Tinjauan histori logo PT.Telkom Indonesia Tbk

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andreas Ledewyk Sagala Kelahiran : Bengkulu, 15 Desember 1988 Status : Belum Menikah

Agama : Kristen

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jalan Paledang No.206 RT.02 / RW.02 Kec. Andir / Kel. Campaka

PENDIDIKAN

1995 – 2001 : SD Negeri 1 Cimahi 2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Cimahi 2004 – 2007 : SMA Negeri 13 Bandung 2009 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia


(5)

PENGALAMAN BEKERJA

2007 : Pegawai Showroom Yamaha 2008 : Operator Mesin PT ALMASINDO


(6)

TINJAUAN HISTORI LOGO PT. TELKOM INDONESIA TBK

DK 38315/Skripsi

Semester II 2012-2013

Oleh:

Andreas Ledewyk Sagala

51909302

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerah dan karunia yang dicurahkan-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tinjauan Histori Logo PT. Telkom Indonesia Tbk”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menambah reverensi mengenai histori perubahan logo yang terjadi pada PT. Telkom Indonesia Tbk dan untuk melengkapi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana S1 Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan orang-orang yang berada di sekeliling peneliti yang telah memberikan masukan-masukan kepada peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia, serta kepada keluarga dan teman-teman atas bantuannya sehingga dapat terselesaikan laporan penelitian ini.

Peneliti menyadari, walaupun telah berusaha semaksimal mungkin penyusunan skripsi ini masih jauh dari nilai kesempurnaan, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu peneliti bersedia menerima semua bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membantu kesempurnaan di kemudian hari. Akhirnya teriring doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga skripsi ini memberi manfaat dan berkah. Amin.

Bandung, 15 Juli 2013


(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...ii

SURAT KETERANGAN EKSKLUSIF ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Rumusan Masalah ...3

1.4 Batasan Masalah ...4

1.5 Metode Penelitian ...4

1.5.1 Metode Deskriptif ...4

1.5.2 Pendekatan Historis ...5

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data ...5

1.6 Manfaat ...6

1.7 Tujuan ...6

1.8 Sistematika Penulisan ...6


(9)

viii

2.1 Logo ...8

2.1.1 Fungsi Logo ...8

2.1.2 Jenis-jenis Logo ...9

2.2 Unsur-Unsur Pembangun Logo ...15

2.2.1 Tipografi ...15

2.2.1.1 Jenis-jenis Huruf ...15

2.2.1.2 Sifat dan Kesan Huruf ...21

2.2.2 Garis ...22

2.2.3 Bentuk ...23

2.2.3.1 Sifat dan Kesan Garis...24

2.2.4 Warna ...24

2.2.4.1 Konsep Ilmu Pengetahuan ...25

2.2.4.2 Konsep Estetika ...27

2.2.4.3 Konsep Psikis ...27

2.2.4.4 Makna Warna ...29

2.2.5 Dasar Pendesainan Logo ...31

2.3 Kebutuhan Logo Bagi Perusahaan ...32

BAB III GAMBARAN UMUM PT. TELKOM INDONESIA, TBK ...33

3.1 PN Postel ...33

3.1.1 Sejarah PN Postel ...34

3.1.2 Latar Belakang Pembentukan PN Postel ...36

3.1.3 Logo PN Postel ...37

3.1.4 Aplikasi Logo PN Postel ...39


(10)

ix

3.2.1 Perubahan PN Postel Menjadi Perumtel ...40

3.2.2 Latar Belakang Pembentukan Perumtel ...40

3.2.3 Logo Perumtel ...42

3.2.4 Aplikasi Logo Perumtel ...42

3.3 PT Telkom (1991-2009) ...43

3.3.1 Latar Belakang Berdirinya Telkom ...43

3.3.2 Logo Telkom (1991-2009) ...47

3.3.3 Aplikasi Logo Telkom (1991-2009) ...48

3.4 PT Telkom Indonesia Tbk (2009-Sekarang)...50

3.4.1 Latar Belakang Transformasi Telkom ...51

3.4.2 Transformasi Telkom ...52

3.4.3 Visi dan Misi Telkom (2009-Sekarang) ...53

3.4.4 Arti dan Makna Logo Telkom (2009-Sekarang) ...54

3.4.5 Aplikasi Logo Telkom (2009-Sekarang) ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...61

4.1 Logo PN Postel ...61

4.1.1 Tipografi Pada Logo PN Postel ...62

4.1.2 Warna Pada Logo PN Postel ...65

4.1.3 Bentuk Pada Logo PN Postel ...67

4.2 Logo Perumtel ...70

4.2.1. Tipografi Pada Logo Perumtel ...70

4.2.2. Warna Pada Logo Perumtel ...73

4.2.3. Bentuk Pada Logo Perumtel ...75


(11)

x

4.3.1. Tipografi Pada Logo Telkom (1991-2009) ...78

4.3.2. Warna Pada Logo Telkom (1991-2009) ...81

4.3.3. Bentuk Pada Logo Telkom (1991-2009) ...83

4.4. Logo Telkom (2009-Sekarang) ...86

4.4.1. Tipografi Pada Logo Telkom (2009-Sekarang) ...86

4.4.2. Warna Pada Logo Telkom (2009-Sekarang) ...89

4.4.3. Bentuk Pada Logo Telkom (2009-Sekarang) ...91

4.5. Tabel Analisis Histori Logo PT. Telkom Indonesia Tbk ...94

BAB IV KESIMPULAN ...97

DAFTAR PUSTAKA ...101

LAMPIRAN ...103 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(12)

101 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Danger, Erik P . (1992). Selecting colour for packaging. England: Gower Technical Press Ltd.

Husein, U, 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cetakan ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jefkins, F. 2003. Public Relation. Erlangga. Jakarta.

Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Kusrianto Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: PT. C.V. ANDI OFFSET.

MundirM.Willy. 2000. Pembangunan Nasional & Perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Perumtel,th. Jakarta.

Murphy, John; Michael Rowe, How to Design Trade Marks and Logos, North Light Books, Cincinnati Ohio, 1993

Rakhmat, J. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Rosdakarya. Bandung Rustan, S. 2009. Mendesain LOGO. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rustan, S. 2010. Font & TIPOGRAFI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rustan, S. 2011. Hurufontipografi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sarwono Jonathan & Lubis Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual.Yogyakarta: PT. C.V. ANDI OFFSET.

Sihombing Danton, MFA. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Silalahi, Ulbert. 1999. Metode dan Metodologi Penelitian, Bandung: Bina Budhaya.

Soegeng TM. (ed), Pengantar Apresiasi Seni Rupa, Surakarta : ASKI, 1987. Suardi Dedy. 2000. KOMPOSISI WARNA.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Supriyono Rakhmat. 2010. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL – Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta. PT. C.V. ANDI OFFSET.

Suriasumantri, Jujun S., 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka SH.


(13)

102

Suriasumantri, Jujun S., 1998. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan.

Vejlgaar, Henrik. 2008. Anatomy of Tren. USA: McGraw-Hill Publishing

Artikel

Adrianto, F. Warta Ekonomi No 1/2013 Laporan Tahunan PT. Telkom Indonesia Tbk 2005 Laporan Tahunan PT. Telkom Indonesia Tbk 2012

Website

Erlin, Laporan PI, diakses dari http://www.scribd.com/doc/38868147/Laporan-PI-Erlin; pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 07.23 WIB

Gardner, Bill. Logo Tren. Artikel online, http://www.logolounge.com/logotrends (diakses: 25 Juli 2013)

Kasmana, Kankan. Tren Gaya Visual Logo Dan Pengaruhnya Terhadap Keabadian Penggunaan, diakses dari http://visualita.unikom.ac.id/tren-gaya-visual-logo-dan-pengaruhnya-terhadap-keabadian-penggunaan/; pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 04.00 WIB


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Logo adalah tanda, lambang, ataupun simbol yang mengandung makna dan digunakan sebagai identitas sebuah organisasi, perusahaan atau individu agar mudah diingat oleh orang lain. Logo juga dapat memberi gambaran ciri ataupun identitas perusahaan, sehingga logo bisa dikatakan sebuah lambang ataupun ciri untuk memudahkan pengenalan sebuah perusahaan dan juga corporate identity atau identitas perusahaan yang mewakili citra perusahaan. Logo juga merupakan penyederhanaan dari suatu realitas yang kompleks sehingga dapat dikontrol, dimodifikasi, dan dibangun sesuai dengan perkembangan zaman (Murphy; Rowe, 2007).

Identitas perusahaan adalah sekumpulan karakteristik suatu perusahaan yang menggambarkan jati diri perusahaan tersebut (Afdhal, 2004). Identitas perusahaan diakui sebagai faktor penting bagi perusahaan itu sendiri. Identitas perusahaan meliputi semua aspek fisik dari perusahaan yang dapat memperlihatkan citra perusahaan tersebut. Pembentukan identitas perusahaan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas tak bisa dilepaskan dari logo.

Sebagai bagian dari identitas perusahaan, logo ibarat bagian tubuh yang mampu mempresentasikan citra perusahaan. Meski terlihat sederhana namun logo sangat berperan penting karena logo harus dapat merepresentasikan citra perusahaan, organisasi, individu tersebut. Logo menjadi konsep nyata yang bisa dilihat sebagai gambaran visual sebuah perusahaan yang mudah dikenali oleh konsumen (Yuliastanti, 2008). Selain itu juga logo dapat membantu sebuah perusahaan sebagai media promosi. Maka tidak heran jika dalam rancangannya, logo dibuat sedemikian rupa dengan harapan citra positif.

Definisi Citra menurut Jefkins (2003) adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Selanjutnya, menurut Rakhmat (2000), citra merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan.


(15)

2

Sebagai media promosi, logo membantu konsumen mengenali produk dari sebuah perusahaan. Sehingga dengan adanya logo, konsumen diharapkan akan lebih mudah mengingat kembali sebuah produk ketika produk tersebut ditawarkan kepadanya.

Di era pasar global seperti sekarang ini, kompetisi dagang terjadi dengan sangat ketat, khususnya dibidang industri, teknologi dan service berbasis IT. Setiap tahunnya muncul perusahaan-perusahaan baru baik perusahaan jasa maupun produk. Persaingan bisnis yang ketat, menuntut perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan citra perusahaannya. Salah satu pencitraan perusahaan adalah dengan membuat sebuah logo yang mampu memberikan daya tarik bagi setiap orang yang melihatnya.

Begitu juga dengan Telkom. Telkom merupakan pelopor perusahaan informasi dan komunikasi di Indonesia. Keberadaan Telkom memberikan jasa yang cukup besar dalam perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Telkom berawal pada tahun 1856, tepatnya tanggal 23 Oktober 1856, yaitu pada saat pengoperasian telegrap elektromagnetik pertama di Indonesia yang menghubungkan antara Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor) oleh Pemerintah Kolonial Belanda hingga pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Sejak pembentukkan pertamanya sebagai perusahaan negara hingga saat ini, PT. Telkom Indonesia Tbk telah mengalami empat kali pergantian logo. Hal itu dilakukan Telkom dalam mempertahankan posisinya di pasar global. Pergantian logo yang dilakukan Telkom ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya; adanya perubahan status perusahaan, bisnis perusahaan, pergantian pimpinan, perubahan visi dan misi perusahaan itu sendiri, perkembangan zaman, dan juga gaya hidup masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas, laporan ini dibuat untuk mengetahui histori logo PT. Telkom Indonesia Tbk. Hal ini ditinjau berkaitan dengan faktor-faktor yang terjadi di dalam maupun dari luar perusahaan tersebut.


(16)

3

Gambar I.1 Perkembangan logo Telkom Sumber: PT Telkom Indonesia Tbk

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana suatu objek tertentu dapat dikenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan untuk mendapatkan sejumlah masalah yang relevan dengan judul penelitian (Suriasumantri, 1996:309). Berdasarkan definisi tersebut maka ditemukan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

Adanya persaingan bisnis yang sangat ketat. Logo seharusnya dapat mewakili citra perusahaan.

PT. Telkom Indonesia Tbk telah melakukan empat kali perubahan logo untuk mempertahankan posisinya di pasar global.

Penggunaan elemen visual yang rumit.

1.3Rumusan Masalah

Perumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan-pertanyaan yang sedang ditelusuri jawabannya atau pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. (Suriasumantri, 1998 : 312). Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Tinjauan Histori Pembuatan Logo Telkom Indonesia Berdasarkan elemen-elemen pembentuk logo perusahaan tersebut?

Logo PN Postel (1961-1974)

Logo Perumtel (1974-1991)

Logo Telkom (1991-2009)

Logo Telkom (2009-sekarang)


(17)

4 1.4Pembatasan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, laporan ini berfokus kepada histori logo PT. Telkom Indonesia Tbk yang dibuat pada tahun 1961 hingga logo yang dibuat pada tanggal 23 Oktober 2009. Hal ini ditinjau berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk logo tersebut. Elemen-elemen logo yang dianalisis yaitu bentuk, warna, dan tipografi.

1.5Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitik yang berkaitan dengan perspektif historis, sehingga dapat memaparkan secara sistematis mengenai masalah ini berdasarkan data yang diperoleh.

1.5.1 Metode Deskriptif

Metode Deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tersebut (Menurut Travers seperti dikutip Umar Husein, 2000, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis). Sedangkan menurut Gay (seperti dikutip Umar Husein, 2000, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis), metode deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya proses riset.

Penggambaran dalam metode deskriptif berhubungan dengan apa, siapa, bilamana, dimana, dan bagaimana suatu gejala juga berusaha mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap tanpa banyak detail yang tidak penting. Metode deskriptif didefinisikan sebagai metode untuk menggambarkan kenyataan dan situasi berdasarkan data yang satu dengan yang lain berdasarkan teori dan konsep-konsep yang dipakai (Silalahi, 1999:100). Untuk itu, konsep analitis disini diartikan sebagai suatu proses penggunaan beberapa kerangka kerja yang terorganisir dalam informasi yang diterima.

1.5.2 Pendekatan Historis

Pendekatan historis secara umum meliputi pengalaman masa lalu yang menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta untuk


(18)

5

membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan apa yang akan dikerjakan di masa datang (Husein, 2000). Pendekatan ini digunakan untuk melihat kejadian-kejadian, objek, peristiwa atau tokoh pada masa lampau yang mempunyai kaitan dengan masa sekarang, serta memberikan suatu penggambaran pada perkembangan yang akan datang.

Penelitian ini akan didasarkan pada latar belakang perubahan logo PT. Telkom Indonesia Tbk sejak tahun 1961 hingga tahun 2009. Hal tersebut ditinjau berdasarkan elemen-elemen pembentuk logo tersebut. Analisis elemen logo ini dimulai dengan membedah tiap-tiap elemen pada logo tersebut. Kemudian dilakukan analisis hubungan tiap-tiap elemen logo dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi saat itu berdasarkan fakta dan sumber-sumber yang ada. Kemudian dibandingkan hasil analisis perubahan tiap-tiap logo.

Gambar I.1 Kerangka penelitian logo Telkom Sumber: PT Telkom Indonesia Tbk

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan (library research), dengan pengumpulan data dan dokumen resmi yang


(19)

6

dikeluarkan oleh pemerintah dan organisasi internasional terkait, bukubuku teks, makalah dan jurnal-jurnal mengenai masalah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, serta penggunaan jasa internet melalui website yang berhubungan dengan penelitian yang dikaji, sehingga mendapatkan data-data tertulis yang dapat didokumentasikan.

1.6Manfaat

Berdasarkan rumusan diatas maka manfaat makalah ini dibuat antara lain : Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian dan memberikan sumbangan baru kepada kajian tentang Logo Telkom. Selain itu hasil kajian ini di harapkan dapat menambah reverensi ilmu di bidang desain komunikasi visual, khususnya dalam penciptaan sebuah identitas perusahaan (corporate identity), dan menggali lebih banyak bagaimana sebuah logo perusahaan diciptakan.

Untuk menggali dan memahami lebih detail mengenai histori logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

1.7Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini dibuat agar para pembaca dapat mengetahui sejauh mana hubungan logo PT. Telkom Indonesia Tbk dengan faktor-faktor pembentuk logo itu sendiri, berdasarkan pemilihan dan penyesuaian objek dengan fungsinya serta mengetahui histori yang terdapat pada logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

1.8Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan ini maka penulis menyusun secara sistematis sebagai berikut :

Bab l Pendahuluan

Menguraikan tentang gambaran umum penelitian yang meliputi: latar belakang masalah, pengidentifikasian masalah yang terjadi pada perubahan logo oleh PT. Telkom Indonesia Tbk, perumusan masalah yang didapat dari identifikasi masalah yang berkaitan dengan hubungan antara elemen-elemen yang


(20)

7

terdapat pada logo terhadap visi, misi dan fungsi yang dimiliki perusahaan tersebut, dalam Bab ini juga dijelaskan tentang batasan masalah yang digunakan untuk membatasi objek yang diteliti dalam penelitian ini, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian , dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Logo, Tipografi, Garis, Bentuk, Warna, & Simbol

Menguraikan landasan teori tentang pengertian logo, jenis dan fungsi logo, bentuk logo, karakteristik logo, sifat-sifat logo, proses pembuatan logo, dasar-dasar pendesainan sebuah logo, pengertian tipografi, klasifikasi huruf serta makna yang terkandung didalamnya, pengertian warna dan makna yang terkandung didalamnya, dan pengertian tentang simbol, dan kebutuhan logo bagi perusahaan.

Bab III PT. Telkom Indonesia Tbk

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, nilai-nilai perusahaan, filosofi perusahaan serta struktur orgnisasi perusahaan.

Bab IV Analisis Histori Logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

Menguraikan tentang pembahasan data perusahaan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dan analisa serta interpretasi terhadap elemen-elemen yang digunakan pada logo berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka.

Bab V Kesimpulan.

Menguraikan kesimpulan dalam pengubahan citra melalui pergantian logo yang dilakukan PT. Telkom Indonesia yang diperoleh dari hasil sebelumnya mengenai perusahaan berdasarkan data-data yang diperoleh.


(21)

8 BAB II

TINJAUAN LOGO, TIPOGRAFI, GARIS, BENTUK, WARNA

Logo merupakan aspek penting sebuah perusahaan atau organisasi. Keberadaan logo pada sebuah perusahaan berperan penting dalam membantu keberhasilan pengembangan bisnis atau kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk meninjau masalah ini digunakan pendekatan teori logo, tipografi, warna dan simbol.

2.1Logo

Logo adalah tanda, lambang, ataupun simbol yang mengandung makna dan digunakan sebagai identitas sebuah organisasi, perusahaan atau individu agar mudah diingat oleh orang lain. Istilah logo merupakan merupakan bentuk visual yang paling umum untuk mengenali atau mengidentifikasi sebuah lembaga atau perusahaan. Logo juga dapat memberi gambaran cirri ataupun identitas perusahaan, sehingga logo bisa dikatakan sebuah lambang ataupun ciri untuk memudahkan pengenalan sebuah perusahaan dan juga corporate identity atau identitas perusahaan yang mewakili citra perusahaan. Selain itu logo dapat dijadikan kebanggaan bagi perusahaan.

Dalam perusahaan sendiri, logo ibarat wajah dan watak perusahaan. Logo dituntut mampu berbicara pada publik bahwa ia adalah representasi dari perusahaan atau organisasi yang professional, kredibel, dan berkualitas.

2.1.1 Fungsi Logo

Seperti telah disampaikan, fungsi logo adalah untuk mempresentasikan citra sebuah perusahaan atau organisasi. Menurut Supriyono (2010) menyatakan bahwa logo dibuat bukan hanya sekedar sebagai merek dagang atau simbol perusahaan tetapi juga:

Mempresentasikan korporasi.

Mampu memberikan kepercayaan (trust) dalam waktu sesingkat mungkin.


(22)

9

Mengkomunikasikan informasi seperti profesional, kredibel, kualitas. Mengenalkan produk.

Properti legal suatu produk atau organisasi. Menambahkan nilai.

2.1.2 Jenis-jenis Logo

Istilah logo merupakan sebutan secara umum. Jika dilihat lebih spesifik, logo bisa berupa rangkaian huruf, bentuk gambar, atau gabungan huruf dan gambar. Berikut jenis-jenis logo, diantaranya:

Logogram adalah logo yang dibuat berupa gambar atau simbol yang menggambarkan atau mendeskripsikan bidang usaha, perusahaan atau organisasi. Fungsi logogram adalah untuk mempromosikan produk ataupun jasa sebuah perusahaan atau organisasi.

Logotype adalah logo yang dibuat berupa rangkian huruf. Logotype memiliki fungsi yang sama dengan logogram.

Logo yang memuat rangkaian huruf dan gambar tidak memiliki sebutan khusus.

Menurut Bill Gardner (2009) menyatakan bahwa secara gaya visual, logo dapat dibedakan dengan berbagai pendekatan, antara lain sebagai berikut:

Photofil

Gambar hasil fotografi menjadi pilihan pada logo ini

Gambar II. 1 Logo dengan gaya visual Photofill

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-PhotoFill.jpg (25 Juli 2013, pukul 06.44)


(23)

10 Concealed

Gaya visual yang mengetengahkan bagian gambar tersembunyi yang dapat ditemukan dalam bentuk logo tersebut

Gambar II. 2 Logo dengan gaya visual Concealed

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-Conceal.jpg (25 Juli 2013, pukul 06.45)

VariDot

Gaya visual yang merupakan komposisi dari kumpulan titik lingkaran

Gambar II. 3 Logo dengan gaya visual Varidot

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-VariDot.jpg (25 Juli 2013, pukul 06.46)


(24)

11 Candy Stripe

Gaya visual yang menggunakan garis yang berwarna-warni sehingga memberi kesan seperti sebuah permen.

Gambar II. 4 Logo dengan gaya visual Candy Stripe

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-Candy.jpg (25 Juli 2013, pukul 06.55)

Texting

Gaya visual yang menggabungkan teks dengan ikon

Gambar II. 5 Logo dengan gaya visual Texting

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-Texting.jpg (25 Juli 2013, pukul 06.59)


(25)

12 Doily

Gaya Embellish muncul ditahun-tahun awal ditemukannya mesin cetak, namun saat ini gaya ini muncul dan digunakan.

Gambar II. 6 Logo dengan gaya visual Doily

Sumber: http://www.logolounge.com/trends/2009/images/Logo-Trends-Doily.jpg (25 Juli 2013, pukul 07.05)

Droplets

Gaya visual dengan menggabungkan dua atau lebih objek berbentuk tetesan.

Gambar II. 7 Logo dengan gaya visual Droplets

Sumber:http://logolounge.com/article_images/artpics/art_2003_drop.jpg (25 Juli 2013, pukul 07.10)

Amalgams

Gaya visual dengan menggabungkan siluet dari objek-objek yang berhubungan langsung dengan perusahaan atau organisasi tersebut.


(26)

13

Gambar II. 8 Logo dengan gaya visual Amalgams

Sumber:http://logolounge.com/article_images/artpics/art_2005_amalgams.jpg (25 Juli 2013, pukul 07.15)

Blenders

Gaya visual dengan tampilan bentuk ditelan oleh lubang hitam.

Gambar II. 9 Logo dengan gaya visual Blenders

Sumber:http://logolounge.com/article_images/artpics/art_2006_blenders.jpg (25 Juli 2013, pukul 07.18)

Half

Gaya visual dengan tampilan bentuk yang dipotong setengah bagian namun masih terlihat garis besar bentuk logo tersebut.

Gambar II. 10 Logo dengan gaya visual Half

Sumber:http://logolounge.com/article_images/artpics/art_2007_half.jpg (25 Juli 2013, pukul 07.22)


(27)

14

Gaya visual di pengaruhi oleh tren yang sedang terjadi. Dan gaya tersebut akan selalu berkembang sehingga memungkinkan adanya gaya-gaya visual yang lain. Menurut Henrik Vejlgaard (Kasmana, 2010) “trend” boleh jadi

digunakan sebagai sinonim dari “change” (perubahan) dalam nilai-nilai politik,

spiritual, bisnis dan banyak bidang lainnya. Sebuah tren adalah sebuah proses yang digerakkan oleh umat manusia dalam pola sosiologis yang telah berlangsung berabad-abad. Tren merupakan sesuatu yang sedang "menjamur" atau disukai dan digandrungi oleh orang banyak pada suatu waktu tertentu. Dalam gaya visual logo, tren dipengaruhi oleh:

1. Gaya ilustrasi dalam media

Media memungkinkan tercipta dan tersebarluaskannya sebuah isu. ketika sebuah isu tersebut dimunculkan berulang-ulang maka ia akan menciptakan sebuah tren. Dalam desain ada gaya visual tertentu yang muncul pada waktu tertentu dan digandrungi, media menjadi jembatannya.

2. Selera manusia

Selera manusia selalu berubah, ini merupakan karakterstik manusia sebagai mahluk sosial yang tidak pernah puas terhadap sesuatu.

3. Penemuan teknologi

Zaman berubah, hal baru ditemukan. Berbagai macam teknologi dikembangkan untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan. Dalam gaya visual logo, teknologi memungkinkan bentuk visual seperti apapun untuk diwujudkan. Kini bentuk-bentuk logo yang sulit akan dengan mudah diciptakan, penemuan software canggih dengan efek yang beragam mampu menciptakan gaya visual baru.

4. Pengaruh sosial-budaya

Kehidupan sosial budaya sangat mempengaruhi seseorang untuk menciptakan desain. Penggunaan warna, bentuk, serta gaya ilustrasi sangat dipengaruhi oleh keaadan sosial dan budaya masyarakat pada saat desain dibuat.


(28)

15 2.2Unsur-unsur Pembangun Sebuah Logo

2.2.1 Tipografi

Secara tradisional istilah tipografi berkaitan erat dengan setting huruf dan percetakannya. Pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin luas. Kini tipografi dimaknai sebagai: segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. Pada prakteknya, saati ini tipografi telah jauh berkolaborasi dengan bidang-bidang lain, seperti multimedia dan animasi, web dan online media lainnya, senimatografi, interior, arsitektur, desain produk dan lain-lain (Rustan, 2011).

2.2.1.1 Jenis-jenis Huruf

Ada banyak sekali typeface yang tersedia di dunia saat ini, untuk itu diperlukan pengklasifikasian typeface. Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan orang dalam mengidentifikasi dan memilih typeface yang akan digunakan. Alexander Lawson (Rustan, 2011) memperkenalkan klasifikasi yang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, yaitu:

Black Letter/Old English/Fraktur

Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic) dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media (kertas/kulit), karakter ditulis berhimpitan, sehingga hasil keseluruhannya berkesan gelap, berat dan hitam. Inilah awal mula istilah Black Letter. Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya, jarak antar huruf sangat sempit sehingga berkesan Gothic. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, gelap, berat dan hitam. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Old English, Goudy Text, Beckett, Fette Fraktur Lino Text, Celtic Md, American Uncial.


(29)

16

Gambar II.11 Font Old English Text yang merupakan salah satu contoh jenis font black letter

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Humanist/Venetian

Di Italia, orang tidak menggunakan typeface bergaya Black Letter, melainkan Roman / Romawi kuno yang ruang kosongnya cukup banyak sehingga tulisan tampak lebih terang dan ringan, karenanya gaya Humanist mendapat julukan White Letter. Kelompok typeface ini diberi nama Humanist karena memiliki goresan lembut dan natural seperti tulisan tangan. Disebut juga Venetian karena jenis huruf Humanist pertama dibuat di Venesia, Italia. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang patah, agak melengkung atau membulat, dan terkadang tidak rata. Kesan yang ditimbulkan adalah terang, ringan dan manusiawi. Contoh dari jenis huruf ini adalah Centaur, ITC Berkeley, Goudy Old Style, Californian, Jenson, Cloister Old Style, Kennerley, Deepdene.

Gambar II.12 Font Centaur yang merupakan salah satu contoh jenis font humanist/venetian


(30)

17 Old style/Old Face/Garalde

Kemahiran dan tingkat akurasi para pembuat huruf semakin lama semakin meningkat, buku cetakan semakin banyak, kebutuhan akan bentuk huruf yang mirip tulisan tangan semakin berkurang. Faktor-faktor itu mendorong munculnya gaya baru di abad 15 yaitu Old Style. Karakter-karakter pada kelompok typeface ini lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk ukiran/tulisan tangan. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang patah. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Caslon, Garamond, Palatino, Bembo, Granjon, Sabon.

Gambar II.13 Font Garamond yang merupakan salah satu contoh jenis font old style/old face/garalde

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Transitional/Reales

Pada abad 17 muncul kelompok typeface dengan gaya baru yang dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika dan semakin menjauh dari sifat ukiran/tulisan tangan. Gaya Tansitional pertama diciptakan pada tahun 1692 oleh Philip Grandjean yang dinamakan Roman du Roi, atau typeface Raja, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut Transitional karena berada diantara Old Style dan Modern. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang tajam dan lurus. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Baskerville, Times New Roman, Century, Bell, Caledonia, Bauer Classic, Bulmer, Scotch Roman, Cheltenham, Maximus, Melior, ITC Slimbach.


(31)

18

Gambar II.14 Font Times New Roman yang merupakan salah satu contoh jenis font Transitional/Reales

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Modern/Didone

Jenis ini dinamakan Modern karena kemunculan kelompok typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age. Kelompok

typeface ini hampir menghilangkan sifat ukiran/tulisan tangan

pendahulunya. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang patah. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Bodoni, Linotype Didot, ITC Fenice, Electra, Keppler, Else.

Gambar II.15 Font Bodoni MT yang merupakan salah satu contoh jenis font modern/didone

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Slab Serif/Egyptian

Jenis ini muncul pada abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya digunakan sebagai Display Type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan atau flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horisontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang patah. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Candida, Clarendon, Lubalin Graph, Egyptienne, Serifa, Glypha, West, Memphis, Cheltenham.


(32)

19 Sans Serif

Jenis ini muncul pada tahun 1816 sebagai Display Type dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu tidak trendy sehingga dinamakan Grotesque yang artinya lucu atau aneh. Sans Serif mulai populer pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakkan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Kelompok Sans Serif dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Grotesque (Sans Serif yang muncul sebelum abad 20), Geometric (Memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar), Humanist (Berkesan lebih natural dibandingkan dengan Grotesque dan Geometric). Ciri dari jenis huruf ini yaitu tidak memiliki kaki/sirip/serif. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Helvetica, Univers, Akzidenz-Grotesk, Futura, Kabel, Eurostile, Gill Sans, Frutiger, Optima.

Gambar II.16 Font Gill Sans yang merupakan salah satu contoh jenis font sans serif

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Script & Cursive

Script dan Cursive bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan. Perbedaan Script dan Cursive terletak pada huruf-huruf kecilnya yang saling menyambung sedangkan Cursive tidak. Ciri dari jenis huruf ini yaitu tidak memiliki kaki/sirip/serif tetapi seringkali digantikan oleh tambahan pada terminal atau bagian ujung huruf yang bersifat dekoratif. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Brush Script, Kunstler Script, Shelley Script, Linoscript, Kaufmann, Bickham Script, Snell Roundhand, Lucida Calligraphy, Pepita, Giddyup, Pelican, Ex Ponto.


(33)

20

Gambar II.17 Font Brush Script yang merupakan salah satu contoh jenis font script/cursive

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Display/Decorative

Kelompok bergaya Display pertama muncul pada abad 19 dan semakin banyak karena teknologi pembuatan huruf yang semakin murah. Saat itu jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Yang diprioritaskan bukan kemudahan dalam mengenali dan membedakan masing-masing huruf melainkan keindahan. Ciri dari jenis huruf ini yaitu memiliki kaki/sirip/serif yang sangat bervariasi dan bersifat dekoratif. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Bermuda, Rosewood, Umbra, Grunge, Doodle, Dot.

Gambar II.18 Font Rosewood yang merupakan salah satu contoh jenis font display/decorative

Sumber: Data telah diolah oleh peneliti

Berikut klasifikasi huruf yang dikelompokkan berdasarkan urutan waktu pembuatan dan contoh hurufnya:


(34)

21 Old Style

Jenis huruf ini memiliki ciri pada pertemuan stem dan serif yaitu berbentuk sudut melengkung: Contoh dari jenis huruf ini yaitu Bembo, Caslon, Galliard, Garamond (Sihombing, 2001)

Transitional

Jenis huruf ini memiliki ciri pada pertemuan stem dan serif yaitu berbentuk sudut lengkung, dan ketipis-tebalan pada strokenya terlihat sedikit kontras. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Baskerville, Perpetua, Times New Roman (Sihombing, 2001)

Modern

Jenis huruf ini memiliki ciri pada pertemuan stem dan serif yaitu berbentuk sudut siku, dan ketipis-tebalan pada strokenya terlihat ekstrim. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Bodoni (Sihombing, 2001) Egyptian/Slab Serif

Jenis huruf ini memiliki ciri pada pertemuan stem dan serif yaitu berbentuk sudut lengkung, umumnya lebar keduanya sama, dan ketipis-tebalan pada strokenya terlihat sedikit kontras. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Bookman, Serifa (Sihombing, 2001)

Sans Serif

Jenis huruf ini tidak memiliki serif, dan ketipi-tebalan stroke-nya umumnya sama besar. Contoh dari jenis huruf ini yaitu Franklin Gothic, Futura, Gill Sans, Optima (Sihombing, 2001)

2.2.1.2 Sifat Dan Kesan Huruf

Berikut adalah beberapa tipe huruf yang memiliki karakter atau kepribadian tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut:

Jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica atau Lubalin, untuk menampilkan suasana tegas tetapi artistik.

Tipe huruf Century Schoolbook, yang ramah serta mudah dibaca, mengingatkan kita pada suasana di sekolah dasar.

Jenis tulisan tangan yang melingkar-lingkar, apabila dikehendaki untuk mengungkapkan suasana kenangan lama.


(35)

22

Tipe klasik seperti Bouer Bodoni, apabila ingin menciptakan kesan anggun.

Tipe huruf komputer modern seperti tipe huruf Émigré, menciptakan kesan modern dan gaya remaja.

Huruf mesin ketik, yaitu jenis Courier, bila diinginkan kesan seperti koran yang baru terbit.

Tipe Copperlate yang menyerupai tulisan tangan, mampu menciptakan kesan termpil dan berkualitas.

Jenis Classic serif, seperti Bodoni, Caslon, Century atau Garamond, untuk menciptakan kesan suasana bergengsi dan abadi, karena tidak akan bisa dikatakan salah bila memilih sesuatu yang klasik.

Tipe huruf Cheltenham Old Style, juga bisa memberi kesan terbuka serta mengingatkan kita pada kitab (buku) ejaan kuno.

Tipe huruf tebal seperti Futura Extra Bold, untuk menciptakan kesan tegar, bersih dan modern.

2.2.2 Garis

Garis sering kali diartikan hanya sebagai dua titk yang dihubungkan. Namun, sesungguhnya kehadiran “garis” bukan saja hanya sebagai tetapi juga sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan.

Garis mempunyai peranan sebagai garis, yang kehadirannya sekedar untuk memberi tanda dari bentuk logis, seperti yang terdapat pada ilmu-ilmu eksakta pasti. Garis punya peranan sebagai lambang, yang kehadirannya merupakan lambang dari informasi yang sudah dikenal oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada lambang yang terdapat pada logo, tanda pada peraturan lalu lintas, dan lambang-lambang lannya yang dapat dijumpai pada kehidupan sehari-hari (Kartika, 2004).

Garis di samping memiliki peranan dalam sebuah karya desain, namun juga juga mempunyai sifat yaitu formal dan non formal, misalnya garis-garis geometrik yang bersifat formal, beraturan, dan resmi. Garis-garis non geometrik bersifat tak resmi, dan cukup fluwes, lemah-gemulai, lembut, acakacakan, yang


(36)

23

semuanya tergantung pada intensitas pembuat garis saat itu (Soegeng TM.ed, 2004)

2.2.3 Bentuk

Bentuk atau form adalah tubuh atau massa atau suatu bidang yang dibatasi oleh garis maupun warna yang berbeda atau gelap terang karena adanya tekstur. Dalam pengolahan bentuk sebuah objek terkadang terjadi beberapa perubahan bentuk sesuai dengan selera maupun latar belakang desainernya. Perubahan bentuk tersebut antara lain:

Berikut adalah beberapa tipe huruf yang memiliki karakter atau kepribadian tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut:

Stilasasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek atau benda yang digambar, yaitu dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut (Kartika, 2004).

Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan kepada pencapaian karakter, dengan cara menonjolkan karakteristik objek visual itu sendiri (Sulradjijo, 1999). Distorsi juga merupakan penggambaran dengan cara memperkuat wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar (Kartika, 2004)

Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada

pencapaian karakter, dengan cara memindahkan wujud atau figure dari objek lain ke objek yang digambar. Contoh pengubahan bentuk transformasi ini dapat dilihat dari karya seni Yunani zaman dulu. Penggambaran manusia berkepala hewan maupun sebaliknya untuk penggambaran karakter manusia setengah dewa. Hal ini dilakukan untuk mencapai karakter ganda (Kartika, 2004).

Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang dilakukan dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter objek tersebut (Kartika, 2004).


(37)

24 2.2.3.1 Sifat dan Kesan Garis

Garis memiliki sifat-sifat, seperti pendek, panjang vertikal, horizontal, lurus, lengkung, berombak, putus-putus, bertekstur, dan sebagainya (Kusrianto, 2007). Goresan suatu garis memiliki arti/kesan berikut:

Garis tegak: kuat, kokoh, tegas, dan hidup. Garis datar: lemah, tidur, dan mati.

Garis lengkung: lemah, lembut, mengarah. Garis patah: tegas, tajam, hato-hati, naik turun. Garis miring: sedang, menyudutkan.

Garis berombak: halus, lunak berirama.

Garis memilki fungsi: Sebagai abstrak bentuk

Sebagai simbol pertemuan antara dua bidang yang berpotongan Sebagai ekspresi tau ungkapan suatu ide

Sebagai irama gerak

2.2.4 Warna

Fungsi logo sebagai media promosi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan warna. Warna dalam promosi adalah salah satu unsure yang menghasilkan daya terik visual, dan kenyataannya warna lebih memiliki daya tarik pada emosi dari pada akal. Warna membantu memastikan bahwa desain grafis yang dalam hal ini adalah logo memiliki daya tarik maksimum; ini merupakan faktor vital dalam menciptakan sebuah logo. Menurut Danger (1992) warna mencapai targetnya melalui:

Respon fisiologis

Warna menarik perhatian, betapapun netrlnya pesan yang disampaikan. Respon psikologis

Warna dapat membantu menyatakan kehangatan, kedinginan, kualitas, rasa hati dan emosi lainnya karena warna didasarkan pada tabiat manusia.


(38)

25

Warna dapat menambah dimensi dan realisme Daya tarik pada emosi

Warna dapat menyatakan kesenangan dan untuk meningkatkan penampilan.

Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Berbagai teori dari beberapa bidang ilmu mencoba untuk mengkaji teori warna, hasil dari penelitian itulah yang sekarang dapat diketahui ketika membicarakan perspektif warna melalui beberapa konsep, seperti desain, watak manusia, maupun alam semesta. Berikut pengelompokkan teori warna ke dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

2.2.4.1 Konsep Ilmu Pengetahuan

Bidang ilmu pengetahuan telah meneliti mengenai warna untuk berbagai kebutuhan, tetapi ilmu fisika merupakan bidang ilmu yang meletakkan konsep dalam teori warna. Ada beberapa nama yang dapat dijadikan referensi ketika berbicara mengenai teori warna, antara lain sebagai berikut:

Teori Optik

Isaac Newton adalah salah seorang fisikawan yang mengkaji tentang teori optic yang kemudian menghasilkan penemuannya mengenai refraksi cahaya menggunakan prisma kaca segitiga yang menghasilkan spectrum warna.

Komplementer

Teori ini merupakan teori warna yang dicetuskan oleh Brewster. Pada prinsipnya teori ini menggunakan pengelompokkan pada berbagai macam warna-warna yang sering dilihat pada lingkaran warna, antara lain sebagai berikut:

Warna Primer

Menurut teori ini warna primer terdiri dari beberapa warna dasar, yang berarti bukan merupakan percampuran dari warna lainnya.


(39)

26

Misalnya, warna merah yang menyerupai warna darah, warna biru seperti warna langit cerah atau laut, dan warna kuning seperti kuning telur. Meskipun awalnya banyak pendapat yang menyatakan bahwa hijau juga termasuk, tetepi teori dari Brawster ini membantahnya.

Warna Sekunder

Secara teoritis warna jenis ini merupakan hasil percampuran dari warna primer. Contohnya seperti warna merah dan kuning yang kemudian menjadi jingga atau biru dan kuning yang akan menjadi warna hijau, dan merah dan biru akan menjadi warna ungu.

Warna Tersier

Warna tersier merupakan hasil percampuran dari salah satu warna sekunder. Misalnya, hijau kebiru-biruan yang merupakan percampuran dari warna kuning dan hijau.

Warna Netral

Warna netral merupakan jenis warna hasil dari campuran ketiga warna primer. Jenis warna ini menjadi jenis warna yang dapat dikombinasikan dengan warna apapun. Misalnya, warna hitam, atau kelabu. Para ahli menyebut campuran dari warna ini sebagai warna intermediate.

Teori Munsel

Sesuai dengan namanya sendiri Albert Munsel. Berbeda dengan teori sebelumnya Munsel mengatakan bahwa warna terdiri atas:

Warna Primer: yang terdiri dari warna merah, hijau, biru, dan jingga.

Warna sekunder: yang terdiri dari jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila.


(40)

27 2.2.4.2 Konsep Estetika

Ada beberapa teori yang berhubungan dengan konsep estetika, antara lain sebagai berikut:

Teori Warna Prang

Menurut Louis Prang warna dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Hue merupakan bagian yang membahas mengenai nuansa emosi dalam warna.

Intensity merupakan teori yang menyebutkan warna cerah dan redupnya warna.

Value merupakan pembahasan mengenai gelap terangnya warna yang biasanya dapat dilihat melalui desain busan maupun dekorasi dari suatu ruangan.

Secara kelasnya, pembagian dari warna, antara lain sebagai berikut:

Warna Antara merupakan warna campuran dari warna primary dan binary.

Warna ketiga merupakan campuran dari warna binary. Misalnya, violet yang kemudian dicampur dengan hijau atau sebagainya. Quantemary merupakan warna campuran dari dua warna tersier, seperti hijau violet dengan violet orange.

Teori Nirmana

Teori ini membahas mengenai penyusunan komponen visual yang meliputi titik, garis, warna, ruang, dan tekstur yang terintegrasi secara harmonis. Dalam persepektif lain teori ini dapat disebut juga ilmu tata rupa. Secara sederhana Nirmana dapat dilihat penerapannya mulai dari dunia fotografi, arsitektur, juga dunia desain.

2.2.4.3 Konsep Psikis

Pada konsep ini, teori warna lebih berperan pada pembacaan karakter manusia. Pembahasan teori ini bukan lagi pada sisi bagaimana warna


(41)

28

dikelompokkan atau dicampurkan menjadi warna yang baru, tetapi lebih kepada makna dari warna tersebut. Ada beberapa warna yang dapat mendefinisikan hal tersebut, antara lain:

Merah

Warna ini menggambarkan keadaan psikis yang berhubungan dengan semangat dan memiliki pengaruh pada produktivitas, kompetitif, dan keberanian. Ada beberapa arti warna merah, antara lain sebagai berikut:

Merah terang. Warna ini berhubungan dengan agresif, aktif, eksentrik, serta berpengaruh pada gairah, dominasi, seta kejantanan.

Merah jambu. Warna ini melambangkan romantisme dan feminism yang berpengaruh pada kesan seseorang yang pasrah, menggemaskan dan jenaka.

Biru

Warna yang melambangkan ketenangan dan sifat seseorang yang coolingdown atau bijaksana. Ada beberapa arti warna biru, antara lain sebagai berikut:

Biru tua. Warna ini melambangkan perasaan yang stabil dan cenderung bermakna kecerdasan, kooperatif, dan tenang.

Biru tua. Warna ini melambangkan karakter dari seseorang yang keras kepala, berpendirian teguh serta kebanggaan pada diri sendiri.

Kuning

Orang yang menyukai warna ini cenderung memiliki karakter menyenangkan, santai, dan sering menunda masalah. Sifatnya spontan juga menyebabkannya sering berubah-ubah sekaligus juga memiliki banyak harapan pada apa yang sedang dilakukannya.

Hijau

Seseorang yang menyenangi warna ini cenderung memiliki sifat yang lebih hebat dari orang lain, orang penyuka warna ini juga senang


(42)

29

dengan pujian, baik yang terselubung maupun langsung, dan karakter ini juga suka untuk menasehati orang lain.

Hitam

Pada banyak pembahasan karakter penyuka warna ini diangap misterius atau cenderung tertutup, tetapi penafsiran lain tentang makna karakter dari penyuka warna ini adalah seseorang yang seringkali merasakan kehampaan.

Indigo (biru keunguan)

Dalam perspektif ini makna warna tidak lagi meliputi warna kesukaan, tetapi lebih kepada karakter orang tersebut yang memancarkan warna ini.

Melalui pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa warna tidak sekedar menjadi syarat suatu objek disebut indah secara estetis, tetapi warna juga dapat bermakna dalam melambankan suatu budaya, penemuan ilmu pengetahuan, karakteristik dari sifat manusia, hingga kepada sebuah karya desain.

2.2.4.4 Makna Warna

Menurut Rustan (2009) memaparkan daftar warna dan maknanya, diantaranya adalah sebagai berikut:

Abu-abu: dapat diandalkan, keamanan, elegan, rendah hati, rasa hormat, stabil, kehalusan, bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, emosi yang kuat, seimbang, netral, perkabungan, formal, bulan Maret.

Putih: rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda, bersih, netral, cahaya, penghormatan, kebenaran, salju, damai, innocence, simple, aman, dingin, penyerahan, takut, tanpa imajinasi, udara, kematian (tradisi timur), kehidupan, perkawinan (tradisi barat), harapan, lemah lembut, kosong, bulan Januari.

Hitam: klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian (tradisi barat), kecerdasan, pemberontakkan, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal duniawi, formal, elegan, kaya, gaya kejahatan, serius,


(43)

30

mengikuti kecenderungan social, anarki, kesatuan, dukacita, professional.

Merah: perayaan, kekayaan, nasib baik (Cina), suci, tulus, perkawinan (India), perkabungan (Afrika Selatan), setan (tradidi modern Barat), gairah, kuat, energy, api, cinta, roman, gembira, cepat, panas, sombong, ambisi, maskulin, tenaga, bahaya, menonjol, darah, perang, marah, revolusi, radikal, sosialisme, komunisme, agresi, penghormatan, martir, roh kudus.

Biru: laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, tenang, percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin, depresi, dingin, idealism, udara, bijaksana, kerajaan, bangsawan, bumi, zodiac Virgo, Pices, Aquarius, kuat, tabah, cahaya, ramah, perkabungan (Iran), kebenaran, cinta, keagamaan, mencegah roh jahat, kebodohan dan kesialan.

Hijau: kecerdasan tinggi, alam, musim semi, kesuburan, masa muda, lingkungan, hidup kekayaan, uang (Amerika), nasib baik, giat, murah hati, pergi, rumput, agresi, dingin, cemburu, malu (Cina), sakit, rakus, narkoba, korupsi (Afrika utara), abadi, udara, tanah, tulus, zodiac Cancer, pembaruan, pertumbuhan, kesehatan, bulan Agustus, keseimbangan, harmoni, stabil, tenang, kreatif, Islam.

Kuning: sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis, cerdas, idealism, kaya (emas), musim panaas, harapan, udara, liberalism, pengecut, sakit (karantina), takut, bahaya, tidak jujur, serkah, lemah, feminism, bergaul, persahabatan, zodiac Gemini, Taurus, Leo, April, bulan September, kematian (abad pertengahan), perkabungan (Mesir), berani (Jepang), Tuhan (kuning emas).

Purple: bangsawan, iri, sensual, spiritual, kreativitas, kaya, kerajaan, upacara, misteri, bijaksana, pencerahan, sombong, flamboyant, menonjol, perkabungan, berlebihan, tidak senonoh, biseksual, kebingungan, harga diri, zodiac Scorpio, bulan Mei, November, kaya, romantic, kehalusan, penebusan dosa.


(44)

31

Jingga: hinduisme, Buddhisme, kebahagiaan, energy, keseimbangan, panas, api, antusiasme, flamboyan, kesenangan, agresi, sombong, menonjol, emosi berlebih, peringatan, bahya, musim gugur, hasrat, zodiac Sagitarius, bulan September, kerajaan (Belanda), Protestanisme (Irlandia).

Cokelat: tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, alam, kesuburan, desa, stabil, tradisi, ketidaktepatan, fasisme, tidak sopan, bosan, cemar, berat, miskin, kasar, tanah, bulan Oktober, zodiac Capricorn, Scorpio, membumi, selera makan, menyehatkan, tabah, simpel, persahabatan, ketergantungan.

Pink: musim semi, rasa syukur / terimakasih, penghargaan, kagum, simpati, feminism, kesehatan, cinta, roman, bulan Juni, perkawinan, sukacita, innocence, kekanakan.

2.2.5 Dasar Pendesainan Logo

Menurut Jacob Cass (Supriyono, 2010) Menjelaskan prinsip-prinsip pendesainan logo yaitu sebagai berikut:

Logo harus mampu mendekripsikan perusahaan atau produk (describable).

Jika dicetak hita-putih (tanpa warna), logo tetap efektif dan menarik (effective without colour).

Logo harus simpel dan mudah diingat (memorable).

Dalam ukuran kecil, logo masih bisa dibaca dan dapat dikenali (scalable).

Menurut David E Carter (Kusrianto, 2007) Menjelaskan pertimbangan-pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:

Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas.

Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.


(45)

32

Simple atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan

dimengerti dalam waktu yang relative singkat.

Memorable, atau cukup muda diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relative lama.

Easily associated with company, di mana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.

Easily adaptable for all graphic media. Di sini, factor kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses perancangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.

2.3Kebutuhan Logo Bagi Perusahaan

Berikut adalah poin menengenai kebutuhan logo bagi perusahaan menurut Suproyono (2010), di antaranya adalah sebagai berikut:

Memperkenalkan identitas perusahaan Mempresentasikan citra perusahaan

Bagi konsumen, membantu mengenali produk ataupun perusahaan. Media promosi


(46)

33 BAB III

GAMBARAN UMUM PT. TELKOM INDONESIA, TBK

PT Telkom Indonesia merupakan salah satu BUMN yang sebagian besar sahamnya (52 persen) dimilki oleh pemerintah. Nama panjang PT Telkom adalah PT Telekomunikasi Indonesia, TBK. Masyarakat mengenal perusahaan ini dengan nama PT Telkom atau Telkom. PT Telkom termasuk perusahaan publik yang sahamnya diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia.

Lebih dari 52 persen saham PT Telkom dimiliki oleh pemerintah dan 48 persen saham lainnya dimiliki oleh publik. Kepemilikan saham PT Telkom oleh publik ini terbagi menjadi 2, yaitu investor asing dengan total kepemilikan saham sekitar 45 persen dan investor lokal dengan kepemilikan saham PT Telkom sekitar 3 persen. Perusahaan ini mengkhususkan diri sebagai perusahaan informasi dan telekomunikasi.

PT Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Hal itu ditandai dengan penyediaan jasa dan jaringan telekomunikasi secara besar dan lengkap di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah pelanggan PT Telkom pun mencapai 15 juta untuk pelanggan telepon tetap dan 50 juta untuk pelanggan telepon seluler atau handphone. Kebesaran PT Telkom pun ditandai dengan kepemilikan saham mayoritas PT Telkom pada 9 anak perusahaannya, termasuk kepemilikan saham mayoritas PT Telkom pada perusahaan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Berikut sejarah perkembangan PT. Telkom Indonesia Tbk sejak pertama kali didirikan dengan menggunakan nama PN Postel sebagai nama perusahaan:

3.1PN Postel

Sebelum adanya telepon di Indonesia, pemanfaatan telekomunikasi dilakukan dengan telegraf. Sejarah telekomunikasi di Indonesia bermula saat telegraf diperkenalkan tanggal 23 Oktober 1855 oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu berupa telegraf elektro magnit yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Dua tahun kemudian dibuka saluran


(47)

Jakarta-34

Surabaya dengan cabang Semarang-Ambarawa. Sejak itu jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

3.1.1Sejarah PN Postel

Menurut Erlin (2010) memaparkan sejarah berdirinya PN Postel, antara lain sebagai berikut:

Pembentukkan Oranisasi PTT

Pada tahun 1906 stasiun dimana Pos dan Telegram diubah menjadi Post Telegraaph dan Telefoon Dient. Jawatan ini merupakan bagian dari departemen perusahaan-perusahaan pemerintah Kolonial Belanda yang didasarkan pada Undang-Undang Perusahaan Negara Hindia Belanda. Dinas PTT ini pada tahun 1907 merupakan bagian dari depertemen perusahaan pemerintah yang dipimpin oleh kepala dinas PTT (Chep Van de PTT Dients) yang berkantor pusat di Bandung.

Wilayah PTT dibagi dalam tujuh daerah inspeksi pos dan telegraf dan tujuh distrik telegraf dan telepon. Tiap daerah inspeksi dipimpin oleh inspektur dan tiap distrik dipimpin oleh kepala distrik. Kepala daerah inspeksi mengawasi seluruh dinas pos dan operasi telegraf dan mengawasi teknik telegraf. Pada tahun 1931 jawatan PTT ditempatkan sebagai Perusahaan dan Negara berdasar Indische Bedrijvan Wet (yang selanjutnya disebut IBW) yang mulai berlaku pada 1 Januari 1932.

Datangnya Jepang di Indonesia dan mengambil kekuasaan dari tangan Belanda membuat struktur organisasi jawatan ini berubah. Berada di bawah kekuasaan angkatan perang Jepang, yang dibagi dalam 3 daerah pemerintah militer yaitu :

1. Sumatera, di bawah komando AD ke-25 yang berkedudukan di Bukit Tinggi

2. Jawa, di bawah komando AD ke-16 yang berkedudukan di Jakarta 3. Indonesia lainnya di bawah armada AL ke-3 yang berkedudukan di


(48)

35

Jawatan PTT pada masa itu terpecah-pecah mengikuti strukstur organisasi militer Jepang, sehingga terdapat jawatan PTT Sumatera, PTT Jawa dan Madura, serta PTT Sulawesi. Kantor pusatnya berada di Singapura, Bandung, dan Ujung Pandang.

Stasiun radio pemancar Dayeuh Kolot Bandung dikelola oleh perusahaan telekomunikasi terbesar di asia Tenggara ini hanya merupakan hubungan Jepang dan Jerman. Dengan adanya pemusatan pemerintah Jepang di Bukit Tinggi, maka di sana terdapat sarana telekomunikasi milik PTT.

PTT Pada Masa Perang Kemerdekaan

Pada masa peperangan antara Jepang dengan Sekutu bagi bangsa Indonesia adalah masa yang penuh penderitaan tetapi juga masa bagi bangsa Indonesia. Pemuda-pemuda Indonesia diberi latihan kemiliteran yang dijadikan ajang persiapan untuk merebut kemerdekaan.

Para pemuda PTT sudah menyadari betapa pentingnya alat komunikasi dalam rangka perjuangan nasional. Mereka mengadakan jaringan dengan pejuang-pejuang lainnya secara sembunyi-sembunyi. Sistem penyampaian informasi yang cepat, tepat dan aman karena dapat diselenggarakan dengan sarana PTT untuk kepentingan bawah. Perjuangan PTT di pulau Jawa antara lain pada tanggal 24 September 1945, AMPT bersama Soekarno dan Diyar melalui pimpinan PTT Jepang, mengusahakan supaya pimpinan jawatan diserahkan pada bangsa Indonesia.

Kemudian pada tanggal 19 Desember 1948, PTT Yogyakarta menjalankan peranan penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia untuk menjaga kesinambungan Republik. Walaupun ibukota RI di Yogyakarta sudah diduduki, tetapi pemerintah RI tetap hidup. Setelah Belanda meninggalkan kota Yogyakarta dan pemerintah RI dipindahkan, pimpinan PTT RI berada di tangan R. Diyar, ke dalam jawatan PTT RIS yang secara formal dilakukan di kantor pusat PTT di Bandung pada tanggal 7 Februari 1950.


(49)

36 PTT Pada Masa Pemerintah RIS

Dengan terbentuknya kabinet RIS, maka jawatan PTT berada di bawah Departemen Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan Umum (yang selanjutnya disebut PTPU). Melalui keputusan Menteri PTPU pada awal tahun 1950, ditetapkan struktur organisasi jawatan PTT.

Terbentuknya Negara kesatuan RI, Depatemen PTPU dipisahkan menjadi Departemen Perhubungan dan Departemen Teknik Pekerjaan Umum (TPU). Jawatan PTT termasuk di bawah lingkungan Depatemen Perhubungan. Pada pertengahan tahun 1954, istilah kepala jawatan diganti menjadi Dirjen. Tahun 1955 merupakan tahun sibuk bagi PTT, karena perusahaan ini banyak diperlukan oleh kegiatan komunikasi untuk membantu kelancaran Konfrensi Asia Afrika di Bandung dan Pemilu pertama di Indonesia.

Pada bulan Maret 1956, pimpinan PTT mengadakan rapat kerja. Dalam Raker inilah Dirjen PTT pertama kali mengusulkan perubahan status PTT, karena PTT tunduk kepada IBW. Di bawah kabinet presidential Ir. Soekarno, jawatan PTT termasuk dalam lingkungan Departemen Perhubungan Darat dan PTT.

PTT Pada MaPTT Menjadi PN Postel

Pada tahun 1956 diadakan konferensi dinas PTT di Bandung, Dirjen PTT menyarankan perlunya status perubahan PTT, dari jawatan menjadi Perusahaan Negara. Dan pada tahun 1960 pemerintah meneluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (yang selanjutnya disebut Perpu) No. 19/1960 yang mengatur bentuk perusahaan Negara. Pada tanggal 21 Desember 1961 pemerintah mengeluarkan PP No. 240/1961 yang mengubah jawatan PTT menjadi PN Postel.

3.1.2Latar Belakang Pembentukkan PN Postel

Berdasarkan tinjauan sejarahnya, berikut hal-hal yang melatarbelakangi terbentuknya PN Postel, di antaranya:


(50)

37

2. Terbentuknya cabinet RIS sehingga jawatan PTT yang pada awalnya berada di bawah kekuasaan Jepang menjadi di bawah Departemen Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan Umum.

3. Terbentuknya Negara kesatuan RI, sehingga diperlukan perusahaan negara yang mengatur hubungan telekomunikasi untuk memperluas berita kemerdekaan Indonesia.

3.1.3Logo PN Postel

Logo merupakan sebuah simbol yang menunjukkan citra, visi, dan misi dari pemilik logo tersebut. Apabila logo tersebut adalah milik sebuah perusahaan, logo tersebut akan merefleksikan jati diri perusahaan tersebut. Logo juga merupakan identitas suatu perusahaan yang menggambarkan tujuan-tujuan, prinsip-prinsip, serta ideologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Logo suatu perusahaan bisa saja berubah seiring dengan perubahan diri dari perusahaan itu sendiri.

Arti Logo PN Postel

Gambar III.1 Logo PN Postel

(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Telkom_Pos_%28Formerly_PN_Pos tel_1956-1965%29.jpg


(51)

38

Berikut ini adalah arti dari logo PN Postel:

Banner “RI”dan “POS & TELEKOMUNIKASI”

Banner yang bertuliskan „RI‟ dan „POS &

TELKOMUNIKASI‟ menunjukkan identitas pemilik logo, yaitu Perusahaan Negara Pos dan Telekomunisi Indonesia. Padi dan kapas

Unsur padi dan kapas yang menjadi simbol dari sila kelima dari Pancasila mewakili tujuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Lingkaran

Bola dunia yang berada di belakang merpati tersebut melambangkan perputaran dunia, kekekalan, dan adanya hubungan yang terjalin antarnegara (hubungan yang bersifat internasional).

Segi lima

Bentuk segilima yang mengelilingi merpati pos tersebut melambangkan Pancasila, ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki lima sila.

Burung Merpati

Burung merpati pos yang menjadi simbol dunia perposan.

Makna Logo PN Postel

Makna logo ini menunjukkan profesionalitas pos yang diwakili oleh merpati dan bola dunia namun terkurung oleh segilima yang mewakili Pancasila dan juga oleh lingkaran padi dan kapas yang menggambarkan tujuan BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa Pos Indonesia bekerja secara profesional di dalam memberikan pelayanan berskala internasional untuk pelanggan-pelanggannya dengan tetap memegang teguh nasionalisme dan tujuan BUMN untuk menjunjung keadilan dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Logo ini juga melambangkan keteguhan dalam


(52)

39

memegang ideologi negara dengan adanya dua simbol yang mewakili Pancasila.

3.1.4Aplikasi Logo PN Postel

Berikut salah satu peng-aplikasian logo PN Postel yang diaplikasikan pada kumpulan perangko seri “Presiden Soekarno”.

Gambar III.2 Perangko seri “Presiden Soekarno” (Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/-IWOSuVi2l1Y/TqJccQAf4II/AAAAAAAAI9M/QPVdViZ5UrM/s1600/Scan20001.JPG diakses tanggal 03 Jlni 2013, pukul 05:33 WIB)

3.2Perumtel

Pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi PN Pos dan Giro dengan Peraturan Pemerintah (yang selanjutnya disebut PP) No. 29/1965 dan PN Telkom dengan PP No. 30/1965, karena Perusahaan Negara yang dibentuk berdasarkan Perpu No. 19/1960 secara teknis dan ekonomis tidak efisien lagi.


(53)

40

3.2.1Perubahan Status Dari PN Telekomunikasi Menjadi Perumtel

Berdasarkan TAP MPRS No. XXIII/1965, peranan pemerintah di bidang ekonomi lebih di tekankan pada pengawasan dan pengarahan kegiatan ekonomi. UU No. 9/69 pemerintah menggolongkan perusahaan negara menjadi 3 bentuk yaitu :

1. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan) 2. Perusahaan Negara Umum (Perum)

3. Perusahaan Negara Perseroan (PT Persero)

PN Telekomunikasi diubah menjadi bentuk Perum yang disebut Perumtel. Perubahan didasarkan pada PP No. 36/74 pada tanggal 11 Oktober 1974. PP ini memperkokoh kelangsungan Perumtel yaitu membangun, mengembangkan, dan mengusahakan telekomunikasi untuk umum guna mempertinggi kelancaran hubungan masyarakat dalam menunjang pembangunan nasional.

Berdasarkan SK Presiden No. 35/M/1978 diangkat direksi baru untuk mengelola Perumtel dalam dalam periode 1978–1983.

3.2.2Latar Belakang Pembentukkan Perumtel

Menurut Mundir M. Willy (2000) memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi pembentukkan Perumtel, antara lain sebagai berikut:

3.2.2.1 Kemajuan Teknologi Telekomunikasi

1) Sejak ditemukannya transistor pada tahun 1848 yang lalu suatu evolusi cepat telah terjadi dalam perancangan (design) dan pembuatan perangkat telekomunikasi untuk diabdikan bagi memenuhi kebutuhan manusia, yaitu dalam penyediaan jasa telekomunikasi dengan kualitas sebaik mungkin pada tingkat harga yang seekonomis mungkin.

2) Sampai dengan akhir dasawarsa 80-an system telekomunikasi yang dihasilkan oleh teknologi telah sampai pada suatu keadaan yang memaksa para ahli untuk berpikir kembali tentang sistem yang


(54)

41

telah dihasilkannya. Keadaan tersebut diakibatkan oleh hal-hal berikut:

a. Masyarakat modern ternyata menuntut penyediaan fasilitas telekomunikasi yang sangat mutakhir, sebagai akibat dari perkembangan dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.

b. Kemajuan di bidang teknologi elektronika serta metoda pembuatannya telah mampu menawarkan berbagai kemungkinan yang sangat menarik ditinjau dari segi ekonomi maupun penampilannya.

c. Masalah kelangkaan energi sehingga segala upaya perlu dilaksanakan untuk melestarikannya bagi kepentingan generasi-generasi yang akan datang.

3) Cara penyaluran informasi juga mengalami semacam revolusi di mana penyaluran dengan cara analog yang mendominasi sebagian besar jaringan telekomunikasi yang ada sekarang ini secara bertahap akan digantikan oleh penyaluran digital.

4) Di bidang switching, system sentral telepon yang diawali perkembangannya dari system batere lokal (Local Battery System) pada abad ke-18 yang lalu kini digantikan dengan sentral SPC (Stored Program Controlled). Seperti disebutkan oleh namanya sentral telepon jenis ini menggunakan komputer sebagai perangkat kontrolnya. Dengan penggunaan komputer tersebut jelas bahwa fungsi-fungsi penyambungan hubungan akan dapat dilaksanakan secara lebih cepat sementara fasilitas-fasilitas yang dapat ditawarkan kepada langganan akan menjadi lebih banyak.

Dari uraian di atas jelas bahwa teknologi komputer yang pada mulanya dikembangkan untuk keperluan-keperluan di luar telekomunikasi kini ternyata dapat pula digunakan untuk menyempurnakan sistem komunikasi.


(55)

42 3.2.3Logo Perumtel

Karena perubahan bentuk yang terjadi dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum maka perlu dibuat identitas yang baru menggantikan identitas sebelumnya. Maka dari dibuatlah logo baru sebagai identitas Perumtel.

Gambar III.3 Logo Perumtel

Sumber: http://images.wikia.com/logopedia/images/2/2b/Perumtel.svg (diakses tanggal 17 Juni 2013, pukul 17:36 WIB)

3.2.4Aplikasi Logo Perumtel

Berikut salah satu peng-aplikasian logo Perumtel yang diaplikasikan pada kartu telepon.

Gambar III.4 Kartu Telepon (Sumber:

http://images-00.delcampe-static.net/img_large/auction/000/212/300/156_001.jpg?v=10 diakses pada tanggal 03 Juli 2013 pukul 12.23 WIB)


(56)

43 3.3PT Telkom Indonesia Tbk (1991-2009)

Setelah sekian lamanya Perumtel membangun dan mengembangkan dunia pertelekomunikasian di Indonesia, dan melayani masyarakat dengan profesionalisme yang tinggi, sehingga menjadi negara yang cukup pesat perkembangannya di bidang pertelekomunikasian nasional. Hasil-hasilnya dapat dilihat di seluruh Indonesia dan sesuai dengan tuntutan kemajuan di abad informasi ini, Perumtel telah menyediakan sarana-sarana komunikasi yang telah dipakai oleh masyarakat kita.

Dari kemajuan-kemajuan di atas, maka pemerintah melalui Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan dipimpin oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, pada tanggal 24 September 1991 Perumtel beralih status menjadi PT Telkomunikasi Indonesia yang disingkat PT Telkom. Pendirian PT Telkom ini ditandatangani pada akte pendirian No. 128 tanggal 24 September 1991 yang merupakan tindak lanjut dari PP No. 25 tahun 1991.

3.3.1Latar Belakang Berdirinya PT Telkom

Pemerintah merasakan perlunya percepatan akan pembangunan telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat memacu pembangunan di berbagai sektor sehingga penyelenggaraan telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional. Untuk itu Perumtel yang dulunya berbentuk perusahaan umum (yang selanjutnya disebut Perum) dialihkan menjadi Persero yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 9 tahun 1969 yaitu Perusahaan Perseroan Telekomunikasi Indonesia atau PT Telkom.

Mengantisipasi era globalisasi dan menyambut era milenium baru, seperti diterapkannya dalam memperkenalkan PT Telkom di dunia internasional, maka pada tahun 1995 PT Telkom melaksanakan tiga program besar secara simultan. Program-program ini adalah restrukturisasi internal, penerapan Kerja SamaOperasi (KSO) dan persiapan go public atau internasional yang dalam duniaglobal dikenal dengan Initial Public Offering .

Restrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus pengorganisasiannya. Bidang usaha Telkom dibagi tiga yaitu:


(57)

44 1) Bidang Usaha Umum

Adalah menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh di wilayah dalam negeri.

2) Bidang Usaha Terkait

Termasuk Sistem Telepon Bergerak Selular (yang selanjutnya disebut STBS), sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, VSAT dan jasa nilai tambah tertentu serta menyelenggarakan kerja sama dengan pihak ketiga melalui perusahaan patungan.

3) Bidang Usaha Pendukung

Bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi namun keberadaannya mendukung bidang usaha utama dan bidang usaha terkait termasuk pelatihan, sistem informasi, satelit, properti danriset teknologi informasi.

3.3.1.1 Restrukturisasi Internal

Untuk menampung bidang-bidang usaha yang dikelola Telkom maka sejak 1 Juli 1995 Telkom telah menghapus struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi (yang selanjutnya disebut Witel) dan secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi. Sebagai pengganti Witel, bisnis bidang utama dikelola oleh tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network. Divisi Regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional.

Divisi Regional Telkom mencakup wilayah-wilayah yang dibagi sebagai berikut :

1. Divisi Regional I, Sumatera.

2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya. 3. Divisi Regional III, Jawa Barat.

4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 5. Divisi Regional V, Jawa Timur.

6. Divisi Regional VI, Kalimantan.

7. Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.


(58)

45

Seluruh Divisi Regional tersebut didukung oleh Divisi Penunjang yaitu :

1. Divisi Regional I, Sumatera. 2. Divisi Riset dan TI.

3. Divisi Aelir. 4. Divisi Properti. 5. Divisi Pelatihan.

6. Divisi Sistem Informasi. 7. Divisi Multimedia. 8. Divisi Pembangunan.

3.3.1.2 Tujuan Pokok PT Telkom

PT Telkom mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu khususnya di bidang informasi dan komunikasi untuk memberikan kemudahan dalam berkomunikasi seefisien mungkin, meningkatkan keperluan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan informasi yang relevan dengan dunia luar pada saat ini dan yang akan datang.

3.3.1.3 Visi dan Visi PT Telkom

Berikut visi dan misi PT. Telkom sesuai dengan laporan Tahunan PT. Telkom Indonesia Tbk tahun 2005.

3.3.1.3.1.Visi

To become a leading InfoCom player in the region.

Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka dalam bidang kinerja finansial, pasar dan operasional di kawasan Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

3.3.1.3.2.Misi

(a) Memberikan layanan “One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be The Role Model as The Best Managed Indonesian Corporation” dengan


(59)

46

jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.

(b)Mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

3.3.1.3.3.Sasaran

TELKOM telah menetapkan tiga sasaran strategis yaitu:

(a) Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan terbaik bagi masyaraskat. Pelayanan tersebut tidak terbatas dari makin luasnya jangkauan jasa telekomunikasi kepada masyarakat namun juga dari peningkatan kualitas pelayanan.

(b) Komitmen untuk memberikan hasil terbaik kepada pihak yang berkepentingan (stakeholder) yaitu kepada:

i. Pemerintah sebagai pemilik saham dan bentuk meningkatnya pertumbuhan alat produksi dan efisiensi dan pengelolaan sehingga memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

ii. Pimpinan dan seluruh karyawan Telkom dalam bentuk peningkatan kesejahteraan maupun pembinaan karyawan.

iii. Masyarakat dalam bentuk menikmati hasil pembangunan telekomunikasi secara berkualitas.

(c) Meningkatkan citra terbaik perusahaan yang mencerminkan suatu perusahaan yang bersih, sehat, handal serta melaksanakan tugasnya dengan profesional, baik dimata pemerintah maupun para karyawan.


(60)

47 3.3.2 Logo Telkom (1991-2009)

Gambar III.5 Logo Telkom (1991-2009) (Sumber: PT Telkom Indonesia Tbk)

Arti Logo:

Bentuk Bulatan

Melambangkan keutuhan wawasan nusantara, ruang gerak Telkom secara nasional dan internasional.

Tipografi TELKOM

Mantap, modern, luwes, dan sederhana. Warna biru tua dan biru muda bergradasi

Melambangkan teknologi telekomunikasi tinggi/canggih yang terus berkembang dalam suasana masa depan yang gemilang.

Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang beraturan

Menggambarkan sifat komunikasi dan kerjasama yang selaras secara berkesinambungan dan dinamis.

Tipografi tulisan Indonesia dengan huruf Futura Bold Italic

Menggambarkan kedudukan perusahaan; Telkom sebagai Pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia (Indonesian Telecommunication Flag Carrier).


(61)

48

Gambar III.6 Tagline Telkom (1991-2009) (Sumber: PT Telkom Indonesia Tbk)

Maksud dari Tagline PT. Telkom Indonesia (1991-2009) diatas adalah sebagai berikut :

Kami selalu fokus kepada pelanggan

Kami selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi

serta harga yang kompetitif

Kami selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara – cara yang terbaik (Best Practices)

Kami selalu menghargai karyawan yang proaktif dan inovatif, dalam peningkatan produktivitas dan kontribusi kerja

Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik

3.3.3 Aplikasi Logo Telkom (1991-2009)

Berikut beberapa peng-aplikasian logo Logo Telkom (Life Confident)

Gambar III.7 Telepon Umum (Sumber:

http://2.bp.blogspot.com/--Xiibi_FJaM/UJNqu2z5blI/AAAAAAAAAGA/Ri4eqA4-BUo/s320/telepon-umum.jpg diakses pada tanggal 03 Juli 2013 pukul 12.48 WIB)


(1)

95 Telkom

(1991-2009)

Melambangkan keutuhan wawasan nusantara, ruang gerak Telkom secara nasional dan internasional.

Mantap, modern, luwes, dan sederhana.

Melambangkan teknologi telekomunikasi tinggi/canggih yang terus berkembang dalam suasana masa depan yang gemilang.

Menggambarkan sifat komunikasi dan kerjasama yang selaras secara berkesinambungan dan dinamis.

Menggambarkan kedudukan perusahaan; Telkom sebagai Pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia (Indonesian Telecommunication Flag Carrier).

Adanya percepatan pembangunan di bidang telekomunikasi. Karena perubahan bentuk yang terjadi dari Perusahaan Umum menjadi Persero.

Restrukturisasi Internal

Wartel

Telepon Umum Kartu

Telepon Umum Koin

Telkom

(2009-Sekarang)

Portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication,Information, Media & Edutainment).

pertumbuhan dan ekspansi ke luar.

Perubahan bisnis Telkom Lifestyle pelanggan,

Perubahan dari sisi teknologi dan regulasi yang memungkinkan para service provider untuk memberi layanan terbaik bagi


(2)

96 kecermatan,perhatian, serta kepercayaan dan hubungan

yang erat

perubahan dan awal yang baru.

kehidupan untuk menggapai masa depan. keahlian dan pengalaman yang tinggi atraktif,hangat, dan dinamis

inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan

pelanggan.

Gedung Telkom

Kaos Promosi

Tabel IV.13 Tabel Analisis Histori Logo PT. Telkom Indonesia Tbk (Data telah diolah oleh peneliti)


(3)

97 BAB V

SIMPULAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagai pelopor perusahaan jasa informasi dan telekomunikasi yang besar di Indonesia, PT. Telkom berusaha mempertahankan citra perusahaannya dengan melakukaan beberapa kali perubahan pada logo perusahaan tersebut.

2. Perubahan logo yang dilakukan oleh PT. Telkom di latarbelakangi berbagai faktor baik faktor dari dalam perusahaan maupun faktor dari luar, di antaranya adalah:

a. Kemajuan Teknologi Telekomunikasi.

Kemajuan teknologi telekomunikasi diakibatkan oleh hal-hal berikut: i. Masyarakat modern ternyata menuntut penyediaan fasilitas

telekomunikasi yang sangat mutakhir.

ii. Kemajuan di bidang teknologi elektronika serta metoda pembuatannya telah mampu menawarkan berbagai kemungkinan yang sangat menarik ditinjau dari segi ekonomi maupun penampilannya.

iii. Masalah kelangkaan energi sehingga segala upaya perlu dilaksanakan untuk melestarikannya bagi kepentingan generasi-generasi yang akan datang.

b. Perubahan bentuk perusahaan.

PT. Telkom Indonesia Tbk sejak pertama kali dibentuk telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk perusahaan, di antaranya:

i. Perusahaan Negara pada tahun 1961 (PN Postel) ii. Perusahaan Umum pada tahun 1974 (Perumtel)


(4)

98

iii. Perusahaan Perseorangan pada tahun 1991 (PT. Telkom Indonesia)

iv. Perusahaan Terbuka pada tahun 2009 (PT. Telkom Indonesia Tbk)

c. Transformasi bisnis perusahaan.

Transformasi bisnis perusahaan didorong oleh beberapa hal: i. Perubahan dari lifestyle, gaya hidup pelanggan.

ii. Perubahan dari sisi teknologi. iii. Perubahan peta kompetisi.

iv. Telekomunikasi sendiri sudah menjadi komoditas biasa.

d. Era globalisasi di mana persiangan bisnis sangat pesat dan munculnya pesaing-pesaing baru.

3. Elemen-elemen pembentuk logo (tipografi, warna, dan bentuk) pada tiap-tiap logo Telkom mencerminkan citra brand Logo Telkom tersebut sesuai dengan masanya

a. Tipografi

i. Tipografi pada logo PN Postel mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi kondisi Indonesia pada masa kemerdekaan, di mana pemilihan jenis tipografi saat itu tidak terlalu memperhitungkan fungsi atau pun dasar-dasar pembentukan dari tipografi itu sendiri.

ii. Tipografi pada logo Perumtel menggunakan jenis huruf yang sama namun sudah memiliki fungsi bagi logo tersebut.

iii. Tipografi pada logo Telkom (1991-2009) mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat yang diwakili penggunaan style italic yang memberi kesan cepat.

iv. Tipografi pada logo Telkom (2009-sekarang) mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi perubahan bisnis perusahaan.


(5)

99 b. Warna

i. Warna pada logo PN Postel mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi mesin cetak yang pada saat itu tidak secanggih sekarang di mana saat itu alat cetak pun belum dapat mencetak warna sebanyak saat ini.

ii. Warna pada logo Perumtel mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi mesin cetak cetak sudah mengalami perkembangan namun belum dapat mencetak warna sebanyak saat ini.

iii. Warna pada logo Telkom (1991-2009) mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi perkembangan jaman, yang pada saat itu disebut dengan era millennium. Penggunaan warna gradasi ini lah yang dipakai untuk mewakili citra perusahaan. iv. Warna pada logo Telkom (2009-sekarang) mencerminkan citra

perusahaan yang dilatarbelakangi perubahan bisnis perusahaan yang merujuk kepada pendewasaan citra perusahaan itu sendiri. Penggunaan warna yang kembali menggunakan warna solid yang menjadi citra pada logo tersebut.

c. Bentuk

i. Bentuk pada logo PN Postel mencerminkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang sah Negara Indonesia yang diwakili bentuk-bentuk logo yang mencerminkan Indonesia.

ii. Bentuk pada logo Perumtel mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi perkembangan telekomunikasi di Indonesia. iii. Bentuk pada logo Telkom (1991-2009) mencerminkan percepatan

di bidang teknologi khususnya bidang komunikasi yang begitu cepat.

iv. Bentuk pada logo Telkom (2009-sekarang) mencerminkan citra perusahaan yang dilatarbelakangi perubahan bisnis perusahaan yang merujuk kepada pendewasaan citra perusahaan itu sendiri. Penggunaan bentuk tangan yang solah-olah sedang meraih melambangkan perubahan bisnis pada Telkom itu sendiri..


(6)

100

4. Perubahan logo Telkom juga masih mempertahankan beberapa unsur dari logo lama atau dapat dikatakan mempunyai hubungan dengan unsur lama disebabkan masih ada sebagian unsur yang layak dipertahankan karena dianggap masih dapat mewakili identitas perusahaan yang sekarang terlepas dari citra yang terbentuk sebelumnya. Dalam hal ini, yang masih dipertahankan yaitu adalah jenis tipografi yang digunakan yaitu jenis tipografi sans serif, dan bentuk lingkaran pada logo Telkom.