Konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik underground : (studi fenomenologi mengenal konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik underground di Kota Bandung)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama
: Afandi
Nama Panggilan
: Apandi
NIM
: 41808047
Tempat dan Tanggal Lahir
: Pekalongan, 19 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Hobby
: Desain Layout, Desain Logo,
Digital Art, dan Musik
Alamat
: Jl. Terusan Cibaduyut Gg. Mesjid RT 06/01,
Cangkuang Kulon, Dayeuhkolot, Kab.Bandung
Alamat e-mail
: [email protected]
Motto
: Ingatlah dengan apa yang diucapkan
oleh orang tua, lakukan dengan ikhlas.
213
214
II. IDENTITAS KELUARGA
NO NAMA
HUBUNGAN
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
1
Samudi
Ayah Kandung
-
Wiraswasta
2
Rochyati
Ibu Kandung
SD
Ibu Rumah Tangga
3
Rizki Mulyana
Adik Kandung
SD
Pelajar
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO
TAHUN LULUS
JENJANG
SEKOLAH/PERG.TINGGI
KETERANGAN
1
2008 - sekarang
S1
Universitas Komputer Indonesia, Sedang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Menempuh
Politik,
Jurusan
Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Humas
2
2005 - 2008
SMA
SMA Pasundan 7 Bandung
Berijasah
3
2002 – 2005
SMP
SMPN 36 Bandung
Berijasah
4
1995 – 2002
SD
SD Al-Basyariah Bandung
Berijasah
IV. KEGIATAN PELATIHAN/SEMINAR/PAGELARAN
NO
TAHUN
PENYELENGGARA
KEGIATAN
SEBAGAI
1
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Table Manner Ciurse
2
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Pelatihan Melejitkan Potensi Peserta
dan Pengembangan Diri
3
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
The Future of United States
of America – Indonesia
Relationship
Peserta
4
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Mentoring Agama Islam
Peserta
Peserta
215
5
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Workshop Penyiaran Radio
Peserta
6
2010
M.K Komunikasi
Massa Fisip Unikom
Study Tour Media Massa
2010
Panitia
7
2010
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Pelatihan Public Speaking
Peserta
8
2010
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Seminar Fotografi, Lomba
Foto Essay dan Apresiasi
Seni
Peserta
9
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Pelatihan Kepemimpinan
“Journey Of Leadership”
Peserta
10
2011
FISIP Unikom
Gerakan Ambil Sampah
Panitia
11
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi
Jurnalistik UIN SGD
Bandung
Orientasi Pelatihan
Jurnalistik “Menumbuhkan
Profesionalisme Insan Pers”
Peserta
12
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Communication Cup 3
“Spirit and Integration of
Our Communication”
Panitia
13
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Paskah “Kasihnya Tak
Mungkin Gagal”
Panitia
14
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Shutter
Panitia
15
2012
HIMA dan Prodi Ilmu
Komunikasi dan Public
Bedah Buku “Handbook of
Public Relations” dan
Peserta
216
Relations Fisip Unikom
Seminar “How To Be A
Good Writer”
16
2012
Komunitas Musik
Fikom Unpad
A Music Biz: How To Make Peserta
Promotion Kit And Press
Realese
17
2012
HIMA Teknik Elektro
Unikom
Fun With Office 2010
Peserta
V. PENGALAMAN ORGANISASI
NO
TAHUN
ORGANISASI
JABATAN
1
2010 - 2011
Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi dan Public Relations,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Komputer
Indonesia
Ketua Divisi Kreasi dan Kesenian
2
2002 - 2005
Kelompok Ilmah Remaja (KIR),
SMPN 36 Bandung
Anggota
3
2001 – 2002
Tim Inti Pramuka, SD Al-Basyariah
Anggota
VI. PENGALAMAN KERJA
NO TAHUN
URAIAN
KETERANGAN
Juli sampai September Praktek Kerja Lapangan di
1
2011.
Bagian Humas Sub Bagian
Publikasi
dan
Pemberitaan
Sekretariat Daerah Pemerintah
Kabupaten Bandung.
217
VII. KEMAMPUAN YANG DIKUASAI
NO
BIDANG KEMAMPUAN
1
Bahasa Inggris
2
Komputer :
KEAHLIAN
Aktif/Pasif
-
Software
MS Office 2007/2010, Adobe
Photoshop, Adobe Indesain,
CorelDRAW Graphics Suite.
-
Internet
Browsing
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk
dapat dipergunakan seperlunya.
Bandung,
Juli 2012
Penulis
Afandi
NIM.41808047
KONSEP DIRI PENGANUT STRAIGHT EDGE DALAM
KOMUNITAS MUSIK UNDERGROUND
(Studi Fenomenologi Mengenai Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam
Komunitas Musik Underground Di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (SI) Pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh ,
AFANDI
NIM. 41808047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Segala puji penulis ucapankan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan
pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan, pemilik segala ilmu
yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan
karunianya sehingga penulis mendapatkan kelancar dalam penulisan penelitian
yang berjudul “Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam Komunitas Musik
Underground” (Studi Fenomenologi Mengenai Konsep Diri Penganut Straight
Edge Dalam Komunitas Musik Underground Di Kota Bandung).
Dalam penelitian ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesarbesarnya kepada Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, karena berkat kegigihan,
pengorbanan, dan kesetian mereka dalam mendampingi penulis sehingga
menghantarkan penulis sampai ke derajat mahasiswa serta menyelesaikan proses
akhir dalam perkuliahan dengan lancar.
Serta dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia,
yang telah mengesahkan skripsi ini.
vi
2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public Relations Universitas Komputer Indonesia, yang
telah memberikan pengesahan skripsi ini.
3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos., M.Si Selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia dan dosen penulis yang banyak
memberikan pengetahuan baru bagi penulis.
4. Yth. Bapak Sangra Juliano Prakasa, S.I.Kom selaku wali dosen penulis
yang telah banyak memberikan bantuan dalam banyak hal terutama
mengenai perwalian maupun mengenai akademik dan memberikan
berbagai pembelajaran yang positif.
5. Yth. Bapak Arie Prasetio, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing
penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini, yang telah memberikan
nasehat, semangat, koreksi, serta dorongan motivasi kepada penulis.
6. Yth. Bapak/Ibu staf dosen yang berada di Universitas Komputer
Indonesia khusunya Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan dukungan
dan semangat serta banyak membantu penulis.
7. Yth. Mbak Astri Ikawati, A.Md.Kom selaku Sekretariat Program Studi
Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu
dan mengatur penulis dalam hal administrasi perkuliahan.
vii
8. Terima kasih kepada Azis, Ardianto, dan Putri yang selalu memberikan
arah dan masukan mengenai penelitian ini, sehingga penulis selalu berpikir
walaupun sedikit lupa kalau sudah berada di rumah serta termotivasi
dengan adanya mereka.
9. Terima kasih kepada Novi Hardianti yang telah mau jadi tempat curhatan
hati peneliti mengenai penelitian dan bersedia membantu peneliti baik
susah maupun senang ketika berada dalam perkuliahan.
10. Terima kasih kepada Rengga, Septian, Oki, Widia, dan anak-anak satu
bimbingan yang selalu saling mengingatkan untuk melakukan bimbingan
serta bertukar pikiran mengenai penelitian.
11. Terima kasih kepada teman-teman IK Humas 1 2008 Bella, Dita, Ines,
Hary, Ilona, Devita, Abdur, Fanny, Bahtiar, Doni, Yuga, Alin, Santi,
Ading, Sigit, Fahrul, Randi, Rani, Nuky, dan lain-lain ayo semangat untuk
mengejar cita-cita kalian jangan sampai putus asa !!!
12. Terima kasih kepada teman-teman kelas IK 2 2008 khususnya Cecep, Rio,
Imam, Reza, Azhar, Nina, dan lainnya yang telah mengisi masa-masa awal
dari perkuliahan sampai dengan sekarang, hubungan kita jangan sampai
rapuh.
13. Terima kasih kepada teman-teman Ilmu Komunikasi 2008 yang telah
memberikan dorongan dan motivasi dalam pengerjaan penelitin ini.
14. Terima kasih kepada Tri Aldi, Adi Yoso, dan Asep Ucok yang telah
menemani proses penelitian ini serta memberikan arah mengenai
penelitian ini dan memberikan waktu kosong kalian untuk penulis.
viii
15. Terima kasih kepada teman-teman komunitas ThreeChrod khususnya Edo,
Bitil, Blank, Angga, dan Isur yang telah memberikan waktu luangnya
untuk kelancara proses penelitian ini, punteun pisan kalau penulis
melakukan perbuatan yang menyakiti perasaan kalian.
16. Terima kasih kepada Anna Yoana yang telah memberikan dukungan dan
do’anya dalam proses penelitian ini.
17. Terima kasih kepada sodara-sodara penulis yang telah memberikan
bantuan secara moril maupun material dalam proses pengerjaan penelitian
ini.
18. Terima kasih kepada teman-teman SD Al-Basyariah Bandung 2002,
SMPN 36 Bandung 2005 dan SMA Pasundan 7 Bandung 2008 yang telah
mewarnai masa-masa sekolah penulis.
19. Terima kasih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa, para guru yang
sudah mendidik dan membagi ilmunya kepada penulis mulai dari penulis
SD, SMP, dan SMA. Jasamu sangatlah besar dan penulis ucapkan terima
kasih atas jasamu yang sungguh mulia.
20. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
kebaikan yang diberikan dapat di balas oleh Allah SWT.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlimpah bagi orangorang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran dan keikhlasannya
dalam penulisan penelitian ini.
ix
Untuk kesempurnaan dari penelitian ini, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dari karya
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini mendatangkan kebaikan
yang bagi banyak pihak, terima kasih. Amin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Bandung, Juli 2012
Penulis
Afandi
NIM.41808047
x
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
ABSTRACT .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
11
1.2.1
Pertanyaan Makro ..................................................................
11
1.2.2
Pertanyaan Mikro ...................................................................
11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...........................................................
12
1.3.1
Maksud Penelitian ..................................................................
12
1.3.2
Tujuan Penelitian ...................................................................
12
1.4 Kegunaan Penelitian ..........................................................................
13
1.4.1
Kegunaan Teoritis ..................................................................
13
1.4.2
Kegunaan Praktis ...................................................................
13
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................
14
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ...........................................................
16
2.2.1
Pengertian Komunikasi ..........................................................
16
2.2.2
Tujuan Komunikasi ................................................................
18
2.2.3
Fungsi Komunikasi ................................................................
20
2.2.4
Proses Komunikasi .................................................................
20
2.2.5
Unsur-unsur Komunikasi .......................................................
22
2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi .....................................
24
2.3.1
Pengertian Komunikasi Antarpribadi .....................................
24
2.3.2
Tujuan Komunikasi Antarpribadi ..........................................
26
2.3.3
Sifat Komuniaksi Antarpribadi ..............................................
26
2.4 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi...........................................
27
2.5 Tinjauan Tentang Interaksi Simbolik.................................................
31
2.6 Tinjauan Tentang Konsep Diri...........................................................
37
2.6.1
Pengertian Konsep Diri ..........................................................
37
2.6.2
Aspek-aspek Konsep Diri ......................................................
40
2.6.3
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..............................
42
2.6.4
Komponen Pembentuk Konsep Diri ......................................
44
2.7 Tinjauan Tentang Komunitas .............................................................
45
2.8 Tinjauan Tentang Musik ....................................................................
46
2.9 Tinjaun Tentang Underground ..........................................................
49
2.10 Tinjauan Tentang Komunitas Musik Underground ...........................
50
xii
2.11 Kerangka Pemikiran...........................................................................
51
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian .................................................................................
70
Sejarah Straight Edge.............................................................
71
3.1.1.1 Sejarah Simbol X Pada Straight Edge........................
72
3.1.1
3.1.1.2 Era Straight Edge Pada Oldschool
(1970 - awal 1980) .....................................................
74
3.1.1.3 Era Straight Edge Pada Youth Crew
(pertangahan 1980) .....................................................
74
3.1.1.4 Era Straight Edge Pada Militan (1990) ......................
76
3.1.1.5 Era Straight Edge Pada 2000-an ................................
76
3.1.1.6 Straight Edge di Indonesia .........................................
77
Subjek Penelitian....................................................................
77
3.2 Metode Penelitian ..............................................................................
78
3.1.2
3.2.1
Desain Penelitian ....................................................................
78
3.2.2
Teknik Pengumpulan Data .....................................................
84
3.2.2.1 Studi Pustaka ..............................................................
84
3.2.2.2 Studi Lapangan ...........................................................
85
3.2.2.3 Internet Searching ......................................................
86
3.2.3
Teknik Penentuan Informan ...................................................
86
3.2.4
Teknik Analisis Data ..............................................................
88
3.2.5
Uji Keabsahan Data................................................................
90
3.2.6
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
92
xiii
3.2.6.1 Lokasi Penelitian ........................................................
92
3.2.6.2 Waktu Penelitian ........................................................
92
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Data Informan .................................................................................... 101
4.1.1
Proses Pendekatan Informan .................................................. 102
4.1.2
Profil Informan ....................................................................... 103
4.1.2.1 Informan Penelitian (Penganut Straight Edge) .......... 104
4.1.2.2 Informan Pendukung .................................................. 107
4.1.2.3 Informan Kunci .......................................................... 109
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 110
4.2.1
Simbol-Simbol Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 111
4.2.2
Komponen Kognitif Penganut Straight Edge Yang
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 121
4.2.3
Komponen Afektif Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 126
4.2.4
Konsep Diri Penganut Straight Edge ..................................... 131
4.3 Pembahasan........................................................................................ 138
4.3.1
Simbol-Simbol Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 138
4.3.2
Komponen Kognitif Penganut Straight Edge Yang
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 143
4.3.3
Komponen Afektif Penganut Straight Edge Yang
xiv
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 146
4.3.4
Konsep Diri Penganut Straight Edge ..................................... 149
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 152
5.2 Saran .................................................................................................. 153
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 155
LAMPIRAN .................................................................................................... 159
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 241
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1
Informan Penelitian .................................................................
87
Tabel 3.2
Informan Pendukung Penelitian ..............................................
88
Tabel 3.3
Key Informan Penelitian .........................................................
88
Tabel 3.4
Waktu Penelitian .....................................................................
93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1
Minor Threat .......................................................................
4
Gambar 3.1
Ian Mackey ..........................................................................
72
Gambar 3.2
Simbol X Pada Straight Edge..............................................
74
Gambar 3.3
Komponen-Komponen Dalam Analisis Data Kualitatif .....
89
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1
:
Surat Penugasan Menjadi Pembimbing Skripsi ............. 160
Lampiran 2
:
Berita Acara Bimbingan ................................................. 161
Lampiran 3
:
Lembar Revisi Sidang Skripsi ........................................ 162
Lampiran 4
:
Lembar Revisi Usulan Penelitian ................................... 163
Lampiran 5
:
Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk
Mengikuti Sidang Sarjana ............................................... 164
Lampiran 6
:
Pedoman Wawancara ..................................................... 167
Lampiran 7
:
Wawancara Penelitian .................................................... 185
Lampiran 8
:
Dokumentasi Penelitian .................................................. 237
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto. Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
_________________. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Cutlip, Scott M; Center, Allen H; Broom, Glen H. 2009. Effective Public Relations
Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Fisher, B. Aubrey., Penyuting: Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Teori-teori Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
G, Widya. 2010. Punk: Ideologi Yang Disalah Pahami. Yogyakarta: Garasi House
Of Book.
Haenfler, Ross. 2006. Straight Edge: Clean Living Youth, Hardcore Punk, and
Change. Piscataway: Rutgers University Press.
Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
145
146
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
______________. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Taufik Adi. 2009. Kultur Underground: Yang Pekak Dan Berteriak Di
Bawah Tanah. Yogyakarta: Garasi House Of Book.
Tantagode, Jube. 2008. Musik Underground Indonesia: Revolusi Indie Label.
Yogyakarta: Harmoni
Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber Lain :
Skripsi
Feronika, Silfia. 2011. Konsep Diri Anak Tunagrahita Ringan: Studi
Fenomenologi Dengan Pendekatan Interaksi Simbolik Mengenai Konsep
Diri Pada Anak Tunagrahita Tingkat SDLB di Sekolah Luar Biasa-C
Plus Asih Manunggal Bandung. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
147
Putri, Andina Dwitya. 2011. Straight Edge dalam Scene Underground Jakarta:
Studi Fenomenologi Mengenai Straight Edge di dalam Scene Hardcore
Jakarta. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Yulianti, Linda. 2011. Konsep Diri Mahasiswa Perokok di Kota Bandung: Studi
Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswa Perokok di Kota Bandung.
Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Internet Searching
http://www.anneahira.com/psikologi-komunikasi-18667.htm , 18 April 2012, Pukul
20.00 WIB.
http://www.anneahira.com/underground.htm , 2 April 2012, Pukul 20.00 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2012/04/bertahan-dengan-straightedge.html
, 12
Mei 2012, Pukul 12.00 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2012/05/pengabal-abalan-di-scene.html
12
Mei
2012, Pukul 12.10 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2009/11/straightedge-tidak-ekslusif.html 12 Mei
2012, Pukul 12.20 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2010/02/tentang-straightedge-dan-tentang.html 12
Mei 2012, Pukul 12.30 WIB.
http://books.google.co.id/books?id=7AgdUYZ6U0wC&pg=PA5&hl=id&source=gbs
_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false , 19 Februari 2012, Pukul
20.00 WIB.
148
http://books.google.co.id/books?id=id1Bfdz0EDsC&printsec=frontcover&hl=id&sou
rce=gbs_vpt_buy#v=onepage&q&f=true , 19 Februari 2012, Pukul 20.30
WIB.
http://books.google.co.id/books?id=Rp_tVcHOV0oC&pg=PA302&lpg=PA302&dq=
free+download+book+Hardcore+Punk+straight+edge+%26+Radical+Politics
&source=bl&ots=5OD1CCQFr&sig=wrTYhdkdUMXwCPBVd8jRI59tI5o&h
l=en&sa=X&ei=561DT4SFEI7LrQeco_jABw&redir_esc=y#v=onepage&q&f
=true , 19 Februari 2012, Pukul 21.00 WIB.
http://jamrfirdaus.wordpress.com/tag/straight-edge/ , 20 Februari 2012, Pukul 20.00
WIB.
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/08/sejarah-teori-interaksisimbolik.html , 21 Februari 2012, Pukul 20.00 WIB.
http://www.scribd.com/doc/28335794/BAB-II-PEMBAHASAN-a-PengertianKomunitas-Komunitas , 2 April 2012, Pukul 20.30 WIB.
http://www.scribd.com/doc/50252875/Psikologi-Komunikasi , 18 Maret 2012, Pukul
20.00 WIB.
http://sxeindonesia.tumblr.com/FAQ , 19 Februari 2012, Pukul 19.00 WIB.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedi
a.org/wiki/Straight_edge , 19 Februari 2012, Pukul 19.30 WIB.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mungkin disebagian kalangan masyarakat tertentu banyak yang mengira
bahwa musik underground itu selalu identik dengan adanya histeria dan amuk
massa baik itu pada saat pertunjukan musik berlangsung maupun bagi para
pelaku dalam komunitas musik underground yang sering kali mengkonsumsi
narkoba, alkohol, maupun seks bebas. Banyak sekali kejadian-kejadian yang
setidaknya bersifat anarkisme dalam sebuah pertunjukan musik underground baik
itu yang berada di luar negri sana maupun yang ada di Indonesia.
Perkembangan musik underground yang ada di Indonesia dapat dikatakan
sangat pesat. Menurut Reggi Kayong Munggaran1 seorang pengamat musik
underground mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat pesat
perkembangannya dalam bidang musik underground khususnya Bandung
sehingga menempati posisi ke lima mengenai komunitas musik underground di
dunia. Di Bandung sendiri, banyak sekali musisi-musisi underground yang lahir
di kota kembang (salah satu sebutan untuk Bandung) seperti metal, punk,
hardcore, maupun indie.
Awal mulanya, musik underground lahir dari adanya gerakan-gerakan
oleh para generasi muda yang berada di Amerika. Tujuan gerakan yang di usung
oleh generasi muda ini sifatnya lebih kepada pemberontakan atau perlawan
1
http://www.infobdg.com/v2/bandung-underground-moshing-dan-teriakan-yang-jarangterdengar-lagi/ tanggal akses 23 februari 2012, pukul 14.00 WIB
1
2
terhadap ketidak adilan bagi kalangan masyarakat minor atau menengah ke
bawah.
Dalam penjelasan Susilo (2009:5) mengatakan bahwa musik underground
ini muncul tatkala kemapanan dan industrialisasi dianggap sudah tidak
memanusiakan manusia lagi. Musik underground sendiri lahir untuk mendobrak
tatanan seperti ini. Dimana musik underground merupakan bentuk reaksi
terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita.
Dalam perkembangannya yang begitu sangat pesat, maka musik
underground pun masuk dan menyebar sangat cepat di Indonesia. Banyak sekali
pelaku-pelaku yang terlibar dalam musik underground sendiri, baik itu para
musisinya atau penggemarnya yang mayoritas para generasi muda dari tahun ke
tahun. Akan tetapi, masuknya musik underground di Indonesia khususnya di kota
Bandung tidak terlepas dari adanya budaya yang telah melekat dalam musik
underground sendiri, yakni penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas, dan
sejenisnya.
Selain penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas dan lain sebagainya. Pola
pikir para pelaku musik underground lebih kritis terhadap realitas sosial yang
terjadi. Baik itu mengenai tentang lingkungan maupun ketidak adilan terhadap
kalangan masyarakat menengah ke bawah. Dimana mereka mencurahkan kritikan
mereka kedalam sebuah lagu yang mereka ciptakan.
Disisi lain, terdapat kenyataan yang tak bisa ditampik mengenai musik
underground, sebagaimana gerakan-gerakan lainnya dalam kontrakultur, diisi
pula oleh orang-orang yang tidak memahami basis dari pemikiran musik
3
underground. Akibatnya, terjadi miskonsepsi di dalam musik underground
seperti adanya perlawanan atas kapitalisme, akan tetapi yang mereka lakukan
ialah dengan melakukan tindakan penggunaan dan mengkonsumsi alkohol dan
narkoba yang mengatas namakan kebebasan dari musik underground itu sendiri.
Maka dari itu, muncul suatu pola pengendalin diri dalam komunitas musik
underground yang disebut dengan istilah Straight Edge. Pada dasarnya, straight
edge merupakan sebuah ideologi atau pergerakan untuk melakukan pengendalian
diri yang bertujuan untuk menjauhkan diri dari segala jenis produk yang dianggap
beracun yang diedarkan oleh kaum kapitalis. Straight edge sendiri muncul karena
adanya kesadaran bahwa kapitalisme telah dengan sengaja mendistribusikan
produk-produk yang cenderung menjadikan massa untuk menghancurkan diri.
Menurut Robert T. Wood (2006:1) menjelaskan dalam bukunya yang
berjudul Straight Edge Youth Complexity and Contradictions of Subculture
bahwa straight edge itu sebuah filosofi dan gaya hidup yang ditandai dengan
tidak mengkonsumsi rokok, alkohol, narkoba, seks bebas, dan zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh, bahkan sampai tidak mengkonsumsi daging serta produk
hewani. Secara garis besar, straight edge merupakan pergerakan terhadap
penggunaan zat-zat yang dapat merusak tubuh seperti narkoba, alkohol, rokok,
dan seks bebas, sedangkan secara garis kerasnya ialah menghindari segala
sesuatu yang dapat merusak tubuh.
Pergerakan straight edge
mencoba memberikan suatu alternatif baru
dalam kancah musik underground yang sempat identik dengan kebiasaan prilaku
mabuk-mabukan, penggunaan narkoba, dan kekerasan. Secara spesifik,
4
pergerakan Straight edge ini lahir dari komunitas musik hardcore punk,
hardcore punk sendiri merupakan bagian dari musik underground.
Awalnya, straight edge bermula dari lagu “straight edge” yang diciptakan
oleh salah satu band hardcore punk yakni Minor Threat sekitaran tahun 1981. Ian
Mackaye, sang frontman dan vocalis Minor Threat memiliki suatu pandangan
bahwa dalam komunitas musik underground harus bisa melakukan perubahan
yang positif. Menurut Susilo (2099:70), lirik lagu “straight edge” pada dasarnya
mengatakan bahwa ada hal yang lebih baik daripada mabuk dan mengkonsumsi
narkotika lalu berakhir terkapar di acara konser.
Gambar 1.1
Minor Threat
Sumber : http://centrifugue.fr
Secara umum, pergerakan straight edge mempunyai simbol yang menjadi
identitas bagi para penganut straight edge yakni coretan “X” di punggung tangan.
Coretan X tersebut biasanya digunakan ketika para penganut straight edge tampil
5
bersama bandnya di atas panggung maupun datang ke gigs-gigs musik
underground. Selain itu, tanda X juga digunakan pada pin, t-shirt, jaket, serta
aksesoris lainya sebagai kampanye dari pergerakan straight edge. Sehingga,
tanda X menjadi identitas bagi para penganut straight edge yang disampaikan
melalui sebuah coretan X dengan menggunakan spidol di punggung tangan
maupun pada atribut-atribut yang lain.
Di Indonesia, pergerakan straight edge dalam komunitas musik
underground dapat dikatakan sangat pesat. Banyak sekali para generasi muda
baik itu di Bandung, Yogyakarta, Bali, maupun Jakarta sangat antusias dari
adanya pergerakan straight edge ini. Seperti halnya di kota Bandung, pergerakan
straight edge banyak digandrungi oleh anak-anak muda dari komunitas musik
underground baik itu seorang musisi maupun seorang penikmat musik
underground sehingga para penganut straight edge pun semakin menjamur di
kalangan generasi muda yang berada di Bandung.
Berdasarkan penjelasan dari Lagatutta dan Lahickey dalam Robert T.
Wood (2006:7) mengatakan bahwa keberadaan penganut straight edge tidak
lepas dari adanya generasi muda yang berkecimpung dalam komunitas musik
underground khususnya hardcore punk, baik itu pria maupun wanita yang ratarata masih remaja sekitaran belasan tahun. Tidak kemungkinan bahwa tahapan
tersebut merupakan tahapan pencarian diri atau adapatasi sebagai seorang
penganut straight edge. Berbeda halnya apabila telah berumur kepala tiga,
pergerakan straight edge ini dapat dijadikan sebuah pendirian dalam diri
seseorang.
6
Merujuk pada penjelasan dari Lagatutta dan Lahickey tersebut, memang
benar keberadaan penganut straight edge sendiri banyak sekali digandrungi oleh
para generasi muda dalam komunitas musik underground. Seperti halnya di
Bandung, kota yang penuh akan kreatifitasnya. Banyak diantara generasi muda
komunitas musik underground kota Bandung antusias adanya pergerakan straight
edge ini.
Seiring pergerakan para penganut straight edge yang semakin hari
semakin berkembang serta menjadi buah bibir baik itu dalam jejaring sosial,
forum, maupun di dalam komunitas musik underground. Serta pergerakan ini pun
didukung dengan semakin banyaknya orang-orang di komunitas musik
underground untuk memilih hidupnya menjadi seorang penganut straight edge
dalam sebuah bentuk komitmen diri yang bertanggung jawab.
Dari sudut pandang tertentu, pergerakan straight edge ini terdengar baik
ketika sebagian orang-orang dalam komunitas musik underground menghindari
penggunaan rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas. Namun apabila dilihat lebih
dalam lagi, dengan semakin maraknya penganut straight edge, maka pergerakan
ini menjadi semacam tren yang baru di dalam komunitas musik underground atau
bagi para generasi muda. Dan akibatnya ialah muncul beberapa orang-orang yang
belum paham sebenarnya mengenai straight edge akan tetapi sudah berani
mengklaim bahwa dirinya sebagai penganut straight edge dengan informasi yang
masih minim. Sehingga berakhir dengan pilihan sellout atau gagal.
Tentunya bagi para penganut straight edge yang lebih mengerti apa itu
pergerakan straight edge baik secara filosofinya maupun sejarahnya serta dalam
7
komunitas musik underground pun tidak setuju dengan adanya tindakan yang
tidak bertanggung jawab seperti itu. Sehingga arti dan filosofi straight edge
sendiri merasa ternodai dengan adanya oknum-oknum yang mengatas namakan
dirinya sebagai penganut straight edge.
Dalam konteks komunikasi, hal tersebut merupakan bagian dari dalam
komunikasi antrapribadi yang dimana sebagai penganut straight edge harus bisa
mengpresentasikan dirinya sebagai seorang penganut straight edge kepada orang
lain. Menurut Deddy Mulyana (2009:81) mengatakan bahwa komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi yang dilakukan oleh para penganut straight edge sangat lah
berperan penting dalam pembentukan karakteristik seorang penganut straight
edge yang secara benar berdasarkan arti serta filosofinya. Hal ini juga berkaitan
dengan penggunaan komunikasi secara verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh
para penganut straight edge dalam menjalin hubungan dengan komunitas yang
lain maupun individu yang lain.
Karakteristik merupakan hal yang paling melekat pada diri seorang
manusia dan akan menjadi sebuah identitas bagi seorang individu. Keberagaman
karakteristik yang menjadi identitas seorang individu terbentuk berdasarkan
beberapa faktor seperti lingkungan, tingkatan sosial, tingkatan ekonomi, serta
pendidikan.2
2
Skripsi Silfia Feronika, Konsep diri Anak Tunagrahita Ringan, 2011: hal 4.
8
Dengan melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh penganut straight
edge, maka para penganut straight edge dapat mengekspresikan mengenai
perasaannya sebagai seorang penganut straight edge. Dalam artian bahwa
komunikasi dapat menjadikan manusia mempunyai kemampuan untuk dapat
menganggapi diri sendiri baik itu secara sadar ataupun tidak sadar, dan
kemampuan tersebut memerlukan adanya daya pikir. Akan tetapi, tidak
kemungkinan bahwa suatu tindakan oleh individu dalam interaksi sosial
munculnya suatu reaksi yang secara spontan dan tanpa sadar tidak melalui
pemikiran.
Pada dasarnya manusia mampu membayangkan mengenai dirinya sendiri
secara sadar atas tindakannya yang berasal dari pandangan orang lain. Hal ini
menyebabkan manusia dapat membentuk perilakunya secara sengaja dengan
maksud menghadirkan respon tertentu dari pihak lain. Sehingga hal ini disebut
dengan konsep diri. Seperti halnya yang dikatakan oleh George H. Mead, bahwa
konsep diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan
orang lain.(Mulyana, 2010:73)
Interaksi yang dilakukan oleh para penganut straight edge tidak pernah
lepas dari adanya penggunaan simbol-simbol yang terlibat didalamnya, seperti
coretan X pada punggung tangan, bahasa maupun isyarat-isyarat yang dilakukan
oleh mereka dalam mengisi keseharian hidupnya sebagai seorang penganut
straight edge baik itu dalam komunitasnya atau dengan orang lain yang ada
disekitar. Dibalik simbol-simbol yang dilakukan oleh penganut straight edge ini
9
mengandung arti tersendiri bagi para penganut straight edge maupun
komunitasnya.
Proses interaksi yang dilakukan para penganut straight edge secara
keseluruahan bersifat simbolik baik dalam komunitas musik underground
maupun dilingkungan sekitar. Dimana makna-makna dalam simbol yang dimiliki
oleh para penganut straight edge dibentuk oleh adanya pikiran (mind) mengenai
diri (self) mereka dan menginterpretasikan makna tersebut di tengah masyarakat
(society).
Maka dari itu, proses interaksi yang dilakukan oleh para penganut straight
edge dengan melibatkan adanya simbol-simbol yang bermakna ini dapat
mempengaruhi prilaku mereka sebagai seorang penganut straight edge.
Pengaruh ini muncul berdasarkan atas adanya interaksi yang berlangsung baik itu
terjadi pada orang-orang terdekat maupun lingkungan seorang penganut straight
edge menetap.
Selain itu juga, interaksi yang mereka lakukan dapat mempengaruhi diri
mereka sebagai seorang penganut straight edge. Yang dimana, interaksi yang
berlandaskan pengetahuan yang luas, hasilnya akan mendapatkan respons yang
baik dari masyarakat maupun orang-orang terdekat. Apabila kondisinya terbalik
maka respons yang akan dihasilkan juga akan buruk terhadap diri kita sendiri.
Dalam kondisi saat ini straight edge di sebagaian kalangan dipergunakan
sebagai sebuah tren baru, sehingga tidak mengetahui apa arti dan filosofinya dari
straight edge itu. Dan tidak berlandaskan atas pengetahuan yang mereka dapat
10
melalui interaksi secara individu maupun interaksi terhadap individu yang lain.
Sehingga hasil yang mereka dapatkan pun tidak akan semaksimal mungkin.
Bagi seorang penganut straight edge sendiri, menjadi seorang penganut
straight edge tidak lah mudah, bukan hanya sebatas menghindari penggunaan
rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas. Akan tetapi, sebagai penganut straight
edge harus bisa menyikapi arti dan filosofinya dari straight edge itu sendiri. Serta
pengetahuan dan penilaian mengenai dirinya sendiri menjadi seorang penganut
straight edge, juga berpengaruh dalam pembentukan diri mereka sebagai
penganut straight edge.
Yang dimana dalam pembentukan diri ini tidak pernah lepas dari adanya
interaksi yang berasal dari pikiran seseorang mengenai diri mereka sendiri
sebagai seorang penganut straight edge lalu mengintrepresentasikan makna
tersebut di komunitasnya maupun di lingkungannya. Sehingga terjadi proses
pertukaran antara para penganut straight edge dengan penganut straight edge
yang lain maupun orang lain (bukan penganut straight edge).
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis perlu
melakukan sebuah penelitian yang mengkaji secara khusus mengenai konsep diri
seorang penganut straight edge dalam komunitas musik underground yang
berada di kota Bandung, karena konsep diri merupakan faktor yang sangat
penting dan menentukan dalam komunikasi antarpribadi serta muncul
berdasarkan atas pengaruh dari adanya pandangan orang lain mengenai individu
seorang penganut straight edge.
11
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Pertanyaan Makro
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan
sebuah permasalah mengenai straight edge, yakni :
“Bagaimana Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam Komunitas
Musik Underground ?”
1.2.2
Pertanyaan Mikro
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
pertanyaan mikro dari penelitian ini yakni :
1. Bagaimana simbol-simbol seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
2. Bagaimana komponen kognitif seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
3. Bagaimana komponen afektif seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
12
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini, yakni :
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
bagaimana konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik
underground di kota Bandung. (Studi fenomenologi mengenai konsep diri
penganut straight edge dalam komunitas musik underground di kota Bandung)
1.3.2
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan mikro yang disebutkan pada rumusan masalah,
diatas, maka terdapat tujuan dari pertanyaan mikro dalam penelitian ini, yakni :
1. Untuk mengetahui simbol-simbol seorang penganut Straight Edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
2. Untuk mengetahui komponen kognitif seorang penganut straight edge
dalam komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi
oleh orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
3. Untuk mengetahui komponen afektif seorang penganut Straight Edge
dalam komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi
oleh orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
Adapun tujuan dari pertanyaan makro dalam penelitian ini yang telah
disebutkan pada rumusan masalah di atas, yakni Untuk Mengetahui Konsep Diri
Penganut Straight Edge Dalam Komunitas Musik Underground Di Kota
Bandung.
13
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini, yakni :
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian
secara lebih lanjut guna memberikan sumbangan ilmu dan pengembangan dalam
bidang ilmu komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi yang berhubungan
dengan masalah penelitian mengenai konsep diri.
1.4.2
Kegunaan Praktis
1. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah penelitian ini memberikan
wawasan baru bagi peneliti akan berbagai macam perilaku sosial yang ada di
dalam masyarakat serta pengembangan ilmu komunikasi dan sebagai bahan
pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.
2. Bagi Akademik
Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia secara umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur
atau untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang
akan melaksanakan penelitian dengan kajian yang sama.
3. Bagi Masyarakat
Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat secara umum adalah untuk
mengetahui konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik
underground di kota Bandung, dimana keberadaan straight edge oleh sebagian
kalangan dipandang sebagai sebuah tren baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek karya Onong Uchjana
Effendy (2002:9) mengatakan bahwa komunikasi atau dalam bahasa inggris
communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan
Deddy
Mulyana
(2009:46)
menjelaskan
bahwa
kata
komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin
communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)
yang paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar
dari kata-kata lating lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Selain itu, banyak sekali para ahli yang mendefinisikan komunikasi
dengan berbeda-beda dan berdasarkan pandangan mereka sendiri. Seperti Carl I.
Hoveland (1948:371) dalam Mulyana (2009:68) menampilkan definisi mengenai
komunikasi
ialah proses
yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah
prilaku orang lain (komunikate).
14
15
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Sementara itu, Wilbur Schraam menjelaskan mengenai komunikasi
sebagai berikut :
“Komunikasi (setidaknya komunikasi manusia) adalah sesuatu yang
dilakukan orang. Komunikasi tidak punya kehidupan dalam dirinya. Tidak
ada keajaiban di dalamnya kecuali apa-apa yang dimasukan orang dalam
hubungan komunikasi ke dalam komunikasi itu. Tidak ada makna dalam
sebuah pesan kecuali makna yang dimasukan ke dalamnya oleh seseorang.
Karenanya, ketika seseorang mempelajari komunikasi, maka dia juga
mempelajari orang – berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan
kelompok, organisasi, dan masyarakat mereka, saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, member informasi dan diberi informasi, mengajar dan diajar,
menghibur dan dihibur – dengan menggunakan sinyal-sinyal tertentu yang
eksis terpisah dari mereka. Untuk memahami proses komunikasi, kita
harus memahami bagaimana orang saling berhubungan satu sama lain.”
(Cutlip, Center, dan Broom, 2009:226)
Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu
proses menyortir, memilih, dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa,
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksukan oleh sang komunikator.
Sedangkan
Bernard
Berelson
dan
Gary
A.
Steiner
(1964:527)
mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: komunikasi adalah transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunkan
symbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transimisi itulah yang
biasanya disebut komunikasi.
Menurut Cutlip, Center, dan Broom (2009:226) menjelaskan bahwa :
16
“Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal
untuk memberikan informasi, membujuk, atau memberikan perintah,
berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan
para komunikator dan konteks sosialnya.”
Everett M. Rogers dalam Mulyana (2009:69) menyatakan bahwa
komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
Onong Uchdjana Effendy dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi
menjelaskan bahwa :
Komunikasi adalah Proses penyampain suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung atau lisan, maupun tak langsung melalui media.
(Effendy, 2002:5)
2.1.2
Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan komunikasi menurut Onong Uchdjana Effendy (2002:1119) yakni sebagai berikut :
1. Perubahan sikap (attitude change)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya
masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu
disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada
pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
17
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan
informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti
pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya
masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu
disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi
mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari
masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya
pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4. Perubahan sosial (social change)
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan
informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti
pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat
atau mengikuti perilaku hidup sehat.
Sedangkan Gordon I. Zimmerman dalam Mulyana (2009:4) merumuskan
bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar.
Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi
kebutuhan kita – untuk member makan dan pakain kepda diri-sendiri, memuaskan
penasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi
18
untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi fungsi
komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang
kita perlukan untuk melesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan
pertukan informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
2.1.3
Fungsi Komunikasi
Judy C. Person dan Paul E. Nelson dalam Mulyana (2009:5)
mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri-sendiri yang meluputi keselamatan fisik, meningkatkan
kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan dukungan atas keberadaan
suatu masyarakat.
Masih dalam Mulyana (2009:5), Willam I. Gorden menjelaskan bahwa
fungsi komunikasi terdiri dari empat yakni :
1. Fungsi pertama : komunikasi sosial
2. Fungsi kedua : komuni
I. IDENTITAS DIRI
Nama
: Afandi
Nama Panggilan
: Apandi
NIM
: 41808047
Tempat dan Tanggal Lahir
: Pekalongan, 19 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Hobby
: Desain Layout, Desain Logo,
Digital Art, dan Musik
Alamat
: Jl. Terusan Cibaduyut Gg. Mesjid RT 06/01,
Cangkuang Kulon, Dayeuhkolot, Kab.Bandung
Alamat e-mail
: [email protected]
Motto
: Ingatlah dengan apa yang diucapkan
oleh orang tua, lakukan dengan ikhlas.
213
214
II. IDENTITAS KELUARGA
NO NAMA
HUBUNGAN
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
1
Samudi
Ayah Kandung
-
Wiraswasta
2
Rochyati
Ibu Kandung
SD
Ibu Rumah Tangga
3
Rizki Mulyana
Adik Kandung
SD
Pelajar
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO
TAHUN LULUS
JENJANG
SEKOLAH/PERG.TINGGI
KETERANGAN
1
2008 - sekarang
S1
Universitas Komputer Indonesia, Sedang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Menempuh
Politik,
Jurusan
Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Humas
2
2005 - 2008
SMA
SMA Pasundan 7 Bandung
Berijasah
3
2002 – 2005
SMP
SMPN 36 Bandung
Berijasah
4
1995 – 2002
SD
SD Al-Basyariah Bandung
Berijasah
IV. KEGIATAN PELATIHAN/SEMINAR/PAGELARAN
NO
TAHUN
PENYELENGGARA
KEGIATAN
SEBAGAI
1
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Table Manner Ciurse
2
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Pelatihan Melejitkan Potensi Peserta
dan Pengembangan Diri
3
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
The Future of United States
of America – Indonesia
Relationship
Peserta
4
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Mentoring Agama Islam
Peserta
Peserta
215
5
2009
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Workshop Penyiaran Radio
Peserta
6
2010
M.K Komunikasi
Massa Fisip Unikom
Study Tour Media Massa
2010
Panitia
7
2010
Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public
Relations Fisip Unikom
Pelatihan Public Speaking
Peserta
8
2010
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Seminar Fotografi, Lomba
Foto Essay dan Apresiasi
Seni
Peserta
9
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Pelatihan Kepemimpinan
“Journey Of Leadership”
Peserta
10
2011
FISIP Unikom
Gerakan Ambil Sampah
Panitia
11
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi
Jurnalistik UIN SGD
Bandung
Orientasi Pelatihan
Jurnalistik “Menumbuhkan
Profesionalisme Insan Pers”
Peserta
12
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Communication Cup 3
“Spirit and Integration of
Our Communication”
Panitia
13
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Paskah “Kasihnya Tak
Mungkin Gagal”
Panitia
14
2011
Himpunan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dan
Public Relations Fisip
Unikom
Shutter
Panitia
15
2012
HIMA dan Prodi Ilmu
Komunikasi dan Public
Bedah Buku “Handbook of
Public Relations” dan
Peserta
216
Relations Fisip Unikom
Seminar “How To Be A
Good Writer”
16
2012
Komunitas Musik
Fikom Unpad
A Music Biz: How To Make Peserta
Promotion Kit And Press
Realese
17
2012
HIMA Teknik Elektro
Unikom
Fun With Office 2010
Peserta
V. PENGALAMAN ORGANISASI
NO
TAHUN
ORGANISASI
JABATAN
1
2010 - 2011
Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi dan Public Relations,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Komputer
Indonesia
Ketua Divisi Kreasi dan Kesenian
2
2002 - 2005
Kelompok Ilmah Remaja (KIR),
SMPN 36 Bandung
Anggota
3
2001 – 2002
Tim Inti Pramuka, SD Al-Basyariah
Anggota
VI. PENGALAMAN KERJA
NO TAHUN
URAIAN
KETERANGAN
Juli sampai September Praktek Kerja Lapangan di
1
2011.
Bagian Humas Sub Bagian
Publikasi
dan
Pemberitaan
Sekretariat Daerah Pemerintah
Kabupaten Bandung.
217
VII. KEMAMPUAN YANG DIKUASAI
NO
BIDANG KEMAMPUAN
1
Bahasa Inggris
2
Komputer :
KEAHLIAN
Aktif/Pasif
-
Software
MS Office 2007/2010, Adobe
Photoshop, Adobe Indesain,
CorelDRAW Graphics Suite.
-
Internet
Browsing
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk
dapat dipergunakan seperlunya.
Bandung,
Juli 2012
Penulis
Afandi
NIM.41808047
KONSEP DIRI PENGANUT STRAIGHT EDGE DALAM
KOMUNITAS MUSIK UNDERGROUND
(Studi Fenomenologi Mengenai Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam
Komunitas Musik Underground Di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (SI) Pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh ,
AFANDI
NIM. 41808047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Segala puji penulis ucapankan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan
pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan, pemilik segala ilmu
yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan
karunianya sehingga penulis mendapatkan kelancar dalam penulisan penelitian
yang berjudul “Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam Komunitas Musik
Underground” (Studi Fenomenologi Mengenai Konsep Diri Penganut Straight
Edge Dalam Komunitas Musik Underground Di Kota Bandung).
Dalam penelitian ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesarbesarnya kepada Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, karena berkat kegigihan,
pengorbanan, dan kesetian mereka dalam mendampingi penulis sehingga
menghantarkan penulis sampai ke derajat mahasiswa serta menyelesaikan proses
akhir dalam perkuliahan dengan lancar.
Serta dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia,
yang telah mengesahkan skripsi ini.
vi
2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi dan Public Relations Universitas Komputer Indonesia, yang
telah memberikan pengesahan skripsi ini.
3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos., M.Si Selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia dan dosen penulis yang banyak
memberikan pengetahuan baru bagi penulis.
4. Yth. Bapak Sangra Juliano Prakasa, S.I.Kom selaku wali dosen penulis
yang telah banyak memberikan bantuan dalam banyak hal terutama
mengenai perwalian maupun mengenai akademik dan memberikan
berbagai pembelajaran yang positif.
5. Yth. Bapak Arie Prasetio, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing
penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini, yang telah memberikan
nasehat, semangat, koreksi, serta dorongan motivasi kepada penulis.
6. Yth. Bapak/Ibu staf dosen yang berada di Universitas Komputer
Indonesia khusunya Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan dukungan
dan semangat serta banyak membantu penulis.
7. Yth. Mbak Astri Ikawati, A.Md.Kom selaku Sekretariat Program Studi
Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu
dan mengatur penulis dalam hal administrasi perkuliahan.
vii
8. Terima kasih kepada Azis, Ardianto, dan Putri yang selalu memberikan
arah dan masukan mengenai penelitian ini, sehingga penulis selalu berpikir
walaupun sedikit lupa kalau sudah berada di rumah serta termotivasi
dengan adanya mereka.
9. Terima kasih kepada Novi Hardianti yang telah mau jadi tempat curhatan
hati peneliti mengenai penelitian dan bersedia membantu peneliti baik
susah maupun senang ketika berada dalam perkuliahan.
10. Terima kasih kepada Rengga, Septian, Oki, Widia, dan anak-anak satu
bimbingan yang selalu saling mengingatkan untuk melakukan bimbingan
serta bertukar pikiran mengenai penelitian.
11. Terima kasih kepada teman-teman IK Humas 1 2008 Bella, Dita, Ines,
Hary, Ilona, Devita, Abdur, Fanny, Bahtiar, Doni, Yuga, Alin, Santi,
Ading, Sigit, Fahrul, Randi, Rani, Nuky, dan lain-lain ayo semangat untuk
mengejar cita-cita kalian jangan sampai putus asa !!!
12. Terima kasih kepada teman-teman kelas IK 2 2008 khususnya Cecep, Rio,
Imam, Reza, Azhar, Nina, dan lainnya yang telah mengisi masa-masa awal
dari perkuliahan sampai dengan sekarang, hubungan kita jangan sampai
rapuh.
13. Terima kasih kepada teman-teman Ilmu Komunikasi 2008 yang telah
memberikan dorongan dan motivasi dalam pengerjaan penelitin ini.
14. Terima kasih kepada Tri Aldi, Adi Yoso, dan Asep Ucok yang telah
menemani proses penelitian ini serta memberikan arah mengenai
penelitian ini dan memberikan waktu kosong kalian untuk penulis.
viii
15. Terima kasih kepada teman-teman komunitas ThreeChrod khususnya Edo,
Bitil, Blank, Angga, dan Isur yang telah memberikan waktu luangnya
untuk kelancara proses penelitian ini, punteun pisan kalau penulis
melakukan perbuatan yang menyakiti perasaan kalian.
16. Terima kasih kepada Anna Yoana yang telah memberikan dukungan dan
do’anya dalam proses penelitian ini.
17. Terima kasih kepada sodara-sodara penulis yang telah memberikan
bantuan secara moril maupun material dalam proses pengerjaan penelitian
ini.
18. Terima kasih kepada teman-teman SD Al-Basyariah Bandung 2002,
SMPN 36 Bandung 2005 dan SMA Pasundan 7 Bandung 2008 yang telah
mewarnai masa-masa sekolah penulis.
19. Terima kasih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa, para guru yang
sudah mendidik dan membagi ilmunya kepada penulis mulai dari penulis
SD, SMP, dan SMA. Jasamu sangatlah besar dan penulis ucapkan terima
kasih atas jasamu yang sungguh mulia.
20. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
kebaikan yang diberikan dapat di balas oleh Allah SWT.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlimpah bagi orangorang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran dan keikhlasannya
dalam penulisan penelitian ini.
ix
Untuk kesempurnaan dari penelitian ini, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dari karya
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini mendatangkan kebaikan
yang bagi banyak pihak, terima kasih. Amin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Bandung, Juli 2012
Penulis
Afandi
NIM.41808047
x
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
ABSTRACT .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
11
1.2.1
Pertanyaan Makro ..................................................................
11
1.2.2
Pertanyaan Mikro ...................................................................
11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...........................................................
12
1.3.1
Maksud Penelitian ..................................................................
12
1.3.2
Tujuan Penelitian ...................................................................
12
1.4 Kegunaan Penelitian ..........................................................................
13
1.4.1
Kegunaan Teoritis ..................................................................
13
1.4.2
Kegunaan Praktis ...................................................................
13
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................
14
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ...........................................................
16
2.2.1
Pengertian Komunikasi ..........................................................
16
2.2.2
Tujuan Komunikasi ................................................................
18
2.2.3
Fungsi Komunikasi ................................................................
20
2.2.4
Proses Komunikasi .................................................................
20
2.2.5
Unsur-unsur Komunikasi .......................................................
22
2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi .....................................
24
2.3.1
Pengertian Komunikasi Antarpribadi .....................................
24
2.3.2
Tujuan Komunikasi Antarpribadi ..........................................
26
2.3.3
Sifat Komuniaksi Antarpribadi ..............................................
26
2.4 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi...........................................
27
2.5 Tinjauan Tentang Interaksi Simbolik.................................................
31
2.6 Tinjauan Tentang Konsep Diri...........................................................
37
2.6.1
Pengertian Konsep Diri ..........................................................
37
2.6.2
Aspek-aspek Konsep Diri ......................................................
40
2.6.3
Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..............................
42
2.6.4
Komponen Pembentuk Konsep Diri ......................................
44
2.7 Tinjauan Tentang Komunitas .............................................................
45
2.8 Tinjauan Tentang Musik ....................................................................
46
2.9 Tinjaun Tentang Underground ..........................................................
49
2.10 Tinjauan Tentang Komunitas Musik Underground ...........................
50
xii
2.11 Kerangka Pemikiran...........................................................................
51
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian .................................................................................
70
Sejarah Straight Edge.............................................................
71
3.1.1.1 Sejarah Simbol X Pada Straight Edge........................
72
3.1.1
3.1.1.2 Era Straight Edge Pada Oldschool
(1970 - awal 1980) .....................................................
74
3.1.1.3 Era Straight Edge Pada Youth Crew
(pertangahan 1980) .....................................................
74
3.1.1.4 Era Straight Edge Pada Militan (1990) ......................
76
3.1.1.5 Era Straight Edge Pada 2000-an ................................
76
3.1.1.6 Straight Edge di Indonesia .........................................
77
Subjek Penelitian....................................................................
77
3.2 Metode Penelitian ..............................................................................
78
3.1.2
3.2.1
Desain Penelitian ....................................................................
78
3.2.2
Teknik Pengumpulan Data .....................................................
84
3.2.2.1 Studi Pustaka ..............................................................
84
3.2.2.2 Studi Lapangan ...........................................................
85
3.2.2.3 Internet Searching ......................................................
86
3.2.3
Teknik Penentuan Informan ...................................................
86
3.2.4
Teknik Analisis Data ..............................................................
88
3.2.5
Uji Keabsahan Data................................................................
90
3.2.6
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
92
xiii
3.2.6.1 Lokasi Penelitian ........................................................
92
3.2.6.2 Waktu Penelitian ........................................................
92
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Data Informan .................................................................................... 101
4.1.1
Proses Pendekatan Informan .................................................. 102
4.1.2
Profil Informan ....................................................................... 103
4.1.2.1 Informan Penelitian (Penganut Straight Edge) .......... 104
4.1.2.2 Informan Pendukung .................................................. 107
4.1.2.3 Informan Kunci .......................................................... 109
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 110
4.2.1
Simbol-Simbol Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 111
4.2.2
Komponen Kognitif Penganut Straight Edge Yang
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 121
4.2.3
Komponen Afektif Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 126
4.2.4
Konsep Diri Penganut Straight Edge ..................................... 131
4.3 Pembahasan........................................................................................ 138
4.3.1
Simbol-Simbol Penganut Straight Edge Yang Dipengaruhi
Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya ..................... 138
4.3.2
Komponen Kognitif Penganut Straight Edge Yang
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 143
4.3.3
Komponen Afektif Penganut Straight Edge Yang
xiv
Dipengaruhi Oleh Orang Terdekat Maupun Lingkungannya 146
4.3.4
Konsep Diri Penganut Straight Edge ..................................... 149
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 152
5.2 Saran .................................................................................................. 153
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 155
LAMPIRAN .................................................................................................... 159
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 241
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1
Informan Penelitian .................................................................
87
Tabel 3.2
Informan Pendukung Penelitian ..............................................
88
Tabel 3.3
Key Informan Penelitian .........................................................
88
Tabel 3.4
Waktu Penelitian .....................................................................
93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1
Minor Threat .......................................................................
4
Gambar 3.1
Ian Mackey ..........................................................................
72
Gambar 3.2
Simbol X Pada Straight Edge..............................................
74
Gambar 3.3
Komponen-Komponen Dalam Analisis Data Kualitatif .....
89
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1
:
Surat Penugasan Menjadi Pembimbing Skripsi ............. 160
Lampiran 2
:
Berita Acara Bimbingan ................................................. 161
Lampiran 3
:
Lembar Revisi Sidang Skripsi ........................................ 162
Lampiran 4
:
Lembar Revisi Usulan Penelitian ................................... 163
Lampiran 5
:
Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk
Mengikuti Sidang Sarjana ............................................... 164
Lampiran 6
:
Pedoman Wawancara ..................................................... 167
Lampiran 7
:
Wawancara Penelitian .................................................... 185
Lampiran 8
:
Dokumentasi Penelitian .................................................. 237
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto. Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
_________________. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Cutlip, Scott M; Center, Allen H; Broom, Glen H. 2009. Effective Public Relations
Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Fisher, B. Aubrey., Penyuting: Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Teori-teori Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
G, Widya. 2010. Punk: Ideologi Yang Disalah Pahami. Yogyakarta: Garasi House
Of Book.
Haenfler, Ross. 2006. Straight Edge: Clean Living Youth, Hardcore Punk, and
Change. Piscataway: Rutgers University Press.
Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
145
146
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
______________. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Taufik Adi. 2009. Kultur Underground: Yang Pekak Dan Berteriak Di
Bawah Tanah. Yogyakarta: Garasi House Of Book.
Tantagode, Jube. 2008. Musik Underground Indonesia: Revolusi Indie Label.
Yogyakarta: Harmoni
Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber Lain :
Skripsi
Feronika, Silfia. 2011. Konsep Diri Anak Tunagrahita Ringan: Studi
Fenomenologi Dengan Pendekatan Interaksi Simbolik Mengenai Konsep
Diri Pada Anak Tunagrahita Tingkat SDLB di Sekolah Luar Biasa-C
Plus Asih Manunggal Bandung. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
147
Putri, Andina Dwitya. 2011. Straight Edge dalam Scene Underground Jakarta:
Studi Fenomenologi Mengenai Straight Edge di dalam Scene Hardcore
Jakarta. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Yulianti, Linda. 2011. Konsep Diri Mahasiswa Perokok di Kota Bandung: Studi
Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswa Perokok di Kota Bandung.
Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Internet Searching
http://www.anneahira.com/psikologi-komunikasi-18667.htm , 18 April 2012, Pukul
20.00 WIB.
http://www.anneahira.com/underground.htm , 2 April 2012, Pukul 20.00 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2012/04/bertahan-dengan-straightedge.html
, 12
Mei 2012, Pukul 12.00 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2012/05/pengabal-abalan-di-scene.html
12
Mei
2012, Pukul 12.10 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2009/11/straightedge-tidak-ekslusif.html 12 Mei
2012, Pukul 12.20 WIB.
http://betterdayzine.blogspot.com/2010/02/tentang-straightedge-dan-tentang.html 12
Mei 2012, Pukul 12.30 WIB.
http://books.google.co.id/books?id=7AgdUYZ6U0wC&pg=PA5&hl=id&source=gbs
_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false , 19 Februari 2012, Pukul
20.00 WIB.
148
http://books.google.co.id/books?id=id1Bfdz0EDsC&printsec=frontcover&hl=id&sou
rce=gbs_vpt_buy#v=onepage&q&f=true , 19 Februari 2012, Pukul 20.30
WIB.
http://books.google.co.id/books?id=Rp_tVcHOV0oC&pg=PA302&lpg=PA302&dq=
free+download+book+Hardcore+Punk+straight+edge+%26+Radical+Politics
&source=bl&ots=5OD1CCQFr&sig=wrTYhdkdUMXwCPBVd8jRI59tI5o&h
l=en&sa=X&ei=561DT4SFEI7LrQeco_jABw&redir_esc=y#v=onepage&q&f
=true , 19 Februari 2012, Pukul 21.00 WIB.
http://jamrfirdaus.wordpress.com/tag/straight-edge/ , 20 Februari 2012, Pukul 20.00
WIB.
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/08/sejarah-teori-interaksisimbolik.html , 21 Februari 2012, Pukul 20.00 WIB.
http://www.scribd.com/doc/28335794/BAB-II-PEMBAHASAN-a-PengertianKomunitas-Komunitas , 2 April 2012, Pukul 20.30 WIB.
http://www.scribd.com/doc/50252875/Psikologi-Komunikasi , 18 Maret 2012, Pukul
20.00 WIB.
http://sxeindonesia.tumblr.com/FAQ , 19 Februari 2012, Pukul 19.00 WIB.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedi
a.org/wiki/Straight_edge , 19 Februari 2012, Pukul 19.30 WIB.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mungkin disebagian kalangan masyarakat tertentu banyak yang mengira
bahwa musik underground itu selalu identik dengan adanya histeria dan amuk
massa baik itu pada saat pertunjukan musik berlangsung maupun bagi para
pelaku dalam komunitas musik underground yang sering kali mengkonsumsi
narkoba, alkohol, maupun seks bebas. Banyak sekali kejadian-kejadian yang
setidaknya bersifat anarkisme dalam sebuah pertunjukan musik underground baik
itu yang berada di luar negri sana maupun yang ada di Indonesia.
Perkembangan musik underground yang ada di Indonesia dapat dikatakan
sangat pesat. Menurut Reggi Kayong Munggaran1 seorang pengamat musik
underground mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat pesat
perkembangannya dalam bidang musik underground khususnya Bandung
sehingga menempati posisi ke lima mengenai komunitas musik underground di
dunia. Di Bandung sendiri, banyak sekali musisi-musisi underground yang lahir
di kota kembang (salah satu sebutan untuk Bandung) seperti metal, punk,
hardcore, maupun indie.
Awal mulanya, musik underground lahir dari adanya gerakan-gerakan
oleh para generasi muda yang berada di Amerika. Tujuan gerakan yang di usung
oleh generasi muda ini sifatnya lebih kepada pemberontakan atau perlawan
1
http://www.infobdg.com/v2/bandung-underground-moshing-dan-teriakan-yang-jarangterdengar-lagi/ tanggal akses 23 februari 2012, pukul 14.00 WIB
1
2
terhadap ketidak adilan bagi kalangan masyarakat minor atau menengah ke
bawah.
Dalam penjelasan Susilo (2009:5) mengatakan bahwa musik underground
ini muncul tatkala kemapanan dan industrialisasi dianggap sudah tidak
memanusiakan manusia lagi. Musik underground sendiri lahir untuk mendobrak
tatanan seperti ini. Dimana musik underground merupakan bentuk reaksi
terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita.
Dalam perkembangannya yang begitu sangat pesat, maka musik
underground pun masuk dan menyebar sangat cepat di Indonesia. Banyak sekali
pelaku-pelaku yang terlibar dalam musik underground sendiri, baik itu para
musisinya atau penggemarnya yang mayoritas para generasi muda dari tahun ke
tahun. Akan tetapi, masuknya musik underground di Indonesia khususnya di kota
Bandung tidak terlepas dari adanya budaya yang telah melekat dalam musik
underground sendiri, yakni penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas, dan
sejenisnya.
Selain penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas dan lain sebagainya. Pola
pikir para pelaku musik underground lebih kritis terhadap realitas sosial yang
terjadi. Baik itu mengenai tentang lingkungan maupun ketidak adilan terhadap
kalangan masyarakat menengah ke bawah. Dimana mereka mencurahkan kritikan
mereka kedalam sebuah lagu yang mereka ciptakan.
Disisi lain, terdapat kenyataan yang tak bisa ditampik mengenai musik
underground, sebagaimana gerakan-gerakan lainnya dalam kontrakultur, diisi
pula oleh orang-orang yang tidak memahami basis dari pemikiran musik
3
underground. Akibatnya, terjadi miskonsepsi di dalam musik underground
seperti adanya perlawanan atas kapitalisme, akan tetapi yang mereka lakukan
ialah dengan melakukan tindakan penggunaan dan mengkonsumsi alkohol dan
narkoba yang mengatas namakan kebebasan dari musik underground itu sendiri.
Maka dari itu, muncul suatu pola pengendalin diri dalam komunitas musik
underground yang disebut dengan istilah Straight Edge. Pada dasarnya, straight
edge merupakan sebuah ideologi atau pergerakan untuk melakukan pengendalian
diri yang bertujuan untuk menjauhkan diri dari segala jenis produk yang dianggap
beracun yang diedarkan oleh kaum kapitalis. Straight edge sendiri muncul karena
adanya kesadaran bahwa kapitalisme telah dengan sengaja mendistribusikan
produk-produk yang cenderung menjadikan massa untuk menghancurkan diri.
Menurut Robert T. Wood (2006:1) menjelaskan dalam bukunya yang
berjudul Straight Edge Youth Complexity and Contradictions of Subculture
bahwa straight edge itu sebuah filosofi dan gaya hidup yang ditandai dengan
tidak mengkonsumsi rokok, alkohol, narkoba, seks bebas, dan zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh, bahkan sampai tidak mengkonsumsi daging serta produk
hewani. Secara garis besar, straight edge merupakan pergerakan terhadap
penggunaan zat-zat yang dapat merusak tubuh seperti narkoba, alkohol, rokok,
dan seks bebas, sedangkan secara garis kerasnya ialah menghindari segala
sesuatu yang dapat merusak tubuh.
Pergerakan straight edge
mencoba memberikan suatu alternatif baru
dalam kancah musik underground yang sempat identik dengan kebiasaan prilaku
mabuk-mabukan, penggunaan narkoba, dan kekerasan. Secara spesifik,
4
pergerakan Straight edge ini lahir dari komunitas musik hardcore punk,
hardcore punk sendiri merupakan bagian dari musik underground.
Awalnya, straight edge bermula dari lagu “straight edge” yang diciptakan
oleh salah satu band hardcore punk yakni Minor Threat sekitaran tahun 1981. Ian
Mackaye, sang frontman dan vocalis Minor Threat memiliki suatu pandangan
bahwa dalam komunitas musik underground harus bisa melakukan perubahan
yang positif. Menurut Susilo (2099:70), lirik lagu “straight edge” pada dasarnya
mengatakan bahwa ada hal yang lebih baik daripada mabuk dan mengkonsumsi
narkotika lalu berakhir terkapar di acara konser.
Gambar 1.1
Minor Threat
Sumber : http://centrifugue.fr
Secara umum, pergerakan straight edge mempunyai simbol yang menjadi
identitas bagi para penganut straight edge yakni coretan “X” di punggung tangan.
Coretan X tersebut biasanya digunakan ketika para penganut straight edge tampil
5
bersama bandnya di atas panggung maupun datang ke gigs-gigs musik
underground. Selain itu, tanda X juga digunakan pada pin, t-shirt, jaket, serta
aksesoris lainya sebagai kampanye dari pergerakan straight edge. Sehingga,
tanda X menjadi identitas bagi para penganut straight edge yang disampaikan
melalui sebuah coretan X dengan menggunakan spidol di punggung tangan
maupun pada atribut-atribut yang lain.
Di Indonesia, pergerakan straight edge dalam komunitas musik
underground dapat dikatakan sangat pesat. Banyak sekali para generasi muda
baik itu di Bandung, Yogyakarta, Bali, maupun Jakarta sangat antusias dari
adanya pergerakan straight edge ini. Seperti halnya di kota Bandung, pergerakan
straight edge banyak digandrungi oleh anak-anak muda dari komunitas musik
underground baik itu seorang musisi maupun seorang penikmat musik
underground sehingga para penganut straight edge pun semakin menjamur di
kalangan generasi muda yang berada di Bandung.
Berdasarkan penjelasan dari Lagatutta dan Lahickey dalam Robert T.
Wood (2006:7) mengatakan bahwa keberadaan penganut straight edge tidak
lepas dari adanya generasi muda yang berkecimpung dalam komunitas musik
underground khususnya hardcore punk, baik itu pria maupun wanita yang ratarata masih remaja sekitaran belasan tahun. Tidak kemungkinan bahwa tahapan
tersebut merupakan tahapan pencarian diri atau adapatasi sebagai seorang
penganut straight edge. Berbeda halnya apabila telah berumur kepala tiga,
pergerakan straight edge ini dapat dijadikan sebuah pendirian dalam diri
seseorang.
6
Merujuk pada penjelasan dari Lagatutta dan Lahickey tersebut, memang
benar keberadaan penganut straight edge sendiri banyak sekali digandrungi oleh
para generasi muda dalam komunitas musik underground. Seperti halnya di
Bandung, kota yang penuh akan kreatifitasnya. Banyak diantara generasi muda
komunitas musik underground kota Bandung antusias adanya pergerakan straight
edge ini.
Seiring pergerakan para penganut straight edge yang semakin hari
semakin berkembang serta menjadi buah bibir baik itu dalam jejaring sosial,
forum, maupun di dalam komunitas musik underground. Serta pergerakan ini pun
didukung dengan semakin banyaknya orang-orang di komunitas musik
underground untuk memilih hidupnya menjadi seorang penganut straight edge
dalam sebuah bentuk komitmen diri yang bertanggung jawab.
Dari sudut pandang tertentu, pergerakan straight edge ini terdengar baik
ketika sebagian orang-orang dalam komunitas musik underground menghindari
penggunaan rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas. Namun apabila dilihat lebih
dalam lagi, dengan semakin maraknya penganut straight edge, maka pergerakan
ini menjadi semacam tren yang baru di dalam komunitas musik underground atau
bagi para generasi muda. Dan akibatnya ialah muncul beberapa orang-orang yang
belum paham sebenarnya mengenai straight edge akan tetapi sudah berani
mengklaim bahwa dirinya sebagai penganut straight edge dengan informasi yang
masih minim. Sehingga berakhir dengan pilihan sellout atau gagal.
Tentunya bagi para penganut straight edge yang lebih mengerti apa itu
pergerakan straight edge baik secara filosofinya maupun sejarahnya serta dalam
7
komunitas musik underground pun tidak setuju dengan adanya tindakan yang
tidak bertanggung jawab seperti itu. Sehingga arti dan filosofi straight edge
sendiri merasa ternodai dengan adanya oknum-oknum yang mengatas namakan
dirinya sebagai penganut straight edge.
Dalam konteks komunikasi, hal tersebut merupakan bagian dari dalam
komunikasi antrapribadi yang dimana sebagai penganut straight edge harus bisa
mengpresentasikan dirinya sebagai seorang penganut straight edge kepada orang
lain. Menurut Deddy Mulyana (2009:81) mengatakan bahwa komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi yang dilakukan oleh para penganut straight edge sangat lah
berperan penting dalam pembentukan karakteristik seorang penganut straight
edge yang secara benar berdasarkan arti serta filosofinya. Hal ini juga berkaitan
dengan penggunaan komunikasi secara verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh
para penganut straight edge dalam menjalin hubungan dengan komunitas yang
lain maupun individu yang lain.
Karakteristik merupakan hal yang paling melekat pada diri seorang
manusia dan akan menjadi sebuah identitas bagi seorang individu. Keberagaman
karakteristik yang menjadi identitas seorang individu terbentuk berdasarkan
beberapa faktor seperti lingkungan, tingkatan sosial, tingkatan ekonomi, serta
pendidikan.2
2
Skripsi Silfia Feronika, Konsep diri Anak Tunagrahita Ringan, 2011: hal 4.
8
Dengan melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh penganut straight
edge, maka para penganut straight edge dapat mengekspresikan mengenai
perasaannya sebagai seorang penganut straight edge. Dalam artian bahwa
komunikasi dapat menjadikan manusia mempunyai kemampuan untuk dapat
menganggapi diri sendiri baik itu secara sadar ataupun tidak sadar, dan
kemampuan tersebut memerlukan adanya daya pikir. Akan tetapi, tidak
kemungkinan bahwa suatu tindakan oleh individu dalam interaksi sosial
munculnya suatu reaksi yang secara spontan dan tanpa sadar tidak melalui
pemikiran.
Pada dasarnya manusia mampu membayangkan mengenai dirinya sendiri
secara sadar atas tindakannya yang berasal dari pandangan orang lain. Hal ini
menyebabkan manusia dapat membentuk perilakunya secara sengaja dengan
maksud menghadirkan respon tertentu dari pihak lain. Sehingga hal ini disebut
dengan konsep diri. Seperti halnya yang dikatakan oleh George H. Mead, bahwa
konsep diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan
orang lain.(Mulyana, 2010:73)
Interaksi yang dilakukan oleh para penganut straight edge tidak pernah
lepas dari adanya penggunaan simbol-simbol yang terlibat didalamnya, seperti
coretan X pada punggung tangan, bahasa maupun isyarat-isyarat yang dilakukan
oleh mereka dalam mengisi keseharian hidupnya sebagai seorang penganut
straight edge baik itu dalam komunitasnya atau dengan orang lain yang ada
disekitar. Dibalik simbol-simbol yang dilakukan oleh penganut straight edge ini
9
mengandung arti tersendiri bagi para penganut straight edge maupun
komunitasnya.
Proses interaksi yang dilakukan para penganut straight edge secara
keseluruahan bersifat simbolik baik dalam komunitas musik underground
maupun dilingkungan sekitar. Dimana makna-makna dalam simbol yang dimiliki
oleh para penganut straight edge dibentuk oleh adanya pikiran (mind) mengenai
diri (self) mereka dan menginterpretasikan makna tersebut di tengah masyarakat
(society).
Maka dari itu, proses interaksi yang dilakukan oleh para penganut straight
edge dengan melibatkan adanya simbol-simbol yang bermakna ini dapat
mempengaruhi prilaku mereka sebagai seorang penganut straight edge.
Pengaruh ini muncul berdasarkan atas adanya interaksi yang berlangsung baik itu
terjadi pada orang-orang terdekat maupun lingkungan seorang penganut straight
edge menetap.
Selain itu juga, interaksi yang mereka lakukan dapat mempengaruhi diri
mereka sebagai seorang penganut straight edge. Yang dimana, interaksi yang
berlandaskan pengetahuan yang luas, hasilnya akan mendapatkan respons yang
baik dari masyarakat maupun orang-orang terdekat. Apabila kondisinya terbalik
maka respons yang akan dihasilkan juga akan buruk terhadap diri kita sendiri.
Dalam kondisi saat ini straight edge di sebagaian kalangan dipergunakan
sebagai sebuah tren baru, sehingga tidak mengetahui apa arti dan filosofinya dari
straight edge itu. Dan tidak berlandaskan atas pengetahuan yang mereka dapat
10
melalui interaksi secara individu maupun interaksi terhadap individu yang lain.
Sehingga hasil yang mereka dapatkan pun tidak akan semaksimal mungkin.
Bagi seorang penganut straight edge sendiri, menjadi seorang penganut
straight edge tidak lah mudah, bukan hanya sebatas menghindari penggunaan
rokok, alkohol, narkoba, dan seks bebas. Akan tetapi, sebagai penganut straight
edge harus bisa menyikapi arti dan filosofinya dari straight edge itu sendiri. Serta
pengetahuan dan penilaian mengenai dirinya sendiri menjadi seorang penganut
straight edge, juga berpengaruh dalam pembentukan diri mereka sebagai
penganut straight edge.
Yang dimana dalam pembentukan diri ini tidak pernah lepas dari adanya
interaksi yang berasal dari pikiran seseorang mengenai diri mereka sendiri
sebagai seorang penganut straight edge lalu mengintrepresentasikan makna
tersebut di komunitasnya maupun di lingkungannya. Sehingga terjadi proses
pertukaran antara para penganut straight edge dengan penganut straight edge
yang lain maupun orang lain (bukan penganut straight edge).
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis perlu
melakukan sebuah penelitian yang mengkaji secara khusus mengenai konsep diri
seorang penganut straight edge dalam komunitas musik underground yang
berada di kota Bandung, karena konsep diri merupakan faktor yang sangat
penting dan menentukan dalam komunikasi antarpribadi serta muncul
berdasarkan atas pengaruh dari adanya pandangan orang lain mengenai individu
seorang penganut straight edge.
11
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Pertanyaan Makro
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan
sebuah permasalah mengenai straight edge, yakni :
“Bagaimana Konsep Diri Penganut Straight Edge Dalam Komunitas
Musik Underground ?”
1.2.2
Pertanyaan Mikro
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
pertanyaan mikro dari penelitian ini yakni :
1. Bagaimana simbol-simbol seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
2. Bagaimana komponen kognitif seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
3. Bagaimana komponen afektif seorang penganut straight edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya ?
12
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini, yakni :
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
bagaimana konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik
underground di kota Bandung. (Studi fenomenologi mengenai konsep diri
penganut straight edge dalam komunitas musik underground di kota Bandung)
1.3.2
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan mikro yang disebutkan pada rumusan masalah,
diatas, maka terdapat tujuan dari pertanyaan mikro dalam penelitian ini, yakni :
1. Untuk mengetahui simbol-simbol seorang penganut Straight Edge dalam
komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
2. Untuk mengetahui komponen kognitif seorang penganut straight edge
dalam komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi
oleh orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
3. Untuk mengetahui komponen afektif seorang penganut Straight Edge
dalam komunitas musik underground di kota Bandung yang dipengaruhi
oleh orang-orang terdekat maupun lingkungannya.
Adapun tujuan dari pertanyaan makro dalam penelitian ini yang telah
disebutkan pada rumusan masalah di atas, yakni Untuk Mengetahui Konsep Diri
Penganut Straight Edge Dalam Komunitas Musik Underground Di Kota
Bandung.
13
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini, yakni :
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian
secara lebih lanjut guna memberikan sumbangan ilmu dan pengembangan dalam
bidang ilmu komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi yang berhubungan
dengan masalah penelitian mengenai konsep diri.
1.4.2
Kegunaan Praktis
1. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah penelitian ini memberikan
wawasan baru bagi peneliti akan berbagai macam perilaku sosial yang ada di
dalam masyarakat serta pengembangan ilmu komunikasi dan sebagai bahan
pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.
2. Bagi Akademik
Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia secara umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur
atau untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang
akan melaksanakan penelitian dengan kajian yang sama.
3. Bagi Masyarakat
Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat secara umum adalah untuk
mengetahui konsep diri penganut straight edge dalam komunitas musik
underground di kota Bandung, dimana keberadaan straight edge oleh sebagian
kalangan dipandang sebagai sebuah tren baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek karya Onong Uchjana
Effendy (2002:9) mengatakan bahwa komunikasi atau dalam bahasa inggris
communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan
Deddy
Mulyana
(2009:46)
menjelaskan
bahwa
kata
komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin
communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)
yang paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar
dari kata-kata lating lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Selain itu, banyak sekali para ahli yang mendefinisikan komunikasi
dengan berbeda-beda dan berdasarkan pandangan mereka sendiri. Seperti Carl I.
Hoveland (1948:371) dalam Mulyana (2009:68) menampilkan definisi mengenai
komunikasi
ialah proses
yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah
prilaku orang lain (komunikate).
14
15
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Sementara itu, Wilbur Schraam menjelaskan mengenai komunikasi
sebagai berikut :
“Komunikasi (setidaknya komunikasi manusia) adalah sesuatu yang
dilakukan orang. Komunikasi tidak punya kehidupan dalam dirinya. Tidak
ada keajaiban di dalamnya kecuali apa-apa yang dimasukan orang dalam
hubungan komunikasi ke dalam komunikasi itu. Tidak ada makna dalam
sebuah pesan kecuali makna yang dimasukan ke dalamnya oleh seseorang.
Karenanya, ketika seseorang mempelajari komunikasi, maka dia juga
mempelajari orang – berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan
kelompok, organisasi, dan masyarakat mereka, saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, member informasi dan diberi informasi, mengajar dan diajar,
menghibur dan dihibur – dengan menggunakan sinyal-sinyal tertentu yang
eksis terpisah dari mereka. Untuk memahami proses komunikasi, kita
harus memahami bagaimana orang saling berhubungan satu sama lain.”
(Cutlip, Center, dan Broom, 2009:226)
Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu
proses menyortir, memilih, dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa,
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksukan oleh sang komunikator.
Sedangkan
Bernard
Berelson
dan
Gary
A.
Steiner
(1964:527)
mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: komunikasi adalah transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunkan
symbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transimisi itulah yang
biasanya disebut komunikasi.
Menurut Cutlip, Center, dan Broom (2009:226) menjelaskan bahwa :
16
“Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal
untuk memberikan informasi, membujuk, atau memberikan perintah,
berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan
para komunikator dan konteks sosialnya.”
Everett M. Rogers dalam Mulyana (2009:69) menyatakan bahwa
komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
Onong Uchdjana Effendy dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi
menjelaskan bahwa :
Komunikasi adalah Proses penyampain suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung atau lisan, maupun tak langsung melalui media.
(Effendy, 2002:5)
2.1.2
Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan komunikasi menurut Onong Uchdjana Effendy (2002:1119) yakni sebagai berikut :
1. Perubahan sikap (attitude change)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya
masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu
disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada
pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
17
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan
informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti
pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya
masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu
disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi
mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari
masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya
pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4. Perubahan sosial (social change)
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan
supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan
informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti
pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat
atau mengikuti perilaku hidup sehat.
Sedangkan Gordon I. Zimmerman dalam Mulyana (2009:4) merumuskan
bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar.
Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi
kebutuhan kita – untuk member makan dan pakain kepda diri-sendiri, memuaskan
penasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi
18
untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi fungsi
komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang
kita perlukan untuk melesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan
pertukan informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
2.1.3
Fungsi Komunikasi
Judy C. Person dan Paul E. Nelson dalam Mulyana (2009:5)
mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri-sendiri yang meluputi keselamatan fisik, meningkatkan
kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan dukungan atas keberadaan
suatu masyarakat.
Masih dalam Mulyana (2009:5), Willam I. Gorden menjelaskan bahwa
fungsi komunikasi terdiri dari empat yakni :
1. Fungsi pertama : komunikasi sosial
2. Fungsi kedua : komuni