuk mencari kesalahan
seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya.
BABV.
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
BABV
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
A. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi :
1. Evaluasi terhadap peserta melalui :
a. Penjajagan awal melalui pre test
b. Pemahaman peserta terhadap materi yang diterima
(post test)
c. Evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap
kemampuan yang telah didapat peserta melalui
penugasanpenugasan dan praktik lapang
2. Evaluasi terhadap fasilitator
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan
peserta terhadap kemajuan fasilitator dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan
baik, serta dapat dipahami dan diserap oleh peserta.
Evaluasinya meliputi :
a. Penguasaan materi
b. Penggunaan metode
c. Hubungan interpersonal dengan peserta
d. Motivasi
3. Evaluasi terhadap penyelenggara orientasi
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksaaan
orientasi. Obyek evaluasl adalah pelaksanaan administrasi
dan akademis, yang meliputi :
a. Tujuan orientasi
b. Relevansi orientasi dengan pelaksanaan tugas
c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta
di tempat kerja
d. Manfaat orientasi bagi peserta atau instansi
e. Hubungan peserta dengan penyelenggara
f. Hubungan peserta dengan pelaksana orientasi
g. Pelayanan sekretariat peserta
h. Pelayanan akomodasi dan lainnya
i. Pelayanan konsumsi
j. Pelayanan komunikasi dan informasi
B. Sertifikasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No 725 Tahun
2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Orientasi di Bidang
Kesehatan , bagi peserta yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran selama 27 JPL @ 45 menit dengan kehadiran
minimal 90 % dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran, akan
diberikan sertifikat. Sertifikat akan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang atas nama Menteri Kesehatan dan oleh panitia
penyelenggara
BABVI
PENUTUP
Petunjuk
Penyelenggaraan
orientasi
kader
dalam
penyelenggaraan Poskesdes merupakan acuan bagi pengelola
orientasi di provinsi/kabupaten. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan menjadi semakin lengkap perangkat operasional dalam
rangka meningkatkan hasil orientasi yang diharapkan.
Oleh sebab itu, kepada para pengelola orientasi kader dalam
penyelenggaraan Poskesdes, perlu mengambil langkahIangkah
untuk memahami dan menerapkan petunjuk pelaksanaan ini.
Keberhasilan dari penerapannya tergantung pada kemauan yang
positif dari semua pihak yang terlibat di dalamnya.
BAB VI.
PENUTUP
LAMPIRAN-1
FORM EVALUASI FASILITATOR
(Diisi oleh: Peserta Orientasi)
1. Nama Kegiatan
2. Nama Fasilitator
3. Mat e r i
4. HariiTanggal
5. Waktu/Jam
Orientasi Kader dalam Penyelenggaraan Poskesdes
..
PENILAIAN
N I LAI
KOMPONEN
No
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Penguasaan Materi
2 Ketepatan Waktu
3
Sistematika Penyajian
4 Penggunaan Metode dan Alat Bantu Diklat
LAMPIRAN
5 Empati. Gaya dan Sikap terhadap Peserta
6 Penggunaan Bahasa dan Volume Suara
7 Pemberian Motivasi Belajar kepada Peserta
8 Pencapaian Tujuan Pembelajaran
9 Kesempatan Tanya Jawab
10 Kemampuan Menyajikan
11 Kerapihan Pakaian
I
,
12 Kerjasama antar Tim Pelatih
JUMLAH NILAI
NILAI RATARATA
.. ... ..........
Keterangan .' Bila, 45 - 55 : kurang; 56 - 75 : sedang; 76 85 .' baik; 86 ke alas sangat baik
I
セ@
KOMENTAR
I
I
セ
SARAN
I
.... .......... '" tgl. .. " ................ ..
Tanda tangan Penilai : ....... .. _........ . .
LAMPIRAN-2
LA MPIRAN-3
FORM EVALUASI PENVELENGGARAAN
(Diisi oleh: Peserta Orientasi)
Ceklis Penilaian
PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM
Nama Kegiatan: ........... .. ................. ... , .. .
No
KOMPONEN
NILAI
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Kenyamanan ruang belajar
2 Penyediaan alat bantu di dalam kelas
Penyediaan dan pelayanan bahan belajar
3
(seperti pengadaan, bahan diskusi)
4 Penyediaan dan kebersihan kamar kecil
5 Pelayanan sekretariat
6 Penyediaan pelayanan akomodasi
7 Penyediaan dan pelayanan konsumsi
JUMLAH
NILAI RATARATA
Kelerangan : 45 - 55 : kurang, 56 - 75 : sedang, 76 - 85 : baik, 86 ke alas sangat baik
No
Halhal yang Mendukung
No
Halhal yang Menghambat
1
1
セ@
2
2
3
3
.......... .. .......... , tgl ........ .. .......... ..
Tanda tangan Penilai : ...... . .. ........ .. ..
Materi
Pelatih
Materi
Metode
Alat Bantu
Evaluasi Keterangan
Bahasan
Sesi
I Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk
Dasarllnti/Penunjang
.,'
" ,
...... ....................
............................
JUMLAH
I
LAMPIRA N-4
Ceklist Penilaian
OBSERVASI LAPANG
No.
Komponen
1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
2. Penyelenggaraan Poskesdes
Tugas dan Tanggung Jawab Kader dalam
3. Penyelenggaraan Poskesdes
4. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat
5.
Pengamatan Epidemiologi Sederhana
6.
Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana
serta Kegawatdaruratan Kesehatan
Temuan Saat Observasi
CATATAN:
POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)
Untuk Mendukung Pengenlbangan
Oesa don Kelurohan Siago Aktif
Kata Pengantar
//
MセB@
N@
Dengan rahmat dan karunia Allah SWT yang diberikan
kepada kita sehingga Petunjuk Pelaksanaan Orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes untuk mendukung Pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat tersusun dengan baik.
Petunjuk pelaksanaan ini disusun untuk agar pelaksanaan
orientasi kader dalam penyelenggaraan Poskesdes di daerah
berjalan dengan baik. Petunjuk pelaksanaan ini diharapkan menjadi
acuan dalam pelaksanaannya mulai dari tahap perencanaan sampai
penyusunan pelaporan orientasi.
Kami menyadari bahwa petunjuk pelaksanaan ini masih jauh
dari sempurna, karenanya saran dan kritik membangun sangat kami
harapkan . Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang berprakarsa dan membantu dalam penyusunan
petunjuk pelaksanaan ini, serta dengan harapan semoga dapat
ditindaklanjuti secara optimal dan berkesinambungan.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
362.11
Ind
p
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Petunjuk pelaksanaan orientasi kader : dalam
penyelenggaraan POS kesehatan desa (Poskesdes)
ulltuk mendukung Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif Jakarta Kementerian Kesehatan RI 2014
Semoga Petunjuk Pelaksanaan Orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang terlibat.
Jakarta, April 2014
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
Kementer,ian Kesehatan RI
ISBN 9786022356035
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
1. Judul
I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. HEALTH MANPOWER
III. PUBLIC HEALTH
DAFTAR lSI
/--------
KAT A PENGANTAR
iii
DAFTAR lSI
iv
BAB I.
C. RANCANGAN ORIENTASI
2
2
3
3
D. JADWAL ORIENTASI
4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN ORIENTASI
BAB II.
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN
C. EVALUASI
D. SASARAN EVALUASI
E. PELAPORAN
BAB III.
PESERTA, FASILITATOR, PENYELENGGARA,
DAN PENGORGANISASIAN
A. EVALUASI
22
22
22
22
22
24
24
26
30
30
B. SERTIFIKASI
31
A. PESERTA
B. FASILITATOR
C. PENYELENGGARA
D. PENGORGANISASIAN
BAB IV.
PANDUAN BAGI FASILITATOR
A. TEKNIK MEMANDU
B. SIKAP FASILITATOR YANG BAlK
BABV.
BAB VI.
10
10
14
19
20
20
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
PENUTUP
33
LAMPIRAN
3[;,
',•• ョ G@ イGi@ iセG
jGiB
B GB@
I:
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB ,I
PENDAHULUAN
(
A. LATAR BELAKANG
UndangUndang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi, selanjutnya Pemerintah bertanggung jawab
memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan. Untuk mewujudkan kesehatan
bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk
swasta.
Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang makin
berkembang dan mendekatkan masyarakat terhadap pelayanan
pembangunan kesehatan yang menyeluruh, tersebar merata
dan berkualitas, diperlukan upaya peningkatan pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan secara terus menerus,
berjenjang dan salah satunya melalui langkahIangkah strategis
yang terarah dalam kegiatan penyelenggaraan orientasi bagi
tenaga promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat termasuk
kader di bidang kesehatan . Pusat Promosi Kesehatan, sebagai
Unit Kerja di Kementerian Kesehatan RI dalam mengantisipasi
rencana kegiatan penyelenggaraan orientasi tersebut,
akan melibatkan unitunit terkait di lingkungan Kementerian
Kesehatan .
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan
telah dituangkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) ke2 bidang kesehatan(20102014) menitikberatkan
pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan prevcnlll
promotif dan tidak hanya kuratif dan rehabilitatif, melallJi
peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan , ウ・ィ
ゥョ ァ セ@
secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup
dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 70,0 tahun pada 2014
dan pencapaian keseluruhan sasaran Milenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015.
Poskesdes merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatalll dasar, utamanya
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Dalam pelaksanaanya Poskesdes memerlukan pembinaan
bukan hanya dari sektor kesehatan saja, melainkan dar;
berbagai instansi terkait agar terjamin kelestariannya. Salah
satu upaya pembinaan Poskesdes agar beroperasi maka perlu
adanya peningkatan kapasitas bagi bidan Poskesdes, salah satu
upayanya melalui orientasi lebih dahulu. Untuk menyamakan
persepsi dan memudahkan dalam pelaksanaan orientasi kader
Poskesdes maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan yang
dapat digunakan sebagai acuan penyelenggaraan orientasi.
B. TUJUAN
Tersedianya petunjuk pelaksanaan sebagai acuan untuk
menyelenggarakan orientasi kader dalam penyelenggaraan
Poskesdes.
C. RANCANGAN ORIENTASI
Orientasi inidirancangagarfasilitatormampu melaksanakan
orientasi kader dalam Penyelenggaraan Poskesdes. Selain
kajian kebutuhan orientasi, paket pembelajaran ini juga akan
diperkaya dengan diskusi diskusi yang akan mendorong
penggalian pengalaman yang relevan dengalll tugas seharihari .
D. GARIS BESAR PROSES PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diatas,
I
materi orientasi disusun dalam struktur sebagai berikut :
\,
No
A
B
C
Materi
Materi Dasar
1 Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
2 Penyelenggaraan Poskesdes
Materi Inti
1 Tugas dan Tanggung Jawab
Kader dalam Penyelenggaraan
Poskesdes
2 Penggerakan dan
Pemberdayaan masyarakat
3 Pengamatan Epidemiologi
Sederhana
4 Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana
Serta Kegawatdaruratan
Kesehatan
5 Observasi Lapang
Materi Penunjang
1 Muatan Lokal
2 Membangun Komitmen Belajar
3 Rencana Tindak Lanjut
Total
Waktu (JPL)
T P PL Jumlah
1
0
0
1
2
0
0
2
1
2
0
3
2
3
0
5
1
2
0
3
1
2
0
3
5
5
1 0 0
0 2 0
0 2 0
9 13 5
1
2
2
0
0
27
Proses, Metode dan Alur Pembelajaran
1. Proses Pembelajaran
Proses Orientasi dilaksanakan melalui tahapan sebagai
berikut:
a) Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serl. t
membangun komitmen belajar diantara peserta
b) Pembahasan Materi
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta orientasi
dilibatkan secara aktif sepenuhnya dalam proses
pembelajaran, secara umum sebagai berikut :
• Fasilitator mempersiapkan peserta orientasi untuk
siap mengikuti proses pembelajaran
• Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada setiap materi
• Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran
dengan: penggalian pengalaman peserta, penugasan
dalam bentuk individual atau kelompok, penjelasan
singkat tentang materi
c) Praktek kelas dalam bentuk penugasan
d) Observasi lapang
e) Penjajagan akhir peserta melalui post test
f) Setelah semua materi disampaikan, peserta dapat
memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan
materi dan rangkuman.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menggunakan prinsip Pembelajaran
Orang Dewasa, oleh karena itu metode yang dapat digunakan
selama proses pembelajaran diantaranya adalah :
• Ceramah singkat dan tanya jawab, terutama untuk halhal yang baru.
• Curah pendapat, untuk penjajakan pengetahuan dan
pengalaman peserta terkait dengan materi yang akan
dipelajari
• Penugasan berupa: diskusi kelompok dan latihan
• Bermain peran simulasi
• Observasi lapang
F. JADWAL ORIENTASI
3. Alur pembelajaran
r
Pembukaan
I
l
(
No
Hari
1
2
3
4
5
Waktu
Pertama
10.00 - 12.00
12.00 - 13.30
13.30 14.30
14.30 15.00
15.00 15.30
6 15.30 17.00
7 17.00 17.45
\,
I
Membangun Komitment Belajar
I
WAWASAN & PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
1. Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
2. Penyelenggaraan
Poskesdes
3. Tugas dan Tanggung
Jawab bidan dalam
penyelenggaraan
Poskesdes
1. Penggerakan dan
Pemberdayaan Masyarakat
2. Pengamatan Epidemiologi
3. Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan Bencana
serta kegawatdaruratan
kesehatan
Metode:
• Ceramah
• Tanya Jawab
• Curah Pendapat
Fasilitator
Kedatangan dan Registrasi peserta
ISHOMA
Pembukaan
Pre Test
Rehat Istirahat
MembanQun Komitmen Belajar (SLC)
Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif
8 17.45 19.00 Ishoma
9 19.00 20.30 Penyelenggaraan Poskesdes
PreTest
r
Materi Pembahasan
Hari Kedua:
1 08.00 10.15 Tugas dan Tanggung Jawab Kader
dalam penyelenggaraan Poskesdes
2 10.15 10.30 Rehat Sehat
3 10.30 12.00 Penggerakan dan Pemberdayaan
masyarakat
4 12.00 13.00 Ishoma
5 13.0015.15 Penggerakan dan Pemberdayaan
masyarakat
15.15 15.30
6
Rehat Sehat
7 15.30 17.45 Pengamatan Epidemiologi Sederhana
8 17.45 19.00 Ishoma
Metode:
• Bermain peran
• Studi kasus
• Simulasi
• Observasi lapang
Evaluasi
Penutup
N@ セ
Hari Ketiga:
1 08.00 08.45 Materi Muatan Lokal
2 08.45 11.00 Kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana serta kegawatdaruratan
kesehatan
3 11.00 11.30 Persiapan Observasi Lapang
1.30 13.00 Ishoma
-
I
5 13.00 16.45 Observasi Lapang
6 16.45 18.00 Penyusunan Laporan Hasil Observasi
Lapang
7 18.00 19.00 Ishoma
Hari Keempat:
1 08.00 08.30
2 08.30 10.00
3 10.00 11.00
4 11.00 12.00
. - -
Post Test
Penyusunan RTL
Presentasi Hasil Observasi Lapang
Penutupan
BAS II.
LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN
BAB II
I
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. PERSIAPAN
Persiapan orientasi memegang peranan penting dalam
proses orientasi yang pada akhirnya akan menghasilkan orientasi
yang bermutu. Hal ini sesuai dengan proses manajemen mutu.
Dengan demikian, persiapan dalam orientasi masuk dalam
indikator struktur input yang harus terpenuhi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Apabila indikator tidak terpenuhi
maka orientasi yang bermutu sulit untuk dapat diwujudkan.
• Tim Fasilitator wajib membaca Petunjuk Pelaksanaan
ini, sehingga mendapatkan pemahaman yang utuh
dan jelas tentang pelaksanaan orientasi Kader dalam
Penyelenggaraan Poskesdes.
• Sebelum hari Orientasi, Tim Fasilitator perlu bertemu untuk
mempersiapkan Orientasi. Halhal yang perlu dipersiapkan
adalah pembagian tugas sebagai fasilitator yaitu menentukan
satu fasilitator untuk setiap materi Bahasan .
• Untuk memperlancar proses orientasi, sangat penting
untuk menunjuk salah satu fasilitator secara bergantian
sebagai pimpinan oreintasi harian. Tugas utamanya adalah
memastikan proses orientasi berjalan dengan lancar dan
baik.
• Pada tahap orientasi, persiapan yang perlu dilakukan Tim
Fasilitator adalah mengatur ruangan. Pengaturan ruangan
yang tepat untuk mendorong proses partisipasi para peserta
adalah bentuk setengah lingkaran atau huruf "U". Sebaiknya
disediakan kursi yang memiliki meja lengan se'hingga
tidak perlu meja lagi. Meja akan memenuhi ruangan dan
menghalangi ruang gerak peserta sehingga membatasi
proses partisipasi.
•
Pemeriksaan bahanbahan orientasi, media belajar yang
perlu difotokopi dari petunjuk pelaksanaan, dan alatala\
yang telah disiapkan panitia.
Komponen persiapan onientasi terdiri dari komponen
persiapan teknis dan administrasi.
1. Teknis dalam mempersiapkan orientasi ini, Dinas Kesehatan
Provinsi/Bapelkes Daerah berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Administrasi menyiapkan pengorganisasian penyelenggaraan orientasi dan menetapkan uraian tugas.
Penyelenggara orientasi terdiri dari Penasehat, Penanggung
Jawab, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Umum, Seksi
Orientasi, Seksi Pemantauan dan Penilaian, Anggota Teknis,
Anggota Administrasi.
3. Tugas Panitia Penyelenggara
a. Ketua
• Mengadakan
perencanaan
dan
persiapan
pelaksanaan orientasi.
• Mengkoordinasikan kegiatan sekretariat, bendahara,
seksi orientasi, seksi pemantauan, dan seksi
penilaian.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan orientasi.
• Untuk kelancaran tugasnya, ketua panitia
penyelenggara mengadakan hubungan dengan
pihak lain yang dipandang perlu.
b. Sekretaris
• Membantu ketua panitia penyelenggara dalam
melaksanakan tugasnya.
• Memimpin kegiatankegiatan kesekretariatan.
c. Bendahara
• Menyusun anggaran biaya dan mengajukan kepada
ketua penyelenggara untuk mengambil keputu san .
• Menyelesaikan urusan pengajuan anggaran
pembiayaan yang telah diputuskan.
• Menyusun pertanggu ngjawaban anggaran biaya
orientasi .
d. Seksi Umum
• Membantu kesekretariatan dalam melaksanakan
tugasnya.
• Mempersiapkan
dan
menyampaikan
surat
pemanggilan calon peserta orientasi.
• Melaksanakan pengetikan dan penggandaan materi
serta menyampaikannya kepada peserta.
• Menyiapkan akomodasi.
• Mengatur ruangan tempat orientasi dan peralatannya.
• Memprogramkan acara selingan (olahraga, rekreasi
dan lainlain).
e. Seksi orientasi
• Mempersiapkan jadwal orientasi.
• Mempersiapkan materi , makalah, bahan, dan media
belajar.
• Mempersiapkan fasilitator.
• Mempersiapkan lokasi observasi lapang.
• Mengkoordinir para fasilitator.
f. Seksi pemantauan dan penilaian
• Mempersiapkan formatformat pemantauan dan
penilaian/evaluasi hasil belajar dan penyelenggaraan
orientasi.
• Menyelenggarakan penilaian/evaluasi untuk setiap
bahasan dan evaluasi penyelenggaraan pada akhir
orientasi.
4. Tugas dan tanggung jawab panitia secara umum
a. Mempersiapkan kelengkapan administrasi dan logistik
untuk penyelenggaraan kegiatan orientasi.
b. Mengatur agenda kegiatan orientasi dan menyediakan
dukungan
administrasi
dan
logistik
selama
berlangsungnya orientasi.
c. Menyusun
laporan
penyelenggaraan
orientasi
dan
laporan
pertanggungjawaban
keuangan
penyelenggaraan orientasi.
5. Tugas tim fasilitator
Fasilitator terdiri dari tenaga pemberdayaan masyara'kat
yang telah dilatih dalam Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat khusunya bidang kesehatan, baik dari linstansi
terkait tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota.
Tugas dan tanggung jawab tim fasilitator adalah:
a. Menata acara belajar, menyiapkan materi, dan
menyajikan materi sesuai dengan bidangnya.
b. Menata situasi proses belajar rmengajar dengan
mengupayakan terjadinya interaksi.
c. Mengarahkan acara belajar.
d. Mengadakan bimbingan pada diskusi.
e. Mengadakan evaluasi terhadap peserta dan proses
orientasi.
6. Tugas administrasi
a. Membentuk panitia penyelenggara dengan SK yang
diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi , yang
didalamnya terdiri dari unsur Bapelkes dan tim fasilitator.
b. Membuat surat pemanggilan peserta dan tembusan
pada yang bersangkutan. Surat pemanggilan peserta
harus dikirim paling lambat 2 minggu sebelum orientasi
dilaksanakan(tergantung jangkauan wilayah setempat) .
Dalam surat pemanggilan harus jelas waktu dan tempat
c.
d.
e.
f.
g.
h.
orientasi, tanggal mulai masuk asrama, dan persyaratan
lain yang harus dibawa misalnya: SPPD, bukti tiket, pas
foto berlatar belakang merah ukuran 4x6 sebanyak dua
buah, dan biodata peserta.
Membuat surat permohonan fasilitator atau narasumber.
Surat permohonan fasilitator atau narasumber harus
dikirim paling lambat satu minggu sebelum orientasi
dimulai. Dalam surat tersebut harus dijelaskan materi
yang akan diberikan, waktu, dan tempat.
Memperhatikan kelengkapan pesertadalam pelaksanaan
orientasi seperti kehadiran peserta. Memperhatikan
kesiapan dan kelengkapan narasumber/pelatih/pengajar
dalam pelaksanaan orientasi.
Surat permintaan/penerbitan sertifikat ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Pimpinan Institusi
penyelenggara orientasi pada saat proses orientasi
berlangsung.
Surat permintaan membuka dan penutupan orientasi
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau
Pimpinan Institusi penyelenggara orientasi.
Merencanakan penggunaan biaya: komponen biaya
yang disiapkan terdiri dari : (1) honor fasilitator atau
narasumber, honor panitia, honor penyelenggara; (2)
perjalanan,mencakup transport peserta dari daerah ke
tempat orientasi, transport fasilitator atau narasumber,
transport lokal pan ita (3) kebutuhan alat tulis kantor, (4)
Kebutuhan alat, bahan dan sarana untuk simulasi dan
praktik lapang (sesuai dengan anggaran yang tersedia).
Menggandakan makalah dan referensi lain, di luar
panduanl bahanl materi yang sudah ada.
B. PELAKSANAAN
Pelaksanaan orientasi memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan orientasi. Acuan pelaksanaan orientasi adalah
jadwal orientasi yang sudah disusun. Pastikan bahwa proses
pelaksanaan orientasi sesuai dengan alur proses pembelajaran.
Keberhasilan kegiatan ini banyak ditentukan oleh kesiapan fasilitator
penguasaan materi, penyediaan bahanbahan, dan kesiapan
peserta serta ketepatan waktu sesuai jadwal yang disusun.
1. Peran Fasilitator Utama
Orientasi partisipatif akan berjalan baik bila dilakukan dengan
kerjasama tim. Fasilitator utama memiliki peran memimpin
proses belajar untuk materi Bahasan yang bersangkutan
dengan langkahIangkah sebagai berikut:
• Sesaat sebelum mulai, mengumpulkan semua media
belajar dan bahan yang diperlukan selama memandu
materi Bahasan yang bersangkutan
• Menyampaikan judul materi Bahasan, Tujuan dan Waktu
yang diperlukan untuk kegiatan yang akan dibawakan
dengan mengacu pada panduan orientasi
• Memandu kegiatan belajar menu rut langkahIangkah
yang terdapat pada panduan sesuai dengan materi
Bahasan yang bersangkutan.
2. Peran Fasilitator Pendamping
Sementara satu orang menjadi fasilitator utama yang
memimpin kegiatan belajar, anggota Tim fasilitator lainnya
sebaiknya membaur dengan para peserta. Beberapa peran
Fasilitator Pendamping yang sedang tidak bertugas di
depan, adalah:
• Membantu fasilitator yang sedang bertugas apabila
diperlukan, misalnya memancing pertanyaan kepada
peserta agar lebih aktif berbicara
• Ikut berdiskusi seperti peserta lainnya sehingga suasana
membaur dan akrab, tetapi jangan sarnpai dominan
karena pesertalah yang perlu lebih aktif
• Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu fasilitator
per kelompok kalau memungkinkan
./
Hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan orientasi adalah:
1. Peran Penyelenggara Orientasi
Bersamasama tim fasilitator/narasumber dan panitia
penyelenggara :
a. Persiapan orientasi
1) Membuat rancangan proses orientasi.
2) Menyusun jadwal orientasi yang sesuai dengan alur
proses pembelajaran.
3) Memilih fasilitator sehingga didapatkan fasilitator
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
4) Menentukan alat bantu dan metode orientasi
disesuaikan
dengan
proses
pembelajaran
(disesuaikan dengan situasi setempat).
5) Mempersiapkan pelaksanaan observasi lapang
(disesuaikan dengan situasi setempat).
6) Berperan serta dalam merancang instrumen evaluasi,
sehingga tersusun instrumen evaluasi baik evaluasi
peserta, fasilitator, maupun evaluasi penyelenggara.
7) Melakukan konsultasi kepada lembaga akreditasi
tentang kegiatan orientasi yang dilaksanakan apabila
ada yang tidak sesuai dengan persyaratan dalam
akreditasi orientasi .
b. Pelaksanaan orientasi
Dan atau bersama Tim Fasilitator :
1) Mengendalikan proses pembelajaran.
a) Praproses pembelajaran
i. Mengontroilmengecek fungsi alat bantu/
mediaorientasi (audio visual aid) yang akan
digunakan agar sesuai dengan metode
pembelajaran.
ii. Memperkenalkan
fasilitator/narasumber
sesuai dengan biodata masingmasing.
b) Selama proses pembelajaran
i. Terhadap fasilitator/narasumber
• Mengendalikan waktu.
• Mengamati penyampaian materi dari segi
kesesuaian dengan pokok bahasan untuk
mencapai tujuan pembelajaran .
• Mengamati
penggunaan
metode
pembelajaran dari segi kesesuaian
mencapai tujuan pembelajaran .
ii. Terhadap peserta
• Mengamati dan memberi motivasi
pada proses tatap muka, diskusi , atau
penugasan .
• Menyediakan waktu untuk melakukan
micro teaching.
• Menyediakan waktu untuk konsultasi
peserta.
• Memandu refleksi dan review tentang
materi orientasi yang disampaikan satu
hari sebelumnya.
2) Membuat laporan
Panitia penyelenggara hendaknya sudah
mempersiapkan
laporan
penyelenggaraan
orientasi kader dalam penyelenggaraan
Poskesdes seawal mungkin . Paling lambat 1
(satu) minggu setelah orientasi dan dikirimkan
kepada yang berwenang secara berjenjang .
a) Membuat catatan harian proses pembelajaran
selama orientasi dan menginformasikan
kepada penyelenggara.
b) Membuat
laporan
tentang
proses
pembelajaran mulai dari awal hingga
selesainya orientasi meliputi: lketepatan hadir
peserta dan pelatih , tahapan antar materi
yang disampaikan , serta cara penyampaian.
3) Sebagaipenghubung
a) Penghubung antara
fasilitator/narasumber.
c.
peserta
dengan
2. Peran tim teknis
a. Monitoring pengajaran untuk hari berikutnya.
b. Rekapitulasi form evaluasi peserta, fasilitator, dan
penyelenggara.
3. Peran tim administrasi
a. Memperbaiki daftar hadir.
b. Membuat biodata peserta dan cek SPJ peserta dan tiket.
c. Membuat SPJ.
d. Memastikan kelengkapan adminsitrasi.
e. Menyediakan penggandaan materi orientasi peserta
Hari terakhir Orientasi, sesudah semua kegiatan selesai,
Tim Fasili,tator mengumpulkan semua dokumen Ihasil
orientasi yang terdapat pada kertaskertas besar (plano)
dan catatan pribadi yang dibuat selama Orientasi. Tim
Fasilitator kemudian membahas rencana penulisan laporan
yang merupakan tugas panitia.
TIP UNTUK KERJASAMA TIM FASILITATOR
• Selama melibatkan diri dalam diskusi, perhatikan cara
fasilitator utama membawakan materi belajar dan hindari
perdebatan dengan sesama fasilitator.
• Tunjukkan bagaimana cara berbeda pendapat yang baik,
meskipun perbedaan pendapat itu terjadi sesama fasilitator;
tetapi, hindari perbedaan pendapat yang menjatuhkan
fasilitator lainnya.
• Amati pesertapeserta yang pasif dan bantulah fasilitator
utama untuk membangkitkan partisipasi pesertapeserta
dengan cara mendorong mereka bersuara.
• Ciptakan suasana tim kerja yang positif saling membantu
sepenuhnya selama proses; fasilitator sebainya tidak pernah
keluar masuk ruangan seperti juga peserta lainnya.
EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kinerja dari
komponen orientasi yaitu: penyelenggara, fasilitator, dan peserta.
Evaluasi terdiri dari:
1. Evaluasi yang dilakukan oleh peserta terhadap:
a. Fasilitator dan narasumber.
b. Penyelenggara orientasi.
b. Hasilnya sebagai masukan bagi fasilitator untuk
meningkatkan kemampuan atau cara penyajiannya
2. Evaluasi yang dilakukan oleh fasilitator terhadap peserta
mengenai:
a. Pengetahuan.
b. Keaktifan, disiplin, dan kepemimpinan.
Hal ini dapat diperoleh dari hasil tes atau pengamatan selama
proses pembelajaran pada akhir orientasi.
Oi tengahtengah proses Orientasi, Tim Fasilitator perlu
memantau perkembangan proses orientasi dengan mengadakan
pertemuan pendek (510 menit). Oalam pertemuan ini, Tim
Fasilitator mengevaluasi beberapa hal berikut ini:
• Apakah semua peserta terlibat? Siapa yang tidak cukup
terlibat? Mengapa?
• Bagaimana kita bisa mendorongnya untuk lebih aktif?
• Apakah ada peserta yang mendominasi? Bagaimana kita
bisa mendorongnya untuk memberi kesempatan kepada
peserta lain?
• Apakah peserta bisa menerima dan menghargai perbedaan
pendapat?
• Apa yang bisa kita lakukan untuk membangun suasana
saling menghargai?
• Apakah fasilitator masih dominan dibandingkan peserta?
Bagaimana caranya agar peserta semakin aktif dan peran
fasilitator semakin sedikit?
D. SASARAN EVALUASI
Sasaran evaluasi meliputi peserta, fasilitator, dan
penyelenggara orientasi yang meliputi ·
1. Pre dan posttes.
2. Penyelenggara.
3. Penilaian untuk fasilitator.
4. Instrumen evaluasi petugas monitoring
Evaluasi terhadap suatu program orientasi sebaiknya
dilakukan oleh suatu tim yang terlibat sejak perencanaan
sampai dengan pelaksanaan. Dengan demikian evaluasi proses
orientasi pad a dasarnya adalah evaluasi proses pembelajaran
selama proses berlangsung.
E. PELAPORAN
Pada akhir penyelenggaraan orientasi, harus dibuat
laporan yang sudah selesai selambatIambatnya satu minggu
setelah orientasi berakhir.
Panitia mengirimkan laporan tersebut kepada:
1. Kepala Pusat Promosi Kesehatan .
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Pimpinan Institusi Penyelenggara kegiatan
4. Terlampir formatformat laporan
BAB III.
PESERTA, FASILITATOR,
PENYELENGGARA DAN
PENGORGANISASIAN
BAB III
PESERTA, FASILITATOR, PENYELENGGARA
DAN PENGORGANISASIAN
A. PESERTA
Peserta orientasi adalah Kader Poskesdes dengan jumlah
peserta 30 orang/kelas. jumlah disesuaikan dengan dana dekon
B. FASILITATORIPELATIH
Fasilitator adalah petugas atau pengelola promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang pernah
mendapat pelatihan atau orientasi tentang pemberdayaan
masyarakat khususnya bidang kesehatan.
C. PENYELENGGARA
1. Penyelenggara orientasi terdiri dari unsur Dinas Kesehatan
Provinsi, Bapelkes, dan Institusi Penyelenggara pelatihan lainnya.
2. Penyelenggaraan dapat dilakukan di Bapelkes atau tempat
lainnya yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang penyelenggaraan orientasi.
D. PENGORGANISASIAN
Kegiatan orientasi ini melibatkan unsur Dinas Kesehatan
Provinsi, Bapelkes Daerah , dan Fasilitator dengan susunan
organisasi yang melibatkan unsurunsur sebagai berikut dan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia:
1. Penasehat
2. Penanggungjawab
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
7. Anggota administrasi
BAB IV.
PANDUAN BAGI FASILITATOR
BAB IV
PANDUAN BAGI FASILITATOR
A. TE KNIK MEMANDU
1. MEMAN DU LANGKAH-LANGKAH UMUM
Semua materi Bahasan memiliki langkahIangkah umum
pelaksanaan kegiatan belajar. Dalam memandu langkahIangkah
pembahasan Bahasan, terdapat beberapa kegiatan penting yang
perlu dilakukan fasilitator untuk memperlancar proses, yaitu:
a. Setiap kali ada tugas kelompok :
• Tuliskan tugastugas tersebut di atas papan tulis
atau kertas besar (plano) selama menjelaskan tugas
kepada peserta.
• Tuliskan dengan huruf besar supaya terbaca dari jauh
dan pastikan peserta mengerti apa yang menjadi
tugasnya sebelum dibagi kelompok.
b. Bagilah peserta dalam kelompok kecil secara acak,
sehingga peserta bisa berbaur
• Misalnya dengan meminta peserta untuk menghitung
diri (yaitu, kalau ingin 4 kelompok
• Masingmasing peserta akan menghitung "1", "2",
"3", "4", "1", "2", "3", "4" secara berurutan sampai
semua punya nomor)
• Dan kelompok dibuat berdasarkan nomor peserta
masingmasing.
c. Di dalam pleno atau curah pendapat
• Fasilitator sebaiknya mencatat pendapatpendapat
peserta di atas kertas besar (plano) selama
memandu pembahasan.
• Catatlah pendapat yang sudah benarbenar matang
atau diterima oleh forum agar tidak terla1lu banyak
catatan yang dibuat.
2. KIAT DISKUSI KELOMPOK ATAU CURAIH PENDAPAT
• Jika terlalu sulit memandu dan menulis secara serempak,
satu pendamping mungkin bisa berperan sebagai
pencatat
• Jika ada peserta yang diam, bisa minta setiap peserta
bergantiganti menjawab satu pertanyaan dari "Diskusi
Kelompok".
• Jika perlu sukarela untuk permainan, minta peserta yang
diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, untuk
menyajikan hasil dari kelompok kecil tersebut pilihlah
seseorang yang belum punya kesempatan.
• Pendalillping yang tidak sedang memandu bisa duduk
dengan peserta dan menolong fasilitator kalau ada
kesulitan .
• Dalam permainan, lebih baik Tim fasilitator terlibat,
sama dengan peserta lain supaya mengembangkan
keakraban.
3. CARA MELIBATKAN PESERTA
a) Proses diskusi yang partisipatif pada awalnya memang
akan sulit karena cara ini masih merupakan cara
yang baru bagi kita. Meskipun demikian, proses ini
akan berjalan lancar apabila fasilitator dengan sabar
melakukan usaha meningkatkan partisipasi masyarakat.
b) Berikut ini adalah beberapa saran untuk melibatkan
peserta dalam proses diskusi:
• Fasilitor mengajukan pertanyaan APA terlebih
dahulu sehingga peserta bisa menceritakan
pengalamannya, serta KAPAN hal itu terjadi?
• Fasilitor kemudian menanyakan kepada beberapa
peserta lain, apakah mereka juga menemukan
kejadian yang serupa?
• Fasilitor kemudian menanyakan MENGAPA hal
tersebut terjadi? (Apa sebabnya terjadi?)
• Kembali, Fasilitor meminta tanggapan kepada
beberapa peserta lain, apakah mereka setuju
pendapat peserta tersebut tentang penyebab suatu
keadaan?
• Fasilitor kemudian menanyakan BAGAIMANA cara
mengatasi keadaan tersebut?
• Fasilitor perlahanIahan membiarkan peserta
saling menceritakan pengalaman dan melontarkan
pendapatnya.
INGATLAH BATAS WAKTU!
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, namun fasilitator
juga ingat bahwa setiap pokok bahasan dibatasi waktu.
• Batasi jumlah pendapat
• Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk
memberi kesempatan pada peserta lain yang belum
berpendapat
• Mintalah peserta untuk berbicara langsung kepada
gagasan ini (tidak berteletele)
• Minta fasilitator yang tidak sedang bertugas sebagai
pengingat waktu. Sepakati terlebih dahulu bagaimana
cara mengingatkan supaya tidak mengganggu proses.
B. SIKAP FASILITOR YANG BAlK
1. Bersikap sabar: Jika kurang sabar melihat proses orientasi
yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita
telah mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya
pada orientasi yang partisipatif, proses akan sulit pada
tahaptahap awal karena suasana belum cukup cair. Tetapi
proses selanjutnya akan sangat hidup apabila Fasilitor terus
bersabar dalam mendorong proses partisipasi peserta.
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi : Karena
pengalaman dari peserta yang paling penting dalam
pembelajaran, Fasilitator perlu lebih banyak menjadi
pemerhati dan pendengar proses Orientasi.
3. Menghargai dan rendah hati : Cara menghargai peserta
adalah dengan menunjukkan minat yang sungguhsungguh
pada pengetahuan dan pengalaman mereka.
4. Mau be/ajar: Fasilitor perlu memiliki semangat untuk belajar
dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari
peserta yang lebih berpengalaman . Selain itu, Fasilitator
tidak akan berhasil apabila tidak memahami seluk beluk
pengalaman peserta karena materi yang disampaikan
dengan dikaitkan pada pengalaman peserta akan lebih
bermakna.
5. Bersikap sederajat dan akrab: Hubungan dengan peserta
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai,
sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan
mempelajari lebih banyak kalau mereka merasa nyaman
dengan Tim Fasilitator. Sebaiknya kita menghindari adanya
"jarak" atau "perbedaan" antara Tim Fasilitator dan peserta.
6. Tidak menggurui: Proses belajar berlangsung sarna dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila Fasilitator
bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita
belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh
satu pemahaman yang kaya.
7. Tidak memihak, menilai, dan mengritik: Mungkin dalam
Orientasi, perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta.
Fasilitator tidak boleh menilai dan mengkritik semua
pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral
Fasilitor mesti berusaha memandu komunikasi antara pihakpihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan
dan jalan keluarnya.
8. Bersikap terbuka: Fasilitator jangan segan untuk berterus
terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu . Dari
contoh ini, peserta bisa mempelajari bahwa mereka juga
bisa memiliki sikap terbuka dengan orang lain .
9. Bersikap positip: seorang Fasilitator sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif. orientasi seperlunya
mendorong peserta mencari potensi diri sendiri. Jangan
memperdebatkan masalah untuk mencari kesalahan
seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya.
BABV.
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
BABV
EVALUASI DAN SERTIFIKASI
A. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi :
1. Evaluasi terhadap peserta melalui :
a. Penjajagan awal melalui pre test
b. Pemahaman peserta terhadap materi yang diterima
(post test)
c. Evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap
kemampuan yang telah didapat peserta melalui
penugasanpenugasan dan praktik lapang
2. Evaluasi terhadap fasilitator
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan
peserta terhadap kemajuan fasilitator dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan
baik, serta dapat dipahami dan diserap oleh peserta.
Evaluasinya meliputi :
a. Penguasaan materi
b. Penggunaan metode
c. Hubungan interpersonal dengan peserta
d. Motivasi
3. Evaluasi terhadap penyelenggara orientasi
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksaaan
orientasi. Obyek evaluasl adalah pelaksanaan administrasi
dan akademis, yang meliputi :
a. Tujuan orientasi
b. Relevansi orientasi dengan pelaksanaan tugas
c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta
di tempat kerja
d. Manfaat orientasi bagi peserta atau instansi
e. Hubungan peserta dengan penyelenggara
f. Hubungan peserta dengan pelaksana orientasi
g. Pelayanan sekretariat peserta
h. Pelayanan akomodasi dan lainnya
i. Pelayanan konsumsi
j. Pelayanan komunikasi dan informasi
B. Sertifikasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No 725 Tahun
2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Orientasi di Bidang
Kesehatan , bagi peserta yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran selama 27 JPL @ 45 menit dengan kehadiran
minimal 90 % dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran, akan
diberikan sertifikat. Sertifikat akan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang atas nama Menteri Kesehatan dan oleh panitia
penyelenggara
BABVI
PENUTUP
Petunjuk
Penyelenggaraan
orientasi
kader
dalam
penyelenggaraan Poskesdes merupakan acuan bagi pengelola
orientasi di provinsi/kabupaten. Dengan adanya pedoman ini
diharapkan menjadi semakin lengkap perangkat operasional dalam
rangka meningkatkan hasil orientasi yang diharapkan.
Oleh sebab itu, kepada para pengelola orientasi kader dalam
penyelenggaraan Poskesdes, perlu mengambil langkahIangkah
untuk memahami dan menerapkan petunjuk pelaksanaan ini.
Keberhasilan dari penerapannya tergantung pada kemauan yang
positif dari semua pihak yang terlibat di dalamnya.
BAB VI.
PENUTUP
LAMPIRAN-1
FORM EVALUASI FASILITATOR
(Diisi oleh: Peserta Orientasi)
1. Nama Kegiatan
2. Nama Fasilitator
3. Mat e r i
4. HariiTanggal
5. Waktu/Jam
Orientasi Kader dalam Penyelenggaraan Poskesdes
..
PENILAIAN
N I LAI
KOMPONEN
No
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Penguasaan Materi
2 Ketepatan Waktu
3
Sistematika Penyajian
4 Penggunaan Metode dan Alat Bantu Diklat
LAMPIRAN
5 Empati. Gaya dan Sikap terhadap Peserta
6 Penggunaan Bahasa dan Volume Suara
7 Pemberian Motivasi Belajar kepada Peserta
8 Pencapaian Tujuan Pembelajaran
9 Kesempatan Tanya Jawab
10 Kemampuan Menyajikan
11 Kerapihan Pakaian
I
,
12 Kerjasama antar Tim Pelatih
JUMLAH NILAI
NILAI RATARATA
.. ... ..........
Keterangan .' Bila, 45 - 55 : kurang; 56 - 75 : sedang; 76 85 .' baik; 86 ke alas sangat baik
I
セ@
KOMENTAR
I
I
セ
SARAN
I
.... .......... '" tgl. .. " ................ ..
Tanda tangan Penilai : ....... .. _........ . .
LAMPIRAN-2
LA MPIRAN-3
FORM EVALUASI PENVELENGGARAAN
(Diisi oleh: Peserta Orientasi)
Ceklis Penilaian
PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM
Nama Kegiatan: ........... .. ................. ... , .. .
No
KOMPONEN
NILAI
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Kenyamanan ruang belajar
2 Penyediaan alat bantu di dalam kelas
Penyediaan dan pelayanan bahan belajar
3
(seperti pengadaan, bahan diskusi)
4 Penyediaan dan kebersihan kamar kecil
5 Pelayanan sekretariat
6 Penyediaan pelayanan akomodasi
7 Penyediaan dan pelayanan konsumsi
JUMLAH
NILAI RATARATA
Kelerangan : 45 - 55 : kurang, 56 - 75 : sedang, 76 - 85 : baik, 86 ke alas sangat baik
No
Halhal yang Mendukung
No
Halhal yang Menghambat
1
1
セ@
2
2
3
3
.......... .. .......... , tgl ........ .. .......... ..
Tanda tangan Penilai : ...... . .. ........ .. ..
Materi
Pelatih
Materi
Metode
Alat Bantu
Evaluasi Keterangan
Bahasan
Sesi
I Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk Va
Tdk
Dasarllnti/Penunjang
.,'
" ,
...... ....................
............................
JUMLAH
I
LAMPIRA N-4
Ceklist Penilaian
OBSERVASI LAPANG
No.
Komponen
1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
2. Penyelenggaraan Poskesdes
Tugas dan Tanggung Jawab Kader dalam
3. Penyelenggaraan Poskesdes
4. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat
5.
Pengamatan Epidemiologi Sederhana
6.
Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana
serta Kegawatdaruratan Kesehatan
Temuan Saat Observasi
CATATAN: