RESPON VASKULARISASI GIGI DENGAN PULPA TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7 (Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

RESPON VASKULARISASI GIGI DENGAN PULPA

TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7

(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

HARIO SINDUNEGORO

20120340053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

RESPON VASKULARISASI GIGI DENGAN PULPA

TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7

(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

HARIO SINDUNEGORO

20120340053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Hario Sindunegoro

NIM : 20120340053

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 02 Mei 2016 Yang membuat pernyataan,

Hario Sindunegoro


(4)

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

kedua orang tua saya yang telah mendidik, membesarkan dan berkorban untuk diri saya guna menjadi pribadi yang bermanfaat kelak… staf pengajar PSPDG UMY yang telah memberikan ilmu, motivasi dan

semangat…

Teman – teman PSPDG UMY angkatan 2012 yang selalu senantiasa


(6)

vi Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Respon Vaskularisasi Gigi

dengan Pulpa Terbuka Terbuka Hari 1, 3, dan 7”yang disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. drg. Sartika Puspita, MDSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan masukkannya selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. drg. Erlina Sih Mahanani, M.Kes selaku dosen penguji dalam karya tulis ilmiah ini, yang sudah memberikan kritikan dan saran yang membangun dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc selaku dosen penguji karya tulis ilmiah ini, yang sudah memberikan kritikan dan saran yang membangun dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Purnomo Hadi dan Sri Murtini yang telah memberi dukungan moral, material, dan senantiasa mendoakan untuk segera menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Saudara Saya Auliya Afrizal Noval yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini


(7)

vii

8. Megawati, dan Novi Safitri yang senantiasa membantu dan bekerja sama dalam suka maupun duka mengerjakan penelitian ini untuk kegiatan PKM dan KTI.

9. Sahabat – sahabat saya yang berada di angkatan 2012 PSPDG UMY semoga diberi kelancaran dalam menuntaskan KTI

10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya KTI ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan dan peningkatan kualitas karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 02 Mei 2016


(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pulpa ... 9

2. Kavitas... 11

3. Inflamasi ... 13

4. Vaskularisasi ... 14

B. Landasan Teori ... 16

C. Kerangka Konsep ... 18

D. Hipotesa... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subyek Penelitian ... 20

D. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21

E. Definisi Operasional... 21

F. Alat dan Bahan Penelitian ... 22

G. Jalannya Penelitian ... 23

H. Analisis Data ... 25

I. Alur Penelitian ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27


(9)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 36 B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(10)

x

Tabel 1. Rerata Jumlah Vaskularisasi setelah Perlakuan ... 27 Tabel 2. Uji One Way Annova... 29 Tabel 3. Uji Tukey HSD ... 29 Tabel 4. Tabel Daerah Pengamatan Jumlah Vaskularisasi Pulpa Yang


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ... 18 Gambar 2. Sketsa Alur Penelitian ... 26 Gambar 3. Perbandingan Jumlah Vaskularisasi hari ke 1, 3, dan 7.

Pada pulpa terbuka gigi molar Sprague Dawley ... 28 Gambar 4. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka

pada hari 1 ... 32 Gambar 5. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka

pada hari 3 ... 32 Gambar 6. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka


(12)

xii Lampiran 1. Data Statistik

Lampiran 2. Dokumentasi

Lampiran 3. Foto Hasil Pengamatan Lampiran 4. Surat Etika Penelitian


(13)

(14)

xiii

TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7

(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley) INTISARI

Pulpa merupakan jaringan lunak pada gigi yang terletak di dalam gigi dan dikelilingi oleh dentin dan jaringan yang paling banyak terpapar dalam kasus kasus perawatan gigi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misal dari faktor biologis, faktor iatrogenik, dan faktor mekanis. Pada pulpa terdapat jaringan vaskuler yang berfungsi meregulasi lingkungan interstitial lokal dari pulpa melalui transport nutrisi, hormon, dan gas serta membuang hasil metabolik yang sudah tidak diperlukan. Gigi yang mengalami inflamasi menyebabkan pembuluh darah yang mevaskularisasi bagian pulpa berubah, pada pembuluh darah arteri mengalami dilatasi dan pembuluh darah vena lebih permeabel.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon vaskularisasi gigi dengan pulpa terbuka pada hari 1, 3, dan 7

Metode penelitian ini adalah eksperimental murni laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Sembilan tikus putih galur Sprague Dawley jantan yang berusia 3-4 bulan dan memiliki berat badan sekitar 250-300 gram. Tikus Sprague Dawley dibagi menjadi 3 kelompok dengan randomisasi, masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor subyek. Kelompok tikus dibagi berdasarkan hari dekapitasi, diantaranya kelompok hari ke 1, 3, dan 7. Masing-masing kelompok diberi perlakuan berupa jejas mekanis pada gigi molar pertama bagian mesial. Setelah tikus dikorbankan dihitung jumlah vaskuler pada masing masing kelompok. Analisa data menggunakan uji normalitas Saphiro-wilk , dan uji homogenitas dengan Levene Variance Test kemudian data dianalisis dengan menggunakan One Way Anova lalu data dibandingkan menggunakan Tukey.

Hasil penelitian pada masing masing hari didapatkan jumlah vaskuler pada hari 1 berjumlah 32, hari 3 berjumlah 9, dan hari 7 berjumlah 3. Uji One Way Anova untuk ketiga kelompok data adalah p=0,003 (p<0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah vaskularisasi pada pulpa terbuka hari ke 1, 3, dan 7 dengan penurunan jumlah vaskularisasi pada hari ke 3 dan 7


(15)

xiv

VASCULARIZATION RESPONSE ON TEETH WITH

EXPOSED PULP DAY 1, 3, AND 7

(Study In Vivo On Molar Teeth Sprague Dawley)

ABSTRACT

The pulp is the soft tissue on the teeth surrounded by dentine and the most exposed tissue in cases of dental care, it is can be caused by various factors, such biological factors, iatrogenic factors and mechanical factors. In the pulp contained vascular network that serves to regulate the local interstitial environment of the pulp through transport of nutrients, hormones, and the gas and remove metabolic results that are not needed. Tooth that inflamed caused blood vessels which help the pulp to vascularization part to be changed, the arteries blood vessels become dilate and veins more permeable.

This study aims to investigate the response of the tooth with exposed pulp vascularization on days 1, 3, and 7

This research method is a purely experimental laboratory that performed the test animals in vivo. Nine rat strain Sprague Dawley aged 3-4 months and weight in approximately 250-300 grams. Sprague Dawley rats were divided into three groups with randomization, each group consisting of three subjects. Groups of mice divided by the decapitation, including groups of 1st , 3rd , and 7th Day . Each group was given treatment in the form of mechanical injury in the first molars mesial section. After the rats were sacrificed calculated the number of vascular in each group. Data Analysis using the Shapiro-Wilk normality test and homogenity test with Levene Test Variance then the data were analyzed by using One Way Anova past data were compared using Tukey.

Results of research on each day the number of vascular obtained on days 1 amounted to 32, 3 days amounted to 9, and 7 days numbered 3. Test One Way ANOVA for the three data groups are p = 0.003 (p <0.05).

It is concluded that there is a difference in the amount of vascularization in the exposed pulp days 1, 3, and 7 with a decrease in the amount of vascularization on days 3 and 7


(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pulpa merupakan jaringan lunak pada gigi yang terletak di dalam gigi dan dikelilingi oleh dentin. Pulpa memiliki empat fungsi penting yaitu fungsi dentinogenik, fungsi defensif, fungsi sensori, dan fungsi nutritif. Fungsi dentinogenik yaitu sel odontoblas bertanggung jawab dalam pembentukan struktur dentin dan proses pembuatan mineralisasi serat kolagen dari predentin. Fungsi defensif pulpa berperan dalam respon inflamasi yang diakibatkan oleh faktor bakteri, iatrogenik, dan traumatik. Fungsi sensori yaitu pulpa merespon adanya rasa sakit atau nyeri bila terdapat kelainan, fungsi sensori ini merupakan fungsi terpenting dari pulpa itu sendiri. Fungsi nutritif yaitu pulpa berperan menyalurkan nutrisi dan air yang diperlukan untuk metabolisme dentin (Brenna, 2009).

Mewujudkan kondisi gigi dan khususnya pulpa yang sehat, hendaknya kita selalu menjaga dan merawat kondisi gigi geligi kita, sehingga kita dapat merasakan kesehetan sebagaimana yang telah diberikan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW telah bersabda tentang melakukan pengobatan apabila terdapat manusia yang merasakan sakit seperti yang dikatakan hadist dibawah ini.


(17)

2

Artinya :

"Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan."

(Hadis Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari — sahabat Nabi — Usamah

bin Syuraik).

Berdasarkan hadist diatas telah disebutkan bahwa Allah telah menyuruh untuk berobat apabila sakit dan juga telah menurunkan penawarnya. Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi juga di lakukan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana telah dikatakan dalam hadis

Abu Hurairah r.a., dari Nabi S.A.W., sabdanya:”Jikalau tidaklah akan menyulitkan bagi umatku,sungguh aku perintahkan mereka menggosok gigi setiap akan solat.”(H.R.Muslim)

Pulpa merupakan jaringan yang paling banyak terpapar dalam kasus kasus perawatan gigi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misal dari faktor biologis, faktor iatrogenik, dan faktor mekanis.

Kavitas merupakan keadaan dimana gigi mengalami kehilangan struktur jaringan kerasnya yaitu email, dentin dan sementum yang dapat disebabkan oleh karies, trauma, abrasi maupun proses mekanis, Keadaan tersebut berupa dimineraliasasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. (Edwina & Sally, 2013).

Kavitas yang terbentuk oleh faktor biologis dipengaruhi oleh mikroorganisme yang ada didalam rongga mulut, selain dari mikroorganisme sendiri didukung oleh faktor-faktor seperti host, makanan, saliva, dan waktu.


(18)

Kesalahan paling banyak dilakukan adalah saat prosedur restoratif sewaktu operator melakukan preparasi kavitas, yang dapat mengakibatkan meningkatnya dan dan bertambahnya diameter tubulus dentinalis, hal ini disebabkan karena prosedur preparasi yang salah sehingga menyebabkan banyaknya jaringan dentin yang terbuang (Walton & Torabinejad, 2008). Akibat faktor mekanis tersebut apabila dibiarkan tanpa penanganan akan mengakibatkan peradangan pulpa, dan sehingga respon inflamasi tubuh bekerja.

Inflamasi merupakan suatu respon degeneratif tubuh dimana proses pertahanan tubuh akan berkerja yang akan menyebabkan terakumulasinya produk katabolik bermolekul rendah, sehingga akan mengakibatkan peningkatan suhu yang signifikan pada daerah yang terinflamasi, kasus yang sering terjadi pada gigi adalah inflamasi pulpa/pulpitis. Pulpitis dapat berupa pulpitis akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi atau steril (Stankov, 2012).

Inflamasi pulpa merupakan kerusakan sel dan kematian sel yang kemudian diikuti oleh pelepasan mediator inflamasi nonspesifik seperti histamine, bradikinin, dan metabolit asam arakidonik. Selain itu dikeluarkan juga produk-produk granula lisosom polimorfonukleat (elastase, katepsin G, dan laktoferin), inhibitor protease, dan neuropeptide (Walton & Torabinejad, 2008).


(19)

4

Selain reaksi inflamasi nonspesifik, respons imunologis juga berperan dalam pulpa yang terinflamasi, di dalam pulpa normal yang terinflamasi dapat dijumpai adanya limfosit B, sel-sel plasma, antibodi , limfosit T, leukosit PMN, makrofag , dan sel-sel mast. Pada pulpa dengan inflamasi moderat atau parah akan mengalami suatu peningkatan dalam inhibitor protease. Akibat pelepasan mediator inflamasi dalam jumlah yang besar, hal ini mengakibatkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, stasis pembuluh darah, dan migrasi leukosit ke daerah terjadinya inflamasi (Walton & Torabinejad, 2008). Pembuluh darah yang memvaskularisasi pulpa dan gigi yaitu, pembuluh darah aferen (Arteriola) dan pembuluh darah eferen (Venula). Pembuluh darah masuk melalui foramen apikalis pada bagian apeks gigi (Walton & Torabinejad, 2008). Diameter dari pembuluh darah yang masuk ke dalam jaringan pulpa berukuran 100 μm atau kurang. Pembuluh darah yang lebih kecil masuk ke dalam pulpa dari lateral yaitu melalui kanalis aksesoris bersamaan dengan saraf yang masuk ke dalam pulpa (Cohen, 2011).

Fungsi pembuluh darah yang memvaskularisasi gigi dan pulpa adalah meregulasi lingkungan interstitial lokal dari pulpa melalui transport nutrisi, hormon, dan gas serta membuang hasil metabolik yang sudah tidak diperlukan (Seltzer & Bender, 2002).

Mengetahui keadaan gigi dan pulpa serta vaskularisasi yang sehat, merupakan cara untuk mengembangkan metode rencana perawatan gigi, menambah pengalaman peniliti serta bagaimana melakukan perawatan atau penatalaksanaan kasus.


(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu: Apakah terdapat perbedaan gambaran vaskularisasi pada gigi dengan pulpa terbuka pada hari 1, 3 dan 7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran respon inflamasi pada gigi dengan pulpa terbuka hari 1, 3 dan 7.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon vaskularisasi gigi dengan pulpa terbuka hari 1, 3 dan 7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi ilmu pengetahuan tentang gambaran vaskularisasi dari gigi dengan pulpa terbuka pada hari 1, 3 dan 7, serta diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan datang

2. Manfaat bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada masyarakat tentang informasi dari berbagai penyakit ataupun radang pulpa yang dibiarkan tanpa diobati dapat mempengaruhi vaskularisasi dalam jaringan pulpa


(21)

6

3. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu metodologi penelitian, dan mampu menambah pengalaman dan informasi baru bagi peneliti

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian mengenai Gambaran Vaskularisasi pada Gigi dengan Pulpa Terbuka Hari 1, 3, dan 7 belum pernah dilakukan sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian ini. Antara lain adalah :

1. “Inflamation Response of Mechanically Exposed Pulp After Direct Pulp Capping with Calcium Hydroxide Cement and Platelet Rich Plasma.” Oleh Sartika Puspita dan kawan kawan pada tahun 2011. Penelitian yang dilakukan adalah mengamati respon inflamasi pada pulpa yang terbuka secara mekanik setelah pemberian kaping pulpa secara direk menggunakan kalsium hidroksida dan platelet rich plasma, dari hasil penelitian ini diuji dalam dua grup, grup pertama adalah sebagai kontrol dengan menggunakan kalsium hidroksida dan grup ke dua menggunakan platelet rich plasma, lima gigi dari setiap grup diamati pada hari 1, 7, dan 21, Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada perbandingan yang signifikan terhadap respon inflamasi dengan penggunaan kalsium hidroksida dan platelet rich plasma dalam sebagai bahan kaping pulpa direk.

2. “Pulp Tissue Inflammation and Angiogenesis after Pulp Capping with Transforming growth factor β1.” Oleh Sri Kunarti pada tahun 2008.


(22)

Penelitian yang dilakukan adalah mengamati respon inflamasi pada jaringan pulpa setelah dilakukan kaping pulpa menggunakan kalsium hidroksida dan TGF-β1, TGF-β1 merupakan salah satu dari beberapa faktor tumbuh kembang yang berfungsi dalam penyembuhan pulpa. Dilakukan pencabutan gigi premolar pada pasien usia 10-15 tahun dengan indikasi orthodontik, serta pembuatan preparasi kelas V pada aspek bukal sekitar 1mm diatas dari margin gingiva hingga pulpa terekspose. Kavitas kemudian di irigasi dengan larutan salin kemudian diberikan 5μl TGF-β1 lalu kavitas ditutup dengan semen ionomer kaca. Evaluasi dilakukan pada hari 7, 4 dan 21. Semua sampel diperiksa secara hispatologi dan anilisis statitiska data menggunakan ANOVA dengan hasil tidak ada gejala respon inflamasi pada kalsium hidroksida dan TGF-β1 namun terdapat peningkatan infiltrasi dari sel inflamasi pada pemeriksaan hispatologi. Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara penggunaan kalsium hidroksida dan TGF-β1 dalam sel inflamasi pada hari 7 dan 14.

3. “Pulp Revascularization of Immature Teeth With Apical Periodontitis.” Oleh Rui Yu Ding pada tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek dari revaskularisasi pulpa pada gigi immature yang telah nekrose disertai dengan apikal periodontitis. Metode yang dilakukan adalah peneliti memilih 12 pasien dengan gigi permanen yang immature dan disertai apical periodontitis akut maupun kronis. Pada 1 minggu pertama digunakan triantibiotik (ciprofloxacin, metronidazole, dan minocycline) guna mensterilkan pulpa. Setelah itu pembekuan darah


(23)

8

dilakukan pada kanal dimana telah diaplikasikan mineral trioxide aggregate sebelumnya. Pasien kemudian di instruksi untuk berkunjung secara periodik. Hasil yang didapatkan adalah enam pasien dibatalkan untuk penelitian dikarenakan merasakan sensasi nyeri dan perdarahan setelah sterilisasi kanal, tiga pasien tidak memenuhi menghadiri panggilan kontrol, dan tiga pasien lainnya ditemukan bukti perkembangan akar yang lengkap dan respon yang positif pada tes vitalitas gigi.


(24)

9

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Pulpa

Pulpa gigi adalah suatu jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. Fungsi utama dari pulpa adalah formatif, yakni pembentukan dentin oleh odontoblast. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga berinteraksi dengan sel-sel dari epitel dentis dan membentuk email. Setelah gigi sudah terbentuk, selanjutnya pulpa akan melakukan beberapa fungsi sekundernya yaitu berkaitan dengan sensitivitas gigi, hidrasi, dan pertahanan (Walton & Torabinejad, 2008).

Jaringan pulpa berasal dari sel-sel ektomesenkhim (berasal dari krista neural) papilla dentis. Pembentukan dentin oleh odontoblas menghentikan perubahan dari papilla dentis menjadi jaringan pulpa. Pembentukan ini dimulai dengan perletakan matriks yang belum mengalami mineralisasi di puncak tonjol (cusp) dan akan bergerak kearah serviks, yang merupakan pergerakan kearah apeks. Perletakan ini berlangsung dan terus bertambah 4-5 mikrometer setiap harinya, dan mengikuti bentuk mahkota yang sebelumnya telah ditentukan oleh pola proliferatif dari lapisan dalam epitel email dibawah pengaruh mesenkhim (Seltzer & Bender, 2002).


(25)

10

Secara anatomis pulpa terbagi menjadi dua yaitu daerah pulpa bagian mahkota dan pulpa bagian akar, pada daerah pulpa mahkota dibagi menjadi dua lagi yaitu, tanduk pulpa dan kamar pulpa. Tanduk pulpa merupakan perpanjangan pulpa di mahkota ke dalam tonjol gigi. Pada prosedur restoratif tanduk pulpa dapat terbuka karena jaraknya dengan dentin sangat dekat (Walton & Torabinejad, 2008).

Secara fisiologis pulpa memiliki lima fungsi utama, yaitu : (1) Induktif, pada fungsi induktif pulpa berperan dalam induksi dan pengembangan odontoblas dan dentin, yang jika telah terbentuk, menginduksi pembentukan email. (2) Formatif, fungsi formatif lebih ditekankan pada pembentukan dentin oleh odontoblast, selama tahap awal perkembangan gigi, dentinogenesis umumnya merupakan proses yang cepat, setelah pematangan gigi selesai, pembentukan dentin terus berlanjut pada kecepatan yang jauh lebih lambat dan dalam pola yang kurang simetris. (3) Nutritif, Melalui tubulus dentinalis, pulpa memasok nutrient yang sangat diperlukan bagi pembentukan dentin. (4) Defensif, pulpa gigi memiliki kemampuan untuk merespons inflamasi dan imunologis dalam upaya untuk menetralisir atau meniadakan invasi mikroorganisme. (5) Sensatif, melalui sistem saraf, pulpa memancarkan sensasi yang diperantarai oleh email atau dentin ke pusat-pusat saraf yang lebih tinggi (Walton & Torabinejad, 2008).


(26)

2. Kavitas

Kavitas merupakan salah satu penyebab tereksposenya jaringan pulpa yang dapat mengakibatkan respon inflamasi tubuh bekerja. Kavitas dapat terbentuk secara biologis dan karena prosedur mekanis. Faktor iatrogenik merupakan salah satu faktor penyebab bagian pulpa gigi terekspose dikarenakan terangkatnya sebagian besar struktur jaringan dentin oleh prosedur mekanis ( Lu, 2008).

Penyebab pulpa menjadi terekspose dapat dikarenakan oleh faktor iatrogenik yang disebabkan karena kesalahan dari operator saat melakukan prosedur preparasi kavitas. Faktor iatrogenik dalam preparasi kavitas dapat dibagi menjadi beberapa faktor yaitu :

a. Preparasi yang panas

Panas yang dihasilkan dari prosedur preparasi dari struktur gigi sering menjadi penyebab utama pulpa terinflamasi. Ditemukan peningkatan temperature intrapulpal sebanyak 5.5˚C (10˚F) pada penelitian monyet rhesus macaca yang menyebabkan pulpa kehilangan vitalitasnya sebesar 15% (Ingle cit Zach dan Cohen, 2008).

b. Preparasi yang dalam

Semakin dalam preparasi yang dilakukan maka inflamasi pulpa semakin luas. Penelitian Searls terhadap gigi tikus menunjukan, saat preparasi kavitas pada gigi insisor dengan tenaga 150,000rpm didapatkan hasil penurunan dari sintesis protein di dalam pulpa sampai dengan tubulus (Ingle, 2008).


(27)

12

c. Ekstensi tanduk pulpa

Ektensi tanduk pulpa banyak terjadi pada gigi molar mandibular maupun maksila, lokasi dari ekstensi tanduk pulpa ini berada pada sekitar servikal pulpa dan membentuk seperti tanduk pulpa yang baru, ekstensi tanduk pulpa dapat menyebabkan inflamasi apabila terekspose, biasanya ekstensi tanduk pulpa terekspose akibat karies servikal dan preparasi untuk penumpatan tumpatan kelas 5 atau preparasi untuk restorasi full-crwon (Ingle, 2008).

d. Dehidrasi

Brännström menyebutkan pengeringan yang konstan dan menyemprotkan udara hangat saat preparasi kavitas saat pemakaian rubber dam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya inflamasi pulpa dan memungkinkan terjadinya nekrose (Ingle, 2008).

e. Iritan Kimia

Bahan antibakteri seperti Ag-nitrat, fenol, dan eugenol dengan pemakaian yang tidak terkontrol akan menyebabkan inflamasi pada jaringan pulpa, bahan tersebut biasanya digunakan untuk mensterilkan dentin setelah dilakukan preparasi kavitas, akan tetapi beberapa bahan memiliki tingkat ketoksisan yang tinggi sehingga dapat menyebabkan inflamasi pulpa yang ada dibawahnya (Walton & Torabinejad, 2008).


(28)

3. Inflamasi

Inflamasi merupakan suatu respon degeneratif tubuh dimana proses pertahanan tubuh akan berkerja yang akan menyebabkan terakumulasinya produk katabolik bermolekul rendah, sehingga akan mengakibatkan peningkatan suhu yang signifikan pada daerah yang terinflamasi (Stankov, 2012). Berdasarkan tanda dan gejalanya, inflamasi terbagi dalam lima fenomena patologis makroskopik yaitu: Tumor atau pembengkakan jaringan. Kalor, peningkatan suhu jaringan. Rubor yaitu perubahan warna merah pada sekitar jaringan yang terinflamasi. Dolor, sensasi intensif dari berbahaya stimulus, dan functio laesa, yaitu gangguan fungsi organ yang terkena (Stankov, 2012).

Inflamasi terbagi menjadi tiga yaitu : inflamasi akut, inflamasi kronik , dan masa penyembuhan. Inflamasi akut terjadi dengan onset yang tiba-tiba dan dengan durasi yang pendek sementera inflamasi kronik memiliki durasi yang lebih lama. Inflamasi akut dapat berubah menjadi inflamasi kronik, namun inflamasi kronik dapat terjadi karena beberapa faktor seperti reaksi imunologik, inflamasi kronik dapat berlangsung selama satu minggu atau lebih dan akan bertahan apabila faktor penyebab dari inflamasi akut tidak dihilangkan (Seltzer & Bender, 2002).

Inflamasi akut akan berespon pada pembuluh darah baik arteri maupun venula, dalam keadaan inflamasi akut pembuluh darah arteri akan dilatasi sedangkan pembuluh darah vena akan menjadi lebih permeabel sehingga cairan dan protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah dan


(29)

14

memasuk kedalam jaringan dan akan membentuk eksudat ( Seltzer & Bender, 2002).

Cairan dan protein plasma yang keluar mengandung beberapa senyawa mediator yang penting dalam respon inflamasi akut pada pembuluh darah diantaranya adalah : histamine, 5-hydroxytryptamine, bradikinin, prostaglandins E1 dan E2; leukotrienes C4, D4, E4; platelet activator dan substansi P.

Proses inflamasi pada gigi dapat disebut dengan pulpitis. Pulpitis merupakan suatu keadaan dimana keadaan pulpa telah terinflamasi baik akut maupun kronik, secara etiologi penyebab utama dari inflamasi pulpa adalah invasi dari bakteri yang masuk kedalam pulpa. Bakteri dapat masuk ke dalam pulpa karena adanya karies atau fraktur gigi, namun ada beberapa faktor mekanis yang dapat menyababkan bakteri dapat masuk kedalam pulpa yaitu karena prosedur restoratif (Seltzer & Bender, 2002).

4. Vaskularisasi

Pembuluh darah yang memvaskularisasi pulpa dan gigi yaitu, pembuluh darah aferen (Arteriola) dan pembuluh darah eferen (Venula). Pembuluh darah masuk melalui foramen apikalis pada bagian apeks gigi. Pembuluh darah aferen yang masuk ke dalam pulpa merupakan cabang yang kecil dari arteri dental. Arteri dental adalah cabang dari arteri alveolaris inferior, arteri alveolaris superior posterior, atau arteri infraorbita, yang kesemuanya merupakan cabang dari arteri maksilaris interna. Dalam perjalannya ke arah korona, arteriola bercabang lagi


(30)

menjadi cabang –cabang yang lebih kecil, yang disebut metaarteriola dan prekapiler, ke seluruh jaringan pulpa. Cabang-cabang yang paling kecil membentuk jalinan kapiler dan berakhir pada venula. Venula yang merupakan sisi eferen dari sirkulasi pulpa akan membesar ketika venula-venula bergabung saat menuju ke foramen apikalis, venula-venula-venula-venula akan bersatu dan berjalan ke posterior vena maksilaris melalui pleksus pterigoideus atau ke anterior ke vena fasialis (Walton & Torabinejad, 2008).

Fungsi pembuluh darah yang memvaskularisasi gigi dan pulpa adalah untuk meregulasi produk lokal yang dihasilkan oleh lingkungan lokal dari pulpa melalui transport nutrisi, hormone, dan gas serta membuang hasil sisa-sisa metabolik yang sudah tidak terpakai (Yu, 2007).

Gigi yang mengalami inflamasi menyebabkan pembuluh darah yang mevaskularisasi bagian pulpa berubah, pada pembuluh darah arteri akan mengalami dilatasi dan pembuluh darah vena akan lebih permeabel (Seltzer & Bender, 2002). Mekanisme aksi dari mediator inflamasi akan mengakibatkan perubahan pada aliran darah dan pembuluh darah lebih permeabel, peningkatan permeabilitas akan menyebabkan ektravasasi plasma (plasma menembus pembuluh darah), pembuluh darah yang lebih permeabel akan memudahkan protein plasma dan leukosit bergerak menuju ke daerah yang mengalami inflamasi untuk melakukan netralisasi, dilusi, dan fagositosis faktor iritan (Seltzer & Bender, 2002).


(31)

16

Inflamasi gigi yang akut disebabkan karena faktor preparasi kavitas (iatrogenik). Peningkatan permeabilitas pembuluh darah tidak terlihat pada daerah superfisial, terminal kapiler dibawah kavitas, namun terlihat di berbagai jaringan kapiler dan venula dibawahnya (Seltzer & Bender, 2002). Inflamasi pada jaringan pulpa mengakibatkan peningkatan aliran darah dan peningkatan aliran limfa yang keluar, hal tersebut merupakan mekanisme dari respon otomatis dari pertahanan tubuh untuk melawan agen inflamasi (Seltzer & Bender, 2002).

B. Landasan Teori

Pulpa gigi merupakan jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. Fungsi utama dari pulpa adalah formatif, yakni membentuk odontoblast yang akan membentuk dentin. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga berinteraksi dengan sel-sel dari epitel dentis dan membentuk email.

Inflamasi pulpa atau pulpitis merupakan keadaan pulpa yang meradang akibat iritasi mekanik, kimia dan biologis. Pulpa yang terinflamasi akan mempengaruhi pembuluh darah yang berada dalam jaringan pulpa, dalam keadaan pulpa yang terinflamasi pembuluh darah arteri akan dilatasi dan pembuluh darah vena akan menjadi lebih permeabel, sehingga memungkinkan protein-protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah dan menuju ke sel target.


(32)

Pembuluh darah yang mevaskularisasi pulpa adalah pembuluh darah aferen (arteriola) dan eferen (venula), pembuluh darah masuk melalui foramen apikal dan foramen akesoris pada gigi, pembuluh darah pada pulpa berfungsi mengatur regulasi pada lingkungan pulpa dan membuang sisa sisa hasil metabolik. Pembuluh darah akan lebih permeabel pada kondisi gigi mengalami inflamasi.

Preparasi kavitas adalah pembentukan akses berupa rongga pada gigi untuk melakukan suatu perawatan, misal preparasi kavitas untuk membuang jaringan karies pada perawatan tumpat. Preparasi kavitas yang berlebih atau dengan cara yang salah akan membuat struktur jaringan dentin terbuang dan akan membuat jaringan pulpa terekspose. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi bagaimana kondisi vaskularisasi pada pulpa terbuka hari 1,3 dan 7 dengan tujuan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan sebagai acuan rencana perawatan.


(33)

18

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep PULPA

PULPA TERINFLAMASI

ETIOLOGI RESPON

INFLAMASI

BIOLOGI MEKANIK

IATROGENIK FRAKTUR

PREPARASI KAVITAS

PERFORASI PULPA

AKUT KRONIK

VASKULARISASI PULPA

GAMBARAN VASKULARISASI


(34)

D. Hipotesa

Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Inflamasi jaringan pulpa akan mempengaruhi pembuluh arteri dan vena yang mevaskularisasi jaringan pulpa tersebut. Semakin lama pulpa terekspose maka semakin sedikit pembuluh darah yang berada pada daerah inflamasi


(35)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental murni laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September 2015.

C. Subyek Penelitian

1. Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah gigi tikus jantan Sprague Dawley dengan berat badan 250-300 gram dan berumur 3-4 bulan yang diperoleh dari peternakan hewan uji di Condong Catur,Yogyakarta. Jumlah sampel masing-masing hari adalah 3 gigi (n=3) dan total sampel sebanyak 9 gigi. Setiap 1 ekor tikus diambil 1 gigi yaitu gigi molar rahang atas kanan dan kiri, sehingga penelitian ini menggunakan 3 ekor tikus pada masing-masing hari. Jumlah tikus yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 ekor.


(36)

2. Jaringan yang diamati

Jaringan yang diamati adalah pembuluh darah yang terdapat pada gigi molar tikus Sprague Dawley dengan pulpa terbuka hari 1, 3, dan 7.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Pengaruh

Pulpa terbuka akibat iatrogenik 2. Variabel Terpengaruh

Pembuluh darah pada pulpa 3. Variabel Terkendali

a. Gigi tikus Sprague Dawley dengan berat 250-300 gram, berjenis kelamin jantan, dan berumur 3-4 bulan

b. Makanan tikus c. Round bur no 10 d. Sonde

e. Kedalaman kavitas 1 – 1,2 mm (pulpa terbuka)

E. Definisi Operasional

1. Pulpa gigi merupakan jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa.

Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. 2. Pulpa terbuka adalah pulpa yang terbuka akibat iatrogenik dengan

diberikan jejas mekanis pada gigi tikus. Jejas mekanis pada penelitian ini didapatkan dari preparasi kavitas menggunakan round bur sedalam 1 hingga 1,2 mm² atau hingga mencapai pulpa (Puspita, et al., 2011).


(37)

22

3. Pembuluh darah yang mensirkulasi pada daerah pulpa adalah pembuluh darah aferen dan eferen yang memiliki fungsi untuk meregulasi daerah pulpa dan gigi.

4. Jumlah vaskularisasi dinilai dengan cara menghitung jumlah jaringan

vaskuler yang terdapat di area pulpa gigi bagian mesial dan distal mulai dari tanduk pulpa hingga bagian apikal (perhitungan dengan 4 lapang pandang).

5. Gambaran histologis pembuluh darah diperoleh dari preparasi histologi dengan pewarnaan HE yang diamati dibawah mikroskop perbesaran 400x (Permatasari, Soesanto, Simandjuntak, 2014)

F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian a. Kandang tikus b. Timbangan

c. Spuit injeksi (Terumo, Philippines)

d. Round bur no 10 diameter 1 mm² (Edenta, Swiss) e. Handpiece (W&H, German)

f. Sonde (Dentika, Pakistan) g. Bengkok

h. Pinset anatomis i. Pinset sirugis j. Scapel k. Botol


(38)

l. Spidol m. Label n. Glass plate

o. Mikroskop cahaya perbesaran 1000x (Olympus, Jepang) 2. Bahan Penelitian

a. Masker b. Handscoen c. Gloves

d. Larutan anestesi diazepam cair dengan dosis yang ditetapkan

berdasarkan rumus. e. Cotton Bud, cotton ball f. Kassa

g. Povidon Iodine h. Alcohol swabs

i. Larutan desinfektan alcohol 90% j. Bahan fiksasi buffer formalin 10% k. Bahan dekalsifikasi asam formic l. Hematoxylin eosin

G. Jalannya Penelitian

1. Mempersiapkan ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi etik penelitian FKIK UMY

2. Disediakan 9 tikus putih jantan galur Sprague Dawley sehat yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 250-300 gram. 9 tikus dibagi menjadi 3


(39)

24

kelompok sehingga masing masing hari terdapat 3 tikus. Masing-masing tikus diambil 1 gigi yaitu gigi molar rahang atas kanan dan kiri.

3. Tikus diaklimitisasi selama 3 hari sebelum perlakuan. Selama aklimatisasi tikus hanya diberi air putih dan pakan pellet.

4. Preparasi dilakukan pada 3 tikus dengan lama perlakuan 7 hari, kemudian pada tikus dengan lama perlakuan 3 hari dan selanjutnya pada tikus dengan lama perlakuan 1 hari

5. Dilakukan anestesi pada tikus menggunakan larutan anestesi diazepam dengan dosis yang telah ditentukan berdasarkan rumus

Dosis (ml) = Berat tikus(g) x 7,5 1000x5

Efek anestesi obat ditunggu selama 10-15 menit setelah injeksi

6. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi tikus dengan kedalaman 1-1,2 mm

(hingga perforasi pulpa) menggunakan round bur no 10 diameter 1 mm² dan aplikasi sonde penuh

7. Langkah ke 4 dan 5 diulangi pada kelompok gigi tikus dengan perlakuan

hari yang berbeda

8. Tikus dengan gigi yang sudah diberi jejas dibiarkan selama

masing-masing hari perlakuan ( 1, 3 dan 7 hari )

9. Sembilan ekor tikus dikorbankan dengan cara inhalasi menggunakan larutan chloroform untuk diambil gigi molar 1 kanan rahang atas yang telah di beri perlakuan ( jejas mekanik)

10. Dilakukan dekapitasi rahang tikus


(40)

12. Gigi didekalsifikasi menggunakan larutan asam formic selama 1 minggu 13. Spesimen gigi ditanam ke dalam paraffin kemudian dipotong

menggunakan mikrotom rotary mengarah longitudinal dengan ketebalan 4 µm

14. Pembuatan preparat HE

15. Mengamati gambaran vaskularisasi dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000x

16. Analisis data

17. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan jumlah pembuluh darah yang terdapat di bagian gigi yang diberi jejas merupakan data numerik dengan skala rasio, selanjutnya dihitung rerata jumlah pembuluh darah berdasarkan kelompok. Data dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan uji Saphiro-wilk (N<50) dan diuji homogenitas dengan uji Levene. Penelitian ini menggunakan uji ANOVA satu arah (one way ANOVA) untuk mengetahui pengaruh lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanis terhadap jumlah pembuluh darah. Selanjutnya untuk melihat signifikansi perbedaan jumlah vaskularisasi masing-masing kelompok dilakukan uji Tukey.


(41)

26

I. Alur Penelitian

Gambar 2. Sketsa Alur Penelitian

Mendapatkan ethical clearance yang dikeluarkan laboratorium UMY

Memilih 3 tikus putih jantan galur Sprague Dawley sehat yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 250-300 gram.

Hewan uji dianastesi dengan diazepam dengan dosis yang tepat sesuai rumus.

Gigi hewan di preparasi pada bagian oklusal menggunakan bur bulat no.10 dengan diameter 1 mm2dan mencapai kedalaman 1-1,2 mm hingga perforasi

Tiga ekor tikus dikorbankan dalam waktu 1, 3 dan 7 hari setelah perlakuan

Gigi tikus diekstraksi dan di fiksasi dalam larutan formalin 10 % selama 24

Setelah gigi diekstraksi didekalsifikasi dengan larutan asam formic selama 1 minggu

Dibuat spesimen yang dimasukkan ke dalam parafin dan dipotong arah longitudinal dengan ketebalan 4 µm kemudian diwarnai dengan

hematoxylin eosin (HE)

Mengamati

Melakukan Penyajian Data


(42)

27

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian berupa gambaran histologis yang diperoleh dari pengamatan mikroskopis di laboratorium Histologi FKIK UMY dengan menggunakan perbesaran 40x, 100x, 400x, 1000x. Tujuan pengamatan sampel adalah untuk menghitung jumlah jaringan vaskuler masing-masing kelompok. Setelah itu, jumlah vaskularisasi dibandingkan antara kelompok hari ke 1, 3, dan 7 untuk mengetahui apakah terdapat hubungan lamanya waktu pulpa terbuka terhadap jumlah vaskularisasi. Data diolah secara statistik menggunakan SPSS 15.0, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel dibawah ini menunjukkan rerata jumlah vaskularisasi seluruh kelompok setelah diberi perlakuan berupa jejas mekanis.

Tabel 1. Rerata Jumlah Vaskularisasi setelah Perlakuan hari 1, 3, 7 Kelompok Jumlah Vaskularisasi Rerata Rerata±SD

1 32 10.6667 10.6667±2.08167

3 9 3.0000 3.0000±2.64575

7 3 1.0000 1.0000±1.00000

Rerata jumlah vaskularisasi berdasarkan tabel 1 diatas adalah sebagai berikut: Kelompok hari ke 1 sebesar 10.6667±2.08167 kelompok hari ke 3 sebesar 3.0000±2.64575, dan kelompok hari ke 7 sebesar 1.0000±1.00000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan jumlah vaskularisasi dari hari pertama ke tiga, dan pada hari ke tujuh. Untuk keterangan lebih lanjut


(43)

28

mengenai perubahan jumlah jaringan vaskularisasi masing-masing kelompok subjek setelah diberi perlakuan, dapat dilihat grafik dibawah ini:

Gambar 3. Perbandingan Jumlah Vaskularisasi hari ke 1, 3, dan 7. Pada pulpa terbuka gigi molar Sprague Dawley

Uji Statistik untuk mengetahui perbedaan pengaruh lamanya pulpa terbuka dengan jumlah jaringan pembuluh darah adalah dengan menggunakan uji One Way Anova. Sebelum dilakukan uji ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji variansi menggunakan Shapiro- wilk karena jumlah sampel kurang dari 50.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai p>0,05 yang memiliki arti data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji variansi data, apabila didapatkan nilai p>0,05 maka data berasal dari variansi yang sama.

Hasil uji variansi data didapatkan nilai probabilitas 0,211 atau p>0,05 yang berarti setiap kelompok mempunyai varians yang sama. Dengan demikian, uji normalitas dan asumsi kesamaan varians untuk one-way ANOVA terpenuhi. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah lamanya


(44)

pulpa terbuka akibat jejas mekanis selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari memiliki perbedaan yang bermakna terhadap jumlah pembuluh darah, seperti terlihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Uji One Way Annova untuk mengetahui pengaruh jejas mekanis terhadap pembuluh darah

Jumlah vaskularisasi Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 156.222 2 78.111 19.000 *.003

Within Groups 24.667 6 4.111

Total 180.889 8

* Keterangan: tanda * menunjukkan perbedaan signifikan dengan P< 0.05

Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan nilai probabilitas sebesar p=0,003 atau p<0,05. Hal ini membuktikan secara statistik bahwa terdapat perbedaan yang signifikan durasi lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah pembuluh darah. Untuk mengetahui seberapa besar signifikansi setiap kelompok, maka perlu dilakukan uji Tukey karena pada penelitian ini menggunakan lebih dari tiga perlakuan. Uji ini digunakan untuk menentukan perbedaan dari masing-masing kelompok uji. Hasil uji Tukey dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Uji Tukey HSD untuk mengetahui signifikansi pada masing masing hari

Keterangan: tanda * menunjukkan perbedaan rerata signifikan dengan P< 0.05 (I)

Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

Lower Bound Upper

Bound Lower Bound

1.00 3.00 7.66667(*) 1.65552 .009

7.00 9.66667(*) 1.65552 .003

3.00 1.00 -7.6667(*) 1.65552 .009

7.00 2.00000 1.65552 .491

7.00 1.00 -9.66667(*) 1.65552 .003


(45)

30

Hasil uji statistik Tukey menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan hari ke 1 memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok padahari ke 3 dan ke 7 dengan p<0,05, sementera pada kelompok hari ke 3 dan ke 7 tidak terdapat perbedaan yang signifikan, karena nilai p>0,05.

B. Pembahasan

Penelitian mengenai lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanik terhadap jumlah vaskularisasi pada gigi molar kanan rahang atas telah dilakukan dengan menggunakan tikus strain Sprague Dawley jantan sebagai subjek penelitian. 9 tikus Sprague Dawley yang dibagi kedalam tiga kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor Sprague Dawley.

Tikus Sprague Dawley yang sudah sesuai kriteria inklusi dikelompokkan dengan cara randomisasi, setelah itu diaklimatisasi selama tiga hari. Pada hari keempat dilakukan pengukuran berat badan pada tiap tikus. Pengukuran berat badan dilakukan dengan tujuan agar diperoleh dosis diazepam sebagai anestetikum untuk setiap tikus. Dalam penelitian ini anestesi dilakukan sebelum pemberian jejas mekanis diberikan.

Pemberian jejas pertama kali dilakukan pada kelompok tikus hari ke 7, empat hari berikutnya pemberian jejas dilakukan pada kelompok hari ke 3, dua hari berikutnya atau sehari sebelum dekapitasi rahang pemberian jejas dilakukan pada kelompok tikus hari ke 1, sehingga waktu dekapitasi rahang pada seluruh kelompok subjek dilakukan pada hari yang sama, sampel disimpan dalam larutan buffer formalin 10% selama 24 jam. Selanjutnya, seluruh sampel dibuatkan preparat dengan pengecatan HE di laboratorium


(46)

patologi anatomi Fakultas Kedokteran UGM. Setelah preparat selesai, dilakukan perhitungan terhadap jumlah vaskularisasi menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 1000x di laboratorium histologi FKIK UMY.

Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung vaskuler di area pulpa gigi bagian mesial dan distal (4 lapang pandang), diantaranya preparat subjek A1 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek B1 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek C1 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek A3 di 2/3 saluran pulpa distal, preparat subjek B3 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek C3 tidak terdapat gambaran vaskularisasi pada daerah mesial maupun distal, preparat subjek A7 di 2/3 saluran pulpa distal, preparat subjek B7 di 2/3 saluran pulpa distal, preparat subjek C7 tidak terdapat gambaran vaskularisasi pada daerah mesial maupun distal

Tabel 4. Tabel Daerah Pengamatan Jumlah Vaskularisasi Pulpa Yang Diberi Jejas Mekanis hari 1, 3 dan 7

Tabel diatas menunjukkan jumlah area vaskularisasi dibeberapa area pengamatan. Untuk mengetahui gambaran jaringan vaskularisasi pulpa terbuka pada hari 1, 3 dan 7 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Preparat Subjek Area Pengamatan Jumlah Vaskularisasi

A1 2/3 saluran pulpa mesial 9

B1 2/3 saluran pulpa mesial 10

C1 2/3 saluran pulpa mesial 13

A3 2/3 saluran pulpa distal 4

B3 2/3 saluran pulpa mesial 5

C3 kamar pulpa 0

A7 1/3 saluran pulpa distal 2

B7 1/3 saluran pulpa distal 1


(47)

32

Gambar 4. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 1, terdapat pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) dan

jumlahpembuluh darah masih banyak

Gambar 5. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 3 terdapat penurunan jumlah pembuluh darah dan pembuluh darah


(48)

Gambar 6. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 7 jumlah pembuluh darah semakin sedikit dan mengalami

vasokontriksi

Analisis data penelitian ini didapatkan sebaran data yang normal, sehingga analisa menggunakan uji anava satu arah untuk menguji hubungan lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanis terhadap jumlah vaskularisasi. Uji anava satu arah merupakan uji untuk data numerik.

Terjadi penurunan jumlah vaskularisasi hari ke 3 dan hari ke 7. Dari analisis menggunakan uji anava satu arah didapatkan hasil p=0,03 pada pengujian antara kelompok hari ke 1, 3, dan 7, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan mengenai lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah vaskularisasi


(49)

34

Uji Tukey dilakukan dengan membandingkan kelompok tikus hari ke 1 dengan kelompok tikus hari ke 3 dan ke 7, kemudian membandingkan kelompok tikus hari ke 3 dengan kelompok tikus hari ke 7. Diperoleh hasil dengan nilai p<0,05 pada perbandingan kelompok hari ke 1 dengan kelompok hari ke 3 dan hari ke 7. Nilai p>0,05 pada perbandingan kelompok hari ke 3 dengan kelompok hari ke 7. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok hari ke 1 dengan kelompok hari ke 3 dan hari ke 7, sedangkan antara kelompok hari ke 3 dengan kelompok hari ke 7 tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik. Vaskularisasi pada pulpa berperan dalam transport nutrisi , hormone, gas, serta hasil sisa metabolik dari jaringan pulpa. Selain berperan dalam sistem transport, vaskularisasi dalam pulpa bertanggung jawab terhadap respon dari stimulus inflamasi. Pembuluh darah akan lebih permeabel dan mengalami vasodilatasi apabila terdapat respon inflamasi dalam pulpa sehingga memudahkan sel-sel makrofag menuju ke area inflamasi (Seltzer & Bender, 2002). Vaskularisasi pada pulpa yang terbuka mengalami penurunan pada hari 3 dan hari 7. Hal ini dikarenakan jaringan pulpa yang terinflamasi tidak diberikan bahan aktif anti-inflamasi dan antibakteri. Pada tahapan inflamasi akut daerah pada jaringan pulpa akan mengalami nekrosis sebagian. Saat pulpa mengalami nekrosis sebagian aliran darah yang menuju ke pulpa akan berkurang dan pembuluh darah berkurang permeabilitasnya. Keadaan ini dapat dilihat pada hari ke 3 dimana jumlah jaringan vaskuler yang berada pada daerah pulpa mulai berkurang dan mengalami vasokonstriksi (gambar 5)


(50)

sehingga mengakibatkan respon aliran darah ke pulpa berkurang (Yu, 2007). Akibat dari respon aliran darah yang berkurang, transport nutrisi dan hasil sisa sisa metabolik jaringan pulpa terganggu. Saat inflamasi menjadi kronis pembuluh limfa akan tertutup, hal ini mengakibatkan meningkatnya cairan dan tekanan pada pulpa. Apabila hal tersebut tidak diberikan penanganan maka pulpa akan mengalami nekrosis seluruhnya, pada penelitian ini keadaan tersebut dapat dilihat pada hari 7 (gambar 6) dimana jaringan vaskuler semakin sedikit dan mengalami vasokontriksi (Seltzer & Bender, 2002).


(51)

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan jumlah vaskularisasi pada pulpa terbuka hari ke 1, 3,

dan 7.

2. Jumlah vaskularisasi terbanyak terdapat pada hari ke 1 dengan jumlah 32 , mengalami penurunan pada hari ke 3 dengan jumlah 9, dan hari ke 7 dengan jumlah 3.

3. Terdapat hubungan antara lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah

vaskularisasi gigi molar pertama rahang atas pada tikus Sprague dawley dengan pemberian jejas mekanis selama 7 hari secara statistik dengan nilai p<0,003 (p<0,05).

B. Saran

1. Dapat dilakukan sebagai dasar penelitian lanjutan dengan melakukan

pengujian terhadap bahan aktif yang dapat mempercepat proses penyembuhan pulpa.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan teknik pengecatan histologis yang lebih

spesifik.

3. Laboratorium hewan uji di FKIK UMY perlu dilakukan perawatan secara

rutin agar kebersihan laboratorium lebih terjaga dan layak untuk melakukan penelitian in vivo.


(52)

37

A.M, Edwina & Joyston-Bechal, Sally, 2013. Essentials of Dental Caries: The

Disease and Its Management. Terjemahan oleh Narlan Sumawinata,

Safrida Faruk. Jakarta: EGC:. 1-5

Brenna, F., 2009. Restorative Dentistry. China: Mosby Elseveir:120-203

Hargraves, K. & Cohen,S., 2011. Pathway of the Pulp. 10th ed. China: Mosby Elseveir:482-503

J. I Ingle & L. K. Bakland, 2008. Endodontics. 6th ed. India: BC Decker Inc. Kunarti, S., 2008. Pulp Tissue Inflammation and Angiogenesis After Pulp

Capping with Transforming Growth Factor Beta1. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 41(2):88-90.

Lee, J.-C. et al. 2008. Terrein reduces pulpal inflammation in human dental pulp cells. Journal of endodontics, 34(4):433–437.

Lu, Y., Liu, T., Li, H. & Pi, G., 2008. Histological evaluation of Direct Pulp Capping with a Self-Etching Adhesive and Calcium Hydroxide on Human Pulp Tissue. Internationa Endodontic Journal, 41(8):433-437

Pematasari, D., R. Soesanto, dan R.M. Simandjuntak et al. 2014. Pengaruh pemberian kulit manggis terhadap proliferasi fibroblas pada penyembuhan luka pencabutan gigi tikus. J. Oral and Maxillofacial Surgery, 3 (1):26-31. Puspita, S., Utoro, T. & Haniastuti, T., 2011. Inflammation Response of

Mechanically Exposed Pulp After Direct Pulp Capping with Calcium Hydroxide Cement and Platelet Rich Plasma. Dentika Dental Journal, 16(2):171-174

Seltzer, S. & Bender, I., 2002. Seltzer and Bender's Dental Pulp. 10th ed. China: Quintessence Publishing Co, Inc: 112-150

Stankov, V. Srdan, 2012. Definition of Inflammation Causes of Inflammation And Possible Anti-Inflammatory Strategies. The Open Inflammatory Journal, 5: 1-9

Walton, R. E. & Torabinejad, M., 2001. Endodontics: Principles and Practice. Third Edition. Elseveir Helath Science, UK. Terjemahan Narlan Sumawita. 2008. Prinsip Praktik Ilmu Endodonsi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC: 122-200


(53)

38

Y. Lu, T. Liu, H. Li & G. Pi, 2008. Histological Evaluationof Direct Pulp Cappingwith a Self-Etching Adhesive and Calcium Hydroxide on Human Pulp Tissue. International Endodontic Journal, 41:643-650.

Yahya Orcun Zorba, dkk., 2009. Reactions of Connective Tissue to Self-Etching/Priming Dentin Bonding Systems: Oxidative Stress, Tumor Necrosis factor alpha Expression , and Tissue Reactions. Elsevier, 3(4): 136-148.

Yu, C. & Abbott, P. V. 2007. An overview of the dental pulp: its functions and responses to injury. Australian dental journal, 52(1):S4–S16.

Yu, Ding Rui, Cheung, G. S, Chen, J. Yin, X. Z., Wang, Q. Q., Zhang, C. F., 2009. Pulp Revascularization of Immature Teeth With Apical Periodontitis: A Clinical Study. Journal of Endodontics, 35(5): 745-749


(54)

39


(55)

40 DATA STATISTIK Descriptives 10.6667 1.20185 5.4955 15.8378 . 10.0000 4.333 2.08167 9.00 13.00 4.00 . 1.293 1.225 . . 3.0000 1.52753 -3.5724 9.5724 . 4.0000 7.000 2.64575 .00 5.00 5.00 . -1.458 1.225 . . 1.0000 .57735 -1.4841 3.4841 . 1.0000 1.000 1.00000 .00 2.00 2.00 . .000 1.225 . . Mean Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence

Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median

Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range

Interquart ile Range Skewness

Kurt osis Mean

Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence

Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median

Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range

Interquart ile Range Skewness

Kurt osis Mean

Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence

Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median

Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range

Interquart ile Range Skewness Kurt osis Kelompok 1.00 3.00 7.00 JumlahVaskularisasi


(56)

ANOVA

JumlahVaskularisasi

156.222 2 78.111 19.000 .003

24.667 6 4.111

180.889 8

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multi ple Comparisons

Dependent Variable: JumlahVaskularisasi Tukey HSD

7.66667* 1.65552 .009 2.5871 12.7463

9.66667* 1.65552 .003 4.5871 14.7463

-7.66667* 1.65552 .009 -12.7463 -2.5871

2.00000 1.65552 .491 -3.0796 7.0796

-9.66667* 1.65552 .003 -14.7463 -4.5871

-2.00000 1.65552 .491 -7.0796 3.0796

(J) Kelompok 3.00 7.00 1.00 7.00 1.00 3.00 (I) Kelompok 1.00 3.00 7.00 Mean Dif f erence

(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Conf idence Interv al

The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el. *.

Test of Homogeneity of Variances

JumlahVaskularisasi

2.036 2 6 .211

Lev ene

St at ist ic df 1 df 2 Sig.

Tests of Normality

.292 3 . .923 3 .463

.314 3 . .893 3 .363

.175 3 . 1.000 3 1.000

Kelompok 1.00 3.00 7.00 JumlahVaskularisasi

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

Lillief ors Signif icance Correction a.


(57)

42

DOKUMENTASI

Alat diagnostik set Alat dan bahan preparasi


(58)

Spuit injeksi dan anestetikum


(59)

44


(60)

FOTO HASIL PENGAMATAN


(61)

46


(62)

(63)

(1)

Spuit injeksi dan anestetikum


(2)

(3)

FOTO HASIL PENGAMATAN


(4)

(5)

(6)