23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pemodelan Proses Ekstraksi Ultrasonik
Pada pemodelan ini menggunakan variabel waktu sonikasi, intensitas ultrasonik dan energi pelarut berdasarkan penjabaran dari model Xu et al. 2007
dengan menyisipkan energi pelarut dari model Hansen 1967, dimana merupakan gabungan kekuatan dispersi 2.20, polaritas 2.21 dan hidrogen bonding 2.22
dengan persamaan berikut Gambar 3.1.
V V
h p
d 2
2 2
2
E
........................................................................... 3.1 Model Xu et al. 2007 dengan persamaan 2.60, dimana menggantikan
variabel power ultrasonik menjadi intensitas ultrasonik dan menyisipkan variabel
energi pelarut dari model Hansen 1967, sehingga diperoleh model berikut ini:
0.594 2
2 n
0,594 3
I K
D p
P k
1 D
..................................................................... 3.2
0,594 1
0.594 2
1
E I
K exp
1 Y
P k
- exp
k 1
Y
............................. 3.3 Apabila persamaan 2.61 disusun ulang, maka diperoleh persamaan berikut ini.
1
2 2
n 0,594
2 2
n 2
2 0,594
1 t
t R
p I
K D
exp 9
9 p
1 6
1 I
K exp
1 Y
Y
n
V
......................................... 3.4
Pada pemodelan ini menggunakan GA digunakan untuk menetapkan parameter Y
, K’
1
, K’
2
, D, dan .
24
Pemodelan Whitebox
Penyusunan Model
Xu et al . 2007
Y = f t, I Eo
Pemodelan ini
GA
Y
2
= f t, I, E
Evaluasi Y
1
= f t, I, E
Y
2
= Yield Oleoresin t
= Waktu Ekstraksi I
= Intensitas Ultrasonik Eo
= Energi Pelarut Y
1
= Kadar Cinnamaldehyde Hansen
1967
Tujuan 2 Y = f t, I, Eo
Tujuan 1
Gambar 3.1 Kerangka pikir pemodelan proses ekstraksi ultrasonik
3.2. Cara Memperoleh Data
Data yang digunakan adalah data sekunder dari penelitian Aprianto 2011. Pada penelitian tersebut, sebanyak 2,5 g kayu manis dengan diameter 0,05 cm
ditambahkan 25 mL pelarut methanol, ethanol, iso-propanol. Larutan diekstraksi pada ultrasonik bacth gambar 3.2 dengan variasi waktu sonikasi dan intensitas
ultrasonik. Sebagian ekstrak yang diperoleh dianalisa menggunakan instrumen gas khromatografi untuk mengetahui kadar cinnamaldehyde. Sebagian yang lainnya
diuapkan dengan menggunakan rotavapor untuk mengetahui yield oleoresin yang terbentuk Tabel 3.1, 3.2 dan 3.3.
25 Gambar 3.1 Ultrasonik Batch
Cintas and Cravotto, 2005
3.3. Algoritma Pemodelan Proses Ekstraksi Ultrasonik