Analisis Kontribusi Debit Evaluasi Perbaikan Saluran Drainase Kampus Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

4.3 Analisis Kontribusi Debit

4.3.1 Lokasi Titik Tinjau

Lokasi titik yang ditinjau pada penelitian ini adalah persimpangan jalan Tridarma dengan jalan Dr.Mansur Gambar dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi merupakan salah satu titik terjadinya genangan dan titik pertemuan awal terjadinya luapan air. 2. Daerah selatan jalan Tridarma merupakan titik tertinggi daerah kampus USU dan merupakan daerah yang paling jauh untuk mencapai saluran pembuang. 3. Debit saluran menuju ke titik tinjau tidak terbagi di sepanjang saluran . Gambar 4.8 Lokasi Tinjauan Titik Banjir Terdekat Lokasi Tinjau Saluran N13 Jalan Dr.Mansur Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Perhitungan Hidrograf Satuan

Untuk mencari hubungan antara hujan yang jatuh dengan debit yang terjadi maka dilakukan pengalih-ragaman dari data hujan menjadi debit aliran. Dalam hal ini pengalih- ragaman dilakukan dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Snyder. tp = C1.Ct.L.Lc 0,3 Dimana : tp = keterlambatan DAS basin lag jam, C1 = 0,75 Ct = koefisien yang diturunkan dari DAS yang memiliki data pada daerah yang sama, antara 0,75 - 3,00 C.D. Soemarto, 1987, digunakan 1. L = Panjang saluran utama dari outlet ke batas hulu km = 2,195 km Lc = Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur sepanjang aliran utama = 0,950 km Maka : tp = 0,75 x 1 x 2,195 x 0,95 0,3 = 0,935 jam te = tp5,5 - jika te tr dimana tr = 1 jam t’r = t’p + 0,25 tr – te Tp = t’p + 0,5 tr - jika te tr dimana tr = 1 jam Tp = tp + 0,5 tr Universitas Sumatera Utara Dimana : te = lamanya hujan efektif jam Tr = durasi waktu jam Maka : te = 0,9355,5 = 0,17 jam tr = 1 jam Tp = 0,935 + 0,51 = 1,435 jam qp = 0,275 x CpTp Dimana : qp = puncak hidrograf satuan m 3 dtmmkm 2 Cp = koefisien yang diturunkan dari DAS yang memiliki data pada daerah yang sama, antara 0,9 - 1,4 C.D. Soemarto, 1987, digunakan 1. Maka : qp = 0,275 x 11,435 = 0,192 m 3 dtmmkm 2 Qp = qp x A Dimana : Qp = debit puncak hidrograf m 3 dtmm A = luas DAS km 2 Maka : Qp = 0,192 x 0,22305 = 0,0427 m 3 dtmm Dalam membuat Hidrograf Satuan dengan metode Snyder Ordinat-ordinat hidrograf dihitung dengan persamaan ALEXEYEV. C.D.Soemarto, 1987. Untuk memudahkan perhitungan, berikut ini disajikan tabel perhitungan hidrograf satuan dengan metode Snyder Tabel 4.14, yaitu : - Kolom 1 = absis satuan X , misal kelipatan 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dsb Universitas Sumatera Utara - Kolom 2 = waktu periode hidrograf t = Tp X - Kolom 3 = diisikan Y = ; karena Y = Q Qp; a = 1,32 λ2 + 0,15λ + 0,045 dan λ = Qp Tp h A - Kolom 4 = diisikan Q = Y x Qp Sehingga : λ = Qp Tp h A = 1,36 x 2,87 1 x 14,21 = 0,27 dengan h = tinggi hujan = 1 mm; A = luas DAS dalam km a = 1,32 λ2 + 0,15λ + 0,045 = 1,32 x 0,272 + 0,15 x 0,27 + 0,045 = 0,18 Maka persamaan hidrograf satuan menjadi : X = tTp Y = = , Tabel 4.14 Unit Hidrograf Lokasi Tinjau X t = TpX Y Q = QpY 0.000 0.000 0.000 0.000 0.500 0.732 0.807 0.035 1.000 1.463 1.000 0.043 Universitas Sumatera Utara 1.500 2.195 0.931 0.040 2.000 2.927 0.807 0.035 2.500 3.659 0.680 0.029 3.000 4.390 0.565 0.024 3.500 5.122 0.465 0.020 4.000 5.854 0.381 0.016 4.500 6.586 0.312 0.013 5.000 7.317 0.254 0.011 5.500 8.049 0.206 0.009 6.000 8.781 0.168 0.007 6.500 9.513 0.136 0.006 7.000 10.244 0.110 0.005 7.500 10.976 0.089 0.004 8.000 11.708 0.072 0.003 8.500 12.440 0.059 0.003 9.000 13.171 0.048 0.002 9.500 13.903 0.038 0.002 10.000 14.635 0.031 0.001 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik Unit Hidrograf Saluran dari B 6 Hulu sampai N 13 hilir

4.3.3 Perhitungan Kontribusi Debit Saluran

Untuk pencarian luas daerah aliran pada beberapa zona aliran drainase di Kampus USU di peroleh dari data-data USU dan penjumlahan luas lahan ditentukan oleh arah aliran sesuai karakteristik aliran drainase tersebut dengan metode amplop seperti Gambar 4.10 berikut: Gambar 4.10 Gambar Metode Amplop Saluran N 13 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 0.040 0.045 Debit Puncak m 3 dtmm Waktu jam Unit Hidrograf Lokasi Unit Hidrograf Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dihitung kontribusi debit ke titik tinjau dari masing-masing saluran dengan masing-masing waktu pengalirannya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.15 dibawah. Tabel 4.15 Nilai Kontribusi Debit ke saluran N 13 Penampang t jam Q m 3 det Q Dom m 3 det Qtotal m 3 det B 5 0.62 0.5175 0.08206 0.59956 B 4 0.87 0.1135 0.08206 0.19556 P 5 1.12 0.1135 0.01369 0.12719 B 8 1.27 0.4627 0.04513 0.50783 B 7 2.19 0.3014 0.04513 0.34653 B 6 2.69 0.1546 0.04513 0.19973 Qtotal 1.6632 1.9764 Penampang N 13 1.0652 0.13313 1.19833 Qtotal N 13 2.7284 3.17473 Gambar 4.11 di bawah merupakan grafik kontribusi debit menuju saluran N 13 yang merupakan debit aktual yang masuk ke saluran yang dialirkan oleh saluran yang berada di hulu saluran N 13 . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Grafik Kontribusi Debit Menuju Saluran N 13 Jika dilihat Qtotal yang terjadi akibat hujan adalah sebesar 2,7284 m 3 det setelah seluruh saluran yang bertemu pada saluran N 13 memberikan kontribusi debit, sedangkan kapasitas saluran N 13 adalah sebesar 2,6295 m 3 det. Terjadi kelebihan debit sebesar 0,0989 m 3 det bahkan sebelum memperhitungkan Q buangan domestik.

4.4 Perencanaan Sumur Resapan