Bagaimana peran Nasionalisme dalam suatu

1. Bagaimana

peran

Nasionalisme

dalam suatu

kehidupan

berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil
kesepakatan

bapak

pendiri

bangsa

ketika


negara

Indonesia

didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia
tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam
menghadapi

berbagai

tantangan

global

dunia

yang


terus

berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat
penting

untuk

tetap

menjaga

eksistensi

kepribadian

bangsa

Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan
diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan
asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat

memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika
kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari
dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang
positif

karena

dapat

menambah

wawasan

dan

mempererat

hubungan antar bangsa dan negara di dunia, sedangkan hal negatif
dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan Indonesia.

Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa
diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan
tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun
banyak

budaya

asing

masuk

di

negara

Indonesia.

Dengan

berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa

disaring sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benarbenar cinta pada tanah air Indonesia apapun keadaanya,
Terkait dengan hal itu, makalah ini akan membahas peranan
Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan
generasi muda Indonesia di era globalisasi. Makalah ini bertujuan
untuk

menganalisis

masalah-masalah

yang

tercermin

akibat

pudarnya rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di era
global; mengetahui sejauh mana pentingnya Pancasila dalam
1


menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di
era global; menganalisis peran pemerintah dalam menumbuhkan
rasa nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini; dan
memberikan gambaran kepada generasi muda akan pentingnya
rasa nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Jelaskan pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa
Inggrisnation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap

negara

adalah

berdasarkan

beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari

teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.
Saat

itu,

naluri

mempertahankan

diri

sangat

berperan


dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya
ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun
tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing
yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun,
bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir
dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada
amalan politik dan ketentaraan yang

berlandaskan

nasionalisme

secara etnikserta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka
2


kepada

nasionalisme

yang

ekstrem

seperti naziisme, pengasingan dan

sebagainya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme

3. Bagaimana memupuk rasa nasionalisme
Memupuk Semangat Nasionalisme Bangsa Indonesia Dari Pengaruh
Globalisasi
Perlu diketahui, bahwasanya upaya memupuk nasionalisme
agar tidak rentan, mudah pudar dan bahkan terkikis habis dari
“dada bangsa Indonesia” tentu perlu keseriusan dan optimisme

dalam

implementasinya

dengan

langkah

awal

menanamkan

semangat merah putih lebih dulu, baru kecakapan intelektualitas
dan kecendikiawanan yang tinggi untuk melengkapinya. Walaupun
pengaruh globalisasi “mendera” dan “melarutkan” apa saja yang
ada dimuka bumi ini, tentu tidak boleh melarutkan dan menyapu
semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur
budaya bangsa adalah sarana untuk membangkitkan semangat
nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk
rasa

persatuan

dan

kesatuan

bangsa

dan

bernegara

dalam

kehidupan bermasyarakat. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam
wadah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan sarat utama
dalam mewujudkan nasionalisme nasional. Dengan demikian, tidak
pada tempatnya untuk mempersoalkan perbedaan suku, agama,
ras, budaya dan golongan. Kehendak untuk bersatu sebagai suatu
bangsa memiliki konsekuensi siap mengorbankan kepentingan
pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
3

Tanpa adanya pengorbanan, mustahil persatuan dan kesatuan dapat
terwujud. Malah sebaliknya akan dapat menimbulkan perpecahan.
Inilah yang telah dibuktikan bangsa Indonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan.
Namun, kondisi saat ini berdasarkan penilaian sejumlah
kalangan, bahwa semangat nasionalisme mengalami kemunduran,
hal ini perlu ditangani secara mendalam. Apalagi penilaian
muncul

ditengah keterpurukan dan krisis

yang

seolah

itu
tiada

ujungnya. Melemahnya rasa nasionalisme/kebangsaan terutama
hubungan sosial melemah dan ikatan antar kelompok menguat,
sehingga kekitaan yang sifatnya inklusif menjadi kekamian yang
eksklusif, hal ini merupakan dampak solidaritas kebangsaan digeser
solidaritas primordial. Globalisasi memiliki dampak negatif yang luar
biasa bila kita tidak mengantisipasi secara bersama sebagai warga
Negara Indonesia(http://www.borneotribune.com).
4. Apa

saja

yang

dapat

membuat

menipisnya

rasa

Nasionalisme
Seiring

berkembangnya

zaman,

rasa

nasionalisme

kian

memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai
berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang
menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme, diantaranya :
1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak
memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah
untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah
berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para
penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri,
tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2.

Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah

Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja

4

tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam
benak mereka.
3.

Lebih

tertariknya

masyarakat

terhadap

produk

impor

dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri,lebih banyak
mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4.

Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang

bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang
tidak mengibarkannya mereka punya berbagai macam alas an
entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera,
malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda
motor baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan bahkan
jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih yang harganya
tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?
Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih,
lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah
merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih berdiri
tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain.
Bagaimana kita bias bangga menjadi bangsa ini jika kita malas dan
malu memakai atribut bangsa Indonesia ini.
Jika ditinjau dari sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak
era reformasi karena pada masa orde baru, pemasangan bendera
adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi, animo
masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga
berkurang.

Pada

masa

sekarang

ini

sudah

sulit

ditemukan

perlombaan-perlombaan 17-an. Padahal pada masa orde baru,
suasana 17-an telah dirasakan sejak awal Agustus. Perlombaan 17an merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi
budaya baru di negara ini. Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan
nilai-nilai nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya
menjadi penerus bangsa. Contoh, dalam permainan panjat pinang
yang paling sulit diraih adalah bendera dan harus melalui usaha
keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut terkandung
5

nilai

pembelajaran

yang

sangat

tinggi

yaitu

untuk

merebut

kemerdekaan, para pahlawan berjuang mati-matian tanpa mengenal
lelah dan tentunya disertai dengan rasa keikhlasan hati. Terakhir,
hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataannya kurang
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga
sekarang. Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya
untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapatkan imbalan berupa
kehidupan yang tidak layak disisa umur mereka. Padahal dapat
dibayangkan apabila dahulu para pahlawan tidak mau berjuang,
pastinya Indonesia masih dalam penjajahan bangsa asing.
Sebenarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung
daripada para pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan
mereka tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta.Nasionalisme
kita semakin luntur dan akankah punah tergilas modernisasi dan
individualis. Masih banyak bentuk nasionalisme lain yang kita
rasakan semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita terhadap
produk dalam negeri dan merasa bangga kalau bisa memakai
produk dalam negeri. Kegilaan kita tripping keluar negeri padahal
negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul
bahwa

lambat

laun

sikap-sikap

seperti

itu

akan

semakin

menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini.
Rasa nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul bila
ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa
kebudayan dan pulau-pulau kecil Indonesiaseperti Sipadan, Ligitan ,
serta Ambalat oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa
nasionalisme pun kembali berkurang seiring dengan meredanya
konflik tersebut.
5. Berikan contoh konkrit yang terkait dengan Nasionalisme
1. Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang
tidak kalah menarik dengan produk-produk luar negeri dan akan
menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
6

2. Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan
baik dalam bidang science, olahraga, tekologi dan sebagainya,
karena dengan prestasi tersebut akan membuat negara ini disegani
oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap sebagai
negara para pecundang.
3. Jangan melupakan para pahlawan bangsa, karena kemerdekaan
yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan
yang berjuang

7