Konflik Teori Konflik dan Manajemen Konflik

15 masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Definisi lain yang mendukung penjelasan sebelumnya adalah Kebudayaan merupakan pandangan hidup dari sekelompok orang dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-sombol yang mereka terima tanpa sadartanpa dipikirkan, yang semuanya diwariskan melalui proses komunikasi dan peniruan dari satu generasi kepada generasi berikutnya Liliweri, 2007 : 8. Berikut definisi Kebudayaan dari Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Samovar Porter 2003 : 8: Culture as the deposit of knowledge, experience, beliefs, values, attitudes, meanings, social hierarchies, religion, notions of time, roles, spatial relationships, concepts of the universe, and material objects and possessions acquired by a group of people in the course of generations through individual and group striving Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, pandangan terhadap alam semesta, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.

2.2 Teori Konflik dan Manajemen Konflik

2.2.1 Konflik

Sebuah pepatah Cina mengatakan, ―Jika anda tidak pernah bertikai dengan orang lain, maka anda tidaklah akan mengenal satu sama lain ‖. Jika dimaknai dengan benar, pepatah Cina tersebut tentunya tidaklah mengajarkan kita untuk bertikai, akan tetapi adakalanya juga dengan bertikai kita akan dapat mengenal karakter, budaya, kehebatan dan kemampuan orang lain. Perspektif konflik pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx 1818-1883. Dasar pemikirannya adalah pandangan yang menyatakan bahwa telah terjadi ekploitasi kelas besar-besaran sebagai penggerak utama dalam kekuatan-kekuatan sejarah. Ketika berbicara mengenai konflik, maka akan ada banyak definisi dan 16 pengertian mengenai konflik misalnya konflik bisa diartikan sebagai pertentangan, peperangan, perkelahian, kerusuhan, dan masih banyak lagi definisi mengenai konflik dengan berbagai macam sudut pandang. Merujuk pada definisi Park dan Burgess mengatakan bahwa secara sederhana konflik merupakan perjuangan untuk mendapatkan status. Status yang dimaksudkan disini adalah status sosial yang terdapat dalam klasifikasi masyarakat tertentu. Status ini tentu saja berkaitan dengan kedudukan dan prestise seseorang dalam masyarakat. Namun Mack dan Snyder menambahkan bahwa Ia tidak hanya memperjuangkan status tetapi juga memperoleh sumber daya yang langka dan mewujudkan perubahan sosial yang signifikan. Dengan demikian maka konflik digambarkan disini sebagai situasi dimana para aktor menggunakan perilaku konflik melawan pihak lain untuk mencapai tujuan yang bertentangan dan atau untuk menyatakan permusuhan mereka. Aktor disini tidak dibatasi pada individual saja, melainkan pada kelompok atau pun dalam penelitian ini adalah komunitas Bartos, 2002 : 13. Ketika berbicara mengenai konflik, maka perlu diperhatikan hal-hal yang menyebabkan terjadinya konflik. Pada awal tulisan ini, sudah dijelaskan secara singkat bahwa persoalan ekonomi sering menjadi faktor pemicu terjadinya konflik. Widarto, 2003: 30-31 mengemukakan bahwa konflik adalah pertentangan dan terdapat empat faktor penyebab terjadinya konflik yaitu : 1. Perbedaan antar orang per orang. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin menyebabkan bentrokan antar orang per orang. 2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang per orang tergantung pula dari pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian tersebut. Seorang secara sadar maupun tidak sadar, sedikit banyaknya akan terpengaruh oleh pola pemikiran dan pola pendirian dari kelompoknya. Selanjutnya keadaan tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya pertentangan antar kelompok manusia. 17 3. Bentrokan antar kepentingan. Bentrokan kepentingan orang-orang maupun kelompok manusia merupakan sumber lain dari konflik atau pertentangan. Wujud dari kepentingan tersebut misalnya kepentingan dalam bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. 4. Perubahan Sosial. Perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat, untuk sementara waktu mengubah sistem nilai dalam masyarakat dan menyebabkan terjadinya berbagai golongan yang berbeda pendiriannya mengenai reorganisasi dari sistem nilai. Berdasarkan empat point diatas maka penulis akan memfokuskan penelitian ini pada persoalan perbedaan kebudayaan dimana hal ini selalu menjadi kajian yang utama terhadap proses komunikasi antar budaya. Para psikolog berpendapat bahwa konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antara nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu, maupun dalam hubungannya dengan orang lain Killman Thomas,1978, dalam Haryati 2001 : 9. Selanjutnya Scuyth dalam Haryati 2001 : 9 melihat konflik dari sisi hukum, mengemukakan bahwa konflik adalah situasi keadaan dimana dua atau lebih pihak memperjuangkan tujuan-tujuan mereka masing-masing yang tidak dapat dipersatukan dan dimana tiap-tiap pihak mencoba meyakinkan pihak lain mengenai kebenaran tujuannya sendiri. Menurut Simmel, konflik berguna untuk membentuk dan mempertahankan identitas dan garis batas masyarakat dalam kelompok. Konflik dengan kelompok lain mendukung pembentukan dan penegasan identitas kelompok tersebut terhadap dunia sosial disekitarnya. Sedangkan menurut Webster 1996 dalam Prurit, 2004 dikatakan bahwa istilah konflik ―conflict‖ di dalam bahasa aslinya berarti suatu ―perkelahian, perperangan atau perjuangan‖--- yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Akan tetapi nampaknya kata itu kemudian berkembang dengan masuknya ―ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan, ide, dan 18 lain- lain‖. Dengan kata lain, istilah tersebut sekarang juga menyentuh aspek psikologis dibalik konfrontasi fisik yang terjadi, istilah ―conflict‖ menjadi begitu meluas sehingga beresiko kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep tunggal.

2.2.2 Teori Konflik

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB IV

0 7 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB V

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB VI

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 1 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB II

0 0 10

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung

0 0 1

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga: Studi Peran Forum Persaudaraan antar Etnis Salatiga dalam Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga T1 BAB II

0 1 9