Masalah Loyalitas dan Konsistensi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id walaupun alasannya adalah kesibukan kerja dan keluarga. Masalahnya menurut sumber data 3, bahwa kalau Mas Amien bisa menghidupi keluarga dengan silat. Tapi kalau dia dan teman-temannya, merasa tidak sanggup. Ini adalah tantangannya, hanya saja beliau tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Karena biarlah alam yang membentuk kemampuan seseorang. Beliau menyatakan: “Saya selalu memberikan contoh pada diri saya sendiri, kalau saya jelek ya ini jelek saya, kalau saya baik ya ini baik saya. Ketika sampeyan keluar dari sini juga dengan jujur, bagi saya itu nggak masalah, itu kritikan yang baik. Ada juga komunitas muslim yang merasa punya kavling di surga yang menganggap saya ahli bid‟ah, padahal anda tahu sendiri saya selalu mengatakan orang yang belajar tenaga dalam, nggak usah belajar yang begini-begini. Ada yang seperti itu, tapi itu wajar, sunnatullah. ” Tapi yang terpenting bagi beliau adalah prinsip-prinsip beliau tetap dipegang oleh sang murid, dimanapun dia berada. Karena itulah inti dari ajaran agama. Sebagaimana beliau sampaikan: “Banyak sekali. Itu lebih banyak daripada yang baper itu tadi. Contohnya dia yang dari Bali. Di bilang: “Mas, saya mohon maaf tidak bisa menjadi seorang muslim, tapi apa-apa yang disampaikan oleh Mas Amien, akan saya pegang terus. ” Dan dia selalu tabayyun. Ada juga yang menjanjikan akan terus silaturahmi, ada yang silaturahmi ada yang tidak. Bagi saya itu sunnatullah. Yang penting tidak ada mantan guru dan tidak ada mantan murid. Apakah saya mantan guru anda? Atau apakah anda mantan murid saya? Nggak ada. Artinya secara emosional, hati, sampeyan kan tetap murid saya. Bagi saya kalau murid disini keluar baik-baik, saya akan baik. Kalau keluarnya tidak baik, maka saya diam saja. Jadi lebih banyak konsep saya yang dipakai daripada yang tidak dipakai. Murid-murid saya yang sudah jauh, juga kadang-kadang memantau saya, menanyakan kabar. Ketika saya update status, ada yang jarpri ke saya. Termasuk sampeyan juga kan tiba-tiba kesini, berarti ini ada ikatan emosional. Ada yang menarik dari sisi saya. Itu saja. ” digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V KESIMPULAN

A. Kepemimpinan Dakwah Pola Keteladanan Mas Mochamad Amien

Setelah ditelaah dan dianalisa, kepemimpinan dakwah pola keteladanan Mas Amien ditinjau dari teorinya Kouzes dan Posner adalah sebagai berikut:

1. Mas Mochamad Amien dalam Mencontohkan Cara

Dalam mencontohkan cara Mas Amien mendasarkan pada pengalaman, agama dan obyektifitas keadaan dirinya. Beliau memperhatikan 3 hal dalam memberikan contoh, yakni bahwa setiap orang harus belajar dan berproses; sinyalnya kepada hamba-Nya; dan mindsetnya yang dimiliki seseorang. a. Nilai-Nilai yang Beliau Pegang 1 Agama dan sholat; 2 Memuliakan orang tua dan guru 3 Menolong orang yang lemah dan meminta 4 Disiplin dan menepati janji 5 Aplikasi Silat: Ngala-Ngalle-Nglaben digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 Jujur 7 Silaturahmi b. Meyakinkan dan Mencontohkannya 1 Dengan wejanganpetuah 2 Sharing dan Problem Solving 3 Perubahan Mindset 4 Momentum pertandingan Silat 5 Acara Syukuran atau Silaturahm Bersamai

2. Mas Mochamad Amien dalam Menginspirasi Visi

Visi Chakra V sifatnya masih umum, yakni : a. Bahwa belajar silat itu untuk mempertahankan diri, keluarga dan memegang agama. b. Menjaga nama baik Chakra V dan tetap menjalin silaturahmi. Sementara visi yang lebih kongkrit dan matang, dibahas dilingkungan murid yang telah mencapai tingkat keluarga, dimana sementara ini masih belum ada. Visi yang tidak dipaksakan, berarti memang ruang murid menemukan jati dirinya di silat dan perguruan Chakra V diserahkan pada masing-masing orang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Mas Mochamad Amien dalam Menantang Proses

Dalam menantang proses kepada murid-muridnya, Mas Amien mendasarkan pada tiga hal: Pertama, berdasarkan standart skill silat. Kedua, program pengembangan organisasi. Ketiga, pengembangan pribadi individu.

4. Mas Mochamad Amien dalam Memungkinan Orang Lain Bertindak

Mas Amien sangat membuka ruang kebebasan bagi murid- muridnya. Setiap ide selama tidak bertentangan dengan prinsip, semua diiyakan. Mas Amien juga membebaskan murid-muridnya yang skillnya sudah bagus membuka perguruan cabang Chakra V, dan tidak perlu khawatir akan terjadi perubahan teknik dan jurus. Mas Amien juga berusaha menjaga iklim kerja.

5. Mas Mochamad Amien dalam Menyemangati Jiwa

Mas Amien memberikan standart yang cukup tinggi bagi murid- muridnya, baik dari segi kemampuan silat maupun moralnya. Namun tetap berwelas asih untuk memberikan beberapa tambahan jika muridnya jujur, loyal dan kontributif bagi perguruan. Setiap keberhasilan murid akan dirayakan secara sederhana. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Latar Belakang Kepemimpinan Dakwah Mas Mochamad Amien

Latar belakang kepemimpinan dakwah Mas Mochammad Amien dengan pola diatas, dikarenakan beberapa faktor, yakni: format perguruan keluarga, kondisi umat Islam, pandangan masayarakat akan silat dan praktisi silat, serta pengalaman masalah loyalitas dan konsistensi murid.