Bagaimana peran Nasionalisme dalam suatu
1. Bagaimana
peran
Nasionalisme
dalam suatu
kehidupan
berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil
kesepakatan
bapak
pendiri
bangsa
ketika
negara
Indonesia
didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia
tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam
menghadapi
berbagai
tantangan
global
dunia
yang
terus
berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat
penting
untuk
tetap
menjaga
eksistensi
kepribadian
bangsa
Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan
diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan
asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika
kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari
dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang
positif
karena
dapat
menambah
wawasan
dan
mempererat
hubungan antar bangsa dan negara di dunia, sedangkan hal negatif
dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan Indonesia.
Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa
diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan
tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun
banyak
budaya
asing
masuk
di
negara
Indonesia.
Dengan
berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa
disaring sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benarbenar cinta pada tanah air Indonesia apapun keadaanya,
Terkait dengan hal itu, makalah ini akan membahas peranan
Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan
generasi muda Indonesia di era globalisasi. Makalah ini bertujuan
untuk
menganalisis
masalah-masalah
yang
tercermin
akibat
pudarnya rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di era
global; mengetahui sejauh mana pentingnya Pancasila dalam
1
menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di
era global; menganalisis peran pemerintah dalam menumbuhkan
rasa nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini; dan
memberikan gambaran kepada generasi muda akan pentingnya
rasa nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Jelaskan pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa
Inggrisnation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap
negara
adalah
berdasarkan
beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari
teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.
Saat
itu,
naluri
mempertahankan
diri
sangat
berperan
dan
mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya
ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun
tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing
yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun,
bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir
dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada
amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan
nasionalisme
secara etnikserta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka
2
kepada
nasionalisme
yang
ekstrem
seperti naziisme, pengasingan dan
sebagainya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
3. Bagaimana memupuk rasa nasionalisme
Memupuk Semangat Nasionalisme Bangsa Indonesia Dari Pengaruh
Globalisasi
Perlu diketahui, bahwasanya upaya memupuk nasionalisme
agar tidak rentan, mudah pudar dan bahkan terkikis habis dari
“dada bangsa Indonesia” tentu perlu keseriusan dan optimisme
dalam
implementasinya
dengan
langkah
awal
menanamkan
semangat merah putih lebih dulu, baru kecakapan intelektualitas
dan kecendikiawanan yang tinggi untuk melengkapinya. Walaupun
pengaruh globalisasi “mendera” dan “melarutkan” apa saja yang
ada dimuka bumi ini, tentu tidak boleh melarutkan dan menyapu
semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur
budaya bangsa adalah sarana untuk membangkitkan semangat
nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk
rasa
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
dan
bernegara
dalam
kehidupan bermasyarakat. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam
wadah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan sarat utama
dalam mewujudkan nasionalisme nasional. Dengan demikian, tidak
pada tempatnya untuk mempersoalkan perbedaan suku, agama,
ras, budaya dan golongan. Kehendak untuk bersatu sebagai suatu
bangsa memiliki konsekuensi siap mengorbankan kepentingan
pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
3
Tanpa adanya pengorbanan, mustahil persatuan dan kesatuan dapat
terwujud. Malah sebaliknya akan dapat menimbulkan perpecahan.
Inilah yang telah dibuktikan bangsa Indonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan.
Namun, kondisi saat ini berdasarkan penilaian sejumlah
kalangan, bahwa semangat nasionalisme mengalami kemunduran,
hal ini perlu ditangani secara mendalam. Apalagi penilaian
muncul
ditengah keterpurukan dan krisis
yang
seolah
itu
tiada
ujungnya. Melemahnya rasa nasionalisme/kebangsaan terutama
hubungan sosial melemah dan ikatan antar kelompok menguat,
sehingga kekitaan yang sifatnya inklusif menjadi kekamian yang
eksklusif, hal ini merupakan dampak solidaritas kebangsaan digeser
solidaritas primordial. Globalisasi memiliki dampak negatif yang luar
biasa bila kita tidak mengantisipasi secara bersama sebagai warga
Negara Indonesia(http://www.borneotribune.com).
4. Apa
saja
yang
dapat
membuat
menipisnya
rasa
Nasionalisme
Seiring
berkembangnya
zaman,
rasa
nasionalisme
kian
memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai
berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang
menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme, diantaranya :
1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak
memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah
untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah
berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para
penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri,
tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2.
Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah
Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja
4
tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam
benak mereka.
3.
Lebih
tertariknya
masyarakat
terhadap
produk
impor
dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri,lebih banyak
mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4.
Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang
bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang
tidak mengibarkannya mereka punya berbagai macam alas an
entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera,
malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda
motor baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan bahkan
jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih yang harganya
tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?
Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih,
lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah
merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih berdiri
tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain.
Bagaimana kita bias bangga menjadi bangsa ini jika kita malas dan
malu memakai atribut bangsa Indonesia ini.
Jika ditinjau dari sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak
era reformasi karena pada masa orde baru, pemasangan bendera
adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi, animo
masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga
berkurang.
Pada
masa
sekarang
ini
sudah
sulit
ditemukan
perlombaan-perlombaan 17-an. Padahal pada masa orde baru,
suasana 17-an telah dirasakan sejak awal Agustus. Perlombaan 17an merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi
budaya baru di negara ini. Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan
nilai-nilai nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya
menjadi penerus bangsa. Contoh, dalam permainan panjat pinang
yang paling sulit diraih adalah bendera dan harus melalui usaha
keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut terkandung
5
nilai
pembelajaran
yang
sangat
tinggi
yaitu
untuk
merebut
kemerdekaan, para pahlawan berjuang mati-matian tanpa mengenal
lelah dan tentunya disertai dengan rasa keikhlasan hati. Terakhir,
hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataannya kurang
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga
sekarang. Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya
untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapatkan imbalan berupa
kehidupan yang tidak layak disisa umur mereka. Padahal dapat
dibayangkan apabila dahulu para pahlawan tidak mau berjuang,
pastinya Indonesia masih dalam penjajahan bangsa asing.
Sebenarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung
daripada para pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan
mereka tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta.Nasionalisme
kita semakin luntur dan akankah punah tergilas modernisasi dan
individualis. Masih banyak bentuk nasionalisme lain yang kita
rasakan semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita terhadap
produk dalam negeri dan merasa bangga kalau bisa memakai
produk dalam negeri. Kegilaan kita tripping keluar negeri padahal
negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul
bahwa
lambat
laun
sikap-sikap
seperti
itu
akan
semakin
menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini.
Rasa nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul bila
ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa
kebudayan dan pulau-pulau kecil Indonesiaseperti Sipadan, Ligitan ,
serta Ambalat oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa
nasionalisme pun kembali berkurang seiring dengan meredanya
konflik tersebut.
5. Berikan contoh konkrit yang terkait dengan Nasionalisme
1. Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang
tidak kalah menarik dengan produk-produk luar negeri dan akan
menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
6
2. Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan
baik dalam bidang science, olahraga, tekologi dan sebagainya,
karena dengan prestasi tersebut akan membuat negara ini disegani
oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap sebagai
negara para pecundang.
3. Jangan melupakan para pahlawan bangsa, karena kemerdekaan
yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan
yang berjuang
7
peran
Nasionalisme
dalam suatu
kehidupan
berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil
kesepakatan
bapak
pendiri
bangsa
ketika
negara
Indonesia
didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia
tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam
menghadapi
berbagai
tantangan
global
dunia
yang
terus
berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat
penting
untuk
tetap
menjaga
eksistensi
kepribadian
bangsa
Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan
diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan
asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika
kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari
dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang
positif
karena
dapat
menambah
wawasan
dan
mempererat
hubungan antar bangsa dan negara di dunia, sedangkan hal negatif
dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan Indonesia.
Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa
diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan
tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun
banyak
budaya
asing
masuk
di
negara
Indonesia.
Dengan
berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa
disaring sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benarbenar cinta pada tanah air Indonesia apapun keadaanya,
Terkait dengan hal itu, makalah ini akan membahas peranan
Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan
generasi muda Indonesia di era globalisasi. Makalah ini bertujuan
untuk
menganalisis
masalah-masalah
yang
tercermin
akibat
pudarnya rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di era
global; mengetahui sejauh mana pentingnya Pancasila dalam
1
menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di
era global; menganalisis peran pemerintah dalam menumbuhkan
rasa nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini; dan
memberikan gambaran kepada generasi muda akan pentingnya
rasa nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Jelaskan pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa
Inggrisnation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap
negara
adalah
berdasarkan
beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari
teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.
Saat
itu,
naluri
mempertahankan
diri
sangat
berperan
dan
mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya
ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun
tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing
yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun,
bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir
dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada
amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan
nasionalisme
secara etnikserta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka
2
kepada
nasionalisme
yang
ekstrem
seperti naziisme, pengasingan dan
sebagainya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
3. Bagaimana memupuk rasa nasionalisme
Memupuk Semangat Nasionalisme Bangsa Indonesia Dari Pengaruh
Globalisasi
Perlu diketahui, bahwasanya upaya memupuk nasionalisme
agar tidak rentan, mudah pudar dan bahkan terkikis habis dari
“dada bangsa Indonesia” tentu perlu keseriusan dan optimisme
dalam
implementasinya
dengan
langkah
awal
menanamkan
semangat merah putih lebih dulu, baru kecakapan intelektualitas
dan kecendikiawanan yang tinggi untuk melengkapinya. Walaupun
pengaruh globalisasi “mendera” dan “melarutkan” apa saja yang
ada dimuka bumi ini, tentu tidak boleh melarutkan dan menyapu
semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur
budaya bangsa adalah sarana untuk membangkitkan semangat
nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk
rasa
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
dan
bernegara
dalam
kehidupan bermasyarakat. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam
wadah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan sarat utama
dalam mewujudkan nasionalisme nasional. Dengan demikian, tidak
pada tempatnya untuk mempersoalkan perbedaan suku, agama,
ras, budaya dan golongan. Kehendak untuk bersatu sebagai suatu
bangsa memiliki konsekuensi siap mengorbankan kepentingan
pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
3
Tanpa adanya pengorbanan, mustahil persatuan dan kesatuan dapat
terwujud. Malah sebaliknya akan dapat menimbulkan perpecahan.
Inilah yang telah dibuktikan bangsa Indonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan.
Namun, kondisi saat ini berdasarkan penilaian sejumlah
kalangan, bahwa semangat nasionalisme mengalami kemunduran,
hal ini perlu ditangani secara mendalam. Apalagi penilaian
muncul
ditengah keterpurukan dan krisis
yang
seolah
itu
tiada
ujungnya. Melemahnya rasa nasionalisme/kebangsaan terutama
hubungan sosial melemah dan ikatan antar kelompok menguat,
sehingga kekitaan yang sifatnya inklusif menjadi kekamian yang
eksklusif, hal ini merupakan dampak solidaritas kebangsaan digeser
solidaritas primordial. Globalisasi memiliki dampak negatif yang luar
biasa bila kita tidak mengantisipasi secara bersama sebagai warga
Negara Indonesia(http://www.borneotribune.com).
4. Apa
saja
yang
dapat
membuat
menipisnya
rasa
Nasionalisme
Seiring
berkembangnya
zaman,
rasa
nasionalisme
kian
memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai
berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang
menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme, diantaranya :
1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak
memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah
untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah
berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para
penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri,
tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2.
Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah
Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja
4
tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam
benak mereka.
3.
Lebih
tertariknya
masyarakat
terhadap
produk
impor
dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri,lebih banyak
mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4.
Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang
bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang
tidak mengibarkannya mereka punya berbagai macam alas an
entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera,
malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda
motor baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan bahkan
jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih yang harganya
tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?
Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih,
lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah
merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih berdiri
tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain.
Bagaimana kita bias bangga menjadi bangsa ini jika kita malas dan
malu memakai atribut bangsa Indonesia ini.
Jika ditinjau dari sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak
era reformasi karena pada masa orde baru, pemasangan bendera
adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi, animo
masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga
berkurang.
Pada
masa
sekarang
ini
sudah
sulit
ditemukan
perlombaan-perlombaan 17-an. Padahal pada masa orde baru,
suasana 17-an telah dirasakan sejak awal Agustus. Perlombaan 17an merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi
budaya baru di negara ini. Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan
nilai-nilai nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya
menjadi penerus bangsa. Contoh, dalam permainan panjat pinang
yang paling sulit diraih adalah bendera dan harus melalui usaha
keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut terkandung
5
nilai
pembelajaran
yang
sangat
tinggi
yaitu
untuk
merebut
kemerdekaan, para pahlawan berjuang mati-matian tanpa mengenal
lelah dan tentunya disertai dengan rasa keikhlasan hati. Terakhir,
hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataannya kurang
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga
sekarang. Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya
untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapatkan imbalan berupa
kehidupan yang tidak layak disisa umur mereka. Padahal dapat
dibayangkan apabila dahulu para pahlawan tidak mau berjuang,
pastinya Indonesia masih dalam penjajahan bangsa asing.
Sebenarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung
daripada para pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan
mereka tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta.Nasionalisme
kita semakin luntur dan akankah punah tergilas modernisasi dan
individualis. Masih banyak bentuk nasionalisme lain yang kita
rasakan semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita terhadap
produk dalam negeri dan merasa bangga kalau bisa memakai
produk dalam negeri. Kegilaan kita tripping keluar negeri padahal
negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul
bahwa
lambat
laun
sikap-sikap
seperti
itu
akan
semakin
menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini.
Rasa nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul bila
ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa
kebudayan dan pulau-pulau kecil Indonesiaseperti Sipadan, Ligitan ,
serta Ambalat oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa
nasionalisme pun kembali berkurang seiring dengan meredanya
konflik tersebut.
5. Berikan contoh konkrit yang terkait dengan Nasionalisme
1. Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang
tidak kalah menarik dengan produk-produk luar negeri dan akan
menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
6
2. Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan
baik dalam bidang science, olahraga, tekologi dan sebagainya,
karena dengan prestasi tersebut akan membuat negara ini disegani
oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap sebagai
negara para pecundang.
3. Jangan melupakan para pahlawan bangsa, karena kemerdekaan
yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan
yang berjuang
7