PRARANCANGAN PABRIK DEKSTROSA DARI Manihot utilissima DENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor Sakarifikasi (RS-201))
PRA RANCANGAN PABRIK DEKSTROSA
DARI MANIHOT UTILISSIMADENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS PRODUKSI
60.000 TON/TAHUN
Oleh
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
Pabrik Dekstrosa berbahan baku manihot utilissima, akan didirikan di Lampung Tengah, Lampung. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi dekstrosa sebanyak 60.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah manihot utilissimasebanyak 9.166,194 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik dektrosa berupa: pengadaan air, pengadaan steam, pengadaan listrik, kebutuhan bahan bakar, dan pengadaan udara kering.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi linedan staffdengan jumlah karyawan sebanyak 186 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 258.873.276.032,07 Working Capital Investment (WCI) = Rp 45.683.519.299,78 Total Capital Investment (TCI) = Rp 304.556.795.331,85
Break Even Point (BEP) = 34,96 %
Shut Down Point (SDP) = 15,35 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 1,76 tahun Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,11 tahun Return on Investment before taxes (ROI)b = 39,70 % Return on Investment after taxes (ROI)a = 31,76 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,09 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik dekstrosa ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai masa depan yang baik.
(2)
PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS
60.000 TON/TAHUN
(Perancangan Reaktor Sakarifikasi (RS-201))
Oleh
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
Halaman
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Kegunaan Produk ... 2
C. Ketersediaan Bahan Baku... 3
D. Analisa Pasar ... 3
E. Kapasitas Produksi Pabrik ... 9
F. Lokasi Pabrik ... 10
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis- Jenis Proses ... 13
1. Hidrolisis Pati Menggunakan Asam... 14
2. Hidrolisis pati menggunakan enzim... 16
B. Pemilihan Proses... 19
C. Uraian Proses ... 43
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Sifat Sifat Bahan Baku ... 46
B. Sifat Sifat Bahan Pembantu... 47
C. Sifat Sifat Produk ... 49
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI A. Neraca Massa ... 51
B. Neraca Energi ... 56
V. SPESIFIKASI PERALATAN A.Peralatan Proses ... 61
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses (Utilitas)... 85
1. Unit Penyedia dan Pengolahan air... 85
2. Unit Penyedia Steam ... 96
3. Unit Penyediaan Udara Tekan... 96
(7)
D. Instrumentasi dan Pengendalian Proses ... 112
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 120
B. Tata Letak Pabrik... 123
C. Tata Letak Alat Proses... 128
VIII. ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 130
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 133
C. Tugas dan Wewenang ... 136
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 144
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 145
F. Penggolongan Jabatan dan Jumlah Karyawan ... 147
G. Kesejahteraan Karyawan... 151
XI. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi ... 154
B. Evaluasi Ekonomi... 157
C. Angsuran Pinjaman ... 160
D. Discounted cash flow... 160
X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 162
B. Saran ... 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN PROSES LAMPIRAN D PERHITUNGAN UTILITAS
LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI LAMPIRAN F PERANCANGAN REAKTOR 01 (RE-201)
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat
melimpah. Namun hasil pertanian tersebut sebagian besar belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Umumnya hasil pertanian tersebut masih dipasarkan untuk
dikonsumsi langsung. Agroindustri adalah sektor yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Pengembangan sektor ini akan dapat menambah nilai jual hasil
pertanian dan membantu meningkatkan taraf hidup para petani di Indonesia.
Salah satu hasil pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah
Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot
utilissimabiasanyadigunakansebagaipakanternakdanbahanpangantradisionalnomortig
asetelahberasdanjagung.
Pemanfaatanmanihotutilissimasebagianbesardiolahmenjadiproduksetengahjaditepung
tapioka, gaplek, danchips.Produkolahan yang lain adalahbahanbakupembuatan tape,
getuk, kripikdan lain-lain. Padahal, kandunganpatidarimanihotutilissima yang
(9)
lebihbernilaitinggi seperti untuk pembuatan dekstrosa sebagai pemanis pada sektor
industri lain.
Dekstrosaadalahsejenisgulatermasukmonosakaridadenganrumusmolekul C6H12O6
yang dibuatmelalui proses hidrolisispati. Proses
hidrolisispatimenjadisirupdekstrosadapatdilakukandenganberbagaimetode,
misalnyasecaraenzimatis, kimiawi,maupunkombinasikeduanya.
Sampaisaatiniperangulasebagaipemanismasihdidominasiolehgulapasir
(sukrosa).Berdasarkankenyataantersebut,
harusdiusahakanalternatifbahanpemanisselainsukrosa.Dewasainitelahdigunakanberba
gaimacambahanpemanisalamimaupunsintesis.Baik yang berkalori, rendahkalori,
dannonkalori yang dijadikanalternatifpenggantisukrosasepertisiklamat, aspartame,
stevia,
dangulahasilhidrolisispati.Industrimakanandanminumansaatinimemilikikecenderunga
nuntukmenggunakandekstrosa.Hal
inididasariolehbeberapakelebihansirupdekstrosadibandingkansukrosadiantaranyadeks
trosatidakmengristalsepertihalnyasukrosajikadilakukanpemasakanpadasuhutinggi,
inti Kristal tidakterbentuksampailarutandekstrosamenjapaikejenuhan 75%.
(http://journal.uii.ac.id, 2011)
B. Kegunaan Produk
Dekstrosabanyakdigunakandalamindustrimakanan,
(10)
dekstrosajugadigunakandalamindustrikimiadanfarmasisebagaibahanpembuatan
sorbitol dandigunakansebagaiobatuntukanak-anaksertasebagailarutaninfus.
C. Ketersediaan Bahan Baku
Manihotutilissimamerupakan salah satubahanbakupembuatandekstrosa dan
tanaman yang mempunyaidayaadaptasilingkungan yang sangaluas,
sehinggamanihotutilissimadapattumbuh di semuaprovinsi di Indonesia. Di Indonesia
luaspenanamanmanihotutilissima pada Tahun 2011 luastanamnya 1.219.107 ha
dengan produksi manihot utilissima sebesar 24.080.021 ton (Statistik Indonesia,
2011). Adapun selama ini
pemanfaatanmanihotutilissimasebagianbesardiolahmenjadiproduksetengahjadiberupa
pati (tapioka), tepungManihot Utillsima, gaplek, danchips. Produkolahan yang lain
adalahbahanbakupembuatan tape, getuk, kripikdan lain-lain. Padahal,
kandunganpatidarimanihotutilissima yang tinggimerupakanpotensi yang
besaruntukdikembangkanmenjadiproduk yang lebihbernilaitinggi.
(http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/104/, 6 September 2013)
D. Analisa Pasar
Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar
minatpasar terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor, data
(11)
1. Data Impor
Industri- industri pengolahan makanan maupun minuman menggunakan
dekstrosa sebagai bahan baku pemanis tambahan yang komposisinya sesuai diatur
oleh BPOM Indonesia. Berikut ini data impor dekstrosa di Indonesia pada beberapa
tahun terakhir.
Tabel 1.1 Dataimpordekstrosa
Tahun Dataimpor (ton/tahun)
2003 444,925
2004 2.875,795
2005 3.345,471
2006 12.249,411
2007 15.817,803
2008 21.572,474
2009 21.743,106
2010 41.303,296
BPS (Badan Pusat Statistik)
Dari data Badan Pusat Statistik di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan
dekstrosa di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini yang
menyebabkan diperlukannya industri yang memproduksi dekstrosa guna memenuhi
kebutuhan yang meningkat di dalam negeri sehingga dapat menekan angka
(12)
Gambar 1.1. Kebutuhan Impor Dekstrosa
Pada Gambar 1.1 denganmenggunakanmetodepersamaan polinomial orde
2diperolehpersamaany = 605,75 x2 -230,42 x+509,2 dimana x adalahjumlahtahun yang dihitung. Dari persamaaniniuntuktahun 2015diperolehdata impor desktrosa
sebesar99.877,3Ton.
2. Data Konsumsi
Dekstrosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada Industri Makanan
maupun Minuman. Adapaun data kandungan dekstrosa pada minuman karbonasi
adalah 10 %, sedangkan makanan ringan mengandung 8,5 % (BPOM, 2012). Maka
data konsumsi dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terdapat pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Konsumsi dekstrosa pada minuman karbonasi dan makanan biskuit
y = 605,7x2- 230,4x + 509,2
R² = 0,940
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Data Impor Sirup Glukosa Poly. (Data Impor Sirup Glukosa)
Ju m la h D e k st ro sa I m p o r (T o n ) Tahun
(13)
Tahun
KonsumsiDekstrosa pada Minuman Karbonasi
(Ton)
KonsumsiDekstrosa pada Makanan
Biskuit (Ton)
Total Konsumsi Dekstrosa Pada Makanan Biskuit dan Minuman Karbonasi (Ton)
2009 161.674 47.067,696 208.741
2010 179.637 55.373,76 235.011
2011 199.597 65.145,6 264.743
2012 229.538 74.917,44 304.456
Sumber: -Industries|UpdateVol. 7 April 2012, Mandiri
-http://www.indonesiafinancetoday.com/read/2994/Emiten-Makanan
Tingkatkan-Kapasitas-Produksi-15 pada 20 Februari 2013
Berdasarkan data padaTabel1.2., konsumsidekstrosaterusmeningkat.Hal ini
disebabkan karena permintaan akan makanan dan minuman yang terus meningkat
yang diimbangi dengan jumlah penduduk yang terus menungkat setiap tahunnya.
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Indonesia
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2009 231.369.500 2 2010 237.641.326 3 2011 241.182.182 4 2012 244.775.797
Sumber: Badan Statistik Indonesia
Berdasarkan data Badan Statistik Indonesia diproyeksikan laju pertumbuhan
penduduk pada rentang tahun 2010-2020 berkisar 0,92 % setiap tahunnya
(http://www.datastatistik-indonesia.com).
(14)
= / −1 × 100 ….(1.1) Keterangan:
r1 = lajupertumbuhanpendudukrentangtahun ke-5
Pt = jumlahpendudukpadatahun 2015
Po = jumlahpendudukpadatahun 2010
t = selisihtahun 2015 dan 2010
0,92 =
. . /
−1 × 100
0,92x 10-2 =
. . /
−1 . . = 1,0092
5
Pt = 248. 775. 825 jiwa
Dari data jumlahpendudukpada Tabel 1.3dankebutuhandekstrosadi Indonesia
pada Tabel 1.2.,makadapatdigrafikkansebagaiberikut:
y = 0,006x - 1E+06 R² = 0,946
0 50 100 150 200 250 300 350
230 235 240 245 250
Kebutuhan dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terhadap jumlah penduduk
Linear (Kebutuhan dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terhadap jumlah penduduk) K o n su m si d e k st ro sa (R ib u T o n )
(15)
Gambar 1.2. KonsumsiDekstrosa pada Minuman Karbonasi dan Makanan
Biskuit Terhadap Jumlah Penduduk
Denganmenggunakanpersamaan linear padaGambar1.2,
makadiperkirakankonsumsi dekstrosadi Indonesia padatahun 2015
denganjumlahpenduduk248.775.825 jiwayaitu:
Kebutuhan Dekstrosa (y) = 0,006 (248.775.825) – 1E+06= 492.655 Ton
3. Data Produksi
Pabrik Dekstrosa yang sudah beroperasi di Indonesia dan perkembangan data
produksi setiap tahunnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3.Data Produksi Dekstrosa Yang Telah Ada
Tahun
Produksi Dekstrosa PT Sorini Agro Asia
(Ton)
Produkdi Dekstrosa PT Budi Acid Jaya
(Ton)
Total Data Produksi Dekstrosa
(Ton)
2006 27.750 64.800 92.550
2007 32.150 64.800 96.950
2008 33.500 64.800 98.300
2009 33.500 82.246 115.746
2010 48.280 82.246 130.526
2011 58.280 98.134 156.414
2012 58.280 98.134 156.414
Sumber: Philip SecuritiesIndonesia, 2010
Laporan Tahunan PT. Budi Acid Jaya Tbk, 2010
Pada Tabel 1.3. menunjukkan bahwa produksi dekstrosa mengalami
(16)
Indonesia dan konsumsi penduduk Indonesia akan produk makanan dan minuman,
dimana telah disampaikan pada Gambar 1.1. dan Gambar 1.2..
Gambar 1.3. Produksi dekstrosa yang telah ada
Berdasarkan Gambar 1.3. denganmenggunakanmetodepersamaan
linieardiperolehpersamaany =12241x + 72022dimana x adalahjumlahtahun yang
dihitung. Dari persamaanini, diperkirakandata produksi dekstrosa pada Tahun 2015
sebesar194.432Ton.
E. Kapasitas Produksi Pabrik
Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi
produk dalam negeri, data impor, serta data produksi yang telah ada, sebagaimana
dapat dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Biro Pusat Statistik, dari biro ini
dapat diketahui kebutuhan akan suatau produk untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dari data industri yang telah ada. Berdasarkan data- data ini, kemudian
y = 12241x - 72022 R² = 0,926
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
2004 2006 2008 2010 2012 2014
Produksi dekstrosa yang telah ada Linear (Produksi dekstrosa yang telah ada)
Ju m la h P ro d u k si D e k st ro sa (R ib u T o n ) Tahun
(17)
ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun persamaan kapasitas produksi
adalah sebagai berikut:
KP = DK – DI – DP ....(1.2)
Dimana;
KP = Kapasitas Produksi Pada Tahun X
DK = Data Konsumsi Pada Tahun X
DI = Data Impor Pada Tahun X
DP = Data Produksi Telah Ada Pada Tahun X
KP = DK – DI – DP
KP = 492.655 Ton – 99.877,3 Ton – 194.432 Ton
KP = 198.345Ton
Berdasarkan pertimbangan di atas dan berbagai persaingan yang akan tumbuh
pada Tahun 2015 maka kapasitas pabrik dekstrosa ini pada tahun 2015 beroperasi 30
% dari 198.345Ton yaitu 59.503,5 ≈ 60.000 Ton. Dengandidirikannyapabrikini, diharapkanproduksimanihot utilissima di
dalamnegeridapatlebihditingkatkandayagunanya.
F. Lokasi Pabrik
Pabrik Dekstrosaini, direncanakan akandidirikan di daerah Lampung Tengah,
(18)
1. Bahan baku
Sumber bahan baku yang digunakan yaitu singkong paling banyak dihasilkan
dari provinsi Lampung, dimana menurut data dari BPS, provinsi Lampung
menghasilkan kurang lebih 7.927.764 ton / tahun.
Adapun pemanfaatan manihot utilissima sebagian besar masih banyak
digunakan untuk pembuatan tepung tapioka. Dalam hal peningkatan nilai
komoditi sangat berpotensi untuk produksi dekstrosa dikarenakan manihot
utilissima yang begitu melimpah di Lampung. Bahan baku pendukung juga
dapat didapat dengan mudah dari industri lainnya.
2. Transportasi
Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak
dipinggir jalan raya. Selain itu kabupaten Lampung Tengah juga memiliki
berbagai sarana penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki
pelabuhan Tulangbawang, pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, pelabuhan
Labuhan Maringgai, pelabuhan Teluk Betung, dan pelabuhan khusus Tarakan. Di
Kabupaten Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri sehingga sistem
transportasi untuk mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan
baik.
3. Pemasaran
Sirup glukosa sebagian besar digunakan dalam industri makanan seperti
(19)
kota – kota besar seperti Bandar Lampung, dan Jabodetabek sehingga pemasaran
mudah dilakukan.
4. Kebutuhan air
Di dalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan
sebagai air proses, air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini
diperoleh dari Sungai Wai Seputih.
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik,
tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari :
Masyarakat sekitar pabrik.
Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar daerah.
Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan
baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
6. Biaya untuk tanah
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang relatif terjangkau.
7. Kondisi Iklim dan Cuaca
Lokasi yang dipilih merupakan daerah bebas banjir, gempa dan angin topan,
sehingga keamanan bangunan pabrik terjamin.
8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Pemilihan lokasi pabrik berada di kawasan industri Lampung Tengah yang
relatif tidak padat penduduknya sehingga masih memungkinkan untuk perluasan
(20)
9. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
dekstrosa karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka dan
menyejahterakan petani Manihot Utillsima. Selain itu pendirian pabrik ini
diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di
(21)
BAB II
PEMILIHAN PROSESDAN URAIAN PROSES
A. Jenis – Jenis Proses
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh
tumbuhan, dimana didalamnya terkandung kelebihan dekstrosa (sebagai produk
fotosintesis). Manihot Utilissima mengandung karbohidrat yang cukup
tinggi,sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan dekstrosa
melalui proses hidrolisis pati. Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan
molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana,
seperti dekstrosa (Purba, 2009).
Polimer karbohidrat di dalam kandungan buah perlu dikonversi menjadi
gula sederhana, melalui suatu proses yang disebut dengan hidrolisis.. Hidrolisis
meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi monomer gula penyusunnya.
Proses pembuatan dekstrosa dari pati manihot utilissima berdasarkan pada proses
hidrolisis terdiri dari :
a. Proses hidrolisis dengan katalis asam
(22)
Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dengan
hidrolisis secara asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak,
sedangkan hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada
percabangan tertentu (Agus, 2008). Dekstrosa dibuat dari pati melalui proses
hidrolisis yang mengubah pati menjadi dekstrin atau sirup dekstrosa tergantung
dari derajat pemecahannya (Dziedzic, 1994). Proses pembuatan dekstrosa terdiri
dari proses gelatinasi, liquifikasi, sakarifikasi dan penghilangan kadar air.
1. Hidrolisis pati menggunakan asam
Proses hidrolisis asam menggunakan senyawa asam sebagai katalis,
baik asam lemah maupun asam kuat. Secara umum hidrolisis asam encer
terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama sebagian besar pati akan
terhidrolisis menjadi maltosa. Tahap kedua dioptimasi untuk menghidrolisis
maltosa sehingga menghasilkan dekstrosa. Jenis asam encer yang biasanya
digunakan untuk hidrolisis ini adalah HClencer. Kelemahan dari hidrolisis
asam encer adalah degradasi gula hasil di dalam reaksi hidrolisis dan
pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.
Proses hidrolisis dengan asam encer memiliki keterbatasan dalam hal
efisiensi recovery gula, yaitu hanya sebesar 50%. Hal ini dikarenakan pada
proses degradasi gula terjadi pembentukan produk yang tidak diinginkan
seperti furfural yang merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industri
plastik. Furfural ini dapat mematikan mikroorganisme yang melakukan
(23)
reaksinya yang cepat sehingga mempercepat proses berikutnya, sedangkan
kerugiannya yaitu hasil gula yang diperoleh sedikit (Badger 2002).
Hidrolisis pati dengan katalis asam memerlukan energi yang sangat
besar untuk proses pemanasannya. Hidrolisis pati ini memerlukan peralatan
yang tahan korosi. Dekstrosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis ini adalah
30-55% dan gula yang dihasilkan sebagian besar merupakan gula pereduksi.
( International Starch Institute, 1999)
Degradasi gula dan produk samping ini tidak hanya akan mengurangi
hasil produksi dekstrosa. Beberapa senyawa inhibitor yang dapat terbentuk
selama proses hidrolisis asam encer adalah furfural, 5-hydroxymethylfurfural
(HMF), asam levulinik (levulinic acid), asam asetat (acetic acid), asam
format (formic acid), asam uronat (uronic acid), asam 4-hydroxybenzoic,
asam vanilik (vanilic acid), vanillin, phenol, cinnamaldehyde, formaldehida
(formaldehyde), dan beberapa senyawa lain (Taherzadeh & Karimi, 2007).
Proses hidrolisis asam pekat (concentrated acid hydrolysis), meliputi
proses dekristalisasi pati dengan asam pekat (Misalnya HCl) dan dilanjutkan
dengan hidrolisis pati dengan asam encer. Tantangan utama dari teknologi ini
adalah pemisahan gula dengan asam, recovery asam, dan rekonsentrasi asam
(24)
2. Hidrolisis pati menggunakan enzim
Enzim dapat mempercepat reaksi (sebagai katalis), enzim tidak diubah
oleh reaksi yang dikatalisnya, dan enzim tidak mengubah kedudukan normal
dari keseimbangan kimia. Dengan kata lain enzim dapat membantu
mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya jumlah produk tetap sama
dengan produk yang diperoleh tanpa enzim. Kondisi yang mempengaruhi
aktifitas enzim diantaranya konsentrasi enzim, konsentasi substrat, pH, dan
suhu. Alpha amylase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati atau
glukogen. Senyawa ini banyak terdapat pada tanaman dan hewan. Amylase
dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim yaitu:
a. α-amylase (EA) yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari bagian dalam molekul..
b. Glukoamylase (EG) yang dapat memisahkandekstrosa dari terminal
gula non pereduksi substrat pati. (Winarno, 1995)
Hidrolisis enzim dilakukan menggunakan bantuan enzim α-amylase
dan enzim glukoamylase (amyloglukosidase). Enzim α-amylase digunakan pada proses likuifikasi, sedangkan glukoamylase digunakan pada proses
sakarifikasi. Hidrolisis enzim lebih banyak memberikan keuntungan
dibandingkan dengan hidrolisis asam. Hidrolisis enzim menghasilkan
konversi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hidrolisis asam.
Hidrolisis enzim juga dapat mencegah adanya reaksi efek samping karena
sifat katalis enzim sangat spesifik, sehingga dapat mempertahankan flavor
(25)
Proses pembuatan dekstrosa dengan menggunakan metode Hidrolisis
Enzim melalui beberapa tahapan reaksi :
a. Tahapan Gelatinasi
Pada proses gelatinasi singkong dipanaskan selama 5 menit bertujuan untuk
memecah granula pati. Karena pati terdiri dari amilosa dan amilopektin,
pemanasan dengan menggunakan air akan membuat keduanya terpisah.
Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut
amilopektin. (Winarno, 1989)
Proses pemasakan berlangsung pada suhu 1000C dan pada tekanan 1 atm.
Granula pati akan membengkak seiring dengan bertambahnya suhu. Hal ini
akan menyebabkan viskositas pada manihot utilissima akan meningkat dan
manihot utilissima tersebut akan berbentuk slurry. (Wang, 2007).
b. Tahapan Likuifaksi
Tahap likuifaksi adalah proses pencairan gel pati dengan enzim α-amilase. Tujuan dari proses ini adalah untuk melarutkan pati secara sempurna,
mencegah isomerisasi gugus pereduksi dari dekstrosa dan mempermudah
kerja enzim α-amilase untuk memutus ikatan α-1,4 glikosida pada amilosa dan amilopektin sehingga menghasilkan dekstrin dan apabaila reaksi ini
diteruskan α-amilase akan memutus ikatan α-1,4 glikosida pada dekstrin sehingga dihasilkan maltosa dan dekstrosa (Judoamidjojo, 1992). Adapun
reaksinya sebagai berikut:
( ) →( )
(26)
Pada tahap likuifikasi temperatur yang digunakan adalah sebesar 900C dan
waktu reaksi berlangsung selama 2 jam untuk menghasilkan maltosa dengan
kualitas baik.
c. Tahapan Sakarifikasi
Proses ini merupakan proses hidrolisis dengan menggunakan enzim
glukoamilase untuk mengkonversi dekstrin menjadi dekstrosa. Suhu yang
digunakan adalah 600C pada tekanan 1 atm. Kondisi operasi dalam reaktor
akan berlangsung dalam suasana asam yang akan diatur dengan menggunakan
HCl 0,1 M kemudian ditambahkan enzim glukoamylaseselama 8 jam.
( ) + →( )
Dekstrin Air Dekstrosa
(Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939)
Hidrolisis ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi enzim –
enzim sesuai dengan kebutuhan operasi dan kebutuhan kualitas produk yang
berbeda – beda. Enzim yang digunakan untuk proses hidrolisis pati menjadi
dekstrosa adalah enzim alfa- amylase dan glukoamylase. Deksrosa yang
(27)
B. Pemilihan Proses
Pada umumnya proses pembuatan dekstrosa dengan proses hidrolisis. Pada
proses hidrolisis dapat menggunakan 2 jenis katalis yaitu, katalis asam dan katalis
enzim sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Adapun perbandingannya adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan proses hidrolisis dengan katalis asam dan enzim
No. Faktor Pemilihan
Hidrolisis
Katalis Asam
Katalis Enzim Tahap 1 Tahap 2 (Likuifikasi) (Sakarifikasi) 1 Kondisi Operasi
a. Tekanan (atm) 4 1 1
b. Suhu ( ˚C) 180 90 60
c. pH 1,9 6 4,5
2 Konversi (%) 55 95,14 97 3 Biaya Perawatan Mahal Murah
Berdasarkan Tabel 2.1. menunjukkan bahwa dengan menggunakan katalis
asam memerlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan katalis enzim
namun kondisi operasinya relatif lebih tinggi jika dilihat dari tekanan dan suhu
dibanding katalis enzim sedangkan pada pHnya lebih rendah. Hal ini dapat
memperbesar biaya operasi selama proses berjalan dan biaya perawatan. Jika
dilihat dari konversi dekstrosa diperoleh katalis enzim lebih besar dari katalis
(28)
Selain itu pemilihan proses juga didasarkan pada tinjauan ekonomi dan
tinjauantermodinamika yang akan diperoleh. Adapun tinjauannya adalah sebagai
berikut:
Tinjauan Ekonomi
Perhitungan ekonomi kasar berdasarkan bahan baku dan katalis yang
diperlukan
Tabel 2. 2. Harga Bahan Baku, Katalis dan Produk
No. Nama Rp/ unit 1 Manihot Utilissima 1000/ kg 2 Tapioka 5.500/ kg 3 Asam Klorida (HCl) 2.500/ kg 4 Enzim Glukoamilase (EG) 5.697/ kg 5 Enzim α-amilase (EA) 14.374/ kg 6 Dekstrosa 5.800/ kg Sumber: Alibaba.com/2012
1. Perhitungan ekonomi kasar pada proses hidrolisis menggunakan katalis
enzim.
a. Manihot Utilissima
Kapasitas produksi dekstrosa = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
= 42,088 kmol/ jam
Kandungan Pati dalam manihot utilissima = 80 %
Konversipati menjadi dekstrin = 95,14%
(Zusfahair,2012)
Konversidekstrin menjadi dekstrosa= 97 %
(29)
Jumlah dekstrin yang dibutuhkan ; Dimana,
% = 100%
Dari reaksi sakarifikasi ini jika diketahui mol dekstrosa (c),
( ) + 10 →10 ( )
Dekstrin Air Dekstrosa
M: a b
-B: . c . c
S: a- ( . c) b - ( . c)
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol dekstrin;
% = 100%
=
% 100%
= 42,088
97 % 100%
Mol dekstrin umpan = 4,339 kmol/jam
Massa dekstrin umpan = 4,339 kmol/ jam x 1.620 kg/kmol
(30)
Jumlah pati yang dibutuhkan ; Dimana,
% = 100%
Dari reaksi likuifaksi ini jika diketahui mol dekstrin (c),
( ) →100( )
Pati Dekstrin
M: a
B: . b b
S: a- ( .b) b
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol pati;
% = 100%
=
% 100%
= 4,339
95,14 % 100%
Mol pati umpan = 0,0456 kmol/jam
Massa pati umpan = 0,0456 kmol/ jam x 162.000 kg/kmol
= 7.388,196 kg/jam JumlahManihot U.yang dibutuhkan ;
(31)
=
. jumlah pati
= 100
80 7.388,196 ⁄ = 9.235,245 ⁄
Enzim α- amylase (EA) dan Ca(OH)2yang dibutuhkan pada
proses likuifikasi,
Banyaknya EA yang dibutuhkan = 0,6 kg/ ton pati
= 0,0006 kg/ kg pati
Jumlah pati yang masuk = 7.388,196 kg/ jam
Banyaknya enzim yang dibutuhkan;
=
= 0,0006 ⁄ 7.388,196 ⁄ = , ⁄
Dalam reaksi ini ditambahkan Ca(OH)2serta EA yang dapat
stabil bila terdapat Ca2+sebanyak 80 ppm dalam bubur pati. 80 ppm = 80 mg/ L
Asumsi 1 Liter pati = 1 kg bubur pati
Jadi, berat Ca2+ = 80 mg/ kg bubur pati =0,00008 kg/ kg bubur pati
Dimana;
BM Ca = 40 kg/ kmol
BM Ca(OH)2= 111 kg/ kmol
Berat Ca(OH)2 =
40 111 00008 , 0 2 ) ( 2 x BMCa OH BMCa x
beratCa
= 0,0002 kg/ kg bubur pati
(32)
laju alir Ca(OH)2= 0,0002 kg/ kg bubur pati x 7.388,196 kg bubur
pati/ jam
= 1,64 kg/ jam
Enzim Glukoamilase (EG) dan HCl yang dibutuhkan pada proses sakarifikasi.
Pada proses sakarifikasi dibutuhkan enzim glukoamylase (EG)
dan HCl untuk menurunkan pH dari 6 menjadi 4-4,5.
Dosis EG yang dibutuhkan = 0,65 L/ ton dekstrin
Densitas EG = 1,15 kg/ L
EG yang ditambahkan = 0,65 L/ ton dekstrin
= 0,00065 L/ kg dekstrin
Dekstrin yang masuk = 7.029,05 kg/ jam
Massa EG yang dibutuhkan =Dekstrin yang masuk xEG yang
ditambahx densitas EG
= 7.029,05 kg/ jam x 0,00065 L/ kg
dekstrinx 1,15 kg/ L
=5,25 kg/ jam
Kebutuhan HCl
Proses sakarifikasi berlangsung pada pH 4.5 untuk itu perlu
ditambahkan pengasaman berupa HCl 0.1 M. HCl yang
digunakan memiliki kadar 37% densitas 1.1837 gram/cm3.
Sehingga molaritas HCl tersebut (M1) adalah 12 M
pH yang berlangsung = 4,5
(33)
M1x V1= M2x V2
Dimana,
V1= Volume HCl yang harus ditambahkan
V2= Volume campuran yang ada dalam tangki sakarifikasi ρ campuran =1,1654 kg/ L
ratemasuk = massa air + massadekstrin + massa Ca(OH)2+
massa
EG + massaEA
= (7.388,12kg/jam) + (7.029,05 kg/jam) + (1,64
kg/jam) + (4,43 kg/ jam)+ (5,25 kg/jam)
rate masuk = 7.822,65 kg/ jam
12.01198 x V1 = 3.16228x10-5x V2
2394 . 379852 1654 . 1 2394 . 379852
1 volumeGlukoamylase
x ratemasuk
V
V1= 0,02 L/ jam= 0,02 kg/ jam
Pengeluaran
KOMPONEN berat (kg/jam)
Biaya (Rupiah/jam) Manihot U. 9.235,14 8.126.927,44
HCl 0,1 M 0,02 38,36
Glukoamylase 5,25 79.400,26
a-amylase 4,43 85.88241
Ca(OH)2 1,64 2.256,13
Total 9.246,49 8.294.504,61
Pemasukan
KOMPONEN berat (kg/jam)
biaya
(Rupiah/jam) Dekstrosa 7.575,76 136.363.636,36
(34)
= Rp. 136.363.654,14/ jam– Rp. 8.294.504,61/ jam
= Rp. 128.069.131,76/ jam
b. Tapioka
Kapasitas produksi dekstrosa = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
= 42,088 kmol/ jam
Kandungan Pati dalam Tapioka = 86 %
Konversipati menjadi dekstrin = 95,14%
(Zusfahair,2012)
Konversi dekstrin menjadi dekstrosa = 97 %
(Patent US2012/0171731 A1)
Jumlah dekstrin yang dibutuhkan ; Dimana,
% = 100%
Dari reaksi sakarifikasi ini jika diketahui mol dekstrosa (c),
( ) + 10 →10 ( )
Dekstrin Air Dekstrosa
M: a b
-B: . c . c
S: a- ( . c) b - ( . c)
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
(35)
% = 100%
=
% 100%
= 42,088
97 % 100%
Mol dekstrin umpan = 4,339 kmol/jam
Massa dekstrin umpan = 4,339 kmol/ jam x 1.620 kg/kmol
= 7.029,130 kg/jam
Jumlah pati yang dibutuhkan ; Dimana,
% = 100%
Dari reaksi likuifaksi ini jika diketahui mol dekstrin (c),
( ) →100( )
Pati Dekstrin
M: a
B: . b b
S: a- ( .b) b
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol pati;
(36)
=
% 100%
=
4,339
95,14 % 100%
Mol pati umpan = 0,0456 kmol/jam
Massa pati umpan = 0,0456 kmol/ jam x 162.000 kg/kmol
= 7.388,196 kg/jam Jumlahtapioka yang dibutuhkan ;
=
. jumlah pati
= 100
86 7.388,196 ⁄ = . , ⁄
Enzim α- amylase (EA) dan Ca(OH)2yang dibutuhkan pada
proses likuifikasi.
Banyaknya EA yang dibutuhkan = 0,6 kg/ ton pati
= 0,0006 kg/ kg pati
Jumlah pati yang masuk = 7.388,196 kg/ jam
Banyaknya enzim yang dibutuhkan;
=
= 0,0006 ⁄ 7.388,196 ⁄ = , ⁄
Dalam reaksi ini ditambahkan Ca(OH)2serta EA yang dapat
stabil bila terdapat Ca2+sebanyak 80 ppm dalam bubur pati. 80 ppm = 80 mg/ L
(37)
Asumsi 1 Liter pati = 1 kg bubur pati
Jadi, berat Ca2+ = 80 mg/ kg bubur pati =0,00008 kg/ kg bubur pati
Dimana;
BM Ca = 40 kg/ kmol
BM Ca(OH)2= 111 kg/ kmol
Berat Ca(OH)2 =
40 111 00008 , 0 2 ) ( 2 x BMCa OH BMCa x
beratCa
= 0,0002 kg/ kg bubur pati
Jadi,
laju alir Ca(OH)2= 0,0002 kg/ kg bubur pati x 7.388,196 kg bubur
pati/ jam
= 1,64 kg/ jam
Enzim Glukoamilase (EG) dan HCl yang dibutuhkan pada proses sakarifikasi.
Pada proses sakarifikasi dibutuhkan enzim glukoamylase (EG)
dan HCl untuk menurunkan pH dari 6 menjadi 4-4,5.
Dosis EG yang dibutuhkan = 0,65 L/ ton dekstrin
Densitas EG = 1,15 kg/ L
EG yang ditambahkan = 0,65 L/ ton dekstrin
= 0,00065 L/ kg dekstrin
Dekstrin yang masuk = 7.029,05 kg/ jam
(38)
ditambah x densitas EG
= 7.029,05 kg/ jam x 0,00065 L/ kg
dekstrin x 1,15 kg/ L
=5,25 kg/ jam
Kebutuhan HCl
Proses sakarifikasi berlangsung pada pH 4.5 untuk itu perlu
ditambahkan pengasaman berupa HCl 0.1 M. HCl yang
digunakan memiliki kadar 37% densitas 1.1837 gram/cm3.
Sehingga molaritas HCl tersebut (M1) adalah 12 M.
pH yang berlangsung = 4,5
maka [H+] = [HCl] = 104.5 = 3,162277x10-5M M1x V1= M2x V2
Dimana,
V1= Volume HCl yang harus ditambahkan
V2= Volume campuran yang ada dalam tangki sakarifikasi ρ campuran =1,1654 kg/ L
ratemasuk = massa air + massa dekstrin + massa Ca(OH)2+
massa
EG + massa EA
= (7.388,12kg/jam) + (7.029,05 kg/jam) + (1,64
kg/jam) + (4,43 kg/ jam)+ (5,25 kg/jam)
(39)
12.01198 x V1 = 3.16228x10-5x V2 2394 . 379852 1654 . 1 2394 . 379852
1 volumeGlukoamylase
x ratemasuk
V
V1= 0,02 L/ jam
= 0,02 kg/ jam
Pengeluaran
KOMPONEN berat (kg/jam)
Biaya (Rupiah/jam) Tapioka 8,590.83 47,249,578.12
HCl 0,1 M 0.02 38.36
Glukoamylase 5.25 79,400.26
a-amylase 4.43 85,882.41
Ca(OH)2 1.64 2,256.13
Total 8,602.18 47,417,155.29
Pemasukan
KOMPONEN berat (kg/jam)
biaya
(Rupiah/jam) Dekstrosa 7,575.76 136,363,636.36
Keuntungan= Biaya pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.654,14/ jam – Rp. 47.417.155,29/ jam
= Rp. 88.946.481,08/ jam
2. Perhitungan ekonomi kasar pada proses hidrolisis menggunakan katalis
asam HCl.
a. Manihot Utilissima
Kapasitas produksi = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
(40)
Yielddekstrosa dari pati = 55 %
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
= kapasitas produksi dekstrosa
=100
55 7.575,76 ⁄ = 13.774,10 ⁄
JumlahManihot Utilissimayang dibutuhkan ;
= pati yang dibutuhkan
= 100
80 13.774,10 ⁄ = 17.217,63 ⁄
Perbandingan pati dengan air = 1 : 3
Jadi, air yang dibutuhkan sebanyak = Pati yang dibutuhkan x 3
= 13.774,10 ⁄ 3
= 41.322,63 kg/ jam
Dari persamaan reaksi =
(C6H10O5)1000(l) + 1000 H2O(l)1000C6H12O6(l)
Pati Air Dekstrosa
M: 0,09 510,15
-R: 0,04 42,09 42,09
S: 0,04 468,06 42,09
Kebutuhan HCl
Untuk menghidrolisis pati menjadi dekstrosa dibutuhkan HCl 1,5
M sebanyak 10 L/ kg pati
Pati yang dibutuhkan = 13.774,10 kg/ jam
Maka dibutuhkan HCl 1,5M sebanyak 137.741 liter
Densitas HCl = 1,183 kg/ L
(41)
BM HCl = 36,5 kg/kmol
HCl yang terdapat dipasaran kadarnya 37%. Dimana
konsentrasinya,
= 10
= 1,183 10 37 36,5
M1 = 12 M
Maka dilakukan pengenceran
M1x V1= M2x V2
12 x V1= 1,5 x 137.741
V1= 17.218,85 L
Laju alir HCl 37% = 17.218,85 L x 1,15 kg/ liter = 19.801,68 kg
Pengeluaran
Komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam)
Manihot utilissima 880/ kg 17.217,63 14.858.815,43
HCl 1.937,04/ kg 19.801,68 38.363.768,96
Total 37.019,31 53.222.584,39
Pemasukan
Komponen Rp./Unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam) Dekstrosa 18.000/ kg 7.575,76 136.363.636,36
Keuntungan= Biaya Pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.636,36/jam – Rp. 53.222.584,39/ jam
(42)
b. Tapioka
Kapasitas produksi = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
Pati dalam tapioka = 86 %
Konversi dekstrosa dari pati = 55 %
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
= kapasitas produksi dekstrosa
=100
55 7.575,76 ⁄ = 13.774,10 ⁄
Jumlah tapioka yang dibutuhkan ;
= pati yang dibutuhkan
= 100
80 13.774,10 ⁄ = 16.016,40 ⁄
Perbandingan pati dengan air = 1 : 3
Jadi, air yang dibutuhkan sebanyak = Pati yang dibutuhkan x 3
= 13.774,10 ⁄ 3
= 41.322,63 kg/ jam
Dari persamaan reaksi =
(C6H10O5)1000(l) + 1000 H2O(l)1000C6H12O6(l)
Pati Air Dekstrosa
M: 0,09 510,15
-R: 0,04 42,09 42,09
S: 0,04 468,06 42,09
Kebutuhan HCl
(43)
Untuk menghidrolisis pati menjadi dekstrosa dibutuhkan HCl 1,5
M sebanyak 10 L/ kg pati
Pati yang dibutuhkan = 13.774,10 kg/ jam
Maka dibutuhkan HCl 1,5M sebanyak 137.741 liter
Densitas = 1,183 kg/ L
BM HCl = 36,5 kg/kmol
HCl yang terdapat dipasaran kadarnya 37%. Dimana
konsentrasinya,
= 10
= 1,183 10 37 36,5
M1 = 12 M
Maka dilakukan pengenceran
M1x V1= M2x V2
12 x V1= 1,5 x 137.741
V1= 17.218,85 L
Laju alir HCl 37% = 17.218,85 L x 1,15 kg/ liter = 19.801,68 kg
Pengeluaran
Komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam) Tapioka 5.500/ kg 16.016,40 88.090.204,37 HCl 1.937,04/ kg 19.801,68 38.363.768,96 Total 35.818,08 126.453.973,33
Pemasukan
Komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam) Dekstrosa 18.000/ kg 7.575,76 136.363.636,36
(44)
= Rp. 136.363.636,36/jam – Rp.126.453.973,33/jam
(45)
Tabel. 2.3. Perbandingan ekonomi pada bahan baku untuk proses enzim dan proses asam
Bahan Baku
Harga
Enzim Asam
Keuntungan
Keuntungan
per Kg Biaya Produksi Keuntungan
Keuntungan
per Kg Biaya Produksi
Rp. Rp./jam Rp. Rp. Rp./jam Rp. Rp.
Manihot
Utilissima 880 128.069.131,76 16.905,13 1.094,87 83.141.051,97 10.974,62 7.025,38
(46)
Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis/eksotermis) dan reaksi yang terjadi di dalamreaktor dapat
berlangsung tanpa membutuhkan energi yang besar atau tidak.
1. Pemilihan proses berdasarkan panas reaksi ΔH(Rx)
Penentuan panas reaksi yang berjalan secara eksotermis atau endotermis
dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standar (ΔH°f)
pada P = 1 atm dan T = 298 K.
Persamaan :
ΔH°r298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
a. Panas reaksi dengan menggunakan enzim
Nilai Hf298untuk senyawa bio-polimer a. Dekstrosa
(Perrys, Edisi 7)
Hf298dekstrosa = ∑ ∆ 298 = −1.246,12 /
Dekstrosa
Komponen n Hf298 n x Hf298
CO-HC 1 -142,42 -142,42 C-2COH 4 -27,6 -110,4 C-2HOC 1 -35,8 -35,8
(47)
b. Dekstrin
Dekstrin
Komponen n Hf n x Hf C-2HOC 10 -35,8 -358 C-2COH 20 -27,6 -552 CO-HC 10 -142,42 -1.424,2 CO-2C 10 -152,76 -1.527,6 O-2C 9 -110,83 -997,47
(Perrys, Edisi 7)
Hf298dekstrin = ∑ ∆ 298 = −9.596,62 /
c. Pati
Pati
Komponen n Hf n x Hf C-2HOC 1000 -35,8 -35800 C-2COH 2000 -27,6 -55200 CO-HC 1000 -142,42 -142.420 CO-2C 1000 -152,76 -152.760 O-2C 999 -110,83 -110.719,17
(Perrys, Edisi 7)
Hf298Pati = ∑ ∆ 298 = −956.719,720 /
Reaksi Likuifaksi:
→100
Persamaan :
ΔH°r298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan ΔH°r1298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
=[ (100 ΔH°f( ) )] – [(ΔH°f( ) )]
=[(100 x(-9.596,62))]-[(-956.719,72)]
(48)
Reaksi Sakarifikasi
( ) + 10 →10 ( )
ΔH°r2298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
= [(10 xΔH°f( ))] -
[(ΔH°f( ) )+(10 xΔH°f )]
= [(10 x (-1.246,12)] – [(-9.596,62)+(10 x -285,8)]
= -6,280 kJ/kmol
ΔH°rTOTAL = ΔH°r1298 K +ΔH°r2298 K= -2.942,28kJ/kmol + -6,280 kJ/kmol)
= -2.948,56kJ/kmol
Karena nilai ΔH°r298 K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
b. Panas reaksi dengan menggunakan asam HCl
( ) + 1000 → 1000 ( )
ΔH°r298 K =ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
= [(1000 xΔH°f( ))] -
[(ΔH°f( ) )+(1000 xΔH°f )]
= [(1000 x (1.246,12)] –[(956.719,72)+(1000 x
-285,8)]
= -3.570,28 kJ/kmol
(49)
2. Pemilihan berdasarkan G of
Kelayakan suatu reaksi kimia ditinjau dari energi bebas Gibbs (Gof).
Greaksi = ∑Gof Produk -∑GofReaktan
a. Proses dengan menggunakan enzim
Perhitungan Gf298(kJ/mol), dimana kontribusi gugusnya adalah: Group Gf
298
(kJ/ mol) -CH2
--OH
-O-(-CH2-OH) (-CH-OH-) (-H-C=O)
-3,68 40,99 -189,20
-98,22
-120,50 -192,88 -148,21 -120,5 (Sumber : Perry, 1999)
Nilai Gf298untuk senyawa bio-polimer 1. Dekstrosa
Gf298= 5(- OH ) + 5 ( ) + 1 (- O -) + 1 (- CH2 - )
= -842,95 kJ/mol 2. Pati (C6H10O5)1000
Gf298=1000( 3 (- OH ) + 5 ( ) + 2 (- O -) + 1 (- CH2 - ) )
= -562.770 kJ/mol 3. Dekstrin
(50)
1 (-H-C=O)) = -7.117 kJ/mol
Reaksilikuifaksi
→100
Greaksi1 = ∑Gof Produksi -∑GofReaktan
Greaksi1 = [(100 xGof (C6H10O5)10(l) )] – [(Gof (C6H10O5)1000(l))] Greaksi1 =[ (100 x -7.117)] –[ (-562.770)]
= -148.930 kJ/ mol
Reaksi 2 Pada Reaktor :
( ) + 10 →10 ( )
Greaksi2 = ∑Gof Produksi -∑GofReaktan
Greaksi2 = (10 x Gof C6H12O6(l) )-(10x GofH2O + Gof C6H10O5(l)) Greaksi2 = (10 x -842,95 kJ/ mol)-((10x -0,237)+(-7.117 kJ/mol))
Greaksi 2 = -1.310,13 kJ/kmol
Greaksitotal= Greaksi1 +Greaksi2
Greaksitotal=-148.930 kJ/ mol+ (-1.310,13 kJ/kmol)
Greaksitotal=-150.240,13 kJ/mol
b. Proses dengan menggunakan asam
Reaksi Pada Reaktor :
(C6H10O5)1000(l) + 1000H2O(l)1000C6H12O6(l) Greaksi = ∑Gof Produksi -∑GofReaktan
(51)
Greaksi = (1000xGof C6H12O6(l) )-(1000xGofH2O + Gof C6H10O5(l))
Greaksi2 = (1000x-842,95)-(1000x-0,237+ (-562.770)) Greaksi2= -279.943 kJ/mol
Tabel 2.5 Perbandingan Panas Reaksi dan Gibbs
Jenis Proses
H G
kJ/ mol kJ/mol Enzim -2.948,56 -150.240,13
Asam -3.570,28 -279.943 Note: untuk H untuk basis pati 1kmol
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan di atas, maka dalam
proses hidrolisis pati menjadi dekstrosa dipilih menggunakan hidrolisis
dengan menggunakan katalis enzim dengan berbahan baku manihot
utilissima. Adapun pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a. Persentase konversimassa dekstrosa yang dihasilkan mencapai 97%.
b. Resiko kerusakan material karena korosi lebih kecil dengan katalis
enzim.
c. Biaya produksi cenderung lebih rendah dan lebih besar keuntungan
dengan proses katalis enzim jika dibandingkan dengan proses katalis
(52)
C. Uraian Proses
1. Penyiapan Bahan Baku
Manihot Utilissima sebanyak 9.166,194 kg/jam di distribusikan dari
gudang penyimpanan (ST-101) menuju washing machine (WM-101) dengan
menggunakan belt conveyor (BC-101). Manihot Utilissima bersih diangkut
menuju Rolling crusher (RC-101) dengan menggunakan belt conveyor
(BC-103). Setelah itu keluaran RC-101 dicampur dengan air di dalam tangki
pencampur (TP-101).
Slurry yang keluar dari tangki pencampur diumpankan ke Rotary Drum
Vaccum Filter (RF-101) dengan menggunakan screw conveyor (SC-01) untuk
memisahkan filtrate dan cake. Cake yang keluar dari RF-101 dibawa menuju
gudang, sedangkan filtratedi pompa menuju Tangki Gelatinasi (TG-201).
2. Proses Hidrolisis Pati
Proses hidrolisis pati terjadi dalam 3 tahapan, yaitu :
a. Tahap gelatinisasi
Proses gelatinisasi terjadi pada suhu 100⁰C dan tekanan 1 atm di dalam tangki gelatinisasi (TG-201) selama 5 menit. Pada proses ini, cairan pati
mengalami pemecahan ikatan kimia, sehingga memudahkan dalam
penyerapan enzim pada proses selanjutnya.
b. Tahap likuifikasi
Proses likuifikasi terjadi pada suhu 90⁰C dan tekanan 1 atm. Sehingga sebelum umpan masuk terlebih dahulu didinginkan didalam Cooler
(53)
(CL-101). Pada proses likuifikasi, cairan pati yang telah tergelatinsasi bereaksi
membentuk dekstrin (C6H10O5)n dengan bantuan enzim α-amylase
sebagai katalisnya. Proses likuifikasi ini berlangsung di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaktor bekerja secara eksotermis
dan tidak dapat balik sehingga suhu reaksi harus dipertahankan. Untuk
menjaga suhu reaksi tetap 90oC, maka reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin.
Produk keluar dari RL-102masih mengandung pati, sehingga diumpankan
ke Centrifuge (CE-201) untuk memisahkan pati dari campuran dan pati
diumpan ke UPL. Produk yang keluar dari CE-201 pada suhu 90oC dan tekanan 1 atm, sehingga sebelum diumpankan ke RS-201 didinginkan
terlebih dahulu pada Cooler(CL-202).
c. Tahap sakarifikasi
Proses sakarifikasi terjadi pada suhu 60⁰C dan tekanan 1 atm. Pada proses sakarifikasi, dekstrin (C6H10O5)n bereaksi membentuk, dekstrosa
(C6H12O6) dengan bantuan enzim glukoamilase sebagai katalisnya.
Proses sakarifikasi ini berlangsung di dalam Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB). Reaktor bekerja secara eksotermis dan tidak dapat
balik sehingga suhu reaksi harus dipertahankan. Untuk menjaga suhu
(54)
3. Proses pemurnian produk
Produk yang keluar dari RS-202 diumpankan menuju Adsorber Enzim
(AD-201) untuk menghilangkan enzim α-amylase dan glukoamylase yang terdapat pada produk.
Produk yang keluar dari AD-201 diumpankanmenuju Adsorber Ion Ca
(AD-202) yang bertujuan untuk menghilangkan ion Ca. Keluaran AD-202
diumpankan menuju Adsorber Ion Cl (AD-203) yang bertujuan untuk
menghilangkan kandungan ion Cl.
Setelah itu, output dari ion exchanger dialirkan menuju Evaporator
(EV-101) untuk menguapkan sebagian air yang terkandung dalam produk. EV-101
(55)
BAB III
SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A. Sifat-sifatBahan Baku
1. ManihotUtilissima
Sifat – sifat Umum:
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Kandungan Pati : 80 %
d. Kandungan Air : 15 %
e. Kandungan Protein : 1,5 %
f. Kandungan Abu : 1 %
g. Kandungan Serat : 2,5 %
2. Air
Sifat-sifatumum :
a. Beratmolekul : 18,016 gr/mol
b. Densitas : 0,99708 gr/cm3(25oC) c. Titikdidih : 100oC (1 atm)
(56)
d. Titikbeku : 0oC (1 atm) e. Viskositas : 0,8937 cp (25oC) f. Tekananuap : 23,76 mmHg (25oC) g. Kapasitaspanas : 1 kal/g
h. Panaslatenpeleburan (es) : 80 kal/g
i. Panaslatenpengembunan : 540 kal/g
j. Sebagaipelarutuniversal
k. Merupakan cairan yang tidak berwarna dan berbau
Sumber: Material Safety Data Sheet
B. Sifat – sifat Bahan Pembantu
1. Enzim a-amylase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat
c. Berat molekul : 53.000 gr/mol
d. Densitas : 1,04 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 6-6,5
g. Suhu optimum : 90 - 100⁰C
(57)
2. Enzim glukoamilase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat terang
c. Beratmolekul : 36.000 gr/mol
d. Densitas : 1,15 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 4,5 - 5
g. Suhu optimum : 60⁰C
Sumber: Material Safety Data Sheet
3. Asam Klorida
a. Fase : Cair
b. Rumus molekul : HCl
c. Berat molekul : 36,5 kg/kgmol
d. Kelarutan : larut dalam air
e. Spesific gravity : 1,16
f. Titik didih : 83oC g. Titik leleh : -46,2⁰C h. Viscositas : 2,8 cP
i. Densitas : 1,15 kg/liter
Sumber: Material Safety Data Sheet
4. Kalsium Hidroksida
(58)
b. Fase : cair
c. Warna : putih
d. Berat molekul : 110,99 gr/mol
e. Specific gravity : 2,15
f. Titikdidih : 1670⁰C g. Titikleleh : 772⁰C h. Viscositas : 0,1
i. Densitas : 2,1520 kg/liter
Sumber: Material Safety Data Sheet
C. Sifat-sifatProduk
1. Dekstrosa
Sifat – sifat Umum:
a. Rumus molekul : C6H12O6
b. Fase : cair
c. Warna : jernih
d. Beratmolekul : 180
e. Densitas : 1,54 gr/cm3 f. Titik lebur : 146⁰C
g. Panaspembentukan (ΔHf) : -1273,3 kJ/mol h. Kapasitas panas (Cp) pada 25⁰C : 1,280 kJ/mol⁰C i. Kelarutan dalam air menunjukkan dalam100 gram pelarut
(59)
Sumber: Material Safety Data Sheet
Tabel3.1 Standar mutu sirup glukosa menurut SNI 01-2978-1992 No. KriteriaUji Satuan Persyaratan
1 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna
Tidak berbau Manis
Tidak berwarna
2 Air % b/b Maks. 20
3 Abu % b/b Maks. 1
4 Gula pereduksi dihitung sebagai D-glukosa
% b/b Min. 30
5 Pati Tidakada
(60)
Aries, R.S., and Newton, R.D., “Chemical Engineering Cost Estimation”, Mc.
Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1955.
Biro Pusat Statistik, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”, Indonesia
foreign, Trade Statistic Import, Yogyakarta, 2003-2009.
Brown, G.G., “Unit Operation”, Modern Asia Edition, John Willey and Sons.
Inc., New York, 1978.
Brownell, L.E., and Young, E.H., “Process Equipment Design”, 2nd Ed., John Willey and Sons. Inc., New York, 1959.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F., “Chemical Engineering Design”, 6nd Ed., vol 6, Pergamon Pess, Oxford, 1983.
Farahi, A. G., and Najafpour, G. D., “Enzymatic Production of Reducting Sugar
from Broomcorn seed: Process Optimization and Kinetic Studies”. World
Applied Sciences Journal 18 (4). Iran. 2012
Kern, D.Q., ”Process Heat Transfer”, International Student Edition, Mc. Graw
Hill Book Co.Inc., New York, 1983.
Muslimin., “Sintesis Polistirena Divinil Benzen Sulfonat Sebagai Resin Penukar
Kation “. Universitas Sebelas Maret. 2005
Perry, J.H., and Chilton, C.H., “Chemical Engineering Hand Book”,6th Ed., Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1984.
Peters, M.S., and Timmerhause, K.D., “Plant Design and Economic for Chemical
(61)
Rase, H.F., “Chemical Reaktor Design for Process Plant vol. I and II, Principles
and Techniques”, Willey and Sons, Inc, New York, 1977.
Rase, H.F., and Barrow M.H., “Project Engineering of Process Plants”, Willey
and Sons, Inc, New York, 1957.
Sularso., “Pompa dan Kompresor”, cetakan VI, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta,
1996.
Ullrich, G.D., “A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economics”, John Willey and Sons. Inc., New York, 1984.
Wallas, S.M., “Chemical Process Equipment”, Mc. Graw Hill Book Koagakusha
Company, Tokyo, 1959.
(1)
d. Titikbeku : 0oC (1 atm) e. Viskositas : 0,8937 cp (25oC) f. Tekananuap : 23,76 mmHg (25oC) g. Kapasitaspanas : 1 kal/g
h. Panaslatenpeleburan (es) : 80 kal/g i. Panaslatenpengembunan : 540 kal/g j. Sebagaipelarutuniversal
k. Merupakan cairan yang tidak berwarna dan berbau
Sumber: Material Safety Data Sheet
B. Sifat – sifat Bahan Pembantu
1. Enzim a-amylase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat
c. Berat molekul : 53.000 gr/mol
d. Densitas : 1,04 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 6-6,5
g. Suhu optimum : 90 - 100⁰C
(2)
48
2. Enzim glukoamilase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat terang
c. Beratmolekul : 36.000 gr/mol
d. Densitas : 1,15 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 4,5 - 5
g. Suhu optimum : 60⁰C
Sumber: Material Safety Data Sheet
3. Asam Klorida
a. Fase : Cair
b. Rumus molekul : HCl
c. Berat molekul : 36,5 kg/kgmol
d. Kelarutan : larut dalam air
e. Spesific gravity : 1,16
f. Titik didih : 83oC
g. Titik leleh : -46,2⁰C
h. Viscositas : 2,8 cP
i. Densitas : 1,15 kg/liter
Sumber: Material Safety Data Sheet
4. Kalsium Hidroksida
(3)
b. Fase : cair
c. Warna : putih
d. Berat molekul : 110,99 gr/mol
e. Specific gravity : 2,15
f. Titikdidih : 1670⁰C
g. Titikleleh : 772⁰C
h. Viscositas : 0,1
i. Densitas : 2,1520 kg/liter
Sumber: Material Safety Data Sheet
C. Sifat-sifatProduk
1. Dekstrosa
Sifat – sifat Umum:
a. Rumus molekul : C6H12O6
b. Fase : cair
c. Warna : jernih
d. Beratmolekul : 180
e. Densitas : 1,54 gr/cm3
f. Titik lebur : 146⁰C
g. Panaspembentukan (ΔHf) : -1273,3 kJ/mol h. Kapasitas panas (Cp) pada 25⁰C : 1,280 kJ/mol⁰C i. Kelarutan dalam air menunjukkan dalam100 gram pelarut
(4)
50
Sumber: Material Safety Data Sheet
Tabel3.1 Standar mutu sirup glukosa menurut SNI 01-2978-1992
No. KriteriaUji Satuan Persyaratan
1 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna
Tidak berbau Manis
Tidak berwarna
2 Air % b/b Maks. 20
3 Abu % b/b Maks. 1
4 Gula pereduksi dihitung sebagai D-glukosa
% b/b Min. 30
5 Pati Tidakada
(5)
Aries, R.S., and Newton, R.D., “Chemical Engineering Cost Estimation”, Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1955.
Biro Pusat Statistik, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”, Indonesia foreign, Trade Statistic Import, Yogyakarta, 2003-2009.
Brown, G.G., “Unit Operation”, Modern Asia Edition, John Willey and Sons. Inc., New York, 1978.
Brownell, L.E., and Young, E.H., “Process Equipment Design”, 2nd Ed., John Willey and Sons. Inc., New York, 1959.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F., “Chemical Engineering Design”, 6nd Ed., vol 6, Pergamon Pess, Oxford, 1983.
Farahi, A. G., and Najafpour, G. D., “Enzymatic Production of Reducting Sugar from Broomcorn seed: Process Optimization and Kinetic Studies”. World Applied Sciences Journal 18 (4). Iran. 2012
Kern, D.Q., ”Process Heat Transfer”, International Student Edition, Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1983.
Muslimin., “Sintesis Polistirena Divinil Benzen Sulfonat Sebagai Resin Penukar Kation “. Universitas Sebelas Maret. 2005
Perry, J.H., and Chilton, C.H., “Chemical Engineering Hand Book”,6th Ed., Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1984.
Peters, M.S., and Timmerhause, K.D., “Plant Design and Economic for Chemical Engineer’s”, 3rded., Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York, 1968.
(6)
Powell, S., “Water Condition for Industry”, Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York.1954.
Rase, H.F., “Chemical Reaktor Design for Process Plant vol. I and II, Principles and Techniques”, Willey and Sons, Inc, New York, 1977.
Rase, H.F., and Barrow M.H., “Project Engineering of Process Plants”, Willey and Sons, Inc, New York, 1957.
Sularso., “Pompa dan Kompresor”, cetakan VI, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
Ullrich, G.D., “A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics”, John Willey and Sons. Inc., New York, 1984.
Wallas, S.M., “Chemical Process Equipment”, Mc. Graw Hill Book Koagakusha Company, Tokyo, 1959.