PENDUGAAN POPULASI HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN

ABSTRAK

PENDUGAAN POPULASI HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.)
PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI
LANGSUNG VS METODE UMPAN

Oleh

Suparman

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis pendugaan
populasi hama symphilids (Haniseniella sp.) pada tanaman nanas dengan metode
ekstraksi langsung versus metode umpan. Penelitian dilakukan pada
bulanSeptember hingga November di lahan pertanaman nanas PT Great Giant
Pinneaple (GGP), Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
dengan enam lokasi petak. Dari masing-masing petak ditentukan empat titik
sampel dan setiap titik sampel dipilih dua tanaman secara acak sehingga terdapat
48 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program
lognorm untuk mengetahui pola sebaran hama.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan pendugaan metode umpan hama symphilids pada pengamatan

minggu 0-8 mempunyai pola sebaran mengelompok, sedangkan pendugaan
dengan metode ekstraksi langsung menghasilkan pola sebaran hama symphylids
bervariasi. Pada pengamatan minggu 0 dan 4, hama sympylids mempunyai pola
menyebar dan pada pengamatan minggu 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 mempunyai pola
sebaran mengelompok. Berdasarkan hasil pendugaan populasi hama symphylids,
penggunaan metode ekstraksi langsung secara umum menghasilkan hasil dugaan
populasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode umpan.
Kata kunci : Symphylids, metode ekstraksi langsung, metode umpan
method, feedingbait method.

PENDUGAAN POPULASI
HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS
DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN

Oleh
SUPARMAN

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN

Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

PENDUGAAN POPULASI
HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS
DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN
(Skripsi)

Oleh
SUPARMAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2014

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Tanaman Nanas (Ananas comosusL.)...................................................... .

7

2. Hama Symphylids(Hanseniella sp.)...........................................................

11

3. Enam lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2
bulan .........................................................................................................


14

4. Empat titik sampel lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas
berumur + 2 bulan......................................................................................

14

5. Pengamatan dan penghitungan jumlah hama Symphylids yang terbawa
dengan metode ekstraksi langsung............................................................

15

6. Umpan yang berisi tanah dan bahan organik dipendam kembali
di dalam bekas galian tanah sedalam+15 cm............................................

16

7. Kain kasa yang berisi umpan bahan organik (daun pepaya) setelah empat
hari diletakkan dalam nampan berwarna merah........................................


17

8. Rata–rata hasil dugaan populasi hama symphylids dengan metode
ekstraksi Vs metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan
di lahan PT GGP Lampung pada periode September hingga
November 2012.........................................................................................

23

9. Nilai ragam hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs metode umpan
pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan PT GGP Lampung
pada periode September hingga November 2012........................................ 23
10. Nilai indeks green hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs
metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan
PT GGP Lampung pada periode September hingga November 2012....... .. 24

v

11. Chi-square binomial negative hama symphylids dengan metode

ekstraksi Vs metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua
bulan di lahan PT GGP Lampung pada periode September hingga
November 2012.........................................................................................
12. Nilai dugaan k hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs
metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan
PT GGP Lampung pada periode September hingga November 2012.....

25

13. Beberapa tingkat serangan hama Symphilids pada tanaman nanas
(A. ringan, B. sedang, C. berat)...............................................................

30

14. Symphylids (A. antenna Symphilids, B. cerci Symphylids)...................

31

24


i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .....................................................................................................

i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ . 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah ..................................................................

1

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................

4


1.3 Kerangka Pemikiran ..............................................................................

5

1.4 Hipotesis .................................................................................................

6

II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

7

2.1 Tanaman Nanas(Ananas comosus L.)....................................................

7

2.2 Hama Symphylids(Hanseniella sp.)........................................................

9


2.3 Pendugaan Populasi Hama...................................................................... 11

III. BAHAN DAN METODE ........................................................................... 13
3.1 Tempat dan Waktu penelitian ................................................................ 13
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................ 13
3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 13
3.3.1 Penentuan Lahan Pengamatan dan Contoh Petak Tanaman.......... 13

ii

3.3.2 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode
Ekstraksi Langsung…………………………………………..….. 14
3.3.3 Kandungan Populasi Hama Symphylids Dengan Metode Umpan…..

15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 18
4.1 Hasil Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Ekstraksi
Langsung….………………..................................................................

18
4.2 Hasil Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Umpan... 20
4.3 Perbandingan Pendugaan Populasi Hama Symphylids Metode Umpan
dengan Metode Ekstraksi Langsung........................................................ 21

V.KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................

26

5.1 Simpulan................................................................................................... 26
5.2 Saran......................................................................................................... 26

PUSTAKA ACUAN.......................................................................................... 27
LAMPIRAN....................................................................................................... 29

iii

DAFTAR TABEL

Tabel


Halaman

1. Beberapa indeks sebaran dan dugaan pola sebaran hama Symphylids
dengan metode ekstraksi langsung pada pertanaman nanas berumur
dua bulan dilahan PT GGP Lampung Tengah............................................. . 19
2. Beberapa indeks sebaran dan dugaan pola sebaran hama Symphylids
dengan metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan
di lahan PT GGP Lampung Tengah............................................................... 21

MOTO

Cukup Allah bagiku, tidak ada lain selain dia hanya kepadanNYA lah aku
bertawakal
(Qs. At taubah 129)
Reason is most powerfull weapon that have
( alexander lebed)
Orang yang paling miskin adalah orang yang tidak punya impian
( Zig ziglar)
Terus belajar menyalahkan diri sendiri karna disetiap kesalahan, kita
menjadi salah satu faktor penyebabnya
(suparman)
Lahir pada zaman dan akan menciptakan sebuah zaman..

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Juni 1989 di Kelurahan Yukum Jaya, Lampung
Tengah. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara pasangan
Atma dan Siti Fatimah.Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 4 Yukum Jaya pada tahun 2001, Madrasah Tsanawiyah di MTs Negeri
1Poncowati pada tahun 2004, dan Madrasah Aliyah di MA Negeri 1 Poncowati
pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui
jalurPenelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) dan pada tahun 2008
penulis menjadi Mahasiswa Agroekoteknologi disebabkan adanya kebijakan
peleburan tiga jurusan (Budi Daya Pertanian, Ilmu Tanah dan Proteksi Tanaman).

Pada tahun akademik 2010, penulis melaksanakan Praktik Umumdi Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Bogor, Jawa Barat. Selama
menjadi mahasiswa penulis juga aktif di organisasi intra kampus Himpunan
Mahasiswa Proteksi Tanaman (Himaprotekta) sebagai Anggota bidang Eksternal
(2008), Anggota bidang Pengabdian Masyarakat (2009) dan sebagai Sekretaris
Umum Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma AGT) pada tahun 2010. Pada
organisasi ekstra kampus penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila sebagai Anggota

Departemen Kesekretariatan (2009), Anggota Bidang Hubungan Alumni dan
Komunikasi Umat (2010), dan sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam
cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila (2011).

Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh penulis antara lain:Pelatihan
Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) pada
tahun 2008, Latihan Kader I (Basic Training) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian pada tahun 2008, Latihan Kader II
(Intermediet Training) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu di
Provinsi Bengkulu.

SANWACANA

Teriring salam dan do’apenulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pendugaan Populasi Hama Symphylids
(Hanseniella sp.) padaTanaman Nanas
denganMetodeEkstraksiLangsungVsMetodeUmpan.
Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari banyak pihak.
Padakesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. HamimSudarsono, M.Sc.,selakupembimbingutama yang
telahmemberikanbimbingan, gagasan, nasihat, arahandan saran yang
sangatbermanfaatdalampenyusunanskripsiinihinggaselesai.
2. Bapak Ir. Agus M Hariri, M.P., selakupembimbingkedua yang
telahmemberikan saran, nasehat,
danbimbinganselamapenelitiandanpenulisanskripsiinihinggaselesai.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S.,selakupenguji yang telahmemberikan
saran, kritik, nasehat, danpengarahankepadapenulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan saran, kritik, dan nasehat selama penulis kuliah di
Universitas Lampung.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
6. Bapak Dr. IrKuswanta F.Hidayat, M.P.,selakuKetuaJurusanAgroteknologi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Agroteknologi atas bimbingan dan ilmu pengetahuan
yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Emak tercinta dan Bapakterimakasih atas segala do’a, dukungan, kepercayaan
dan limpahan kasih sayang selama ini, untuk kakakku yang hebat, kang Mus
dan tujuh kakakku sekeluarga yang selalu memberi semangat dan nasehat
berharga untukku, semoga perjuangan kalian semua untukku tidak sia-sia,
amin.
9. Katrin Kenese yang selalu setia memberikan bantuan, semangat, dan kasih
sayangnya kepada penulis selama ini, ingat mba kalau jodoh tak akan kemana.
10. Bapak Ahyar di BALITTRO Bogor, Bapak Maulana, Ibu Mahrita Willis, atas
pengalaman, pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama Praktik
Umum.
11. Rekan satu timpenelitianMarjuki (alm) yang telahtenangdisana”amin” atas
kerjasama, bantuan dan semangat yang selalu diberikan selama melaksanakan
penelitian.
12. Para sahabat terkasih: Septya (Menel), Badrus, Alex, Stenia, Rya, Teddy,
Yani, Leo, Wika dan Ovy E, terimakasih atas persahabatan selama ini “kalian
tak akan tergantikan”

13. KeluargabesarBTN Endy, Kiki, Furqon, Indra, danRusli, terima kasih atas
semangat dan motivasinya
14. Mas Iwan dan Mbak WidyaningrumAlita Sari, S. P., atas kerjasama dan
bantuan selama penulis menjadi mahasiswa.
15. Teman- teman seperjuangan angkatan 2007: Hasbul, Saka, Anto, Alwie,
Fajri, Jaya,Yoshua, Syukur, lyan, Meri, Eka, Riki, Juwita, Mpeb,Via, lilis,
Cici, Uus, Sisil, Resma, Tere, Maria, Kristin dan yanti dan teman-teman HPT
angkatan 2000 (Bang Joni Hidayat dan Bang Hasrat Tanjung dkk.), 2001
(Adjo dkk.), 2002 (Bang Zul, Bang Hardi dkk.), 2003 (Bang Ikhsan dkk.),
2004 (Mba Eka, Bang Madda dkk.), 2005 (Bang David, Bang Helsond dkk.),
2006 (Bang Nanda, Bang Slamet, Bang Arif, Bang Agung, Mba Ipeh, dkk.)
dan teman – teman Agroteknologi angkatan 2008 sampai 2011 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamannya selama ini.
16. Teman – teman di HMI Komisariat Pertanian Unila, juga teman- teman
angkatan KUDETA, JIJIK, jangan pernah berhenti berjuang untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Terima kasih
atas tenaga, waktu diskusi dan berbagi selama ini” Yakusa”.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Penulis

Suparman

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Pada saat ini Indonesia merupakan negara eksportir nanas terbesar di dunia
dengan rata-rata ekspor nanas mencapai 200.000 ton per tahun.Menurut catatan
Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nanas baik segar maupun kalengan
selama Januari hingga Juni 2013 mencapai 75,78 ribu ton dengan nilai US$ 68,43
juta (Badan Pusat Statistik, 2013). Komoditas subsektor hortikultura yang
mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Juni 2013 adalah nanas sebesar US$
13,7 juta (Pusdatin, 2013). Ekspor nanas ini terutama merupakan produksi dari
PT Great Giant Pinneaple (GGP) yang berada di Provinsi Lampung.Nanas yang
diekspor saat ini tercatat sebagai eksportir koktail no. 3 di dunia dengan investasi
mencapai Rp.1,4 triliun (Detikcom, 2012). Tujuan utama ekspor nanas dari PT
GGP adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Belanda, Kanada,
China, Inggris, Portugal, Rusia, Spanyol, Taiwan, Mesir, dan Thailand
(Financeroll, 2012).

Untuk meningkatkan produktivitas perkebunan nanas di Indonesia, beberapa
aspek budidaya nanas harus diupayakan seoptimal mungkin agar produksi yang
maksimum tercapai.Aspek budidaya ini meliputi seluruh rangkaian kegiatan
budidaya, mulai dari pemilihan verietas nanas, pengolahan tanah, pemupukan,

2

hingga pengendalian hama dan penyakit tanaman nanas. Secara umum, aspekaspek budidaya nanas di PT GGP telah berkembang cukup baik dan mapan.
Namun demikian, kegiatan pengendalian hama harus dilakukan secara terusmenerus dengan mengikuti perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman
yang ada. Selalu terjadi kemungkinan masuknya jenis hama atau penyakit baru
pada areal perkebunan yang luas. Oleh karena itu, kegiatan pemantaun hama dan
penyakit tanaman, tak terkecuali pada perkebunan nanas, harus dilakukan secara
terprogram berdasarkan jenis hama dan/atau penyakit yang sedang menjadi
masalah.

Masalah hama dan penyakit pada tanaman nanas merupakan salah satu faktor
yang memengaruhi produksi nanas. Hama yang menyerang tanaman nanas di
antaranya adalah penggerak buah Thecla basilides(Lepidoptera), kumbang
Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera), lalat buah Atherigona sp. (Diptera),
Thrips (Holopothrips ananasi; Thysanoptera), ulat buah Tmolus echinon L
(Lepidoptera), tikus dan nematode (Semangun,2007). Di antara beberapa
hamatersebut, hama Symphylids pada saat ini mempunyai potensi menimbulkan
kerugian yang sangat besar. Menurut Bartholomew (2001), Symphylids dapat
mengurangi penyerapan nutrisi dan air sehingga tanaman mengalami penurunan
pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda dalam tanaman nanas.

Hama symphylids yang tergolong ke dalam Ordo Symphyla dan termasuk
kelompok dari Myriapoda ini menyebabkan kerusakan tanaman nanas dengan cara
memakan akar dalam area yang luas sehingga mirip dengan serangan nematoda.
Serangan hama symphylids menyebabkan akar yang di dalam tanah nampak

3

bercabang-cabang seperti sapu, sedangkan rambut akarnya umumnya habis
dimakan. Akibatnya serapan akar terhadap nutrisi dan airpun berkurang, sehingga
pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Seperti serangan
hama umumnya, kerusakan tanaman akibat serangan hama ini juga tidak tersebar
merata tetapi mengelompok (Bartholomew, 2001).

Mengingat hamasymphylids hidup pada daerah perakaran tanaman nanas,
populasi hama ini diperkirakan justru akan berkembang dengan baik ketika tanah
memiliki kandungan bahan organik tinggi akibat dari penggunaan pupuk alami.
Dengan demikian, pengendalian secara kimiawi umumnya dinilai merupakan
salah satu pilihan yang ekonomis dalam budidaya skala besar. Pengendalian
symphylids secara kimiawi adalah cara yang paling berhasil dalam mengelola
populasi hama symphylids agar tidak merusak tanaman, yaitu dengan cara aplikasi
fumigasi tanah, aplikasi pestisida ke dalam tanah sebelum tanam, dan aplikasi
setelah tanam melalui sistem irigasi tetes. Namun demikian, mengingat dampak
negatif aplikasi insektisida yang berpotensi mengganggu ekosistem pertanaman
nanas maka aplikasi kimiawi ini seyogyanya hanya dilaksanakan jika populasi
hama symphillids cukup tinggi dan secara ekonomis telah menyebabkan kerugian
yang benar-benar memerlukan tindakan pengendalian kimiawi. Kondisi ini
semakin penting karena aplikasi insektisida di dalam tanah bisa mempunyai
dampak yang lebih sistemik dan berbahaya bagi artropoda-artropoda tanah nirhama.

Aplikasi insektisida melalui tanah terutama berdampak terhadap mikroorganisme
di dalam tanah dan terhadap lingkungan pertumbuhan tanaman.Residu pestisida

4

dapat menurunkan populasi mikroorganisme tanah seperti cacing tanah, bakteri
rhizobium dan mikoriza. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan akan
berdampak negatif terhadap lingkungan melalui pencemaran air dan tanah,
timbulnya spesies hama yang resisten, merusak keseimbangan ekosistem, dan
timbulnya spesies hama baru atau ledakan hama sekunder (Darmono,
2001).Berdasarkan keperluan ini maka penelitian untuk pendugaan populasi hama
symphylids pada pertanaman nanas sangat diperlukan. Pendugaan populasi hama
yang akurat diharapkan mampu memberikan keputusan yang tepat pada saat
aplikasi insektisida dilaksanakan. Dengan informasi populasi yang akurat maka
kemungkinan terjadinya aplikasi yang berlebihan dapat dihindarkan karena
aplikasi insektisida hanya benar-benar dilaksanakan ketika populasi hama target
telah memenuhi standar terendah yang ditetapkan.

Menurut Rukmana (1996), pendugaan populasi hama symphylids pada
pertanaman nanas dapat dilaksanakan dengan dua metode, yaitu dengan metode
pendugaan ekstraksi langsung dan metode pendugaan dengan umpan. Masingmasing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.Oleh karena itu, kedua
metode ini perlu dipelajari dan dibandingkan untuk menentukan bagaimana hasil
dari masing-masing metode ini.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis pendugaan
populasi hama symphylids (Hanseniella sp.) pada tanaman nanas dengan metode
ekstraksi langsung Versus metode umpan.

5

1.3 Kerangka Pemikiran

Pendugaan pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pengambilan keputusan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya
tergantung pada beberapa faktor yang tidak atau belum diketahui pada waktu
keputusan itu diambil. Pendugaan dan pengambilan keputusan adalah merupakan
dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas
kehidupan sehari-hari.Alasan dibutuhkannya pendugaan adalah karena adanya
perbedaan waktu antarkejadian nyata suatu peristiwa yang cukup lama. Apabila
beda waktu itu kecil atau tidak ada, maka pendugaan tidak dibutuhkan lagi
(Suwardiwijaya, 2009).

Mengingat hamasymphylids hidup di dalam tanah dan di daerah perakaran
tanaman nanas, akurasi pendugaan populasi sangat penting agar aplikasi
insektisida yang diberikan tidak mubazir atau berlebihan. Apabila aplikasi hanya
dilaksanakan berdasarkan gejala kerusakan tanaman maka kemungkinan besar
terjadi keterlambatan aplikasi karena gejala kerusakan pada umumnya terlihat
setelah beberapa lama kemudian. Oleh karena itu, pendugaan populasi hama
simphylids pada perkebunan nanas mempunyai makna yang lebih penting
daripada pendugaan hama-hama yang menyerang bagian tanaman yang di atas
permukaan tanah.

Pergerakan hamasymphylidsdi dalam tanah biasanya dibatasi oleh jenis tanah dan
cenderung untuk tinggal di dalam tanah dengan struktur tanah yang
memungkinkan gerakan horisontal dan vertikal yang cepat. Populasi hama
symphylids tertinggi cenderung terdapat di dalam tanah yang terbuka, berbatu

6

atau memiliki struktur kasar, terutama dengan kadar bahan organik yang tinggi
dan pengolahan tanah sangat sedikit selama persiapan lahan (Bartholomew, 2001).

Pemilihan suatu metode pendugaan populasi suatu hama dapat ditentukan oleh
beberapa faktor. Apabila metode pendugaan populasi suatu hama telah
berkembang dengan baik maka metode pendugaan yang dipilih dapat
dipertimbangkan berdasarkan tingkat akurasi, efisiensi biaya, dan kemudahan
pelaksanaannya. Namun demikian, apabila metode pendugaan tersebut belum
banyak dikembangkan maka harus diujicoba beberapa metode pendugaan dan
kemudian membandingkan hasil keduanya. Apabila kedua metode tersebut
memberikan hasil pendugaan relatif sama maka sebaiknya dipilih salah satu
metode pendugaan yang paling murah dan pelaksanaannya paling mudah.

Untuk menduga populasi hama symphylids pada pertanaman nanas umumnya
dikenal dua metode pendugaan, yaitu dengan metode ekstraksi langsung dengan
cara mencabut tanaman nanas dan dengan metode umpan dengan cara mengambil
sampel tanah pada lahan pertanaman nanas yang diambil dengan menggunakan
alat ring sampel dan menempatkannya ke dalam lembaran kain kasa yang
dicampur dengan daun pepaya sebagai umpan organik.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diuji adalah: pendugaan
populasi hama symphylids pada tanaman nanas dengan menggunakan metode
ekstraksi langsung memberikan hasil yang lebih tinggi daripada pendugaaan
populasi hama symphylids dengan menggunakan metode umpan.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Nanas (Ananas comosus L.)

Tanaman nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun
dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap
kemarau dan dapat hidup baik pada suhu sekitar 30°C dengan taburan hujan
sebanyak 1250 mm setahun (Rukmana, 1996). Tanaman nanas berbentuk semak
(Gambar 1) dan hidupnya bersifat perennial. Tanaman nanas terdiri dari akar,
batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan
menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang terbatas.
Akar-akar tanaman nanas melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar
serabut (monocotyledonae). Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik
tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasa jarang mencapai kedalaman
30 cm (Semangun, 2007).

Gambar 1. Tanaman nans(Ananas comosus L.) (sumber foto: Divisi R & D PT
GGP).

8

Menurut Bartholomew, (2003) secara taksonomis, tanaman nanas tergolong ke
dalam famili Bromeliaceae, yaitu kelompok tanaman monokotil berbunga yang
berasal dari wilayah tropis (Amerika Selatan). Klasifikasi ilmiah tanaman nanas
adalah sebagai berikut
Kerajaan

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo

: Bromeliales

Famili

: Bromeliaceae

Subfamili

: Bromeliadeae

Genus

: Ananas

Species

: Ananas comosus (L.) Merr.

Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, batang
sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual
batang tersebut tidak nampak karena sekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai
bunga atau buah tanaman nanas merupakan perpanjangan batang.Pada daunnya
ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri. Tetapi ada pula yang
durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas tersusun rapi menuju ke satu arah
menghadap ujung daun. Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm,
lebar antara 3-5 cm atau lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap
berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan.
Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau
keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80

9

helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah
sampai ke atas arah kanan dan kiri (Semangun, 2007).

Berdasarkan laporan Financeroll (2012), pada saat ini Indonesia tercatat sebagai
eksportir nanas terbesar dunia dengan nilai ekspor per tahun mencapai ratusan juta
dolar Amerika Serikat. Tercatat total nilai ekspor nanas Indonesia mencapai $139
juta, sebagian besar dikirim ke Amerika Serikat, kemudian negara-negara Eropa,
Timur Tengah, dan Amerika Latin seperti Peru, Uruguay, Panama, dan India.
Nanas ini diekspor dalam bentuk produk olahan seperti kemasan kaleng.

2.2 Hama Symphylids (Hanseniella sp.)

Hama symphylids berukuran sangat kecil (panjang 0,2-1,2 cm), berwarna putih
krem dan ditemukan pada semua jenis tanah. Symphylids (Gambar 2) mempunyai
tekstur lunak, dengan tubuh yang bersegmen sepanjang tubuhnya, biasanya ada 15
– 24 segmen, dengan ujungnya terdapat dua titik cerci.Segmennya pada bagian
dorsal ditutup oleh semacam plat pelindung dorsal (Dano, 2012).

Symphylids memiliki 12 pasang kaki yang relatif pendek dan berbentuk mirip
kelabang berwarna putih.Symphylids sangat mudah dibedakan dengan kelabang,
yaitu dengan tidak adanya forcipules (cakar beracun). Pada kepala symphylids
terdapat sepasang antena, tetapi tidak memiliki mata (Dano, 2012).Berdasarkan
laporan Edwards (1990 dalam Dano, 2012), symphylids secara ekstrim sangat
rakus dan mengkonsumsi material organik pada tahap awal proses pembusukan
bila dibandingkan dengan hewan invertebrata tanah lainnya.

10

Klasifikasi ilmiah symphylids adalah sebagai berikut (Dano, 2012):
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Subfilum

:Myriapoda

Kelas

:Symphylids

Ordo

:Symphyla

Genus

:Hanseniella

Spesies :Hanseniella sp.

Symphylids dapat ditemukan berbagai habitat yang luas, terutama pada habitat
hutan, dalam tanah, kayu yang membusuk atau di mikrohabitat
sejenis.Symphylids ditemukan juga di kebun, rumah kaca (greenhouse),
perkebunan, dan biasanya ditemukan didekat permukaan tanah.Symphylids dapat
berlari dengan cepat, karena berwarna putih dapat dengan mudah diidentifikasi
tetapi sulit untuk dikumpulkan dengan tangan kosong (Dano, 2012).

Symphylids bersifat polifag, memakan jaringan meristem atau rambut akar. Pada
tanaman nanas, akar di dalam tanah akan terlihat bercabang-cabang seperti sapu
seperti gejala witches brooms. Kerusakan tanaman nanas karena symphylids ini
juga sangat mirip dengan serangan nematoda. Akibat serangan symphilids
efisiensi akar akan terganggu, serapan akar terhadap nutrisi dan air pun berkurang,
sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Serangan
hama symphylids pada tanaman nanas dilapangan jika diamati secara langsung
sulit di bedakan dengan gejala lain seperti kekurangan air atau unsur
hara(Alphonsine et al., 2011)

11

Gambar 2. Hama symphylids (Hanseniella sp.) ( Sumber Suparman, 2013)

2.3 Pendugaan Populasi Hama

Pendugaan terhadap populasi suatu hama dengan ketepatan dan akurasi yang
tinggi sangat diperlukan dalam usaha pengendalian hama. Untuk memperoleh
dugaan populasi hama yang akurat, diperlukan suatu metode pendugaan yang
sesuai dengan karakteristik dan perilaku hama yang diduga populasinya. Selain
itu, akurasi dugaan yang diperoleh juga ditentukan oleh metode sampling atau
penarikan contoh yang digunakan. Menurut Lasmito et al. (1983), metode
penarikan contoh yang dipergunakan banyak macamnya, tergantung pada jenis
tanaman dan sifat-sifat dari hama. Sifat-sifat hama yang perlu diketahui yaitu
penyebaran dan cara hidupnya. Metode penarikan contoh apapun yang
dipergunakan, ada dua syarat yang perlu diperhatikan, yaitu praktis dan dapat
dipercaya.

Metode pendugaan yang umumnya digunakan dalam sampling populasi hama
simphylids pada tanaman nanasadalah metode ekstraksi langsung dan metode
umpan. Metode ekstraksi langsung merupakan metode yang digunakan dengan

12

cara mencabut tanaman nanas dan diletakkan pada sebuah nampan dan dihitung
langsung hama symphylids dengan cara membalik–balik tanah sedangkan metode
umpan umumnya digunakan dengan mengambil sampel suatu tanaman atau media
yang digunakan dengan memberikan umpan yang telah dicampur dengan tanah.

Metode umpan sering digunakan oleh peneliti, seperti yang dilakukan oleh
(Pereira etal., 1994), pada pengamatan bulk-stored grain dengan menggunakan
perangkap plastik berbentuk silinder dan mengambil sampel kacang-kacangan
dengan menggunakan saringan.Teknik sampling untuk mendeteksi serangga pada
bulk-stored grain menyediakan informasi yang berarti untuk pengelolaan,
pemasaran dan penelitian. Teknik ini juga secara efisien, akurat, dan ekonomis
mengurangi jumlah perlakuan, tingkat dari residu dan resiko bagi pengelola serta
secara umum meningkatkan kualitas hasil dugaan yang dihasilkan.
Teknik sampling serangga yang baik adalah teknik yang dilakukan dengan
pengulangan, memberikan hasil dugaan secara akurat dan mengurangi
ketergantungan hasil dugaan pada pelaksana sampling. Berdasarkan program
pemantauan yang baik, pengaturan pengendalian dapat diambil pada tingkat
populasi yang tepat, sehingga dapat mengurangi secara signifikan kehilangan dan
harga. Metode umpan juga digunakan oleh (Reed etal., 2010), dengan
menggunakan tiga metode sampel yaitu sweep-net, hand vacuum dan blower
vacuum pada pengamatan serangga yang menyerang daun kentang. Menurut
metode ini, teknik sampling pada banyak spesies seranggga direkomendasikan
untuk memutuskan perlunya aplikasi dari insektisida untuk mencegah kerusakan
serangga pada akar tanaman kentang.

13

III.

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman nanas milik PT Great Giant
Pinneaple (GGP), Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2012 sampai dengan November
2012.

3.2 Bahandan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, tanaman nanas
berumur + 1-2 bulan, dan daun pepaya sebagai umpan hama symphylids.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kotak plastik (volume 1
kg), pisau, nampan plastik bewarna merah berukuran 25 x 40 cm, kuas, skop
tanah, kain kasa dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Penentuan Lahan Pengamatan dan Contoh Petak Tanaman

Lahan yang disurvei adalah pertanaman nanas berumur + 2 bulan yang berada
pada lahan PT GGP Lampung Tengah. Dari lahan yang sudah terpilih, diambil
enam petak yang lokasinya ditentukan berdasarkan bentuk dan ukuran lahan

14

(Gambar 3), pada setiap petak percobaan terdapat 60 tanaman nanas. Dalam
metode ekstraksi langsung, masing-masing petak kemudian dipilih dua tanaman
secara acak untuk diamati.Sedangkan dalam pendugaan populasi dengan metode
umpan dari masing-masing petak ini selanjutnya ditentukan empat titik sampel
(Gambar 4).

Gambar 3. Enam lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2
bulan

Gambar 4. Empat titik sampel lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas
berumur + 2 bulan.

3.3.2 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Ekstraksi
Langsung

Dalam pendugaan dengan metode ekstraksi, jumlah hama symphylids yang
terdapat pada setiap sampel dihitung dengan cara membongkar dan mencongkel
batang nanas dari permukaan tanah dan menempatkannya pada nampan plastik
berwarna merah berukuran + 25 x 40 cm (Gambar 5). Pencongkelan dilakukan

15

dengan alat serok tangan sehingga tanah di sekitar perakaran tanaman nanas
terbongkar dan bisa diletakkan pada nampan untuk diamati. Jumlah hama
symphylids dihitung secara langsung di hamparan dengan cara memeriksa dan
membalik-balik bongkaran tanah dengan hati-hati. Karena hama sympylids
bergerak sangat lincah, pengamatan dilakukan pada pagi hari ketika hama belum
terlalu aktif.

Gambar 5. Pengamatan dan penghitungan jumlah hama symphylids yang
terbawa dengan metode ekstraksi langsung.

3.3.3 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Umpan

Pada pendugaan populasi dengan metode umpan, Penentuan titik sampel
dilakukan secara sistematis. Dalam metode ini, sampel tanah pada lahan
pertanaman nanas diambil dengan menggunakan alat ring sampel, dicampur
dengan daun pepaya sebagai umpan yang sudah dicacah, dan dibungkus dengan

16

lembaran kain kasa (lebar ± 40 cmx 40 cm). Kain kasa ini berisi campuran
sampel tanah dan umpan daun pepaya ini selanjutnya dimasukkan dan dipendam
sebagai umpan organik ke dalam lubang berdiameter ± 25 cm dengan kedalaman±
15 cm (Gambar 6). Empat hari kemudian, kain kasa yang berisi umpan bahan
organik (tanah dan daun pepaya) diambil dan diletakkan pada nampan berwarna
merah untuk dihitung jumlah hama symphylids yang berada di dalamnya
(Gambar 7). Jumlah hama symphylids dihitung secara langsung di hamparan
dengan cara memeriksa dan membalik-balik tanah dan umpan organik dengan
hati-hati. Karena hama symphylids bergerak sangat lincah, pengamatan harus
dilakukan pada pagi hari ketika hama belum terlalu aktif.

Gambar 6. Umpan yang berisi tanah dan bahan organik dipendam kembali
di dalam bekas galian tanah sedalam ±15 cm

17

Gambar 7. Kain kasa yang berisi umpan bahan organik (daun pepaya) setelah
empat hari diletakkan dalam nampan berwarna merah.

V.

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkann bahwa:
1. Pendugaan populasi hama symphylids pada pertanaman nanas dengan
metodeekstraksi langsung memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan
dengan metode umpan.
2. Pada pertanaman nanas metode ekstraksi langsung dapat dilaksanakan relatif
lebih cepat dibandingkan dengan metode umpan.

5.2 Saran

Disarankan melakukan penelitian lebih lanjut di lapangandengan kepadatan
populasi symphylids yang samauntuk mengetahuiperbandingan hasil pendugaan
metode ekstraksi langsung dengan metode umpan terhadap tingkat serangan hama
symphylids pada tanaman nanas.

27

PUSTAKA ACUAN

Alphonsine, P.M., Fourner, P., Dole,B., Govindin, C.J., Queneherue, P.,&
Soler, A. 2011. A bait and Trap Method ForSampling Symphylid
Populations in Pineapple. Banana, Plantain and Pineapple Cropping
Systems. France. 6 hal.
Badan Pusat Statistik. 2013. Tabel Ekspor Impor. Diakses Tanggal 19 Agustus
2014.http://bps.go.id.
Bartholomew, D. 2001. Newsletter of the Pineapple Working Group.International
Society for Horticultural Science.
Borror, D J,. Triplehorn,C.A.,& Jhonson, N.F. 1996. Pengenalan Pembelajaran
Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1083 hlm.
Dano, D. 2012. Mengenal Symphilids. Laporan.PPIC Plantation, PT Great Giant
Pineapple. 20 hal.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam.Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta 179 hal.
Detikcom. RI. 2012. Jadi Negara Pengekspor Nanas Terbesar di Dunia. Diakses
tanggal 18
Agustus2014.http://detik.com/read/2012/01/02/192700/1804972/4/ri-jadinegara-pengekspor-nanas-terbesar-didunia.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan Aplikasinya. Penerbit PT Agromedia
Pustaka. Jakarta.332 hal.
Financeroll. 2012.Indonesia pengekspor nanas terbesar dunia. Akses tanggal 13
juni 2012.http://financeroll.co.id/news/17366/indonesia-pengekspor-nanasterbesar-dunia.
Lasmito, D.,Mattjik, A.,& Barizi, T. 1983. Metode Penarikan Contoh untuk
Pendugaan Populasi Hama Polong pada Tanaman Kedelai.Jurnal
Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy).14 (4): 82-90

28

Ludwig, J.A. &Reynolds, J.F. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods
and Computing.John Willey and Sons. San Diego. 337 pp.
National Pesticide Information Centre.2012. Bifenthrin Technical fact sheet.Akses
tanggal 15 Juni 2012.http://npic.orst.edu/factsheets/biftech.pdf.
Pereira, P.R.V.S., Lazzari, F.A., Lazzari,S.M.N., &Almeida, A.A. 1994.
Comparison Between Two Methods Of Insect Sampling In Stored
Wheat.proceeding. CAB Internasional Working Conference on Storedproduct, Wallingford, United Kingdom,Canberra, Ausralia, April 17-23,
1994. 1:435-438
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin). 2013.Buletin Bulanan
Indikator Makro Sektor Pertanian. Kementrian Pertanian Republik
Indonesia. Vol VII. 35 hal
Rani, C. 2003.Metode PengukurandanAnalisisPolaSpasial (Dispersi) Organisme
Bentik.Jurnal Protein.19 : 1351-1368
Reed, J.T.,Adams, L C., & Abel. 2010. Comparison of Three Insect Sampling
Methods in Sweetpotato Foliage in Mississippi.J. Entomol. Sci. 45(2):
111-128
Rukmana, R. 1996. Nenas Budidaya dan Pasca Panen.Akses tanggal 4 Mei 2012.
Penerbit Kanisius. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/deskripsi-nanas.
html.
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sumeru, A. 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Suwardiwijaya, E. 2009.Aplikasi Model Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Tanaman Padi.Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta. 7 hal.
Plantation Group 3 Lampung Tengah. 2009. Pengendalian Symphilids. PT Great
Giant Pineapple