HUBUNGAN PANJANG LENGAN PANJANG TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN PRESTASI BELAJAR LOMPAT JANGKIT SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 WAY LIMA PESAWARAN

(1)

HUBUNGAN PANJANG LENGAN PANJANG TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN PRESTASI BELAJAR

LOMPAT JANGKIT SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 WAY LIMA PESAWARAN

Oleh ;

Arief Maulana Syamsu

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN PANJANG LENGAN PANJANG TUNGKAI DAN POWER TUNGKAI DENGAN PRESTASI BELAJAR

LOMPAT JANGKIT SISWA KELAS VIII.C SMPN 1 WAY LIMA PESAWARAN

Oleh

Arief Maulana Syamsu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, manakah yang lebih berhubungan antara kondisi fisik atau kekuatan tungkai, manakah yang lebih efektif antara panjang lengan panjang tungkai dan power tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit, apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan prestasi belajar lompat jangkit, apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit, dan apakah ada hubungan antara power tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN.1 Way Lima

Pesawaran. Sampel penelitian diambil dari siswa kelas VIII.C . Sampel berjumlah 27 siswa.

Instrument penelitian menggunakan leg dynaometer dan meteran. Pengumpulan data dilakukan dengan metode korelasional.

Hasil penelitian besarnya hubungan antara panjang lengan dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7962. Besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7319. Dan besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,9191. Dengan begitu

panjang lengan panjang tungkai dan power tungkai memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN.1 Way Lima Pesawaran dan power tungkai merupakan variable yang paling berpengaruh.

Kata Kunci : Panjang Lengan, Panjang Tungkai, PowerTungkai, Prestasi belajar, Lompat jangkit


(3)

(4)

(5)

(6)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1


(7)

xiv

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Batasan Istilah ... 10

G. Mafaat Penelitian ... 11

H. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Belajar ... 13

1. Pengertian Belajar ... 13

2. Tujuan Belajar ... 14

3. Teori Belajar ... 16

4. Belajar Keterampilan Motorik ... 17

B. Deskripsi Teoritik ... 20

C. Kerangka Pikir ... 28

D. Hipotesis ... 29

III. METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian dan Objek Penelitian ... 31


(8)

xv

F. Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil ... 40

B. Hasil Penelitian ... 41

C. Pembahasan ... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah harus ada usaha ke arah perbaikan metode melatih dalam kemampuan gerak siswa. Perbaikan metode dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang olahraga yang semakin maju dan dapat mempengaruhi perkembangan dan daya pikir siswa, begitu pula dalam memberikan materi pelajaran semakin memilih dan menentukan metode yang tepat harus juga memperhatikan faktor yang mempengaruhi siswa, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam.

Olahraga adalah salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. Hal ini dikarenakan olahraga menggunakan seluruh aktifitas gerak tubuh. Usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang olahraga, hendaknya mulai dari olahraga pendidikan melalui jalur pendidikan di sekolah sedini mungkin. Disamping itu seseorang juga harus memiliki potensi dasar tubuh yang baik, baik fisik maupun mentalnya, sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya. Untuk meraih prestasi optimal dalam bidang olahraga, ada tiga faktor yaitu enviroment (personal/ lingkungan sosial), bakat (keturunan) dan pelatihan. Yang termasuk dalam environment


(10)

adalah sikap dan dukungan dari keluarga, orang-orang terdekat, masyarakat, pemerintah dan lingkungan. Bakat adalah genetik bawaan yang merupakan faktor keturunan. Pelatihan yaitu pengorganisasian keolahragaan, program latihan, pelaksanaan latihan dan sebagainya, berkenaan dengan itu pendidikan dalam dunia olahraga tidak lepas dari prestasi dan latihan, prestasi merupakan tujuan yang ingin dicapai setinggi-tingginya, dan latihan merupakan hal yang menentukan dalam meraih prestasi yang diharapkan.

Peranan guru diantaranya adalah memilih dan menentukan metode melatih atau metode belajar yang tepat dan efektif agar siswa dapat mengerti dan

memahami materi pelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan anak didik, karena itu pendidikan jasmani erat kaitannya dengan usaha-usaha pendidikan yang terencana dalam rangka membantu perkembangan dan kemampuan anak didik dalam intelektual keterampilan dan sikap.

Teori dan metodologi latihan juga didukung oleh banyak disiplin ilmu, seperti

yang dikatakan oleh (Harsono,1988:99) bahwa, “Riset dalam berbagai bidang

pun turut mendukung pengayaan dalam teori dan metodologi latihan. Demikian pula, berbagai disiplin dan sub disiplin ilmu yang erat hubungannya dengan

olahraga telah dilibatkan untuk mendukung teori tersebut”.

Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Gerakan-gerakan ini


(11)

dikenal oleh bangsa-bangsa primitif pada jaman prasejarah untuk

mempertahankan kelangsungan hidup, mempertahankan diri dari serangan-serangan binatang buas dan mengamankan diri terhadap keganasan alam. Gerakan dalam lompat jangkit mengandung unsur kesederhanaan dan komplek, kemudahan dan kesulitan dalam mempelajarinya dan akan mempunyai dampak yang berbeda tergantung masing-masing siswanya.

Atletik adalah salah satu Cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang di pertandingkan dalam cabang ini, seperti berlari, berjalan, melompat dan melempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar bagi cabang olahraga lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan daya tahan oleh karena itu tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga.

Cabang olahraga atletik mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan kondisi fisik serta dapat

mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif, dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran atletik adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari SD sampai SMA.

Cabang olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga atletik diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani


(12)

dan juga untuk mendidik watak kedisiplinan dan kesehatan. Dalam proses pembelajaran atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok terdapat faktor yang dapat menentukan hasil pembelajaran tersebut. Faktor-faktornya antara lain faktor bawaan atau faktor internal yang dimiliki oleh individu itu sendiri seperti minat, motivasi, intelejensi, dan bakat.

Strategi maupun metode belajarpun ditingkatkan untuk pemahaman siswa dalam materi pembelajaran. Dimana sistem dan model pendidikan yang kurang optimal dapat menyebabkan pelajar sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat

meningkatkan minat, aktivitas dan kreativitas pelajar. Adapun salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek yaitu melalui media alat bantu pembelajaran.

Selain faktor tersebut ada faktor eksternal atau faktor dari luar seperti pelatih, guru, waktu latihan, dan penggunaaan alat Belajar. Hal ini sesuai dengan

pendapat Harsono (1988:119) sebagai berikut ”konsekuensi yang logis dari sistem pembelajaran dengan kualitas yang tinggi biasanya adalah prestasi yang

tinggi pula ”.

Untuk dapat berprestasi dalam nomor lompat jangkit, seorang atlet atau siswa harus menguasai teknik dasar lompatan yang baik dan disarankan memiliki panjang tungkai yang ideal dan power tungkai yang terlatih, karena panjang lengan, panjang tungkai dan power tungkai merupakan faktor-faktor yang dapat menentukan prestasi lompat jangkit.


(13)

Bila ditinjau dari ilmu beomekanika, prestasi lompat jangkit ditentukan oleh sejumlah parameter yang berkaitan erat dengan kemampuan biomotor, yaitu kecepatan lari sprint, kekuatan, koordinasi antara lengan dan kaki, dan irama. Tehnik lompat jangkit terdiri tahap: Awalan, hop, step, jump, dan Mendarat. Dari tahap tersebut kecepatan awalan dan kekuatan saat take off merupakan tahap yang paling dominan, karena akan membentuk sikap take off yang tepat, dan juga mempengaruhi ketinggian saat melayang untuk mencapai jauhnya jarak capai lompatan.

Kualitas teknik awalan menjelang tolakan, kualitas teknik menolak serta saat melayang, dan kualitas teknik pendaratan merupakan komponen atau profil teknik yang mempengaruhi hasil lompatan. Proses melompat hingga saat berlangsung mendaratan hanya berlangsung beberapa puluh detik saja.

Unsur teknik awalan dan take off erat kaitannya dengan biomotor kecepatan dan kekuatan yang dimiliki oleh pelompat. Artinya, semakin kuat kecepatan dan kekuatan yang dimiliki, maka kemampuan awalan dan take offnya pun akan menghasilkan lompatan yang semakin jangkit. Hal tersebut seperti yang dikatakan Jarver ( 1982:12 ) bahwa, jauhnya lompatan tergantung pada kecepatan lari, kekuatan dan percepatan pada saat take off (memindahkan kecepatan horizontal ke gerakan bersudut/ vertical). Untuk bisa mengusai tehnik dengan baik, bantuan pelatih dan guru sangatlah mutlak sekali. Pelatih dan guru harus mampu menguraikan, mengusai gerakan tehnik lompat jangkit yang dilaksanakan dalam urutan teknik yang mulus, berkesinambungan dan baik. Dengan demikian ia dapat menganalisis kesalahan gerak dan faktor penyebabnya. Setelah itu dapat disusun metode latihan teknik yang sistematis


(14)

sebagai penunjang untuk menganalisis gerakanan yang diterapkan oleh prinsip-prinsip beomekanika.

Koordinasi dan bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan diperolah dari proses belajar yaitu dengan memahi gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan.Untuk mencapai tingkat gerak tertentu, lamanya waktu yang diperoleh oleh setiap individu berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu cukup lama, padahal dalam satu pembelajaran sama.

Pembelajaran hasil lompat jangkit siswa SMPN I di bidang olahraga merupakan sasaran penting untuk sekolah sebagai prestasi non akademik, maupun bidang akademik bagi siswanya. Untuk itu diperlukan pola latihan yang berkesinambungan, agar tercapai peningkatkan prestasi olahraga. Faktor kelengkapan yang harus dimiliki untuk meningkatkan prestasi olahraga adalah pengembangan fisik, pengembagan teknik, dan kematangan tehnik. Hal terpenting dari faktor di atas dalam meningkatkan hasil prestasi belajar

olahraga siswa adalah pengembangan fisik. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani, kondisi fisik adalah salah satu

prasyarat yang sangat diperlukan dalam hasil prestatasi belajar. Hasil

pembejaran siswa di bidang olahraga merupakan sasaran penting untuk sekolah sebagai hasil belajar siswa non akademik, maupun akademik bagi siswanya. Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas . Dalam memperoleh hasil lompat jangkit yang maksimal dibutuhkan


(15)

lompat jangkit. Fase dalam lompat jangkit diantaranya fase awalan (hop), step, jump, dan fase pendaratan. Fase awalan adalah melakukan lari sebelum lompat merupakan salah satu faktor pendukung dalam mencapai hasil lompat jangkit. Awalan dalam lompat jangkit merupakan gerakan lari yang dimulai dari keadaan awalan berdiri dan kemudian berlari dengan kecepatan yang semakin meningkat dari titik awal berdiri sampai dengan batas tolakan untuk

memberikan daya dan dorongan semaksimal mungkin sebelum mengalihkan kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal melalui tolakan pada papan tumpuan di depan bak lompatan.Setelah diadakan pengenalan dan observasi serta pengamatan sementara siswa SMPN 1 Way Lima, diketahui bahwa cabang pada olahraga atletik di Sekolah terutama pada cabang lompat jangkit sampai saat ini belum mampu menunjukkan hasil belajar yang memuaskan. SMPN 1 Way Lima yang berada di Kabupaten Pesawaran memiliki beberapa fasilitas olahraga diantaranya lapangan basket, lapangan futsal, lapangan bola voli serta lapangan atletik lompat jauh/jangkit meskipun kenyataannya fasilitas tersebut sudah mulai rusak. Prestasi siswanya di bidang olahraga masih minim, tetapi ada beberapa siswa yang berprestasi di bidang olahraga. Contohnya saja Muarobin, siswa kelas VIII.C ini mendapatkan juara pertama tolak peluru O2SN tingkat SMP Se-Kabupaten pesawaran, namun sayang ia gagal melaju ke tingkat nasional.

Sampel yang saya teliti adalah kelas VIII.C SMPN 1 Way yang berjumlah 27 siswa, yaitu 16 putra dan 11 putri. Awal penelitian saya melakukan free test terhadap sampel/siswa, ternyata banyak siswa yang belum menguasai dan memahami teknik lompat jangkit yang benar, hanya 40% siswa yang dapat


(16)

melakukan lompatan dengan benar. Kemudian saya memberikan pembelajaran lompat jangkit yang benar secara seksama kepada siswa hingga siswa

menguasai teknik lompat jangkit yang benar.

Perhatian saya fokuskan terhadap latihan fisik yang menunjang power tungkai, karena panjang lengan dan tungkai tidak dapat serta merta berubah. Latihan yang diberikan diantaranya frog jump, lompat dengan satu kaki bergantian, sprint. Setelah beberapa pertemuan kemudian melakukan pengambilan data. Berdasarkan uraian tersebut Maka penulis mengadakan penelitian tentang

”Hubungan Antara Panjang lengan, Panjang Tungkai, Dan Power Tungkai Dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa VIII.C SMPN 1 Way Lima.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Belum maksimalnya prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Waylima.

2. Masih kurangnya pengetahuan tentang faktor yang menunjang prestasi belajar lompat jangkit.

3. Belum diketahui dengan pasti adakah hubungan yang signifikan antara panjang lengan, panjang tungkai dan power tungai terhadap prestasi belajar lompat jangkit.


(17)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan identifikasi penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada: hubungan panjang lengan, panjang tungkai dan power tungai terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Waylima.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan prestasi belajar lompat jangkit?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kekuatan tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar hubungan panjang lengan, panjang tungkai dan power tungai dengan prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Waylima.


(18)

2. Untuk mengetahui Manakah yang lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Waylima.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya salah pengertian tentang istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan mengenai beberapa istilah, agar para pembaca dapat memahami dengan jelas sehingga tidak timbul salah pengertian, istilah-istilah tersebut, yaitu :

Hubungan, menurut (Poerwadarminta,1985:27), adalah suatu hal yang saling terkait antara satu dengan yang lain.

1. Power,menurut (Harsono,1988 : 220), adalah “kemampuan otot untuk

mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”.

2. Lengan, menurut (Suparman,1989:26), menyatakan bahwa, skeleton catremitas superior libarae (rangka gerak atas bebas), terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah) dan manus (tangan), Brachium terdiri dari satu tulang disebut humerus, rangkanya disebut skeleton brachi. 3. Panjang lengan, menurut (Suparman,1989:27) ukuran panjang lengan

dimulai dari pangkal bahu sampai pergelangan tangan.

4. Tungkai, menurut (Suparman,1989:29) ukuran panjang tungkai dimulai dari pangkal paha sampai pergelangan ujung kaki.

5. Siswa, menurut (Kamus Bahasa Indonesia, 2002:460), adalah seseorang yang mengikuti kegiatan dilingkungan sekolah.

6. Lompat Jangkit, menurut (Yudha, 1999:9), merupakan salah satu nomor lompat pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan, baik untuk putra


(19)

maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor lompat adalah kekuatan, kecepatan dan koordinasi gerakan secara keseluruhan. 7. Prestasi, menurut ((Poerwadarminta,1985:180), adalah hasil yang dicapai

dalam penelitian ini maksudnya adalah jauhnya lompat jangkit para siswa atau sampel.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peranan ilmu dasar- dasar kepelatihan, dalam hubungan antara komponen kondisi fisik terutama komponen power.

2. Bagi Siswa/ Atlet

Sebagai pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar lompat jangkit. 3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dan kajian dalam

pengembangan ilmu kepelatihan, khususnya untuk panjang lengan, panjang tungkai dan power otot tungkai.

4. Pelatih Atletik

Sebagai rujukan dalam menerapkan teknik untuk memenangkan suatu perlombaan.

H. Ruang lingkup penelitian

1. Objek penelitiannya adalah hubungan panjang lengan, panjang tungkai dan power tungai terhadap prestasi belajar lompat jangkit.


(20)

2. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Way Lima Pesawaran.

3. Dalam Penelitian ini untuk mengukur panjang lengan dan panjang tungkai yaitu menggunakan meteran dan tes power otot tungkai, Adapun test yang digunakan untuk power otot tungkai menggunakan leg dynamometer.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu.

Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar responnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikannya, angka respon menurun karena itu belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan/peluang terjadi respon, sedangkan menurut (Brooks, 1994)

belajar adalah pembaharuan dalam bidang pendidikan harus dimulai dari ” bagaimana anak belajar ” dan ” bagaimana cara guru mengajar ”, bukan dari

ketentuan-ketentuan hasil.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulan bahwa belajar adalah tingkah laku yang menghasilkan pembaharuan.


(22)

2. Tujuan Belajar

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2000:22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy). Maka, perlu diciptakan suasana dan sistem (kondisi) belajar yang kondusip, disamping faktor lain yang akan menetukan prestasi belajarsiswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar.

Oleh sebab itu mengajar, yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang

fun and enjoy . sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling

mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperutukkan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

Dari uraian di atas, secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis :

1. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah bagian yang tidak dapt dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat


(23)

mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya berpikir akan memperkaya pengetahuan.

Tujuan inilah mempunyai kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih menonjol. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan dengan cara demikian anak didik akan diberikan pengetahuan sehingga akan menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.

2. Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua ketermapilan jasmani dan keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah

keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

Termasuk dalam hal ini masalh-masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.


(24)

Keterampilan ini memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata –mata menghapal atau meniru cara berinteraksi dengan metode role playing.

3. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap dan mental, perilaku dan pribadi anak anak didik guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilkunya oleh para siswanya. Dalam proses observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses

internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.

3. Teori Belajar

Seorang guru perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat mempertahankan bagaimana seharusnya siswa belajar. Adapun teori yang perlu diketahui antara lain teori conditioning dan teori conectionism. Menurut Pavlov (1990:1), teori

conditioning menekankan bahwa proses belajar mengajar diperoleh dari hasil latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap syarat atau ransangan tertentu yang dialaminya dalam kehidupan.


(25)

Pengertian belajar menurut teori ini adalah perubahan yang terjadi karena syarat-syarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Adapun kelemahan teori ini adalah menganggap bahwa belajar hanya disebakan oleh latihan atau kebiasaan tanpa menghiraukan peranan pribadi dalam memilih dan juga menetukan perbuatan dan reaksi apapun yang akan dilakukan.

Belajar merupakan proses aktif untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik (2003:328), belajar adalah suatu proses dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkunga. Menurut Gagne (dalam Hidayat dkk 1990 : 2 ), belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi

menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar.

4. Belajar Keterampilan Motorik

Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari ”physical education” merupakan bagian integral dari sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam


(26)

rangka memperoleh/ meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripuddin, Mahadi, 1993:4) dan Rijsdorop (1971), mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat:

1. Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis.

2. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga.

3. Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental.

4. Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga.

5. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari;


(27)

6. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4).

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik,

keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moril. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membena dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat.

Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua.

Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia SMp kelas VIII.C merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses

pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat dalam


(28)

aktivitas atletik yaitu lompat jauh gaya jongkok adalah akibat dari pendidikan jasmani.

B. Deskripsi Teoritik 1. Panjang Lengan

Lengan termasuk anggota rangka gerak atas (Sceleton ekstremitas Superior),

selanjutnya (Suparman, 1989:26), menyatakan bahwa, “Sceleton ekstremitas

superior terbagi menjadi dua yaitu, gelang dan rangka anggota gerak atas bahu. Cingulum ekstremitas superior (gelang bahu) terdiri dari dua pasang tulang yaitu, os clavicula (tulang selangka) dan os scapula (tulang belikat), sedangkan skeleton ekstremitas superior libarae (rangka gerak atas bebas), terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah) dan manus (tangan), Brachium terdiri dari satu tulang disebut humerus, rangkanya disebut skeleton brachi. Gerakan badan dihasilkan melalui system pengungkit, yang dihasilkan oleh kontraksi otot, selanjutnya (Soedarminto,1993;47) menyatakan bahwa ; Pengungkit adalah suatu alat mekanik yang dimaksudkan untuk menghasilkan gerak berputar pada sumbunya, pengungkit terdiri dari sumbu putar, tangan bebaban dan tangan gaya, tangan beban merupakan jarak antara sumbu putar dan titik pangkal gaya. Berdasarkan pada titik putar, tangan beban dan tangan gaya terdapat tiga jenis pengungkit yang ditandai oleh letaknya sumbu putar, tangan beban dan tangan gaya.

Keuntungan mekanis dari pengungkit dinyatakan oleh perbandingan antara lengan gaya dan tangan beban, makin panjang lengan gaya makin besar


(29)

moment gaya. Selanjutnya (Soedarminta,1993:48) menyatakan bahwa,” Besarnya moment gaya sama dengan gaya dikalikan jarak dari sumbu putar”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa panjang lengan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam mencapai prestasi lompat jangkit.

2. Panjang Tungkai

Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi

biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itu

tidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang panjang tidak selalu

memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan

kelincahan masih dibutuhkan komponen pendukung lain yang diperlukan

untuk membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang panjang.

Tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulang anggota

gerak bawan atau extremitas inferior yang terdiri dari proximal ke distal

atau dari seluruh kaki dari pangkal paha kebawah. Sebagai tulang anggota

gerak bawah, tungkai juga mempunyai peranan yang penting dalam rangka

melakukan berbagai macam gerak.

Menurut Amari (1996: 175) panjang tungkai adalah ukuran

panjang tungkai seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan trochantor

mayor, kira-kira pada bagian tulang yang terlebar di sebelah luar paha dan


(30)

tulang paha yang bergerak.

Komponen yang dibutuhkan mendukung jangkauan langkah yang

panjang di antaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi,

serta proporsi fisik yang bagus di dalamnya, sehingga semakin panjang

tungkainya akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin

panjang sehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak

Panjang Tungkai16

tertentu dalam lari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu

tempuhnya mejadi lebih cepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin

sedikit. Untuk analisis ini diperlukan data tentang kekuatan otot dan

pengukuran panjang tungkai. Dari hasil pengukuran panjang tungkai

ternyata mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan para

pelompat jauh.

Dengan demikian panjang tungkai yang penulis maksudkan adalah

jarak antara pangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah

ini selanjutnya akan dipergunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah

panjang tungkai sudah merupakan istilah umum yang dipakai dalam


(31)

3. Power dan Kekuatan

Power itu penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut

unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut (Harsono,1988:200), “Power

terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif.”

Sesuai dengan pendapat di atas, power adalah kemampuan otot untuk

mengatasi suatu tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat, dengan kata lain power adalah gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Kekuatan adalah

kemampuan otot untuk menerima beban saat bekerja, selanjutnya (Suharno, 1978:21) menyebutkan bahwa kekuatan terbagi beberapa macam, yaitu ;

1. Kekuatan maksimal, yaitu kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan beban yang maksimal.

2. Kekuatan daya ledak, yaitu otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh, contohnya ; melompat, melempar, menendang, spike.

3. Power endurance yaitu lamanya otot atau sekelompok otot untuk menahan beban yang tinggi intensitasnya, kekuatan otot yang dikombinasikan dengan kecepatan disebut juga daya ledak (eksplosive power).

Berdasarkan pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa Power adalah perpaduan dari dua unsur komponen fisik yaitu kekuatan dan kecepatan.


(32)

4. Kekuatan Otot Tungkai

Setiap jenis keterampilan dalam olaharaga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera.

Dalam melakukan lomppatan kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan tumpuan.

Otot-otot Tungkai :

1) Otot-otot tungkai atas meliputi:

M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

2) Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor


(33)

talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.

3). Rangka Tungkai

Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai

bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki, Tulang telapak kaki, Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 1997: 31)

5. Atletik

Cabang olahraga atletik merupakan salah satu unsur penting dari olahraga, karena atletik memiliki bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat digunakan sebagai alat pembinaan bagi setiap cabang olahraga, karena luasnya lingkup ketangkasan / skills dan mutu yang dituntut atletik, maka atletik merupakan olahraga dasar yang paling baik, sebagai tambahan peranan olahraga atletik sangat menentukan dalam upaya pengembangan kondisi jasmani, dan sering kali menyediakan landasan dasar bagi usaha-usaha peningkatan prestasi.


(34)

Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua, dari cabang olahraga yang lain, karena gerakan-gerakan atletik terdapat dalam kehidupan sehari-hari yaitu lari, jalan, lompat dan lempar merupakan gerakan yang dilakukan orang sejak jaman purba, baik untuk mempertahankan hidup maupun digunakan sebagai alat untuk membela dirinya.

Atletik mempunyai peranan penting di dalam peningkatan kondisi fisik, sehingga sering digunakan sebagai dasar pokok dalam rangka peningkatan prestasi maksimal bagi cabang olahraga lainnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat (U. Jonath, E. Haag R. Krempel,1988 : 1), yang dikutip oleh (Yudha, 2000 : 5), yaitu:

Latihan atletik merupakan sarana yang baik sekali di dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk berprestasi secara umum. Dengan latihan atletik dapat dikembangkan dengan baik serta disempurnakan peredaran darah dan sistem syaraf maupun sifat-sifat dasar fisik seperti : tenaga, kecepatan, stamina, kemudahan gerak, kecekatan dan ketangkasan.

Menurut (Aip Syaifudin,1978:69) mengatakan bahwa “Atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar”.

Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik metoda pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya.


(35)

6. Lompat Jangkit

Tahap dalam lompat jangkit :Awalan, jingkat, langkah, dan lompat. Dalam tahap awalan pelompat melakukan lari percepatan sampai pada kecepatan yang terkontrol dalam tahap jingkat, pelompat melakukan gerakan cepat dan datar menjangkau 35% jarak keseluruhan. Dalam tahap langkah, pelompat

menjangkau 3O% jarak keseluruhan langkah. Ini adalah bagian yang paling kritis dari lompat jangkit. Lama waktu harus sama dengan tahap jingkat. Dalam tahap lompat, pelompat bertolak dengan kaki berlawanan dan menjangkau 35% jarak keseluruhan.

Dalam tahap ini panjang lari awalan beragam antara 10 langkah ( pemula ) dan 20 langkah ( elit ). Tekhnik larinya mirip seperti lari sprint, frekwensi langkah ditingkatkan pada bagian akhir awalan. Kecepatan ditingkatkan terus menerus selama lari awalan, hentakan kaki mengkais bebas di dorong ke posisi

horisontal.

Arah tolakan ke depan bukan ke atas, kaki bebas ditarik ke belakang. Kaki penolak ditarik ke depan atas kemudian diluruskan ke depan guna

mempersiapkan untuk pendaratan, badan dipertahankan agar tetap tegak.

Tahap ini hentakan kaki adalah gerakan mengkais, tungkai penompang harus lurus saat bertolak. Gunakan ayunan lengan ganda bila mungkin posisi badan tegak. Teknik gantung atau sail bisa digunakan, kedua tungkai hampir lurus penuh pada saat mendarat.


(36)

7. Prestasi Belajar

Adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk mengetahui apa pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. (Djamarah. Prestasi

Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. 1994:2). Sedangkan

menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar (2005:2) bahwa prestasi adalah apa yang

telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

C. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M. Sc. Ed. Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyelidik mungkin meragu-ragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu


(37)

Judul penelitian :Hubungan panjang lengan, panjang tungkai dan power tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Waylima tahun pelajaran 2012/2013

Anggapan dasar yang dirumuskan yaitu :

1. Prestasi lompat jangkit di SMP Negeri 1 Waylima kurang.

2. Pengetahuan tentang faktor prestasi lompat jangkit di SMP Negeri 1 Waylima masih kurang.

3. Latar belakang guru penjaskes SMP berbeda-beda (pendidikan dan pengalaman mengajarnya).

D. Hipotesis

Dijelaskan (Sutrisno Hadi,1987:257) bahwa “ Hipotesis adalah pernyataan

yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis

melainkan suatu tessa “.

Selanjutnya menurut (Suharsimi Arikunto,1992:62), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guina mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarannya atau tidak “.

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan.


(38)

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 ρ≠ 0 : Ada hubungan antara panjang lengan dengan prestasi belajar lompat jangkit

Ho1 ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara panjang lengan dengan prestasi belajar lompat jangkit

Ha2 ρ≠ 0 : Ada hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit

Ho2 ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit

Ha3 ρ≠ 0 : Ada hubungan antara power tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit

Ho3 ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara power tungkai dengan prestasi belajar lompat jangkit.


(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan : “ Metodologi merupakan ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang

dipergunakan di dalam proses penelitian”.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti dan

dipertanggungjawabkan sesuai dengan data yang ada.

B. Metode Penelitian dan Objek Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 106), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian


(40)

ini adalah merupakan siswa putri yang tergabung di kelas VIII di SMPN 1 Way Lima.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15%. Karena siswa yang mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terdapat 27 siswa, tidak lebih dari 100, maka sampel diambil semua populasi yaitu 27 siswa.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 96).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan 3 (Tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.

4. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini ada 3 (Tiga), yaitu:

1. Panjang Lengan (X1) 2. Panjang Tungkai (X2) 3. Power Tungkai (X3)

5. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergatung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini adalah hasil lompat jangkit.


(41)

C. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.

1. Instrumen pengukuran panjang lengan dan panjang tungkai

1) Meteran

2) Blangko pengukuran panjang lengan dan tungkai 3) Alat tulis

2. Instrumen pengukuran kekuatan otot tungkai

1) Leg Dynamometer

2) Blangko pengukuran otot tungkai, 3) Alat tulis

3. Instrumen pengukuran lompat jangkit

Peralatan yang digunakan adalah : 1) Kapur/balok (garis)

2) Meteran

3) Blangko pengukuran lompat jangkit 4) Alat tulis

4. Instrumen hasil lompat jangkit

Peralatan yang digunakan adalah : 1) meteran


(42)

3) Alat tulis

D. Teknik Pengambilan Data

1. Instrumen tes kekuatan otot tungkai

Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian diantaranya:

Kekuatan otot tungkai bawah

Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut

Leg Dynamometer. Alat yang digunakan antara lain: 1. Leg Dynamometer

2. Blangko dan 3. Alat tulis

Pelaksanaan Leg Dynamometer :

Orang yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan.Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan orang yang di tes dengan posisi berdiri.Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan. Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg). Pengukuran di ambil sebanyak dua kali dan hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.


(43)

2. Instrumen tes lompat jangkit

Cooper, (1970:321) menjelaskan kecepatan awalan merupakan gerakan yang tinggi,yang akan membawa tubuh kearah horizontal untuk memperoleh hasil yang optimal.

Peralatan yang digunakan dalam lompat jauh gaya jongkok adalah :

1. Meteran

2. Cangkul dan bendera

3. Alat-alat pencatat hasil

Pelaksanaanya :

Siswa melakukan lompat jangkit sesuai dengan urutanya, diberi kesempatan 2 kali dan diambil nilai yang paling baik.

2. Instrumen panjang lengan dan tungkai a. Pengukuran Panjang Lengan

Menurut (Moeslim, 1999:29), tes pengukuran dilakukan dengan cara siswa berdiri tegak, kedua kaki rapat, kemudian di ukur dengan meteran mulai pangkal lengan sampai pergelangan tangan, dengan demikian dapat diketahui berapa panjang lengan masing-masing siswa.

b. Pengukuran Panjang tungkai

Tes pengukuran dilakukan dengan cara siswa berdiri tegak, kedua kaki rapat, kemudian di ukur dengan meteran mulai pangkal paha sampai ujung kaki,


(44)

dengan demikian dapat diketahui berapa panjang tungkai masing-masing siswa.

E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lapangan olahraga SMP Negeri 1 Way Lima Pesawaran.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan saat jam pelajaran olahraga kelas VIII.C , dilapangan olahraga SMP Negeri 1 Way Lima.

F. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.

Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang

dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis, data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka.

Data yang di nilai adalah data variabel bebas : panjang lengan (X

1), panjang ungkai (X

2), dan power tungkai (X3)serta variabel terikat yaitu prestasi belajarlompat jangkit (Y).


(45)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple corelation ). Menurut Suharsi Arikunto (2002), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi

N = Jumlah sampel

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus :

y =

Keterangan :

xy

r

 

 

 

 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N 1 x

r

 

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 . .

   Y Y N X X N Y X Y X N


(46)

= Koefesien korelasi

N = Jumlah sampel

X1 = Skor variabel X1

Y = Skor variabel Y

∑X1 = Jumlah skor variabel X1

∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X1

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Untuk menguji hipotesis antara X2 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus :

y =

Keterangan :

= Koefesien korelasi

N = Jumlah sampel

X2 = Skor variabel X2

Y = Skor variabel Y

∑X2 = Jumlah skor variabel X2

∑Y = Jumlah skor variabel Y

1

x y r

2

X

r

 

 

2

2

 

2

2 2 2 2 2 . .

  Y Y N X X N Y X Y X N 2 x y r


(47)

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X2

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien Korelasi

Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah


(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan hasil belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran. 2. Terdapat hubungan yang signifikan panjang tungkai dan dengan hasil

belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan hasil

belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran. 4. Variable kekuatan tungkai memiliki hubungan yang paling besar dengan

prestasi belajar lompat jangkit

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi SMPN 1 Way Lima Pesawaran agar terus melatih siswanya dan manemukan bakat siswa, serta memperbaiki srana dan prasarana olahraga di sekolah, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar di bidang lompat jangkit maupun cabang olahraga yang lainnya.


(49)

2. Bagi para Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar lompat jangkit maka perlu memberikan latihan untuk

meningkatkan power tungai siswa.

3. Bagi Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, agar lebih memperhatikan dunia pendidikan jasmani, termasuk kurikulum penjas yang baik, dan menambah atau memperbaiki fasilitas olahraga di sekolah.

4. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan bahan pembanding dan tidak di salah gunakan.


(50)

(51)

(52)

Tabel Hasil Pengabilan Data Lompat Jangkit

No

No Induk

NAMA SISWA P. L P. T Pw. T

Hasil Lompat

1 5512 ADE IRAWAN 70 89 126 850

2 5521 AHMAD AGUNG P 67 72 80 670

3 5524 ALDO R 68 83 89 705

4 5535 ARIF FADIL AFWA 65 80 75 683

5 5538 ASYIYANI 62 67 69 605

6 5734 BAYU RISWANDI 68 87 88 700

7 5542 CHANDRA S 66 85 80 654

8 5722 DAVID SYUHRONI 64 83 77 680

9 5548 HENDI AGUSTIN 69 90 110 756

10 5723 HILDA UTAMI 61 65 42 584

11 5574 MIRZA 64 75 121 830

12 5584 NAINIL AUTHOR 60 67 52 525

13 5585 NURAINI 59 65 66 502

14 5634 PANDI JULIAN 65 89 76 580

15 5725 POMALA BELDO 64 79 79 645

16 5648 RENI ANTIKA 60 70 68 520

17 5650 RIA FEBRIANTI 61 67 54 536

18 5652 RIZKI RAMADHAN 67 75 77 695

19 5657 ROBIN 73 92 143 855


(53)

21 5669 SUNARDI 70 89 100 715

22 5696 SUSANTI 63 70 34 460

23 5684 VIERO NISA 61 73 60 515

24 5687 YAHYA AHMAD 63 79 98 718

25 5699 YOGA ANDRE W 62 80 64 675

26 5726 YULIANTI 62 67 55 527

27 5735

ZURRIYATUNNIS A


(54)

Tabel Data Panjang lengan

NO Nama Siswa X Y X 2 Y 2 X . Y

1 ADE IRAWAN 70 850 4900 722500 59500

2 AHMAD AGUNG P 67 670 4489 448900 44890

3 ALDO R 68 705 4624 497025 47940

4 ARIF FADIL AFWA 65 683 4225 466489 44395

5 ASYIYANI 62 605 3844 366025 37510

6 BAYU RISWANDI 68 700 4624 490000 47600

7 CHANDRA S 66 654 4356 427716 43164

8 DAVID SYUHRONI 64 680 4096 462400 43520

9 HENDI AGUSTIN 69 756 4761 571536 52164

10 HILDA UTAMI 61 584 3721 341056 35624

11 MIRZA 64 830 4096 688900 53120

12 NAINIL AUTHOR 60 525 3600 275625 31500

13 NURAINI 59 502 3481 252004 29618

14 PANDI JULIAN 65 580 4225 336400 37700

15 POMALA BELDO 64 645 4096 416025 41280

16 RENI ANTIKA 60 520 3600 270400 31200

17 RIA FEBRIANTI 61 536 3721 287296 32696

18 RIZKI RAMADHAN 67 695 4489 483025 46565

19 ROBIN 73 855 5329 731025 62415

20 SRI ULFA DEWI 64 537 4096 288369 34368


(55)

22 SUSANTI 63 460 3969 211600 28980

23 VIERO NISA 61 515 3721 265225 31415

24 YAHYA AHMAD 63 718 3969 515524 45234

25 YOGA ANDRE W 62 675 3844 455625 41850

26 YULIANTI 62 527 3844 277729 32674

27 ZURRIYATUNNISA 58 495 3364 245025 28710

∑ 1736 17217 111984 11304669 1115682

 

 

2 2

2

 

2

X -X -X X -X           n n n r





0,7319

r

705225.52

516204

r

4973430407

516204

r

8800974

56510

516204

r

296425089

-)

305226063

(

4318084

-)

4374594

(

35776926

-36293130

r

17217

-)

11304669

).(

27

(

2078

-)

162022

).(

27

(

17217

2078

-190)

(27).(1344

r

XY XY XY XY XY 2 2 XY


(56)

Tabel Data Panjang Tungkai

NO NAMA SISWA X Y X 2 Y 2 X . Y

1 ADE IRAWAN 89 850 7921 722500 75650

2 AHMAD AGUNG P 72 670 5184 448900 48240

3 ALDO RATMAWAN 83 705 6889 497025 58515

4 ARIF FADIL AFWA 80 683 6400 466489 54640

5 ASYIYANI 67 605 4489 366025 40535

6 BAYU RISWANDI 87 700 7569 490000 60900

7 CHANDRA S 85 654 7225 427716 55590

8 DAVID SYUHRONI 83 680 6889 462400 56440

9 HENDI AGUSTIN 90 756 8100 571536 68040

10 HILDA UTAMI 65 584 4225 341056 37960

11 MIRZA 75 830 5625 688900 62250

12 NAINIL AUTHOR 67 525 4489 275625 35175

13 NURAINI 65 502 4225 252004 32630

14 PANDI JULIANSYAH 89 580 7921 336400 51620

15 POMALA BELDO 79 645 6241 416025 50955

16 RENI ANTIKA 70 520 4900 270400 36400

17 RIA FEBRIANTI 67 536 4489 287296 35912

18 RIZKI RAMADHAN 75 695 5625 483025 52125

19 ROBIN 92 855 8464 731025 78660

20 SRI ULFA DEWI 76 537 5776 288369 40812


(57)

22 SUSANTI 70 460 4900 211600 32200

23 VIERO NISA 73 515 5329 265225 37595

24 YAHYA AHMAD 79 718 6241 515524 56722

25 YOGA ANDRE W 80 675 6400 455625 54000

26 YULIANTI 67 527 4489 277729 35309

27 ZURRIYATUNNISA 64 495 4096 245025 31680

∑ 2078 17217 162022 11304669 1344190

 

 

2 2

2

 

2

X -X -X X -X           n n n r





0,7319

r

705225.52

516204

r

4973430407

516204

r

8800974

56510

516204

r

296425089

-)

305226063

(

4318084

-)

4374594

(

35776926

-36293130

r

17217

-)

11304669

).(

27

(

2078

-)

162022

).(

27

(

17217

2078

-190)

(27).(1344

r

XY XY XY XY XY 2 2 XY


(58)

Tabel Data Kekuatan Tungkai (X dan Y) Setelah dirubah Ke T Skor

X SD ZSKOR TSKOR

126 26.65165 121.2723 1262.723

80 385.5193 79.79249 847.9249

89 392.9027 88.77348 937.7348

75 400.7928 74.81287 798.1287

69 409.0666 68.83132 738.3132

88 417.8168 87.78938 927.8938

80 427.3366 79.81279 848.1279

77 437.4615 76.82398 818.2398

110 448.3089 109.7546 1147.546

42 460.34 41.90876 469.0876

121 472.4984 120.7439 1257.439

52 486.7704 51.89317 568.9317

66 501.4353 65.86838 708.6838

76 517.7894 75.85322 808.5322

79 536.0603 78.85263 838.5263

68 556.4801 67.8778 728.778

54 579.1468 53.90676 589.0676

77 604.383 76.8726 818.726

143 634.057 142.7745 1477.745

47 670.8012 46.92993 519.2993


(59)

34 761.7994 33.95537 389.5537

60 820.6988 59.92689 649.2689

98 898.5672 97.89094 1028.909

64 1009.866 63.93663 689.3663

55 1168.859 54.95295 599.5295

44 1435.427 43.96935 489.6935


(60)

T skor Kekuatan tungkai

Y SD ZSKOR TSKOR

850 111.9687 842.4086 8474.086 670 3193.947 669.7902 6747.902 705 3255.099 704.7834 7097.834 683 3320.169 682.7943 6877.943 605 3389.131 604.8215 6098.215 700 3461.863 699.7978 7047.978 654 3540.411 653.8153 6588.153 680 3624.101 679.8124 6848.124 756 3714.309 755.7965 7607.965 584 3812.458 583.8468 5888.468

830 3916.62 829.7881 8347.881

525 4033.137 524.8698 5298.698 502 4156.082 501.8792 5068.792 580 4290.531 579.8648 5848.648 645 4440.605 644.8547 6498.547 520 4609.102 519.8872 5248.872

536 4795.04 535.8882 5408.882

695 5005.926 694.8612 6998.612 855 5252.871 854.8372 8598.372 537 5546.449 536.9032 5419.032


(61)

715 5880.702 714.8784 7198.784 460 6294.598 459.9269 4649.269 515 6790.198 514.9242 5199.242 718 7430.274 717.9034 7229.034 675 8326.036 674.9189 6799.189 527 9645.227 526.9454 5319.454 495 11824.24 494.9581 4999.581


(62)

X2 Y2 XY 1594470.336 71810132.83 10700426.47

718976.5967 45534185.21 5721714.211 879346.5709 50379249.87 6655886.163 637009.4359 47306098.2 5489483.667 545106.4301 37188224.74 4502392.745 860986.9291 49673993.43 6539775.154 719321.0014 43403756.75 5587596.421 669516.444 46896797.84 5603407.653 1316862.591 57881125.78 8730491.925 220043.2055 34674057.5 2762207.588 1581153.202 69687114.28 10496952.12 323683.3187 28076203.5 3014597.606 502232.6977 25692653.67 3592170.76 653724.3536 34206685.6 4728820.512 703126.3311 42231119.55 5449202.891 531117.4222 27550655.15 3825262.467 347000.6302 29256006.42 3186197.21 670312.2194 48980564.97 5729945.132 2183729.346 73932006.53 12706198.97 269671.81 29365905.79 2814099.672 1099547.043 51822493.36 7548593.864


(63)

151752.0761 21615704.23 1811139.97 421550.1249 27032112.73 3375705.926 1058654.502 52258927.99 7438020.527 475225.8305 46228975 4687131.643 359435.568 28296586.77 3189169.13 239799.6955 24995813.86 2448262.354 19733355.71 1145977152 148334852.8


(64)

Tabel data kekuatan tungkai setelah di T skor

NO NAMA SISWA X Y X 2 Y 2 X . Y

1 ADE IRAWAN 1262,72 8474,08 1594470,33 71810132,83 10700426,47

2 AHMAD AGUNG P 847,92 6747,90 718976,59 45534185,21 5721714,21

3 ALDO RATMAWAN 937,73 7097,83 879346,57 50379249,87 6655886,16

4 ARIF FADIL AFWA 798,12 6877,94 637009,43 47306098,2 5489483,66

5 ASYIYANI 738,31 6098,21 545106,43 37188224,74 4502392,74

6 BAYU RISWANDI 927,89 7047,97 860986,92 49673993,43 6539775,15

7 CHANDRA S 848,12 6588,15 719321 43403756,75 5587596,42

8 DAVID SYUHRONI 818,23 6848,12 669516,44 46896797,84 5603407,65

9 HENDI AGUSTIN 1147,54 7607,96 1316862,59 57881125,78 8730491,92

10 HILDA UTAMI 469,08 5888,46 220043,20 467405755 2762207,58

11 MIRZA 1257,43 8347,88 1581153,20 69687114,28 10496952,12

12 NAINIL AUTHOR 568,93 5298,69 323683,31 28076203,5 3014597,60

13 NURAINI 708,68 5068,79 502232,69 25692653,67 3592170,76

14 PANDI J 808,53 5848,64 653724,35 34206685,6 4728820,51

15 POMALA BELDO 88,52 6498,54 703126,33 4231119,55 5449202,89

16 RENI ANTIKA 728,77 5248,87 531117,42 27550655,15 3825262,46

17 RIA FEBRIANTI 589,06 5408,88 347000,63 29256006,42 3186197,21

18 RIZKI RAMADHAN 818,72 6998,61 670312,21 48980564,97 5729945,13

19 ROBIN 1477,74 8598,37 2183729,4 73932006,53 12706198,97

20 SRI ULFA DEWI 519,29 5419,03 269671,81 29365905,79 2814099,67

21 SUNARDI 1048,59 7198,78 1099547,04 51822493,36 7548593,86

22 SUSANTI 389,55 4649,26 151752,07 21615704,23 1811139,97

23 VIERO NISA 649,26 5199,4 421550,12 27032112,73 3375705,92

24 YAHYA AHMAD 1028,90 7229,03 1058654,50 52258927,99 7438020,52

25 YOGA ANDRE W 689,36 6799,18 475225,83 46228975 4687131,64


(65)

27 ZURRIYATUNNISA 489,69 499,58 239799,69 24995813,86 2448262,35

∑ 22006,36 173407,6 19733355,71 1145977152 148334852,8

 

 

2 2

2

 

2

X -X -X X -X           n n n r



0.9191 r 205599696 7 188971308, r 8 871202291, 9 48520573,6 7 188971308, r 0 3007018080 -) 3094138309 ( 5 484280030, -) 2 532800604, ( 3816069716 -4005041024 r 173401,6 -) 1145977152 ).( 27 ( 22006,36 -) 1 19733355,7 ).( 27 ( 173401,6 (22006,36) -34852,8) (27).(1483 r XY XY XY XY 2 2 XY     


(66)

Gambar 1 : Peneliti memberi arahan


(67)

Gambar 3 : Peneliti memimpin pemanasan koordinasi


(68)

Gambar 5 : Peneliti memberi arahan pengembilan data dengan alat leg dynamometer


(69)

Gambar 6 : Pengembilan data power tungkai dengan alat leg dynamometer


(70)

(71)

Gambar 9 : Pengembilan data lompat jangkit


(72)

Gambar 11 : Pengembilan data lompat jangkit


(73)

Gambar 13 : Pengembilan data lompat jangkit


(74)

Gambar 15 : Pencatatan data


(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

1 50 99

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO

2 54 70

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SD NEGERI DANASRI KIDUL

0 4 60

(ABSTRAK) HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Panjang Tungkai dan Daya Ledak terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok.

0 1 82

(ABSTRAK) KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 83

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN.

0 1 15

HUBUNGAN KECEPATAN LARI CEPAT(SPRINT), POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA N 2 WONOGIRI TAHUN 2015.

0 2 123

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG KEC. ALIAN KAB. KEBUMEN.

0 3 104