penulis melihat dari beberapa pendeta mempunyai landasan dasar masing-masing dan ini menyebabkan tidak adanya kesatuan dalam tubuh tim mutasi pendeta. Hal inilah yang
membuat para hamba Tuhan sering salah mengartikan tugas pelayanan mereka. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses mutasi pendeta adalah permasalahan internal,
yaitu kurangnya komunikasi antara sinode, pendeta, dan jemaat.
68
Dalam menjalankan suatu manajemen maka diperlukan suatu komunikasi antara anggotanya. Jadi dengan berkomunikasi kita dapat mengetahui apa yang hendak
disampaikan, sedangkan komunikasi dalam persekutuan Kristen merupakan alat untuk menggabungkan setiap anggota menjadi kelompok.
69
Komunikasi yang kurang menyebabkan orang bisa salah paham terhadap maksud dan tujuan dari orang yang
bersangkutan. Selain komunikasi kebutuhan dari sumber daya manusia juga harus terpenuhi dengan demikian manajemen dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
jemaat.
70
Hal yang sama juga terjadi dalam proses mutasi pendeta di GKPB mengapa, karena seringkali sinode, pendeta, dan jemaat kurang tegas dalam menyampaikan
maksudnya sehingga terjadi kesalahan presepsi. Hal inilah yang melatar belakangi terjadinya masalah pemulangan pendeta, dan perselisihan antara jemaat dengan pendeta.
4.3. Proses Mutasi Pendeta Dilihat Dari Fungsi-fungsi Manajemen
Dalam proses mutasi pendeta sebaiknya ada kesepakatan antara ke tiga pihak, yaitu pendeta yang akan dimutasikan, majelis jemaat yang akan menerima penempatan pendeta
dan Majelis Sinode. Setelah adanya suatu kesepakatan baru diputuskan oleh Majelis Sinode
Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-Dasar Manajemen Kristiani Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 35.
69
Edgar Wals, Bagaimana Mengelola Gereja Anda?:pedoman bagi pendeta dan pengurus awan Diterjemahkan oleh S.M. Siahaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 182.
70
Eugene Mckenna dan Nic Beech, Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Andi 2000, 6.
untuk memutasikan pendeta tersebut. Apabila ada yang tidak sepakat, maka Majelis Sinode yang memutuskan tentang pemutasian pendeta tersebut.
Bertolak dari pemahaman di atas, perencanaan sanggat diperlukan dalam suatu organisasi supaya arah tujuan yang hendak dicapi menjadi jelas. Perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan dan pemilihan tujuan terlebih dahulu serta merumuskan tindakan-tindakan atau tugas-tugas yang dianggap
perlu untuk mencapainya.
71
Dalam hal ini perencanaan yang dilakukan oleh tim mutasi pendeta GKPB sudah baik, namun perlu adanya suatu landasan yang kuat untuk mendasari
suatu perencanaan dalam proses mutasi pendeta. Dengan adanya landasan teologis dalam proses mutasi pendeta diharapkan perencanaan menjadi lebih matang.
Dalam suatu organisasi tidak hanya memerlukan suatu perencanaan saja, tetapi juga memerlukan suatu pengorganisasian. Pengorganisasian adalah mengelompokan kegiatan
yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan
antara masing-masing unit tersebut.
72
Dalam manajemen pengorganisasian berfungsi untuk mencapai usaha terkoordinasi melalui pendesainan struktur hubungan tugas dan wewenang:
dua konsep pokok adalah desain dan struktur. Desain, dalam konteks ini, mengimplikasikan bahwa manajer melakukan suatu upaya untuk lebih dulu menetapkan cara karyawan
melakukan pekerjaan, struktur menunjukan kepada pertalian yang relatif stabil dalam aspek organisasi.
73
Kalau dilihat pembagian kerja dalam mutasi pendeta, maka individu-individu dan kelompok-kelompok dalam proses mutasi pendeta hanya merupakan bagian dari
organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan sendiri-sendiri. Namum, tujuan tersebut harus diarahkan guna mencapai tujuan dari tim mutasi pendeta yang telah
ditetapkan.
James A.F. Stoner, Manajemen Jakarta:Erlangga, 1991, 18
72
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen Kristiani Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 10.
73
Gibson, Donnelly Ivancevich, Manajemen Edisi Kesembilan, 232-233.
Bertolak dari permasalahan tersebut, maka pengorganisasian dalam proses mutasi pendeta harus memenuhi syarat-syarat dalam pengorganisasian yaitu, melakukan hubungan
langsung, merumuskan tugas, wewenang, tanggung jawab dan kreteria keberhasilan yang jelas pada setiap individu dan bagian organisasi, ciptakan sistem komunikasi dan informasi
yang efektif dalam organisasi, melakukan kontrol yang efektif terhadap pelaksanaan mutasi dan sesuaikan dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi.
74
Setelah itu tim mutasi pendeta akan mengadakan percakapan segitiga dengan majelis jemaat dan pendeta yang
akan dimutasikan. Hasil percakapan disampaikan Majelis Sinode untuk diputuskan dan ditetapkan. Tim mutasi ini juga bertugas untuk mengadakan percakapan dan pengawasan
bagi pendeta GKPB yang bermasalah dalam jemaat. Hasil percakapan disampaikan kepada Majelis Sinode GKPB untuk diputuskan dan ditetapkan. Dengan demikian tim mutasi
pendeta GKPB dapat lebih mudah mengatur pendeta A cocok dengan kategori jemaat yang mana dan seterusnya.
GKPB atau tim mutasi pendeta telah melakukan percakapan segitiga antara pendeta yang bersangkutan, majelis jemaat yang bersangkutan dan Majelis Sinode yang diwakili
oleh Majelis Sinode Harian sebagai badan yang akan menetapkan. Tetapi percakapan tersebut dilakukan secara menyeluruh maksudnya, semua pendeta di hadirkan dalam
percakapan segitiga tersebut. Yang diharapkan pada percakapan segitiga dilakukan secara individu antara Majeli Sinode Harian, Majelis Jemaat dan pendeta yang bersangkutan
beserta keluarga, buka secara menyeluruh. Walaupun tim mutasi pendeta sudah mengadakan percakapan segitiga, tetapi masih ada permasalahan yang sering terjadi dalam proses mutasi
pendeta. Permasalahan tersebut muncul bukan diakibatkan oleh proses mutasi pendeta tetapi permasalahan yang terjadi datang dari pihak keluarga, pribadi dari pendeta itu sendiri,
masalah perekonomia dalam keluarga, pendidikan anak, dan lingkungan. Dengan demikian dibutuhkan suatu konseling baik itu bagi pendeta itu sendiri maupun keluarganya, supaya
Manullang, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, 75.
permasalahanya yang terjadi dalam keluarga pendeta tidak berulang kembali. Sebaiknya tim konseling bagi pendeta dan keluarga pendeta yang bermasalah ini independen yang terdiri
dari orang-orang yang propesional dalam bidangya, status tim sebaiknya tetap sebagai pengawai GKPB, agar penanganan berbagai masalah pendeta dapat diselesaikan dengan
tuntas. Dengan demikian diperlukan suatu konseling bagi keluarga pendeta Kalau dilihat dari fungsi manajemen yang ada maka diperlukan suatu perencanaan
yang matang dalam proses mutasi supaya memungkinkan kegiatan-kegiatan berikutnya dapat berjalan dengan baik. Dalam manajemen gereja ada beberapa petunjuk yang dapat
dijadikan dasar dalam membuat rencana atau melakukan kegiatan rencana, diantaranya, perencanaan akan menentukan keberhasilan semua kegiatan operasional organisasi, dalam
membuat rencanan harus beralaskan pada kehendak Tuhan, dalam menyusun rencana perlu melakukan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang akan di
hadapi, dan biarakan Tuhan ikut bekerja dalam membuat perencanaan yang sedang disusun.
75
Dengan demikian perencanaan yang baik sanggat diperlukan dalam proses pemutasian pendeta di GKPB.
Proses penempatan pendeta sudah diatur sedemikian rupa oleh tim mutasi pendeta yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika dilihat dari data yang ada khususnya dalam
perjalanan pelayanan pendeta-pendeta di GKPB ada beberapa pendeta yang berulang-ulang ditempatkan di desa. Kalau dilihat dari tingkat pendidikan pendeta yang ditempatkan di desa
sama dengan tingkat pendidikan pendeta yang ditempatkan di kota dan hal ini mengakibatkan adanya suatu kecemburuan di kalangan pendeta.
Controlling adalah usaha untuk dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan
penyimpangan dari pada rencana-rencana, instruksi-instruksi, menilai, mengoreksi, saran-
75
Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-Dasar Manajemen Kristiani Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, 21.
saran dan sebagainya yang telah ditetapkan.
76
Dengan adanya pengawasan diharapkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat di tekan, sehingga kemungkinan timbulnya
suatu permasalahan yang besar dapat dihilangkan atau setidaknya dapat di perkecil. Hal ini berarti dengan adanya suatu pengawasan yang baik, akan dapat lebih diharapkan tujuan yang
telah ditetapkan akan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efesien. Bilamana tidak ada pengawasan atau pengawasan yang dilakukan kurang baik
sehingga timbul penyimpangan, maka keadaan yang paling parah adalah apabila tujuan organisasi yang telah ditetapkan tersebut tidak tercapai. Dengan tidak tercapainya tujuan
tersebut dapat mengalami suatu masalah yang cukup besar dan bahkan mungkin kegagalan. Proses mutasi pendeta memerlukan suatu pengawasan yang lebih baik supaya hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan semula. Dan seandainya gereja tidak mengalami suatu kegagalan, tapi gereja akan mengalami
permasalahan yang cukup besar, yang hal ini berarti akan mengganggu kelancaran pelayanan gereja terkhususnya tim mutasi pendeta. Oleh karena penyimpangan yang terjadi
dapat menimbulkan masalah bahkan kegagalan baik bagi gereja, pendeta, jemaat dan tidak hanya karena adanya peyimpangan dalam proses mutasi pendeta dan pada pendeta itu
sendiri, maka setiap kegiatan yang bilamana terjadi penyimpangan dapat menimbulkan masalah serta perlu diadakan pengawasan yang baik.
Jikalau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses mutasi pendeta dapat dinamai sebagai suatu penyakit, maka di sini usaha untuk mencegah kemungkinan sakit
penyimpangan-penyimpangan adalah merupakan tindakan yang lebih utama dari pada mengobati penyakit tersebut. Meskipun demikian apabila penyakit penyimpangan-
penyimpangan menyerang maka kita harus dapat mengobati. Demikian pula dalam
, +- -
pengawasan, maka usaha untuk melakukan pengcegahan adalah lebih baik dari pada usaha untuk menghentikan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi.
Pengarahan merupakan bagian dalam fungsi manajemen yang berfungsi untuk memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar- benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Dalam hal pengarahan haruslah
diberikan kepada orang yang tepat, jelas, satu per satu, dan dapat di mengerti oleh orang yang akan melaksanakan. Fungsi pengarahan dalam manajemen mutasi pendeta sudah baik.
pengarahan dan bimbingan perlu ditingkatkan supaya sesuai dengan tujuan semula. Pengkoordinasian berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan semua
aktifitas dan usaha.
77
Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan itu, antara
lain dengan memberikan intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan, bimbingan atau nasihat coaching pelatihan dan bila perlu memberi teguran. Di
sini penulis melihat bahwa pengkoordinasian dalam proses mutasi sudah baik hanya perlu ditingkatkan. Setiap fungsi yang sudah dijalankan perlu diadakan evaluasi, supaya sesuai
dengan yang diharapkan.
4.4. Upaya Penyelesaian Masalah Yang Timbul Dari Proses Mutasi Pendeta