Tipe – Tipe Pola Minum

15 agak terganggu, pada tahap ini individu akan kehilangan pekerjaan dan mengalami konflik dengan lingkungan dan keluarga. Peminum akan minum di pagi buta, jeda antara botol pertama dan selanjutnya biasanya terpaut sekitar 4 jam. Peminum menemukan bahwa rasa bersalah menjadi alasan utama dia untuk tetap minum. Selanjutnya akan terbentuk lingkaran setan, dimana mereka tidak akan bisa tenang jika tidak minum, mereka bisa minum sepanjang waktu, bahkan minum bersama orang yang selama ini mereka hindari. Toleransi menurun drastis, menjadi linglung setelah minum. Guncangan terhadap diri menjadi sering terjadi, terkena penyakit yang terkait dengan alkohol. Pada tahap ini individu bisa meninggal atau mengalami kerusakan otak yang parah, dan menjadi kandidat utama untuk perawatan.

2.1.7 Tipe – Tipe Pola Minum

Jellinek вang terkenal sebagai “Bapak” dari penelitian tentang ketergantungan alkohol mengkategorikannya menjadi 5 tipe pola minum dalam George, 1990 : 1 Alpha Tipe pola minum alpha merupakan ketergantungan psikologikal murni atas efek alkohol untuk mengurangi sakit fisik dan mental. Tidak ada tanda-tanda gangguan yang parah dalam kehidupan individu tipe ini. Efeknya hanya mengakibatkan sedikit gangguan dalam hubungan antar individu dan pekerjaan. Jellinek menghindari menyebut individu ini sebagai “peminum be rmasalah”, dia memahami bahwa penelitian lain akan mempunвai 16 pemikiran yang sama, dia juga berpikir jika perkembangan tersebut tidak bisa dihindari. Tipe individu ini dapat berubah menjadi tipe gamma, tipe ini biasanya berlangsung selaman 30 tahun – 40 tahun. Ada beberapa pendapat tentang apakah tipe Alpha adalah peminum sejati atau bukan. 2 Beta Tipe ini muncul saat masalah-masalah fisik yang disebabkan oleh alkohol bermunculan, misalnya liver, radang lambung dan masalah syaraf. Bagaimanapun juga tipe beta ini bukanlah individu yang minum karena ketergantungan psikologi atau fisiologinya terhadap alkohol, individu tidak mengalami gejala penarikan diri saat tidak minum, Jellinek percaya bahwa tipe ini adalah tipe yang paling sering muncul dalam budaya luas. Jellinek berpikir proses beta menjadi gamma atau delta sama dengan proses alpha ke gamma. 3 Gamma Tipe ini ditandai dengan perubahan dalam toleransi, perubahan fisiologi, munculnya gejala-gejala tertentu dan kehilangan kontrol atas diri. Tipe ini juga melibatkan meningkatnya kekebalan diri terhadap alkohol. Dalam tipe ini Jellinek menjelaskan perkembangan dari ketergantungan psikologi ke fisiologi, yang ditandai dengan perubahan sikap. Jellinek mengatakan tipe gamma adalah tipe yang paling merusak dalam kesehatan fisik dan gangguan sosial. 17 4 Delta Tipe ini sangat mirip dengan Gamma, termasuk tiga karakteristik yang disebut sebelumnya, namun disamping lepas kontrol, tipe ini tidak bisa berhenti minum, seolah-olah alkohol adalah darah mereka. Pada situasi tertentu peminum tipe ini bisa mengontrol kebiasaan mereka, tapi mereka tidak dapat “menjalani hidup” tanpa menderita karena alkohol. Individu tipe ini dideskripsikan Jellinek sebagai yang paling sulit disembuhkan dan biasanya eksis di negara yang melegalkan alkohol. Jellinek menekankan bahwa individu tipe ini adalah individu yang anti sosial. Karena ketidak adanya penyembuhan atau penurunan. Meluasnya penyebaran tipe ini menjadi tersembunyi dan pada akhirnya dapat diterima di masyarakat luas.

2.1.8 Gejala Pengkonsumsi Minuman Beralkohol