Pendahuluan Spesies Tumbuhan Penyusun Vegetasi Lantai di Wilayah Restorasi Taman Nasional Gunung Merapi di Ngablak, Magelang, Jawa Tengah | Purnomo | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 15282 53839 1 PB

63 Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, Volume 1, Issue 2, December 2016, 63-70 Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology journal homepage: www.jtbb.or.id Aricle history Recieved: 14 October 2016 Received in revised form: 15 December 2016 Accepted: 20 December 2016 Vegetaion restoraion by Mount Merapi Naional Park TNGM in Ngablak, Magelang, Central Java need the lorisic data composiion of understory vegetaion. The objecives of this research were to idenify and to determine the importance values of each plants species that composed of that restoraion area. Sample collecions were conducted using survey method for their morphological characters as voucher specimens that was used for species ideniicaion. Vegetaion analysis were conducted using quadraiq method; shrubs 5x5 m 2 , grasses and herbs 1x1 m 2 , and importance values were analyzed using relaive frequencies and densiies. The result shows that understory vegetaion on the restoraion area in Ngablak was composed of 60 seed plant species from 18 plant families. There were 7 plant families that dominate the region; Papilionaceae 13 species, Asteraceae 11, Poaceae Grasses 10, Cyperaceae Sedges 5, Amaranthaceae 3, Mimosaceae 3 and Commelinaceae 3. Plants species that have important value more than 25 in this restoraion area were Cymbopogon citratus sereh, Mimosa pudica Putri malu, Gomphrena serrata Bunga kancing, Pannisetum purpureum Rumput gajah, Ageratum conyzoides Wedusan, dan Euphatorium inulifolium kirinyuh. The external factors that inluence to the growth of the understory vegetaion are pH of soil and soil moisture. SPESIES TUMBUHAN PENYUSUN VEGETASI LANTAI DI WILAYAH RESTORASI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DI NGABLAK, MAGELANG, JAWA TENGAH Purnomo 1 , Retno Peni Sancayaningsih 2 , dan Dian Wulansari 1 1. Laboratorium Sistemaika Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. 2. Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. email: nomougm.ac.id Keywords Restoraion Understory TNGM Florisic Importance Value Ngablak

1. Pendahuluan

Gunung Merapi memiliki keinggian 2.968 meter di atas permukaan laut m.dpl per 2006 Merupakan gunung berapi terakif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Isimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan imur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004 Subiantoro Handziko, 2011. Di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, terdapat dua tempat uji coba restorasi yaitu di Desa Ngablak, Magelang, dan Desa Mriyan, Boyolali. Areal restorasi Ngablak merupakan area restorasi yang rusak akibat adanya penambangan pasir, lapisan tanah yang sangat ipis merupakan tantangan untuk melakukan uji coba restorasi di lokasi ini. Luas areal restorasi di Ngablak kurang-lebih 40 hektar terletak pada keinggian 750 m.dpl. Anonym, 2011.Peneliian fokus di area restorasi Ngablak, Magelang. Area tersebut ditanami spesies pohon lokal dari lereng G. Merapi, dan pada saat peneliian dilakukan didominasi oleh vegetasi lantai understory. Vegetasi lantai adalah isilah bagi spesies tumbuhan penyususn vegetasi hutan yang tumbuh di bawah tutupan pohon dominan.Vegetasi lantai terdiri atas tumbuhan dengan bentuk hidup semak, herba, dan rumput. Vegetasi lantai memiliki peran pening member sumbangan peningbagi keseimbangan sebuah ekositem, sebagai sumber hara habitat, habitat bagi serangga, burung, dan mamalia, dan kelimpahan serta komposisinya mempengaruhi beberapa proses ekologis, termasuk kebakaran dan erosi Smith, 2011. Pertumbuhan vegetasi lantai, salah satunya dipengaruhi oleh faktor cahaya. Peneliian yang pernah dilakukan, menunjukan bahwa leksibelitas cahaya lebih besar menciptakan vegetasi lantai tumbuh menyeluruh di area lantai hutan Whitmore Brown, 1996. Cahaya dapat menimbulkan kompeisi antar suatu spesies ARTICLE INFO ABSTRACT 64 dengan spesies lainnya Brown, 1995. Tumbuhan rumput dan semak memiliki toleransi terhadap cahaya light tolerant , pada intensitas inggi, pertumbuhannya baik. Beberapa spesies semak dan rumput invasif dapat tumbuh dengan baik didaerah terbuka Barbour et al., 1987. Selain faktor cahaya, faktor suhu dan kelembaban juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Kelembaban tanah berpengaruh terhadap kelarutan nutrien dan mineral tanah. Tetapi genangan air dapat menghambat pertumbuhan, genangan menyebabkan aerasi idak baik sehingga menyebabkan kondisi menjadi anaerob, menghasilkan produk alkohol yang dapat merusak dinding sel akar. Selain kelembaban tanah, kelembaban udara juga mempengaruhi pertumbuhan. Semakin inggi kelembaban udara,memicu proses transpirasi menurun, sehingga penyerapan air dan unsure hara menurun Kidron Gutschick, 2013; Reis Santos et al., 2014. Lokasi peneliian ini, berada pada lereng Gunung Merapi pada tahun 1930 merupakan daerah dampak yang terkena awan panas. Akibat akivitas vulkanik tersebut adalah terbentuknya lahan terbuka dan berpasir. Lahan tersebut sempat menjadi penambangan pasir, tetapi pada tahun 2011 karena daerah tersebut merupakan daerah konservasi, kegiatan penambangan dihenikan. Kegiatan penambangan meninggalkan bukit-bukit pasir yang cukup inggi dan tebal. Tekstur tanah berpasir mengakibatkan kelembaban tanah berkurang, namun aerasinya baik.Selain itu tanah pasir akibat akivitas vulkanik banyak mengandung unsur silika. Golongan tumbuhan rumput-rumputan membutuhkan unsur silika dalam menyusun sel silika sehingga mampu beradaptasi didaerah berpasir tersebut.Selain itu tanaman yang memiliki akar yang dalam juga mampu beradatptasi didaerah yang memiliki kelembaban tanah yang rendah Anonym, 2011; Maarel Franklin, 2013; Sudaryo sutjipto, 2009. Kepeningan peneliian ini dilakukan adalah mendapatkan data loresik, kemelimpahan dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada seiap spesies atau golongan tumbuhan penyusun vegetasi bawah di area restorasi TNGM. Data tersebut diperlukan dalam konservasi hayai di wilayah restorasi tersebut. Peneliian ini bertujuan untuk mengideniikasi spesies tumbuhan penyusun vegetasi lantai di area restorasi Ngablak, serta menhitung kemelimpahan seiap spesies penyusunnya. 2. Metode peneliian Peneliian dilakukan di areal restorasi Taman Nasional Gunung Merapi TNGM Desa Ngablak, kecamatan Srumbung, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Koleksi sampel tumbuhan bawah dilakukan melalui survey penjelajahan, dibuat spesimen perspesies dengan metode alkohol, dan voucher specimen disimpan di Laboratorium Sistemaika Tumbuhan, Fakulats Biologi, Universitas Gadjah Mada. Ideniikasi dilakukan dengan bantuan gambar Backer, 1963, nama lokal Heyne, 1987, kemudian diuji keabsahannya dengan menggunakan kunci ideniikasi dari Backer Bakhuizen v.d. Brink 1963, 1965, 1968; dan van Steenis 1980. Penentukan kemelimpahan seiap spesies penyusun, dilakukan dengan metode kwadrat dengan sebaran sistemais ukuran 5x5 m2 untuk semak, dan 1x1 m2 untuk herba. Parameter vegetasi yang disajikan adalah frekuensi dan densitas relaif untuk analisis nilai pening. Data yang diperoleh dianalisis secara deskripif untuk membuat tabel lorisik, sedangkan parameter vegetasi dihitung nilai relaifnya untuk menentukan nilai pening seiap spesies. Faktor lingkungan yang diukur adalah intensitas cahaya, pH tanah, suhu udara dan tanah, serta kelembaban udara dan tanah. Faktor tersebut dianalisis secara deskripif untuk dilihat pengaruhnya terhadap keberadaan vegetasi bawah di daerah restorasi TNGM.

3. Hasil dan pembahasan

Dokumen yang terkait

Inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

13 77 120

Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pasca Erupsi Merapi di Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta

1 4 23

Isolation and Characterization of Lactic Acid Bacteria from Inasua | Mahulette | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 16380 53840 1 PB

1 2 6

Moluska Benthik di Perairan Lima Muara Sungai Kawasan Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur | Arbi | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 13736 53838 1 PB

0 1 7

Micropropagation of Mini Orchid Hybrid Phalaenopsis “Sogo Vivien” | Mursyanti | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 12933 41467 1 PB

0 1 9

Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Sungai Boyong – Code Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta | Trijoko | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 12930 41464 1 PB

0 1 9

Karyotype Ikan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus 1758) Majalaya | Arisuryanti | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 12929 41463 1 PB

0 3 5

Keragaman Rubus di Gunung Kembang Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah dan Potensi Pemanfaatannya | Susandarini | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 12928 41462 1 PB

1 8 5

The Effect Of Cadmium on Sperm Quality and Fertilization Of Cyprinus carpio L. | Hayati | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 26744 71872 1 PB

0 0 6

Pemanfaatan dan Efektivitas Kegiatan Penangkaran Penyu di Bali bagi Konservasi Penyu | Firliansyah | Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 25690 64568 2 PB

0 1 7