Ekonomi Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sukawati - Kecamatan Sukawati - Kabupaten Gukawati.
Keluarga Ibu Nyoman Grinying merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di daerah Dusun Telabah yang berada pada situasi kurang sejahtera. Akibat
pendidikan Ibu Ni Nyoman Grinying yang hanya saja tamatan SD dan mengakibatkan pilihan kerja mereka tidak banyak. Ibu Ni Nyoman Grinying bekerja sebagai buruh
tani yang menggarap sawah orang sehingga penghasilannya untuk setiap bulannya tidak terlalu banyak. Penghasilan dari menggarap sawah Ibu Ni Nyoman Grinying
hanya mendapatkan upah sebesar Rp. 25.000 per Kg yang bekerja dari jam 06.30- 10.30 dan dilanjutkan dari jam 14.00-17.30. Ibu Ni Nyoman Grinying selain menjadi
buruh tani beliau juga sebagai penjual tipat dampul yang mendapat penghasilan setiap penjualannya sebesar Rp. 10.000. Ibu Ni Nyoman Grinying berjualan tipat
dampul pada saat hari raya Kajeng Kliwon saja, beliau menjual tipat dampul di pasar umum Sukawati yang di bantu dengan anak pertamanya.
1.2.2 Pengeluaran keluarga a. Kebutuhan sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan pangan atau memasak keluarga ini menghabiskan sekitar Rp 25.000 per hari untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran
dan keperluan tak terduga. Dalam keluarga ini yang memasak adalah satu orang yaitu sang ibu dalam satu dapur, dimana dapurnya terletak di disebelah bangunan rumah.
Adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga ini dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Makan sehari-hari : Rp 25.000 x 30 hari = Rp 750.000
Kebutuhan Mck = Rp
15.000+ Rp 765.000
b. Sosial
Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Ibu Ni Nyoman
Grinying tidak dikenakan biaya apapun dikarenakan mendapatkan permakluman dari banjar. Hanya saja Ibu Ni Nyoman Grinying membayar kewajiban untuk membayar
uang piodal di Banjar dan Desanya. Dalam kegiatan sosial ini, keluaraga ini mempunyai pengeluaran dalam setahum yang dapat diperkirakan sebagai berikut:
Biaya Piodal Banjar = Rp 100.000
Biaya Piodal Desa = Rp 100.000 +
Rp 200.000per tahun c. Kesehatan
Dari segi kesehatan, keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying merupakan keluarga yang peduli akan kesehatan, terlihat dari kondisi rumah yang bersih dan rapi. Namun,
Ibu Ni Nyoman Grinying termasuk dalam keluarga prasejahtera sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan pengobatan dari puskesmas dengan asuransi BPJS.
Almarhum Suami dari Ibu Ni Nyoman Grinying sudah meninggal yang disebabkan beliau sakit dan meninggal untuk istri dan anak-anaknya tidak menderita
penyakit. d. Pendidikan
Untuk keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying pendidikan masih kurang dikarenakan dengan Ibu Ni Nyoman Grinying saja merupakan keluarga yang kurang
akan pendidikan. Ibu Ni Nyoman Grinying pun hanya tamatan SD, Sedangkan anak pertamanya menempuh pendidikan sampai jenjang SMP dan anak keduanya
menyelesaikan wajib belajar hingga 9 tahun yaitu menuntaskan pendidikan sampai kelas 3 SMA. Untuk saat ini Ibu Ni Nyoman Grinying tidak ada kendala untuk biaya
pendidikan anak-anaknya hanya saja seharusnya anak pertamanya melanjutkan pendidikan hingga SMA
e. Lain-lain Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga
biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 25.000 dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 15.000. Selain itu, biaya yang juga
harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar
keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar
Rp 100.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 50.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan
lainnya. Dengan pendapatan yang hanya Rp 25.000 per Kg sedangkan pengeluaran
perbulannya juga mencapai sekitar Rp 940.000, sehingga. Walaupun penghasilan Ibu Ni Nyoman Grinying tergoong rendah, namun Ibu Ni Nyoman Grinying bekerja
dengan bantuan anak sulungnya dan harus menanggung 3 orang sehingga penghasilannya sebagai buruh saja terkadang tidak cukup untuk menanggung semua
kebutuhan keluarga. Selain itu, Ibu Ni Nyoman Grinying tidak memiliki lahankebun sehingga tidak ada hasil kebun yang dapat menambah pemasukan keuangan keluarga
Ibu Ni Nyoman Grinying untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1
Permasalahan Keluarga
Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam keluarga Bapak NI Wayan Grinying, antara lain : pekerjaan yang
tidak tetap yaitu sebagai buruh tani yang dibayar setelah masa pemanenan sehingga penghasilan kadang tidak menentu. Pilihan pekerjaan yang dapat dilakukan juga
sedikit karena hanya lulusan SD. Dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying beliau memiliki kesulitan untuk melanjutkan
sekolah anaknya, sehingga anak pertamanya hanya menyelesaikan sekolah hingga Sekolah Menengah Pertama saja. Sedangkan anak keduanya sudah menuntaskan
wajib belajar 9 Tahun.
2.2
Masalah Prioritas
2.2.1
Permasalahan Ekonomi
Keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying merupakan salah satu keluarga yang kurang sejahtera di Dusun Telabah dikarenakan kondisi ekonominya bisa dilihat dari
penghasilan dengan pengeluaranya. Namun, terkadang-kadang dapat melebihi pendapatan yang diperolehnya apabila terjadi kejadiaan yang tak terduga seperti sakit
atau hal lainnya. Maka setiap bulannya keluarga ini harus berhemat untuk tetap bertahan hidup.
Dengan pekerjaannya sebagai buruh dan penghasilan yang tidak banyak dan dibayarnya sewaktu-waktu maka, Ibu Ni Nyoman Grinying cukup kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga. Terlebih Ibu Ni Nyoman Grinying memiliki anak yang mengalami gangguang kejiwaan dan harus diobati setiap bulannya
.
2.2.2
Permasalahan Kesehatan Keluarga
Di keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying yang saat ini mengalami sakit yaitu gangguan kejiwaan anak keduanya, anaknya mengalami depresi yang seharusnya
ditangani lebih lanjut. Penyakit ini dapat kambuh secara tiba-tiba bila kondisi sedang buruk, sehingga dapat mengganggu keluarganya. Ibu Ni Nyoman Grinying dan Ni
Wayan Merdani sampai saat ini memiliki kondisi yang cukup baik dan jarang mengalami sakit. Adapun sakit-sakit yang pernah dialami beliau seperti demam,
batuk dan pilek yang dapat ditangani dengan datang ke Puskesmas terdekat dengan asuransi kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat yang telah dimiliki keluarganya.
Umumnya, secara kesadaran sebenarnya keluarga Ibu Nyoman Grinying sudah sangat baik mengenai kesehatan, dimana lingkungan sekitarnya sudah tertata
baik dan bersih walaupun dengan kondisi seadanya. Akan tetapi faktor biayalah yang menyebabkan keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying terkadang sakit sampai beberapa
hari tanpa langsung ada pengobatan.
2.1.1
Permasalahan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang
maka akan lebih besar peluang mendapat pekerjaan yang lebih layak Begitupula dengan Keluarga Ibu Ni Nyoman Grinying, meskipun Ibu Ni
Nyoman Grinying hanya tamatan SD akan tetapi beliau mempunyai keinginan untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya hingga ke jenjang
perguruan tinggi tetapi kurang penghasilan dan rendahnya ekonomi yang dihasilkan dari Ibu Nyoman Grinying maka Ibu Nyoman Grinying tidak bisa melanjutkan
pendidikan anaknya ke jenjang selanjutnya.
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH