Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Kampanye “Air untuk Masa Depan” T1 362008046 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di masa sekarang, air adalah suatu unsur penting dalam proses berlangsungnya kehidupan. Disadari atau tidak peran air sangat penting dalam kehidupan manusia. Tapi, dalam kurun waktu terakhir ini kelangsungan air semakin berkurang karena manusia yang secara sadar ataupun tidak sadar akan pola pemakaian air yang cenderung berlebihan. Hal ini menyebabkan persediaan air mengalami penurunan, padahal masih banyak kegiatan yang memerlukan air, dan masih banyak manusia di daerah lain yang membutuhkan air. Pemborosan air yang dilakukan manusia diseluruh dunia tentunya tidak mungkin tidak membawa dampak di masa yang akan datang. Pertumbuhan populasi dunia dan pergeseran kecenderungan konsumsi mengarah ke daging mengakibatkan peningkatan permintaan bahan pangan hingga 70 persen pada tahun 2050. Jika menggunakan metode seperti sekarang, pertanian diseluruh dunia akan memerlukan 20 persen lebih banyak air. Pertanian saat ini mengambil porsi 70 persen konsumsi air dunia, mulai dari 44 persen di negara-negara maju hingga 90 persen di negara-negara berkembang. Dampak yang terjadi dalam penggunaan air yang berlebihan seperti terjadi kekeringan di beberapa daerah, kemudian perubahan iklim, dan beberapa lainya yang tentu saja menimbulkan pemanasan global atau Global Warming sumber diperoleh dari http:www.dw.deboros-air-warga-terancam- kelaparana-15803657 pada tanggal 15 nopember 2012 pukul 13.01. Perubahan iklim adalah ancaman nyata dan terus membesar. Tanpa perencanaan yang baik dan adaptasi, ratusan juta orang beresiko memperebutkan air yang masih tersedia di dunia. Begitu pula sama halnya dengan kota Salatiga, air merupakan unsur penting yang ada dalam kehidupan masyarakat kota Salatiga, dimana kota Salatiga merupakan kota yang berlokasi di kaki gunung Merbabu, dan dikelilingi lima sumber mata air, dan beberapa sumur dalam buatan. Sumber air tersebut yaitu, mata air Senjoyo, mata air Kaligojek berdekatan dengan Senjoyo, mata air Kalisombo, mata air Kalitaman, mata air Kaligethek, sumur Sukowati, sumur Cebongan, sumur Tegalsari 1 dan sumur Tegalsari 2, sumur Bulu, sumur Dukuh. 8 buah sumur dalam, yang dibuat oleh PDAM biasanya mampu menghasilkan air sebanyak 16 literdetik, 2 dalam musim kemarau hanya mampu menghasilkan 2 literdetik. Pihak PDAM masih membuat proyek sumur dalam yang lain di daerah Dukuh ada 2 sumur, namun masih belum selesai pengerjanya. Menurut wawancara dengan Kepala Bagian Umum PDAM kota Salatiga, Ibu Nur, beberapa sumur tersebut dibuat karena debit air yang berada di kota Salatiga semakin berkurang. 1 Sedangkan Senjoyo yang berada di wilayah kota Salatiga merupakan salah satu sumber di salatiga yang tidak dipakai 100 sepenuhya, karena menurut hasil wawancara dengan Pak Nik Wiratmoko, aktivis dari Kampung Percik, mengatakan bahwa sumber air Senjoyo adalah milik Kabupaten Semarang. Hanya 60 dari air yang dihasilkan digunakan oleh penduduk kota Salatiga. Menurut PDAM kota Salatiga, standar bagi masyarakat kota Salatiga, seharusnya cukup dengan 120 literhariorang. Dengan demikian, konsumsi tiap rumah tangga dikategorikan oleh PDAM sebagai berikut; 25m 3 bulan untuk 7 orang, 22m 3 bulan untuk 6 orang, 18m 3 bulan untuk 5 orang, 15m 3 bulan untuk 4 orang. Artinya apabila ada keluarga yang pemakaian air lebih dari standar kategori tersebut, maka dikategorikan sebagai pemakai yang boros. Tabel 1.1 Produksi Air di Salatiga 2008 – 2010 Tahun 2008 2009 2010 Produksi air m 3 7.324.389 7.602.725 7.741.103 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Tabel 1.2 Jumlah Air yang Terjual di Salatiga 2008 – 2010 Tahun 2008 2009 2010 Jumlah air konsumsi m 3 7.324.389 7.602.725 7.741.103 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum 1 Wawancara dengan Ibu Nur selaku Kepala Bagian Umum PDAM kota Salatiga pada tanggal 14 Nopember pukul 10.00 3 Tabel 1.3 Konsumsi Rata-rata Air Pelanggan 2009 – 2011 Tahun 2009 2010 2011 Kelas Sosial A 51 101 82 Sosial B 71 43 57 RT 1 16 17 18 RT 2 19 19 19 RT 3 28 25 23 RP - 37 40 Usaha 23 21 19 Industri 57 218 31 Instansi 93 98 102 Lain-lain 41 25 23 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Berikut adalah keterangan menurut data tabel 1.3 Konsumsi rata-rata air pelanggan pada tahun 2009-2011, Sosial A adalah fasilitas sosial menengah kebawah, seperti gereja, atau masjid di desa kecil, sedangkan Sosial B adalah fasilitas sosial menengah ke atas yang berada di tengah kota. RT merupakan singkatan dari Rumah Tangga, dimana RT1 Rumah Tangga dengan kelas bawah yaitu rumah yang terletak di desa kampung-kampung kecil, sedangkan RT2 Rumah Tangga dengan kelas menegah adalah rumah-rumah yang terletak di daerah perumahan, dan RT3 Rumah Tangga kelas atas adalah rumah-rumah mewah. Kemudian RP adalah singkatan dari Rumah Pondokan, seperti kos atau rumah susun. Menurut data tersebut, Rumah Tangga 1 digolongkan kedalam keluarga dengan anggota rata-rata sebanyak 4 orang, dengan standar pemakaian air cukup yaitu 15m 3 bulan. Sedangkan menurut data konsumsi rata-rata air pelanggan dari tahun 2009-2011 mengalami peningkatan dari 16m 3 bulan – 18m 3 bulan, untuk keluarga 5 orang yaitu 18m 3 bulan, untuk keluarga 6 orang yaitu 22m 3 bulan, untuk 7 orang yaitu 25m 3 bulan, dan begitu seterusnya, setiap penambahan satu anggota keluarga ditambahkan 3m 3 bulan. Begitu pula dengan golongan rumah tangga 2 dan rumah tangga 3. Kemudian diikuti dengan lonjakan di beberapa kategori lainnya yang 4 mengalami lonjakan dari tahun ke tahun. Penduduk di Salatiga menggunakan air secara berlebihan, hingga pihak PDAM harus menambahkan sumur dalam di beberapa daerah untuk menjaga jumlah debit air di Salatiga., PDAM kota Salatiga dan Semarang melakukan pembagian air dari Rawa Pening, yang memiliki jumlah debit air 250literdetik, dan Salatiga mendapatkan air sebanyak 100literdetik, dan Semarang mendapatkan 150literdetik, proyek ini dinamakan SEMARSALAT. Kepala Bagian Umum PDAM kota Salatiga, Ibu Nur, mengatakan bahwa masyarakat beranggapan, seharusnya air mudah didapatkan, dan tidak perlu membayar dengan harga semahal itu. Menurut peneliti, dasar pemikiran inilah bisa saja membuat masyarakat tidak mau menyadari bahwa sumber yang tersedia lama-kelamaan akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi yang dilakukan kepada warga, bahwa air merupakan unsur kehidupan yang perlu dijaga keberadaannya untuk masa-masa yang akan datang. Kemudian pada tanggal 22 Mei 2013, peneliti mendapatkan data dari Bagian Teknik PDAM sumber: Pak Ilham berupa perkembangan jumlah produksi air dalam kurun waktu dua tahun, yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Tabel 1.4 Mata Air yang Digunakan PDAM Kota Salatiga Tahun 2010 Mata Air Kapasitas Produksi literdetik Terpasang literdetik - Mata Air Senjoyo 150,00 150,00 - Mata Air Kaligojek 20,00 30,00 - Mata Air Kalisombo 46,67 60,00 - Mata Air Kalitaman 14,25 30,00 - Mata Air Kaligethek 20,00 25,00 - Sumur I Sukowati 20,00 25,00 5 - Sumur II Cebongan 7,00 10,00 - Sumur III Tegalsari 10,00 10,00 Jumlah 287,92 340,00 Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum Tabel 1.5 Mata Air yang Digunakan PDAM Kota Salatiga Tahun 2011 Mata Air Kapasitas Produksi literdetik Terpasang literdetik - Mata Air Senjoyo 140 145 - Mata Air Kaligojek 20 20 - Mata Air Kalisombo Barat 30 35 - Mata Air Kalisombo Timur 15 15 - Mata Air Kalitaman 20 25 - Mata Air Kaligethek 20 20 - Sumur I Sukowati 12 15 - Sumur Cebongan 6 8 - Sumur Tegalsari I 7 7 - Sumur Tegalsari II 10 12 - Sumur Kradenan 7 7 - Sumur Bulu 2 2 - Sumur Dukuh 7 7 6 Jumlah 296 318 Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum Berdasarkan tabel data yang tertera, peneliti mendapatkan fakta dimana terjadi jumlah penurunan persediaan debit air di mata air senjoyo, mata air kalisombo, mata air kalitaman, mata air kaligethek, sumur sukowati, sumur cebongan, dan sumur tegalsari dalam kurun waktu tahun 2010 dan 2011. Kemudian fakta yang lain adalah dimana pihak PDAM menambah empat sumur dalam, karena jumlah persediaan air yang semakin berkurang di kota Salatiga, yaitu Sumur Tegalsari II, Sumur Kradenan, Sumur Bulu, dan Sumur Dukuh. Salah satu cara sosialisasi kepada masyarakat adalah melakukan kampanye akan pentingnya menjaga sumber air yang ada, dimana peneliti membuat sebuah produksi dalam bentuk Video campaign yang mengandung sajian informasi dan edukasi tentang bahaya yang akan dihadapi masyarakat dimasa mendatang tentang penggunaan sumber air yang berlebihan. Video campaign ini dibuat untuk mempermudah masyarakat menangkap pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat, melalui dua unsur, audio-visual yang akan dikombinasikan dalam media ini, karena pada perkembangan yang terjadi, media televisi lebih memiliki banyak peminat, dibandingkan dengan media lainya. Hal ini dikarenakan televisi memiliki unsur audio-visual, sehingga komunikan lebih mudah dalam memahami pesan yang disampaikan, lewat gambar dan narasi yang menjelaskan tentang kejadian yang ada dalam video tersebut.

1.2 Rumusan Perancangan