Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL
TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN
PPI MUARA ANGKE

CHITRA NOVIA ANANDHITA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan
Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI
Muara Angke adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Chitra Novia Anandhita
NIM C44100029

ABSTRAK
CHITRA NOVIA ANANDHITA. Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil
Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke. Dibimbing
oleh IIN SOLIHIN dan TRI WIJI NURANI.
Terdapat dua titik yang mempunyai potensi produksi dan pemasaran hasil
tangkapan di DKI Jakarta yaitu PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke.
Tujuan penelitan ini adalah membandingkan aktivitas distribusi dan karakteristik
distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif melalui penyajian tabel, grafik, dan peta. Aktivitas distribusi hasil
tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke relatif sama dari segi
penanganan komoditas unggulan, pendaratan ikan dan transportasi. Karakteristik
distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke, dari
segi volume produksi PPS Nizam Zachman lebih besar dibandingkan PPI Muara

Angke. Harga ikan di kedua pelabuhan cenderung fluktuatif. Jalur distribusi di
kedua pelabuhan merupakan jalur distribusi tidak langsung (produsen-pedagang
grosir-pedagang eceran-konsumen). Daerah pemasaran hasil tangkapan tujuan
lokal di PPS Nizam Zachman hampir sama yaitu pasar-pasar tradisional yang
tersebar di DKI Jakarta. Sedangkan untuk tujuan ekspor berbeda, PPS Nizam
Zachman mengekspor tuna ke negera-negara yang ada di Benua Asia, Eropa, dan
Amerika. PPI Muara Angke hanya mengekpor cumi-cumi di kawasan Asia saja.
Kata kunci : distribusi, hasil tangkapan, PPS Nizam Zachman, PPI Muara Angke

ABSTRACT
CHITRA NOVIA ANANDHITA. Characteristic Comparison of Catches
Distribution between PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke. Supervised by
IIN SOLIHIN and TRI WIJI NURANI.
There are two spots that have potency of catches production and
distribution, that is PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke. Aim of this study
is to compare distribution activity and catches distribution between PPS Nizam
Zachman and PPI Muara Angke. Data analysis used in this study is comparative
descriptive with table, graphic and map presentation. Distribution activity in PPS
Nizam Zachman and PPI Muara Angke relatitively the same in term of featured
commodities handling, fish landing, and transportation. Characteristics of catches

distribution between PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke in term of
production volume, PPS Nizam Zachman is bigger than PPI Muara Angke. The
fish price in both ports is tends to fluctuating. Distribution channel in both ports is
indirect distribution channels (producer-groceries-retailer-consumer). Catches
marketing area of local purpose in PPS Nizam Zachman is nearly the same, thats
traditional markets spreading in DKI Jakarta. Therefore in export purpose is
different, PPS Nizam Zachman exporting tuna to the country in Asia, Europe, and
America region. PPI Muara Angke just exporting squids to Asian region only.
Keywords: distribution, catches, PPS Nizam Zachman, PPI Muara Angke

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL
TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN
PPI MUARA ANGKE

CHITRA NOVIA ANANDHITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara
PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke
Nama
: Chitra Novia Anandhita
NIM
: C44100029
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Iin Solihin, SPi MSi
Pembimbing I


Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah
Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam
Zachman dengan PPI Muara Angke.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Iin Solihin, SPi MSi dan Dr Ir Tri
Wiji Nurani, MSi selaku pembimbing. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Dr Yopi Novita, SPi MSi selaku komisi pendidikan Departemen PSP dan

Retno Muninggar, SPi ME selaku penguji tamu pada ujian sidang skripsi.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ibu (Wahyuningsih), ayah
(Azwir), Rully, Virgie, Azra, serta seluruh keluarga atas segala doa, motivasi,
dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih untuk Yohanna Singarimbun yang
selalu setia menemani saya. Terima kasih untuk Dwi Putra, Febby Yosella,
Yowan Riyandi, Mochamad Ramadhani, Rizky Nur, dan Arsheilla Febrina yang
selalu membantu dan mendukung saya selama proses pembuatan karya ilmiah.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga besar PSP, Perwira 52,
GBD, serta pihak yang membantu yang tidak dapat saya tulis satu persatu atas
segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Chitra Novia Anandhita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
PENDAHULUAN ...................................................................................................1

Latar Belakang ................................................................................................1
Tujuan Penelitian ............................................................................................2
Manfaat Penelitian ..........................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................2
Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan .............................................................2
Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan ......................................................4
METODE PENELITIAN .........................................................................................5
Waktu dan Tempat ..........................................................................................5
Metode Pengumpulan Data.............................................................................5
Analisis Data ...................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................7
Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan .............................................................7
Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan ....................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................32
Kesimpulan ...................................................................................................32
Saran .............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33
LAMPIRAN ...........................................................................................................35
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................43


DAFTAR TABEL

1 Jenis data yang dikumpulkan ........................................................................... 6
2 Perbandingan aktivitas distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam
Zachman dan PPI Muara Angke .................................................................... 12
3 Perbandingan karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam
Zachman dengan PPI Muara Angke............................................................... 32

DAFTAR GAMBAR
1 Volume produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman pada tahun
2013 ................................................................................................................ 13
2 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPS Nizam
Zachman ......................................................................................................... 13
3 Presentase produksi laut berdasarkan ikan dominan di PPS Nizam
Zachman ......................................................................................................... 14
4 Produksi ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dari daerah lain
melalui jalur darat tahun 2013 ........................................................................ 14
5 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur
darat di PPS Nizam Zachman tahun 2013 ...................................................... 16
6 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melalui jalur darat ke PPS

Nizam Zachman tahun 2013........................................................................... 17
7 Volume produksi hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2013 ............. 17
8 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPI Muara Angke
tahun 2013 ...................................................................................................... 18
9 Presentase produksi laut berdasarkan jenis ikan dominan di PPI Muara
Angke tahun 2013 .......................................................................................... 18
10 Volume produksi ikan yang masuk ke PPI Muara Angke berdasarkan
asal daerah tahun 2013 ................................................................................... 19
11 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur
darat di PPI Muara Angke tahun 2013 ........................................................... 20
12 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melalui jalur darat ke PPI
Muara Angke tahun 2013 ............................................................................... 21
13 Volume ekspor hasil tangkapan ke berbagai benua di PPS Nizam
Zachman ........................................................................................................ 22
14 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman
tahun 2013 ...................................................................................................... 24

15 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPI Muara Angke
tahun 2013 .......................................................................................................25
16 Tujuan daerah pemasaran hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman

dan PPI Muara Angke ke pasar tradisional DKI Jakarta ...............................27
17 Jalur distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman ................................29
18 Jalur distribusi hasil tangkapan di PPI Muara Angke .....................................30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan
pada tahun 2013 di PPS Nizam Zachman ......................................................36
2 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan
pada tahun 2013 di PPI Muara Angke ............................................................37
3 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPS Nizam Zachman
dari daerah lain melalui jalur darat pada tahun 2013 ......................................38
4 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPI Muara Angke
dari daerah lain melalui jalur darat pada tahun 2013 ......................................39
5 Dokumentasi penelitian ..................................................................................40

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Permintaan ikan dunia, nasional, maupun lokal yang semakin meningkat
menjadi prospek yang baik bagi industri penangkapan ikan dan pengolahan hasil
perikanan. Pada tahun 2012 konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia
mengalami kenaikan 1 kg dari 33,86 kg/kapita/tahun menjadi 35 kg/kapita/tahun
di tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2013). Keadaaan ini menuntut produsen
ikan untuk meningkatkan produktivitasnya. Mulai dari aktivitas penangkapan
sampai kegiatan pemasaran di pelabuhan perikanan, dilakukan secara efisien dan
efektif untuk menjaga kualitas hasil tangkapan yang sesuai dengan permintaan
konsumen. Salah satu kota yang menjadi sasaran dalam aktivitas penangkapan
dan pemasaran ikan adalah DKI Jakarta. Terdapat dua titik yang mempunyai
potensi produksi dan pemasaran hasil tangkapan di Jakarta yaitu Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta dan Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Muara Angke.
Pemasaran hasil tangkapan adalah satu subsistem ekonomi perikanan
memegang peranan penting dalam pengembangan usaha perikanan dan
peningkatan nilai jual produk perikanan. Distribusi merupakan bagian inti dari
kegiatan pemasaran, sebab jika barang tidak didistribusikan, penjualan produk
hasil tangkapan tidak akan sampai hingga ditangan konsumen. Pemasaran dan
distribusi hasil tangkapan erat kaitannya dengan peran pelabuhan perikanan,
sebagaimana hal ini tercantum dalam undang-undang RI No 31 tahun 2004
tentang perikanan bahwa pelabuhan perikanan merupakan tempat pertama hasil
tangkapan mulai dipasarkan. Dengan demikian untuk menjalankan fungsi
tersebut, pelabuhan perikanan memerlukan fasilitas memadai agar jalannya
distribusi dan pemasaran hasil tangkapan dapat berjalan dengan lancar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi fungsi
fasilitas-fasilitas pelabuhan yaitu dengan menggunakan informasi karakteristik
distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke. Kedua
pelabuhan ini memang berbeda dari segi kelas pelabuhan, namun bila dilihat dari
segi aktivitas kedua pelabuhan ini relatif sama. PPS Nizam Zachman dan PPI
Muara Angke sama-sama melayani kebutuhan ikan untuk dalam negeri dan luar
negeri (ekspor). Jarak kedua pelabuhan ini cukup dekat dan keduanya merupakan
pusat pemasaran dan distribusi hasil tangkapan baik segar maupun olahan bila
ditinjau dari volume produksi. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penelitian
mengenai perbandingan karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam
Zachman dan PPI Muara Angke perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran
mengenai karakteristik distribusi ikan yang dipasarkan.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas distribusi dan
karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI
Muara Angke.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai
sumber informasi mengenai distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman
dan PPI Muara Angke kepada pihak pengelola serta instansi terkait untuk
pengembangan dan perbaikan dalam pendistribusian hasil tangkapan di PPS
Nizam Zachman dan PPI Muara Angke.

TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan
Distribusi
Menurut McDonald (1993) distribusi adalah istilah dalam pemasaran yang
menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi
konsumen. Kegiatan distribusi meliputi pergudangan, transportasi, persediaan,
penanganan pesanan dll. Distribusi merupakan elemen keempat dari pemasaran
tradisional yang mengacu pada cara suatu produk atau layanan dirancang
sedemikian rupa sehingga bisa didapatkan oleh pelanggan.
Sarana distribusi merupakan suatu unsur yang memegang peranan yang
sangat penting dalam proses penyebaran barang-barang hasil produksi, adapun
yang dimaksud pendukung dalam suatu distribusi adalah segala sesuatu yang
memungkinkan terjadinya proses penyebaran barang-barang hasil produksi dari
produsen kepada para pedagang, tengkulak atau para konsumen secara lebih
cepat. Menurut Sastrosuwignyo et al. (1996), sistem distribusi yang dilihat dari
prosesnya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Sistem
distribusi secara langsung yaitu suatu mekanisme berjalan antara produksi dan
konsumen. Sedangkan sistem distribusi tidak langsung adalah adanya orang-orang
tertentu sebagai perantara yang akan menyampaikan kepada konsumen.
Sistem distribusi yang baik menentukan kelancaran transaksi hasil
tangkapan yang sifatnya cepat busuk (perishable), sehingga cepat lambatnya
transaksi sangat menentukan kesegaran dan kualitas hasil tangkapan hingga ke
tangan konsumen. Cepatnya transaksi dipengaruhi oleh banyaknya permintaan
(demand) yang tergantung pada banyaknya konsumen dan besarnya preferensi
masyarakat terhadap jenis hasil tangkapan tertentu (Hanafiah dan Saefuddin1983).
Adapun aktivitas distribusi hasil tangkapan terdiri dari penanganan, pendaratan,
dan transportasi pengangkutan.

3

Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan ada tiga tahap yaitu penanganan hasil
tangkapan di atas kapal, penanganan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dan
penanganan ikan selama pendistribusian. Penanganan hasil tangkapan di atas
kapal yang harus dilakukan yaitu : 1) pengangkutan ikan dari alat tangkap harus
dilakukan secara hati-hati, setelah ditangkap diusahakan agar secepatnya ikan
mati tanpa banyak perlawanan. Ikan yang banyak melakukan perlawanan
sebenarnya akan mengeluarkan tenaga ekstra, akibatnya setelah mati ikan tersebut
cepat mengalami pembusukan atau daya simpannya relatif singkat. 2) sortasi,
bertujuan untuk memudahkan dalam proses penjualan di darat dan memperkecil
terkontaminasinya ikan oleh bakteri atau perlakuan fisik saat ikan disortir oleh
pembeli. 3) pencucian, bertujuan untuk membebaskan ikan dari bakteri pembusuk.
Ikan yang telah disortir harus dicuci bersih karena sisa lendir serta kotoran lainnya
yang ada pada ikan dapat mempercepat proses pembusukan. 4) pendinginan dan
penyimpanan, bertujuan untuk mempertahankan tingkat kesegaran ikan sampai
didaratkan. Kemudian penanganan ikan di Pelabuhan Perikanan sangat penting
dilakukan dalam rangka menjaga keamanan pangan. Oleh karena itu, fasilitas
yang ada haruslah mendukung. Lalu, penanganan ikan selama pendistribusian
ikan dapat melalui 3 moda transportasi, yaitu darat, laut dan udara (Lubis 2012).
Pendaratan Hasil Tangkapan
Menurut Malik (2006), sistem pendaratan ikan di pelabuhan perikanan atau
pendaratan ikan meliputi proses antara lain pembongkaran ikan, penyortiran ikan,
dan pengangkutan ikan ke TPI. Pembongkaran merupakan proses mengeluarkan
hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu atau tidak dari dalam palka kapal
ke atas dek kapal. Pada saat pembongkaran, mutu ikan tetap dipertahankan
dengan cara berikut: 1) memisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau waktu
penangkapannya 2) harus dihindarkan pemakaian alat-alat bongkar yang kiranya
dapat menimbulkan kerusakan fisik seperti sekop, garpu dan pisau 3)
pembongkaran ikan harus dilakukan secara cepat untuk menghindari terjadinya
kenaikan suhu ikan (Lubis 2012).
Penyortiran adalah pemilihan hasil tangkapan menurut jenis dan ukuran
ikan. Hal ini untuk memudahkan pihak pembeli dan penjual. Penyortiran ini
dilakukan dengan meletakkan hasil tangkapan di dalam basket (box) atau yang
lainnya secara hati-hati, cepat dan cermat agar tetap terjaga mutu hasil tangkapan
tersebut.
Pengangkutan berarti memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan media angkut yang dapat mempermudah pemindahan ke
tempat lain. Pengadaan alat bantu untuk pengangkutan hasil tangkapan, sangat
penting dalam aktivitas pendaratan. Menurut Djulaeti (1994) dalam Mulyadi
(2007), alat bantu yang biasa digunakan adalah : gerobak dorong, tong-tong
plastik, keranjang dan trais (keranjang plastik).
Transportasi (Pengangkutan)
Transportasi adalah rangkaian memindahkan barang atau mengangkut
barang dari produsen sampai konsumen dengan menggunakan salah satu moda
transportasi baik melalui darat, udara, maupun laut. Siregar (1990) menyatakan
bahwa aktivitas transportasi terkait dengan tiga hal penting diantaranya terdapat

4

muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutnya, dan terdapat
jalan yang dapat dilalui.
Penentuan luas sempitnya daerah pasar dari hasil tangkapan yang akan
dipasarkan tergantung pada biaya transportasi. Biaya transportasi akan
berfluktuasi seiring dengan tarif angkutan yang digunakan dan besarnya harga
bahan bakar minyak (Hanafiah dan Saefuddin 1983). Siregar (1990)
menambahkan bahwa pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di
tempat tujuan dibandingkan di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan untuk pengangkutannya.
Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan
Pemetaan distribusi
Dalam kegiatan distribusi terdapat lima jenis pemetaan menurut
Departemen perdagangan (1977) yaitu :
1) Pemetaan wilayah pasar (market areas mapping)
Gambaran struktur geografis dalam distribusi adalah pembuatan peta (map)
yang dapat menggambarkan secara jelas mengenai batas-batas geografisnya.
Secara ideal suatu wilayah dapat dibagi-bagi kedalam struktur geografis yang
menunjukkan luas areal suplai untuk semua ukuran dari barang niaga. Peta ini
dapat digunakan untuk merencanakan areal penjualan dan melihat kemungkinan
proses pengolahan.
2) Pemetaan kuantitatif (quantified mapping)
Pemetaan kuantitatif berfungsi untuk mengetahui berapa banyak jenis ikan
yang ditangani, asal produk dan kemana saja hasil tangkapan tersebut dijual.
Membandingkan peta untuk waktu-waktu yang berbeda dalam setahun akan
menunjukkan variasi musiman dalam pola distribusi yang ada. Membandingkan
keadaan peta antar tahun akan memberikan indikasi peningkatan atau penurunan
suplai barang niaga di dalam pasar
3) Pemetaan harga (price mapping)
Pemetaan harga berguna dalam perbaikan efisiensi pemasarna sehingga
perlu dilakukan pencatatan satuan dan kualitas hasil tangkapan sebagai komoditi
distribusi. Barang niaga perikanan biasanya tidak sama satuan dan kualitasnya,
sehingga suatu keharusan untuk mencatat satuan dan kualitas yang disesuaikan
dengan harga. Membandingkan peta-peta harga pada waktu yang berbeda
bertujuan untuk menegtahui perubahan dalam struktur harga geografis. Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga geografis ini, misalnya pola
panen musiman, kondisi cuaca dan iklim yang tidak normal, keadaan transportasi
yang tidak lancar, dan lain-lain. Penentuan harga untuk komoditas perikanan
tujuan ekspor sangat dipengaruhi faktor kualitas hasil tangkapan itu
sendiri.Semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harga penjualan.
4) Pemetaan kualitas (quality mapping)
Kualitas suatu hasil tangkapan sangat menentukan wilayah
distribusi.Berdasarkan kualitas dapat dipetakan daerah pasar tujuan distribusi
suatu hasil tangkapan.Pemetaan ini dapat menunjukkan kecenderungan
permintaan dan daya beli suatu daerah terhadap hasil tangkapan yang
didistribusikan.Daerah pasar berdasarkan kualitas dapat dijadikan tolah ukur
kesejahteraan masyarakat yang mengkonsumsi hasil tangkapan. Peta kualitas akan

5

membantu dalam memprediksikan dan menggambarkan permintaan konsumen
dan trend konsumsinya terhadap komoditi perikanan.
5) Skema arus barang niaga/jalur distribusi (commodity flow chart)
Skema arus merupakan bagan alir kegiatan pendistribusian hasil tangkapan
yang menunjukkan jalur distribusi serta komponen yang terlibat dalam proses
pemindahan hasil tangkapan dari produsen sampai ke konsumen. Pada peta arus
barang niaga digambarkan secara jelas mengenai struktur kelembagaan atau
organisasi dari kegiatan pemasaran.Tujuannya adalah untuk melihat saluran atau
pola mana yang memungkinkan kegiatan distribusi paling efisien.Menurut Evans
dan Berman (1982) terdapat dua tipe dasar jalur distribusi yaitu secara langsung
dan tidak langsung. Jalur distribusi langsung mencakup pemindahan barangbarang dan pelayanan dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara.
Jalur distribusi tidak langsung meliputi pemindahan barang-barang dan pelayanan
dari produsen ke konsumen dengan menggunakan media perantara independen.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun 2014. Lokasi
penelitian dilakukan pada dua tempat yaitu di PPS Nizam Zachman yang terletak
di titik koordinat 06°07’54” LS dan 106°48’07” BT serta PPI Muara Angke yang
berada di koordinat 06°06’21” LS dan 106°46’29.8” BT.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu mensurvei
suatu wilayah atau tempat beradanya suatu pelabuhan perikanan serta meneliti
segala aspek yang ada didalamnya. Aspek yang diteliti adalah karakteristik
pendistribusian hasil tangkapan dapat dilihat dengan mengamati dan mengkaji
faktor-faktor yang berkaitan dengan distribusi hasil tangkapan yaitu karakteristik
unit penangkapan, aktivitas distribusi, volume dan nilai produksi, daerah asal hasil
tangkapan didaratkan, daerah tujuan distribusi, pemetaan harga, dan jalur
distribusi.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Wawancara
dilakukan terhadap para pelaku/responden dengan metode purposive sampling
yaitu mengambil sampel yang dianggap dapat mewakili kepentingan penelitian
dan dapat berkomunikasi dengan baik. Pelaku/responden yang diwawancarai
antara lain adalah nelayan, pedagang grosir, dan petugas pelabuhan. Jumlah
responden adalah 34 orang yang terdiri dari 10 nelayan, 20 pedagang grosir, dan 4
pengelola pelabuhan. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap pihak yang
terkait dengan PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke. Sedangkan data
sekunder diperoleh dengan pengambilan data dari Tempat Pelelangan Ikan, UPT
PPS Nizam Zachman, UPT PPI Muara Angke, data statistik pelabuhan perikanan

6

tahun 2013, dan studi literatur dari instansi tersebut. Adapun jenis data yang
dikumpulkan dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan
No. Tujuan

Data Yang Diambil

1.

- Penaganan hasil
Tangkapan

2.

Aktivitas
distribusi

Karakteristik
distribusi
hasil
tangkapan

Cara Pengambilan
Data
Wawancara,
literatur

Responden

- Pendaratan hasil
tangkapan
- Transportasi untuk
mengangkut hasil
tangkapan

Wawancara,
literatur
Wawancara,
literatur

Nelayan

Primer

Nelayan,
Pedagang

Primer

- Karakteristik unit
penangkapan ikan
(Alat tangkap,
jumlah kapal yang
mendarat)

Wawancara,
literatur

Primer,
sekunder

- Volume produksi
dan nilai produksi
berdasarkan jenis
ikan hasil
tangkapan yang
didaratkan dari laut

Wawancara,
literatur

- Daerah asal hasil
tangkapan yang
masuk melalui
darat

Wawancara,
literatur

- Daerah tujuan
pemasaran hasil
tangkapan
- Harga hasil
tangkapan yang
terbentuk di
produsen, pedagang
grosir, pedagang
eceran.

Wawancara

Nelayan,
UPT PPS
Nizam
Zachman
dan PPI
Muara
Angke
Nelayan,
UPT PPS
Nizam
Zachman
dan PPI
Muara
Angke
Pedagang,
UPT PPS
Nizam
Zachman
dan PPI
Muara
Angke
Nelayan,
Pedagang

Primer,
sekunder

- Jalur distribusi
pemasaran ikan
- Peta lokasi PPS
Nizam Zachman dan
PPI Muara Angke

Wawancara

Pedagang,
UPT PPS
Nizam
Zachman
dan PPI
Muara
Angke
Nelayang,
Pedagang
UPT PPS
Nizam
Zachman
dan PPI
Muara
Angke

Wawancara,
literatur

Literatur

Nelayan,
Pedagang

Jenis
data
Primer

Primer,
sekunder

Primer,
sekunder

Primer

Primer
Sekunder

7

Analisis Data
Aktivitas distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara
Angke terdiri dari penanganan hasil tangkapan, pendaratan hasil tangkapan, dan
transportasi yang digunakan untuk pengangkutan. Karakteristik distribusi hasil
tangkapan dapat dilihat melalui pemetaan kuantitatif berdasarkan volume dan
nilai produksi, pemetaan wilayah pemasaran hasil tangkapan, harga dan skema /
jalur distribusi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif komparatif melalui penyajian tabel, grafik dan peta.
Data yang digunakan dalam analisis data tersebut adalah data primer dan
data sekunder yang telah dikumpulkan. Pemetaan yang terbentuk merupakan datadata hasil pengamatan dan pencatatan dari analisis deskriptif yang dibuat dengan
menggunakan software pembuat peta agar lebih informatif. Adapun metode dalam
pembuatan peta sebagai berikut :
1)
Membuat konsep peta, merinci informasi yang akan ditampilkan di dalam
peta. Informasi tersebut digunakan untuk merancang basis data;
2)
Mengumpulkan data sesuai dengan rancangan pemetaan yang akan disusun;
3)
Memasukkan data dalam database;
4)
Mendigitasi peta;
5)
Memetakan kegiatan distribusi di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara
Angke berdasarkan daerah asal hasil tangkapan, daerah wilayah pemasaran
lokal dan ekspor, dan jalur distribusi;
6)
Menampilkan peta dalam bentuk tematik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan
Distribusi adalah istilah dalam pemasaran yang menjelaskan bagaimana
suatu produk atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi konsumen. Kegiatan
distribusi meliputi pergudangan, transportasi, persediaan, penanganan pesanan dll.
Menurut McDonald (1993), distribusi merupakan pemasaran tradisional yang
mengacu pada cara suatu produk atau layanan dirancang sedemikian rupa
sehingga bisa didapatkan oleh pelanggan.
Proses pendistribusian hasil tangkapan adalah bagian terpenting yang perlu
diperhatikan. Hal ini ditujukan untuk dapat menjaga mutu ikan agar tetap dalam
kondisi baik. Aktivitas distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI
Muara Angke terdiri dari penanganan, pendaratan, dan transportasi pengangkutan
hasil tangkapan. Setiap pelabuhan perikanan memiliki karakteristik distribusi hasil
tangkapan yang berbeda, dapat dilihat dalam pemetaan berdasarkan wilayah
pemasaran hasil tangkapan, volume produksi pelabuhan, harga hasil tangkapan
dan jalur distribusi pemasaran.

8

Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan bertujuan untuk mempertahankan agar mutu
ikan hasil tangkapan tetap terkendali sehingga dapat memenuhi syarat sebagai
bahan baku olahan bernilai tinggi. Dalam melakukan kegiatan distribusi hasil
tangkapan, hal yang pertama kali dilakukan adalah menangani hasil tangkapan
untuk mencegah kebusukan. Kegiatan penanganan ikan meliputi kegiatan
penanganan hasil tangkapan ketika diatas kapal, penanganan ketika didaratkan di
pelabuhan, dan penanganan dalam pengangkutan.
Penanganan ikan yang baik adalah menjaga agar ikan tetap segar setelah
ditangkap. Oleh karena itu nelayan di Muara Angke menyimpan hasil tangkapan
didalam palka (fish hold) yang dilengkapi dengan pendingin (freezer). Dalam
proses pembongkaran hasil tangkapan saat mendarat di pelabuhan, nelayan
mengeluarkan ikan dari palka kapal. Hasil tangkapan dibersihkan dari kotoran dan
es menggunakan air bersih lalu disortir berdasarkan jenis maupun ukuran dan
disusun dalam keranjang (trays). Meskipun penanganan yang baik telah di
lakukan, namun kualitas ikan untuk tujuan lokal ketika sampai ditangan
konsumen masih terlihat kurang baik.
Cumi-cumi (Loligo sp) adalah komoditi utama untuk ekspor yang dihasilkan
oleh kapal-kapal yang mendarat di PPI Muara Angke. Dalam mempertahankan
mutu, cumi-cumi biasanya telah dibersihkan kemudian disortir sesuai kriteria
ukuran dan dikemas sejak diatas kapal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
nelayan saat pembongkaran hasil tangkapan ketika sampai di tempat pendaratan
ikan. Sehingga cumi-cumi untuk ekspor bisa segera masuk perusahaan perikanan
untuk di packing yang lebih baik. Penanganan yang cepat ini dipengaruhi oleh
banyaknya permintaan (demand) yang tergantung pada banyaknya konsumen dan
besarnya preferensi masyarakat terhadap jenis hasil tangkapan tertentu (Hanafiah
dan Saefuddin, 1983).
Berbeda dengan nelayan di Muara Angke, nelayan di PPS Nizam Zachman
memiliki cara sendiri dalam menangani hasil tangkapan di atas kapal dengan
memberikan perlakuan khusus. Nelayan tuna longline biasanya membuang
insang dan isi perut tuna ketika di atas kapal, dicuci bersih kemudian disimpan di
kamar berpendingin yang ada di kapal. Nelayan gillnet, boukeami dan purse seine
melakukan penyortiran terhadap hasil tangkapan berdasarkan jenis maupun
ukuran kemudian dimasukkan ke dalam palka yang berpendingin.
Pane (2008) menyatakan bahwa penanganan ikan dilakukan sejak di atas
kapal bertujuan untuk memperlambat kebusukan ikan akibat perkembangan
mikroorganisme yang dapat mempengaruhi mutu ikan. Mutu ikan yang di
produksi akan berbanding lurus dengan harga yang terbentuk di konsumen nanti.
Pendaratan Hasil Tangkapan
Proses pendaratan dimulai ketika kapal mendarat ke dermaga, para awak
kapal melakukan pembongkaran hasil tangkapan dan mendaratkannya. Sebelum
melakukan pendaratan di PPI Muara Angke, nelayan atau pengurus dari pihak
kapal wajib melaporkan kedatangan kapal kepada pos pelayanan terpadu dengan
menyerahkan dokumen-dokumen kapal yaitu pas biru, SIUP, Surat Izin
Pelayanan, Surat Kelayakan Kapal, dan mengisi SLO (Surat Laik Operasi).
Petugas memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen tersebut dan mencatat

9

identitas kapal kedalam buku kedatangan kapal. Kemudian petugas memberikan
nomer urut bongkar dan menentukan tempat sandar untuk kapal.
Setelah pembongkaran selesai, ikan dimasukkan kedalam keranjang
berdasarkan jenis dan ukuran. Petugas TPI bersiap untuk mengawasi dan mencatat
hasil penimbangan dengan disertakan data nama kapal dan ukuran kapal. Catatan
berupa kertas kecil yang akan diletakkan dikeranjang ikan agar peserta lelang
dapat mengetahuinya. Hasil tangkapan yang telah disortir dan ditimbang
diikutsertakan dalam pelelangan. Ikan yang telah dilelang tersebut selanjutnya
diangkut ketempat penyimpanan atau tempat pengolahan, atau langsung
dipasarkan. Kecuali cumi-cumi (Loligo sp) tujuan ekspor tidak dilelang hanya
ditimbang dan langsung dibawa ke perusahaan perikanan. Pengangkutan
keranjang ikan dari penimbangan ke tempat pelelangan biasanya menggunakan
lori atau kereta dorong (forklift) yang disediakan oleh TPI. Selain itu sarana yang
digunakan selama pendaratan hasil tangkapan yaitu keranjang (trays), gerobak,
dan timbangan.
Proses pelelangan di TPI Muara Angke dari sisi teknik pelaksanaan secara
umum sudah terselenggara dengan baik. Akan tetapi dari sisi perhatian terhadap
mutu dari hasil pengamatan selama penelitian, pihak TPI tidak memperhatikan
faktor tersebut. Menurut Malik (2006) hal ini dapat dilihat dari pihak TPI yang
tidak membatasi jumlah orang yang masuk ke areal pelelangan dan pihak TPI juga
tidak memperhatikan peletakan ikan yang akan dilelang, dan tidak ada
penambahan es pada ikan. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu maka
semakin berkurang kualitas mutu ikan.
Berbeda dengan PPI Muara Angke, manajemen dalam pengelolaan di PPS
Nizam Zachman lebih sistematis. Perusahaan dari kapal perikanan yang akan
mendarat di PPS Nizam Zachman memilih untuk menggunakan biro jasa atau
pihak kedua dalam mengurus perizinan ke kantor pelayanan terpadu untuk
mendaratkan hasil tangkapan. Setelah kapal mendapat izin, pihak kantor
pelayanan terpadu meminta enumerator untuk mengawasi dan mencatat
penimbangan hasil tangkapan yang akan didaratkan.
Berdasarkan wawancara dengan petugas dilapangan, kapal yang akan
mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman tidak semua mendarat di
tempat yang sama, melainkan tergantung dari jenis kapal yang akan mendarat.
Diduga hal ini berkaitan dengan penanganan khusus yang akan di lakukan
terhadap jenis hasil tangkapannya. Kapal longline dengan hasil tangkapan tuna
segar mendaratkan hasil tangkapan di kawasan tuna landing lenter (TLC) yang
berada di dermaga timur. Kapal longline yang mendaratkan hasil tangkapan di
TLC tidak melakukan pelelangan, karena hasil tangkapan langsung dibawa ke unit
penanganan tuna setelah dilakukan pembongkaran. Kapal gillnet mendaratkan
hasil tangkapan di dermaga barat berdekatan dengan TPI. Hasil tangkapan
dikeluarkan dari palka lalu disortir berdasarkan jenis dan ukuran kemudian
ditempatkan ke dalam keranjang atau tris. Setelah ditimbang hasil tangkapan
dijual di Tempat Pemasaran Ikan (TPI) yang dikelola oleh Koperasi Mina Muara
Makmur.
Hasil tangkapan yang didaratkan oleh kapal-kapal di PPS Nizam Zachman
seperti purse seine dan boukeami langsung dimasukkan oleh pemilik kapal ke
perusahaan perikanan. Hasil tangkapan seperti madidihang (Thunnus albacares),
cakalang (Katsuwonus pelamis), meka (Xiphias gladius), dan tuna mata besar

10

(Thunnus obesus) dengan kualitas baik menjadi komoditi utama tujuan ekspor
bagi perusahaan perikanan. Sedangkan hasil tangkapan yang tidak diekspor dibeli
oleh pedagang ikan yang berjualan di Pusat Pemasaran Ikan yang berada di dekat
gerbang masuk PPS Nizam Zachman.
Hasil tangkapan yang telah dilelang biasanya diangkut ke pasar atau dibawa
oleh pembeli. Namun apabila hasil tangkapan yang telah dilelang belum
mendapatkan pembeli, pemilik hasil tangkapan akan menyimpannya ditempat
penyimpanan khusus seperti cold storage. PPS Nizam Zachman memiliki fasilitas
cold storage atau ruangan berpendingin dengan kapasitas 200 ton. Penyimpanan
bisa dilakukan terhadap hasil tangkapan, jika telah ada pemiliknya melalui proses
pelelangan atau milik perusahaan perikanan. Perusahaan perikanan yang berada di
kawasan industri PPS Nizam Zachman pada umumnya memiliki cold storage
sendiri. Fasilitas ini digunakan perusahaan untuk menjaga mutu hasil tangkapan
sebelum dipasarkan.
Transportasi (pengangkutan)
Transportasi atau pengangkutan merupakan bergeraknya atau pemindahan
produk dari tempat produksi dan/atau tempat penjualan ke tempat dimana produk
tersebut akan dipakai (Hanafiah dan Sefuddin, 1983). Pengangkutan hasil
produksi merupakan penghubung mata rantai kegiatan perikanan yang sangat
penting. Ikan yang telah dilelang di TPI Muara Angke tersebut selanjutnya
diangkut ketempat penyimpanan atau tempat pengolahan atau langsung
dipasarkan. Pembeli atau peserta pelelangan di TPI Muara Angke pada umumnya
adalah pedagang di Pasar Grosir Ikan Muara Angke. Ikan yang telah ada
pembelinya biasanya dipindahkan dari keranjang ke box berbahan fibre yang
memiliki tutup diatasnya, setelah itu diangkut dengan menggunakan grobak
menuju Pasar Grosir Ikan atau ke tempat pengasinan.
Biaya sewa gerobak tergantung tujuan pengiriman, biaya angkut dari TPI
menuju Pasar Grosir Ikan sebesar Rp.10.000 sedangkan dari TPI menuju
pengasinan sebesar Rp.25.000. Ikan-ikan yang ada di Pasar Grosir Ikan Muara
Angke tidak hanya berasal dari laut saja, melainkan dari luar Jakarta yang
diangkut melalui jalur darat. Transportasi yang digunakan berupa mobil box, truk
yang dilengkapi dengan pendingin didalamnya.
Transportasi yang digunakan untuk mengirim ikan dalam jumlah kecil ke
pasar-pasar lokal di Jakarta umumnya menggunakan motor berkeranjang dan di
beri es, ada juga yang menggunakan mobil bak terbuka atau mobil pick up bila
mengirim dalam jumlah besar. Komoditas ekspor seperti cumi-cumi beku
biasanya dibawa menggunakan truk kontainer berpendingin menuju kapal cargo
di Pelabuhan Tanjung Priok.
Pengangkutan hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta terbagi
menjadi pengangkutan melalui melalui darat, pengangkutan melalui laut, dan ada
juga yang melalui udara. Alat transportasi darat yang biasa digunakan untuk
membawa hasil tangkapan berupa mobil pick up/colt, mobil berpendingin, dan
juga truk kontainer. Untuk tujuan lokal umumnya menggunakan mobil pick
up/colt terbuka yang biasa digunakan untuk mengangkut ikan dari TPI maupun
dari perusahaan perikanan ke Pusat Pemasaran Ikan dengan harga sewa sebesar
Rp.50.000 untuk sekali jalan. Sedangkan biaya sewa mobil pick up dari Pusat
Pemasaran ikan Nizam Zachman ke pasar-pasar tradisional yang ada di Jakarta

11

harganya disesuaikan dengan tujuan dan banyaknya keranjang yang dibawa,
biasanya dihitung Rp.10.000 per keranjang dan dapat membawa 20 keranjang.
Berdasarkan wawancara, pedagang menggunakan moda transportasi mobil
bak terbuka karena terkait dengan murahnya biaya transportasi yang dikeluarkan
dan dapat mengangkut hasil tangkapan yang banyak. Siregar (1990)
menambahkan bahwa pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di
tempat tujuan di bandingkan di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Padahal bila dilihat dari sisi
mutu ikan, pengangkutan hasil tangkapan dengan moda transportasi yang terbuka
dapat menurunkan kualitas mutu ikan yang dapat mengakibatkan pembusukan
yang menyebabkan kerugian pada pedagang. Menurut Lubis et al. (2010)
transportasi untuk hasil tangkapan yang baik adalah menggunakan sistem rantai
dingin (cold chain system) yaitu menggunakan sistem pendinginan (0-4oC)
menggunakan kendaraan berpendingin.
Berbeda perlakuan untuk hasil tangkapan komoditas ekspor, kualitas
menjadi paling penting dalam suatu persaingan baik pasar global maupun lokal.
Perhatian penuh terhadap kualitas akan berdampak positif terhadap bisnis yaitu
terhadap biaya produksi dan pendapatan (Diatin et al. 2006). Pengangkutan hasil
tangkapan untuk tujuan ekspor terbagi menjadi dua yaitu melalui laut dan melalui
udara. Ikan segar biasanya dikirim ke negara tujuan ekspor melalui kapal cargo
yang ada di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan tonase kurang dari 100 GT,
sedangkan kapal cargo bertonase 200-500 GT untuk mengirim ikan beku. Selain
itu ikan segar juga dikirim dengan pesawat kargo yang ada di bandara SoekarnoHatta ke negara-negara yang permintaan ikannya tinggi seperti Jepang dan
Amerika.
Perbandindingan Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan
PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke memiliki beberapa perbedaan
dalam aktivitas distribusi hasil tangkapan yang terdiri dari penanganan,
pendaratan, dan pengangkutan (transportasi). Perbandingan aktivitas distribusi
hasil tangkapan ini selengkapanya dapat dilihat pada Tabel 2.

12

Tabel 2 Perbandingan aktivitas distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam
Zachman dengan PPI Muara Angke.
Jenis
Aktivitas
Distribusi
Penanganan

Pendaratan

Pengangkutan
(transportasi)

PPI Muara Angke

Hasil tangkapan dibersihkan,
disortir, dan disusun dalam
keranjang kemudian disimpan
di palka berpendingin.
Cumi-cumi kriteria ekspor di
bersihkan dan dikemas sejak di
atas kapal.
Nelayan/pemilik kapal melapor
dan mengurus dokumen izin
kapal untuk mendaratkan hasil
tangkapan di PPI Muara Angke.
Hampir semua hasil tangkapan
dilelang di TPI, kecuali cumicumi tujuan ekspor.

Transportasi untuk mengirim
hasil tangkapan dalam jumlah
sedikit ke pasar-pasar lokal
menggunakan sepeda motor
berekeranjang dan
menggunakan mobil pick up
terbuka untuk pengiriman
jumlah banyak.
Cumi-cumi ekspor dikirim
menggunakan truk kontainer
dan di bawa ke kapal cargo di
Pelabuhan Tanjung Priok

PPS Nizam Zachman

Hasil tangkapan di sortir dan
dimasukkan ke dalam palka
berpendingin.
Khusus tuna ditangani dengan
membuang insang dan isi perut tuna
ketika di atas kapal.
Pemilik kapal menunjuk biro jasa/
pihak kedua dalam mengurus izin
pendaratan ikan di PPI Nizam
Zachman.
Kapal tuna longline mendaratkan
hasil tangkapan di TLC untuk
penanganan dan pengecekan mutu
tuna
Hasil tangkapan kapal gillnet di
daratkan di dermaga timur dekat
dengan TPI untuk dilelang.
Hasil tangkapan boukeami dan purse
seine setelah ditimbang dan dicatat
langsung masuk ke perusahaan
perikanan.
Hasil tangkapan yang dipasarkan ke
pasar-pasar lokal dibawa
menggunakan keranjang yang
disusun di atas mobil pick up terbuka.
Tuna beku yang akan di ekspor
dikirim melalui kapal cargo, untuk
tuna segar dibawa menggunakan jalur
udara.

Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan
Pemetaan Kuantitatif Hasil Tangkapan
Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan volume produksi di pelabuhan
perikanan. Terdiri dari volume hasil tangkapan yang berasal dari penangkapan
laut dan ikan yang masuk pelabuhan lewat jalur darat. Volume produksi di PPS
Nizam Zachman berasal dari dua sumber produksi yaitu produksi laut dan
produksi ikan masuk (dalam negeri dan impor).
Total volume produksi ikan di PPS Nizam Zachman tahun 2013 sebesar
252.762,724 ton yang terdiri dari produksi ikan dari jalur laut sebesar 113.342,916
ton (44,84%), produksi ikan yang masuk dari luar daerah melalui jalur darat

13

sebesar 108.365,310 ton (42,87%) dan impor sebesar 31.054,498 ton (12,29%).
Volume produksi ikan di PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 1.

Volume produksi (ton)

120000

113342.916

108365.31

100000
80000
60000
31054.498

40000
20000
0
Produksi ikan jalur laut

Produksi ikan jalur
darat (dari daerah lain)

Impor

Gambar 1 Volume produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman pada tahun
2013
Volume produksi laut menurut jenis alat penangkapan ikan di PPS Nizam
Zachman tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data yang tersaji
pada gambar grafik tersebut dapat diketahui bahwa produksi laut tertinggi berasal
dari kapal purse seine sebesar 68.089,29 ton (60%) dan produksi terendah berasal
dari kapal squid jig sebesar 99,324 ton (>1%). Total armada yang mendaratkan
hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman sebanyak 3911 kapal yang terdiri dari
kapal purse seine, boukeami, longline, squid jig, gillnet, hand line, dan kapal
pengangkut. Data produksi dari laut merupakan jenis ikan yang tercatat secara
harian melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Tuna Landing Center (TLC).
68,098.29

Volume produksi (ton)

70,000.00
60,000.00
50,000.00
40,000.00
30,000.00

16,211.39

20,000.00 13,678.43
10,000.00

461.251

14,508.31
99.324

285.913

0.00
Longline

Purse seine Gillnet

Boukeami

Squid jig

Jenis alat tangkap

Hand line

Kapal
pengangkut

Gambar 2 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPS Nizam
Zachman
Jenis ikan yang dominan di produksi dari laut tahun 2013 adalah cakalang
(Katsuwonus pelamis) sebesar 30%, madidihang (Thunnus albacares) sebesar

14

15% dan tuna mata besar (Thunnus obesus) sebesar 13%. Presentase jenis ikan
dominan berdasarkan produksi laut tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.

meka
1%

lain-lain
13%

albakor
2%
tongkol
3%

cakalang
30%

cumi cumi
10%
tuna mata besar
13%
madidihang
15%
cucut lisong
2%
2%

layang
9%

Gambar 3 Persentase produksi laut berdasarkan ikan dominan di PPS Nizam
Zachman tahun 2013
Hasil tangkapan yang masuk ke PPS Nizam Zachman yang berasal dari
daerah lain melalui jalur darat cukup besar yaitu sekitar 55,16% dari total volume
produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman. Asal daerah pengirim ikan
yang masuk melalui jalur darat di PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar
4.
Volume produksi (ton)

40000.00
35000.00
30000.00
25000.00
20000.00
15000.00
10000.00
5000.00
Sulawesi Utara
luar negeri
Jawa Barat
DKI Jakarta
Maluku
Jawa Timur
Bali
Lampung
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara
Papua
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
NTT
Kep. Riau
Kalimantan Barat
Kep. Babel
Sumatera Barat
Papua Barat
Banten
DI Yogyakarta
Kalimantan Utara
Bengkulu
Sumatera Selatan
Jambi
Lain-lain

0.00

Asal daerah pengirim ikan

Gambar 4 Produksi ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dari daerah lain
melalui jalur darat tahun 2013
Hasil tangkapan yang didatangkan melalui darat berasal dari daerah-daerah
yang dekat dengan lokasi PPS Nizam Zachman. Penjual dari berbagai daerah
membawa hasil tangkapan tersebut ke Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman dan
perusahaan perikanan untuk memenuhi pemintaan ikan yang tidak dapat dipenuhi

15

oleh pelabuhan pelabuhan tersebut. Berdasarkan data yang tersaji pada gambar
grafik tersebut dapat diketahui bahwa produksi ikan masuk tertinggi berasal dari
Sulawesi Utara dengan volume produksi sebesar 33.782,829 ton dan produksi
terendah berasal dari Jambi yaitu sebesar 44,5 ton, sedangkan ikan masuk yang
tidak diketahui informasi asal daerahnya dikategorikan ke dalam lain-lain.
Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur darat ke PPS
Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 5.

16

16

Gambar 5 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur darat di PPS Nizam Zachman tahun 2013

17

Bila dilihat dari presentase volume produksi pada Gambar 6, jenis ikan yang
banyak dikirim melalui darat ke PPS Nizam Zachman antara lain adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) sebesar 44.095,43 ton (32%), sunglir/ salem (Elagatis
bipinnulata) sebesar 15739,38 ton (11%), lemuru sebesar 13353,88 ton (10%),
dan lain-lain. Selain itu PPS Nizam Zachman juga mengimpor ikan yang
komoditasnya jarang bahkan hampir tidak ada di Indonesia seperti ikan salmon
(Salmo salar). Hasil tangkapan jenis tersebut di impor untuk memenuhi
permintaan konsumen yang cukup tinggi terhadap ikan tersebut.

lainnya
19%

bandeng
4%

udang
6%
tuna
5%
sunglir/salem
11%
lemuru
10%

cakalang
5%

ikan air tawar
4%
kembung
4%

layang
32%

Gambar 6 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melaui jalur darat ke PPS
Nizam Zachman tahun 2013
Volume produksi ikan di PPI Muara Angke berasal dari laut dan dari luar
pelabuhan yang masuk melalui jalur darat. Total volume produksi hasil tangkapan
yang ada di PPI Muara Angke sebesar 28.323,05 ton. Volume produksi hasil
tangkapan laut di PPI Muara angke pada tahun 2013 adalah 20.520,709 ton
sedangkan volume produksi yang berasal dari daerah lain melalui jalur darat
sebesar 7.802,342 ton (Gambar 7). Presentase produksi hasil tangkapan dari laut
ini sebesar 73% dari total volume produksi hasil tangkapan yang ada di PPI
Muara Angke.
25000
Volu