Tabel 2. Klasifikasiki f
itoplankton pada ekosistem laut
Kelas Nama umum
Lokasi predominan
1. CYANOPHICEAE 2. RHODOPHYCEAE
3. BACILLARIOPHYCEAE 4. CRYPTOPHYCEAE
5. DINOPHYCEAE 6. CHRYSOPHYCEAE
7. HAPTOPHYCEAE PRYMNESIOPHYCEAE
8. RAPHIDIOPHYCEAE
9. XANTHOPHYCEAE 10. EUSTIGMATHOPHYCEAE
11. EUGLENOPHYCEAE
12. PRASINOPHYCEAE 13. CHLOROPHYCEAE
CyanobacteriaAlga biru-hijau
Alga merah Diatom
Cryptomonads Dinoplagellata
Chrisomonads Sillicoplagellata
Coccolitiphor
dan Primnesiomonads
Chloromonads Alga hijau-
Kuningheterochlocid -
Euglenoid Prasinomonads
Alga Hijau, Volvocales
Tropis Sangat
jarang, pantai
Semua perairan,
terutama pantai kosmopolitan,
pantai Semua
perairan, terutama tropis
Jarang, pantai
kadang-kadang melimpah
Oseanik Pantai
Jaring tapi kadang melimpah
Sangat jarang Sangat jarang
Pantai Semua perairan
Sangat jarang,pantai
A. Diatom Kelas Bacillariophyceae
Mikroalga ini mendominasi komunitas fitoplankton di lintang tinggi di daerar Artik dan Antartika, pada zona neritik daerah tropis dan perairan lintang sedang
temperate, dan pada daerah upwelling. Beberapa ahli menganggap bahwa
diatom merupakan kelompok fitoplankton paling penting yang m emberi
kontribusi secara mendasar bagi produktivitas laut, khususnya di wilayah perairan pantai. Berisi sel tunggal atau rangkaian sel, diatom memiliki bagian
luar yang keras yang merupakan lapisan skeleton-silika pektin yang berisi silika yang disebut frustula. Frustula atau dinding sel silika disusun dari dua
katup yaitu katup bagian atas yang disebut epiteka dan katup bagian bawah yang disebut hipoteka Gambar 3. Kedua katup tersebut cocok satu sama
lainnya seperti petridisk dan sering berisi ornamen yang kompleks. Ada celah sempit pada frustula yang berfungsi mempercepat pergantian nutrien, gas-gas
dan produk metabolik.
Gambar 3. Frustula diatom dengan lapisan epiteka dan hipoteka Bentuk dan kesimetrisan frustula membantu para ahli taksonomi dalam
mengklasifikasikan diatom.Didasarkan pada penampilan-penampilan ini dikenal dua kelompok diatom yaitu centris diatom diatom bulat yang memiliki bentuk
katup bulat atau berbentuk kubah dan paling banyak berada sebagai planktonik dan pennate diatom diatom runcing yang memiliki katup berbentuk bujur atau
bentuk kapal boat-shape dan biasa hidup pada daerah dasar perairan bentik. Frustula dari centris diatom
memiliki jari-jari simetri radial simetri sekitar sumbunya sedangkan pada pennate diatom memiliki bilateral simetri.
Ukuran diatom berkisar dari 10 µm sampai mendekati 200µm. Tidak adanya flagel, cilia atau organ pergerakan lain, spesies planktonik bersifat non
motil dan tenggelam pada perairan yang tidak ada turbulensi. Menurut Smayda 1970 dalam Kennish 1990 laju penenggelaman diatom dan fitoplankton yang
lain bergantung ukuran dan bentuk sel, ukuran koloni, kondisi fisiologis dan umur. Sel-sel diatom hidup, turun pada laju 0 sampai 30 m per hari menembus
kolom air, tetapi sel-sel mati jatuh lebih cepat melebihi 60 m per hari dalam kasus yang sama. Daya apung
buoyancy menurun dengan umur. Penambahan ukuran sel atau koloni berkaitan dengan laju tenggelam
bergantung luas permukaan per satuan volumenya. Menurut Arinardi dkk 1994, jenis diatom yang banyak dijumpai di perairan
lepas pantai Indonesia antara lain Chaetoceros sp., Rhizosolenia sp., Thalassiothrix sp. dan Bachteriastrum sp, sedangkan pada daerah pantai atau
muara sungai biasanya terdapat Skeletonema sp., dan kadang-kadang Coscinodiscus sp. Sunarto 2002 menemukan beberapa jenis diatom yang
terdapat di perairan pantai Teluk Hurun Lampung antara lain jenis Naviluca, Thalassiosithic, Rhizosolenia dan Skeletonema Gambar 4. Jenis-skeletonema
kadang berlimpah, hal ini diduga karena jenis ini dapat memanfaatkan nutrien lebih cepat dari pada diatom lainnya.
Asterionella Chaetoceros Corethron
Coscinodiscus
Skeletonema Navicula
Rhizosolenia Thalassiosira
Gambar 4. Beberapa genera diatom.
B. Dinoflagellata Kelas Dinophyceae