Penggunaan Jeroan Ikan Laut sebagai Bahan Baku Sumber Protein pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon sp.

PENGGUNAAN JEROAN IKAN LAUT SEBAGAI BAHAN
BAKU SUMBER PROTEIN PADA PAKAN IKAN PATIN
Pangasianodon sp.

ASTRID MIRADIYAS PERMATASARI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Penggunaan Jeroan Ikan Laut
sebagai Bahan Baku Sumber Protein pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon sp.”
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014

Astrid Miradiyas Permatasari
NIM C14100032

ABSTRAK
ASTRID MIRADIYAS PERMATASARI. Penggunaan Jeroan Ikan Laut sebagai
Bahan Baku Sumber Protein pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon sp.. Dibimbing
oleh NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan TITIN KURNIASIH.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis terbaik penggunaan jeroan
ikan laut dalam pakan ikan patin sebagai sumber protein ikan. Patin berukuran 3 inci
dengan bobot awal 5,31 ± 1,25 gram, dipelihara selama 40 hari dengan padat tebar
30 ekor dalam akuarium berukuran 100x50x40 cm3. Terdapat 4 perlakuan, yaitu A
(dosis 0%), B (dosis 5%), C (dosis 10%), dan D (dosis 15%). Pemberian pakan
dilakukan secara at satiation. Hasil penelitian menunjukkan pada parameter tingkat
kelangsungan hidup tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil terbaik ditunjukkan pada
perlakuan B (dosis 5%) dalam retensi lemak, jumlah konsumsi pakan, konversi
pakan dan laju pertumbuhan harian dengan nilai konversi pakan sebesar 1,45 serta

nilai laju pertumbuhan harian sebesar 3,75%. Dengan demikian, jeroan ikan laut
dapat digunakan sebagai sumber protein pakan patin.
Kata kunci: Bahan baku, jeroan ikan laut, ikan patin, Pangasianodon sp., protein

ABSTRACT
ASTRID MIRADIYAS PERMATASARI. Utilization of Marine Fish Offal as
Protein Sources of Raw Materials for Stripped Catfish Pangasianodon sp. Feed.
Supervised by NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and TITIN KURNIASIH.
This research was conducted to find out the best dose of utilization marine
fish offal on catfish feed as resources of protein. Stripped catfish with total length
of 3 inchs and the initial weight 5.31 ± 1.25 gram were cultured for 40 days in
100x50x40 cm3 aquarium. Four treatments were given in this research that is A
(dose 0%), B (5%), C (10%), and D (15%). Feeding method used in this research
was at satiation. Results showed that survival rate, was not significanly different
on P>0.05. Treatment B (dose 5%) showed the best result on the parameter of fat
retention, amount of feed consumption, feed convertion, and specific growth rate
which scored 1.45 for feed convertion and 3.75% for spesific growth rate. Therefore,
marine fish offal can be used as protein sources of raw materials for stripped catfish
feed.
Keywords: Marine fish offal, Pangasianodon sp., protein, raw materials, stripped


catfish

PENGGUNAAN JEROAN IKAN LAUT SEBAGAI BAHAN
BAKU SUMBER PROTEIN PADA PAKAN IKAN PATIN
Pangasianodon sp.

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi


: Penggunaan Jeroan Ikan Laut sebagai Bahan Baku Sumber
Protein pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon sp.
Nama
: Astrid Miradiyas Permatasari
NIM
: C14100032
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


Titin Kurniasih, SPi MSi
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas rahmat Allah SWT atas karunia-Nya
sehingga karya tulis skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan
pada April hingga Juni 2014 dengan mengambil tema yang berjudul “Penggunaan
Jeroan Ikan Laut sebagai Bahan Baku Sumber Protein pada Pakan Ikan Patin
Pangasianodon sp.”
Terima kasih kepada babeh Djun, Mama, Kak Hendi, Mbak Olive, Kak
Rosad, Bu Naryo, Nadia dan Britania atas doa, cinta, kasih sayang dan dukungan
yang selalu diberikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Nur Bambang PU
dan Titin Kurniasih, MSi selaku pembimbing skripsi, Dr Tatag Budiardi dan Dr
Alimmudin selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan, serta Dr Dedi Jusadi
selaku pembimbing akademik. Terima kasih kepada Pak Wasjan, Mba Retno, Kang
Yosi, Kang Andre, Pak Henda, Pak Jajang dan Kang Abe yang sangat membantu
dalam penelitian ini. Ungkapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada Lyan,
Wina waw, Bang Ria, Guru Radhita, Tante Ela, Ibu Adri, Kakak ALiyah, Cindy,
Lilis, Zahra, Rere, Mila, Nita, Netty, Asih, Alit, Om Dea, Radit, Riyan, Wisnu,

Haris, Azza, Bang Saddam, Agas, Dio, dan kawan-kawan yang sering saya
repotkan. Warga Nutrikids 47, BDP 47, Wisma Dwi Regina Kost B, Lorong 7, A27,
Keluarga BEM C Kabinet Biru Bersatu, Himakua 2012-2013 yang telah
memberikan warna selama kuliah di Dramaga. Terima kasih kepada tim basket
BDP dan FPIK yang membuat saya berolah raga. Dan terima kasih kepada IPB
yang telah memberikan saya kesempatan untuk kuliah dan merasakan pengalaman
hidup menarik tidak ternilai harganya.
Semoga karya tulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
juga bagi pembaca.
Bogor, September 2014

Astrid Miradiyas Permatasari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2

Rancangan Percobaan .......................................................................................... 2
Prosedur Penelitian..............................................................................................2
Parameter Uji.......................................................................................................3
Analisis Data........................................................................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil..................................................................................................................... 5
Pembahasan ......................................................................................................... 6
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 8
Kesimpulan .......................................................................................................... 8
Saran .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN........................................................................................................... 10
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ 18

DAFTAR TABEL
1
2
3

Komposisi pakan uji berdasarkan proksimat .................................................... 3

Parameter uji selama 40 hari masa pemeliharaan ikan patin ............................ 5
Parameter kualitas air selama 40 hari masa pemeliharaan ikan patin .............. 6

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Skema tata letak akuarium pemeliharaan ikan patin Pangasianodon sp.
Prosedur analisis proksimat.......................................................................
Kandungan nutrisi bahan baku dan formulasi bahan..................................
Anova dan hasil uji Duncan terhadap konversi pakan................................
Anova dan hasil uji Duncan terhadap laju pertumbuhan harian.................
Anova dan hasil uji Duncan terhadap jumlah konsumsi pakan.................

Anova dan hasil uji Duncan terhadap kelangsungan hidup.......................
Anova dan hasil uji Duncan terhadap retensi protein................................
Anova dan hasil uji Duncan terhadap retensi lemak.................................

11
11
14
14
15
15
16
16
16

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan
pembesaran ikan patin Pangasianodon sp.. Hal tersebut dikarenakan pakan
berkontribusi 30-60% dalam biaya produksi (Goddard 1996). Selain menentukan
biaya produksi, pakan juga sangat menentukan pertumbuhan ikan bila kualitasnya

kurang baik, maka dampak langsung yang terlihat adalah pertumbuhan ikan lambat,
efisiensi pakan rendah dan limbah yang dihasilkan tinggi. Keseluruhannya akan
berdampak pada keberlanjutan aktivitas usaha budidaya perikanan.
Mahalnya harga pakan buatan menjadi salah satu masalah dalam budidaya
ikan patin di Indonesia bagi petani skala kecil hingga menengah. Tingginya harga
pakan disebabkan karena sumber bahan baku berupa tepung ikan masih diimpor.
Saat ini, harga pakan ikan patin dengan crude protein 29% di pasar adalah Rp.
6.700,00/kg. Umumnya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan patin membutuhkan
pakan sebanyak 1,5 kg sehingga biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 10.050,00.
Biaya ini masih dapat bertambah dengan adanya biaya bibit (Rp 300,00/ 3 inci),
biaya pemeliharaan (obat, dan pupuk), serta operasional (pekerja, listrik dan air)
sehingga untuk mendapatkan ikan sebanyak 1 kg dibutuhkan biaya kurang lebih
sebesar Rp 13.000,00. Berdasarkan hal tersebut penggunaan pakan menyumbang
biaya produksi hingga 70%. Hal ini dapat menyebabkan margin keuntungan
menjadi kecil.
Mahalnya harga pakan yang tidak disertai dengan kenaikan harga jual ikan
dapat mengancam kelangsungan usaha budidaya. Penurunan biaya pakan
dibutuhkan untuk mengefisienkan biaya produksi sehingga margin keuntungan
dapat meningkat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menggunakan bahan baku lain sebagai pengganti tepung ikan. Bahan baku

pengganti dipilih dengan mempertimbangkan biaya, ketersediaan, komposisi kimia,
dan kandungan nutrisinya (Hardy dan Barrows 2002).
Bahan baku yang umum digunakan sebagai sumber protein utama dalam
pakan ikan adalah tepung ikan. Tepung ikan memiliki kandungan protein yang
tinggi dan menyumbang hingga 60 % bahan yang digunakan (Goddard 1996). Oleh
karena itu, peran tepung ikan dalam pakan ikan adalah sebagai sumber protein
utama. Perannya sebagai sumber protein utama pakan menyebabkan permintaan
akan tepung ikan semakin meningkat dan muncul permasalahan dalam hal
ketersediaannya.
Dibutuhkan sebuah bahan yang murah dan mudah didapatkan untuk
digunakan oleh pembudidaya ikan patin skala kecil hingga menengah namun
dengan hasil yang tidak kalah bila menggunakan pakan buatan dari pabrik. Salah
satu bahan dengan protein tinggi yang murah dan mudah didapatkan untuk
substitusi sumber protein pakan adalah jeroan ikan yang dihasilkan dari limbah
pasar. Limbah ini dapat mencapai lebih dari setengah ton setiap harinya yang
berasal dari seluruh pasar di Bogor. Ditambahkan dengan limbah dari usaha
makanan dan resto yang dapat mencapai 100 kg setiap harinya. Kemudian limbah
jeroan ikan laut juga dapat berasal dari unit pengolahan ikan. Daerah Jakarta
memiliki unit pengolahan ikan skala kecil hingga menengah hingga 1107 unit pada
dengan volume produksi pengolahan ikan laut sebanyak 33.688 ton pada tahun

2
2011 (KKP 2014). Apabila pengolahan ikan laut membutuhkan 75% dari total ikan
utuh yang terdiri dari daging, maka jeroan ikan laut menyumbangkan 15% sehingga
limbah yang dihasilkan mencapai 6569 ton. Selain itu, Garwan (2009) melaporkan
bahwa kandungan protein dalam jeroan ikan laut seperti cakalang dapat mencapai
hingga 52%.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis terbaik penggunaan jeroan
ikan laut yang dapat digunakan dalam pakan ikan patin sebagai sumber protein.

METODE
Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak
lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan digunakan untuk
mengetahui proporsi yang tepat penggunaan jeroan ikan laut pada pakan ikan patin,
yaitu pakan A (kontrol, tanpa jeroan), pakan B (proporsi jeroan ikan sebanyak 5%),
pakan C (proporsi jeroan ikan sebesar 10%), pakan D (proporsi jeroan ikan sebesar
15%).
Prosedur Penelitian
Persiapan Penelitian
Persiapan diawali dengan membersihkan wadah berupa akuarium berukuran
100x50x40 cm, kemudian disusun pada suatu rak. Wadah dan alat pendukung
kemudian disterilisasi menggunakan kalium permanganat dengan dosis 30 mg/l.
Alat pemanas heater dipasang di setiap akuarium dengan suhu 28 oC. Top filter
dipasang juga disetiap wadah terdiri atas busa filter, pompa, serta selang. Wadah
juga dilengkapi dengan aerasi yang terdiri atas batu aerasi serta selang aerasi.
Setelah disterilisasi dan dilengkapi dengan peralatan pendukung, wadah kemudian
diisi dengan air sebanyak 70% dari volume wadah. Air kemudian diaerasi kencang
dan difilter selama tujuh hari. Selain itu, dilakukan pula persiapan pembuatan pakan
dengan menyiapkan segala bahan yang dibutuhkan. Bahan-bahan didapatkan dari
Pasar Bogor, PT. Indofeed dan Pabrik Pakan Departemen Budidaya Perairan.
Bahan jeroan ikan laut yang didapatkan komposisi utamanya terdiri dari jeroan ikan
laut tenggiri, tongkol, serta kakap.
Pembuatan Pakan Uji
Analisis proksimat dilakukan terlebih dahulu terhadap bahan pakan
(Lampiran 3) yang akan digunakan yang kemudian dijadikan acuan dalam
formulasi pakan ikan (Tabel 1). Metode analisis proksimat yang digunakan sesuai
dengan Takeuchi (1988). Metode Folch digunakan untuk mengetahui kadar lemak
bahan jeroan dan ikan, sedangkan metode Soxchlet digunakan untuk mengetahui
kadar lemak bahan baku lainnya, dan pakan. Kadar protein diketahui dengan
metode Kjeldahl. Hasil analisis proksimat dijadikan acuan untuk menentukan

3
formulasi pakan (Lampiran 3) yang akan digunakan untuk penelitian ini. Bahan
yang digunakan untuk pakan uji meliputi tepung ikan lokal, tepung jeroan, tepung
bungkil kedelai, tepung polar, dedak, minyak ikan, minyak jagung, premix, CMC,
dan terigu. Pakan dibuat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan.
Tabel 1 Komposisi pakan uji berdasarkan proksimat
Perlakuan1)
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Lemak
Serat Kasar
Abu
BETN
GE (kkal/g protein)3)
Rasio C/P4)
1)
2)

A

B

C

D

29,29
8,81
4,81
14,08
32,01
4408,37
15,05

29,13
9,12
5,73
13,25
30,24
4455,99
15,30

29,18
9,47
6,44
12,51
30,63
4506,23
15,44

29,23
9,82
7,16
11,77
31,02
4556,47
15,59

A = tanpa jeroan; B = proporsi jeroan 5%; C = proporsi jeroan 10%; D = proporsi jeroan 15%
BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. 3)GE = Gross Energy. 4)C/P = energi per gram protein

Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data
Ikan uji yang digunakan adalah ikan patin berukuran 3 inci dengan bobot
awal 5,31 ± 1,25 gram. Ikan uji dibagi ke dalam 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.
Jumlah ikan yang dipelihara sebanyak 30 ekor ikan per akuarium. Pemberian pakan
dilakukan secara at satiation hingga ikan kenyang dengan frekuensi pemberian
pakan sebanyak tiga kali yaitu pada pukul 08.00, 12.00, 16.00 WIB. Pengelolaan
kualitas air dilakukan dengan melakukan penyifonan dan pergantian air sebanyak
50% setiap seminggu tiga kali.
Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Sampling biomassa dilakukan
setiap 10 hari sekali. Sampling kualitas air dilakukan pada hari ke-1, ke-20, dan ke40. Data yang dikumpulkan adalah biomassa, jumlah konsumsi pakan, retensi
protein dan retensi lemak. Analisis proksimat tubuh ikan dilakukan dengan
mengambil sampel ikan di awal dan akhir penelitian. Parameter kualitas air yang
diukur adalah suhu, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), amoniak dan
alkalinitas.
Parameter Uji
Parameter uji yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kelangsungan
hidup, laju pertumbuhan harian, konversi pakan, jumlah konsumsi pakan, retensi
protein dan retensi lemak.
1) Kelangsungan hidup ikan uji selama pemeliharaan dihitung berdasarkan
persamaan (Zonneveld et al. 1991):
KH

=

NT
NO

X 100

Keterangan: KH = Kelangsungan hidup ikan
NT = Jumlah individu ikan uji pada t percobaan (ekor)
NO = Jumlah individu ikan uji pada awal percobaan (ekor)

4
2) Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung berdasarkan persamaan
(Zonneveld 1991) :
t

Keterangan :

LPH
Wt

LPH = [√

Wt

Wo

− ]x

= Laju pertumbuhan harian (%)
= Bobot individu rata-rata pada waktu t
percobaan (g)
= Bobot individu rata-rata pada waktu awal
percobaan (g)
= Waktu percobaan (hari)

Wo
T

3) Konversi pakan (KP) dihitung berdasarkan rumus Zonneveld (1991):
KP

=

F
[(wt + wd) – w0]

Keterangan : Wt = Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (kg)
W0 = Biomassa ikan pada awal pemeliharaan(kg)
Wd = Biomassa
ikan
yang
mati
selama
pemeliharaan (kg)
F
= Jumlah pakan yang diberikan selama
pemeliharaan (kg)
4) Jumlah konsumsi pakan ikan uji diukur dengan cara menimbang jumlah
pakan yang dimakan oleh ikan uji selama penelitian (Zonneveld 1991).
5) Retensi protein (RP) dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan
oleh Watanabe (1988):
RP (%) =
Keterangan :

FPf
WoPo
WtPt
RP

(WtPt) – (WoPo)
X 100
FPf
= Kandungan protein yang dikonsumsi (g)
= Kandungan protein ikan awal (g)
= Kandungan protein ikan akhir (g)
= Retensi protein

6) Retensi lemak (RL) dapat dihitung berdasarkan persamaan yang
dikemukakan oleh Watanabe (1988) yaitu:
RL (%)
Keterangan :

=

FPf
WoPo
WtPt
RL

(WtLt) – (WoLo)
X 100
FLf
= Kandungan lemak yang dikonsumsi (g)
= Kandungan lemak ikan awal (g)
= Kandungan lemak ikan akhir (g)
= Retensi lemak
Analisis Data

Data diolah dan diuji secara statistik kuantitatif dengan bantuan software Ms.
Excel dan IBM SPSS versi 20.00 dan dilanjutkan dengan perbedaan uji nyata

5
menggunakan uji Duncan. Parameter yang dianalisis secara kuantitatif antara lain
jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, konversi pakan, kelangsungan
hidup, retensi lemak, dan retensi protein. Parameter kualitas air diolah dan dibahas
secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambar 1 menunjukkan grafik bobot rata-rata ikan patin selama 40 hari masa
pemeliharaan dengan pemberian pakan formula jeroan ikan laut dengan perlakuan
A, perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan D. Berdasarkan Gambar 1, hasil
penelitian selama masa pemeliharaan pada semua ikan uji menunjukkan
pertambahan biomassa dan formula pakan B menunjukkan hasil terbaik dengan
nilai 713,93 gram, sedangkan pakan dengan formula A memiliki nilai bobot ratarata terendah, yaitu 535,18 gram.

Biomassa (gram)

800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
0

10

20
Waktu (hari)

30

40

Gambar 1 Bobot rata-rata ikan patin selama masa pemeliharaan, dengan (♦) perlakuan A
(kontrol), (■) perlakuan B (dosis 5%), (▲) perlakuan C (dosis 10%), dan (●) perlakuan D (dosis
15%)

Tabel 2 Parameter uji selama 40 hari masa pemeliharaan ikan patin
Parameter1)

Perlakuan2)
A

B

C

D

730,89 ± 29,42a

843,82±37,16b

757,55±48,59a

719,31±34,48a

LPH (%)

3,06±0,18a

3,75±0,15b

3,49±0,29ab

3,33±0,37ab

FCR

1,93±0,17a

1,45±0,22b

1,51±0,18ab

1,68±0,34ab

RP (%)

21,00±1,39a

30,09±1,99b

26,08±2,87ab

31,32±5,89b

RL (%)

68,90 ±4,12a

93,53±5,69b

77,76±7,63a

76,55±13,48a

a

a

a

JKP (gram)

KH (%)
98,89 ± 1,92
100±0,00
98,89±1,92
96,67±5,77a
Huruf superskrip yang beda dalam baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05)
1)
kelangsungan hidup (KH), jumlah konsumsi pakan (JKP), konversi pakan (FCR), laju
pertumbuhan harian (LPH), retensi protein (RP), retensi lemak (RL)
2)
A = tanpa jeroan; B = proporsi jeroan 5%; C = proporsi jeroan 10%; D = proporsi jeroan 15%

6
Tabel 3 Parameter kualitas air selama 40 hari masa pemeliharaan ikan patin
Nilai kisaran

Parameter
A

B

C

D

Acuan

Suhu ( C)

27,2-30

27,6-30

27,6-29,8

27,6-29,8

20-30a

pH (unit)

7,48-9,31

7,36-9,02

6,75-9,26

6,63-9,16

6-9a

7,4-8,1

7,4-8,7

6,6-8,7

7,3-8,4

>4a

0,53-2,71

0,87-2,68

0,97-2,80

0,97-2,78

0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap konversi pakan
b.
Perlakuan

Uji Duncan
α = 0.05

N
1

2

B

3

1,4500

C

3

1,5100

1,5100

D

3

1,6833

1,6833

A

3

1,9333

15
Sig.

,279

,068

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan
Lampiran 5 Anova dan hasil uji Duncan terhadap Laju Pertumbuhan Harian
a.
Anova
JK

DB

KT

F

P

Dalam Kelompok

,766

3

,255

3,789

,059

Antar Kelompok

,539

8

,067

1,305

11

Total

P > 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan harian
b.

Uji Duncan

Perlakuan

α = 0.05

N
1

2

1

3

3,0567

4

3

3,3344

3,3344

3

3

3,4910

3,4910

2

3

3,7539

Sig.

,085

,094

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan

Lampiran 6 Anova dan hasil uji Duncan terhadap jumlah konsumsi pakan
a.
Anova
JK

DB

KT

F

P

Dalam Kelompok

28504,529

3

9501,510

6,519

,015

Antar Kelompok

11659,265

8

1457,408

Total

40163,795

11

P > 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan
b.
Perlakuan

Uji Duncan
N

α = 0.05
1

D

3

719,3067

A

3

730,8933

C

3

757,5467

B

3

Sig.

2

843,8200
,273

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan

1,000

16
Lampiran 7 Anova dan hasil uji Duncan terhadap kelangsungan hidup
a.
Anova
JK

DB

KT

F

P

Dalam Kelompok

17,596

3

5,865

,576

,647

Antar Kelompok

81,452

8

10,181

Total

99,048

11

P > 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
b.
Perlakuan

Uji Duncan
α = 0.05

N

1
D

3

96,6667

A

3

98,8900

C

3

98,8900

B

3

100,0000

Sig.

,263

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan
Lampiran 8 Anova dan hasil uji Duncan terhadap retensi protein
a.
Anova
JK

DB

KT

F

P

Dalam Kelompok

169,971

3

56,657

4,531

,039

Antar Kelompok

100,034

8

12,504

Total

270,005

11

P > 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap retensi protein
b.

Uji Duncan
α = 0.05

Perlakuan
A

N
3

1
20,9996

C

3

24,7151

D

3

29,7378

B

3

30,0762

Sig.

,234

2
24,7151

,113

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan
Lampiran 9 Anova dan hasil uji Duncan terhadap retensi lemak
a.
Anova
JK

KT

DB

F

P

Dalam Kelompok

1104,001

3

368,000

4,640

,037

Antar Kelompok

634,505

8

79,313

1738,506

11

Total

P > 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh terhadap retensi lemak

17
b.

Uji Duncan
α = 0.05

Perlakuan
A

3

1
68,8516

D

3

72,6587

C

3

73,7423

B

3

Sig.

N

2

93,5011
,537

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan

1,000

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surabaya, 25 Juli 1992 dari Bapak M. Djunaedi dan Ibu
Andi. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis memiliki dua
orang kakak laki-laki yaitu M. Ruwahendi, dan M. Rosadi. Pendidikan formal yang
dilalui penulis dimulai dari TK Hang Tuah IX (1997 - 1998), SDS Hang Tuah VI
(1998 - 2004), SMP Negeri 30 Jakarta (2004 - 2007), dan SMA Labschool Jakarta
(2007 - 2010). Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Teknologi dan
Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
Institut Pertanian Bogor (USMI) pada tahun 2010.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Biro Corporation
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Kabinet Biru
Bersatu (2011 - 2012), anggota Public Relation Himpunan Mahasiswa Akuakultur
(2012 - 2013). Penulis juga menjadi asisten mata kuliah Teknologi Pembuatan dan
Pemberian Pakan Ikan (2013/2014), mata kuliah Nutrisi Ikan (2013/2014), dan
mata kuliah Ikan Hias dan Aquascape (2013/2014). Penulis pernah mengikuti
kegiatan magang di Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah (2011),
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat (2012) dan
kegiatan Praktik Lapangan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Air Laut Gondol, Bali pada Juni - Agustus 2013 dengan judul Budidaya Ikan
Badut Amphiprion percula.
Tugas Akhir dalam pendidikan tinggi sarjana diselesaikan oleh penulis
dengan menyusun skripsi yang berjudul Penggunaan Jeroan Ikan Laut sebagai
Bahan Baku Sumber Protein pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon sp..