Ekstraksi Kromatografi Cair Vakum KCV Kromatografi Lapis Tipis KLT

4. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Anonim, 2000. Metode dasar dari ekstraksi adalah maserasi Ansel, 1989. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar Anonim, 2000. Maserasi merupakan proses paling mudah di mana obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut. Ekstrak dipisahkan dari ampasnya dengan menyaring. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Anonim, 2000.

5. Kromatografi Cair Vakum KCV

Kromatografi cair vakum pertama kali dipublikasikan tahun 1977 oleh Coll dkk, dipakai untuk mengisolasi diterpena sembrenoid dari terumbu karang lunak Australia Hostettmann, 1995. Kromatografi cair vakum menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek. Kolom kromatografi dikemas kering biasanya dengan penyerap mutu KLT 10-40 µm dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penyerap lalu divakumkan lagi. Kolom dihisap sampai kering dan sekarang siap dipakai. Cuplikan, dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada bagian atas kolom atau pada lapisan penyerap dan dihisap perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan menghidupkan pompa vakum. Kolom dielusi dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi. Oleh karena itu kromatografi cair vakum menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fase gerak Hostettmann, 1995.

6. Kromatografi Lapis Tipis KLT

Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion-ion anorganik, kompleks senyawa-senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa-senyawa organik baik yang terdapat di alam maupun sintetik Adnan, 1997. Kromatografi lapis tipis adalah yang paling cocok untuk analisis obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan investasi yang kecil untuk perlengkapan, menggunakan waktu yang singkat untuk menyelesaikan analisis 15-60 menit, dan memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit kira-kira 0,1 gram. Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan yang berbutir-butir fase diam, ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita awal. Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok fase gerak, pemisahan terjadi selama perambatan kapiler pengembang. Selanjutnya, senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan dideteksi Stahl, 1985. Penyerap fase diam yang umum adalah silika gel, aluminium oksida, selulosa, poliamida. Perlu diperhatikan bahwa penyerap seperti aluminium oksida dan silika gel mempunyai kadar air yang berpengaruh nyata terhadap daya pemisahannya. Fase gerak merupakan medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak ini bergerak di dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori, karena ada daya kapiler. Pemilihan fase gerak dipengaruhi oleh macam dan polaritas zat kimia yang dipisahkan Stahl, 1985. Angka Rf merupakan jarak pengembang senyawa pada kromatogram. Angka Rf berkisar 0,00-1,00 hanya ditentukan 2 desimal, sedangkan hRf adalah angka Rf dikalikan 100 menghasilkan nilai berjangka 0 sampai 100. Rf = awal titik dari an pengembang batas depan garis jarak awal titik dari bercak pusat titik jarak Stahl, 1985.

7. Tumbuhan Kambong Dipterocarpus validus Blume 1 Klasifikasi Tanaman

Dokumen yang terkait

UJI SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOLKULIT BATANG KAMBONG ( UJI SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 1 10

DAFTAR ISI UJI SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 1 8

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANGKAMBONG ( UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 15

PENDAHULUAN UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 16

UJI SITOTOKSIK FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG ( UJI SITOTOKSIK FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume.) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 8

PENDAHULUAN UJI SITOTOKSIK FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume.) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 0 17

DAFTAR ISI UJI SITOTOKSIK FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAMBONG (Dipterocarpus validus Blume.) TERHADAP SEL HeLa DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 1 6

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANGKLUWIH (Artocarpus altilis Park) TERHADAP SEL HeLa DANPROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA Efek Sitotoksik Ekstrak Metanol Kulit Batang Kluwih (Artocarpus altilis Park) Terhadap Sel HeLa dan Profil Kromatografi La

0 1 9

PENDAHULUAN Efek Sitotoksik Ekstrak Metanol Kulit Batang Kluwih (Artocarpus altilis Park) Terhadap Sel HeLa dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 3 22

DAFTAR ISI Efek Sitotoksik Ekstrak Metanol Kulit Batang Kluwih (Artocarpus altilis Park) Terhadap Sel HeLa dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

0 1 9