UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

(1)

ABSTRAK

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

Oleh

Muhammad Rido

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Titik tekan kajiannya pada jumlah tanggungan,pendapatan pokok, pekerjaan sampingan, sumbangan pendapatan anggota keluarga yang bekerja,sumbangan pendapatan BLT BBM, dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,penelitian ini merupakan penelitian sampel dengan jumlah responden 31KK nelayan. Pengumpulan data denganteknik observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Analisis data dengan tabulasi frekuensi dan presentase, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian.

Hasil penelitian ini, menunjukkan: 1). Sebanyak 31KKrata-rata memiliki 5 anggotakeluarga. 2). Nelayan yang memiliki pekerjaan sampingan, pendapatannya bertambah18,51%. 3). Nelayan yang menerima sumbangan anggota keluarga, pendapatannya bertambah14,53%.4).Nelayan yang menerimaBLT BBM, pendapatannya bertambah11,51%. 5).Pendapatan diluar pekerjaan pokokberdampak dengan bertambahnya pendapatan KK nelayan sebanyak 12,21%. 6). Sebanyak 19KKpemenuhan kebutuhan pokok keluarganya tidak terpenuhi.


(2)

(3)

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015 (Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD RIDO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Administratif Desa MajaKecamatanKalianda Kabupaten

Lampung Selatan ... 28 2. Diagram Tipe Iklim Schmidth Ferguson... 31


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKADAN KERANGKA PIKIR ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Pengertian Geografi ... 8

2. Nelayan ... 9

3. Jumlah Tanggungan Nelayan ... 11

4. Pekerjaan Sampingan Nelayan ... 12

5. Sumbangan Pendapatan Anggota Keluarga ... 14

6. Bantuan Langsung Tunai BBM ... 15

7. Pendapatan Keluarga Nelayan ... 16

8. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 17

B. Kerangka Pikir ... 20

III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20


(6)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 22

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Definisi Operasional Variabel ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1. TeknikObservasi ... 24

2. Teknik Wawancara Terstruktur... 24

3. Teknik Dokumentasi ... 24

E. Teknik Analisa Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Kedaan Geografis Daerah Penelitian ... 26

1. Letak Daerah Penelitian ... 26

2. Luas Wilayah dan Batas Administratif Daerah Penelitian ... 26

3. Keadaan Iklim ... 29

4. Topografi ... 32

5. Letak Sosial Ekonomi ... 32

B. Keadaan Penduduk ... 33

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 33

2. Komposisi penduduk ... 35

2.1Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 35

2.2Menurut Tingkat Pendidikan... 40

2.3Menurut Mata Pencaharian ... 41

C. Hasil dan Pembahasan ... 42

1. Identitas Responden ... 43

a. Umur Responden ... 43

b. Tingkat Pendidikan Responden... 44

2. Jumlah Anggota Keluarga Responden ... 45

3. Pekerjaan Sampingan Responden ... 47

4. Sumbangan Pendapatan Anggota Keluarga Responden ... 51

5. Sumbangan Bantuan Dana BLT BBM ... 54

6. Pendapatan Kepala Keluarga ... 56

7. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran Rekapitulasi Data Primer Hasil Penelitian ... 68 Lampiran Kuisoner Penelitian ... 74


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.14 Kriteria Keluarga Miskin Menurut Bandan Pusat Statistik(BPS) Tahun 2005 ... 15 2.Rincian Kebutuhan Pokok Minimum Yang Harus dipenuhi PerTahun di

Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan 2013 ... 18 3. Data Curah Hujan di Kecamatan kalianda tahun 2004-2013 ... 30 4. Zone/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schimdth-Ferguson... 31 5.Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Maja

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan 2013 ... 37 6.Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Maja Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 40 7.Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Maja Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 42 8.Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok UmurNelayan di Desa Maja

Tahun 2013 ... 43 9.Rincian Komposisi Responden menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Maja

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 45 10.Jumlah Anak Setiap Responden dan Banyaknya Anggota Keluarga

Nelayan di Desa Maja Tahun 2013 ... 46 11.Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan ... 48 12.Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan ... 49 13Pendapatan KK Nelayan (Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan) Dari

Pekerjaan Pokok ... 50 14.Jumlah Responden Berdasarkan Yang Menerima Sumbangan Pendapatan . 51 Halaman


(9)

15.Responden Yang Menerima Sumbangan Pendapatan Anggota Keluarga

yang Bekerja, Jenis Pekerjaan Dan Jumlah Sumbangannya ... 52 16.Pendapatan Nelayan (Yang Menerima Sumbangan Pendapatan) Dari

Pendapatan Pokok Ditambaha Sumbangan Pendapatan ... 53 17.Jumlah Responden Berdasarkan Penerima BLT BBM ... 54 18.Pendapatan Nelayan (Yang Menerima BLT BBM) Dari Pendapatan Pokok

Ditambaha Sumbangan BLT BBM ... 55 19.Pendapatan KK Nelayan Dari Pekerjaan Pokok Dan pendapatan tambahan

Dalam memenuhi kebutuhan pokok Minimum Keluarga ... 57 20.Jumlah KK Nelayan Menurut Kriteria Pemenuhan Kebutuhan Pokok


(10)

(11)

(12)

(13)

Moto

Dimana ada sukses disitu ada perjuangan.

Bila sukses adalah puncak,

Maka usaha dan do’a adalah lereng dakinya

(Muhammad Rido)


(14)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, berlandaskan syukur kepada Allah SWT,

Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayah dan Ibu tercinta,terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang telah

tulus ikhlas membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan

perjuangan, dan senantiasa memeberikan semangat, dukungan baik moril dan

materil serta do’anya untuk keberhasilanku.

Seluruh keluarga besarku, yang telah memberi doa dan dukungan untuk

keberhasilanku.

Almamater tercinta Universitas Lampung, yang telah mendewasakanku dalam

berpikir, bertutur, dan bertindak.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan diDesa Palembapang Kecamatan Kalianda pada tanggal 12 Oktober 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara putra pasangan Bapak A.Rifa’i dan Ibu Suryati. Penulis bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Palembapang pada tahun 1994, diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Palas diselesaikan tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Kalianda tahun 2007.

Tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Non Reguler.


(16)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWTkarena atas rahmat dan hidayah-Nyaskripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Nelyan di Desa Maja

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013“ ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs.Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing Utama sekaligus Pembimbing Akademik, dan Bapak.Drs.Hi.Yarmaidi, M.Si.selaku Dosen Pembimbing Pembantu. Keduanya telah banyak memberikan arahan, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, serta IbuDra.Hj.Nani Suwarni, M.Si.selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada :


(17)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Seluruh dosen Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan membimbing

penulis selama menyelesaikan studi.

6. Kepala Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang telah bersedia memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang tiada kenal lelah dalam membimbing, mendidik, dan mendo’akan keberhasilan anak-anakmu.

8. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Geografi, terutama angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan,semangat dan bantuannya.

9. Keluarga besar Pendidikan Geografi, terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.


(18)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 2015 Penulis,

Muhammad Rido NPM0743034029


(19)

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian mayarakat Indonesia yang hidup dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah daratan. Di beberapa kawasan pesisir yang relatif berkembang pesat, sekalipun demikian, masalah kemiskinan masih mendera sebagian warga masyarakat pesisir, sehingga fakta sosial ini terkesan ironi di tengah-tengah kekayaan sumber daya pesisir dan lautan.

Pembangunan di kawasan pesisir ini pada umumnya dikaitkan dengan upaya pengentasan kemiskinan nelayan yang kehidupannya tergantung pada usaha perikanan. Sektor perikanan pada hakekatnya dapat dikembangkan sebagai alternatif bagi perbaikan ekonomi masyarakat nelayan. Masyarakat nelayan merupakan salah satu dari sekian banyak golongan ekonomi lemah karena pekerjaan mereka penghasilannya sangat-sangat sedikit dengan pendapatan dari melaut kurang lebih Rp.30.000.-/hari. Biasanya selesai dari melaut tidak ada kegiatan dalam upaya menambah pendapatan, kegitan rutinitas seperti ini dilakukan untuk kehidupan sehari-hari. Persoalan tersebut telah dilakukan oleh seluruh nelayan, bahkan ada beberapa keluarga nelayan dengan mendayagunakan segala potensi atau sumberdaya yang tersedia pada keluarga, seperti melakukan


(20)

2

pekerjaan sampingan setelah pulang dari melaut sebagai tukang ojek, buruh tani, buruh pabrik dan ada beberapa nelayan yang anggota keluarganya membantu bekerja untuk mendapatkan penghasilan sepereti ibu rumah tangga berdagang dengan modal kecil, anak bekerja sebagai buruh tani dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan oleh keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda, yang sebagian kecil di masyarakat tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan, karena desa Maja merupakan daerah pesisir pantai dari Teluk Lampung yang termasuk bagian dari wilayah Kecamatan Kalianda Kabupaten Selatan. Desa Maja tahun 2013 dengan jumlah penduduk 1247 jiwa dengan 355 KK terdiri dari dua dusun yang terdiri dari 643 jiwa laki-laki dan 604 jiwa terdiri dari perempuan. Lahan yang terdapat di Desa Maja digunakan untuk pemukiman, perladangan, jalan, makam, bangunan Sekolah, sarana umum dan areal kosong. Masyarakat nelayan yang ada di Desa Maja kebanyakan berasal dari luar Provinsi Lampung seperti nelayan Bugis (Sulawesi), nelayan Jawa seperti Indramayu, Jawa Tengah, Jepara dan nelayan Banten. Para nelayan yang bermukim di Desa Maja mulanya sebagai perantau yang berasal dari suku Bugis, Indramayu, Jawa Tengah, Jepara, Banten dan menetap sebagai nelayan sudah sejak lama. Kepala keluarga di Desa Maja yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebanyak 153 KK, yang kebanyakan berasal dari luar Provinsi Lampung.

Nelayan yang ada di Desa Maja pada umumnya nelayan perorangan. Kegiatan nelayan perorangan umumnya dengan menggunakan peralatan sangat sederhana seperti perahu mancungan, pancing, kotrekan dan jala. Nelayan perorangan membutuhkan keterampilan ganda, nelayan harus mampu mengemudikan perahu, memperbaiki jala. Para nelayan di Desa Maja menggunakan perahu mancungan


(21)

3

yang hanya mampu menampung satu atau dua orang saja, dan menggunakan tenaga dayung sebagai penggeraknya, sehingga para nelayan hanya melaut sejauh dua km dari pantai dan rata-rata melaut hanya enam jam saja. Waktu nelayan untuk melaut biasanya berangkat pagi hari dan kembali pulang pada siang hari. Keadaan demikian menyebabkan para nelayan perorangan di Desa Maja hanya berpendapatan sedikit. Pendapatan yang diperoleh para nelayan ini, umumnya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok anggota keluarganya. Kebutuhan pokok yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu makan, pakaian dan perumahan sebagai kebutuhan dasar yang sangat penting guna kelangsungan hidup, serta kebutuhan sosial seperti kegiatan riungan, syukuran dan lain-lain. Hal ini mendorong kepala keluarga dan anggota keluarga nelayan untuk mencari pekerjaan tambahan (sampingan) guna peningkatan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka cukup menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “ Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Nelayan Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat identifikasi masalah yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan pokok keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, berkaitan dengan hal-hal berikut:


(22)

4

2. Jenis pekerjaan tambahan selain nelayan. 3. Jumlah hari dan jam kerja nelayan tiap bulan.

4. Jumlah pendapatan dari usaha pokok sebagai nelayan. 5. Jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan.

6. Sumbangan pendapatan yang diperoleh.

7. Tingkat pendidikan anak kepala keluarga nelayan.

8. Upaya pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Banyaknya jumlah anggota keluarga nelayan. 2. Pekerjaan sampingan nelayan.

3. Sumbangan pendapatan anggota keluarga nelayan yang bekerja. 4. Pendapatan dari bantuan dana BLT BBM.

5. Pendapatan kepala keluarga nelayan.

6. Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapakah banyaknya jumlah anggota keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?


(23)

5

2. Berapakah pendapatan KK nelayan dari pekerjaan sampingan yang dimiliki kepala keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

3. Berapakah pendapatan KK nelayan dari sumbangan anggota keluarga nelayan yang bekerja di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

4. Berapakah pendapatan KK nelayan dari bantuan dana BLT BBM oleh keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

5. Berapakah pendapatan kepala keluarga nelayan dari pekerjaan pokok ditambah pendapatan tambahan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

6. Bagaimanakah tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung SelatanTahun 2013?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendapatkan informasi tentang banyaknya jumlah tanggungan nelayan.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan sampingan yang dimiliki kepala keluarga nelayan.

3. Untuk mendapatkan informasi tentang sumbangan pendapatan anggota keluarga yang bekerja.


(24)

6

5. Untuk mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan kepala keluarga nelayan.

6. Untuk mendapatkan informasi tentang upaya pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.

F. Kegunaan Penelitian

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

2) Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1) Ruang lingkup objek penelitian: Upaya pemenuhan kebutuhan pokok keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda.

2) Ruang lingkup subjek penelitian: kepala keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda.

3) Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian: Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung SelatanTahun 2013.

4) Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini: Geografi sosial.

“ Geografi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tata laku manusia dalam lingkungan totalnya (Bintarto, 1977: 15)”

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi titik tekan kajian dalam penelitian ini adalah aspek sosial dan aktivitas ekonomi manusia, terutama pada aktivitas manusia terhadap lingkungan alamnya yang berupa laut dan bekerja


(25)

7

sebagai nelayan guna mempertahankan kelangsungan hidup keluarga yang bersumber di laut sebagai tempat mata pencahariannya.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka yang dijadikan sumber pembahasan dalam penelitian ini.

1. Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya Georafi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997: 11).

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Berkaitan dengan pendapat tersebut ilmu geografi sangat berperan dalam menggambarkan kejadian-kejadian alam maupun kehidupan sosial dengan variasi-vaariasi kewilayahannya.

Geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta aktivitas dan usaha manusia dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya (R. Bintarto, 1977: 17). Unsur pokok yang dipelajari


(27)

9

dalam geografi sosial adalah manusia, lingkungan alam, hubungan dan pengaruh timbal balik antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan lingkungan alam.

2. Nelayan

Nelayan adalah orang yang bermata pencaharian utamanya dari usaha dibidang penangkapan ikan dan penjualan ikan dan hidup di daerah pantai, menurut Kusnadi (2002: 17) nelayan dibagi menjadi tiga bedasarkan penggolongan sosial dalam masyarakat nelayan, yakni:

1) Dari segi penguasaan alat produksi dan alat tangkap (perahu, jaring dan alat tangkap lainnya) struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan pemilik (alat-alat produksi) dan nelayan buruh. Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi dan dalam kegiatan sebuah unit perahu, nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang terbatas.

2) Ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya, struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan, disebut sebagai nelayan besar karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha perikanan relatif banyak, sedangkan pada nelayan kecil justru sebaliknya.

3) Di pandang dari peralatan teknologi peralatan tangkap yang digunakan, masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan-nelayan modern menggunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional.


(28)

10

Menurut Wahyuningsih dkk (1977: 33) masyarakat nelayan dapat dibagi menjadi tiga jika dilihat dari segi kepemilikan modal, yaitu:

1) Nelayan juragan, nelayan ini merupakan nelayan pemilik perahu dan alat penangkapan ikan yang mampu mengubah para nelayan pekerja sebagai pembantu dalam usahanya menangkap ikan di laut. Nelayan ini memiliki tanah yang digarap pada musim paceklik. Nelayan juragan ada tiga macam yaitu nelayan juragan laut, nelayan juragan darat yang mengendalikan usahanya dari darat, dan orang yang memiliki perahu, alat penangkap ikan dan uang tetapi bukan nelayan asli, yang disebut tauke (toke) atau cakong. 2) Nelayan pekerja, nelayan yang tidak memiliki alat produksi dan modal, tetapi

memiliki tenaga yang dijual kepada nelayan juragan untuk membantu menjalankan uasaha penangkapan ikan di laut, nelayan ini disebut juga nelayan penggarap atau sawi (awak perahu nelayan). Hubungan kerja antara nelayan ini berlaku perjanjian tidak tertulis yang sudah dilakukan ratusan tahun lalu. Juragan dalam hal ini berkewajiban menyediakan bahan makanan dan bahan bakar untuk keperluan operasi penangkapan ikan, dan bahan makanan untuk dapur keluarga yang ditinggalkan selama berlayar. Hasil tangkapan di laut dibagi menurut peraturan tertentu yang berbeda-beda antara juragan yang satu dengan juragan yang lainnya setelah dikurangi biaya produksi.

3) Nelayan pemilik, merupakan nelayan yang kurang mampu. Nelayan ini hanya mempunyai perahu kecil untuk keperluan dirinya sendiri dan alat penangkap ikan sederhana, karena itu disebut juga nelayan perorangan atau nelayan miskin. Nelayan ini tidak memiliki tanah untuk digarap pada musim paceklik.


(29)

11

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan nelayan adalah mereka yang selalu aktif dalam penangkapan ikan di laut dan dalam operasi penangkapan ikan diperlukan alat-alat yang memadai agar hasil penangkapan ikan melimpah. Sedangkan nelayan yang ada di Desa Maja termasuk nelayan miskin karena pendapatan dari hasil melaut tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

3. Jumlah Tanggungan Nelayan

Jumlah tanggungan nelayan tidak hanya pada istri dan anak-anak saja tetapi juga ada orang tua serta saudara lainnya yang masih menjadi tanggungan, sehingga tanggungan yang dipikul kepala keluarga nelayan sangat mempengaruhi kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Tanggungan ialah orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hidupnya pun ditanggung (Ridwan Halim, 1990: 12).

Jumlah tanggungan adalah banyaknya jumlah jiwa (anggota rumah tangga) yang masih menempati atau menghuni satu rumah dengan kepala rumah tangga, serta masih menjadi beban tanggungan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Masri Singarimbun, (1995: 169) rumah tangga merupakan suatu kesatuan sosial ekonomi yang anggotanya berdiam dalam satu kesatuan rumah atau bagian dari rumah.


(30)

12

Pengelompokkan jumlah tanggungan dalam keluarga dalam SUSENAS (1999: 17) yaitu apabila jumlah dalam keluarga dengan jumlah jiwa lebih dari atau sama dengan 5 disebut keluarga besar dan apabila kurang dari 5 disebut keluarga kecil.

Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (2002: 250), manyatakan bahwa: a. Suatu keluarga dinyatakan besar apabila dalam keluarga terdiri dari suami,

istri dan > 3 orang anak.

b. Suatu keluarga dinyatakan kecil apabila dalam keluarga terdiri atas suami,

istri dan ≤ 3 orang anak.

Jumlah anggota keluarga yang besar menyebabkan pemenuhan kebutuhan keluarga semakin besar pula yang akan berpengaruh terhadap besar kecilnya beban tanggungan kepala rumah tangga.

Jadi tanggungan nelayan dalam penelitian ini dapat diartikan orang yang menjadi tanggungan nelayan termasuk istri, anak, orang tua, mertua, saudara ipar, keponakan atau pun keluarga lain yang masih ada hubungan keluarga.

4. Pekerjaan Sampingan Nelayan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan pekerjaan tambahan yang diterjemahkan secara bebas ialah sesuatu pekerjaan selain pekerjaan tetap yang dilakukan untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan yang belum tercukupi dari hasil atau pendapatan dari pekerjaan tetap.


(31)

13

Pekerjaan sampingan dalam penelitian ini ialah pekerjaan yang dilakukan nelayan selain menangkap ikan di laut ketika sedang tidak musim ikan di laut. Menurut Kusnadi (2009: 107) mengatakan bahwa penciptaan sumber pendapatan melalui matapencaharian alternatif merupakan kebutuhan mendesak untuk menjawab kelangsungan hidup rumah tangga nelayan.

Beradsarkan pendapat Kusnadi di atas bahwa dengan pekerjaan alternatif atau pekerjaan sampingan, nelayan dapat melangsungkan hidup dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya tanpa bergantung pada kegitan melaut saja di daerah tersebut.

Kemudian Illo dan Polo dalam Kusnadi(2009: 107) menyimpulkan bahwa:

“rumah tangga nelayan akan menghadapi kesulitan-kesulitan kehidupan jika hanya bertumpu pada aktivitas dari melaut, karena sumber daya perikanan terus mengalami penipisan. Menurutnya, untuk bisa bertahan dan meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga, rumah tangga nelayan harus mengembangkan strategi-strategi ekonomi yang beragam di luar sektor

penangkapan, seperti berdagang, bertani dan berternak”.

Pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa nelayan akan mengalami penipisan hasil tangkapan sehingga dibutuhkan keterampilan untuk melakukan pekerjaan sampingan yang bertujuan untuk mempertahankan hidupnya dan meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan pokok minimum hidupnya.

Sedangkan menurut Ari Wahyono dkk (2001: 197) mengatakan bahwa pengolahan pasca panen sekaligus juga merupakan suatu diversifikasi usaha yang bisa dilakukan oleh nelayan. Dengan mengolah berbagai produk hasil laut yang bisa dimanfaatkan, seperti terasi, kerupuk udang atau bahkan tepung ikan, maka pendapatan nelayan sekaligus juga akan mengalami peningkatan.


(32)

14

Berdasarkan teori-teori di atas, seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi akan terbuka peluang lebih banyak baginya dalam penguasaan dan variasi bidang pekerjaan, kemudian berimplikasi pada tingginya peluang kerja yang diperoleh. Tingginya peluang kerja yang diperoleh maka akan tinggi juga peluang untuk memperoleh pendapatan dan adanya pendapatan yang cukup membuat seseorang dapat memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari. Pekerjaan sampingan nelayan dalam penelitian ini adalah pekerjaan sampingan nelayan di luar kegiatan melaut seperti bertani, berternak, berdagang dan lain sebagainya.

5. Sumbangan Pendapatan Anggota Keluarga yang Bekerja

Tingkat pendapatan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, akan menjadi motivasi anggota keluarga lain seperti istri, anak, orang tua, mertua, saudara ipar, keponakan ataupun keluarga lainnya yang masih ada hubungan keluarga untuk bekerja dalam upaya peningkatan pendapatan rumah tangga sehingga tekanan ekonomi dalam rumah tangga diharapkan makin berkurang.

Menurut Pudjiwati Sajogyo (1985: 256) bahwa “wanita di pedesaan ternyata mempunyai dua peranan yaitu (1) sebagai istri/ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dalam konteks kegiatan produksi yang langsung menghasilkan pendapatan (2) istri/ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengasuh anak dan lain-lain”.


(33)

15

6. Bantuan Langsung Tunai BBM

Pemerintah pada awal tahun 2005 memeberikan bantuan subsidi harga BBM, sebagai pengganti kenaikan harga BBM untuk keluarga miskin. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang bantuan subsidi harga BBM melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM.

Bantuan Langsung Tunai BBM diberikan secara langsung dan cuma-cuma dalam bentuk pemberian uang. Pemberian dana Bantuan Langsung Tunai BBM dilakukan secara bertahap dalam empat kali periode pencairan dana dalam setahun. Setiap periode pencairan dana, keluarga miskin mendapat subsidi langsung sebesar Rp.300.000,- total bantuan yang diterima selama setahun sebesar Rp.1.200.000,-. Keluarga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai BBM dapat mengambil dana tersebut di tempat yang telah ditentukan yaitu kantor POS. Keluarga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai BBM sebelumnya telah didata pada tabel 1 sesuai dengan 14 kriteria keluarga miskin menurut Bandan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005 sebagai berikut:

Tabel 1. 14 Kriteria Keluarga Miskin Menurut Bandan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2005.

No Variabel Kemiskinan Karakteristik Kemiskinan

1 Luas lantai bangunan tempat tinggal

Kurang dari 8m² per orang

2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal

Tanah/semen biasa

3 Jenis dinding bangunan tempat tinggal

Bambu/rumbia/kayu berkulitas rendah/tembok tanpa diplester

4 Fasilitas tempat buang air besar Tidak punya/ bersama-sama dengan rumah lain

5 Sumber penerangan keluarga Bukan listrik


(34)

16

hujan

7 Bahan bakar untuk memasak sehari-hari

Kayu bakar/arang/minyak tanah

8 Konsumsi daging/susu/ayam perminggu

Tidak pernah konsumsi/hanya satu kali dalam seminggu

9 Pembelian pakian baru untuk setiap anggota keluarga dalam setahun

Tidak pernah membeli/ hanya satu stel dalam setahun

10 Frekuensi makan dalam sehari setiap keluarga

Hanya satu kali makan/dua kali makan dalam sehari

11 Kemampuan membayar untuk berobat ke puskesmas/ poliklinik

Tidak mampu menbayar untuk berobat

12 Lapangan pekerjaan utama untuk kepala keluarga

Petani dengan luas lahan kurang dari 0,5 ha/buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh pekebunan atau pekerja lainnya dengan pendapatan keluarga dibawah Rp.600.000,- perbulan

13 Pendidikan tertinggi kepala keluarga

Tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD

14 Pemilik asset/ harta

bergerak/harta tidak bergerak.

Tidak punya tabungan /barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp.500.000,- seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas perhiasan, ternak, kapal/perahu motor, atau barang modal lainnya.

Catatan:

Rumah tangga yang tidak layak mendapat Bantuan Langsung Tunai BBM adalah:

a. Rumah tangga yang tidak termasuk kriteria miskin

b. PNS/TNI/Polri/pensiunan PNS, TNI dan Polri

c. Pengungsi yang diurus Pemerintah

d. Penduduk yang tidak bertempat tinggal

Kriteria keluarga miskin tersebut digunakan untuk menetukan keluarga yang dikatakn miskin atau tidak, sehingga Bantuan Langsung Tunai BBM dapat disalurkan kepada keluarga miskin yang benar-benar layak mendapatkan Bantuan Langsung Tunai BBM.

7. Pendapatan Kepala Keluarga Nelayan

Pendapatan merupakan hal pokok bagi kehidupan keluarga dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga besar kecilnya pendapatan keluarga akan menentukan tingkat kemakmuran keluarga itu. Pendapatan tidak hanya berupa


(35)

17

uang tetapi semua harta kekayaan yang dimiliki suatu keluarga seperti pendapat Valeri J.H. Hull dalam Masri Singarimbun (Dwi Wahyuni Kurniawati, 2004:15)bahwa pendapatan atau penghasilan rumah tangga merupakan seluruh pendapatan atau penghasilan rumah tangga termasuk barang dan hewan piaraan (ternak).

Besar kecilnya pendapatan itu sendiri akan membawa pengaruh pada pemenuhan kebutuhan pokok penduduk yang bersangkutan. Sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994: 44) bahwa rendahnya pendapatan akan menyebabkan sulit terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

8. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum

Pemenuhan kebutuhan pokok minimum adalah pemenuhan kebutuhan yang meliputi 9 bahan pokok per orang per tahun yang diuangkan dalam satuan rupiah berdasarkan standar Totok Mardikanto dengan kriteria:

a. Terpenuhi apabila pengeluaran per orang per bulan lebih besar atau sama dengan standar pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

b. Tidak terpenuhi apabila pengeluaran per orang per bulan lebih kecil dari standar pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

Menurut Totok Mardikanto (1990: 23), kebutuhan pokok adalah kebutuhan manusia yang mencakup 9 bahan pokok yang meliputi beras 140 kg, ikan asin 15 kg, gula pasir 3,5 kg, textile kasar 4 meter, minyak tanah 60 liter, sabun 20 kg, kain batik 2 potong, minyak goreng 6 kg, dan garam 9 kg.


(36)

18

Selanjutnya dilihat dari penghitungan garis kemiskinan dengan klaisifikasi sebagai berikut:

 Pemenuhan kebutuhan < 75% tergolong miskin sekali.

 Pemenuhan 75% - 125% tergolong miskin.

 Pemenuhan 125% - 200% tergolong hampir miskin.

 Pemenuhanm kebutuhan >200% tergolong tidak miskin.

Tabel 2. Rincian Kebutuhan Pokok Minimum yang Harus Dipenuhi Per Tahun di Desa MajaKecamatan kalianda Lampung Selatan Tahun2013

No Jenis Kebutuhan Pokok Jumlah Kebutuhan (orang) Harga Satuan (Rupiah) Total (Rupiah/tahun) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Beras Ikan asin Gula pasir Tekstil kasar Minyakgoreng Minyak tanah Garam Sabun Kain batik 140 kg 15 kg 3,5 kg 4 Meter 6 kg 60 liter 9 kg 20 kg 2 potong 7.500 13.000 11.000 30.000 11.000 9.000 1.500 13.000 45.000 1.050.000 195.000 38.500 120.000 66.000 540.000 13.500 260.000 90.000

Jumlah 2.373.000

Sumber: Totok Mardikanto, 1990 dari data primer 2013.

Untuk perhitungan menurut BPS (1988: 8) yaitu jumlah pengeluaran yang diperoleh selama setahun dibagi 12 bulan sehingga diperoleh kebutuhan pokok minimum per orang per bulannya Rp.2.373.000,- dibagi 12 bulan sama dengan Rp.197.750,- dengan ketentuan apabila jumlah pengeluaran per orang per bulan lebih atau sama dengan Rp.197.750,- maka kebutuhan pokok dikategorikan terpenuhi, sedangkan apabila jumlah pengeluaran per orang per bulan kurang dari Rp.197.750,- maka kebutuhan pokok dikategorikan tidak terpenuhi.


(37)

19

Dalam penelitian ini pemenuhan kebutuhan pokok minimum dalam setiap keluarga per bulan dengan mengalikan kebutuhan pokok minimum per orang dengan jumlah anggota keluarga.

B. Kerangka Pikir

Kebutuhan pokok manusia dibagi menjadi tiga yaitu sandang, pangan dan papan. Perbedaan tingkat perekonomian setiap penduduk menyebabkan tidak semua penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh perbedaan jenis mata pencaharian yang dimiliki berpengaruh pada besarnya pendapatan yang diterima.

Kebutuhan pokok minimum merupakan kebutuhan yang mendasar bagi manusia yang harus dapat terpenuhi secara layak guna kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda sangat erat kaitanya dengan jumlah anggota keluarga, jenis pekerjaan tambahan dan total pendapatan yang diperoleh kepala keluarga nelayan, berdasarkan dari uraian tersebut cukup menarik bagi untuk dilakukan penelitian dengan judul Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga Nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda.


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif situasi (Mohammad Ali, 1985: 120).

Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini, dalam upaya untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini, yaitu pada variabel pekerjaan sampingan nelayan, jumlah tanggungan keluarga nelayan, pendapatan nelayan, dan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga nelayan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini


(39)

21

adalah seluruh kepala keluarga nelayan yang terdapat di Desa Maja Kecamatan Kalianda yang berjumlah 153 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharmi Arikunto, 2002: 109). Berdasarkan pendapat tersebut maka untuk mengambil besarnya sampel berpedoman pada pendapat Suharmi Arikunto (2002: 112), yang

menyatakan bahwa: “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.

Lebih lanjutnya Suharmi Arikunto (2002: 108-109), menyatakan bahwa apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitianya merupakan penelitian populasi, objek pada penelitian yang diteliti hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi.

Sehubungan dengan jumlah populasi yang terdapat di Desa Maja sebanyak 153 kepala keluarga lebih dari 100 mengingat populasi tersebut homogen, maka dengan berbagai macam keterbatasan pada peneliti, diambil sampel secara random. Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 20% yaitu sebanyak 31 kepala keluarga yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini.


(40)

22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten lampung Selatan Tahun 2013.

2. Definisi Operasional Variabel

1) Jumlah tanggungan nelayan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu istri dan banyaknya anak yang dimiliki dan menjadi tanggungan kepala keluarga nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten lampung Selatan tersebut. Berdasarkan jumlah tanggungan yang dimiliki tersebut terdapat 2 kriteria, yaitu:

a. Banyak: jika jumlah yang menjadi tanggungan lebih dari atau sama dengan 5 orang.

b. Sedikit: jika jumlah yang menjadi tanggungan kurang dari 5 orang. 2) Pekerjaan sampingan dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang dilakukan

kepala keluarga nelayan selain menangkap ikan di laut ketika sedang tidak melaut, ada yang memiliki pekerjaan sampingan dan ada yang tidak memiliki pekerjaan sampingan.

3) Anggota keluarga yang bekerja ikut menyumbang dari pendapatan yang diperoleh yang dinilai dengan satuan rupiah dalam satu bulan. Anggota keluarga yang bekerja seperti:


(41)

23

b. anak c. orang tua d. mertua e. saudara ipar f. keponakan g. keluarga lainnya

4) Penggunaan bantuan dana BLT BBM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis penggunaan dana yang berasal dari bantuan dana BLT BBM . 5) Pendapatan kepala keluarga nelayan adalah total pendapatan yang diperoleh

dari pekerjaan pokok kepala keluarga, pekerjaan sampingan kepala keluarga, sumbangan anggota keluarga yang bekerja dan dana bantuan BLT BBM yang dinilai dalam satuan rupiah dalam satu bulan.

6) Pemenuhan kebutuhan pokok nelayan adalah kebutuhan yang meliputi sembilan bahan pokok per orang per tahun yang diuangkan dalam satuan rupiah yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto dengan kriteria sebagai berikut:

1. Terpenuhi apabila jumlah pengeluaran pengeluaran kebutuhan pokok per orang per bulan lebih besar atau sama dengan Rp.197.750,-.

2. Tidak terpenuhi apabila jumlah pengeluaran kebutuhan per orang per bulan kurang dari Rp.197.750,-.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.


(42)

24

1. Teknik Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi responden di lapangan secara langsung, mengenai alat tangkap ikan seperti jaring, perahu, pancing dan lain-lain yang digunakan oleh para nelayan di Desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung SelatanTahun 2013.

2. Teknik Wawancara Terstruktur

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan kuesioner untuk memandu setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti agar memperoleh data yang lebih jelas mengenai pekerjaan sampingan, pendapatan nelayan, jumlah tanggungan keluarga nelayan, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini guna melengkapi data yang telah diperoleh. Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan data dari kantor desa serta instansi yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu jumlah penduduk, jenis mata pencaharian, peta administrasi desa, persebaran penduduk, serta data yang lainnya.


(43)

25

E. Teknik Analisis Data

Menganalisis data yang telah terkumpul dipergunakan tabel data dan persentase. Tabel data tersebut dibuat berdasarkan klasifikasi tertentu, dan berdasarkan pada frekuensi persentase dari variabel-variabel tersebut, sebagai dasar interpretasi dan dideskripsikan secara sistematis guna membuat laporan penelitian, dan ditarik kesimpulan sebagai akhir laporan penelitian ini (Suharsimi Arikunto, 2002:236). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase yang dilakukan dengan menyusun distribusi persentase.

Menurut Arif S. Sadiman (1996: 96) distribusi persentase adalah distribusi yang frekuensinya diubah dalam persentase. Langkah pertama dalam penyusunan distribusi persentase adalah membagi jumlah hasil observasi ke dalam masing-masing kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi (N), setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan 100 untuk menghasilkan persentase. Dalam sebuah distribusi sederhana, total (T) dari persentase harus sama dengan 100%. Namun jika ada pembulatan jumlahnya mungkin sedikit berbeda. Dari hasil penelitian dibuat suatu deskripsi yang sistematis sebagai hasil penelitian dan analisis persentase tersebut adalah sebagai berikut:

% = Keterangan:

% : Persentase yang diperoleh N : Jumlah Frekuensi

f : Variabel 100 : Konstanta


(44)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian secara keseluruhan tentang upaya pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan di desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013 maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebanyak 31 KK nelayan rata-rata memiliki 5 anggota keluarga. 20 responden (64,51%) memiliki tangungan keluarga banyak dan 11 responden ( 35,48%) jumlah tanggungannya sedikit.

2. Sebanyak 14 KK nelayan yang memiliki Pekerjaan sampingan mampu meningkatan pendapatan sebesar Rp.172.150,- (18,51%), tingkat pemenuhan sebanyak 19,47%, dan sebanyak 8 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Sebagian besar nelayan tidak memiliki pekerjaan sampingan. Hal ini disebabkan minimnya lapangan pekerjaan di desa nelayan diluar perikanan dan minimnya keterampilan yang dimiliki nelayan untuk mengerjakan pekerjaan selain melaut.

3. Sebanyak 12 KK nelayan yang menerima sumbangan pendapatan dari anggota keluarga, mampu meningkatkan pendapatan sebesar rata-rata Rp.137.500,-


(45)

62

(14,53%), tingkat pemenuhan sebanyak 12,05%, dan sebanyak 2 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Anggota keluarga yang ikut menyumbang pendapatan adalah diantaranya anak dari responden yang telah mampu bekerja, dan istri dari responden dengan jenis pekerjaan seperti buruh tani, buruh serabutan dan karyawan toko.

4. Sebanyak 7 KK yang menerima sumbangan BLT BBM, mampu meningkatkan pendapatan sebesar rata-rata Rp.100.000,- (11,51%), tingkat pemenuhan sebanyak 11,93%, dan sebanyak 4KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Jumlah Responden yang menerima sumbangan BLT BBM hanya 7 dari 31 Responden disebabkan dalam pelaksanaan pembagian dana BLT BBM belum merata atau tidak semua keluarga miskin mendapatkan Bantuan Langsung Tunai BBM, masih ada beberapa keluarga nelayan miskin di Desa Maja yang seharusnya menerima BLT BBM tetapi pada kenyataannya tidak menerima

5. Dari pendapatan pokok, rata-rata pendapatan KK nelayan sebesar Rp.811.300,- rata-rata pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga sebesar 84,78% dan hanya 7 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Sedangkan dari pekerjaan pokok dan ditambah sumber pendapatan tambahan (pekerjaaan sampingan, sumbangan keluarga dan BLT BBM) didapat rata-rata pendapatan KK nelayan sebesar Rp.924.200,- pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga menjadi sebesar 96.58% dan 12 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Dengan adanya sumber pendapatan tambahan, berdampak pada meningkatnya


(46)

63

pendapatan KK nelayan dengan rata-rata sebesar Rp.112.700,- (12,21%), tingkat pemenuhan sebanyak 11,8% dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga sebanyak 16,12% (5KK).

6. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan, sebagian besar responden yaitu sebanyak 19 orang responden (61,29%) kebutuhan pokok minimum keluarganya tidak terpenuhi (<197.750 per kapita per bulan) dan sebanyak 12 responden kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi ( >197.750 per kapita per bulan).

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mengingat sebagian besar nelayan memiliki jumlah tanggungan keluarga yang tergolong banyak, yaitu ≥ 5, diharapkan kepada anak-anak nelayan yang sudah berusia produktif agar mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guna menambah pendapatan kepala keluarga.

2. Disarankan kepada nelayan yang telah mempunyai pekerjaan sampingan mampu mencari pekerjaan sampingan yang pendapatannya lebih besar dibandingkan pekerjaan sampingan sekarang, dan untuk nelayan yang belum memiliki pekerjaan sampingan agar mencari pekerjaan sampingan baik di


(47)

64

Desa Nelayan maupun di luar Desa Nelayan yang sesuai dengan dengan keterampilan yang mereka miliki, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Kepada kepala keluarga nelayan yang tidak menerima sumbangan pendapatan dari anggota keluarganya disarankan agar mengerahkan anggota keluraganya untuk bekerja, misalkan saja bekerja sebagai buruh tani, buruh serabutan atau karyawan toko. Istri nelayan yang belum mempunyai pekerjaan diharapkan agar dapat mencari pekerjaan yang mana hasilnya dapat membantu pendapatan keluarganya. Bagi anak-anak nelayan misalkan saja bisa dengan mengolah ikan hasil tangkapan menjadi makanan seperti bakso ikan maupun ikan asin yang mempunyai nilai jual lebih sehingga dapat menambah pendapatan keluarga.

4. Kepada Kepala Desa Maja disarankan memperhatikan jalannya program BLT BBM agar tepat sasaran. Sehingga nelayan yang tergolong keluarga miskin yang belum menerima BLT BBM bisa mendapat dana BLT BBM. Karena berdasarkan hasil penelitian dari 31 KK tergolong dalam keluarga nelayan miskin yang layak menerima BLT BBM, namun pada kenyataannya baru 7 KK yang menerima.

5. Dengan adanya pendapatan tambahan seperti pekerjaan sampingan, sumbangan keluarga dan BLT BBM, yang meskipun belum mampu mengubah kondisi keluarga mereka bebas dari kemiskinan, akan tetapi rata-rata pendapatan KK nelayan meningkat sebesar Rp.112.900,- (12,21%) sedikit


(48)

65

membantu dalam upaya pemenuhan kebutuha pokok minimum nelayan, oleh karena itu disarankan kepada keluarga nelayan untuk menambah lagi sumber pendapatan selain dari pekerjaan pokok. Karena dengan bertambah dan semakin banyaknya sumber pendapatan yang dimiliki akan berdampak pada peningkatan pendapatan guna memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonimus. 1999.SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional). Jakarta: BPS. Ari Wahyono dkk. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Arif Sukandi Sadiman.1996. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta. Erlangga.

BPS.2005.Lampung Dalam Angka.Kantor Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Dwi Wahyu Kurniawati. 2004. Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Pembuat Terasi Udang di Dusun VII Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. (Skripsi). Bandar Lampung: FKIP Unila.

Emil Salim. 1994. Perencanaan Pembangunan Pemerataan Pendapatan. Jakarta: PT. Indayu Press.

Ida Bagus Mantra.2003. Demografi Umum. Jakarta:Pusataka Pelajar.

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

MasriSingarimbun. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Mohammad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta: Angkasa.

Mulyanto Sumardi. 1985. Sumber Pendapatan kebutuhan Pokok dan Prilaku Menyimpang. Jakarta. Rajawali.


(50)

67

NursidSumaatmadja. 1997. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa. Bandung: Alumni.

Pudjiwati Sajogyo.1985.Peranan Wanita dalam perkembangan Masyarakat Desa.CV. Jakarta. Rajawali.

R. Bintarto. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: U.P. Spring.

Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuan dalam Tanya Jawab. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Subarjo.2003.Meteorologi dan Klimatologi (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 152 hlm.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Jakarta. Tiga Serangkai.

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. Surakarta: PT. Tri Tunggal Tata Fajar.

Wahyuningsih dkk. 1977. Budaya Kerja Nelayan Indonesia di Jawa Tengah. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.


(1)

(14,53%), tingkat pemenuhan sebanyak 12,05%, dan sebanyak 2 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Anggota keluarga yang ikut menyumbang pendapatan adalah diantaranya anak dari responden yang telah mampu bekerja, dan istri dari responden dengan jenis pekerjaan seperti buruh tani, buruh serabutan dan karyawan toko.

4. Sebanyak 7 KK yang menerima sumbangan BLT BBM, mampu meningkatkan pendapatan sebesar rata-rata Rp.100.000,- (11,51%), tingkat pemenuhan sebanyak 11,93%, dan sebanyak 4KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Jumlah Responden yang menerima sumbangan BLT BBM hanya 7 dari 31 Responden disebabkan dalam pelaksanaan pembagian dana BLT BBM belum merata atau tidak semua keluarga miskin mendapatkan Bantuan Langsung Tunai BBM, masih ada beberapa keluarga nelayan miskin di Desa Maja yang seharusnya menerima BLT BBM tetapi pada kenyataannya tidak menerima

5. Dari pendapatan pokok, rata-rata pendapatan KK nelayan sebesar Rp.811.300,- rata-rata pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga sebesar 84,78% dan hanya 7 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Sedangkan dari pekerjaan pokok dan ditambah sumber pendapatan tambahan (pekerjaaan sampingan, sumbangan keluarga dan BLT BBM) didapat rata-rata pendapatan KK nelayan sebesar Rp.924.200,- pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga menjadi sebesar 96.58% dan 12 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi. Dengan adanya sumber pendapatan tambahan, berdampak pada meningkatnya


(2)

63

pendapatan KK nelayan dengan rata-rata sebesar Rp.112.700,- (12,21%), tingkat pemenuhan sebanyak 11,8% dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga sebanyak 16,12% (5KK).

6. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan, sebagian besar responden yaitu sebanyak 19 orang responden (61,29%) kebutuhan pokok minimum keluarganya tidak terpenuhi (<197.750 per kapita per bulan) dan sebanyak 12 responden kebutuhan pokok minimum keluarganya terpenuhi ( >197.750 per kapita per bulan).

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mengingat sebagian besar nelayan memiliki jumlah tanggungan keluarga yang tergolong banyak, yaitu ≥ 5, diharapkan kepada anak-anak nelayan yang sudah berusia produktif agar mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guna menambah pendapatan kepala keluarga.

2. Disarankan kepada nelayan yang telah mempunyai pekerjaan sampingan mampu mencari pekerjaan sampingan yang pendapatannya lebih besar dibandingkan pekerjaan sampingan sekarang, dan untuk nelayan yang belum memiliki pekerjaan sampingan agar mencari pekerjaan sampingan baik di


(3)

Desa Nelayan maupun di luar Desa Nelayan yang sesuai dengan dengan keterampilan yang mereka miliki, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Kepada kepala keluarga nelayan yang tidak menerima sumbangan pendapatan dari anggota keluarganya disarankan agar mengerahkan anggota keluraganya untuk bekerja, misalkan saja bekerja sebagai buruh tani, buruh serabutan atau karyawan toko. Istri nelayan yang belum mempunyai pekerjaan diharapkan agar dapat mencari pekerjaan yang mana hasilnya dapat membantu pendapatan keluarganya. Bagi anak-anak nelayan misalkan saja bisa dengan mengolah ikan hasil tangkapan menjadi makanan seperti bakso ikan maupun ikan asin yang mempunyai nilai jual lebih sehingga dapat menambah pendapatan keluarga.

4. Kepada Kepala Desa Maja disarankan memperhatikan jalannya program BLT BBM agar tepat sasaran. Sehingga nelayan yang tergolong keluarga miskin yang belum menerima BLT BBM bisa mendapat dana BLT BBM. Karena berdasarkan hasil penelitian dari 31 KK tergolong dalam keluarga nelayan miskin yang layak menerima BLT BBM, namun pada kenyataannya baru 7 KK yang menerima.

5. Dengan adanya pendapatan tambahan seperti pekerjaan sampingan, sumbangan keluarga dan BLT BBM, yang meskipun belum mampu mengubah kondisi keluarga mereka bebas dari kemiskinan, akan tetapi rata-rata pendapatan KK nelayan meningkat sebesar Rp.112.900,- (12,21%) sedikit


(4)

65

membantu dalam upaya pemenuhan kebutuha pokok minimum nelayan, oleh karena itu disarankan kepada keluarga nelayan untuk menambah lagi sumber pendapatan selain dari pekerjaan pokok. Karena dengan bertambah dan semakin banyaknya sumber pendapatan yang dimiliki akan berdampak pada peningkatan pendapatan guna memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga nelayan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonimus. 1999.SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional). Jakarta: BPS. Ari Wahyono dkk. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Arif Sukandi Sadiman.1996. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta. Erlangga.

BPS.2005.Lampung Dalam Angka.Kantor Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Dwi Wahyu Kurniawati. 2004. Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Pembuat Terasi Udang di Dusun VII Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. (Skripsi). Bandar Lampung: FKIP Unila.

Emil Salim. 1994. Perencanaan Pembangunan Pemerataan Pendapatan. Jakarta: PT. Indayu Press.

Ida Bagus Mantra.2003. Demografi Umum. Jakarta:Pusataka Pelajar.

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

MasriSingarimbun. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Mohammad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta: Angkasa.

Mulyanto Sumardi. 1985. Sumber Pendapatan kebutuhan Pokok dan Prilaku Menyimpang. Jakarta. Rajawali.


(6)

67

NursidSumaatmadja. 1997. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa. Bandung: Alumni.

Pudjiwati Sajogyo.1985.Peranan Wanita dalam perkembangan Masyarakat Desa.CV. Jakarta. Rajawali.

R. Bintarto. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: U.P. Spring.

Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuan dalam Tanya Jawab. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Subarjo.2003.Meteorologi dan Klimatologi (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 152 hlm.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Jakarta. Tiga Serangkai.

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. Surakarta: PT. Tri Tunggal Tata Fajar.

Wahyuningsih dkk. 1977. Budaya Kerja Nelayan Indonesia di Jawa Tengah. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini.