Peradaban Yunani KONTRADIKSI PERADABAN YUNANI-PERSIA

BAB III KONTRADIKSI PERADABAN YUNANI-PERSIA

A. Peradaban Yunani

Peradaban Yunani merupakan salah satu peradaban yang mencapai tingkat kemajuan yang spektakuler di dunia kuno. Peradaban spektakuler lainnya antara lain: Mesir, Mesopotamia, India dan China. Kalau Mesir, Mesopotamia, dan China merupakan peradaban di lembah sungai, maka Yunani merupakan peradaban yang berkembang di laut. Pada zaman kuno, Laut Tengah merupakan pusat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang utama. Letaknya yang berada di tengah- tengah antara Eropa, Afrika, dan Asia memungkinkan terjadinya kontak perdagangan, politik, dan kultural antar kawasan. Karenanya tidak mengherankan apabila di kawasan Laut Tengah berkembang peradaban yang maju, sejak peradaban Minoa, Mycenae, Yunani, dan kemudian Romawi. Athena merupakan salah satu city state yang menjadi icon kemajuan peradaban Yunani. Karakteristik budaya Yunani yang sampai saat ini menjadi icon budaya Barat adalah kebebasan dan demokrasi. Hal tersebut tergambar dalam pidato Leotychides sesaat sebelum terjadi pertempuran di Mycale sebagai berikut: Men of Ionia, listen, if you can hear me, to what I have to say. The Persians, in any case, won’t understand a word of it. When the battle begins, let each man of you first remember Freedom – and secondly our password, Hera. … Either the Persians would not know what he had said and the Ionians would be persuaded to leave them, or if words were reported to the Persians they would mistrust their Greek subjects. 21 Dalam hal ini Pericles menyatakan bahwa pemungutan suara, jaminan persamaan bagi warga, dan pengakuan atas perbedaan diantara individu merupakan pilar terpenting dalam peradaban Yunani. 22 Sedemikian bangganya bangsa Athena dengan demokrasi, persamaan hak, dan pencapaian budayanya sehingga mereka menyebut bagian dunia yang didiami oleh masyarakat yang beradab dengan sebutan oikoumene. 23 Mereka menyebut masyarakatnya beradab, dan menganggap bangsa lain sebagai orang aneh dan asing. Di telinga bangsa Yunani kata-kata yang terdengar dari ucapan orang aneh tersebut berbunyi bar-bar, bar-bar, sehingga mereka dianggap sebagai bangsa bar-bar yang berarti bangsa di luar bangsa Yunani. 21 Herodotus. 1972. The Histories terjemahan Aubrey de Selincourt. Harmondsworth: Penguin Books., hlm. 615. 22 Toynbee, AJ. 1963. Greek Civilization and Character. New York: Mentor Book, hlm. 38. 23 Toynbee, AJ. 2004, Sejarah Umat Manusia: Uraian Analitis, Kronologis, Naratif dan Komparatif. Op. cit. hlm. 37. Suatu hal yang membedakan bangsa Yunani berbeda dengan komunitas manusia lainnya adalah polis. Menurut mereka polis mempunyai arti yang lebih dari sekedar kota. Polis adalah negara yang merdeka dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya. Polis membuat undang-undang yang berlaku di dalam kota, sedangkan keluar polis menyatakan perang kepada polis lain bila dianggap perlu. 24 Polis memerintah dirinya sendiri. Yang diperintah adalah yang memerintah. Seperti yang dipaparkan oleh Aristoteles bahwa warga kota berganti-ganti diperintah dan memerintah. Perbedaan dalam diri bangsa Yunani sedemikian mendasar, karena pemerintahan dijalankan dengan semacam perselisihan. Setiap warga berhak memilih dan berbicara di dalam majelis yang membuat undang- undang. Mereka juga berhak duduk sebagai juri di pengadilan. Bahkan banyak pegawai kantor yang direkrut melalui undian hanya demi memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga kota untuk ambil bagian dalam pemerintahan. 25 Peradaban Yunani tidak dapat dipisahkan dengan agama atau kepercayaannya. Pesta olahraga Olimpiade maupun pertunjukan drama 24 Stone, IF. 1991. Peradilan Sokrates: Skandal Terbesar Dalam Demokrasi Athena terj. Rahmah Asa Harun, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafitti., hlm. 8. 25 Ibid., hlm. 9 di amphitheatre hanyalah merupakan perkembangan lebih lanjut dari upacara keagamaa. Demikian juga dengan arsitektur dan kesusasteraan yang mempunyai makna keagamaan yang tinggi. Aspek keagamaan dalam peradaban Yunani tidak hanya semata-mata agama, tetapi juga mencerminkan aspek-aspek kehidupan lainnya. 26 Mereka tidak membuat batas yang jelas antara agama dan negara, tetapi mengidentikkan satu dengan lainnya. Perasaan keagamaan dan patriotisme sering diekspresikan sebagai kesetiaan kepada agama maupun negara. Undang- undang yang penting disyahkan oleh majelis untuk kemudian diukir di batu serta disimpan di Acropolis.

B. Peradaban Persia