2
Keluarga Bapak I Made Gelgel merupakan salah satu keluarga yang hidup dalam kesederhanaan. Bapak I Made Gelgel memiliki 2 orang anak dan 1 orang istri Ibu
Nyoman Sukesi. Memiliki perekonomian yang bisa dikatakan pas-pasan, Bapak Gelgel masih tetap bersyukur karena tanggungannya sudah berkurang satu yaitu putrinya Ni
Wayan Rita yang sudah menikah dan ikut bersama suaminya. Hal yang masih mengganggu Pak Gelgel sekeluarga yaitu kesehatan Ibu Nyoman Sukesi, dari hasil
pemeriksaan istri Pak Gelgel mengidap penyakit kebengkakan pada organ jantung dan paru-parunya. Dari informasi yang penulis dapat Kelurga Bapak I Made Gelgel ini
hanya memiliki JKBM yang diberikan oleh provinsi. Penggunan JKBM ini tidak dapat menutupi semua biaya yang harus dikeluarkan oleh bapak I Made Gelgel sekeluarga.
JKBM tidak mengcover biaya cek rutin Ibu Nyoman Sukesi, JKBM hanya mengcover biaya obat-obat tertentu saja. Keluarga ini menempati sebuah rumah terdiri dari dua
kamar dan dapur, posisi dapur bersebelahan dengan kandang babi milik bapak Gelgel. Dimasa tuanya kini Bapak I Made Gelgel tinggal bersama istri dan putranya beserta
menantu dan cucunya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan
dimaksudkan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Secara keseluruhan keadaan ekonomi Bapak I Made Gelgel termasuk keluarga pra-sejahtera. Namun, karena penyakit yang diidap oleh Ibu Nyoman Sukesi kelurga ini
harus pintar-pintar membagi keuangannya untuk kebutuhan sehari-hari, sembahyang, upacara adat, dan keperluan pemeriksan rutin Ibu Nyoman Sukesi. Dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya kelurga Bapak I Made Gelgel ini bertani di sawahnya yang merupakan warisan orang tuanya.
1.2.1 Sumber Penghasilan
Bapak I Made Gelgel beserta istri bekerja sebagai petani sawah, sedangkan putranya yang tinggal bersama beliau bekerja sebagi buruh batu panggilan yang
jika dibutuhkan baru bekerja, untuk kesehariannya biasanya membantu bapak I Made Gelgel di sawah. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja sebagai
petani sekitar Rp. 5.000.000,- per panen setiap 6 bulan sekali. Penghasilan tesebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bapak, istri, satu orang
3
anaknya, serta mantu dan cucunya, serta untuk memenuhi kebutuhan kerohanian dan sosial.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
- Kebutuhan Sehari-hari
Pengeluaran kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Made Gelgel yaitu untuk biaya makan, biaya listrik, biaya air, dan biaya upacara adat. Biaya
makan yang dikeluarkan adalah Rp. 30.000,- per hari. Keluarga Bapak I Made Gelgel tidak bisa setiap hari mengkonsumsi daging, sehingga setiap harinya
hanya memasak sayur, tahu, serta tempe. Sedangkan biaya listrik yang dikeluarkan adalah kurang lebih Rp 50.000,00 perbulannya.
- Kesehatan
Keluarga Bapak I Made Gelgel sudah mendapatkan JKBM atau JKN untuk biaya kesehatan bagi keluarga pra sejahtera. Oleh karena itu apabila
anggota keluarga I Made Gelgel jatuh sakit maka mendapat bantuan biaya pengobatan dari pemerintah. Tapi dikarenakan penyakit yang diidap oleh Ibu
Nyoman Sukesi hanya beberapa saja yang dapat ditanggung oleh JKBM tidak semuanya ditanggung.
- Kerohanian
Untuk kebutuhan kerohanian keluarga, Bapak I Made Gelgel selalu membuat sendiri perlengkapan upakara yang beliau perlukan sehingga beliau
dapat menghemat karena harganya lebih murah. Jika ditotalkan, keperluan kerohanian keluarga ini sebesar Rp 5.000,- untuk hari biasa dan Rp 50.000,-
hingga Rp 200.000,- pada hari raya umat hindu atau Rahinan tergantung juga pada harga barang.
- Sosial
Pengeluaran bidang sosial yang dilakukan Bapak I Made Gelgel adalah pengeluaran untuk acara-acara Manusa Yadnya seperti pawiwahanngaben
odalan pura. Dalam bermasyarakat di desa Beringkit diwajibkan menyumbangkan 2 kg beras per kepala keluarga dan jika keluarga dekat 8
kgKK.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH