Penjumlahan vektor cara analitis

davitsipayung.com Sudut  adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor R . Sudut  adalah sudut yang dibentuk oleh vektor B dan vektor R . Nilai sudut  dan  ditemukan menggunakan hukum sinus.   sin 180 sin sin R A B       2.26 Contoh 2.5 : Sebuah beban beratnya w = 200 N digantungkan menggunakan tali seperti ditunjukkan pada gambar. Beban dalam keadaan setimbang seperti pada gambar. Tentukanlah tegangan tali T 1 dan T 2 menggunakan aturan sinus. Pembahasan : Kita dapat menggambarkan hubungan vektor 1 T , 2 T dan w memenuhi hubungan Besar tegangan tali T 1 dan T 2 diperoleh dengan menggunakan hukum sinus. 1 1 sin 60 200 3 sin 30 sin 60 sin 30 w T T w N     2 1 sin 90 400 sin 30 sin 90 sin 30 w T T w N    

2.3.2 Penjumlahan vektor cara analitis

Penjumlahan dua vektor cara analitis adalah penjumlahan komponen-komponen kedua vektor pada sumbu yang sama. Penjumlahan dua vektor diberikan oleh       ˆ ˆ ˆ x x x x x x A B A B i A B j A B k        2.27 Pengurangan vektor A dan B diartikan sebagai penjumlahan vektor A dan -B .       ˆ ˆ ˆ x x x x x x A B A B A B i A B j A B k           2.28 Dua buah vektor 1 F dan 2 F diberikan dalam grafis. Cara menjumlahkan vektor dengan metode analitis, yaitu :  Uraikan komponen vektor dalam komponen-komponen skalarnya.  Jumlahkan semua komponen vektor pada sumbu yang sama. 1 2 x x x x R F F F     2.29 1 2 y y y y R F F F     2.30 w 1 T 2 T 30 60 90 2 T 1 T 30 w = 300 N davitsipayung.com  Besar vektor resultan R : 2 2 x y R R R   2.31 Sudut yang dibentuk oleh resultan vektor R terhadap sumbu x positif : tan y x R R   2.32 Cara analitis lebih mudah menyelesaikan perhitungan resultan vektor dibandingkan cara grafis untuk kasus lebih dari dua vektor Contoh 2.6 : Tentukan besar resultan dari tiga buah vektor gaya pada gambar di bawah ini Pembahasan : Misalkan F 1 = 10 N, F 2 = 10 3 N, dan F 3 = 10 N. Uraikan masing-masing vektor gaya pada sumbu x dan sumbu y, kita peroleh 1 2 3 1 2 cos30 cos60 5 3 5 3 x x x x F F F F F F          1 2 3 1 2 sin 30 sin 60 5 5 15 5 15 y y y y F F F F F F            Besar resultan vektor gaya :     2 2 2 2 15 15 x y R F F N        Contoh 2.7 : Diketahui dua buah vektor 1 ˆ ˆ ˆ 3 2 m r i j k    2 ˆ ˆ 3 4 m r i k   Tentukan : a. besar vektor 1 r dan 2 r b. 1 2 r r  c. 1 2 r r  d. 1 2 2 3 r r  Pembahasan : a. Besar vektor 1 r adalah 2 2 2 1 3 1 2 14 m r     x y 30 60 5 N 10 N 10 3 N davitsipayung.com Besar vektor 2 r adalah 2 2 1 3 4 5 m r    b.         1 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 3 2 3 4 3 3 2 4 6 6 r r i j k i k i j k i j k               c.         1 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 3 2 3 4 3 3 2 4 2 r r i j k i k i j k j k              d.         1 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 2 3 2 3 2 3 3 4 6 2 4 9 12 15 2 16 r r i j k i k i j k i k i j k               2.4 Kesamaan vektor Dua vektor dikatakan sama hanya jika nilai dan arah dua vektor tersebut sama. Secara grafis, dua vektor sama hanya jika kedua vektor sejajar dengan arah dan panjangnya sama, tetapi tidak membutuhkan posisi yang sama, lihat Gambar 2.12a. Secara analitis , dua vektor sama ketika nilai komponen-komponen kedua vektor sama. Kesamaan vektor A dan B dituliskan dalam bentuk A B  2.33 atau ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ x y z x y z x y z A i A j A k B B B      2.34 atau x x y y z z A B A B A B    2.35 Satuan vektor A dan B juga harus sama. Sebuah vektor tetap sama jika dipindahkan ke posisi yang lain asalkan tidak mengubah nilai dan arah vektor tersebut. Vektor A dikatakan berlawanan dengan vektor A  , seperti pada Gambar 2.12b. Dua vektor dikatakan berlawanan jika kedua vektor memiliki nilai yang sama tetapi arahnya berlawanan . 2.5 Perkalian vektor 2.5.1 Perkalian vektor dengan skalar