LKP : Pengolahan dan Penanyangan Berita Jenis Package Pada Program "Jendela Jatim Petang" di BCTV Surabaya.

(1)

PROGRAM “JENDELA JATIM PETANG” di BCTV SURABAYA

Oleh

Nama

: Immanuel Haryadi

NIM

: 09.51016.0014

Program Studi

: DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2012

STIKOM


(2)

iii

televisi dituntut semakin kreatif dalam membuat program tayangan. Program tayangan yang sering menjadi pesaing diantara televisi-televisi lokal adalah program berita.

Program berita di stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat. Karena program berita di stasiun televisi lokal biasanya mengangkat kejadian-kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tempat siaran. Di Surabaya sendiri terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV, SBO TV, Arek TV, Surabaya TV, TV Sembilan, MHTV, BBS TV dan BCTV. Sebagai sebuah televisi lokal yang bersifat biro, BCTV punya keistimewaan yaitu memiliki program-program yang diproduksi sendiri. Salah satu program yang diproduksi oleh BCTV adalah Jendela Jatim Petang. Jendela Jatim Petang ini merupakan salah satu program berita lokal yang mengangkat berbagai peristiwa yang sedang terjadi di daerah Jawa Timur. penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja Praktek di BCTV Surabaya, dan di awal penulis ditempatkan di bagian news department. Sehingga penulis dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai proses pengolahan dan penayangan berita.

Setelah mengetahui bagaimana berita diolah dan ditayangkan di lapangan, maka penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis mengambil judul “Pengolahan dan Penanyangan Berita Jenis Package Pada program “Jendela Jatim Petang” di BCTV Surabaya.

Kata Kunci: Pengolahan, Penanyangan Berita, jendela jatim petang BCTV Surabaya

STIKOM


(3)

vi

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat ... 4

1.6. Pelaksanaan ... 4

1.7. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Media massa ... 7

2.1.1 Jenis Media massa ... 8

2.2. Televisi ... 10

2.2.1. Jenis-Jenis Televisi ... 12

2.2.2. Karakteristik Televisi ... 13

2.2.3. Stasiun Televisi... 13

2.2.4. Perkembangan Televisi di Indonesia ... 15

STIKOM


(4)

vii

2.3.2. Nilai-Nilai Berita ... 23

2.3.3. Proses Meliput Berita ... 25

2.4. Media ... 41

2.5. Multimedia ... 42

2.5.1. Elemen Multimedia ... 45

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 48

3.1. Metode Penelitian ... 48

3.1.1 Analisa Data ... 50

3.2. Metode Perancangan Karya ... 50

3.3. Proses Pembuatan Berita ... 51

3.3.1. Pra Produksi ... 51

3.3.2. Produksi ... 53

3.3.3. Pasca Produksi ... 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 61

4.1. Sekilas Sejarah dan Profil BCTV Surabaya ... 61

4.2. Visi dan Misi BCTV ... 62

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 68

5.1. Pra Produksi ... 68

5.2. Produksi... 74

5.3. Pasca Produksi ... 89

STIKOM


(5)

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN ... 105

STIKOM


(6)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan televisi saat ini sudah sangat maju, hal ini terbukti dari ban-yaknya stasiun televisi-televisi lokal yang bermunculan. Akibatnya, stasiun televisi dituntut semakin kreatif dalam membuat program tayangan. Program ta-yangan yang sering menjadi pesaing diantara televisi-televisi lokal adalah pro-gram berita.

Program berita di stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat. Karena program berita di stasiun televisi lokal biasanya mengangkat kejadian-kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tempat siaran. Di Surabaya sendiri terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV, SBO TV, Arek TV, Surabaya TV, TV Sembilan, MHTV, BBS TV dan BCTV. Sebagai sebuah stasiun televisi lokal BCTV sudah berdiri sejak 7 Juli 2009 ini merupakan anak perusahaan dari stasiun televisi nasional yaitu Kompas TV. Sebagai sebuah televisi lokal yang bersifat biro, BCTV punya keistimewaan yaitu memiliki program-program yang diproduksi sendiri. Salah satu program yang diproduksi oleh BCTV adalah Jendela Jatim Petang. Jendela Jatim Petang ini merupakan salah satu program berita lokal yang mengangkat berbagai peristiwa yang sedang terjadi di daerah Jawa Timur.

Dari pemaparan tersebut penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja Praktik di BCTV Surabaya, dan di awal penulis ditempatkan di bagian news

de-STIKOM


(7)

partment. Sehingga penulis dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai proses pengolahan dan penayangan berita.

Setelah mengetahui bagaimana berita diolah dan ditayangkan di lapangan, maka penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktik. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini penulis mengambil judul “Pengolahan dan Penanyangan Berita Jenis Package Pada pro-gram “Jendela Jatim Petang” di BCTV Surabaya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pengolahan dan penanyangan berita jenis package pada

pro-gram “Jendela Jatim Petang” di BCTV Surabaya maka rumusan masalah yang diangkat, yaitu:

1. Bagaimana cara untuk mencari berita serta data-data yang falid yang dapat membantu kelancaran pemberitaan pada BCTV Surabaya?

2. Bagaimana melakukan editting agar terjadi kesinambungan antara gambar dengan naskah?

3. Bagaimana cara menayangkan berita yang sudah jadi sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur khususnya di Surabaya?

STIKOM


(8)

1.3Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan dikerjakan dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Mencari berita serta data-data yang falid yang dapat membantu kelancaran pemberitaan pada BCTV Surabaya.

2. Melakukan editting agar terjadi kesinambungan antara gambar dengan naskah.

3. Menayangkan berita yang sudah jadi sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur khususnya di Surabaya.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Mengetahui cara untuk mencari berita serta data-data yang falid yang dapat membantu kelancaran pemberitaan pada BCTV Surabaya.

2. Mengerti cara melakukan editting yang baik.

3. Memahami cara editting yang sesuai dengan naskah.

4. Mengerti proses editting agar terjadi kesinambungan antara gambar dengan naskah.

5. Mengerti proses menayangkan berita yang sudah jadi sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur khususnya di Surabaya

STIKOM


(9)

1.5 Manfaat 1. Bagi penulis

a. Untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di Pro-gram Studi Multimedia STIKOM Surabaya.

b. Untuk menjadi sarana mahasiswa belajar bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas yang di berikan.

c. Untuk menjadi sarana tolak ukur antara ilmu yang diperoleh dari Program Studi Multimedia STIKOM dengan dunia kerja.

2. Bagi perusahaan

a. Berita yang ditayangkan diharapkan dapat diterima masyarakat. b. Bisa menjadi tayangan yang menginspirasi masyarakat.

1.6 Pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan di BCTV Surabaya pada News Departement, yang beralamat di Jl. Raya Dukuh Kupang no. 109-129. Waktu pelaksanaannya dari tanggal 2 Juli sampai tanggal 2 September Tahun 2012 dari hari Senin sampai

Jum’at mulai dari pukul 10.00 WIB – 17.00 WIB, tetapi dengan kesadaran diri, penulis juga masuk pada pukul 04.00 WIB – 18.00 WIB karena keterbatasan SDM yang ada di BCTVdan untuk membantu penanyangan berita Jendela Jatim Pagi serta Banter live Jakarta.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Membuat grafis

2. Mendownload video dari reporter di luar Surabaya

STIKOM


(10)

3. Mengedit video 4. Menjalankan VTR 5. Menjadi time keeper

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai beri-kut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu: 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

1.5 Manfaat 1.6 Pelaksanaan

1.7 Sistematika Penulisan BAB II: LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dijabarkan tentang berbagai macam teori yang menjadi dasar dalam perangcangan karya pada Kerja Praktik ini.

BAB III: METODE PERANCANGAN

Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk men-dukung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini. BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STIKOM


(11)

Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Kerja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang BCTV Surabaya.

BAB V: IMPLEMENTASI KARYA

Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan pada Bab III.

BAB VI: PENUTUP

Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi: 6.1 Simpulan

Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Pratek, khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang dikerjakan.

6.2 Saran

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegiatan Kerja Praktik berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar refrensi yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan lain-lain.

STIKOM


(12)

7 2.1 Media massa

Dalam bukunya yang berjudul Agenda Setting (Apriadi Tamburaka, 2012: 13) memberikan pengertian mengenai media massa sebagai berikut:

“Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula”

Menurut kutipan tersebut istilah media massa mengarah pada alat atau cara yang terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka kepada banyak orang dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat, melainkan juga institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kepakatan-kesepakatan lain.

Sebagai bentuk komunikasi masa, media massa memiliki karakter yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

1. Publisitas, yakni bahwa media massa adalah produk pesan dan informasi yang disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, yaitu bahwa pesannya bersifat umum dan tidak dibatasi pada tema-tema khusus, berisi segala aspek kehidupan, dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya merupakan masyarakat umum.

STIKOM


(13)

3. Perioderitas, yaitu waktu terbit atau tayangnya bersifat tetap atau berkala misalnya harian, mingguan atau bulanan.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru seperti informasi-informasi baru, peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

2.1.1 Jenis Media massa

Media massa menurut jenisnya dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Media Cetak

Merupakan media yang memakai sarana cetak untuk menyampaikan informasi-informasinya. Media cetak ini contohnya adalah surat kabar atau majalah. Berikut ini ciri-ciri dari media cetak:

a. Pesan yang disampaikan memuat unsur reproduksi sperti simbol verbal, gambar, dan warna.

b. Unsur umpan balik yang ada juga bersifat verbal (surat pembaca, kritik) dan non verbal (penjualan).

c. Isi pesan yang ada utamanya bersifat informatif.

d. Bisa berfungsi sebagai public sphere, menjadi ruang public bagi penyampaian gagasan dan opini, yang disampaikan oleh masyarakat dalam bentuk tulisan.

e. Wilayah jangkauannya masih didominasi oleh masyarakat perkotaan.

STIKOM


(14)

2. Media Audio

Media massa yang memakai sarana audio atau suara untuk menyampaikan informasi-informasinya. Media audio ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Unsur reproduksi utamanya adalah suara (audio).

b. Secara relatif dapat dibawa kemana-mana, meski tak semudah media cetak.

c. Tidak dapat didengar secara berulang-ulang, kecuali direkam dan didengarkan kembali.

d. Pesan bersifat serempak (laporan langsung).

e. Proses komunikasinya menggunakan unsur umpan balik, baik verbal dan nonverbal.

f. Kehidupannya juga ditunjang kebanyakan oleh banyak iklan, yang jelas bukan dari penjualan.

3. Media Audio-Visual

Merupakan media yang merupakan penggabungan dari media cetak atau visual dengan media audio. Media ini memiliki ciri-ciri seperti berikut:

a. Pesan disampaikan melalui unsur reproduksi yang bersifat verbal, warna, suara, dan gambar.

b. Pesan tidak dapat diulang karena tampilan pesan secara sekilas sehingga cepat berlalu (tidak bisa di tinjau ualang), bila ingin memutar ulang harus direkam terlebih dahulu.

c. Bersifat serempak.

STIKOM


(15)

d. Industri komunikasi audio-visual ditunjang oleh iklan, iuran, dan subsidi pemerintah.

e. Karakter publik dan pengaturan yang ketat.

f. Berisi anekaragam bentuk informasi dan pesan (berita, hiburan, pendidikan, dan lain-lain).

2.2 Televisi

Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih ataupun layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia Broadcast (Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, 2011: 3).

Televisi juga merupakan sebuah media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil dari produk teknologi tinggi (hi-tech) yang mampu menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk audiovisual gerak”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

STIKOM


(16)

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan sistem penyampaian informasi dalam bentuk audio dan visual. Jika media televisi dibandingkan dengan media radio, yang dimana radio hanya bisa menyampaikan informasi dalam bentuk audio, maka media televisi jauh lebih unggul karena khalayak umum dapat menyaksikan visual serta mendengarkan audio. Tetapi bukan berarti bahwa visual lebih penting daripada audio. Karena bila dalam suatu acara televisi khalayak umum hanya dapat menyaksikan visualnya saja tanpa mendengarkan audio atau sebaliknya, maka akan terjadi suatu kebosanan. Dalam Undang-Undang No. 32 Tentang Penyiaran tahun 2002, disebutkan bahwa:

“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan ber-kesinambungan.”

Dari pengertian mengenai televisi di atas jelas disebutkan bahwa televisi merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan yang bersifat audio visual. Untuk itulah audio dan visual dalam media telivisi harus saling melengkapi. Sehingga dalam proses siaran atau proses produksi sebuah acara televisi membutuhkan tempat atau lembaga penyiaran yang memiliki banyak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam bidang penyiaran.

STIKOM


(17)

2.2.1 Jenis-Jenis Televisi

Jenis televisi terbagi ke dalam beberapa jenis menurut kamus istilah televisi dan film yang dikutip oleh Ilham Z (2010: 256-257) yaitu:

1. Televisi Digital

Merupakan jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. 2. Televisi Analog

Merupakan jenis televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan menvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal.

3. Televisi Berlangganan

Merupakan jenis televisi yang menggunakan satelit, jadi pesawat penerima dilengkapi dengan alat dekoder yang berfungsi sebagai penerima sinyal dari satelit dan dilaksanakan dengan sistem sewa dan membayar iuran tiap bulannya (berlangganan).

4. Televisi Lokal

Merupakan jenis televisi yang jangkauannya terbatas di suatu daerah. 5. Televisi komunitas

Merupakan jenis televisi yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat indipenden dan tidak komersial dengan daya pancar yang rendah, dan luas jangkuan frekuensi wilayahnya terbatas, serta hanya untuk melayani kepentingan komunitasnya.

STIKOM


(18)

2.2.2 Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik televisi karya Adi Badjuri (2010: 39-40) yaitu:

1. Mengutamakan gambar. 2. Mengutamakan kecepatan. 3. Bersifat sekilas.

4. Bersifat satu arah. 5. Daya jangkauan luas.

2.2.3 Stasiun Televisi

Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam bidang penyiaran.

Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa:

“Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin”

Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa televisi sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat kerja atau kantor yang menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.

STIKOM


(19)

Umumnya siaran televisi bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima di kalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa:

“Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa siaran televisi merupakan penggabungan unsur audio, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Audio, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih mengarah kepada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan kualitas gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam sehingga dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat, dan stasiun televisi yang pertama berdiri di Indonesia adalah TVRI. Siaran pertama dari stasiun televisi TVRI adalah siaran langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Glora Bung Karno.

STIKOM


(20)

2.2.4 Perkembangan Televisi di Indonesia

Indonesia patut bersyukur pernah dipimpin oleh seorang pemimpin yang visioner. Dialah putra sang fajar, Soekarno. Di bawah kepemimpinannya, upaya pengenalan dan memasyarakatkan Televisi sebagai jendela informasi mulai dikembangkan. Proyek ini dimulai ketika Indonesia menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan pesta olah raga terbesar di kawasan Asia yang dikenal dengan Asian Games, pada waktu itu adalah Asian Games yang ke-IV. Pembangunan stasiun Televisi berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 1962, Televisi negara yang kemudian berganti nama menjadi TVRI mulai melakukan siarannya untuk kali yang pertama. Siaran pertamanya tersebut merupakan siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka Jakarta yang meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-17.

Baru pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran secara resmi dengan menyiarkan secara langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara dengan menerbitkan Keppres No. 215/1963 tentang Pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20 Oktober 1963.

STIKOM


(21)

Selanjutnya, Orde Baru bertekad menciptakan pembangunan ekonomi yang kuat dan kehidupan politik yang terkontrol. TVRI di bawah kekuasaan orde ini ditempatkan menjadi mikrofon penyampai aspirasi pemerintah. Acara yang ditayangkan TVRI harus disesuaikan dengan norma, kehendak, dan sistem nilai yang diproduksi rezim. Walaupun di permukaan kehidupan tampak tenang, di balik itu sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yang tampak merupakan ketenangan yang dihasilkan dari teror. Seniman yang bisa muncul di layar TVRI hanya seniman yang berafiliasi secara politik dengan rezim. Bagi yang berseberangan jangan harap bisa muncul di TVRI. Kita mungkin masih ingat dengan kasus pelarangan Rhoma Irama bernyanyi di TVRI.

Di akhir ’80-an, ketika projek modernisasi yang diterapkan rezim mulai menampakkan hasil, di Indonesia mulai banyak anggota masyarakat yang terdidik, hal ini telah memunculkan lapisan baru di masyarakat Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dengan tayangan yang diproduksi TVRI yang menjadi partisan rezim. Kelas ini mulai menuntut keberagaman isi. Pemerintah mengakomodasi keinginan publik yang disuarakan kelas menengah ini. Pada 28 Oktober 1987, pemerintah melalui Departemen Penerangan c.q. Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI memberikan izin prinsip kepada RCTI untuk memulai siaran dengan No. 557/DIR/TV/1987. Itu pun harus menggunakan dekoder. Baru pada 1 Agustus 1990 dengan izin prinsip Dirjen RTF No. 1217D/RTF/K/VIII/1990, RCTI bersiaran tanpa dekoder.

Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin prinsip kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No.

STIKOM


(22)

415/RTF/IX/1989. Pemerintah juga memberikan izin kepada TPI pada 1 Agustus 1990 dengan izin siaran nasional. Izin prinsipnya dikeluarkan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 1271B/RTF/K/VIII/1990. TPI dalam memancarluaskan siarannya memanfaatkan antena transmisi dan fasilitas yang dimiliki TVRI di daerah. Itu karena TPI merupakan TV yang dikelola Siti Hardiyanti Rukmana atau biasa disapa Mbak Tutut.

Anteve ikut meramaikan siaran TV Indonesia sejak diberikan izin prinsip No. 2071/RTF/K/1991 pada 17 September 1991. Siarannya dimulai di Lampung. Baru pada 30 Januari 1993, dengan izin prinsip Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF No. 207RTF/K/I/1993 Anteve bersiaran secara nasional.

Sementara itu, Indosiar mengudara dengan izin prinsip dari Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sebagai penyesuaian atas izin prinsip pendirian No. 1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni 1992. Sehingga pada 1992, ada lima TV yang bersiaran nasional. Barulah pada 1998 pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No. 384/SK/Menpen/1998 mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV, dan Global TV.

Walaupun pemerintah mengizinkan pendirian TV swasta, bukan berarti siapa pun dibebaskan untuk memilikinya. Yang bisa menjadi pemilik TV tetaplah mereka yang menjadi bagian dari klik kekuasaan. Barulah ketika reformasi terjadi di Indonesia pada 1998, benteng pertahanan rezim jebol. TV beramai-ramai menyuarakan aspirasi masyarakat dan menguliti kebusukan rezim.

STIKOM


(23)

Lengsernya kepemimpinan Soeharto berikut orde yang dibangunnya telah membawa perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia. Yang berkuasa atas siaran televisi bukan lagi pemerintah dan aparatusnya tetapi bergeser ke pemilik modal dan saham. Merekalah yang menentukan format dan isi siaran yang akan ditayangkan televisi, dan mereka hanya berorientasi pada akumulasi modal dan cenderung memkirkan keuntungan yang akan mereka dapat. Sehingga mereka tak pernah peduli apakah siaran yang diproduksi televisi bermanfaat atau tidak. Tidak hanya itu, perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia juga mengalami perkembangan. Perkembangan itu antara lain berdirinya stasiun-stasiun televisi lokal di berbagai daerah di luar Jakarta.

2.2.5 Perkembangan Televisi Lokal

Pada masa reformasi, terjadi pertumbuhan televisi di daerah-daerah menjadi begitu pesat, dan pertumbuhan tersebut merata di berbagai daerah di Indonesia. Televisi-televisi yang berdiri dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia tesebut sering disebut televisi lokal, atau stasiun televisi lokal.

Definisi televisi lokal sendiri adalah stasiun penyiaran yang memiliki wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-undang penyiaran menyebutkan, bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Republik Indonesia dengan jangkuan siaranterbatas pada lokasi tersebut. Ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun dikategorikan sebagai penyiaran lokal adalah lokasi sudah ditentukan dan jangkuan siarannya terbatas.

STIKOM


(24)

Berikut ini merupakan beberapa stasiun televisi lokal yang ada di berbagai daerah di Indonesia, antara lain:

1. Aceh: Aceh TV, TVRI Aceh, Koetaraja TV.

2. Medan: TV Medan, Deli Medan, DAAI Medan, Spacetoon Medan.

3. Bandung: TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Depok TV, CB Channel, CT Channel, Garuda TV, IMTV, Green TV IPB, Jatiluhur TV, Megaswara TV, MQTV, Parijz van Java TV, Spacetoon Bandung, Radar Cirebon TV (RCTV), STV Bandung, TVB Bekasi, TV Nusantara.

4. Bali: TVRI Bali, Indo TV, Alam TV, Bali Music Channel, Dewata TV, Bali TV.

5. Surabaya: TV 9 Surabaya (Tempo TV), TVRI Jawa Timur, Arek TV, JTV (Jawa Pos Televisi), SBO TV, Surabaya TV, MNTV (B-Channel), BBS TV, MHTV (Sindo TV), BCTV (Kompas TV).

Walaupun stasiun televisi-televisi lokal memilik nama dan segmentasi pasar yang berbeda-beda, namun mereka tetap memilik satu kesamaan yaitu setiap stasiun televisi selalu memiliki sebuah program berita.

2.3 Berita

Berita merupakan sebuah informasi yang berisi tentang keadaan baru, kejadian-kejadian baru sebagai pokok pembicaraan. Menurut Duri Husna Aulia dalam webnya (http://aulia.mylivepage.com/wiki/1923_General/1063_DEFINISI _BERITA) mengatakan bahwa menurut E. C. Hepwood berita merupakan laporan

STIKOM


(25)

yang pertama dari suatu kejadian yang penting mengenai segala sesuatu untuk kepentingan umum.

Berita juga dapat diartikan sebagai keterangan mengenai peristiwa atau isi pernyataan/pesan. Berikut ini merupakan definisi berita menurut para ahli, seperti: 1. J.B Wahyudi (penulis buku komunikasi jurnalistik)

Berita adalah sebuah uraian tentang fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik.

2. Adi Negoro

Berita ialah sebuah pernyataan diantara manusia yang saling memberitahukan.

3. Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times)

Berita merupakan gabungan dari fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya.

4. Charles A. Dana (editor New York Sun)

Berita adalah laporan setiap saat atau sesuatu yang menarik bagi pembacanya dan berita terbaik dinilai kemenarikannya bagi para pembaca.

5. Gerarld W. Johnson (The Battimore Evening Sun)

Berita adalah penyebab dari macam-macam peristiwa yang dijadikan pertimbangan utama oleh orang surat kabar untuk menulis dan mengumumkannya demi memperoleh kepuasan hatinya.

STIKOM


(26)

6. Mochtar Lubis (sastrawan, budayawan, dan wartawan Indonesia)

Berita adalah apa saja yang ingin diketahui banyak orang dan membacanya. 7. United Press Nation (perkumpulan pers di Amerika)

Berita adalah segala sesuatu dan apa saja yang menimbulkan minat akan kehidupan dan barang-barang dalam segala manifestasinya.

8. Robert Tyell

Berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya.

2.3.1 Unsur-Unsur Berita

Sebuah berita bisa dikatakan layak apa bila berita-berita tersebut memenuhi unsur-unsur dalam berita. Unsur-unsur berita tersebut antara lain seperti:

1. Berita harus akurat

Akurasi yang dimaksud dengan akurasi ialah sebuah berita dimulai dari kecermatan terhadap penulisan ejaan nama, angka, tanggal dan usia. Serta disiplin bagi seorang wartawan/ reporter untuk senantiasa melakukan recheck atas keterangan dan fakta yang ditemuinya. Audiens biasanya sangat memerhatikan soal akurasi. Kredibilitas sebuah media sangat ditentukan oleh akurasi beritanya sebagai konsekwensi dari kehati – hatian wartawannya dalam membuat berita.

2. Berita harus lengkap, adil dan berimbang

Lengkap disini dapat diartikan kalau setiap berita yang ada di media itu harus disajikan sesuai dengan fakta yang terjadi sehingga kronologi suatu peristiwa

STIKOM


(27)

dapat diuraikan satu persatu. Sedangkan yang dimaksud dengan adil dan berimbang adalah seorang wartawan harus melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi.

3. Berita harus objektif

Objektif dalam berita berarti bahwa berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah dan bebas dari prasangka. Memang untuk bersikap objektif dalam penulisan berita hampir tidak mungkin, sangatlah sulit bagi seorang wartawan untuk bisa bersikap seperti itu, karena latar belakang pengetahuannya.

4. Berita harus ringkas dan jelas

Berita-berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat, artinya masyarakat tidak perlu lama-lama berfikir untuk memahami apa yang disajikan oleh berita itu. Berita-berita yang disajikan tidak perlu seperti menulis sebuah puisi atau karya sastra yang menggunakan bahasa yang berelok-elok.

5. Berita harus hangat

Berita yang hangat disini dapat diartikan bahwa penyiaran atau penerbitan suatu berita itu selalu baru setiap hari tanpa mengulang berita–berita kemarin yang sudah pernah diberitakan. Peristiwa itu tidaklah kekal, dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari. Karena masyarakat selalu menginkan berita yang berisi informasi segar, hangat, dan berita yang berisi laporan tentang peristiwa–peristiwa penting pada saat itu.

STIKOM


(28)

2.3.2 Nilai-Nilai Berita

Suhandang (2010) dalam Apriadi Tamburaka (2012: 138), adapun mengenai isi berita yang mampu menarik perhatian khalayak, Douglas Wood Miller mencatat ada delapan hal yang mampu membangkitkan perasaan dan pikiran khalayak, seperti:

1. Kisah mengenai pribadi pembaca, pendengar, dan penonton sendiri; 2. Kisah mengenai orang-orang dan kota-kota yang dikenal oleh pembaca; 3. Kisah-kisah mengenai hal-hal yang lura biasa;

4. Kisah mengenai binatang; 5. Nama-nama terkenal;

6. Kisah mengenai peristiwa hebat atau penting;

7. Kisah mengenai pertandingan antara dua kekuatan yang saling berlawanan; 8. Kisah kejadian-kejadian yang bersifat kemanusiaan (human interest).

Selain kedelapan faktor tersebut, dalam sebuah berita juga terdapat nilai-nilai. Nilai berita sangat tergantung pada beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Timeliness

Timeliness berarti waktu yang tepat. Memilih berita harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan masyarakat/pemirsa. Jadi, jangan sampai terlambat. 2. Proximity

Proximity berarti kedekatan. Kedekatan di sini maknanya bervariasi, seperti kedekatan lokasi, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan lainnya. Kedekatan menjadi daya tarik berita.

STIKOM


(29)

3. Prominence

Prominence artinya orang yang terkemuka. Semakin seseorang terkenal, semakin bernilai berita mengenainya.

4. Consequence

Consequence berarti segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundang-undangan, yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak. Jadi sebuah kebijakan akan menjadi bahan berita yang tidak hanya berhenti sampai disajikannya berita lahirnya kebijakan tesebut, tetapi masih akan berkembang lebih lanjut.

5. Conflict

Conflict (konflik) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain, berita sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.

6. Development

Development (pembangunan) merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. Tentu saja menyangkut berita keberhasilan dan kegagalan pembangunan.

7. Disaster Crimes

Disaster (bencana) dan Crimes (kriminal) adalah dua peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa atau penonton. Berita semacam ini jika disiarkan melalui media televisi bahkan akan berpengaruh lebih kuat dibandingkan melalui media cetak.

STIKOM


(30)

8. Weather

Weather (cuaca) dapat berubah dari menit ke menit sehingga membtuhukan perhatian ekstra bagi masyarakat yang akan berkegiatan di luar. Jadi, berita tentang cuaca mendapat perhatian khusus bagi masyarakat.

9. Sport

Semakin berprestasi seseorang dalam dunia olahraga akan semakin kaya pula orang tersebut. Misalnya pebasket Michael Jordan, petenis Roger Federer, pesepakbola David Beckham. Mereka adalah oranng kaya dari hasil prestasi olahraganya. Karena itu olahraga menjadi bagian yang sangat menarik dalam pemberitaan.

10. Human Interest

Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, dramatis, aneh, dan ironis merupakan peristiwa menarik dari segi human interest. Karena itu, human interest adalah berita yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran manusia.

2.3.3 Proses Meliput Berita

Salah satu pilar yang menentukan kualitas suatu tayangan program acara berita tersebut adalah bagaimana sebuah tayangan itu dikemas melalui sebuah proses produksi berita terbaik,melalui tahapan rapat redaksi.

1. Rapat Redaksi

Rapat Redaksi merupakan rapat yang dihadiri oleh para anggota mulai dari struktur tertinggi di pemberitaan dalam hal ini pemimpin redaksi atau yang

STIKOM


(31)

mewakili, jajaran eksekutif produser/ senior produser/ produser/ koordinator baik di tingkat peliputan maupun produksi berita, serta staff produksi maupun sekretariatan. Rapat Redaksi dibagi menjadi tiga hal:

a. Rapat Proyeksi

Dalam rapat proyeksi dihasilkan sebuah keputusan tentang tema-tema secara garis besar atau tema-tema yang akan dikerjakan yang kemudian dilanjutkan dengan penugasan kepada reporter-kameraman dengan koordinasi kepada koordinator peliputan.

b. Rapat Budgeting

Dalam rapat budgeting dihasilkan materi-materi kuat, yang akan disampaikan untuk program acara, dalam rangka penyusunan run down atau susunan acara.

c. Rapat Produksi.

Hasil dalam rapat produksi ini akan mentukan hasil liputan tersebut akan ditayangkan dalam bentuk VO (Voice Over), VO SOT (Voice Over+Sound On Tape), SOT (Sound On Tape), PKG (Package), atau LOT (live on tape).

2. Meliput Berita

Salah satu tugas dari reporter atau wartawan berita selain meliput berita adalah mencari informasi-informasi yang berisi tentang peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi. Untuk itulah seorang reporter atau wartawan harus mengerti bagaimana mendapatkan informasi berita. Berikut ini merupakan beberapa cara mendapatkan informasi berita:

STIKOM


(32)

a. Jadwal acara pejabat/lembaga

Setiap pejabat tinggi mulai presiden sampai dengan para menteri dan dibawahnya memiliki jadwal acara yang sudah disusun. Rapat kabinet misalnya biasa berlangsung hari Rabu untuk Polkam dan Sosial untuk hari Kamis. Ini tentu saja tergantung presidennya. Dalam rapat itu para wartawan bisa menebak agendanya. Atau kalau ada bocoran dari dalam bisa tahu apa yang diperdebatkan di dalamnya. Jadwal acara adalah hal utama dalam liputan setiap media. Tim jurnalis tinggal datang dan mengembangkan beritanya.

b. Peringatan akan peristiwa penting

Setiap saat selalu ada sebuah peringatan peristiwa penting. Skalanya bisa lokal maupun nasional. Peringatan tingkat nasional biasanya sudah ada jadwalnya. Apakah itu hari kebangkitan nasional atau hari pendidikan nasional, jadwalnya sudah pasti. Biasanya instansi atau kalangan tertentu mengadakan sebuah acara. Bisa pula acara peringatan itu berkaitan dengan musibah atau keberhasilan seseorang/lembaga. Peringatan Tsunami Aceh, misalnya, merupakan momentum penting dalam kajian pemulihan wilayah bencana dan penanganan pengungsi.

c. Rapat-rapat di DPR

Agenda pertemuan DPR biasanya sudah relatif ajeg. Wartawan bisa mendapatkannya di bagian Humas. Sidang komisi apakah terbuka atau

STIKOM


(33)

tertutup sudah jelas juga. Siapa yang datang juga menjadi pengetahuan umum kalangan di DPR/MPR. Karena mitranya pemerintah, setiap isu yang sedang hangat bisa direkam dari ruangan dan koridor DPR.

d. Sidang pengadilan

Sidang pengadilan juga bisa dilacak di jadwal sidang. Sidang pembukaan dan pembacaan vonis merupakan peristiwa sangat penting, apalagi melibatkan tokoh besar dan terkenal. Pengadilan merupakan sumber berita yang kaya bagi semua media massa. Kisah kegembiraan dan kesedihan serta ketidakpuasan bisa terpancar setelah vonis dibacakan. e. Sidang penyidikan polisi

Pemeriksaan polisi terhadap seseorang yang disangka terlibat dalam kejahatan dan korupsi sering menjadi perhatian masyarakat. Ketika tersangka atau saksi datang dan keluarga bisa menjadi sebuah peristiwa menarik

f. Acara Musik dan Seni/Budaya

Pagelaran seni pertunjukkan, teater, pameran lukisan bisa terjadi setiap minggu. Peristiwa seni dan budaya juga merupakan sebuah panggung penting bagi jurnalis. Dari kajian dan apresiasi seni ini banyak melahirkan karya liputan yang menyedot perhatian.

g. Peristiwa Olahraga

Berita yang tidak kalah menariknya adalah yang berasal dari peristiwa dan kegiatan olahraga. Berita olahraga tidak hanya diliput dari dalam negeri tetapi yang populer juga berita olahraga dari luar negeri. Tokoh

STIKOM


(34)

dan prestasi olahraga menjadi sumber inspirasi penting bagi pemirsa pecinta berita olah raga.

h. Tindak kriminal

Banyak peristiwa kriminal menjadi berita utama di dalam media massa. Tindakan kriminal ini biasanya berasal dari sumber informasi polisi atau masyarakat. Jika wartawan sudah memiliki kontak dengan kepolisian atau sumber tertentu, maka dengan mudah menjaring peristiwa yang muncul. Namun demikian kadang-kadang tindak kriminal ini menjadi berita juga karena informasi berantai dari satu media ke media lain. Artinya, jika radio menemukan insiden pembunuhan sadis di sebuah pasar maka setiap media akan segera datang untuk meliputnya.

i. Kecelakaan/Kebakaran

Demikian juga kecelakaan dan kebakaran sering menjadi berita utama media. Biasanya kontak dengan pemadam kebakaran akan memberikan informasi penting mengenai insiden yang terjadi di sebuah kota. Dengan perkembangan telepon seluler, sangat mudah untuk memeriksa setiap saat kepada badan pemadam kebakaran atau petugas kamar jenazah. j. Peristiwa internasional

Perang dan diplomasi di bagian dunia lain bisa menjadi berita setiap media. Sumber utama liputan peristiwa di mancanegara adalah kantor berita. Setidaknya ada kantor berita Reuters, AFP(Asosiation for press) dan AP(asosiation photographer) yang meliput peristiwa penting dunia dengan hitungan detik dan menit. Setiap lembaga media besar biasanya

STIKOM


(35)

berlangganan berita dari kantor berita ini sehingga bisa memonitor perkembangan internasional. Bahkan berita olahraga, seni budaya dan berita lainnya bisa disimak melalui kantor berita ini.

k. Berita ekonomi dan perdagangan

Sudah barang tentu perkembangan pasar menjadi fokus perhatian hampir semua media. Musim panen, fluktuasi mata uang dan juga persediaan beras atau gula menjadi berita utama. Kalangan media biasanya terjun ke pasar atau ke bursa saham untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis disana. Bisa pula mengikuti para pengusaha dalam mengkaji perkembangan eksport dan import. Berita ekonomi menjadi sangat penting jika kondisi ekonomi rawan.

l. Kuliner/Product Home Industri

Berita ringan seputar beraneka ragam makanan, minuman maupun produk lokal industri rumah tangga bisa menjadi berita selingan atau pemanis dari sebuah program berita. Pada umumnya durasi tayangan berita soft news ini lebih panjang dari berita harian(hard news/straight news). Kalo satu berita harian umumnya berdurasi 2-3 menit, satu berita soft news bisa mencapai 3-4 menit.

m. Wisata/Jalan-jalan

Berita wisata termasuk jenis features news. Kehadirannya memiliki peran yang sama dengan soft news. Karena durasinya lebih panjang antara 5-6 menit untuk harian dan ada yang max. 25 menit maka berita paket

STIKOM


(36)

wisata/jalan-jalan bisa berdiri sendiri menjadi sebuah program berita tayangan televisi.

n. Investigasi

Berita yang dibocorkan oleh kalangan yang tidak puas dalam transaksi bisnis, atau berita korupsi di sebuah lembaga karena ada pihak yang dirugikan akan merupakan sasaran empuk untuk peliputan. Sumber berita bisa dilindungi namun faktanya bisa dicek di lapangan. Bocoran berita dari seseorang atau sejumlah orang ini kadang-kadang menjadi berita besar yang mengguncangkan sebuah negara. Jadi biasanya dengan mengendus bocoran yang sampai ke media seorang editor senior bisa mengetahui bobot berita ini.

o. Profile/Personalize

Potret seseorang yang memiliki kharisma(ketokohan/karakter) bisa juga menjadi berita. Berita profil bisa diangkat dari karakter yang telah meninggal maupun yang masih hidup. Dalam mengangkat berita profil, hal yang wajib dipertimbangkan adalah seberapa kuat karakter sang tokoh.

Tentu masih banyak cara jurnalis untuk mendapatkan informasi berita. Namun beberapa poin tersebut mungkin dapat memberikan gambaran bahwa tidak mudah dan tidak pula sulit untuk mendapatkan informasi berita setiap hari. Kadang-kadang media massa akan kebanjiran berita sehingga perlu disaring menurut prioritas. Tidak jarang pula membuang berita yang telah diliput dengan bersusah payah.

STIKOM


(37)

Dalam sebuah liputan terkadang reporter atau wartawan juga harus melakukan sebuah wawancara. Wawancara merupakan salah satu pekerjaan berat seorang jurnalis televisi karena reporter atau wartawan harus mengejar nara sumber/sumber berita. Sumber berita ini bisa seorang pejabat tinggi, menengah, rendah atau seorang pengusaha atau seorang warga biasa. Bisa pula seorang tokoh oposisi yang dicari pihak berwenang atau anggota kelompok perlawanan. Bisa juga nara sumber yang diburu tengah ada di dalam negeri atau sedang berada di luar negeri. Nara sumber juga bisa seorang buronan kelas kakap atau kelas teri. Semuanya berharga sebagai sumber berita.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menggali nara sumber. a. Menghubungi langsung.

Tentu saja cara ini yang paling pertama dilakukan. Jika sang nara sumber memiliki alamat, kantor, nomor telepon rumah atau seluler, maka membuat janji lebih dahulu. Utarakan maksud wawancara dan apa yang akan ditanyakan. Biasanya nara sumber yang sedang menjadi berita utama di berbagai media akan menolak. Kalau memungkinkan bujuklah dengan baik sehingga akan menguntungkan nara sumber jika berbicara kepada seorang jurnalis. Jika komunikasi bisa tersambung lewat SMS, email atau telepon, maka seni berkomunikasi seorang jurnalis dengan nara sumber itu menjadi salah satu kunci penting.

STIKOM


(38)

b. Menghubungi kalangan terdekat nara sumber.

Jika nara sumber itu sulit ditembus, salah satu cara termudah menghubungi orang terdekatnya. Bisa sekretaris, ajudan, saudaranya, istrinya atau rekan dekat kerjanya. Atau bisa pula atasan dan bawahannya. Mencari sumber antara untuk menjangkau nara sumber utama adalah cara yang sering dilakukan. Saat Anwar Ibrahim dipecat Perdana Menteri Mahathir dari kedudukan Deputi PM, salah satu cara mendekatinya di Kuala Lumpur adalah mengontak orang-orang yang dianggap dekat.

c. Mengejar langsung nara sumber.

Jika nara sumber sulit dihubungi lewat telepon, cara yang bisa dilakukan adalah mencari informasi dimana berada. Lalu datangi tempat itu. Jika sedang berbicara di depan umum, tunggu dan utarakan niat mendatanginya. Jika dalam pertemuan tertutup tunggu di depan pintu ruang pertemuan. Ekstrimnya jika nara sumber berada di hutan, maka datang saja ke hutan.

d. Jika sekali gagal, coba lagi.

Adakalanya nara sumber sedang sibuk dengan berbagai urusan mendesak sehingga pengajuan wawancara tidak digubris. Cobalah berkali-kali untuk menelepon atau menghubunginya lewat ajudan dan koleganya, siapa tahu bisa tembus. Salah seorang jurnalis senior pernah menceritakan pengalamannya dalam menghubungi Marzuki Darusman ketika Menjadi Jaksa Agung saat kasus mantan Presiden Soeharto akan

STIKOM


(39)

diajukan ke pengadilan, memerlukan waktu menghubungi lewat ajudan dan telepon genggamnya lebih dari dua jam. Akhirnya menjelang jam 11.00 malam, beliau menyanggupi menjawab pertanyaan setelah rapat kabinet dan kerjanya usai.

3. Teknik Kamera

Dalam sebuah proses peliputan berita dibutuhkan seorang juru kamera. Untuk menjadi seorang juru kamera, seseorang harus memiliki pengetahuan teknik untuk mengambil gambar, supaya gambar terlihat bagus. Berikut ini merupakan beberapa teknik dalam pengambilan gambar:

a. Shot Size (Ukuran Gambar)

Dalam setiap merekam gambar/obyek perlu diperhatikan shot size. Setiap 1 kali pengambilan shot size maksimal 7 detik. Agar gambar berita menjadi bagus dan enak untuk ditonton pemirsa, usahakan memperbanyak variasi shot size dari berbagai angle.

Macam ukuran gambar/shot size: 1) Very Long Shot

Gambar 3.1 Very Long Shot

STIKOM


(40)

Gambar Very Long Shot atau gambar sangat jauh adalah gambar yang menunjukkan keseluruhan subyek dan latar belakang dimana subyek berada.

2) Long Shot

Gambar 3.2 Long Shot

Gambar Long Shot atau gambar jauh adalah gambar yang melihatkan bagian kepala hingga kaki subyek.

3) Medium Long Shot

Gambar 3.3 Medium Long Shot

Medium Long Shot adalah gambar yang melihatkan bagian kepala hingga sedikit di bawah lutut subyek.

STIKOM


(41)

4) Medium Shot

Gambar 3.4 Medium Shot

Medium Shot adalah gambar yang melihatkan bagian kepala hingga pinggang dari subyek.

5) Medium Close Up Shot

Gambar 3.5 Medium Close Up Shot

Medium Close Up Shot adalah gambar yang melihatkan bagian kepala dan pundak dari subyek. Gambar ini merupakan ukuran gambar yang sering dipakai oleh stasiun televisi.

STIKOM


(42)

6) Close Up Shot

Gambar 3.6 Close Up Shot

Close Up Shot adalah gambar yang melihatkan bagian kepala dari subyek saja.

7) Big Close Up Shot

Gambar 3.7 Big Close Up Shot

Big Close Up shot adalah gambar yang menampilkan bagian-bagian tertentu dari subyek.

Selain ukuran pengambilan gambar, komposisi gambar juga merupakan salah satu teknik dalam pengambilan gambar.

b. Komposisi Gambar

Komposisi gambar merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru

STIKOM


(43)

kamera harus mempunyai rasa (sense of art), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “mood“ suatu visual dan keseimbangan objek. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya Triangle(triagulasi) dan Golden Mean/Golden Rule.

Pusat perhatian berada pada sudut paling atas dari garis segitiga imajiner. Ini disebut dengan teori TRIANGLE. Sementara elemen pendukung ditempatkan pada dasar segitiga. Golden Mean memiliki pengertian Sepertiga bagian (rule of thirds), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah–tengah bidang (Death Center).

Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang. Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas, bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.

Komposisi background (latar belakang) atau foreground (latar depan) adalah benda-benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti

STIKOM


(44)

dari suatu obyek visual. Idealnya background dan foreground ini merupakan elemen pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek intinya. Selain komposisi, teknik framing juga dapat digunakan untuk memperkuat kesan atau fokus perhatian mata kepada gambar atau objek.

c. Berbagai Jenis Gambar/Frame

Frame bila dirangkai dengan indah akan menghasilkan perpaduan gambar yang mengandung cerita. Beberapa frame yang lazim dikenal di dunia televisi berdasarkan obyek diantaranya: One Shot, Two Shot, Three Shoot, Group Shot, Over Shoulder Shot, dan Establish Shot.

Ada juga beberapa frame yang juga dikenal berdasarkan pergerakan kamera, antara lain: Panning (gerakan kiri-kanan, atau sebaliknya), Tilting (gerakan atas-bawah, atau sebaliknya), Zooming, Dollying, Trucking, Arcing( kombinasi trucking/panning/tilting, Following (pergerakan kamera yang searah dengan gerak obyek), Travelling (kamera bergerak obyek diam).

Yang perlu diperhatian juga dalam membuat frame/gambar adalah bidang ruang seperti Head room, Nose room/looking room, walking room. Head room adalah ruang yang cukup di bagian atas obyek. Nose room/Looking room yaitu tetapkan posisi hidung/pandangan kedua mata obyek tepat berada di tengah layar televisi. Sedangkan Walking room yaitu ruang kosong seakan memberikan ruang gerak yang searah di depan obyek.

STIKOM


(45)

Selain teknik framing, untuk pengambilan gambar yang bagus juga diperlukan ketepatan dalam mengambil sudut pengambilan gambar. d. Angle Camera (Sudut Pengambilan)

Ada bermacam-macam sudut yang dieksplorasi oleh seorang kamerawan untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal. Beberapa angle camera yang sering dijumpai antara lain: Eye level/ Straight angle, Low angle, High angle, Frog angle ,dan Bird angle. Eye level/Straight angle merupakan teknik pengambilan sudut gambar dengan ketinggian kamera yang sejajar dengan mata obyek. Low angle yaitu teknik pengambilan sudut gambar dengan menempatkan posisi kamera lebih rendah dari obyek. Teknik low angle digunakan untuk menghasilkan gambar obyek terkesan agung atau besar, superior dan berwibawa.

High angle adalah teknik pengambilan gambar dengan menempatkan posisi kamera lebih tinggi dari obyek. Teknik ini dipergunakan untuk menghasilkan gambar obyek supaya terkesan kerdil atau rendah. Namun seiring pesatnya masyarakat dalam memahami bahasa visual yang kian meningkat, teknik high angle tidak lagi memiliki konotasi negative atau rendah. Juru kamera juga sering mempergunakan teknik ini dikala harus berebut dalam mendapatkan gambar nara sumber atau obyek ditengah kerumunan juru kamera lainnya.

Frog angle merupakan tehnik yang lebih ekstrim dari tehnik low angle. Posisi kamera pada teknik frog angle sangat rendah dari obyek, sehingga seringkali kamerawan terlihat seperti tiarap atau bergaya laksana katak

STIKOM


(46)

dalam mengambil sudut gambar. Efek yang dihasilkan dari teknik frog angle ini yaitu jika obyek manusia terlihat seperti raksasa, jika obyek gedung/tebing terlihat tinggi menjulang.

Bird angle sendiri merupakan teknik pengembangan teknologi dalam pengambilan gambar dengan memanfaatkan perangkat seperti pesawat, helikopter, para layang, pesawat remote, dan lain lain. Hasil gambar yang diperoleh dengan mempergunakan teknik ini adalah sudut pandang gambar yang luas. Umumnya pengambilan tehnik ini ditujukan untuk mendapatkan gambar di lokasi yang sulit dijangkau lewat jalur darat seperti suasana bencana alam, di laut luas maupun di atas pegunungan.

2.4 Media

Media adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, dan televisi. Dalam ilmu komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan alat-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti

perantara atau pengantar. MenurutGrossberg (2006):

“Media merupakan institusi yang difungsikan untuk mengembangkan

kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah,

yakni kepada publik dan institusi lainnya termasuk pemerintah.”

Arief S. Sadiman menyatakan bahwa definisi media ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Dalam buku Desain Instruksional, Atwi Suparman menjelaskan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari

STIKOM


(47)

pengirim kepada penerima pesan. Alat atau media tersebut dapat berupa alat-alat elektronika, gambar, buku, dan sebagainya. Menurut penjelasan-penjelasan tersebut dapat dilihat adanya persamaan antara pengertian yang satu dengan yang lainnya, terutama pada ruang lingkup pengertian media, serta fungsi media tersebut. Semua pengertian media mengacu kepada pengertian media secara umum, sedangkan fungsinya menyalurkan informasi atau pesan dari sumber ke penerima.

2.5 Multimedia

Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video.

Beberapa definisi menurut beberapa ahli:

1. Kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996).

2. Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar, dan teks (McComick,1996). 3. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat

berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan, 2002).

4. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001).

Multimedia juga sering digunakan dalam berbagai kegiatan dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game.

STIKOM


(48)

Multimedia juga dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam menyampaikan informasi berbentuk text, audio, grafik, animasi, dan video. Multimedia sendiri dapat digolongkan menajdi 2 kategori, yaitu: 1. Multimedia Content Production adalah penggunaan beberapa media (teks,

audio, graphics, animation, video, dan interactivity) yang berbeda dalam menyampaikan suatu informasi atau menghasilkan produk multimedia seperti video, audio, musik, film, game, entertaintment, dan lain-lain. Bisa juga dikatakan sebagai penggunaan beberapa teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, graphics, animation, video, dan interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah:

a. Media teks/tulisan; b. Media audio/suara; c. Media video; d. Media animasi; e. Media gambar; f. Media Interaktif; g. Media spesial efek.

2. Multimedia Communication adalah penggunaan media (massa), seperti televisi, radio, media cetak dan internet untuk mempublikasikan/ menyiarkan/ mengkomunikasikan material periklanan, publikasi, hiburan, berita, pendidikan, dll. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah:

STIKOM


(49)

a. TV; b. Radio; c. Film;

d. Media Cetak; e. Musik; f. Game;

g. Entertainment; h. Tutorial; i. Internet.

Dengan penggunaan multimedia, penyampaian informasi akan menjadi lebih menarik dan mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi tersebut. Seperti yang disebutkan dalam laporan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Computer Technology Research Hofstetter (2001: 4) bahwa seseorang hanya akan mendapatkan 20% dari apa yang mereka lihat dan 30% dari yang mereka dengar. Sedangkan melalui multimedia akan mendapatkan 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar, sampai 80% dari apa yang mereka lihat, dengar dan berinteraksi dengan pada waktu yang sama.

STIKOM


(50)

2.5.1 Elemen Multimedia

Menurut Hofstetter (2001: 16) komponen multimedia terbagi atas lima jenis yaitu:

1. Teks

Teks merupakan salah satu elemen multimedia yang menjadi dasar untuk menyampaikan informasi, karena teks adalah jenis data yang paling sederhana dan membutuhkan tempat penyimpanan yang paling kecil. Teks merupakan cara yang paling efektif dalam mengemukakan ide-ide kepada pengguna, sehingga penyampaian informasi akan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Jenis-jenis teks seperti Printed Text, yaitu teks yang dihasilkan oleh word processor atau word editor dengan cara diketik yang nantinya dapat dicetak. Scanned Text yaitu teks yang dihasilkan melalui proses scanning tanpa pengetikan. Hypertext yaitu jenis teks yang memberikan link ke suatu tempat/meloncat ke topik tertentu.

2. Grafik

Sangat bermanfaat untuk mengilustrasi informasi yang akan disampaikan terutama informasi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Jenis-jenis grafik seperti bitmap yaitu gambar yang disimpan dalam bentuk kumpulan pixel, yang berkaitan dengan titik-titik pada layar monitor. Digitized picture adalah gambar hasil rekaman video atau kamera yang dipindahkan ke komputer dan diubah ke dalam bentuk bitmaps. Hyperpictures, sama seperti hypertext hanya saja dalam bentuk gambar.

STIKOM


(51)

3. Audio

Multimedia tidak akan lengkap jika tanpa audio. Audio dalam multimedia dapat berupa suara percakapan, suara musik atau efek-efek suara lainya. Format dasar audio terdiri dari beberapa jenis:

a. WAVE

Merupakan format file digital audio yang disimpan dalam bentuk digital dengan eksistensi WAV

b. MIDI (Musical)

MIDI memberikan cara yang lebih efisien dalam merekam music

dibandingkan wave, kapasitas data yang dihasilkan juga jauh lebih kecil. MIDI disimpan dalam bentuk MID.

4. Video

Video menyediakan sumber yang kaya dan hidup untuk aplikasi multimedia. Karena video dapat menerangkan hal-hal yang sulit dimengerti dan digambarkan lewat kata-kata atau gambar diam dan dapat menggambarkan emosi dan psikologi manusia secara lebih jelas.

5. Animasi

Animasi adalah simulasi gerakan yang dihasilkan dengan menayangkan rentetan frame ke layer. Frame adalah satu gambar tunggal pada rentetan gambar yang membentuk animasi. Menurut Foley, Van Dam, Feiner dan Hughes (1997: 1057) Animate adalah untuk membuat sesuatu hidup, sebagian orang mengira bahwa animasi itu sama dengan motion (gerakan), tetapi animasi mencakup semua yang mengandung efek visual sehingga animasi

STIKOM


(52)

mencakup perubahan posisi terhadap waktu, bentuk, warna, struktur, tekstur dari sebuah objek, posisi kamera, pencahayaan, orientasi dan fokus dan perubahan dalam teknik rendering.

STIKOM


(53)

48

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

3.1 Metode Penelitian

Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

Diharapkan dengan metode kualitatif penelitian ini dapat menghasilkan data yang sifatnya deskriptif, seperti hasil wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan lain-lain.

Metode penelitan kualitatif ini diperperlukan kedekatan dengan orang-orang yang ahli di bidangnya, sehingga mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai keadaan dan kenyataan di lapangan.

Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

STIKOM


(54)

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet, mencari buku-buku yang membahas penyiaran televisi, serta buku-buku tentang Jurnalistik.

3. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka, karena itu metode ini memerlukan kedekatan dengan narasumber.

Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari informasi mengenai dunia jurnalis, pengoperasian alat-alat di studio dan alat apa saja yang diperlukan untuk sebuah penyiaran dari beberapa narasumber:

1. Bapak Deny Kristiono merupakan salah satu pembimbing dan PD di divisi berita BCTV Surabaya, beliau menjelaskan alat-alat yang berhubungan dengan studio dan cara mngoperasikan alat-alat tersebut. 2. Bapak Bisri Affandi, beliau adalah salah satu editor di divisi berita

BCTV Surabaya. Beliau juga menjelaskan tentang tata cara mengedit suatu berita, karena tidak semua gambar layak untuk ditayangkan.

STIKOM


(55)

3. Bapak Mustika Muhammad, beliau merupakan salah satu produser di divisi berita BCTV Surabaya. Beliau menjelaskan mengenai dunia jurnalis dan dunia penyiaran berita melalui sarana televisi.

3.1.1 Analisa Data

Proses analisa data dimulai dengan membaca seluruh sumber (hasil-hasil metode penelitian) yang masih bersifat acak, kemudian dipelajari dan ditelaah. Langkah berikutnya yaitu mengukur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikannya dalam sekumpulan informasi yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut. Kemudian dianalisis agar mudah dipahami, setelah itu dilanjutkan dengan pencatatan, pengertian dan penyutingan yang akhirnya dikelompokkan dalam ciri-ciri yang sama (direnivikasikan) lalu disimpulkan. Jika masih terdapat data yang penting dan belum dimasukkan, maka dilakukan kembali dimulai dari pengumpulan data, pemeriksaan data, dan seterusnya. Ini merupakan proses yang simultan dari satu tahap ke tahap lainnya.

3.2 Metode Peracancangan Karya

Berita yang ditayangkan di televisi merupakan informasi yang layak diterima dan gambar yang bisa disaksikan dengan baik oleh khalayak umum. Tahapan-tahapan dalam perancangan sebuah berita dapat digambarkan, seperti pada gambar 3.1 ini.

STIKOM


(56)

Gambar 3.1 Skema tahapan kerja proses perancangan berita

3.3 Proses Pembuatan Berita 3.3.1 Pra Produksi

Pra produksi adalah tahap untuk mempersiapkan segala keperluan sebelum memulai sebuah produksi. Dalam pra produksi diperlukan ide-ide mengenai apa yang akan dikerjakan dalam tahap produksi.

Ide liputan selalu dibahas dalam sebuah rapat tim produksi. Rapat Redaksi merupakan rapat yang dihadiri oleh para anggota mulai dari struktur tertinggi di pemberitaan dalam hal ini pemimpin redaksi atau yang mewakili, jajaran

STIKOM


(57)

eksekutif produser/ senior produser/ produser/ koordinator baik di tingkat peliputan maupun produksi berita, serta staff produksi maupun sekretariatan. Rapat ini bertujuan untuk membahas berita apa yang akan ditayangkan esok hari, liputan apa yang harus dicari serta rencana narasumber yang akan dihubungi. Rapat Redaksi dapat dibagi menjadi tiga hal:

1. Rapat Proyeksi

Dalam rapat proyeksi dihasilkan sebuah keputusan tentang tema-tema secara garis besar atau tema-tema yang akan dikerjakan yang kemudian dilanjutkan dengan penugasan kepada reporter-kameraman dengan koordinasi kepada koordinator peliputan.

2. Rapat Budgeting

Dalam rapat budgeting dihasilkan materi-materi kuat, yang akan disampaikan untuk program acara, dalam rangka penyusunan run down atau susunan acara. 3. Rapat Produksi.

Hasil dalam rapat produksi ini akan mentukan hasil liputan tersebut akan ditayangkan dalam bentuk VO (Voice Over), VO SOT (Voice Over+Sound On Tape), SOT (Sound On Tape), PKG (Package), atau LOT (life on tape).

Dalam mencari ide untuk liputan diperlukan berbagai referensi dan sumber-sumber mulai dari surat kabar, internet, ataupun dari kontributor yang tersebar di berbagai daerah.

STIKOM


(58)

3.3.2 Produksi

Setelah proses pra produksi dilakukan, maka tahap berikutnya adalah proses produksi. Proses produksi dilakukan dengan cara:

1. Peliputan

Setelah melalui proses rapat redaksi, maka selanjutnya ide-ide yang telah disepakati tadi dikerjakan oleh reporter dan kameramen. Dalam proses peliputan kameramen biasa memakai kamera video. Kamera video adalah kamera elektronik yang digunakan untuk menangkap gambar dan merubahnya ke dalam format gelombang video. Berbeda dengan format film, kamera video ditujukan untuk dunia penyiaran televisi karena prosesnya yang lebih cepat ketimbang film yang harus melalui banyak proses dahulu sebelum dapat dilihat hasilnya. Kamera video memiliki bermacam jenis dan tipe, di BCTV sendiri jenis kamera video yang digunakan adalah kamera Sony Z-7. 2. Membuat Naskah

Beberapa berita yang telah sampai ditangan produser kemudian dipilih dan produser akan melakukan proses editing dan memeriksa naskah. Karena tidak semua naskah berita yang dibuat oleh reporter ataupun kontributor tersebut lengkap, runtut dan memenuhi standard pembuatan naskah berita televisi.

Jenis format berita ada lima yaitu, Voice Over, Sound On Tape, Voice Over Sound On Tape, dan Package. Adapun penjelasan mengenai kelima jenis format berita tersebut adalah sebagai berikut:

a. Voice Over ( VO )

Voice Over adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan presenter seluruhnya. Sementara penyiar tengah membacakan

STIKOM


(59)

isi tubuh berita, gambar pun menyertainya sesuai konteks naskah. Atmosphere sound yang terekam dalam gambar dapat dihilangkan atau dimunculkan jika mendukung suasana gambar. Berita ini disajikan dengan ketentuan:

1) Memiliki nilai berita. 2) Data yang tersedia terbatas.

3) Gambar yang tersedia datar dan kurang dramatis. 4) Durasi 20 – 30 detik.

b. Sound On Tape

Sound On Tape adalah format berita yang berupa statement (pernyataan) nara sumber. presenter hanya membacakan lead in berita, kemudian diikuti pernyataan dari nara sumber. SOT harus merupakan kelanjutan dari lead in. Berita ini disajikan dengan ketentuan:

1) Memiliki nilai berita.

2) Pernytaan yang dikemukakan nara sumber lebih penting ditonjolkan dari pada disusun dalam bentuk narasi.

3) Kalau dibuat dalam format lain pernyataan nara sumber menjadi tidak utuh dan tidak menarik.

4) Nara sumber yang mengemukakan pernyataan bisa lebih dari satu orang, baik saling mendukung maupun bertentangan.

5) Format ini bisa dibuat sebagai pelengkap berita diatasnya dan bisa juga berdiri sendiri.

STIKOM


(60)

6) Durasi maksimal satu menit. Namun, jika pernyataan itu luar biasa pentingnya boleh lebih dari satu menit dan sesuaikan dengan kebutuhan.

c. Voice Over Sound On Tape ( VO – SOT )

VO-SOT adalah format berita TV yang memadukan antara Voice Over dengan Sound On Tape. Lead in atau isi tubuh berita dibacakan presenter, tetapi pada akhir berita dimunculkan SOT nara sumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan. Jadi, ekor sebuah berita diakhiri dengan SOT dan tidak ada lagi naskah yang dibacakan presenter. Berita ini disajikan dengan ketentuan:

1) Memiliki nilai berita.

2) Gambar yang tersedia kurang menarik dan dramatis.

3) Ada bagian pernyataan nara sumber (SOT) yang perlu ditonjolkan untuk melengkapi narasi pada akhir berita.

4) Durasi makismal 60 menit yang terdiri atas 40 detik VO dan 20 detik SOT. Namun kalau memungkinkan, sebaiknya durasi keseluruhan di bawah 60 menit supaya berita tidak bertele-tele.

d. Package (PKG)

Package adalah format berita TV yang lead in-nya dibacakan presenter, tetapi isi berita dibacakan (dubbing) oleh narator. Pada bagian tubuh berita disisipkan SOT nara sumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan oleh narator. Berita ini disajikan dengan ketentuan:

STIKOM


(61)

1) Memiliki nilai berita.

2) Data yang diperolah lengkap. 3) Gambar menarik dan dramatis.

4) Jika gambar memiliki atmosphere sound/natural sound yang menarik dan dramatis harus dimunculkan agar memikat penonton.

5) Kalau dirasakan penting, reporter dapat mucul (stand up) pada awal maupun akhir berita.

6) Durasi maksimal 2 menit 30 detik. 3. Merekam Suara

Setelah naskah dibuat, dan jika berita tersebut adalah sebuah PKG maka produser akan menyuruh seseorang untuk melakukan dubbing di ruang dubbing dan hasil dari dubbing tersebut selanjutnya diserahkan kepada editor untuk diedit.

4. Mengedit Video

Langkah selanjutnya adalah proses editing, setelah naskah selesai di edit oleh produser dan hasil dari proses dubbing selesai dilakukan maka kemudian produser membawa naskah dan hasil dubbing ke ruang editor.

Tugas editor adalah mengedit video sesuai dengan naskah yang sudah disiapkan oleh produser sebelumnya. Jenis-jenis berita juga menentukan hasil editan. Berita jenis VO, maka editor akan mengecilkan suara dan hanya mementingkan gambar. Berita jenis SOT, maka editor akan lebih mementingkan suara. Berita jenis PKG, maka editor akan memasukkan hasil dubbing, mengecilkan suara sekitar (admo) dan mementingkan gambar.

STIKOM


(62)

5. Membuat Rundown

Setelah produser membawa naskah dan hasil dubbing ke ruang editor, lalu produser menyusun rundown. Rundown adalah urutan program acara mulai dari awal hingga selesai. Rundown harus sudah selesai 30 menit sebelum mulai tayang atau siaran. Di BCTV sebuah program acara berita yang berdurasi 30 menit hanya memiliki panjang durasi efektif sekitar 24 menit. Hal itu dikarenakan karena adanya iklan-iklan atau promosi yang mengisi sela-sela segment 1 ke segment 2 dan segment 2 ke segment 3. Karena sebuah program acara hanya memiliki durasi efektif selama 24 menit, maka editor harus menyesuaikan dan memilah-milah berita mana saja yang akan ditayangkan.

6. Membuat Lead

Lead adalah susunan kalimat yang mencerminkan isi dari suatu berita, lead yang bagus bisa membuat penonton menjadi penasaran untuk menyaksikan berita. Lead tersebut disusun sendiri oleh produser karena tidak mudah menyusun kalimat yang mampu membuat penonton menjadi penasaran untuk menonton berita.

Lead yang sudah jadi kemudian dimasukkan ke komputer promter sehingga memudahkan presenter untuk membacanya, lead dibaca sebelum video berita itu diputar.

STIKOM


(63)

3.3.3 Pasca Produksi

Setelah proses produksi dilakukan, maka tahap berikutnya adalah proses pasca produksi. Pasca produksi adalah tahap dimana sebuah berita yang telah diedit akan ditayangkan dan dapat dinikmati oleh msyarakat luas. Pada tahap ini ada beberapa proses yang dilakukan:

1. CCU (Camera Control Unit)

CCU digunakan untuk mengadjustmen semua kamera di Studio mulai dari White Balance (WB), Black Balance (BB), serta mengatur iris agar gambar kamera tidak terbakar dan memiliki warna yang sama.

2. VTR

VTR digunakan untuk menyimpan hasil produksi/ rekaman (video) suatu acara yang ada di Studio. Sebelum memulai proses tayang, VTR harus menyiapkannya. Orang yang menjalankan bagian VTR harus mengecek berapa giga sisa dari HDD.

3. Prompter

Prompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum. Dengan alat ini, sehingga orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Awalnya alat ini

digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam

menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca. Lead berita yang telah disusun oleh produser kemudian

STIKOM


(64)

dimasukkan ke dalam prompter sehingga mempermudah presenter untuk membaca lead berita.

4. VT/Playlist/Tele

Setelah semua materi video sudah diedit kemudian dimasukkan ke dalam komputer VT/Playlist, kemudian operator akan menyusun materi-materi video tersebut sesuai rundown yang telah disiapkan oleh produser. Kemudian operator akan menjalankan atau me-roll materi tersebut.

5. CG (Character Generator)

CG merupakan sebuah informasi tertulis yang mendukung materi video. Biasanya CG berupa template-template yang berisi informasi seperti nama presenter, judul berita, nama nara sumber, super impuls (iklan), dan lain sebagainya sesuai perintah PD (Program Director).

6. Audio Mixer

Seorang audio mixer adalah orang yang bertanggung jawab atas semua aspek dalam perekaman suara. Dalam proses penayangan sebuah acara televisi operator duduk di belakang alat audio mixer, alat itu yang digunakan untuk mengatur tinggi rendahnya suara dari presenter atau suara audio VT. Orang yang menjalankan audio mixer biasa disebut soundman. Selain mengatur tinggi rendahnya volume, audioman juga bertugas untuk menyiapkan clip on dan mengecek apakah clip on tersebut berfungsi dengan baik atau tidak. 7. PD (Program Director)

PD adalah seseorang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan PD akan terkait langsung dengan penampilan

STIKOM


(1)

99

Gambar 5.25 CCU

Sebelum memulai proses siaran, operator akan melalukan proses WB. Proses ini dilakukan dengan cara menyuruh kameraman untuk menyorot kertas putih. Setelah itu operator akan mulai me-WB dengan cara memutar putaran hitam yang ada di CCU. 1 CCU mewakili sebuah kamera, jadi jika ada 5 kamera maka dibutuhkan 5 unit CCU. Untuk menyakamakan WB dari kamera 1 dengan kamera lain operator membutuhkan waveform sebagai alat ukur, jadi semua WB akan menjadi sama.

STIKOM


(2)

100 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pengolahan dan penanyangan berita Jenis package pada program “Jendela Jatim Petang” di BCTV Surabaya ini adalah:

1. Tidaklah mudah mencari berita serta data-data yang falid yang dapat membantu kelancaran pemberitaan pada BCTV.

2. Untuk mendapatkan sebuah data yang falid terkadang diperlukan wawancara dengan narasumber.

3. Adanya rapat redaksi dapat membantu kelancaran pemberitaan.

4. Tidak semua gambar yang direkam oleh cameraman atau reporter itu layak tayang. Terkadang ada beberapa gambar yang harus disensor atau dibuang karena tidak layak tayang, untuk itulah peran editor juga sangat penting.

5. Peran editor sangat diperlukan untuk mendapatkan kesinambungan antara gambar dengan naskah

6. Adanya kerja tim yang baik sangat membantu dalam proses penayangan berita. 7. Penayangan berita jenis package memerlukan hitungan mundur supaya dapat

membantu kelancaran proses penayangan berita.

8. Adanya rundown akan sangat membantu dalam proses penyiaran berita.

STIKOM


(3)

101

9. Soundman harus sudah menyiapkan alat-alat untuk mendukung kelancaran

penyiaran seperti clip on, audio mixer, dan audio playlist. Sebelum proses siaran dimulai.

10. Prompter merupakan sesuatu yang penting jika prompter tidak berfungsi dengan normal maka presenter akan kesulitan dalam menyiarkan berita.

11. Playlist harus diputar sebelum proses siaran dimulai untuk memastikan semua

video dapat berjalan dengan normal.

12. Bila proses penayangan berita sedang berjalan semua tim tidak boleh bergerak sebelum mendapat perintah dari PD. Jika tim bergerak sendiri tanpa adanya perintah dari PD maka ditakutkan akan mengganggu proses penayangan berita.

13. Cameraman harus memahami komposisi gambar, pergerakan kamera, dan

ukuran-ukuran gambar.

6.2 Saran

Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di BCTV: 1. Perlunya penambahan sumber daya manusia ahli.

2. Pembaharuan alat, sehingga dapat membantu kelancaran proses penayangan berita khususnya waktu live on-air.

3. Bagi mahasiswa atau teman-teman SMK yang baru melakukan Kerja Praktik perlu disediakan orang yang khusus untuk mengajari dasar-dasar pemakaian alat sebelum mereka memegang alat tersebut.

4. Untuk teman-teman yang sedang melakukan Kerja Praktik, lakukanlah sebaik-baiknya dan berikan hasil yang aling maksimal.

STIKOM


(4)

102

5. Perlunya penyaringan untuk mahasiswa atau siswa-siwa SMK yang akan melakukan Kerja Praktik supaya jangan terlalu banyak, jika terlalu banyak yang melakukan Kerja Praktik maka akan menyulitkan untuk pembagian jadwal tugas.

STIKOM


(5)

103

DAFTAR PUSTAKA

Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Foley, James. D. 1997. Computer Graphics: Principles and Practice. Reading: Addison-Wesley Systems Programming Series.

Grossberg, Lawrence. 2006. Mediamaking: Mass Media in a Popular Culture. Thousand Oaks: SAGE.

Hofstetter. 2001. Multimedia Literacy. Boston: Irwin/McGraw-Hill.

Indah Rahmawati, dan Dodoy Rusnandi. 2011. Berkarier di Dunia Broadcast. Bekasi: Laskar Aksara.

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor: Ghalia Indonesia.

Parwadi, Redatin. 2004. Televisi Daerah Diantara Himpitan Kapitalisme Televisi. Pontianak: Untan Press.

Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan

Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Zoebazary, Ilham. 2010. Kamus Istilah Televisi dan Film. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Internet:

BCTV Surabaya. http://deteksi.info/2009/08/bctv-surabaya/ Diakses 6 September 2012

Daftar Stasiun Televisi Lokal di Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/ Daftar_stasiun_televisi_lokal_di_Indonesia

Diakses 4 Agustus 2012

Definisi Berita. Internet. http://aulia.mylivepage.com/wiki/1923_General/1063. Diakses 3 September 2012

Definisi Multimedia. Internet. http://www.satriamultimedia.com/ artikel_apa_itu_ multimedia.html.

Diakses 5 September 2012

STIKOM


(6)

104

Oxcy Group Investasi Rp10 Miliar Bangun Bctv. Internet. http://energi. infogue.com/oxcy_group_investasi_rp10_miliar_bangun_bctv Diakses 6 September 2012

Sejarah Perkembangan Televisi 1. Internet. http://wa2npo3nya.blogspot.com/ 2008/01/menurut-saya-iklan-yang-tidak-sesuai.html

Diakses 4 Agustus 2012

Televisi. Intenet. http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi Diakses 4 Agustus 2012

Undang-Undang Penyiaran nomor 32 Tahun 2002. http://www.kpi.go.id/ download/regulasi/UU

Diakses 10 Oktober 2012

STIKOM