dari sumber lain Pawito, 2007: 99. Sehingga
dalam penelitian
ini, peneliti akan melakukan cross chek
dari hasil wawancara pada informan satu dengan informan yang lainnya.
Disamping itu,
peneliti akan
melakukan cross chek dari hasil observasi dan dokumentasi.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengumpulan data yang
sudah dilakukan
dalam penelitian, maka disimpulkan hasil
dan pembahasan penelitian sebagai berikut
1. Komunikasi Internal Organisasi
Paguuban Kampung Rawa Kampoeng Rawa didirikan oleh
dua desa yaitu desa Bejalen dan Tambakboyo,
faktor yang
mendasarinya yaitu karena dari dulu kedua belah pihak desa terus
bersengketa dalam hal klaim tanah wilayah serta hasil bumi mereka
tidak pernah maju. Maka dari itulah muncul
keinginan untuk
menyelesaikan konflik
dan memajukan
hasil bumi
mereka sehingga
dibentuklah suatu
paguyuban yang menaungi 12 marga tani dari kedua desa tersebut yang
diberi nama Paguyuban Kampung Rawa.
Tujuan dari
dibentuknya Paguyuban Kampung Rawa ini
adalah untuk memajukan sumber daya alam dan sumber daya manusia
di daerah tersebut sehingga menjadi hal yang dapat mengangkat sektor
perekonomian di kedua belah desa dengan cara membentuk objek wisata
dan rumah makan apung dengan nama Objek Wisata Kampoeng Rawa
Ambarawa. Didalam objek wisata Kampoeng Rawa tersebut diperlukan
adanya proses komunikasi organisasi yang baik oleh para pengelolanya,
dan dalam hal ini pengelola dari objek wisata tersebut adalah pihak
Paguyuban Kampung
Rawa. Paguyuban Kampung Rawa adalah
sebuah paguyuban
yang beranggotakan 12 marga tani dari
desa Bejalen dan Tambakboyo yang bersama-sama
ingin memajukan
hasil alam
dan perekonomian
masyarakat sekitar Rawa Pening. Di dalam suatu paguyuban sering
terjadi konflik-konflik internal baik besar maupun kecil yang dimana
konflik tersebut
dapat memicu
perpecahan seluruh paguyuban, maka dari
itulah dibutuhkan
proses komunikasi organisasi dalam hal
jaringan komunikasi yang baik untuk diterapkan di dalamnya. Di dalam
Paguyuban Kampung
Rawa, komunikasi
organisasi yang
diterapkan disana
sudah mulai
terorganisir dan teratur antar unit- unit komunikasi yang ada seperti
proses komunikasi
paguyuban kepada para ketua marga tani, ketua
kepada anggota-anggota marga tani di dalam paguyuban, dan lain-lain
yang berhubungan dengan proses interaksi yang terjadi di dalam
Paguyuban Kampung Rawa untuk suatu kegiatan atau kepentingan
bersama-sama. Yang dimaksud dengan unit-unit
komunikasinya ialah seseorang yang dapat
melakukan kegiatan
komunikasi seperti ketua paguyuban, ketua marga tani, serta para anggota
marga tani yang tergabung di dalam Paguyuban Kampung Rawa. Mereka
melakukan proses komunikasi di dalam lingkungan organisasi yang
disebut paguyuban sehingga proses ini dapat dikategorikan sebagai
komunikasi internal organisasi. Pihak
Paguyuban Kampung
Rawa sangat
menjaga proses
komunikasi internal yang ada agar dapat menghindari perselisihan dan
permasalahan yang ditimbulkan dari kesalah pahaman informasi yang
diterima anggotanya.
Hal ini
dilakukan karena banyak investor- investor luar yang tertarik untuk
menanam modal dan keuntungan di Kampoeng Rawa, sehingga hal ini
dapat merusak
sistem serta
pemberdayaan karyawan
dan anggota yang diprioritaskan dari
orang-orang pribumi kedua desa. Dan juga untuk menjaga kerukunan
kedua desa agar selalu tetap solid dan mengesampingkan
pertikaian- pertikaian antar kedua desa tersebut.
Mereka sangat memegang teguh gotong royong serta pemanfaatan
sumber daya
manusia dari
masyarakat desa
Bejalen dan
Tambakboyo untuk menumbuhkan perokonomian masyarakat di sekitar
kampung rawa. 2.
Jaringan Komunikasi Formal