Analisis Arus Kas dan Profitabilitas PT.Telkom, TBK yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS ARUS KAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. TELKOM TBK, YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh

DYTA AUDINA 122101221

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DYTA AUDINA

NIM : 122101221

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ARUS KAS DAN PROFITABILITAS

PADA PT. TELKOM TBK, YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA

Tanggal : ... 2015 Dosen Pembimbing

Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE. M.Si NIP : 198301192006041001

Tanggal : ... 2015 Ketua Program Studi

Diploma III Manajemen Keuangan

DR. Yeni Absah, SE, M.Si NIP : 197411232000122001

Tanggal : ... 2015 Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA NIP : 195604071980021001


(3)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Arus Kas dan Profitabilitas PT.Telkom, TBK yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” ini dengan baik . Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

Teristimewa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ;

1. Warsidy, SH dan Arnita Hasibuan selaku orangtua serta kedua adik saya yang selalu memberikan do’a, memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc (C.T.M), Sp.A.(K) selaku Rektor Fakultas Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu DR. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi D-III Manajemen Keuangan

6. Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE.M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Bapak / Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang telah memberikan ilmu perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan


(4)

8. Bapak/ Ibu selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan pada saat melaksanakan praktek kerja lapangan dan juga penyelesaian laporan praktek kerja lapangan.

9. Indra Gunawan hasibuan, SH dan Irma Novita selaku om dan tante yang selama ini telah banyak membantu saya sejak awal masuk perkuliahan sampai dengan saat ini masih memberikan do’a dan dukungannya.

10.Fajar Firmansyah Siregar, SE dan Dila Mayasari Siregar, SH selaku sepupu saya yang juga banyak membantu saya dari awal saya masuk perkulihan sampai dengan saat ini masih terus memberikan semangat dan dukungannya.

11.Sahabat-sahabat saya Resty Septiony, Nurul Aini , Muhammad Faris, Riski Surya S, dan sahabat sekelompok magang saya Sarah Anggraini dan Afrida Yanti serta seluruh sahabat – sahabat D-III Keuangan Grup D Stambuk 2012 .

12.Sahabat-sahabat saya yang lainnya Alfifto, Prizky, Putra, Shella, Heny, Melda, Satria yang memberikan dukungan kepada saya.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan . Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga Tugas Akhir ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan Tugas Akhir selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, 2015


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat ... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 5

B. Landasan Hukum ... 8

C. Visi dan Misi ... 9

D. Inisiatif dan Tujuan Perusahaan ... 9

E. Struktur Organisasi ... 11

F. Uraian Pekerjaan ... 12

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... 14

B. Arus Kas ... 20

C. Sumber dan Penggunaan Kas ... 20

D. Laporan Arus Kas ... 22

BAB IVKESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 34


(6)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman


(7)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, sehingga semakin banyak perusahaan saling bersaing satu sama lain untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dimata masyarakat baik itu secara nasional maupun internasional. Untuk menjaga eksistensinya maka manajemen perusahaan harus bisa mengelola perusahaan dengan baik.

Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dilihat dari laporan keuangan berupa laporan arus kas,dimana dalam laporan tersebut akan terlibat arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan usaha yang dapat digunakan sebagai alat analisis keuangan yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka akan dapat diketahui berapa besar dana yang akan dibutuhkan agar mampu membiayai kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seefisien mungkin serta dapat mengendalikan kesulitan keuangannya..

Bagi seorang analis keuangan sangat penting untuk menganalisa kesehatan keuangan perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut mampu untuk menghasilkan uang kas yang cukup untuk membayar kewajibannya, membiayai perluasan investasinya. Analisa arus kas tersebut dapat dilakukan dengan melakukan analisa laporan arus kas perusahaan, yang menunjukkan aliran dana ketika perusahaan tersebut melakukan kegiatannya. Pernyataan ini mulai efektif pada tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan


(8)

dari laporan perubahan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan. Dengan kata lain laporan arus kas adalah suatu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas serta perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu dan juga merupakan suatu format yang merekonsilisiakan saldo kas awal dan saldo kas akhir. Tanpa adanya laporan arus kas yang baik maka perusahaan tidak akan tahu seberapa jauh meningkatnya atau menurunnya perkembangan perusahan tersebut.

Selain laporan arus kas, kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan sebagai sarana untuk megukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dalam analisis ini diperlukan suatu ukuran perbandingan untuk mengetahui profitabilitas perusaaan. Dalam hal ini profitabilitas dapat diukur menggunkan rasio ; Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset dan return On Equity.

PT.Industri telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang industri telekomunikasi selama beberapa dekade sebagai pemasok utama pembnagunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan PT.Telkom dan indosat. Berbekal pengalaman dan kompetensi dibidang telekomunikasi selama lebih dari 30 tahun 9didirikan pada tahun1974).

Dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk tentunya memiliki banyak aktivitas kegiatan operasional perusahaan, untuk mengetahui tingkat kesehatan dari PT.Telkom sendiri memiliki laporan arus kas


(9)

setiap periodenya, laporan tersebut berguna untuk mengetahui meningkat atau menurunnya perkembangan perusahaan tersebut.

Maka dengan begitu pentingnya laporan keuangan terutama laporan arus kas dan profitabilitas dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut terhadap penyusunan laporan arus kas. Untuk itu penulis tertarik mengambil judul “Analisis Arus Kas dan Profitabilitas PT.Telkom Tbk yang tercatat Di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Kegiatan operasional instansi perusahaanmaupun perusahaan swasta tidak terlepas dari suatu masalah. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka terdapat perumusan masalah yang menjadi objek penelitian adalah :

1. Darimana sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas dalam laporan arus kas pada PT.Telkom Tbk ?

2. Bagaimana Profitabilitas perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk pada periode 2013-2014 ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui darimana saja sumber dana kas dan penggunaan kas tersebut pada aktivitas pendanaan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hasil dari rasio Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.


(10)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yaitu ; a. Bagi Perusahaan/Kantor

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada penyusunan laporan arus kas agar laporan keuangan pada perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bagi Peneliti/Penulis

1. Merubah pengetahuan penulis tentang penyusunan laoran arus kas pada PT. Telkom Indonesia,Tbk.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam meyelesaikan Pendidikan Progeam Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang berminat pada kajian tersebut.


(11)

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunkasi (infoComm) dan penyedia jasa dan elekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang tersebar di Indonesia . TELKOM (yang selanjutnya disebut juga perseroan atau perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) , jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless) , jasa telepon bergerak (Cellular) , data dan internet dan network dan interkoneksi baik langsung maupun melalui perusahan asosiasi.

Pada tahun 1961 , jasa pos dan telekomunikasi tersebut setatusnya berubah menjadi perusahaan pemerintah pertama dengan tujuan menjaga jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatera, dimana mulai terbentuk pada tahun 1970 secar nasional . berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun No. 29 dan No. 30 tahun 1965 , pemerintah memisahkan jasa pos dengan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam 2 (dua) perusahaan milik Negara , yaitu Perusahaan Pos dan Giro , dan Perusahaan Negara Telekomunikasi .

Perusahaan gerak Perusahaan Negara Telekomunikasi ditambah dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 44 1969 dan No. 45 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk Perusahaan Negara yang mengubah Perusahaan Negara telekomunikasi menjadi Perusahaan Umum (Perum) . Perubahan status ini


(12)

ditetapkan pada tanggal 28 April 1970 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 36 tahun1974. Status Perusahaan Negara Telekomunikasi diubah menjadi (Perumtel) yang disempurnakan lagi dengan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1984.

Pada akhirnya tahun 1980 , pemerintah mengambil kebijkan dengan membeli seluruh saham PT. Indosat, sebuah prusahaan swasta yang didirikan dalam rnagka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Persero . Penyertaan modal Negara Republik Indonesia dalam PT. Indosat tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.52 tahun1980 .Selanjutnya untuk meningkatkan pelayanan jasa Telekomunikasi untuk umum , maka dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974 yakni menetapkan Perumtel sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi dalam negeri dan PT. Indosat sebagai badan usaha yang diberi wewenang menyelenggarakan telekomunikasi luar negeri .

Pada tanggal 24 September 1991, pemerintah mengubah Perumtel yang semula merupakan perusahaan umum menjadi perusahaan Negara yaitu Perusahaan Perseorangan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang disingkat dengan Telkom . Perubahan ini berdasarkan peraturan pemerintah No. 25 tahun 1991 .

Penawaran Umum perdana saham Telkom (initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995 , sejak saat itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa EFEK Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New york Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE), saham


(13)

Telkom juga diperdagangkan di Tokyo Stock Exchange tanpa pencatatan Public Offering tiyhot lisiting (POWL) .

Pada tahun 2001 PT. Telekomunikasi Indonesia membeli 35% PT. Telkom dari PT. Indosat sebagai bagaian dari implementasi retrukturisasi industry jasa telekomunikasi di Indonesia , yang di tandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara PT. Telkom dengan PT. Indosat . Dengan Transaksi ini Telkom menguasai 72,72% saham PT. Telkomsel. Telkom membeli90.32 saham PT> Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan PT. Dayamitra ke dalam laporan keuangan Telkom .

Pada tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham PT. Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2004 dan sisanya 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72% saham PT. Telkomsel kepada PT.Singapore Telecom, dan dengan demikan Telkom memiliki 60% saham PT. Telkomsel, sejak Agustus 2002 terjadi duapoli penyelenggaraan telekomunikasi local.

Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham politik (48,81%), yang terdiri dari investor asing 945,54%) dan Investor local (3,27%). Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar 71,2% dari Rp 5.900,- menjadi Rp 10.000,- kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 Miliar . Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja


(14)

keuangan, serta potensi pertumbuhan dimasa mendatang, saat ini TELKOM menjadi Korporasi terbaik Indonesia.

Sepanjang tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikat telah diterima oleh TELKOM, baik dari dalam maupun dari luar negeri antara lain, sertifikasi ISO 9001:2000 dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland Internasional Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan kecelakaan nihil 2008 dari Wakil Presiden RI;

The Best Corporate Image Category dalam ajangI Most Admired

CompaniesAwards ke 8 dari Frontier Consulting Group; Juara umum 2007 Annual Report Award dari mentri keuangan RI; dan penghargaan CEO dan perusahaan Idaman dari majalah Warta Ekonomi .

B. LANDASAN HUKUM

Kerangka kerja untuk telekomunikasi terdiri dari undang-undang tertentu, Peraturan pemerintah, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang dikeluarkan dan diberlakukan dari waktu ke waktu. Kebijakan telekomunikasi pertama kali diformulasikan dan diartikulasikan dalam “Cetak Biru Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Telekomunikasi” yang termasuk dalam Keputusan Perhubungan KM.72/1999 tanggal 17 September 1999.

Secara umum sektor telekomunikasi diatur melalui undang-undang No. 36/1999, yang berlaku sejak September 2000. Undang-undang Telekomunikasi menetapkan panduan dalam negeri dan internasional. Dalam rangka meningkatkan persaingan, Undang-undang Telekomunikasi melarang praktik monopolistik dan persaingan tidak sehat antar sesama operator telekomunikasi.


(15)

C. VISI dan MISI PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 1. VISI

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam menyelenggaraan TIME di kawasanregional.

2. MISI

a) Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yangkompetitif.

b) Menjadi model pengolahan korporasi terbaik Indonesia.

D. INISIATIF STRATEGI & TUJUAN 1. Inisiatif Strategi

1) Mengoptimalkan layanan POTS dan memperkuat infrastruktur broadband. 2) Mengkonsolidasikan dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel

tidak bergerak Fixed Wireless Access serta mengelola portofolio nirkabel. 3) Mengintergrasikan Solusi Ekosistem Telkom Group.

4) Berinvestasi di layanan Teknologi Informasi (TI). 5) Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.

6) Berinvestasi pada peluang bisnis wholesale dan internasional strategis.

7) Berinvestasi pada peluang domestik yang strategis dengan mengoptimalkan penggunaan aset yang dimiliki.

8) Mengintergrasikan Next Generation Network (“NGN”) dan Operational support system, Business suppoert system, Costumer support system and Enterprise relations management.


(16)

9) Menyelaraskan struktur bisnis dengan pengolahan portofolio. 10) Melakukan trenformasi kebudayaan.

2. Tujuan

Menjadi posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legecy dan meningkatkanbisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun2005.


(17)

A. STRUKTUR ORGANISASI


(18)

B. URAIAN PEKERJAAN

Nama Direktorat Fungsi dan Wewenang

Direktorat Keuangan

Fokus pada pengolahan keuanan Perusahaan serta mengendalikan operasi keuangan secara terpusat melalui unti Finance, Billingb & Collectin Center.

Direktorat Capital Affair & Human General

Fokus pada Manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan operasional SDM secara terpusat melalui unit Human Resources Center,serta pengendalian operasi unit;Learning Center, HR Assessment Center, Management Consulting Center dan Comunity Development Center.

Direktorat Network & Solution

Fokus pada pengolahan Infrastructure planning & Development, Network Operation Policy, dan pengendalian operasional infrastuktur melalui Divisi Infastuktur Telekomunikasi.

Direktorat Konsumer

Fokus dalam pengelolahan bisnis segmen konsumer serta pengendalian operasi Divisi Consumer Service Barat dan Timur.

Direktorat Enterprise Wholesale

Fokus pada pengelolaan bisnis segmen Enterprise & wholesale serta pengelolaan Divisi Enteprice Service, Divisi Business Service dan Divisi Carrier & Interconnection service.

Direktorat Compliance & Risk Management

Fokus pada pengelolaan fungsi Risk Management, legal dan compliance, Business Effectiveeness control, serta pengendalian operasi unit Supply center.


(19)

Direktorat IT, Solutionn & Strategic Portofolio (IT, SSP)

Fokus pada pengelolaan IT Strategy & Tariff, dan pengelolaan fungsi Strategic Investment & Corporate Planning, serta pengendalian operasi unit-unit; Divisi multimedia,Information system Center serta R&D Center.


(20)

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan keuangan

Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubung dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaaan tersebut. Perkembangan dari posisi keungan perusahaan tersebut dapat dilihat dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih sehingga dapat diperoleh data-data yang diambil.

Menurut Munawir (2007 :5)menyatakan laporan keuangan adalah ”Dua daftar yang disusun akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba”.Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengatakan bahwa ”Neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala keterangan-keterangan yang dibuat dalam lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana”.

Laporan keuangan juga sangat berguna bagi pihak-pihak tertentu yang berhubungan langsung atau mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bersangkutan. Pihak-pihak tersebut antara lain :


(21)

1. Para pemilik perusahaan

2. Manajer atau pemimpinan perusahaan 3. Investor, kreditur, dan bankers

4. Pemerintah

Dengan menerapkan Standar akuntansi Keuangan secara tepat diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran sebenarnya tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek di masa akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir(2008 : 11) berikut ini beberapa tujuan pembahasan atau penyususnan laporan keuanganyaitu :

a) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini.

b) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

c) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d) Memberikan informasi tentang jumlah dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu.


(22)

e) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva dan pasiva.

f) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

g) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Menurut Kasmir, dalam bukunya (2010:16), keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu

b) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja

c) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu

d) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

e) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.


(23)

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukakn agar dapatmenunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahanberbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi.

4. Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya ada 3 (tiga), yaitu:

1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca ) 2. Laba Rugi ( Income statementI)

3. Laporan Arus Kas ( cash Flow Statement )

5. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )

Menurut Munawir( 2007 : 13 ), “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”.Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet.

Neraca menyajikan harta, utang dan modal perusahaan yang dihubungkan menjadi persamaan akuntansi. Informasi yang dapat dilihat dari neraca adalah posisi sumber kekayaan dan sumber pembiayaan yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan perusahaan dalam periode akuntansi.


(24)

Menurut sugiono dan Untung ( 2008 : 14 ), dalam menyusun neraca, terdapat 2 bentuk yang umum digunakan, yaitu :

1. Bentuk rekening (account form) , dalam bentuk ini aktiva ditempatkan sebelah kiri, sedangkan pasiva (kewajiban dan modal) ditempatkan disebelah kanan.

2. Bentuk laporan (report form), dalam bentuk ini aktiva ditempatkan pada bagian atas, sedangkan kewajiban dan modal ditempatkan dibawahnya secara vertikal.

Neraca terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu : 1) Aktiva

2) Aktiva Lancar

Berikut ini terdapat enam unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu : 1. Kas dan Setara Kas

2. Surat-surat Berharga 3. Piutang Dagang 4. Persediaan

5. Biaya dibayar dimuka 6. Aktiva lancar lain 3) Aktiva Tidak Lancar

Dan berikut ini terdapat empat unsur pokok dari aktiva tidak lancar, yaitu : 1. Aktiva Tetap

2. Akumulasi Penyusutan 3. Investasi


(25)

4) Hutang

Hutang atau keawajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Hutang Lancar

2. Hutang Jangka Panjang

6. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Menurut Harahap(2006:73), laporan laba rugi adalah menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarksn untuk mendapatkan hasil tersebut.hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya beraarti laba, sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya berarti rugi.

7. Laporan Arus Kas

Menurut Munawir (2007 : 137), “Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 (satu) periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang bersangkutan”.

B. Arus Kas

Menurut Harahap(2006:92), “Arus Kas adalah suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut operasi, investasi dan pembiayaan”.Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan, yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai


(26)

kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas tersebut secara efektif dan efisien.

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi perlu dijadikan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuanngan.

C.Sumber Dan Penggunaan Kas

Kas merupakan suatu pos yang berguna di dalam perusahaan karena kas banyak terlibat di dalam transaksi-transaksi keangan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi likuiditasnya. Ini berarti baahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Kas terlibat langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh kegiatan perusahaan serta merupakan dasar pengukur dan pencatat semua aktivitas. Dalam penyajiannya di neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang pertama dari perkiraan aktiva lancar karena kas dapat digunakan segera mungkin dan tanpa memerlukan waktu yang sama.

1. Sumber Kas

Menurut Munawir(2007 : 159), sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal :


(27)

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2. Panjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran tanda surat bukti hutang baik jangka pendek ( wesel ) maupun hutang jangka panjang ( hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang lainnya) serta penambahan hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

2. Penggunaan Kas

Menurut Munawir, ( 2007 : 159 ), penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.


(28)

4. Pembelian barang dagang secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga premi asuransi dan advertensi .

5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden secara tunai, pembayaran pajak, denda-denda dan lainnya.

D. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus Kas

Definisi laporan arus kas menurut Kasmir (2012 : 59), “Laporan arus kas (Cash Flow Statement) merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk (Pendapatan) dan arus kas keluar (biaya-biaya)”.Menurut Wibowo dan Arif dalam buku, “Akuntansi Keuangan Dasar 2”(2009 : 111) laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu”.

2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas 1. Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan analisis laporan arus kas menurut Rsubramanyam dan Wild (2010 : 92), “Tujuan laporan kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode.Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas dengan memisahkan arus kas menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan”.


(29)

Menurut Wibowo dan Arief (2009:04) tujuan laporan arus kas adalah :

a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditur,

b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net incomeI dengan penerimaan serta pengeluaran kas yang terkait dengan pendapatan tersebut,

c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas pendanan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas.

2.Kegunan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 (revisi 2009 : 04). Kegunaan laporan arus kas yaitu:“Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasii yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Informasi berguna untuk untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkasn kas dan setara kasdan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan ( future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama”.


(30)

3. Format Laporan Arus Kas 1. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode diklasifikasikandalam tiga aktivitas yaitu :

a. Arus Kas dari aktivitas Operasi

Semua transaksi berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dikelompokkan dalam aktivitas operasi.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk serta kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa depan. c. Arus Kas dari aktivitas Pendapatan

Aktivitas pendananan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini harus diungkapkan terpisah, karena pengungkapan arus kas terpisah arus kas pendanan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut.

Dibawah ini terdapat sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas dalam laporan arus kas pada PT.Telkom Tbk,beserta perbandingan arus kas bersih periode 2012 - 2013 adalah sebagai berikut


(31)

Tabel 3.1

Perbandingan arus kas bersih periode 2012-2013

Aktivitas Perusahaan 2013

(Rp miliar)

2012 (Rp miliar)

Aktivitas Operasi 36.574 27.941

Aktivitas Investasi (22.702) (11.311)

Aktivitas Pendanaan (13.327) (13.314)

Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Bank

545 3.316

Kas dan bank pada awal tahun 13.118 9.634

Kas dan bank pada akhir tahun 14.696 13.118

Sumber : Sub Sektor Telekomunikasi di BEI (2012-2013)(diolah kembali)

Dari laporan diatas dapat diketahui bahwa Arus Kas dari Kegiatan OperasiPada tahun 2013 arus kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasi mencapai Rp36.574 miliar (US$3.005 juta). meningkat dibandingkan Rp27.941 miliar pada tahun 2012. Peningkatan arus kas kami terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan pendapatan dari pelanggan sebesar Rp5.103 miliar atau 7,1% serta dari operator lain sebesar Rp528 miliar. atau 13,2% yang disebabkan peningkatan pendapatan usaha kami. Serta disebabkan penurunan pembayaran kas untuk beban usaha kami sebesar Rp6.211 miliar atau 18,5% hal ini diimbangi dengan bertambahnya pengeluaran kas untuk pajak penghasilan sebesar Rp1.809 miliar. atau 32,4% serta pembayaran kepada karyawan sebesar Rp1.721 miliar atau 21,1%.


(32)

Arus Kas untuk Kegiatan InvestasiPada tahun 2013 arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi meningkat menjadi sebesar Rp22.702miliar (US$1.865juta) dibandingkan dengan Rp11.311 miliar pada tahun 2012. Peningkatan penggunaan kas tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya pembayaran kas untuk pembelian aset tetap sebesar Rp11.423 miliar diimbangi dengan menurunnya penempatan dana pada deposito berjangka sebesar Rp1.720 miliar atau 42,9% serta meningkatnya penerimaan divestasi dari entitas anak dan perusahaan asosiasi sebesar Rp926 miliar.

Arus Kas untuk Kegiatan Pendanaan Pada tahun 2013 arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat menjadi sebesar Rp13.327miliar (US$1.095 juta) pada tahun 2013 dibandingkan dengan Rp13.314 miliar di tahun 2012. Peningkatan sebesar Rp13 miliar. atau 0,1% tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan penerimaan dari penjualan saham yang dibeli kembali sebesar Rp2.368 miliar di tahun 2013 disertai dengan tidak adanya pengeluaran kas untuk pembayaran pembelian saham kembali sebesar Rp1.744 seperti pada tahun 2012. Hal ini diimbangi dengan meningkatnya pembayaran dividen kepada pemegang saham kami sebesar Rp1.227 miliar atau 17,2% serta dividen kepada pemilik minoritas sebesar Rp1.083 atau 30,0% karena peningkatan laba usaha kami danmenurunnya penerimaan kas dari pinjaman Bank sebesar Rp1.271 miliar. 1. Analisa Rasio

Menurut Munawir(2007 : 64 ), rasio yaitu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos yang lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.Adapun rasio yang sering kita gunakan adalah :


(33)

1. Rasio Likuiditas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.Terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio.

a) Current Ratio ( Rasio Lancar )

Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan-perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar ini 100% berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Current Ratio = Total Aktiva Lancar/ Total Kewajiban Lancar

b) Quick Ratio/Acid Test Ratio

Disebut juga Quick Ratio yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa perhitungan persediannya.

Quick Ratio = Total Aktiva Lancar - Persediaan Total Kewajiban Lancar

c) Cash Ratio ( Rasio Kas)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas.


(34)

2. Rasio Solvabilitas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang maupun kewajiban-kewajibannya yang apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos atau sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap utang jangka panjang.

Adapun yang termasuk rasio solvabilitas adalah sebagai berikut : a) Debt To Equity Ratio ( Rasio Hutang atas Modal )

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.

Financial Leverage = Total Kewajiban/ Total Ekuitas b) Times Interest Earned Ratio/Interest Coverage

Times interest earned ratio atau Interest converage, rasio ini bertujuan untuk mengukur pengaruh beban bunga terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) .

TIER = EBIT / Biaya Bunga

3. Rasio Profitabilatas/Rentabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan. Sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Adapun yang termasuk rasio profitabilitas yaitu :


(35)

a) Gross Profit Margin

Untuk mengukur pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan 1. Gross Profit Margin = Rp27.846.000.000 / Rp 82.967.000.000 = 33% atau 0,33

Jika perusahaan mempunyai rasio 33%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,33. (tahun 2013)

2. Gross Profit Margin = Rp 25.698.000.000 / Rp 77.143.000.000 = 33% atau 0,33

Jika perusahaan mempunyai rasio 33%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,33. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : pada tahun 2012 gross profit margin persentasenya tetap dari tahun 2013 sampai 2012 sebesar 0,33% atau 33%

b) Net Profit Marginal

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mencakup laba yang cukup tinggi.

Net Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan Bersih 1. Net Profit Margin = Rp 14.205.000.000 / Rp 82.967.000.000 = Rp 17,1% atau 0,17


(36)

Jika perusahaan mempunyai rasio 17,1%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,17. (tahun 2013).

2. Net Profit Margin = Rp 12.850.000.000 / Rp 82.967.000.000 = Rp 15,4% atau 0,15

Jika perusahaan mempunyai rasio 15,4%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,15. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : pada tahun 2013 net profit margin mengalami peningkatan sebesar 1,7% dibandingkan tahun 2012 .

c) Return On Asset

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dari pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja management dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.

ROA = Laba Bersih / Total Aktiva 1. ROA = Rp 14.205.000.000 / Rp 127.951.000.000 = Rp 11,1% atau 0,11

Jika perusahaan mempunyai rasio 11,1%, artinya mampu mengelola asetRp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,11. (tahun 2013).

2. ROA = Rp 12.850.000.000 / Rp 111.369.000.000 = Rp 11,5% atau 0,11

Jika perusahaan mempunyai rasio 11,5%, artinya mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,11. (tahun 2012).


(37)

Tingkat Perbandingan : pengembalian aset pada tahun 2013 sebesar 11,1 sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 11,5.

d) Return On Equity (ROE)

Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau sering disebut sebagai rentabilitas usaha.

ROE = Laba bersih / Total Ekuitas 1. ROE = Rp 14.205.000.000 / Rp 60.542.000.000 = Rp 23,5% atau 0,23

Jika perusahaan mempunyai rasio 23,5%, artinya mampu mengelola modal sendiri Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,23. (tahun 2013).

2. ROE = Rp 12.850.000.000 / Rp 51.541.000.000 = Rp 24,9% atau 0,24

Jika perusahaan mempunyai rasio 24,9%, artinya mampu mengelola modal sendiri Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,24. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : tingkatpengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013. Pada tahun 2012 tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham sebesar 24,9% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 23,5%.


(38)

A.KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan analisa arus kas pada PT. TELKOM, Tbk yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen atas pengolahanperusahaan selama satu periode.

2. Laporan arus kas memberikan informasi tentang jumlah kas yang bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan di dalam perusahaan dalam satu periode.

3. Laporan arus kas untuk kegiatan operasi, investasi dan pendanaan mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 . 4. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio Gross Profit Marginal

dari tahun 2012 – 2013 persentasenya tetap.

5. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio Net Profit Marginal dari tahun 2012 – 2013 persentasenya meningkat.

6. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio ROA, pengembalian aset rendah dibandingkan tahun 2012 .

7. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio ROE, pengembalian atas ekuitas pemegang saham sangat rendah pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012.


(39)

B.SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian saya, maka penulis memberikansaran-saran sebagai berikut

1. Bagi pihak Manajemen PT.TELKOM, Tbk untuk lebih tanggung jawab atas pengolahan perusahaan setiap periodenya.

2. Bagi pihak Manajemen Keuangan untukmeningkatkan kegiatan yang ada pada arus kas setiap tahunnya.

3. Bagi pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk di tahun-tahun berikutnya dapat meningkatkan kegiatan arus agar mencapai hasil yang maksimal.

4. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk kedepannya lebih meningkatkan kegiatan berproduksi yang efisien karena dengan tingginya kegiatan berproduksi yang dilakukan ini akan semakin baikuntuk perusahaan.

5. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk untuk lebih meningkatkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan di tahun berikutnya.

6. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk untuk tahun yang akan datang lebih meningkatkan kinerja dalam aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba agar pengembalian aset di tahun berikutnya lebih meningkat dibandingkan tahun yang lalu.

7. Bagi pihak Manajemen PT.TELKOM, Tbk untuk meningkatkan modal sendiri sehingga dapat membiayai kewajiban perusahaan. Jika hal ini diperbaiki dapat membuat para kreditur menanamkan modal mereka ke perusahaan tersebut.


(40)

Harahap, Sofyan Syafri,2006.Laporan Keuangan ,Penerbit Bumi Aksara

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Rajawali Pers,Jakarta

Munawir, Drs.S,2007. Analisa Laporan Keuangan,Edisi Revisi,Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Munawir, Drs.S,2007. Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Munawir, Drs.S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta

Sugiono, Arief dan Edy, 2008. Analisis Informasi Keuangan

Subramanyam, K, R, John J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, EdisiSepuluh, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo, Abubakar Arief, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi Tiga, Cetakan Kedelapan, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta

id/branda/perusahaantercatat/laporankeuangantahunan.aspx

www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0110_informasi%tambahan.html www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0055_arus%20kas.html

http://sartika-siahaan.blogspot.in/214/07/analisis-laporan-keuangan-pt.html?m=1 www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID0303_visi.html


(1)

29

a) Gross Profit Margin

Untuk mengukur pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan 1. Gross Profit Margin = Rp27.846.000.000 / Rp 82.967.000.000 = 33% atau 0,33

Jika perusahaan mempunyai rasio 33%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,33. (tahun 2013)

2. Gross Profit Margin = Rp 25.698.000.000 / Rp 77.143.000.000 = 33% atau 0,33

Jika perusahaan mempunyai rasio 33%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,33. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : pada tahun 2012 gross profit margin persentasenya tetap dari tahun 2013 sampai 2012 sebesar 0,33% atau 33%

b) Net Profit Marginal

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mencakup laba yang cukup tinggi.

Net Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan Bersih 1. Net Profit Margin = Rp 14.205.000.000 / Rp 82.967.000.000 = Rp 17,1% atau 0,17


(2)

Jika perusahaan mempunyai rasio 17,1%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,17. (tahun 2013).

2. Net Profit Margin = Rp 12.850.000.000 / Rp 82.967.000.000 = Rp 15,4% atau 0,15

Jika perusahaan mempunyai rasio 15,4%, artinya penjualan Rp 1,- perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,15. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : pada tahun 2013 net profit margin mengalami peningkatan sebesar 1,7% dibandingkan tahun 2012 .

c) Return On Asset

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dari pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja management dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.

ROA = Laba Bersih / Total Aktiva 1. ROA = Rp 14.205.000.000 / Rp 127.951.000.000 = Rp 11,1% atau 0,11

Jika perusahaan mempunyai rasio 11,1%, artinya mampu mengelola asetRp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,11. (tahun 2013).

2. ROA = Rp 12.850.000.000 / Rp 111.369.000.000 = Rp 11,5% atau 0,11

Jika perusahaan mempunyai rasio 11,5%, artinya mampu mengelola aset Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,11. (tahun 2012).


(3)

31

Tingkat Perbandingan : pengembalian aset pada tahun 2013 sebesar 11,1 sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 11,5.

d) Return On Equity (ROE)

Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau sering disebut sebagai rentabilitas usaha.

ROE = Laba bersih / Total Ekuitas 1. ROE = Rp 14.205.000.000 / Rp 60.542.000.000 = Rp 23,5% atau 0,23

Jika perusahaan mempunyai rasio 23,5%, artinya mampu mengelola modal sendiri Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,23. (tahun 2013).

2. ROE = Rp 12.850.000.000 / Rp 51.541.000.000 = Rp 24,9% atau 0,24

Jika perusahaan mempunyai rasio 24,9%, artinya mampu mengelola modal sendiri Rp 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,24. (tahun 2012).

Tingkat Perbandingan : tingkatpengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013. Pada tahun 2012 tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham sebesar 24,9% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 23,5%.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan analisa arus kas pada PT. TELKOM, Tbk yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen atas pengolahanperusahaan selama satu periode.

2. Laporan arus kas memberikan informasi tentang jumlah kas yang bersumber dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan di dalam perusahaan dalam satu periode.

3. Laporan arus kas untuk kegiatan operasi, investasi dan pendanaan mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 . 4. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio Gross Profit Marginal

dari tahun 2012 – 2013 persentasenya tetap.

5. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio Net Profit Marginal dari tahun 2012 – 2013 persentasenya meningkat.

6. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio ROA, pengembalian aset rendah dibandingkan tahun 2012 .

7. Analisa Rasio pada rasio profitabilitas untuk rasio ROE, pengembalian atas ekuitas pemegang saham sangat rendah pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012.


(5)

33

B.SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian saya, maka penulis memberikansaran-saran sebagai berikut

1. Bagi pihak Manajemen PT.TELKOM, Tbk untuk lebih tanggung jawab atas pengolahan perusahaan setiap periodenya.

2. Bagi pihak Manajemen Keuangan untukmeningkatkan kegiatan yang ada pada arus kas setiap tahunnya.

3. Bagi pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk di tahun-tahun berikutnya dapat meningkatkan kegiatan arus agar mencapai hasil yang maksimal.

4. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk kedepannya lebih meningkatkan kegiatan berproduksi yang efisien karena dengan tingginya kegiatan berproduksi yang dilakukan ini akan semakin baikuntuk perusahaan.

5. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk untuk lebih meningkatkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan di tahun berikutnya.

6. Bagi Pihak Manajemen PT.Telkom,Tbk untuk tahun yang akan datang lebih meningkatkan kinerja dalam aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba agar pengembalian aset di tahun berikutnya lebih meningkat dibandingkan tahun yang lalu.

7. Bagi pihak Manajemen PT.TELKOM, Tbk untuk meningkatkan modal sendiri sehingga dapat membiayai kewajiban perusahaan. Jika hal ini diperbaiki dapat membuat para kreditur menanamkan modal mereka ke perusahaan tersebut.


(6)

Harahap, Sofyan Syafri,2006.Laporan Keuangan ,Penerbit Bumi Aksara

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Rajawali Pers,Jakarta

Munawir, Drs.S,2007. Analisa Laporan Keuangan,Edisi Revisi,Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Munawir, Drs.S,2007. Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Munawir, Drs.S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta

Sugiono, Arief dan Edy, 2008. Analisis Informasi Keuangan

Subramanyam, K, R, John J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan,

EdisiSepuluh, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo, Abubakar Arief, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi Tiga, Cetakan Kedelapan, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta

id/branda/perusahaantercatat/laporankeuangantahunan.aspx

www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0110_informasi%tambahan.html www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0055_arus%20kas.html

http://sartika-siahaan.blogspot.in/214/07/analisis-laporan-keuangan-pt.html?m=1 www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID0303_visi.html