KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO

ABSTRAK

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER
TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN
TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR
LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS
VIII SMP N 1 METRO

Oleh
Riyan Jaya Sumantri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kekuatan lengan, panjang
lengan, power tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan terhadap keterampilan
gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 52 siswa, dengan sampel
sebanyak 52 siswa, sehingga disebut sampel populasi. Pengumpulan data
kekuatan lengan menggunakan pull and push dynammeter, panjang lengan
menggunakan anthropometer, power tungkai menggunakan standing board jump,
panjang tungkai menggunakan anthropometer, Kelentukan menggunakan
Flexometer, serta analisis data menggunakan Regresi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan lengan memiliki koefisien korelasi

0,830 dan memberikan kontribusi sebesar 68,8%, panjang lengan memiliki
koefisien korelasi 0,312 dan memberikan kontribusi sebesar 9,7%, power tungkai
memiliki koefisien korelasi 0,571 dan memberikan kontribusi sebesar 32,5%,
panjang tungkai memiliki koefisien korelasi 0,380 dan memberikan kontribusi
sebesar 14,4%, Kelentukan memiliki koefisien korelasi 0,717 dan memberikan
kontribusi sebesar 51,4%.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau adalah
kekuatan lengan yaitu sebesar 68,8%. Sebagai implikasikan untuk memperoleh
keberhasilan gerak pada senam ketangkasan terutama gerak dasar loncat harimau,
perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama kekuatan lengan.
Kata Kunci : Lengan, Tungkai, Kelentukan, Power, Loncat Harimau, Senam

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Riyan Jaya Sumantri , lahir di Metro pada tanggal 7 Juni
1993, sebagai anak pertama. Penulis lahir dari pasangan Bapak Irwanto dan Ibu
Asih Karsini.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara
lain:

Taman kanak-kanak (TK) LKMD,
Sekolah Dasar (SD) di SD Al-Qur’an Metro Barat
lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk SMP
Negeri 1 Metro pada tahun 2004 dan lulus pada
tahun 2007. Kemudian masuk Sekolah Menengah
Atas SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2007 dan
lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai
mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur
Saringan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi
mahasiswa penulis masuk ke dalam tim sepakbola Penjas Unila. Penulis juga
mengikuti kejuaraan resmi di tingkat Daerah maupun Nasional, diantaranya
adalah:
1. Liga Soeratin U-18 memperkuat tim PERIKOMET (Persatuan Sepakbola
Kota Metro) di Jakarta pada tahun 2010.
2. PORPROV 2010 di Tulang Bawang mewakili Kota Metro yaitu
PERSIKOMET (Persatuan Sepakbola Kota Metro).
3. Devisi 3 PT. Liga Primer Indonesia, memperkuat tim PERIKOMET
(Persatuan Sepakbola Kota Metro) di Lampung pada tahun 2013.

4. Devisi 2 PT. Liga Primer Indonesia, memperkuat tim PERSILAT
(Persatuan Sepakbola Lampung Tengah) di Lampung pada tahun 2013.
Penulis pada tahun 2013 peneliti melaksanakan KKN dan PPL di SMA Negeri 2
Tulang Bawang Udik, Kecamatan Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang
Bawang Barat. Pada awal semester penulis mengikuti kembali kejuaraan Provinsi
yaitu PORPROV, memperkuat tim PERSILU (Persatuan Sepakbola Lampung
Utara) di Lampung pada tahun 2014 di Lampung Selatan. Demikianlah riwayat
hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

MOTO

Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini,
Tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok
(penulis)
Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan
(Penulis)
Pelangi itu selalu ada setelah hujan, tinggal bagaimana cara kita mencarinya dan dimana kita
mencarinya
(isyar Jayantri)
Kejar mimpi kamu, raih mimpi kamu, dengan berlari bukan dengan berjalan

(Jebraw)
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan / diperbuatnya
(Ali Bin Abi Thalib)

PERSEMBAHAN

Karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
Bapakku tersayang Irwanto dan Ibuku terkasih Asih Karsini, yang disetiap waktu selalu
mendukung dan mendoakanku dalam keadaan apapun.,
Nenek Rubiyem dan Kakek Mundiri yang kusayangi,
dan yang tercinta yang selalu mendampingiku
dan mendukungku sampai saat ini
Isyar Jayantri,
Almamater Tercinta

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, yang syafaatnya dinantikan kaum muslimin di hari akhir, yang perilakunya
menuntunku dan semua manusia yang mau berubah kearah yang lebih baik
Skripsi dengan judul “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power
Otot Tungkai Panjang Tungkai dan Kelentukan terhadap Keterampilan Gerak
Dasar Loncat Harimau pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro” adalah
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana
Pendidikan di Universitas Lampung. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak
mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan
tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya sampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak dan pribadi-pribadi yang sangat luar
biasa di antaranya :
Kepada Mamaku Asih Karsini dan Bapakku Irwanto yang selalu mendoakan dan
mendukung disetiap langkahku, yang dengan segenap jiwa raga selalu
menyayangi, mencintai, menjaga serta memberikan motivasi dan pengorbanan tak
ternilai. Ucapan terimakasih, harta, benda atau apapun yang Riyan berikan tak
akan pernah bisa mengganti apa yang telah Bapak dan Mama berikan selama ini.
Dan kepada Nenekku Rubiyem serta Kakekku Mundiri yang senantiasa
memberikan motivasi, nasehat-nasehat yang tak ternilai harganya, semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan serta umur yang panjang pada Nenek dan

Kakek. Terimakasih untuk Isyar Jayantri yang selalu ada buat aku disaat terpuruk
untuk memberikan aku motivasi dan dorongan semangat yang tidak hentihentinya untuk menyelesaikan skripsi ini. Lalu terimakasih juga untuk adik
sepupu M. Abied Daris dari kalianlah Mas Riyan mendapat motivasi lebih dalam
menjalani hari-hari serta untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi baik sebagai
anak maupun kakak untuk kalian. Dan tak lupa juga untuk Pakde Kosim, Om
Agus, Om Windu, Bule Iyah, Bude Juju, Bule Asih, Bule Rina, dan Bule Hera,
Aku merasa bahagia memiliki keluarga yang penuh kehangatan, keharmonisan
dan kasih sayang seperti kalian semua. Alhamdulillah syukurku.
Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi. Terimakasih telah memberikan
banyak ilmu, pelajaran hidup serta semangat baik secara langsung maupun tidak

i

langsung yang banyak tak ditemui dan dapatkan dibangku kuliah. Terima kasih
juga untuk keramahan keluaraga besar pak Rahmat yang selama bimbingan dan
main bulu tangkis selalu memberikan sapaan dan sambutan hangat kapada seluruh
mahasiswa. Bapak Drs. Suranto, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah
memberikan pelajaran, semangat, mental hidup, bimbingan, pengarahan dan
motivasi. Terimakasih untuk semua yang Bapak berikan selama ini, terimkasih

untuk kesabaran dan semangatnya sebagai pembimbing II, banyak hal yang
didapat yang tak bisa disebutkan satu persatu baik di dalam kelas, luar kelas,
dalam lapangan maupun luar lapangan.
Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan dan sebagai dosen penguji skripsi, terimakasih atas keramahan,
pelajaran, saran-saran, bimbingan dan masukan-masukan ilmu dan pengalaman
yang diajarkan serta wawasan dalam diskusi bersama Bapak yang banyak
membantu dalam banyak hal bagi kehidupan saya. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman,
M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung, Dosen-dosen dan staf Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung, serta dosen beserta
staf FKIP khususnya, dosen Unila pada umumnya, Terimakasih atas ilmu,
pengalaman, dan didikannya selama ini, yang telah membantu dalam proses
perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan studi.
Terimakasih saya ucapkan kepada Pak Sunanto Kepala SMP Negeri 1 Metro, Pak
Agus selaku guru Pendidikan Jasmani, Guru-guruku beserta staf dan para siswa
yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Dan juga kapada seluruh
anggota kelompok KKN-KT Tulang Bawang Udik Marga Kencana serta seluruh
warga Marga Kencana serta semua Guru dan siswa SMA Negeri 2 Tulang
Bawang Udik.

Tidak lupa pula Teman-teman Penjaskes 2010 Ega, Ardona, Dani, Adit, Dito,
Azry, Desna, Sigit, Jodieka, Arif Cuy, Rio, Gusti Agung, Dian, Handoyo, Hamid,
Tevez, Adnyana, Burhan, Eby, Rudi, Fahmi, Roby, Mahyudi, Tomi, Noce, Novi,
Arbi, Rahman, Tono, Almarhum Ade Sapaldo, Serta Kawan-kawan Chang-E dan
teman-teman lain baik kakak/ adik tingkat yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas pengalaman, persaudaran dan kebersamaannya. Dan
Teman-teman dekatku Ridwan, Encek, Aan, Chandra, Anniya, Yusron, Tika,
Fina, Titis, Panji, Mentari, Arnet, Adelia, dll.
Terimakasih atas persabatan, persaudaraan dan hangat sapa kalian selama ini. 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung,

Juni 2014

Riyan Jaya Sumantri

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................


i

HALAMAN JUDUL .................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

iv

SURAT PERNYATAAN ..........................................................................

v

DAFTAR ISI ..............................................................................................


xi

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xv

I.

II.

PENDAHULUAN

A.
Latar Belakang ........................................................................
B.
Identifikasi Masalah ...............................................................
C.
Rumusan Masalah....................................................................
D.
Tujuan Penelitian .....................................................................
E.
Manfaat Penelitian ...................................................................

1
5
5
6
7

TINJAUAN PUSTAKA
A.
Senam lantai ............................................................................
B.
Loncat Harimau .......................................................................
1. Cara Melakukan Loncat Harimau.......................................
C.
Kekuatan Otot ..........................................................................
D.
Panjang Lengan .......................................................................
E.
Power Tungkai ........................................................................
F.
Pengertian Tungkai ..................................................................
1. Anatomi Tungkai ................................................................
G.
Kelentukan .............................................................................

8
12
12
13
16
17
19
21
24

H.
I.
J.

Penelitian yang Relevan ..........................................................
Kerangka Fikir ........................................................................
Hipotesis .................................................................................

25
27
30

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................
B.
Populasi dan Sampel ................................................................
C.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
1. Tempat Penelitian ...............................................................
2. Waktu Penelitian.................................................................
D. Variabel Penelitian ...................................................................
1. Variabel Bebas ....................................................................
2. Variabel Terikat ..................................................................
E.
Definisi Operasional Variabel Penelitian ...............................
F.
Desain Penelitian ....................................................................
G.
Teknik Pengumpulan Data .....................................................
H.
Instrumen Penelitian ................................................................
1. Instrumen Tes Kekuatan Otot Lengan ................................
2. Instrumen Tes Panjang Lengan ..........................................
3. Instrumen Tes Kekuatan Otot Tungkai ..............................
4. Instrumen Tes Panjang Tungkai .........................................
5. Instrumen Tes Kelentukan ..................................................
6. Instrumen Loncat Harimau .................................................
I.
Analisis Data .............................................................................

33
34
34
34
34
35
35
35
35
37
37
38
38
39
40
41
42
44
45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian .......................................................................
1. Deskripsi Data .....................................................................
a. Hasil Data Kekuatan Lengan ...........................................
b. Hasil Data Panjang Lengan .............................................
c. Hasil Data Power Tungkai ...............................................
d. Hasil Data Panjang Tungkai ............................................
e. Hasil Data Kelentukan .....................................................
f. Hasil Data Keterampilan Loncat Harimau .......................
2. Analisis Statistika .................................................................
3. Uji Hipotesis ........................................................................
B.
Pembahasan ............................................................................
1. Deskripsi Data .....................................................................
2. Hasil Analisis Data..............................................................
3. Uji Hipotesis .......................................................................

52
52
53
54
55
56
57
58
59
61
65
65
68
73

V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ..........................................................................................

75
75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

77

LAMPIRAN ..................................................................................................

79

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Konveksi Standing Broad Jump ................................................

41

2 . Norma Tes Duduk dan Jangkau ................................................

43

3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .....................................

47

4. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi antara Kekuatan
Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang
Tungkai dn Kelentukan terhadap Keterampilan Gerak Dasar
Loncat Harimau. ........................................................................

59

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1 : Teknik Gerakan Loncat Harimau ...............................................

13

2 : Lengan Atas ...............................................................................

15

3 : Struktur Otot Tungkai Atas ........................................................

18

4 : Otot Tungkai Bawah ..................................................................

19

5 : Otot-Otot Yang Terdapat Pada Tungkai Atas ............................

22

6 : Otot Tungkai Bawah ..................................................................

23

7 : Kerangka Fikir ...........................................................................

27

8 : Desain Penelitian Variabel X dan Variabel Y ...........................

37

9 : Push and Pull Dynamometer ......................................................

39

10 : Anthropometer .........................................................................

40

11 : Standing Broad Jump ...............................................................

41

12 : Anthropometer .........................................................................

42

13 : Flexometer ...............................................................................

43

14 : Diagram Batang Hasil Kekuatan Lengan.................................

54

15 : Diagram Batang Hasil Panjang Lengan ...................................

55

16 : Diagram Batang Hasil Power Tungkai ....................................

56

17 : Diagram Batang Hasil Panjang Tungkai ..................................

57

18 : Diagram Batang Hasil Kelentukan ..........................................

58

19 : Diagram Batang Hasil Keterampilan Loncat Harimau ............

59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.Intrumen Loncat Harimau ............................................................

80

2.Daftar Tabel .................................................................................

82

3.Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ..........................................

84

4.Hasil Tes Penelitian......................................................................

91

5.Perhitungan Data Row score dan T-skor .....................................

103

6.Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan,
Power Otot Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan
Terhadap Keterampilan Loncat Harimau (Data T-Score).. ..........

115

7. Korelasi Ganda Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power
Otot Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan Terhadap
Keterampilan Loncat Harimau ....................................................

133

8. Regresi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot
Tungkai, Panjang Lengan, Dan Kelentukan Terhadap
Keterampilan Loncat Harimau ....................................................

135

9. Foto – Foto Penelitian .................................................................

128

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian intergral dari pendidikan secara
keseluruhan,

bertujuan

untuk

mengembangkan

aspek

kebugaran

jasmani

dan

keterampilan berpikir psikis. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang
mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan, dan karya
yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan citacita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak
dan keterampilan jasmani, maka disekolah-sekolah di Indonesia, di berikan pendidikan
jasmani.
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah senam. Senam yang dikenal dalam
bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung
dari bahas Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek, Gymnastics sendiri dalam
bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, yang berarti telanjang
(dalam Imam Hidayat, 1996:27).
Kata gymnastiex tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang
memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah

2

telanjang. Hal ini bias terjadi, karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan
memugkinkan membuat pakian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya.
Menurut Margono Agus (2009: 79) senam lantai yaitu latihan senam yang
dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan
sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam
pembelajaran penjas memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling ke
depan, guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, sikap lilin, meroda, dll.
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya,
oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation
Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi
Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : senam
artistik (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics), senam
akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports aerobic), senam trampoline
(trampolinning), senam umum (general gymnastics).
Senam artistik diartikan sebagai senam yang mengabungkan aspek tumbling
dan

akrobatik

untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang

dilakukan. Efek artistik dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan
gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan- gerakan
tumbling di gabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, maupun
memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.
Materi yang diajarkan terdiri dari guling depan, guling belakang, gerakan lenting,
sikap kayang, sikap lilin, gerakan loncat harimau, meroda, dan lain-lain. Dalam teknik

3

dasar gerakan senam lantai tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan
irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien,
dan efektif. Dari berbagai aktvitass yang dilakukan dalam senam lantai memiliki tujuan
untuk membentuk dan mengembangkan otot tubuh, mengembangkan kualitas fisik,
membentuk keindahan tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani.
Loncat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan senam lantai.
Loncat harimau adalah merupakan pengembangan dari gerakan guling kedepan, yang di
kembangkan dengan gerakan loncat dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi.
Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus
menguasai gerakan guling ke depan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama dengan
berguling ke depan akan tetapi gerakannya didahului dengan loncatan ke atas. Dalam
pembelajaran loncat harimau guru sangat berperan penting dalam keberhasilan, tidak
hanya itu guru juga berperan penting dalam keselamatan siswa. Guru berada di sisi
matras dengan menempatkan tangan ditekuk siswa dan membantunya dengan agak
mengangkatnya. Cara membantu seperti ini dilakukan bantuan dalam latihan loncat
harimau (dalam Muhajir, 2004 : 147).
Loncat harimau adalah gerakan pada saat melakukan tolakan dengan 2 kaki,
melayang di udara kemudian melakukan pendaratan di mana kedua tangan menjulur ke
depan yang bertujuan untuk menopang tubuh kemudian tengkuk leher dimasukan ke
dalam kemudian berguling ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk)
punggung, pinggang dan panggul belakang yang gerakannya membentuk menyerupai
bulatan dan dilanjutkan dengan berdiri.

4

Faktor yang mempengaruhui gerakan loncat harimau agar berhasil ialah Tolakan.
Dalam loncat harimau adalah gerakan menolak dengan dua kaki. Tolakan yang benar dan
maksimal akan mendukung keberhasilan loncatan karena semakin tinggi tubuh melayang
di udara maka akan semakin lama mendarat dan di tambah dengan daya dorong ke depan
dari tolakan awalan, akan tetapi perpaduan dorongan ke atas dan dorongan ke depan
sehigga tubuh semakin lama melayang di udara pada akhirnya hasil loncatnya akan
semakin jauh. Tolakan sekuat-kuatnya ke arah atas depan dengan kecondongan badan 4050 derajat.
Menurut hasil observasi dan pengamatan di SMP N 1 Metro, didasarkan data-data
yang diperoleh dari hasil pembelajaran siswa kelas VIII dalam melakukan gerak dasar
loncat harimau masih kurang optimal, karena tidak memaksimalkan kekuatan otot lengan
sebagai tumpuan pada saat berguling, power otot tungkai sebagai tolakan tumpuan, dan
kelentukan sebagai unsure untuk memaksimalkan gerakan loncat harimau itu sendiri,
pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Metro masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap banyak faktor

yang

mempengaruhi kemampuan dan hasil loncat harimau, selain gerak dasar loncat harimau
itu sendiri, juga kemampuan fisik yang meliputi kekuatan otot lengan, panjang lengan,
power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Kontribusi kekuatan otot lengan, panjang lengan, power
otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan dengan keterampilan gerak dasar loncat
harimau pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro.”

5

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut :
1.

Banyak kesalahan yang dilakukan murid dalam melakukan gerak dasar loncat
harimau.

2.

Pemberian latihan kondisi fisik saat pemanasan yang kurang tepat mempengaruhi
keberhasilan loncat harimau.

3.

Kurangnya pemahaman yang dimiliki guru penjas tentang fungsi masing-masing
unsur-unsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan gerakan loncat harimau.

4.

Unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai,
panjang tungkai, dan kekelentukan para murid yang lemah mempengaruhi
keberhasilan loncat harimau.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak dasar
lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?
2. Seberapa besar kontribusi panjang lengan terhadap keterampilan gerak dasar
lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?
3. Seberapa besar kontribusi daya ledak tungkai terhadap keterampilan gerak dasar
lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?

6

4. Seberapa besar kontribusi panjang tungkai terhadap keterampilan gerak dasar
lompat harimau siswa SMP N 1 Metro ?
5. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar lompat
harimau siswa SMP N 1 Metro ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari permasalahan yang di
angkat adalah :

1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi
kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau
2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi
panjang lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau
3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi
daya ledak tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau
4. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi
panjang tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau
5. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi
kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau

7

E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi
kekuatan,panjang lengan, daya ledak, panjang tungkai, dan kelentukam terhadap
performa lompat harimau.
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Penulis
Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam
perkembangan senam lantai pada lompat harimau khususnya.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi senm lantai pada
lompat harimau khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi
fisik yang bermanfaat untuk menunjang penampilan lompat harimau.
3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya penelitian
yang lebih luas.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Senam Lantai
Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam

bahasa aslinya

merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti telanjang, sedangkan
tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan,

kelentukan,

kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh (Agus Mahendra, 2000: 7). Menurut
Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 1) kata Gymnastic tersebut dipakai
untuk

menunjukkan

kegietan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak

sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Menurut Hidayat
yang dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 2) senam sebagai suatu latihan tubuh yang
dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana,
disusun secara

sistematis

dengan

tujuan

meningkatkan

kesegaran

jasmani,

mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual , sedangkan
Wuryati Soekarno (1986: 4) mengatakan, Senam merupakan latihan tubuh yang
dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun sistematis dengan tujuan membentuk
dan mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan harmonis.
Sementara itu Peter H. Wener seperti yang dikutip Agus Mahendra (2002: 3)
mengatakan senam sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada

alat

yang

9

dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, serta
kontrol tubuh. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
senam merupakan latihan tubuh yang disusun secara sistematis dan berencana, yang
diawali oleh gerakan dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipulatif
dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya,
oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation
Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi
Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok.
1. Senam artistik (artistic gymnastics)
Senam artistik (artistic gymnastcs) diartikan sebagai senam yang meggabungkan
aspek tumbeling dan akrobbatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakangerakan yang dilakukan. Efek artistik dari besaran (amplitudo) gerakan serta
kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakangerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol,
mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan. Senam
artistik (artistic gymnastcs) diartikan sebagai senam yang meggabungkan aspek
tumbeling dan akrobbatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan
yang dilakukan. Efek artistik dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak
dalam menguasai tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling
digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan
pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.

10

2. Senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics)
Senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastic) adalah senam yang
dikembangkan dari senam irama sehigga dapat diperbandingkan. Komposisi gerak yang
diantarkan melalui tuntunan irama music dalam menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat
artistik, menjadi ciri senam ritmik sportif ini.
3. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics)
Senam akrobatik (acrobatic gymnastic) adalah senam yang mengandalkan
akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak mengandung salto dan putaranya
harus mendarat ditempat-tempat yang sulit.
4. Senam aerobik sport (sports aerobic)
Senam aerobik sport (sport aerobic) merupakan pengembangan dari senam
aerobic. Agar pantas diperbandingkan, latihan-latihan senam aerobic yang berupa tarian
atau kalistenik tertentu digabung dengan gerakan-gerakan akrobatik yang sulit.
5. Senam trampoline (trampolinning)
Senam trampoline (trampolinning) adalah merupakn pengembangan dari satu
bentuk latihan yang dilakukan diatas trampoline. Trampoline adlah sejenis alat pantul
yang terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi terbentuk segi empat,
sehingga memiliki daya pantul yang sangat besar.
6. Senam umum (general gymnastics)
Senam umum (general gymnastic) adalah sejenis senam diluar kelima jenis senam
diatas. Dengan demikina senam-senam seperti aerobic, senam pagi, SKJ, senam wanita,
termasuk kedalam senam umum.

11

Senam lantai merupakan bagian dari senam artistik, menurut Wuryati
Soekarno (1986: 110) senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk
latihan yang dilakukan di atas lantai dengan beralaskan permadani atau sebangsanya
sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-bentuk latihan dalam senam lantai (floor
exercise) meliputi guling depan (forword roll), guling belakang (back roll), kayang,
splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag
atau cart wheel) dan lain sebagainya.
Berdasarkan materi yang ada yang ada dalam senam lantai (floor exercise),
keterampilan tersebut di atas terbagi dalam unsur gerakan yang bersifat statis (di tempat)
dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis (di
tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits, dan lain sebagainya, sedangkan keterampilan
senam lantai yang bersifat dinamis (berpindah tempat) meliputi: guling depan, guling
belakang, guling lenting, meroda, loncat harimau dan sebagainya (Muhajir, 2004: 133).
Senam lantai sering juga disebut latihan bebas, karena saat melakukan senam tidak
menggunakan benda atau perkakas lainnya. Apabila saat melakukan senam lantai
seseorang menggunakan perkakas misalnya balok, tongkat, atau latihan yang dilakukan
tidak termasuk dalam senam irama, maka perkakas ini hanyalah semata-mata merupakan
bantuan sementara dalam peningkatan unsur kelemasan, ketangkasan, keseimbangan, dan
kekuatan. Bentuk latihan senam lantai dapat dipisahkan dalam beberapa kelompok, di
tinjau dari tempat (diam di tempat) dan bergerak.

12

B. Loncat Harimau
Loncat harimau merupakan pengembangan dari gerakan guling depan akan tetapi
gerakan loncat harimau dilakukan dengan gerakan loncatan pada saat di udara jaraknya
lebih jauh. Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu
harus menguasai gerakan guling kedepan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama
dengan berguling kedepan akan tetapi gerakannya didahului dengan gerakan meloncat
keatas depan. Dalam latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan rintangan berupa
peti lompat atau pada teman yang membungkuk. Dalam pembelajaran loncat harimau
guru sangat berperan penting dalam keselamatan dan keberasilan. Guru berada disisi
matras dengan cepat mendekati tempat mendarat siswa di matras dengan menempatkan
tangan di tengkuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkat atau
mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakuan setiap kali melakukan bantuan
dalam latihan loncat harimau dalam Muhajir (2003:115).

1. Cara Melakukan Loncat Harimau
Menurut Muhajir (2003: 115) cara melakukan gerakan loncat harimau sebagai
berikut:

a. Untuk awalan dapat dilakukan dengan cara awalan sikap jongkok ataupun berdiri
kemudian kedua kaki rapat , dan tumit diangkat.

b. Kedua tangan dengan siku dibengkokan ke depan badan , kedua telapak tangan
dan pandangan menghadap kedepan.

13

c. Bersamaan dengan menolakan kedua kaki ,lompatlah keatas kedepan dengan
kedua tangan lurus kedepan hingga badan melayang di udara dengan posisi badan
dan kaki dalam keadaan lurus.

d. Saat telapak tangan menyentuh matras ,lipatkan kepala diantara kedua tangan
hingga pundak menyentuh matras

e. Kemudian ,lanjutkan dengan gerakan berguling kedepan secara bulat dan sikap
akhir jongkok, dimana kedua tangan lurus kedepan menuju keatas.

Gambar 1. : Teknik gerakan loncat harimau.
Di Adopsi dari Muhajir (2003)

C. Kekuatan Otot
Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh tidak dapat
digerakan apabila ia tidak degerakan oleh otot yang mendapat rangsangan yang di
sampaikan ke otot melalui syaraf. Menurut Achmad Damiri (1992 : 127) di dalam tubuh
manusia terdapat 3 macam otot yaitu : otot polos, otot jantung, dan otot lurik.
Pada umumnya gerakan yag disebabkan oleh otot lurik adalah gerakan yang
disadari menurut kemauan kita. Dalam tubuh manusia ± 43% dari berat badan/ tubuh
adalah jaringan otot. Jaringan otot mempunyai sifat dapat dirangsang (irritable), dapat
memendek atau berkontraksi (contractable), dapat memanjang (extansible) dan elastic

14

(Achamd Damiri, 1992 : 126). Ditinjau dari komposisi kimianya otot terdiri dari 75% air,
20% protein dan 5% mineral dan garam bukan organik.
Menurut suharno HP (1991: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari
otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.
Tentang kekuatan otot (Suharno, 1991 : 32) mengatakan : kekuatan biasa
digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta
kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat
melawan beban yang maksimal
2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban
dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan
3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot untuk
melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.
Dalam olahraga kerja otot atau sekelompok otot secara explosive mutlak sangat
diperlukan, sedang dalam penelitian ini dimaksudkan adalah kekuatan lengan. Telah
banyak para ahlii mengemukakan bahwa kemampuan olahragawan tergantung pada ciriciri antrofo mentri dan mekanis. Agar kemampuan yang tinggi perlu adanya cirri-ciri
genetik yang memadai dan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang teratur.
Kekuatan otot tidak bertalian dengan faktor keturunan. Akan lebih baik jika ada
permulaan latihan sesudah memiliki latihan kekuatan yang cukup, lebih-lebih untuk
olahraga yang memerlukan kekuatan otot.

15

Otot-otot yang berperan dalam gerakan loncat harimau, yang terdapat pada lengan
terdiri dari :
a. Otot Tendon Bisep
b. Otot Trisep
c. Otot Bisep Brakhii
d. Otot Brakhialis
e. Otot Brachioradialis
f. Otot Pronator Teres
g. Otot Palmaris Longus
h. Otot Fleksor Karpi Radialis
i. Otot Fleksor Retinakulum
j. Otot Fleksor Karpi Ulnaris
k. Otot Fasia Palmaris

Gambar 2. : Otot Lengan
(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132)

16

D. Panjang Lengan
Lengan termasuk anggota rangka gerak atas (Sceleton ekstremitas Superior),
selanjutnya Suparman (1989 : 26), menyatakan bahwa,
“Sceleton ekstermitas superior terbagi menjasi dua yaitu, gelang dan rangka
anggot gerak atas bahu. Cinghulum ekstremitas superior ( gelang bahu) terdiri
dari dua pasang tulang yaitu, os claviola (tulang selangka) dan os scapula (tulang
belikat), sedangkan skeleton catremitas superior libarae (rangka gerak ata bebas),
terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah) dan manus
(tangan). Brachium terdiri dari satu tulang disebut humerus, rangkanya disebut
skeleton brachi.”
Lengan dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang lengan akan
memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak.
Gerakan badan dihasilkan melalui system pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot,
selanjutnya Soedarminto (1993 : 47) menyatakan bahwa :
“Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk menghasilkan
gerak putar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari sumbu putar, tangan beban
dan tangan gaya, tangan beban merupakan jarak antara sumbu putar dan titik
pangkal gaya. Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya
terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu putar, tangan
beban dan tangan gaya.”
Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbadingan antara tangan
gaya dan tangan beban, makin panjang tangan gaya makin besar moment gaya, makin
pendek tangan gaya makin kecil moment gayanya. Selanjutnya Soedarminta (1993:48)
menyatakan bahwa, “Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari
sumbu putar”.

17

E. Power Tungkai
Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur
kekuatan dan kecepatan gerak.
Menurut Harsono (1988 : 200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang
olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power telah
diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan
kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang
digelutinya.
Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan meledak
ke luar nlok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan
yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa kali.
Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi fisik, yaitu
kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and Morgan (1986 : 57) yang
mengemukakan “Power is something different. Power = strength + speed”. Begitu pula
Rushall dan Pyke (1990 : 252) mengatakan “power is usuakky described as function of
both the force (strength) and speed movent”. Maksudnya adalah power biasanya
dinyatakan sebagai gabungan dari dua bentuk gerakan yaiut kekuatan dan
kecepatan.Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
power adalah perpaduan dari dua unsure komponene fisik yaitu kekuatan dan kecepatan.
Setiap jenis keterampilan dalam olahraga dilakukan oleh sekelompok otot
tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap

18

aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari
kemungkinan cedera. Otot-otot Tungkai :
1. Otot-otot tungkai atas meliputi:
M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini
menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan
gerakan abduksi dari femur,M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus
medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan
paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah,
M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar
ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi,
serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:
Spina iliaka

Otot tensor fasia lata

iliakus

Otot sartorius
Otot rektus femoris
Vastus medialis
Otot vastus lateratis
patelus

Gambar. 3 : Struktur otot tungkai atas
(Svelyn, 1999: 113)
2. Otot-otot tungkai bawah meliputi:
Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir
kakisebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi

19

meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi
jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan
kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus
longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi
membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.
Otot tabialis interior
Otot aduktor

Tendon rektus

Gluteus maksimus

patela
Otot paha medial

lateral
Tendon sartorius
Peroneus

Ruang poplitelium

Eksensor digitorum
Eksensor atas

gastrokanemius
Otot soleus
Maleolus

Retinakula
kalkaneus

T.achel
is

Tendon ekstensor

Gambar. 4 : Otot tungkai bawah
(Evelyn, 2012 :135-136)
F. Pengertian Tungkai
Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh,
struktur tubuh atau kualitas biometrik Menurut Bompa (1990:342), bahwa. “kualitas
biometrik adalah mencangkup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik”.
Prestasi olahraga memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau
cabang olahraga yang dikembangkan.
Postur tubuh atau anthropometrik sering dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan cabang olah aga yang ditekuni oleh atlet tertentu. Anthropometrik
merupakan pengukuran lebih jauh mengenai bagian bagian luar dari tubuh (verducci

20

1980:215). Lebih lanjut verducci mengemukakan mengenai, dua tipe instrumen
pengukuran antropometrik yang meliputi bagian bagian tubuh yang mana itu berkaitan
dengan besarnya tubuh dan itu behubungan dengan somatotipe. Antropometrik tubuh
dapat diukur melalui pengukuran bagian-bagian tubuh dan bentuk tubuh secara
keseluruhan. Postur tubuh merupakan salah satu komponen yang penting dalam prestasi
olahraga. M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut
menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Lebih
lanjut M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi:
a. Ukuran tinggi dan panjang tubuh
b. Ukuran besar, lebar dan berat tubuh
c. Somatotype (bentuk tubuh)

Tungkai menurut (Ucup Yusuf, 2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai
atas(thigh / femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus) dan kaki (foot / pes / pedis),
jadi tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai ujung kaki. Tungkai
termasuk anggota kerangka bawah (Extrimitas Inferior), seperti dijelaskan, (Rahmat
Hermawan, 2002 : 43), menyatakan bahwa :
“Tulang-tulang yang menyusun kerangka gerak bawah, antara lain tulang coxae
(tulang pangkal paha), femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula (tulang
betis), patela (tempurung lutut), tersalia (tulang pangkal kaki), meta tarsalia
(tulang telapak kaki), dan falang (ruas jari kaki). Os ilium (tulang usus)
banyaknya 2 buah, bagian yang melekuk disebut fosa iliaka, dan bagian ujung
yang menonjol disebut spina iliaka. Spina iliaka anterior superior, anterior
inferior, posterior superior, dan posterior inferior.”
Tulang terbentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai akan
memberikan keuntungan mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak.

21

Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya otot tungkai,
panjang tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan
menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dalam
menempuh kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam olahraga, sangat dibutuhkan di
setiap cabang olahraga.
1. Anatomi Tungkai
Tungkai merupakan bagian tubuh sebagai anggota dan alat gerak bagian bawah
yang memegang peranan penting dalam penampilan gerak. Tungkai dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Adapun yang dimaksut tungkai adalah
anggota gerak bawah yang meliputi seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan
jari kaki. Menurut satimin hadiwidjaja (1996:39) anatomi anggota gerak bawah (tungkai)
terdiri dari tulang tulang sebagai berikut:
1. Femur
2. Patella
3. Tibia
4. Fibula
5. Ossa tarsi
6. Ossa metatarsi
7. Digit

22

Otot otot yang ada di tungkai bagian atas, menurut Evelyn C. Pearse (1993:1113)
terdiri dari:
1) Otot tensor facia lata
2) Otot abduktor dari paha
3) Otot vastus laterae
4) Otot rektus femoris
5) Otot sartoros
6) Vastus medialis
7) Otot abduktor
8) Otot gluteus maximus
9) Otot paha lateral dan medial

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:
Spina iliaka
Otot tensor fasia lata
iliakus

Otot sartorius
Otot rektus femoris
Vastus medialis
Otot vastus lateratis

patelus

Gambar 5. Otot-otot yang terdapat pada tungkai atas
(Evelyn C. Pearse 1993:1113)

23

Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah tungkai
bawah menurut Evelyn C. Pearce (1993:114) terdiri dari:
1) Otot tabialis enterior
2) Otot proneus longus
3) Otot ektensor digitorum longus
4) Otot gastroknemius
5) Otot soleus
6) Otot maleolus medialis
7) Otot retinakula bawah
8) Otot tendon akhiles

Untuk lebih jelasnya dapat diliat pada gambar:
Otot tabialis interior

Tendon rektus femoris

patela

Tendon sartorius
Peroneus longus

Eksensor digitorum

gastrokanemius

Tulang tibia
Otot soleus

Eksensor atas
Maleolus medialis
Retinakula
Tendon ekstensor

Gambar 6. Otot-otot tungkai bawah.
(Evelyn C. Pearse, 1993:1114)

24

G. Kelentukan
Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluasluasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam
penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan
sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.
Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan
gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut
Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk
melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon
keseimbangan. Menurut Harsono (1992) dalam buku Dasar-Dasar Kepelatihan Heru
Sulistianta

(2013: 52) kelentukan (fleksibilitas) dapat didefinisikan sebagai :

Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu
ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada
persendian dan otot di sekitar persendian itu”.
Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan
bagian-bagian tubuh.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah
ukuran kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendisendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis.

25

H. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang
dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
a. Muhammad Ishaq Gery (2013) “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG LENGAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG PADA SISWA KELAS VII SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 21 50

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI DENGAN HASIL KEMAMPUAN LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP IT FITRAH INSANI BANDAR LAMPUNG

1 33 53

HUBUNGAN PANJANG LENGAN PANJANG TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN PRESTASI BELAJAR LOMPAT JANGKIT SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 WAY LIMA PESAWARAN

0 8 97

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 PESISIR T

2 29 67

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

2 24 65

HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TIGER SPRONG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG

1 14 59

(ABSTRAK) KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU.

0 2 2

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU.

2 23 81

(ABSTRAK) HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER.

0 1 2

Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan dan Daya Ledak terhadap Lari 100 Meter.

2 2 95