Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP PURSE SEINE WARING
DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DADAP
KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

TRI PUTRI LESTARI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Alat
Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2015
Tri Putri Lestari
NIM C44110049

ABSTRAK
TRI PUTRI LESTARI. Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di
Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dibimbing
oleh RONNY IRAWAN WAHJU dan ZULKARNAIN.
Purse seine waring yang digunakan oleh nelayan Dadap merupakan alat
tangkap hasil modifikasi menggunakan waring dengan ukuran mata 1,0 mm dan
hasil tangkapan utamanya yaitu teri (Stolephorus spp). Hasil tangkapan rata-rata
pada siang hari sebesar 223,8 kg, terdiri dari hasil tangkapan utama yaitu teri
sebesar 59,2 kg (27%), selar sebesar 34,5 kg (15%), layang sebesar 9,5 kg (4%),
petek sebesar 3 kg (1%), bawal sebesar 8,5 kg (4%), dan ikan lainnya yaitu
sebesar 36,1 kg (16%). Pada malam hari tangkapan rata - rata sebesar 528,8 kg ,
terdiri dari teri sebesar 227 kg (43%), tembang sebesar 188 kg (36%), cumi
sebesar 28,1 kg (5%), selar sebesar 27,5 kg (5%), petek sebesar 12 kg (2%), dan
hasil tangkapan ikan lainnya sebesar 41,7 kg (8%). Panjang total rata - rata hasil
tangkapan utama teri 6,75 ± 0,05 cm, selar 4,5 ± 0,24 cm, layang 26,5 ± 1,13 cm,
petek 3,5 ± 0,19 cm, dan tembang 7,5 ± 0,20 cm.

Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap menunjukkan nilai Fhit > F tab (α
0,05) yaitu sebesar 10,93, maka terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil
tangkapan purse seine waring pada siang dan malam hari.
Kata kunci: Purse Seine Waring, Alat Tangkap, Ikan Teri.

ABSTRACT
TRI PUTRI LESTARI. Characteristics of Purse Seine Waring in Dadap Coastal
Fishing Port Indramayu District, West Java. Supervisid by RONNY IRAWAN
WAHJU and ZULKARNAIN.
Purse seine waring in Dadap is constructed by using mesh size 1,0 mm
with the main catch of purse seine waring is anchovy (Stolephorus spp). During
the day the total catch of purse seine waring is 223,8 kg, which is comprises of the
main target anchovy 59,2 kg (25%), selaroides 34,5 kg (15%), mackerel fish 9,5
kg (4%), pony fish 3 kg (1%), pomfret fish 8,5 kg (4%), and others 36,1 kg (16%).
During the night the total catch of purse seine waring is 528,8 kg, which is
comprises of the main target anchovy 227 kg (43%), sardine 188 kg (36%), squid
28,1 kg (5%), scad 27,5 kg (5%), pony fish 12 kg (2%), and others 41,7 kg (8%).
Total length of average the main target anchovy 6,75 ± 0.05 cm, selaroides 4,5 ±
0,24 cm, mackerel fish 26,5 ± 1,13 cm, pony fish 3,5 ± 0,19 cm, and sardine 7,5 ±
0,20 cm.

The analysis single factor is Fhit > Ftab (α 0,05) is 10,93, there are
significant differences of the result of purse seine waring in the day and at night.
Keywords: Purse Seine Waring, Fishing gear, Anchovy.

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP PURSE SEINE WARING
DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DADAP
KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

TRI PUTRI LESTARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi yang ditujukan untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor ini
berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak
bulan Desember 2014 ini adalah Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring
Di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ronny Irawan Wahju,
MPhil dan Bapak Dr Ir Zulkarnain, MSi sebagai komisi pembimbing atas
bimbingan dan pengarahannya yang telah diberikan kepada penulis, terimakasih
kepada Faturrochim, Maulana, Khairul, Rois, dan kawan- kawan, serta kepada
para nelayan di PPP Dadap yang telah banyak membantu dalam penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, suami, sahabat atas
doa, semangat, dan dukungannya selama ini, serta terimakasih kepada seluruh
Keluarga PSP 48 atas kasih dan sayang-Nya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.


Bogor, Agustus 2015
Tri Putri Lestari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

ii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Penelitian Terdahulu

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2


Tempat dan Waktu

2

Alat dan Bahan

2

Metode Penelitian

3

Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4


Kondisi Umum Lokasi Penelitian

4

Unit Penangkapan Purse Seine di Indramayu

5

Unit Penangkapan Purse Seine Waring

7

Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine Waring

9

Kapal Purse Seine Waring

11


Metode Operasi Penangkapan Purse Seine Waring

11

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Waring

13

KESIMPULAN DAN SARAN

16

Kesimpulan

16

Saran

17


DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan kapal dan alat tangkap purse seine di Indramayu
2 Produksi hasil tangkapan purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat Tahun 2009- 2013
3 Perkembangan alat tangkap purse seine waring di Pelabuhan Perikanan
Pantai Dadap (PPP) Indramayu Tahun 2011- 2014
4 Komposisi hasil tangkapan purse seine waring (kg) di Pelabuhan

Perikanan Pantai Dadap (PPP) Indramayu pada Bulan November dan
Desember Tahun 2014
5 Ukuran kapal dan jumlah kapal purse seine waring
6 Rata- rata dan Persentase hasil tangkapan siang hari
7 Rata- rata dan Persentase hasil tangkapan malam hari

5
7
8

8
11
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi PPP Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
2 Alat tangkap purse seine di Indramayu, Jawa Barat
3 Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan ikan alat tangkap purse
seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
4 Alat tangkap purse seine waring di Dadap, Indramayu
5 Sketsa pelampung PVC dan karet pada alat tangkap purse seine waring
6 Sketsa pemberat pada alat tangkap purse seine waring

2
5
6
9
10
10

DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagian alat dan hasil tangkapan
2 Hasil perhitungan Rancangan Acak Lengkap
3 Ukuran rata – rata panjang total hasil tangkapan

20
23
24

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap
yang strategis, termasuk Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Dadap yang terletak di
Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat
yang terletak di titik koodinat 108° 15’ BT dan 06° 15’ LS (Fathurohim 2012).
Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap (PPP) terdapat beberapa jenis alat tangkap
seperti payang teri, mini purse seine, dan purse seine waring.
Alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap termasuk dalam jenis alat
tangkap mini purse seine atau Pukat Cincin yang dikenal oleh nelayan PPP Dadap
sejak tahun 2011. Perbedaan purse seine dengan purse seine waring terletak pada
material dan kontruksinya serta tujuan utama penangkapan. Pada materialnya
menggunakan waring dan polynet. Alat tangkap ini berasal dari pengembangan
para nelayan setempat yang disesuaikan dengan tujuan utama tangkapannya yaitu
ikan teri (Stolephorus spp).
Penelitian yang telah dilakukan di Indramayu yang berkaitan dengan purse
seine diantaranya optimasi faktor-faktor produksi armada purse seine (Agustina
2006), pengembangan purse seine di Indramayu (Hidayat 2004), dan faktor yang
mempengaruhi lama setting pada mini purse seine (Anhar 1993). Namun
demikian Informasi mengenai penelitian alat tangkap purse seine waring belum
tersedia terutama mengenai kontruksi serta komposisi hasil tangkapan dari purse
seine waring. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan
untuk memberikan informasi mengenai kontruksi, komposisi hasil tangkapan, dan
perbedaan hasil tangkapan siang dan malam.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait alat tangkap mini purse seine telah dilakukan oleh
(Anhar 1993) mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi lama setting yaitu
pengaruh ukuran kapal (GT), pengaruh ukuran mesin kapal (HP), pengaruh
panjang jaring, dan jumlah awak pada alat tangkap mini purse seine di Dadap,
Kecamatan Juntinyuat Indramayu.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan informasi mengenai konstruksi, komposisi hasil tangkapan purse
seine waring.
2. Menganalisis perbedaan hasil tangkapan siang dan malam pada alat tangkap
purse seine waring.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
informasi mengenai konstruksi dan komposisi hasil tangkapan purse seine waring
pada waktu yang berbeda.

METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan
Desember tahun 2014 di PPP Dadap, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Gambar 1 Peta Lokasi PPP Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Alat dan Bahan

1.
2.
3.
4.
5.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Kuisioner
Kamera untuk dokumentasi
Botol sampel untuk menyimpan ikan
Alkohol 96 % untuk mengawetkan ikan
Penggaris sebagai alat ukur.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan metode
experimental fishing. Metode survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari
sampel pada suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data. Teknik survei dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel secara sengaja dan acak yang
dapat mewakili populasi (Sugiyono 2009). Populasi yang diteliti adalah unit
penangkapan ikan purse seine waring yang terdapat di wilayah PPP Dadap,
Kabupaten Indramayu. Data yang diambil berupa 10 kali ulangan pada hasil
tangkapan siang hari dari 10 kapal yang berbeda dan 10 kali ulangan hasil
tangkapan malam hari dari 10 kapal yang berbeda. Komposisi hasil tangkapan
dari purse seine waring yang beroperasi pada siang dan malam hari ditabulasikan
berdasarkan jenis dan beratnya. Informasi metode penangkapan purse seine
waring dilakukan dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak terkait dengan mengisi
kuesioner. Sedangkan data sekunder yang diperoleh bersumber dari Dinas
Perikanan setempat meliputi jumlah alat tangkap purse seine, dan jumlah hasil
tangkapan per tahun.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan 3 tahapan:
1. Wawancara dan mengisi kuesioner dari KUD di PPP Dadap, Dinas Perikanan,
dan Kelautan Kabupaten Indramayu.
2. Pengukuran alat tangkap purse seine waring. Data yang diperoleh meliputi
panjang tali ris, panjang jaring, mesh size, ukuran jaring ke arah dalam, ukuran
jaring ke arah luar dan jenis pelampung.
3. Estimasi hasil tangkapan purse seine waring, dilakukan dengan mengambil
sampel ikan dan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Dadap.
Analisis Data
Informasi mengenai kontruksi, armada penangkapan dan operasi
penangkapan purse seine waring di lokasi penelitian dilakukan dengan pendekatan
deskriptif.
Data perbedaan komposisi hasil tangkapan purse seine waring pada siang
hari dan malam hari dilakukan dengan menggunakan analisis Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan satu variabel bebas (perlakuan) dengan satu variabel
terikat.
Model Linier :

Yijwaktu
= μ +hauling
�� + ��ke-i dan ulangan ke-j
Yij = nilai komposisi HT perlakuan
μ = rataan umum
i = pengaruh perlakuan waktu hauling ke-i
εij = pengaruh acak perlakuan waktu hauling ke-i ulangan ke-j
i = 1,…,t dan j = 1,…,r ; r = ulangan (1,….,10) dan t = perlakuan (siang dan
malam)

Asumsi:
(1) εij bebas satu sama lain
(2) εij ~ σ(0, 2);
(3) nilai i tetap, Σ i = 0; E( i) = i;
(4) komponen-komponen μ, i, dan εij bersifat aditif (Fauziah et al. 2013)
Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tangkapan
purse seine waring pada siang dan malam hari.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tangkapan purse
seine waring pada siang dan malam hari.
Keputusan:
Tolak H0, jika Fhitung > Ftabel, dan
Terima H0, jika Fhitung < Ftabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian di PPP Dadap Indramayu
Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap terletak di Desa Dadap Kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Desa
Dadap terletak pada titik koordinat 06° 15’ LS dan 108° 15’ BT yang memiliki
batas- batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat
: Desa Juntikebon dan Desa Juntinyuat
2. Sebelah Timur : Desa Benda
3. Sebelah Selatan : Desa Sendang
4. Sebelah Utara
: Laut Jawa
Pelabuhan Perikanan Pantai ini memiliki letak yang strategis, fasilitas yang
cukup memadai, dan menjadi satu-satunya PPP yang memiliki kontruksi
menjorok ke laut, sehingga PPP ini menjadi salah satu pilihan bagi nelayan untuk
mendaratkan hasil tangkapannya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu
2011).
Unit Penangkapan Purse Seine di Indramayu
Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam melakukan
suatu kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdiri dari : alat tangkap, kapal,
dan nelayan. Pada alat tangkap purse seine di Indonesia sudah sejak lama dikenal
walaupun dengan nama yang berbeda seperti pukat langgar, pukat senangin, gae,
dan giob (Sainsbury 1986). Alat tangkap purse seine di Indramayu lebih dikenal
sebagai kurse seine. Secara umum purse seine di Indramayu terdiri dari enam
bagian yaitu badan jaring (webbing), srampad (selvedge), tali (rope), pelampung
(floats), pemberat (sinkers), dan cincin (rings). Dapat dilihat pada Gambar
berikut ini:

Gambar 2 Alat tangkap purse seine di Indramayu, Jawa Barat.
Kapal berfungsi sebagai sarana atau alat transportasi untuk membawa unit
penangkapan ikan dari pangkalan (fishing base) menuju daerah penangkapan ikan
(fishing ground). Setelah melakukan aktivitas penangkapan ikan, kapal digunakan
untuk membawa unit penangkapan serta hasil tangkapan ikan kembali ke fishing
base. Kapal purse seine yang beroperasi di Indramayu menggunakan tipe satu
buah kapal (one boat system) yang terbuat dari bahan kayu. Kapal tersebut
memiliki ukuran berkisar antara 22 – 46 GT dengan kapasitas palkah masingmasing dapat memuat hasil tangkapan sebesar 12,6 – 27 ton (Agustina 2006). Unit
penangkapan purse seine di Indramayu yang terdiri dari kapal dan alat tangkap
dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 1 Perkembangan kapal dan alat tangkap purse seine di Indramayu
Tahun
Unit
2009
2010
2011
2012
2013
Kapal 187
748
756
759
763
Alat
187
748
756
759
763
tangkap
Sumber: Data Statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu
(2009-2013)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data sekunder, jumlah kapal
dan alat tangkap purse seine per tahun yaitu sama, dikarenakan pada setiap kapal
memiliki satu buah alat tangkap purse seine. Perkembangan alat tangkap ini dari
tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut dikarenakan
nelayan di Kabupaten Indramayu menganggap unit penangkapan ini masih
produktif. Menurut Subani (1990) purse seine termasuk alat tangkap yang paling
produktif untuk menangkap ikan pelagis kecil. Perkembangan jumlah produksi
hasil tangkapan ikan alat tangkap purse seine kabupaten Indramayu mengalami
peningkatan dan penurunan seperti Gambar di bawah ini:

14000

12849,3

12732,7

12280,3

11932,1

Produksi (ton)

12000

10411,5

10000
8000

6000
4000
2000
0
2009

2010

2011
Tahun

2012

2013

Gambar 3 Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan ikan alat tangkap
purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu (2009-2013)
Berdasarkan data statistik di atas menunjukkan bahwa produksi hasil
tangkapan ikan pada unit alat tangkap purse seine di Indramayu dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013, mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun
2010 merupakan produksi hasil tangkapan dari alat tangkap ini yang tertinggi dari
tahun 2009 sebesar 12849,3 ton dari produksi tahun sebelumnya sebesar 11932,1
ton. Kemudian mengalami penurunan produksi pada tahun 2011 dan 2012 sebesar
12732,7 ton dan 10411,5 ton. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali
sebesar 12280,3 ton. Jenis hasil tangkapan purse seine di Indramayu dari tahun
2009 sampai dengan 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Produksi hasil tangkapan purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Tahun 2009-2013
Jenis ikan

2009

2010

2011

Tahun
2012

2013

Manyung (Arius
spp)
1359,7
1173,5
963,2
895,2
1042,3
Bawal putih
(Pampus argenteus) 840,8
986,2
1026,3
857,6
1275,9
Tembang
(Sardinella
gibbosa)
1493,6
1885,3
1984,3
1595,2
2968,8
Lemuru
(Sardinella lemuru) 1661,1
2099
1595,2
1379,1
1651,4
Ikan terbang
(Hirundichthys
121,2
162,4
85,2
62,9
73,3
oxycephalus)
Kembung
(Rastrelliger
kanaguarta)
2742,1
3286,7
2762,8
2479,2
1579,3
Tenggiri
(Acanthocybium
solandri)
1631,3
1972,9
1257,2
903,8
287,9
Tongkol
(Euthynnus
1666
1967,4
2476,4
1963,2
3043,1
allecterates)
Ikan lainnya
416,3
489,4
582,1
275,3
358,2
Jumlah
11932,1
12849,3
12732,7
10411,5
12280,3
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu

Rata-rata
1086,8
997,4

1985,4
1677,2

101

2570

1210,6

2223,2
424,3
12041,1

Pada Tabel 2 terlihat bahwa rata - rata produksi berdasarkan jenis ikan hasil
tangkapan purse seine di Indramayu pada tahun 2009 sampai dengan 2013
menempatkan bermacam jenis hasil tangkapan. Unuk produksi hasil tangkapan
tertinggi yaitu ikan kembung dengan produksi sebesar 2570 ton. Untuk produksi
paling rendah yaitu jenis ikan terbang sebesar 101 ton. Pada tabel 2 dapat terlihat
juga bahwa tidak terdapat hasil tangkapan ikan teri yang merupakan target hasil
tangkapan utama alat tangkap purse seine waring. Hal ini dikarenakan alat
tangkap purse seine di Indramayu ditujukan untuk menangkap ikan pelagis kecil.
Selain itu, alat tangkap purse seine waring belum terdaftar pada data statistik
perikanan tangkap di Indramayu.
Unit Penangkapan Purse Seine Waring
Alat Tangkap purse seine di PPP Dadap lebih dikenal oleh nelayan setempat
sebagai purse seine waring. Jenis alat tangkap ini berbeda dengan alat tangkap
purse seine pada umumya, yaitu alat tangkap ini telah mengalami perubahan oleh
nelayan setempat terutama dalam kontruksi alat tangkap maupun material bahan
yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan target hasil tangkapan utama nelayan

purse seine waring adalah ikan teri (Stolephorus spp). Alat penangkapan ikan ini
telah mengalami perubahan pertama kali oleh pemikiran nelayan yang berasal dari
Lampes Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya dikembangkan oleh
nelayan Desa Dadap Kabupaten Indramayu bernama Bapak Warto pada tahun
2011 dan mulai berkembang sampai dengan tahun 2014 hingga sekarang, dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3 Perkembangan alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap Indramayu
Tahun 2011-2014
Alat tangkap
Purse seine waring

2011
10

2012
16

Tahun
2013
16

2014
14

Sumber: Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2011-2014)
Berdasarkan data pada tabel 3 di atas dapat dlihat bahwa perkembangan alat
tangkap purse seine waring ini mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan
mengalami penurunan pada tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan pada awal tahun
2012 banyak nelayan yang beralih menggunakan alat tangkap purse seine waring
karena alat tangkap ini mendapatkan hasil tangkapan yang banyak. Pada tahun 2014,
alat tangkap ini mengalami penurunan karena produksi hasil tangkapan menurun
sehingga beberapa unit penangkapan pada alat tangkap ini beralih menggunakan alat
tangkap lain, dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4 Komposisi hasil tangkapan purse seine waring (kg) di PPP Dadap
Indramayu November dan Desember Tahun 2014
Bulan
Jenis HT Ikan
November
Persentase (%) Desember
Persentase (%)
Teri
4.875
40
1.345
56
Tembang
4.156
34
715
30
Cumi
407
3
35
1
Selar
597
5
30
1
Petek
540
4
40
2
Kembung
80
1
20
1
Bawal
235
2
60
2
Layang
0
0
90
4
dan lain- lain
1.387
11
72
3
TOTAL
12.207 kg
2407 kg
Sumber: Data diolah dari Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2014)
Berdasarkan data di atas bahwa Produksi hasil tangkapan ikan yang paling
banyak diperoleh pada bulan November dan Desember masing - masing adalah
ikan Teri sebesar 4875 kg (40%) dan 1345 kg (56%). Pada bulan November
menghasilkan produksi hasil tangkapan ikan lebih banyak yaitu sebesar 12207 kg
dibandingkan produksi hasil tangkapan ikan pada bulan Desember sebesar 2407
kg. Hal tersebut dikarenakan pada bulan Desember sudah memasuki musim barat,
karena pada kondisi ini nelayan masih melakukan aktifitas penangkapan ikan
walaupun kondisi perairan yang tidak menunjang dan ketinggian gelombang yang
mencapai 1 meter (Yusron 2005).

Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine Waring
Menurut von Brandt (1984) purse seine waring termasuk dalam jenis alat
tangkap mini purse seine yang dikelompokkan ke dalam surrounding net. Alat
tangkap purse seine waring memiliki perbedaan dengan alat tangkap purse seine
dalam kontruksi dan penggunaan bahan materialnya.
Menurut Sainsbury (1986) purse seine yang beroperasi di pantai Utara Jawa
yaitu memiliki badan jaring yang terdiri dari jaring utama, jaring sayap, dan jaring
kantong. Pada bagian- bagian badan jaring tersebut menggunakan bahan nilon.
Pada tali pelampung menggunakan bahan PE yang memilki ukuran panjang 420
m , tali ris atas menggunakan bahan PE dengan panjang 420 m , tali ris bawah
menggunakan bahan PE dengan panjang 450 m, tali kolor menggunakan bahan
kuralon dengan panjang 500 m, tali pemberat menggunakan bahan PE dengan
panjang 450 m, dan tali selambar menggunakan bahan PE dengan panjang bagian
kanan 38 m dan kiri 15 m. Pada pelampung menggunakan bahan synthetic rubber
(SR) dan pemberat menggunakan bahan dari timah hitam. Pada cincin terbuat dari
besi dengan diameter lubang 11,5 cm yang digantungkan pada tali pemberat.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, alat tangkap purse
seine waring memiliki perbedaan dengan alat tangkap purse seine, yaitu
menggunakan bahan berupa waring (1,0 mm), bago (1,5 inchi), dan polynet yang
biasa disebut bolga oleh nelayan setempat sebagai pengganti jaring yang masingmasing berfungsi sebagai kantong, penghubung waring dengan pemberat, dan
penyeimbang. Jumlah bahan yang digunakan tergantung dari besarnya modal
yang dimiliki oleh nelayan setempat. Pada masing - masing bahan terletak pada
bagian- bagian tertentu dan masing- masing memiliki ukuran yang berbeda - beda
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar 4 Alat tangkap purse seine waring di Dadap, Indramayu

Purse seine waring di PPP Dadap berbentuk empat persegi panjang dengan
pembentuk kantong terletak di bagian tepi jaring. Alat tangkap ini memiliki
ukuran panjang 360 m dan lebar 23,5 m dengan dilengkapi pelampung, pemberat,
dan cincin.
Pelampung pada alat tangkap ini terdiri dari pelampung kapsul, sandal jepit,
dan pelampung tanda. Pelampung kapsul menggunakan bahan PVC (Polyvinil
clorida) yang berjumlah 1000 buah dan sandal jepit yang terbuat dari bahan karet
yang berjumlah 4000 buah. Bahan karet dari sandal jepit ini lebih banyak dipakai
karena harga yang relatif lebih murah dibandingkan pelampung PVC. Pelampung
tanda biasanya menggunakan jerigen minyak berjumlah satu buah dengan tali
pelampung tanda sepanjang 20 m. Tali yang digunakan untuk pelampung
menggunakan 2 tali dengan nomor (7/8) dan 1 tali untuk tali ris atas dengan
nomor (7/8). Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 5 Sketsa pelampung PVC dan karet
Pemberat menggunakan bahan dari timah besar yang berjumlah 100 buah
dengan berat keseluruhan 300 kg. Jarak antara pemberat satu dengan lainnya 25 cm
dengan menggunakan tali pemberat yang menggunakan nomor (7/8) dan tali ris
bawah dengan nomor (7/8). Tali ris atas dan tali ris bawah menggunakan bahan
polyethylene. Dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 6 Sketsa pemberat pada alat tangkap purse seine waring
Pada Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah pelampung yang
digunakan lebih banyak dibandingkan jumlah pemberat. Hal tersebut dikarenakan
terdapatnya cincin (ring) pada alat tangkap ini sehingga pada saat pengoperasian
alat tangkap ini dapat optimal. Cincin yang digunakan terbuat dari bahan stainless
sebanyak 130 ring berdiameter 14 cm dan memiliki jarak antara ring satu dengan
lainnya adalah 3 sampai dengan 4,5 m. Cincin ini dihubungkan oleh Purse line
atau tali kolor yang digunakan adalah tali tambang yang memiliki panjang 400 m,
berdiameter 2 mm dengan nomor 24 sampai dengan 28. Purse line ditarik dengan
alat bantu gardan (Lampiran 1) untuk menyatukan cincin- cincin berbentuk seperti
mangkuk yang berfungi untuk menahan larinya ikan ke arah bagian bawah jaring.

Kapal Purse Seine Waring
Kapal purse seine waring yang beroperasi di PPP Dadap Kabupaten
Indramayu untuk kegiatan penangkapan ikan menggunakan tipe satu buah kapal
(one boat system). Kapal yang digunakan terbuat dari bahan kayu yang memiliki
ukuran berkisar antara 4 GT sampai dengan 13 GT dengan ukuran panjang (L)
antara 12 m sampai dengan 16 m, lebar (B) antara 3,5 m sampai dengan 5,0 m dan
tinggi (D) 1,0 m sampai dengan 1,75 m.
Tenaga penggerak yang digunakan untuk menggerakkan kapal alat tangkap
ini adalah mesin dalam (inboard engine) merk Mitsubishi. Merk ini merupakan
mesin darat (D.14 – D.16) yang dikonversi dalam kekuatan marine engine
menjadi 140 - 160 PK dengan 6 silinder yang menggunakan bahan bakar solar.
Kapal purse seine waring menggunakan mesin bantu. Mesin bantu yang
digunakan adalah mesin PS 120 merk Mitsubishi. Mesin bantu ini berfungsi
sebagai generator listrik untuk menyalakan lampu tembak (halogen) yang
terpasang di sekeliling rumah kapal (Agustina 2006). Kapasitas dari palkah dapat
memuat hasil tangkapan sekitar 3 sampai dengan 5 ton. Kapal ini memiliki daya
tahan mencapai 10 sampai dengan 15 tahun.
Kapal purse seine waring di PPP Dadap masuk ke dalam kategori skala kecil
yaitu kapal yang berukuran di bawah 10 GT sampai dengan di bawah 20 GT
dengan kecepatan kapal pada saat pengoperasian 5 sampai dengan 7 knot yang
masing- masing kapal memiliki satu buah alat tangkap purse seine waring. Dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 5 Ukuran dan jumlah kapal purse seine waring
Ukuran Kapal
Jumlah
Jumlah Alat Tangkap
4 GT
2
1
6 GT
1
1
7 GT
3
1
10 GT
6
1
11 GT
1
1
13 GT
1
1
TOTAL
14
14
Sumber: Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2014)
Pada PPP Dadap masing - masing memiliki ukuran kapal yang berbeda. Hal
ini dikarenakan ketergantungan modal yang dimiliki oleh setiap nelayan. Kapal
alat tangkap ini tidak berukuran besar sehingga lokasi daerah penangkapan ikan
hanya di ujung perairan Cirebon Laut Jawa bagian utara.
Metode Operasi Penangkapan Purse Seine Waring
Operasi penangkapan ikan dengan armada purse seine waring di PPP Dadap
dilakukan siang dan malam hari hanya dalam waktu satu hari pengoperasian (one
day fishing). Pada kegiatan operasi penangkapan ikan ini menggunakan alat bantu.
Alat bantu yang digunakan hanya pada operasi di malam hari berupa lampu
tembak. Lampu tembak yang digunakan oleh nelayan setempat sebanyak 3 sampai
dengan 4 set. Dalam 1 set lampu memiliki daya 1000 sampai dengan 3000 watt
tergantung kepemilikan modal nelayan setempat (Lampiran 1).

Pada saat penelitian, hanya mengikuti pengoperasian alat tangkap ini pada
operasi penangkapan ikan siang hari dikarenakan pada saat persiapan
keberangkatan pengoperasian malam hari, cuaca dan angin tidak mendukung.
Tetapi dari hasil wawancara kepada nelayan setempat, tahapan- tahapan
pengoperasian pada malam hari tidak jauh berbeda dengan pengoperasian pada
siang hari. Adapun tahapan- tahapan dalam operasi penangkapan ikan pada siang
dan malam hari dengan alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan operasi penangkapan ikan
Sebelum dilakukan operasi penangkapan ikan, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan terhadap kapal, alat tangkap, mesin penggerak, mesin penarik tali
kolor (gardan), dan mesin untuk alat bantu lampu pada pengoperasian malam hari.
Alat- alat yang akan digunakan dalam pengoperasian alat tangkap ini harus
dipastikan dalam keadaan baik agar mencapai keberhasilan dalam pengoperasian
alat tangkap ini.
2. Daerah penangkapan ikan ( fishing ground )
Daerah penangkapan merupakan tempat yang menjadi sasaran yang dituju
oleh nelayan. Penentu daerah penangkapan ikan ini pada pengoperasian siang hari
dilakukan berdasarkan pengalaman dari nelayan dan informasi dari juru mudi
lainnya. Mereka memperkirakan daerah penangkapan dengan melihat riak- riak
air, burung- burung yang menukik- nukik dan menyambar ke permukaan laut,
keadaan air laut, arus, dan angin.
Operasi penangkapan ikan dengan purse seine waring dilakukan siang hari
pada pukul 04.00 - 16.00 WIB dan malam hari pada pukul 16.00 - 10.00 WIB
dengan jumlah nelayan dalam satu kapal terdapat 10 - 20 nelayan. Pada saat
penelitian, tiba di daerah penangkapan ikan pada pukul 07.32 WIB. Daerah
penangkapan ikan tidak terlalu jauh yaitu terletak di laut jawa tepatnya di perairan
Cirebon, pada kedalaman 25 m.
Pada pengoperasian penangkapan ikan malam hari, setelah penentuan daerah
penangkapan ikan, selanjutnya penyalaan lampu tembak di atas kapal agar
menarik ikan disekitar cahaya yang terpancar dari lampu. Kemudian mesin utama
dimatikan dan menunggu terkumpulnya ikan yang membutuhkan waku 3 sampai
dengan 4 jam.
3. Penurunan jaring (setting)
Setelah sampai di daerah penangkapan ikan, sambil menunggu penurunan
jaring, para nelayan mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk
kepentingan setting. Penurunan jaring saat penelitian, pertama kali adalah pada
waktu 08.00 WIB dan lama pelingkaran jaring berkisar 30 sampai dengan 35
menit. Setting diawali dengan penurunan tali pelampung tanda yaitu jerigen
minyak. Pelampung tanda dilepas dari tumpukan jaring keperairan hingga
mengapung dipermukaaan air. Setelah itu diturunkan pelampung dan disusul
bersama penurunan jaring (waring), pemberat, dan cincin, sehingga bagian jaring
mengikut turun bersamaan dengan tali kerut yang sudah tertata, bergerak
melingkari terus sampai selesai. Kemudian disusul ujung belakang kantong
hingga menarik tali kerut sampai membentuk mangkuk.
4. Pengangkatan jaring (hauling)
Pada waktu hauling, diawali dengan mengambil pelampung tanda dari
perairan dan kemudian menarik tali selambar kanan dan tali kerut. Menarik tali
selambar dan tali kerut dengan alat bantu berupa gardan. Penarikan tali kerut

berfungsi untuk mengurung arah renang ikan dari bawah sehingga tangkapan akan
membentuk mangkuk dan cincin-cincin tempat lewatnya tali kerut akan
tergantung pada bagian haluan kiri kapal. Proses pengangkatan tali kerut
membutuhkan waktu selama 25 sampai dengan 30 menit, yang dilakukan oleh 3
orang ABK juru haluan kapal, 4 orang ABK juru pelampung untuk menarik
pelampung, 2 orang ABK untuk menyusun pemberat, 10 orang ABK yang
bertugas menarik dan menyusun waring. Lamanya proses sekitar 50 sampai
dengan 60 menit. Setelah badan jaring tersusun dan ikan yang terdapat di kantong
tempat berkumpulnya hasil tangkapan, dicaduk menggunakan alat bantu berupa
serok yang kemudian dicurahkan ke geladak untuk disortir. Penyortiran dilakukan
untuk sebagian ikan- ikan yang memiliki nilai ekonomis saja seperti ikan teri
(Stolephorus spp) dan cumi (Loligo vulgaris). Pada satu kali trip pengoperasian
alat tangkap ini, rata- rata melakukan 5-7 kali proses setting hauling tergantung
pada cuaca dan gelombang yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
banyaknya ikan yang tertangkap.
Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Waring
Jenis ikan pelagis yang tertangkap oleh purse seine waring selama penelitian
adalah ikan teri, cumi, tembang, selar, layang, petek, bawal putih, kembung, dan
ikan lainnya. Beberapa jenis ikan pelagis tersebut, sering tertangkap di laut Jawa
sampai Madura seperti layang (Decapterus sp), selar (Selaroides sp), kembung
(Rastrelliger kanaguarta), lemuru (Sardinella longiceps), dan tembang
(Sardinella sp) (Purnomo 2002).
Pada hasil tangkapan utama ikan teri yang tertangkap memiliki ukuran ratarata panjang total 6,75 ± 0,05 cm, petek 3,5 ± 0,19 cm, selar 4,5 ± 0,24 cm,
tembang 7,5 ± 0,20 cm, dan layang 26,5 ± 1,13 cm. Ukuran hasil tangkapan
tersebut banyak ditemukan di pantai utara jawa seperti ikan teri dengan ukuran
kisaran 6 sampai dengan 9 cm (Pranggono 2003) dan ikan selar memiliki ukuran
panjang total yang telah matang gonad adalah 13,5 cm (Sumadhiharga dan
Hukom 1991). Sehingga sebagian besar masih masuk dalam kategori belum layak
tangkap. Nilai rata- rata dan persentase hasil tangkapan siang dan malam hari
masing- masing dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7 di bawah ini :

Tabel 6 Rata- rata dan persentase hasil tangkapan purse seine waring siang hari
Jenis Hasil Tangkapan
Rata- rata Hasil
Rata- rata
Persentase Hasil
Ikan
Tangkapan Ikan
Hasil
Tangkapan Ikan
(kg)
Tangkapan
(%)
Ikan persetting (kg)
Teri (Stolephorus spp)
59,2
9,9
27
Cumi (Loligo vulgaris)
5
0,8
2
Tembang (Sardinella
67
11,2
30
gibbosa)
Selar (Selaroides
34,5
5,8
15
leptolepis)
Layang (Decapterus
9,5
1,6
4
pusailus)
Petek (Leiognathus
3
0,5
1
equulus)
Bawal putih(Pampus
8,5
1,4
4
argenteus)
Kembung laki- laki
0
0,2
0
(Rastrelliger
kanaguarta)
Ikan lainnya
36,1
6
16
Total
223,8
37,3
Berdasarkan data di atas telah diperoleh bahwa rata- rata hasil tangkapan
ikan siang hari didominasi oleh ikan tembang sebesar 67 kg (30%) dan disusul
oleh ikan teri sebesar 59,2 kg (27%). Kemudian untuk hasil tangkapan ikan lainya
yaitu sebesar 36,1 kg (16%), ikan selar sebesar 34,5 kg (15%), ikan layang sebesar
9,5 kg (4%), ikan bawal putih sebesar 8,5 kg (4%), dan ikan petek sebesar 3 kg
(1%), cumi sebesar 5 kg (2%). Untuk total jumlah rata- rata hasil tangkapan siang
hari keseluruhan sebesar 223,8 kg.
Pada 10 kapal yang berbeda pada siang dan malam hari memiliki jumlah
rata- rata setting hauling sebanyak 6 kali. Sehingga rata- rata hasil tangkapan
siang hari per-setting untuk ikan tembang sebesar 11,2 kg, ikan teri sebesar 9,9 kg,
ikan lainnya sebesar 6 kg, ikan selar sebesar 5,8 kg, ikan layang sebesar 1,6 kg,
ikan bawal putih sebesar 1,4 kg, ikan petek sebesar 0,5 kg, cumi sebesar 0,8 kg,
ikan kembung laki- laki sebesar 0,12 kg. Untuk total jumlah rata- rata hasil
tangkapan siang hari per- setting sebesar 37,3 kg. Pada persentase hasil tangkapan
malam hari dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 7 Rata- rata dan persentase hasil tangkapan purse seine waring malam
hari
Jenis Hasil Tangkapan
Rata-rata Hasil
Rata-rata
Persentase Hasil
Ikan
Tangkapan Ikan
Hasil
Tangkapan Ikan
(kg)
Tangkapan
(%)
Ikan persetting (kg)
Teri (Stolephorus spp)
227
37,8
43
Cumi (Loligo vulgaris)
28,1
4,7
5
Tembang (Sardinella
188
31,3
36
gibbosa)
Selar (Selaroides
27,5
4,6
5
leptolepis)
Layang (Decapterus
0
0
0
pusailus)
Petek (Leiognathus
12
2
2
equulus)
Bawal putih(Pampus
4,5
0,8
1
argenteus)
Kembung laki0
0
0
lakIi(Rastrelliger
kanaguarta)
Ikan lainnya
41,7
6,9
8
Total
528,8
88,1
Berdasarkan data di atas telah diperoleh bahwa hasil tangkapan ikan di
malam hari didominasi oleh ikan teri sebesar 227 kg (43%). Kemudian disusul
oleh ikan tembang sebesar 188 kg (36%), ikan lainnya sebesar 41,7 kg (8%), cumi
sebesar 28,1 kg (5%), ikan selar sebesar 27,5 kg (5%), ikan petek sebesar 12 kg
(2%), dan ikan bawal putih sebesar 4,5 kg (1%). Untuk total jumlah rata- rata hasil
tangkapan malam hari secara keseluruhan sebesar 528,8 kg.
Pada rata- rata hasil tangkapan malam hari per-setting untuk ikan teri
sebesar 37,8 kg, ikan tembang sebesar 31,3 kg, ikan lainnya sebesar 6,9 kg, cumi
sebesar 4,7 kg, ikan selar sebesar 4,6 kg, ikan petek sebesar 2 kg, dan ikan bawal
putih sebesar 0,8 kg. Total jumlah rata- rata hasil tangkapan malam hari persetting sebesar 88,1 kg.
Berdasarkan hasil analisis Rancangan Acak Lengkap (Lampiran 2)
menunjukkan nilai Fhit > F tab pada selang kepercayaan (α 0.05) yaitu sebesar
10.93 > 4,41, sehingga dapat disimpulkan menolak Ho atau menerima H1 yaitu
terdapat perbedaan yang signifikan hasil tangkapan purse seine waring pada siang
dan malam hari.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa komposisi hasil
tangkapan utama ikan teri lebih banyak tertangkap di malam hari. Hal ini
dikarenakan kemunculan ikan teri disebabkan oleh keberadaan makanannya yang
biasanya berkumpul dibawah lampu yaitu plankton (Baskoro 2007). Hal tersebut
terbukti bahwa perilaku fisiologis plankton memiliki sifat fototaksis positif yaitu
dengan mendekati sumber rangsangan cahaya untuk memperoleh energi (Pratama
et al. 2012).

Selain ikan teri, komposisi ikan tembang, cumi, ikan pepetek, dan ikan layur
lebih banyak tertangkap di malam hari. Hal ini dikarenakan, ikan teri tersebut
menjadi sumber makanan utama bagi ikan- ikan predator yang bersifat karnivor
yang pada dasarnya tidak tertarik dengan cahaya. Akan tetapi pada saat mencari
mangsa, ikan predator masih memanfaatkan indera penglihatannya (Fauziyah et al.
2012).
Pada komposisi hasil tangkapan sampingan seperti ikan selar, layang,
kembung dan bawal lebih mendominasi pada siang hari. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain faktor suhu, cuaca, gelombang dan intensitas
cahaya yang terlalu kuat karena masing- masing ikan mempunyai respon terhadap
besarnya intensitas cahaya yang berbeda- beda (Wiyono 2006 dalam Natanubun
2010).
Jumlah rata - rata keseluruhan komposisi hasil tangkapan dan jumlah ratarata hasil tangkapan ikan per- setting pada malam hari lebih banyak dibandingkan
siang hari dikarenakan pada pengoperasian pada siang hari hanya mengandalkan
fishing master, sedangkan pada pengoperasian malam hari menggunakan alat
bantu berupa lampu. Cahaya pada lampu merupakan suatu bentuk alat bantu
secara optik yang digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan. Sejak
waktu lama metode ini telah diketahui secara efektif untuk menangkap ikan secara
individu maupun secara bergerombol. Kegunaan cahaya pada lampu dalam
metode penangkapan ikan untuk menarik ikan, dan mengkonsentrasikan serta
menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi sehingga mudah ditangkap. Cahaya buatan
yang berintensitas kuat akan menarik ikan untuk mendekat, tapi ikan akan tetap
menjaga jarak dengan sumber cahaya tersebut (Natanubun dan Patty 2010). Hal
itu dikarenakan bahwa ikan memiliki batas toleransi yang berbeda- beda terhadap
cahaya (Puspito 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Alat tangkap purse seine waring termasuk dalam jenis alat tangkap mini
purse seine. Alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap berbentuk empat
persegi panjang dengan pembentuk kantong terletak di bagian tepi badan jaring
dengan menggunakan bahan berupa waring yang memiliki mesh size 1,0 mm.
Hasil tangkapan rata-rata pada siang hari sebesar 223,8 kg yang terdiri dari
hasil tangkapan utama yaitu teri sebesar 59,2 kg (27%). Kemudian untuk hasil
tangkapan selar sebesar 34,5 (15%), layang sebesar 9,5 kg (4%), petek sebesar 3
kg (1%), bawal sebesar 8,5 kg (4%), dan ikan lainnya yaitu yang sebesar 36,1 kg
(16%). Pada malam hari tangkapan rata-rata sebesar 528,8 kg yang terdiri dari
teri sebesar 227 kg (43%). Kemudian disusul oleh tembang sebesar 188 kg (36%),
cumi sebesar 28,1 kg (5%), selar sebesar 27,5 kg (5%), petek sebesar 12 kg (2%),
dan hasil tangkapan ikan lainnya sebesar 41,7 kg (8%). Hasil tangkapan utama teri
yang tertangkap memiliki rata- rata panjang total 6,75 ± 0,05 cm, rata- rata
panjang total selar 4,5 ± 0,24 cm, rata- rata panjang total layang 26,5 ± 1,13 cm,

rata- rata panjang total petek 3,5 ± 0,19 cm, dan rata- rata panjang total tembang
7,5 ± 0,20 cm.
Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap menunjukkan nilai Fhit > F tab,
terdapat perbedaan yang signifikan hasil tangkapan purse seine waring pada siang
dan malam hari dengan nilai I 10,93 pada taraf nyata 0.05.
Saran
Unit penangkapan purse seine waring di PPP Dadap Kabupaten
Indramayu perlu dikaji lebih lanjut dalam aspek biologi yaitu dari ikan hasil
tangkapannya yang didasarkan pada jenis, ukuran, selektivitas, legalitas dari purse
seine waring.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina EV. 2006. Optimasi Faktor- Faktor Produksi Armada Purse Seine di
Pelabuhan Perikanan Pantai Eretan Wetan, Indramayu [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Geografi dan Iklim Kabupaten Indramayu.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu.
Baskoro MS, Effendy A, Wisudo SH. 2007. Distribusi Ikan dan Pola Sebaran
Cahaya Bawah Air Pada Bagan Motor di Selat Sunda, Provinsi Banten.
Buletin PSP. 16(1):64-67.
Von Brandt, A. V. 1984. Catching Methods of the World. England: FAO Fishing
News Books Ltd. 418 p.
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. 2011. Laporan
Akhir Kinerja dan Evaluasi UPTD Perikanan dan Kelautan Kecamatan
Juntinyuat dan Sliyeg. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Indramayu.
Fathurohim. 2012. Pola Hubungan Antara Kinerja Organisasi dan Sosial Dengan
Kinerja Pelabuhan Perikanan, Studi Kasus di PPP Dadap Kabupaten
Indramayu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fauziah, Supriyadi F, Saleh K, dan Hadi. 2012. Respon Perbedaan Intensitas
Cahaya Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di
Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. 4(2): 222- 223.
Fauziah, Supriyadi F, Saleh K, dan Hadi. 2013. Perbedaan Waktu Pengoperasian
Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Sungsang,
Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 19(4): 187194.
Hidayat. 2004. Kajian Unit Penangkapan Purse Seine dan Kemungkinan
Pengembangannya di Indramayu. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Mahiswara, Budiarti Wahyu T, dan Baihaqi. 2013. Karakteristik Teknis Alat
Tangkap Pukat Cincin di Perairan Teluk Apar, Kabupaten PaserKalimantan Timur. Jurnal Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru
Jakarta.

Mardjudo A, Rahman Agus R. Ambo. 2014. Usaha Perikanan Ikan Teri
(Stolephorus, spp) Dengan Alat Tangkap Bagan Tancap di Desa Bukit
Aru Indah Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan Provinsi
Kalimantan Utara. Jurnal Ilmiah AgrIBA. (2):198-199.
Natanubun, J. 2010. Kajian Hasil Tangkapan Bagan Apung Dengan Penggunaan
Intensitas Cahaya Lampu yang Berbeda di Perairan Selat Rosenberg
Kabupaten Maluku Tenggara Kepulauan Kei [Tesis]. Manado (ID):
Universitas Sam Ratulangi.
Natanubun J, Patty W. 2010. Perbedaan Penggunaan Intensitas Cahaya Lampu
Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung di Perairan Selat Rosenberg
Kabupaten Maluku Tenggara Kepulauan Kei. Jurnal perikanan dan
kelautan. 6(3):134-140.
Pranggono H. 2003. Analisis Potensi dan Pengelolaan Perikanan Teri di Perairan
Kabupaten Pekalongan [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponogoro
Semarang.
Pratama BB, Hasan Z, Hamdani. 2012. Pola Migrasi Vertikal Diurnal Plankton di
Pantai Santolo Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3(1):81-89.
Purnomo, H. 2002. Analisis Potensi dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Pelagis Kecil di Jawa Tengah [Thesis]. Semarang (ID): Universitas
Diponogoro Semarang.
Puspito G. 2008. Lampu petromaks; manfaat, kelemahan dan solusinya pada
perikanan bagan. Bogor (ID): IPB Pr.
Sainsbury, J. C. 1986. Commercial Fishing Methods. England : Fishing News
Books Ltd. Farnhan Surrey. 207 p.
Subani W. 1990. Sejarah Kedudukan Organisasi, Peranan dan Hasil- hasil
Penelitian. Jakarta (ID): Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL).
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung
(ID): Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung
(ID): AFABETA, cv.
Sumadhiharga K, Hukom FD. 1991. Penelitian Beberapa Aspek Biologi Ikan
Kawalinya (Selar crumenopthalimus) di Perairan Pulau Ambon dan
Sekitarnya. Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia Ambon. 1991.37 hlm.
Supardi. 2012. APLIKASI STATISTIKA DALAM PENELITIAN. Buku Tentang
Statistika Yang Paling Komprehensif. Jakarta (ID): PT. Ufuk Publishing
House.
Yusron M. 2005. Analisis Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Pelagis Kecil di
Perairan Kepulauan Samataha dan Sekitarnya [Thesis]. Semarang (ID):
Universitas Diponogoro Semarang.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagian Alat dan Hasil Tangkapan

Gambar 1. Alat bantu gardan

Gambar 3. Pelampung PVC dan karet

Gambar 5. Cincin (ring)

Gambar 2. Alat bantu lampu

Gambar 4. Waring hijau

Gambar 6. Bago dan Pemberat

Gambar 8. Polynet (Bolga)

Gambar 7. Pelampung tanda (Jerigen Minyak)

Gambar 9. Tali Kolor dan Ring

Gambar 10. Ikan Kuniran

Gambar 11. Ikan layur

Gambar 12. Ikan Petek

Gambar 13. Ikan Teri

Gambar 14. Ikan Tenggiri

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Rancangan Acak Lengkap

Perlakuan (Siang Hari)
Teri Cumi Tembang Selar Layang Petek Bawal Kembung Lainnya
75
0
0
65
60
0
25
0
2
65
15
100
0
0
0
15
0
36
30
10
180
0
0
0
30
0
81
140
0
10
0
0
0
0
0
1
15
0
140
0
0
0
0
10
40
10
0
0
0
25
0
0
0
44
12
0
0
25
10
0
0
0
58
30
15
190
40
0
0
10
0
82
15
10
0
215
0
0
0
0
10
200
0
50
0
0
30
5
0
7

Perlakuan (Malam Hari)
Teri Cumi Tembang Selar Layang Petek Bawal Kembung Lainnya
620
36
90
0
0
0
0
0
11
130
25
100
0
0
10
15
0
36
440
10
90
0
0
0
30
0
20
180
15
120
0
0
0
0
0
10
90
10
80
0
0
30
0
0
15
100
30
0
0
0
40
0
0
44
275
30
160
20
0
0
0
0
60
90
45
330
40
0
40
0
0
10
90
60
570
215
0
0
0
0
175
255
20
340
0
0
0
0
0
36

Kapal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Rata- rata

Perlakuan
Siang (kg)
Malam (kg)
227
757
231
316
331
590
151
325
205
225
79
214
105
545
367
555
250
1110
292
651
2238
5288
223.8
528.8

Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups
Column 1
Column 2

Count
Sum
10 2238
10 5288

Average Variance
223.8 8681.289
528.8 76411.96

ANOVA
Source of
Variation
Between
Groups
Within
Groups

765839.2

18 42546.62

Total

1230964

19

SS
465125

df

MS
1

F

P-value

F crit

465125 10.93213 0.003925656 4.413873405

Lampiran 3. Ukuran Rata- rata Panjang Total Hasil Tangkapan

Ulangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata- rata Panjang
Total
STDEV

Ukuran Panjang Total Hasil Tangkapan ( cm )
Ikan
Ikan
Ikan
Ikan
Ikan
Teri
Petek
Selar
Tembang
Layang
6.74
3.5
4.5
7.22
25.5
6.75
3.84
4.2
7.9
26.1
6.64
3.55
4.85
7.4
26.7
6.71
3.25
4.75
7.5
27.5
6.81
3.5
4.43
7.42
26.5
6.79
3.6
4.5
7.3
28.5
6.75
3.5
4.25
7.51
24.5
6.74
3.5
4.82
7.75
26.2
6.75
3.6
4.2
7.5
26
6.82
3.16
4.5
7.5
27.5
6.75
0.05

3.5
0.19

4.5
0.24

7.5
0.20

26.5
1.13

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tri Putri Lestari lahir di Kota Jakarta pada tanggal 11
September 1994 dari pasangan Bapak Bambang Sujatmono dan Ibu Lilis
Karmanah. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara. Penulis
mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 05 Pademangan Timur Jakarta
Utara dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 42 Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan
ke Sekolah Menengah Atas Negeri 40 Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2011.
Melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jalur
Undangan, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Program Studi Teknologi dan
Manajemen Perikanan Tangkap pada tahun 2011 sebagai angkatan 48.
Selama belajar di IPB, penulis aktif sebagai anggota kepengurusan di salah
satu organisasi di asrama yaitu Klub Cinta Lingkungan pada periode 2011-2012
sebagai sekretaris. Penulis juga ikut serta dalam berbagai kegiatan kepanitiaan
yang diselenggarakan dikampus. Penulis terdaftar sebagai salah satu anggota
kepengurusan HIMAFARIN (Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan) Divisi pengembangan minat dan bakat pada periode 2013-2014 dan
periode 2014-2015.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian
dan menyusun skripsi dengan judul “Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine
Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat”.