. Evaluasi Bisnis Warung Internet Dan Game Online Pada Warnet “Intruder Net”, Di Bekasi.

EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME
ONLINE PADA WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI

EUIS ANDRIYATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi bisnis
warung internet dan game online pada warnet “Intruder Net” di Bekasi adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Euis Andriyati
NIM H24080056

ABSTRAK
EUIS ANDRIYATI. Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada
Warnet “Intruder Net”, di Bekasi. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO.
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji aspek pasar dan strategi pemasaran,
mengkaji kelayakan aspek finansial, serta mengkaji kecukupan dana usaha
warnet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis IFE, EFE, IE,
dan SWOT serta menggunakan analisis keuangan seperti NPV, Gross B/C,
Net B/C, IRR, PP, Analisis Sensitivitas.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam menganalisis
kelayakan aspek pasarnya maka didapat hasil sebagai berikut: Faktor
internal yang menjadi kekuatan terbesar pada Intruder Net yaitu Strategi
tempat yang bagus (0,59). Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan
terbesar yaitu Ancaman virus computer PC (0,19). Sedangkan Faktor

eksternal yang menjadi peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh Intruder Net yaitu Gaya hidup masyarakat yang semakin modern
(0,46). Sedangkan ancaman yang dihadapi dalam pasar usaha warnet yaitu
Mudahnya akses internet lewat ponsel (0,56)
Kata kunci: IFE Matrik, EFE Matrik, IE Matrik, SWOT, Aspek Finansial

ABSTRACT
EUIS ANDRIYATI. Evaluation of the Public Internet Business and Online
Games on figuring “Net Intruder”, in Bekasi. Supervised by BUDI
PURWANTO.
The purpose of this study is to examine aspects of the market and
marketing strategies, assess the feasibility of the financial aspects, as well as
reviewing the adequacy of funds cafe business. In this study the authors used
analysis of IFE, EFE, IE, and a SWOT analysis as well as the use of financial
as NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, Sensitivity Analysis.
Based on the results of research and discussion on the author, it can be
concluded as follows: In analyzing the feasibility aspect of the market showed
the following results: Internal factors which become the greatest power on the
Net Intruder is a great place strategy (0.59). While the factors that become the
biggest drawback is the computer virus threat PCs (0.19). While external

factors become the biggest opportunities that can be utilized properly by the
Net Intruder Lifestyle increasingly modern society (0.46). While the threats
faced in the cafe business market Easily access the Internet via mobile phones
(0.56).
Keywords: IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, SWOT, Aspect Financial

EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME
ONLINE PADA WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI

EUIS ANDRIYATI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian ialah evaluasi bisnis, dengan berjudul
Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada Warnet “Intruder
Net” di Bekasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME.
selaku pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada para staf sekretariat Tata Usaha,
serta Komisi Akademik Departemen Manajemen. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah Pandriana, ibu Narti, adik Ryan; Dea; dan
Putra serta seluruh keluarga, sahabat, teman sebimbingan dan sedepartemen
atas segala doa dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan
skripsi ini, mengingat keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat penulis
harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Juni 2014
Euis Andriyati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4


METODE

4

Kerangka Pemikiran Penelitian

4

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Metode Pengumpulan Data

7

Metode Pengolahan dan Analisis Data

7


HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

15

Sejarah Berdirinya Warnet "Intruder Net"

15

Analisis Kelayakan Bisnis

16

Kecukupan Dana

24

Strategi Pemasaran

25


SIMPULAN DAN SARAN

25

Simpulan

25

Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

27


RIWAYAT HIDUP

42

DAFTAR TABEL
Penelitian terdahulu
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
External Factor Evaluation (EFE) Matrix
Total skor IFE pada Sumbu x
Total skor EFE pada Sumbu y
SWOT Matrix
IFE Matriks "Intruder Net"
EFE Matriks "Intruder Net"
SWOT Matriks "Intruder Net"
Biaya investasi

6
10
11
12

12
14
21
22
24
25

DAFTAR GAMBAR
Grafik pengguna internet di warnet "Intruder Net"
Diagram alur kerangka penelitian
Matriks Internal - Eksternal
Matriks Internal - Eksternal "Intruder Net"
Grafik pengguna internet di Indonesia menurut survei APJII

2
8
13
23
32

DAFTAR LAMPIRAN
1 Grafik pengguna internet di Indonesia menurut APJII
2 Kuesioner bobot dan peringkat SWOT
3 Penelitian terdahulu
4 Biaya investasi “Intruder Net”
5 Biaya penyusutan
6 Biaya operasional skenario I “Intruder Net”
7 Laporan laba/rugi skenario I“Intruder Net”
8 Cashflow skenario I warnet “Intruder Net”
9 Analisis Sensitivitas skenario I kenaikan tarif listrik 10 %
10 Analisis Sensitivitas skenario I penurunan jam operasional
11 Biaya operasional skenario II “Intruder Net”
12 Laporan laba/rugi skenario II “Intruder Net”
13 Cashflow skenario II warnet “Intruder Net”
14 Analisis Sensitivitas skenario II kenaikan tarif listrik 10 %
15 Analisis Sensitivitas skenario II penurunan jam operasional

27
28
32
33
33
34
35
35
36
37
38
39
39
40
41

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi baik itu telekomunikasi, komputer, teknologi
perangkat keras dan perangkat lunak saat ini berkembang sangat pesat dan cepat.
Teknologi tersebut mendorong lahirnya teknologi baru yang semakin
mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi yang up to date, cepat,
dan akurat. Salah satu teknologi hasil perpaduan teknologi komunikasi dan
komputer ini adalah lahirnya media internet ditengah masyarakat global. Internet
menjadikan informasi mudah diperoleh dengan sangat cepat tanpa mengenal batas
wilayah, batas waktu, dan batasan pengguna. Sejak Amerika Serikat memberikan
izin penggunaan internet secara komersial pada tahun 1990 pola industri dunia
berubah menjadi era informasi, artinya tingkat persaingan industri akan ditentukan
oleh penguasaan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi seperti
teknologi internet juga mendorong lahirnya industri baru seperti jasa penyedia
layanan internet atau lebih dikenal dengan Internet Service Provider (ISP), ecommerce, perusahaan online dan webhosting, serta warung internet atau lebih
dikenal dengan istilah warnet yang semakin marak dan berkembang setiap
tahunnya di Indonesia.
Perkembangan warnet di Indonesia tentu saja bukan tanpa alasan, kebutuhan
masyarakat Indonesia terhadap kemudahan mendapat informasi menjadikan
tingkat penggunaan internet terus meningkat. Hal ini mendorong bisnis warnet
tumbuh pesat dengan tingkat persaingan yang ketat dalam memfasilitasi
penggunaan internet. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2012 mencapai 63 juta
orang atau penetrasinya 24,23 persen dari populasi Indonesia. Survei itu dilakukan
selama periode April hingga Juli 2012 di 42 kota dari 31 propinsi di Indonesia.
Diungkapkan National Internet Registry Department Head (IDNIC) APJII Valens
Riyadi, sejak 2007 hingga 2012, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh.
Diketahui pada 2007 jumlah pengguna internet 20 juta orang, lalu meningkat
menjadi 25 juta pada 2008, 30 juta pada 2009, 42 juta pada 2010, 55 juta pada
2011, hingga mencapai 63 juta tahun 2012.
Pada 2013, menurut perkiraan APJII, pengguna internet di Indonesia akan
mencapai 82 juta atau 30% dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai
107 juta, dan pada 2015 mencapai 139 juta. Survei APJII itu menunjukkan
penduduk berusia 12-34 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia
dengan porsi 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun
mencapai 15,1% dari total pengguna. Dilihat dari profilnya, mereka yang masih
bekerja dengan lama kerja antara satu hingga dua tahun mencapai 53,3% dari total
pengguna,
yang
disusul
ibu
rumah
tangga,
dan
pelajar.
Sementara dari jenis perangkat yang dipakai untuk mengakses internet, ponsel
pintar menempati porsi 70,1%, diikuti PC Notebook (45,4%), komputer rumah
(41%), PC Netbook (5,6%), dan tablet (3,4%). APJII melakukan survei itu melalui
wawancara serta pengisian kuisioner yang melibatkan dua ribu responden di 42
kota dari 31 provinsi di Indonesia sejak April hingga Juli 2012. Responden yang

2

disurvei berusia 12 hingga 65 tahun dengan akses internet lebih dari sejam dari
golongan sosial ekonomi A hingga C.
Penanggung Jawab Survei APJII 2012, Parlindungan Marius mengatakan
survei itu bertujuan menentukan posisi pengguna internet di Indonesia terhadap
jumlah pengguna Internasional, menunjukkan eksistensi APJII, serta
menunjukkan peluang bisnis bagi anggota asosiasi dari hasil survei itu dapat
dilihat di lampiran (Gambar 6).
Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Pengguna Jasa
Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di
Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang. Survei
tersebut dilakukan pada 78 kabupaten/kota di 33 propinsi di Indonesia, penetrasi
internet di Indonesia saat ini adalah sekitar 28% dari total populasi penduduk di
Indonesia. Sementara itu kawasan Indonesia Timur mencapai tingkat
pertumbuhan pengguna internet tertinggi dibanding kawasan lain di Indonesia,
sedangkan untuk antar propinsi kalangan industri, Sulawesi Utara tercatat sebagai
propinsi yang sudah 100% atau peringkat tertinggi yang menggunakan komputer
dan internet dalam aktivitas bisnis dan yang terendah adalah Maluku Utara
sebesar 40%. Berikut ini adalah data pengguna internet di warnet “Intruder Net” :

Gambar 1. Grafik pengguna internet di “Intruder Net”
Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan tren pengguna internet di
warnet Intruder Net setelah tahun 2013 akan mengalami penurunan terus menerus
sehingga disini terjadi masalah dengan penurunan omset maka owner harus
melakukan berbagai macam strategi untuk mempertahankan bisnisnya tersebut
agar tetap bisa berjalan dengan baik dengan berbagai macam strategi yang dapat
digunakan.
Penggunaan internet di Indonesia sampai saat ini terbagi kedalam beberapa
segmen yaitu penggunaan di tempat kerja, warung internet, rumah tangga, dan
sekolah. Persentase penggunaan internet di lokasi tersebut dipengaruhi oleh
karakteristik pengguna internet baik secara demografis maupun psikografis. Oleh
karena itu bisnis membuka usaha warnet masih akan menjadi primadona
setidaknya saat ini dan beberapa tahun ke depan. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti di bawah ini:

3








Kebutuhan akan internet yang semakin besar dimana saat ini hanya 5 %
penduduk di Indonesia yang telah menikmati internet dan diperkirakan
10 tahun lagi 60% penduduk indonesia akan menikmati internet.
Semakin seringnya dan luasnya orang yang mengakses situs internet
seperti facebook dan twitter baik muda maupun tua, sehingga kebutuhan
akan internet dan warnet semakin pesat.
Pesaing yang masih sangat sedikit terutama di daerah.
Tingginya minat anak dan remaja di Indonesia untuk bermain bersamasama dengan temannya di Warnet.
Munculnya warnet di suatu daerah akan memicu berkembangnya ilmu
pengetahuan di daerah tersebut.
Cepatnya rasio balik modal untuk usaha warnet dengan sistem yang
baik.

Untuk itu, potensi untuk mengembangkan usaha warnet masih tinggi di
beberapa daerah yang dekat dengan lingkungan kampus dan sekolah. Salah
satunya di wilayah Bekasi. Potensi warnet di wilayah Bekasi cukup tinggi
terutama bagi warnet yang berlokasi strategis, seperti dekat dengan wilayah
kampus, sekolah, kantor, dan jalan raya. Kondisi yang demikian memiliki peluang
pasar yang potensial bagi usaha warnet. Ukuran pasar merupakan usaha kecil
menengah karena terkait keterbatasan kemampuan berkembangnya usaha warnet
seperti selera konsumen akan tempat atau suasana yang beranekaragam dan
kemampuan masyarakat sekitar untuk membeli perangkat yang dapat
mengaplikasikan internet. Dengan alasan peneliti ingin mengetahui sejauh mana
warnet dapat menjadi salah satu mata pencaharian dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin berkembang pada saat ini, dan masih cukup banyaknya
pesaing dalam mengembangkan bisnis warnet tersebut, maka peneliti akan
mengadakan penelitian yang berjudul “Evaluasi Bisnis Warnet dan Game Online”
dengan studi kasus pada Warnet “Intruder Net” yang terletak di Jl. Masjid Nurul
Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah.

Perumusan Masalah
Penelitian terdahulu mengenai Studi Kelayakan Bisnis telah ditelaah
sebelumnya diteliti oleh Indriadi Agung Setiawan (2010) dan Dany Achmad
Subary (2012). Pada penelitian Indriadi Agung Setiawan dengan sampel Warnet
“Yo Net” di Cibinong dalam penelitiannya hanya menyatakan penilaian studi
kelayakan bisnis dengan usaha yang sedang berjalan tanpa ada peramalan,
sedangkan pada Dany Achmad Subary dengan sampel Warnet “Firdaus Net” di
Ciomas mdalam penelitiannya menyatakan penilaian studi kelayakan bisnis pada
tahun berjalan serta melakukan peramalan pada beberapa tahun seterusnya.
Terjadi beda hasil penelitian yang tidak konsisten antara penelitian yang
dilakukan oleh Mohamad Indriadi Agung Setiawan (2010) Dany Achmad Subary
(2012).
Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dikemukakan di atas, maka
pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

4

berikut : (1) Bagaimana aspek pasar dalam kelayakan usaha warnet “Intruder
Net”? (2) Bagaimana aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan
perkembangan teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net”? (3) Bagaimana
kecukupan dana usaha warnet “Intruder Net” dan peluang untuk mencari
tambahan dana? (4) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh warnet
“Intruder Net”?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaan penelitian yang diajukan, sehingga dapat menjelaskan hal-hal sebagai
berikut : (1) Mengkaji aspek pasar kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (2)
Mengkaji aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan perkembangan
teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (3) Mengkaji kecukupan dana
usaha warnet dan peluang untuk mencari tambahan dana (4) Mengkaji strategi
yang dilakukan oleh warnet “Intruder Net”
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak
diantaranya, bagi penulis penelitian ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dalam
menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan. Bagi warnet
“Intruder Net”, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengusahaan warung internet tersebut sehingga dapat dijadikan juga sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Bagi pembaca, penelitian ini
digunakan sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi
pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk
meneliti kelayakan usaha yang dijalankan oleh warnet “Intruder Net” dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yang ada dalam studi kelayakan bisnis, baik
dari segi aspek finansial maupun dari segi aspek non finansial pada saat adanya
perubahan teknologi saat ini. Sehingga dapat diketahui bisnis ini masih layak
untuk di jalankan atau tidak.

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

5

Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola.
Cukup membeli beberapa komputer kemudian menginstalnya dengan software,
membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung. Warnet
sebagai lahan usaha intensif modal dan tenaga, masih terbuka dan menjanjikan
keuntungan. Apabia direncanakan dengan matang dan didukung pengetahuan
memadai dan semangat wirausaha, niscaya usaha warnet dapat menjadi penopang
keperluan hidup keluarga.
Selain dari kemudahan-kemudahan tersebut, trend teknologi yang semakin
berkembang terus menerus juga memiliki andil besar dalam pembentukan pasar
dari usaha warnet itu sendiri. Semakin banyaknya usaha warnet membuat
persaingan semakin ketat, untuk itu para pengusaha warnet dituntut lebih kreatif
dan memberikan pelayanan yang lebih agar pelanggan tetap merasa puas, dengan
begitu pengusaha tidak perlu untuk menurunkan harga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha yang
dijalankan oleh Warnet “Intruder Net”. Analisis kelayakan yang akan dilakukan
adalah dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis tersebut baik dari segi
aspek non finansial maupun dari segi aspek finansialnya. Dari segi aspek non
finansial yang akan dilakukan adalah menganalisis beberapa aspek seperti Aspek
Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Sosial, Ekonomi
dan Budaya serta Aspek Lingkungan. Tetapi dalam skripsi ini hanya menganalisis
Aspek Pasar saja. Sedangkan dari segi aspek finansialnya akan dilakukan analisis
mengenai NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, BEP, Payback Period, dan Analisis
Sensitivitas dan Switching Value dari usaha warnet ini.
Harapan dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan yang dilakukan pada
pendirian usaha warnet ini adalah agar dapat menimbulkan rasa optimis dan
rencana-rencana pengembangan, serta strategi yang akan atau harus dilakukan
untuk memajukan usaha warnet ini di masa mendatang dan bermanfaat sebagai
pedoman bagi usaha warnet “Intruder Net” untuk menyusun dan memperbaiki
usahanya ke depan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terciptanya
usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang ada. Apabila hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengusahaan ini layak untuk dilakukan maka akan
dilanjutkan, sedangkan apabila dari hasil analisis kelayakan finansial tidak layak
maka tidak akan dilakukan dan akan menjadi bahan evaluasi bagi warnet “Intruder
Net”, atau dapat diusulkan untuk menekan biaya-biaya yang ada. Berdasarkan
uraian di atas maka kerangka pemikirandalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.

6

Usaha Warnet “Intruder Net”




Aspek Pasar dan Strategi
Pemasaran

IFE
Matrik

EFE
Matrik

Analisis SWOT

Banyaknya persaingan usaha sejenis
Perkembangan teknologi yang pesat

Financial
Asssesment








Kecukupan Dana

NPV
Gross B/C
Net B/C
IRR
Payback
Period
Analisis
Sensitivitas

Strategi Pemasaran

Layak / Tidak Layak

Rekomendasi
Gambar 2. Diagram alur kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Warnet “Intruder Net” yang beralamatkan
di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Penelitian

7

ini berlangsung dari bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Data yang
digunakan dalam membuat penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Jenis dan Sumber Data
Data yang akan digunakan adalah data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Data primer yang digunakan merupakan data yang diambil atau
diperoleh secara langsung melalui hasil dari pengamatan di lapangan dan
wawancara dengan pihak warnet “Intruder Net” itu sendiri. Sedangkan data
sekunder yang digunakan merupakan data-data yang diperoleh dari warnet
“Intruder Net” dan studi pustaka lainnya. Pemilihan responden pada penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan responden
tersebut memahami strategi pemasaran “Intruder Net” untuk kuesioner analisis
IFE, EFE, SWOT. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden terdiri
dari Pemilik Warnet, seta kedua operator yang bekerja di warnet tersebut.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan MS excel.
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara
kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha warnet “Intruder Net” dilihat dari
aspek non finansial usahanya. Metode analisis secara kuantitatif dilakukan dengan
cara menghitung volume pasar dan aspek finansialnya, dengan menghitung Net
Present Value (NPV), Gross B/C, Net B/C, Internal Rate of Return (IRR),
Payback Period, Break Event Point (BEP), Analisis Sensitivitas dan Switching
Value.
Aspek Pasar
Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui
berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar (market share)
dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif
maupun inferensial, sedangkan jenis datanya dapat menggunakan data kuantitatif
maupun kualitatif.
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Menurut Umar (2008), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan
dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Factor Evaluation)
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh
matriks IFE dapat dilihat pada tabel 1. Tahap-tahap selanjutnya adalah menyusun
matriks IFE. Berikut lima tahap penyusunan matriks IFE :
 Tuliskan daftar faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan

8

 Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tdak penting) hingga
1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif
dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Penjumlahan
dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus 1,0. Bobot
pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan
relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya
diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai
bobot (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,0).
 Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor.
1=kelemahan utama
3=kekuatan minor
2=kelemahan minor
4=kekuatan utama
Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4
dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat
berdasarkan perusahaan, sementara bobot berdasarkan industri.
 Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan nilai skor untuk masing-masing variabel.
 Jumlahkan semua skor dari masing-masing variabel untuk menentukan
total skor bagi organisasi.
Total skor berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan ratarata 2,5. Total skor dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara
internal, sementara total nilai diatas 2,5 mengidikasikan posisi internal yang kuat.
Tabel 2 menggambarkan tampilan dari Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE).
Tabel 2. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Faktor Internal
Kunci
Kekuatan
1.
2.
......
Kelemahan
1.
2.
......
Total
Sumber: David

Bobot

Peringkat

Skor

External Factor Evaluation (EFE) Matrix
Menurut Umar (2008), analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan
dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matriks EFE (External Factor
Evaluation). Sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman bagi perusahaan. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada
tabel 2. Tahap-tahap berikutnya adalah menyusun matriks EFE. Matriks EFE
dapat dibuat dengan lima tahapan :

9

 Buat daftar faktor eksternal sespesifik mungkin, mencakup peluang dan
ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya.
 Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (paling penting) pada kolom kedua. Penjumlahan dari seluruh bobot
yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. Bobot pada
masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif
setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan
yang menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan
total rataan untuk mendapatkan nilai bobot.
 Berikan peringkat1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut (lihat Tabel 2). Peringkat didasarkan pada perusahaan, sedangkan
bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri. Peluang dan ancaman dapat
diberi peringkat 1,2,3, atau 4.
 Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan nilai skor.
 Jumlahkan nilai skor dari masing-masing variabel untuk menentukan total
skor bagi organisasi.
Total skor tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan skor terendah adala
1,0. Total skor rata-rata adalah 2,5. Total skor sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa
organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada
dalam industrinya (perusahaan menerapkan strategi yang secara efektif
mengammbil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek
yang mungkin muncul dari ancaman eksternal). Total nilai 1,0 mengindikasikan
bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari
ancaman eksternal.
Tabel 3. External Factor Evaluation (EFE) Matrix
Faktor Eksternal
Kunci
Peluang
1.
2.
......
Ancaman
1.
2.
......
Total
Sumber: David

Bobot

Peringkat

Skor

Internal – External (IE) Matrix
Penggabungan matriks IFE dan EFE akan menghasilkan matriks IE yang
memperlihatkan posisi dari perusahaan atau organisasi dalam tampilan sembilan
sel Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu: (1) Total skor IFE pada
sumbu x dan (2) Total skor EFE pada sumbu y. Tabel 3 menunjukkan total skor
IFE pada sumbu x dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

10

Tabel 4. Total skor IFE pada sumbu x
Selang Total Skor
1,00 – 1,99
2,00 – 2,99
3,00 – 4,00

Keterangan
Posisi internal lemah
Posisi internal rata-rata
Posisi internal kuat

Sumber : David (2009)
Pada Tabel 4 menunjukkan total skor dari matriks EFE. Total skor EFE
pada sumbu y dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
Tabel 5. Total skor EFE pada sumbu y
Selang
Total Skor
1,00 –
1,99
2,00 –
2,99
3,00 –
4,00

Keterangan
Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal
perusahaan rendah
Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal
perusahaan rata-rata
Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal
perusahaan tinggi

Sumber : David (2009)
Menurut David (2009) mengemukakan bahwa matriks IE dapat dibagi
menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Tiga daerah
utama tersebut adalah :
 Daerah ‘Tumbuh dan Kembangkan’ (Grow and Build)
Daerah ini direkomendasikan untuk divisi yang masuk dalam sel I,
II, atau IV. Strategi yang paling sesuai untuk divisi- divisi ini adalah
strategi intensif (seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
 Daerah ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain)
Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan
cara terbaik melalui strategi ‘jaga dan pertahankan’, yaitu dengan penetrasi
pasar atau pengembangan produk.
 Daerah ‘Tuai atau Divestasi’ (Harvest or Divestiture)
Rekomendasi ‘tuai atau divestasi’ umum diberikan untuk divisi yang
masuk dalam sel VI, VIII, dan IX. Perusahaan yang dianggap paling
sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis pada sel I.
Matriks IE diilustrasikan dalam Gambar 3.

11

Matriks Internal-Eksternal (IE)

Total Rata-rata Tertimbang EFE

Total Rata-rata Tertimbang IFE
Kuat
3,004,00
Tinggi
3,00-4,00
Menengah
2,00-2,99
Rendah
1,00-1,99

4,00

Menengah

Rendah
1,001,99

2,00-2,99
3,00

2,00

1,00

I

II

III

V

IV

VI

VIII

IX

3,00

2,00
VII

1,00
Sumber: Fred R. David (2009, p344)

Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal
SWOT Matrix
SWOT Matrix merupakan matching tool yang membantu para manajer
mengembangkan empat tipe strategi, yaitu sebagai berikut :
a. Strategi SO (Strengths – Opportunities) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang
dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang.
b. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang ada
untuk memanfaatkan berbagai peluang.
c. Strategi ST (Strengths - Threats) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk
mengurangi berbagai ancaman.
d. Strategi WT (Weaknesses - Threats) adalah strategi yang digunakan untuk
mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir atau menghindari
ancaman.
Ada delapan tahapan dalam membangun penentuan strategi dengan
menggunakan matriks SWOT, yaitu :
1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
catat hasilnya dalam sel strategi SO.

12

6. Cocokkan kelemahn-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Tabel 6. Matriks SWOT
Strengths (S)
EFAS

IFAS
Opportunities (O)

Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktorfaktor kekuatan internal
faktor kelemahan internal
Strategi SO

Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang
faktor peluang internal
menggunakan kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
Threats (T)

Weakness (W)

Strategi SW

Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan peluang
Strategi WT

Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor ancaman internal
menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman kelemahan
dan
menghindari ancaman
Sumber : Umar (2008)
Aspek Finansial
Analisis aliran kas atau cash flow mencaakup kriteria kelayakan usaha yang
terdiri dari analisis Net Present Value (NPV), analisis manfaat biaya kotor Gross
B/C, analisis manfaat biaya bersih Net B/C, analisis Internal Rate of Return (IRR),
analisis Payback Period (PP), Break Event Point (BEP) dan Analisis Sensitivitas.
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara
total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present
value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan
oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp). Secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut :
……….(1)
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun

13

i
n

= Tingkat DR (%)
= Umur ekonomis proyek (tahun)

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah:
NPV > 0, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk
dilaksanakan.
 NPV = 0, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak
juga mengalami kerugian (titik impas).
 NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan
untuk dijalankan.
b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C Ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan
dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross).
Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari
adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Secara
sistematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


…………(2)
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun
i = Tingkat DR (%)
n = Umur ekonomis proyek (tahun)
Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Gross B/C adalah:
 Gross B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk
dilaksanakan.
 Gross B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan
tidak juga mengalami kerugian (titik impas).
 Grosss B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak
menguntungkan untuk dijalankan.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian
dari bisnis tersebut. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

………….(3)

Yang atas untuk (Bt-Ct) > 0 Yang bawahUntuk (Bt-Ct) < 0

14

Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun
i = Tingkat DR (%)
n = Umur ekonomis proyek (tahun)
Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah sebagai
berikut :
 Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk
dilaksanakan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat
bersih yang lebih besar.
 Net B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak
juga mengalami kerugian (titik impas) karena tiap satu satuan modal akan
menghasilkan manfaat bersih yang sama besar.
 Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan
untuk dijalankan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan
manfaat bersih yang lebih kecil.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat discount rate (DR) yang
menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini
adalah dalam satuan persentase (%). Di dalam prakteknya menghitung IRR
umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat
discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat
discount rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus
dari IRR :
……………(4)
Dimana :

= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif
= NPV yang bernilai positif
= NPV yang bernilai negatif

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR dapat dilihat sebagai
berikut :
 Jika IRR > i, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk
dilaksanakan.
 Jika IRR = i, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak
juga mengalami kerugian (titik impas).
 Jika IRR < i, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan
untuk dijalankan.
e. Payback Period (PP)
Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat
dilihat dari perhitungan kas bersih (procced) yang diperoleh tiap tahun. Nilai kas
bersih yang merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan

15

penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri).
Rumus PP secara matematis dapat dilihat sebagai berikut :
Payback Period = .........(5)
Dimana :
I = besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun
Nilai PP berbanding terbalik dengan nilai NPV. Jika nilai NPV semakin
besar, maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu proyek
dikatakan layak jika PP lebih kecil dari umur proyek (PP n).
f. Break Event Point (BEP)
BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana tingkat produksi atau
besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu proyek,
sehingga pada keadaan tersebut usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak
mengalami kerugian.
g. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini
adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu
kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan
biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif
atau tidak terhadap perubahan yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
“Intruder Net” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
“Intruder Net” ini menyediakan jasa rental internet, rental, print, dan game online.
“Intruder Net” berlokasi di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan
akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam
komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid
Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Warnet ini didirikan
oleh Ardian Samsudin pada bulan Juni 2010. Awalnya pemilik hobi bermain
game online, hingga mempunyai 3 PC yang disambungkan dengan 1 modem saja,
dengan hobinya itu pemilik terfikir untuk mencari koneksi internet yang lebih baik
dari yang sudah ada direalisasikan dengan menggandeng seorang temannya yang
mempunyai koneksi internet secara wireless. Setelah beberapa bulan timbul ide
untuk menjual koneksi internet ke orng lain untuk membeli voucher game.
Pertengahan tahun 2010 akhirna pemilik memutuskan untuk membuka
usaha warnet karena melihat peluang yang cukup besar dengan menggunakan
modal awal pribadi sebesar ± rp. 80 juta. Memulai usaha tersebut memerlukan
waktu sekitar 2 bulan untuk mempersiapkan semuanya dengan dibantu oleh
adiknya.

16

Jam operasional warnet adalah 24 jam non stop, warnet ini mempunyai 14
buah PC. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu Rp 3.000/jam untuk
jasa internet, print hitam Rp. 500/lembar dan print warna Rp. 1.000/lembar. Lahan
parkir yang disediakan juga cukup luas, sehingga tidak perlu bingung untuk parkir
kendaraan anda dimana. Pelayanan yang diberikan sangat baik, pegawaipegawainya pun sudah diberikan pelatihan bagaimana cara melayani konsumen.
Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Pasar dan Pemasaran
. Segmentation, Targeting, Positioning
Segmentasi pasar merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh “Intruder Net”
adalah segmentasi geografis dan demografis. Segmentasi geografis adalah
berdasarkan letak wilayah yaitu daerah Bekasi. Segmentasi demografis yaitu
“Intruder Net” membagi pasarnya berdasarkan usia yaitu semua kalangan usia
dimulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa.
Target pasar yang dipilih oleh “Intruder Net” yaitu semua kalangan
masyarakat terutama yang berada di daerah Bekasi lebih tepatnya lagi berada di
daerah komplek Pondok Pekayon Indah.
Saat ini “Intruder Net” memposisikan diri selalu ingin menjadi yang
nomor satu sebagai UKM Warnet yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
serta memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. “Intruder Net” berupaya
mengembangkan pasar, melindungi pasar yang sudah ada serta memperluas
pangsa pasarnya.
 Marketing Mix
Berikut bauran pemasaran 8P “Intruder Net” dibandingkan dengan
pesaingnya yaitu “Sembilan net” :
a. Product (The Services)
Produk/Jasa yang ditawarkan oleh “Intruder Net” adalah jasa layanan akses
internet selama 24 jam penuh. Konsumen dapet mengakses internet tanpa batas
waktu, sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa
ada batasan waktu, selain itu para konsumen juga dapat bermain game online
ataupun chatting. Sedangkan pada warnet Sembilan jam operasionalnya hanya 14
jam. Yang menjadi keunggulan dari warnet ini adalah kecepatan akses internet.
Adanya layanan akses internet yang cepat dapat memuaskan pelanggan yang
datang. Kecepatan akses internet merupakan komponen penting untuk menarik
serta menjaga kepercayaan pelanggan. Berdasarkan penelitian penulis, warnet ini
memiliki kecepatan rata-rata sampai 10.240 kbps. Selain itu harus ada kontrol
yang ketat terhadap tingkat kelayakan pakai pada Personal Computer (PC) yang
digunakan, karena kualitas internet yang disajikan juga dipengaruhi oleh
kemampuan komputer yang memadai. Maka dari itu warnet ini didukung empat
belas komputer dengan spek Processor Pentium4 Core 2 Duo, RAM 2GB ddr 2,
Harddisk 160 GB serta layar LCD 16 inch. Warnet ini juga dilengkapi dengan
Webcame dan Headset pada setiap komputer. Sedangkan pada warnet 9 memiliki

17

15 PC komputer dengan kecepatan rata-rat 80 kbps dengan RAM 4MB Harddisk
500 GB dengan layar LCD 14 inch. Agar konsumen dapat merasa nyaman
ruangan tersebut dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) serta
dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas dan aman. Selain jasa internet
warnet “Intruder Net” juga menerima jasa print.
b. Price
Penetapan harga merupakan suatu hal penting, penetapan harga ini
mengikuti harga pasar dan mark up, sehingga warnet “Intruder Net” menetapkan
harga sebesar Rp 3.000/jam dengan memiliki beberapa harga paket yaitu: Paket 1
Rp 5.000/2jam, Paket 2 Rp. 8.000/3jam, Paket 3 Rp. 10.000/4jam, Paket 4
Rp.15.000/6jam, dan Paket Malam Rp.10.000 (dari jam 21.00-05.00), sedangkan
pada warnet Sembilan menetapkan harga sebesar Rp. 3.500/jam dengan memiliki
beberapa paket yaitu: Paket 1 Rp. 7.000/3jam, Paket 2 Rp. 9.000/4jam, Paket 3
Rp. 11.000/5jam.
c. Place (Distribusi)
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi
perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen. “Intruder Net” memiliki
lokasi yang strategis yaitu berada di perlimaan jalan yang akan memberikan
kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada
di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di
Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Sedangkan
Sembilan Net terletak di pojok jalan sehingga tidak dapat terlihat secara jelas
lokasinya.
d. Promotion
Promosi merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menawarkan suatu
produk dan jasa sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Kegiatan promosi
yang telah dilakukan oleh warnet “Intruder Net” adalah menyebarkan brosur,
memasang spanduk di depan warnet, serta promosi dari mulut ke mulut. Selain
itu, juga dilakukan promosi melalui pengadaan turnamen game online yang
hasilnya cukup banyak diminati oleh para pengguna jasa internet. Sedangkan pada
warnet Sembilan promosi hanya dilakukan melalui mulut ke mulut.
e. People
People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang
merupakan karyawan dengan performance tinggi. Untuk itu “Intruder Net”
melakukan proses seleksi terhadap karyawannya pada proses perekrutan.
Karyawannya harus memiliki kompetisi terutama pengetahuannya terhadap
komputer dan internet. Karyawan harus mampu mengoperasikan komputer dan
mengetahui sedikit banyak tentang komputer karena mereka akan berhadapan
langsung pada pelanggan. Selain kompetisi, “Intruder Net” juga memperhatikan
attitute karyawannya. Karyawan “Intruder Net” harus bersikap ramah dan
melayani pelanggan dengan service sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasa
terpuaskan. Saat ini “Intruder Net” memiliki 2 karyawan sebagai server yang
bekerja secara shift yaitu selama 12 jam/hari. Sedangkan pada warnet Sembilan
memiliki 3 orang karyawan dengan jam kerja 8jam/hari.
f. Process
Proses merupakan faktor penting bagi konsumen, mutu layanan jasa sangat
bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Pada usaha warnet
yang terlibat dalam proses ini adalah karyawan(operator). Mereka berhadapan

18

langsung dengan konsumen dan bertanggung jawab dalam proses pelayanan jasa
pada konsumen. Proses pelayanan yang memuaskan pelanggan mampu
meningkatkan citra warnet.
g. Physical Evidence
Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi
persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang
memiliki karakter. Produk berupa pelayanan jasa warnet merupakan hal yang
bersifat intangible (tidak dapat diukur) secara pasti. Jasa Warnet lebih mengarah
kepada rasa atau testimonial dari para pengguna jasa warnet tersebut. Untuk Tata
ruangnya simple tidak bersekat antara komputer yang satu dan yang lainnya
sehingga pelanggan memiliki keleluasaan dan kenyamanan, ruangannya pun full
AC dan juga dilengkapi dengan toilet. Sedangkan di Sembilan Net disekat setiap
computer sehingga OP tidak dapat mengawasi secara langsung.
h. Pesaing dan Persaingan
Semakin banyaknya bisnis warnet dan game online saat ini membuat
persaingan usah bisnis ini cukup ketat. Dengan modal yang terjangkau setiap
orang yang memenuhi secara finansial dapat mengusahakan bisnis ini. Pesaing
utama warnet “Intruder Net” adalah warnet-warnet yang letaknya berada disekitar
usaha tersebut. Terdapat 5 warnet yang letaknya cukup dekat dengan lokasi
warnet “Intruder Net”, yaitu antara lain “Binet”,Bintang Net”, Speed Net, Nerva
Net, Sedan Net. selain itu menjamurnya Mobile Modem maupun Smartphone
yang sekarang banyak dimiliki dan digunakan serta mudah dibawa kemana-mana
dapat menjadi ancaman bagi kelanjutan usaha warnet di masa yang akan datang.
 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Analisis lingkungan internal adalah proses oleh perencana strategi yang
mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan
memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara paling efektif
(Jauch dan Glueck 1998). Tahapan ini merupakan ringkasan dan evaluasi
kekuatan dan kelemahan pada “Intruder Net”. Hasil pengolahan data pada tahap
ini disajikan dalam matriks IFE (Tabel 7).
Aspek Kekuatan (Strengths)
a. Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya.
b. Mempunyai PC yang banyak, agar banyak konsumen yang datang
c. Merupakan warnet pertama di Perum. Pondok Pekayon Indah dan sudah
cukup terkenal di lingkungan sekitarnya.
d. Tidak hanya bisa online saja, Intruder Net juga menyediakan fasilitas
printer untuk konsumen yang ingin menggunakan jasa mengeprint.
e. Harga terjangkau, sehingga konsumen banyak yang datang.
f. Pelayanannya yang cukup ramah.
Aspek Kelemahan (Weakness)
a. Pengelola mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat
mengontrol bisnis warnetnya sesering mungkin.
b. Ancaman virus komputer yang menyerang PC karena banyaknya
konsumen yang melakukan download software ilegal.
c. Masalah gangguan jaringan yang menyebabkan kepuasan terhadap
konsumen sedikit menurun.

19

Tabel 7. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix “Intruder Net”
Faktor Internal

Rataan
Bobot
Kekuatan
0,16
1Strategi tempat yang bagus karena
berlokasi di jalan raya
0,12
2Mempunyai PC yang banyak
0,12
3Merupakan warnet pertama di
Perum. PPI dan sudah terkenal
dilingkungan
0,12
4Tidak hanya online tetapi juga
menyediakan fasilitas mengeprint
0,09
5Harga terjangkau
0,09
6Pelayanan yang cukup ramah
Kelemahan
0,10
1Pengusaha tidak dapat mengontrol
bisnisnya sesering mungkin
0,10
2Ancaman virus komputer PC
0,10
3Masalah gangguan jaringan
Total
1


Rataan
Rating

Total

3,667

0,59

3,667
3

0,45
0,37

3

0,37

3
4

0,26
0,35

1,667

0,16

2
1,667

0,19
0,17
2,91

External Factor Evaluation (EFE) Matrix
Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan
peluang dan ancaman bagi perusahaan (Umar 2003). Tahapan ini merangkum dan
mengevaluasi informasi eksternal perusahaan, meliputi peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh “Intruder Net” disajikan dalam matriks EFE (Tabel 8).
Aspek Peluang (Opportunity)
a. Gaya hidup masyarakat yang semakin modern dengan banyaknya
kebutuhan informasi yang bisa didapat dengan menggunakan internet.
b. Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi
mengalami pertumbuhan. Menambahkan pendapatan lain dengan menjual
makanan dan minuman di warnet tersebut.
Aspek Ancaman (Treaths)
a. Terkadang di dalam flasdisk konsumen terdapat virus sehingga
mengakibatkan komputer terkena virus, dan mengakibatkan komputer
harus di instal kembali.
b. Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah menjadi
persaingan semakin sengit.
c. Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis menjadikan
konsumen yang mempunyai mobilitas tinggi malas untuk melakukan akses
internet di warnet.

20

Tabel 8. External Factor Evaluation (EFE) Matrix “Intruder Net”
Faktor Eksternal

Rataan
Bobot
Peluang
yang
0,20

1Gaya hidup masyarakat
semakin modern
2Perekonomian Indonesia yang
meningkat, dimana semua sektor
ekonomi meningkat
3Menambahkan pendapatan dengan
menjual makanan dan minuman di
dalam warnet tersebut
Ancaman
1Terdapatnya virus di flashdisk
konsumen
hingga
komputer
terkena virus
2Banyaknya
provider
yang
menerapkan tarif internet murah
hingga
persaingan
menjadi
semakin sengit
3Mudahnya akses internet lewat
ponsel yang lebih praktis
Total

Rataan
Rating

Total

2,33

0,46

0,06

3

0,19

0,36

1

0,36

0,27

1

0,27

0,25

2

0,49

0,17

3,33

0,56
2,33

1

Internal – External (IE) Matrix
Tahapan ini merupakan penggabungan hasil yang diperoleh dari matriks IFE
(2,91) dan matriks EFE (2,33), sehingga diketahui posisi “Intruder Net” pada
matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.
Matriks Internal-Eksternal (IE)
Total Rata-rata Tertimbang IFE
Total Rata-rata Tertimbang EFE



Kuat
3,004,00
Tinggi
3,00-4,00
Menengah
2,00-2,99
Rendah
1,00-1,99

4,00

Menengah

Rendah
1,
00-1,99

2,00-2,99
3,00

2,00

1,00

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

3,00

2,00
1,00
Gambar 4. Matriks Internal – Eksternal “Intruder Net”

21



SWOT
Perumusan alternatif strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil
pada matriks IE. Berdasarkan hasil pada mat