Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat Pertanian

PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DESA PRAMBONTERGAYANG
TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT PERTANIAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

AGUNG ZAIM AULIA
108046300003

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M

ABSTRAK

Agung Zaim Aulia, NIM. 108046300003 berjudul“Pengaruh Tingkat Kesadaran
Masyarakat Desa Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat

Pertanian”Program Studi Muamalat, Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf
(ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis besarnya
pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap
implementasi zakat pertanian. Variabel yang menjadi fokus prnrlitian ini adalah
Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang (X) sebagai variabel bebas
dan Implementasi Zakat Pertanian (Y) sebagai Variabel terikat. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesionersebagai
alat pengumpul data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengolahan data
pada penelitian ini adalah statistik deskriptif, analisis data dilakukan secara
bersamaan dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu
mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya dan menganalisis data
dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, uji analisis korelasi sederhana, ,
regresi sederhana.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel bebas
(tingkat kesadaran masyarakat) terhadap variabel terikat(implementasi zakat
pertanian) dimana uji hipotesi smenunjukkan t hitung < t tabel (- 10,425 < 1,668),

besarnya R = 0,784 dan R Square sebesar 0,615. Artinya tingkat kesadaran
masyarakat mempunyai pengaruh terhadap implementasi zakat pertanian dengan
pengaruh sebesar 61,5%.
Kata Kunci: Kesdaran masyarakat dan Implementasi Zakat Pertanian

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang tak terhingga ke hadirat Tuhan
yang Maha Esa, Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, Tuhan pengatur siang dan
malam, Tuhan yang Maha Agung atas segala-galanya, Tuhan yang menciptakan
segala-galanya, Allah Swt, Tuhan seluruh alam.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi agung
Muhammad saw, Nabi akhir zaman, pembawa kebenaran untuk seluruh umat
manusia. Dan para sahabat, keluarga, para tabi’in dan tabi’ittabi’in. semoga selalu
mendapat limpahan dan guyuran dari rahmat Allah Swt.
Adapun tujuan

penulisan Skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk


mendapatkan gelar SI Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy). Penulis berharap semoga
Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Tiada kata yang pantas untuk penulis sampaikan, kecuali uraian rasa syukur
yang tak terhingga kepada Allah Swt yang telah memberikan segala nikmatnya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang
berjudul “PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DESA
PRAMBONTERGAYANG

TERHADAP

IMPLEMENTASI

ZAKAT

PERTANIAN”
Tidak lupa dan tidak penulis ingkari juga, bahwa dalam menyelesaikan tugas
Skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan terlibat, baik secara langsung

iii


maupun tidak langsung telah mampu memberikan motivasi pada penulis yang tanpa
bantuan mereka tidak mungkin terselesaikan Skripsi ini. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH., Ketua Program Studi Muamalat
Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Abdurrauf, Lc, M.A., Sekretaris Program Studi Muamalat Konsentrasi
Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Solehudin Aziz, MAselaku dosen pembimbing yang tidak kenal lelah
meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran, serta arahan kepada
penulis pada penyusunan Skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga semua
ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,
6. Wakil Kepala Desa Prambontergayang Bapak Mutakawim.
7. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si dan Bang Hasan, orang yang sangat

berperan penting dalam terselesaikannya Skripsi ini, karena selalu sabar
mendengarkan keluhan serta curahan hati, serta memeberikan solusi terhadap
kesulitan yang penulis temukan dalam penelitian ini.

iv

8. Alm. Abah tercinta yang selalu memberikan semangat, doa, dan nasehatnasehat kapada penulis
9. Ibunda tercintaTutik Sudarwati serta saudara-saudaraku, yaitu Azzaky, Qorin,
dan Faizs tercinta yang telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan
dorongan spirit maupun materi serta pengorbanan yang selalu diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang
mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.
10. Istri dan anak tercinta yang mencurahkan doa, kasih sayang, semangat dan
kesabaran serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat
dijadikan kebanggaan.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Konsentrasi Manajemen ZISWAF angkatan II
Sopwan, Dede, Yunita, Ica, Hadi, Reza, Fajar, Irwan, Rahmat, Anwar, Awal,
serta teman-teman KKN Munculyang selalu memberikan dukungan selama
proses pengerjaan skripsi ini berlangsung.

12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun
telah memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis
dapat lulus menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta,
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, terima kasih atas segala rahmat dan ridho-Mu
Ya Allah yang telah membuat satu per satu impian dan cita-cita terwujud. Penulis
sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis

v

bukanlah makhluk yang sempurna. Dengan ini penulis berharap semoga semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini diberikan kebahagiaan dan
karunia oleh Allah Swt. Dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi para pembaca. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
Ciputat, 20 Mei 2015

Penulis

vi


DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................

i

ABSTRAK ...............................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................

v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................

5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................

7

E. Pedoman Penulisan Skripsi……………………………………….


8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................

8

G. Sistematika Penulisan ....................................................................

9

LANDASAN TEORI
A. Tingkat Kesadaran Masyarakat ..................................................... 11
B. Zakat .............................................................................................. 11
1. Pendahuluan…………………………………………………. 21
2. Zakat Pertanian……………………………………………..... 22

vii

3. Landasan Hukum Zakat……………………………………… 23

4. Rukun dan Syarat…………………………………………….. 25
5. Nishab dna Haul……………………………………………… 26
6. Hikmah dan Manfaat………………………………………… 27
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tehnik Penentuan Sampel .............................................................. 31
B. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 32
C. Sumber Data ................................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Desa Prambontergayang ...................................................... 41
B. Hasil dan Pembahasan.................................................................... 43
1. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... 43
2. Analisis Kuesioner ................................................................... 47
3. Analisis Uju Asumsi Klasik ......................................................53

4. Analisis Korelasi dan Regresi .................................................. 57

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 63
viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi............................................. 37

Tabel 2.0

Hasil Uji Validitas VariabelTingkat Kesadaran Masyarakat (X) ........ 44

Tabel 2.1

Hasil Uji Validitas VariabelImplementasi Zakat Pertanian (Y) .......... 45

Tabel 2.2

Uji Reliabilitas ..................................................................................... 47

Tabel 2.3

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov........................................................... 54

Tabel 2.4

Nilai Koefisien Determinasi R Square ................................................. 57

Tabel 2.5

Terhitung dan Signifikansi Variabel Tingkat Kesadaran (X) terhadap
Implementasi Zakat Pertanian (Y) ....................................................... 58

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Grafik P-P Plot Tingkat Kesadaran Masyarakat ................... 55
Gambar 1.2 Diagram Grafik P-P Plot Implementasi Zakat Pertanian ..................... 56

x

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam dibangun atas lima pilar, yang salah satunya adalah zakat. Disamping itu,
zakat juga menjadi media untuk membangun sikap solidatitas dengan sesama. Zakat
bagi umat Islam, khususnya di Indonesiadan bahkan juga didunia pada umumnya,
sudah diyakini sebagai bagian pokok ajaran Islam yang harus ditunaikan.1 Dalam
perbincangan perspektif fiqih pun, kewajiban zakat tidak pernah menjadi bahan yang
diperdebatkan oleh kalangan ulama‟, karena dasar kewajiban ibadah ini sangat jelas
berdasarkan Al-quran maupun hadist Nabi.2
Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim
Indonesia, sebenarnya memeliki potensi strategi yang layak dikembangkan menjadi
salah satu instrumen pemerataaan pendapatan yaitu zakat, infaq, dan shadaqah,3
karena secara demografi mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama
Islam, dan secara kultural kewajiban zakat, dorongan untuk berinfak, dan
bershodaqah dijalan Allah telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat muslim.
Dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal dapatterlibat dalam
1

Didin Hafidhuddin, The Power of ZAKAT, (Malang, UIN Malang Press, 2008), h.3

2

Ibid, h. 4

3

Doa Djama, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta, (Jakarta: Nuansa
Madani, 2001). h. 3

2

mekanisme pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah. Apabila hal itu dapat terlaksana
dalam kehidupan sehari-hari umat islam maka secara hipotetik zakat, infaq, dan
shadaqah berpotensi mempengaruhi aktifitas ekonomi nasional, termasuk didalamnya
adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.
Produk pertanian merupakan salah satu bentuk penghasilan masyarakat sebagai
karunia Allah yang Ia berikan untuk umat manusia. Sebagaimana produk-produk
masyarakat lainnya, pada hasil sub-sektor , maupun yang lainnya.4Diwajibkannya
zakat jenis ini adalah karena tanah yang ditanami merupakan tanah yang bisa
berkembang, yakni dengan tanaman yang tumbuh darinya. Ada kewajiban yang harus
dikeluarkan darinya, baik kewajiban sepersepuluh maupun kewajiban pajak.
Seandainya tanaman diserang hama hingga rusak, maka tidak ada kewajiban
sepersepuluh (bagi tanah ‘usyriyyah) atau kewajiban pajak (bagi tanah kharajiyyah)
karena tanah tersebut tidak berkembang dan tanamannya rusak.

Sementara itu Kepala Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) DKI
Jakarta H Sukanta membenarkan kesadaran umat Islam soal zakat belum
menggembirakan. Ini akibat pemahaman masyarakat tentang zakat belum sempurna.
Masyarakat tahunya zakat sebatas zakat fitrah yang dibayarkan setap setahun sekali.
Meskipun mereka mengerti tentang jenis-jenis zakat, mereka belum memahami

4

40

BAZIS DKI, Mengenal Hukum Zakat dan Infaq/Sedekah, (Jakarta: BAZIS DKI, 1999), hlm

3

bagaimana seharusnya zakat itu disalurkan, kapan dan melalui siapa atau lembaga
mana harus dibayar dan didayagunakan oleh mustahiknya.5

Bedasarkan survei PIRAC pada tahun 2007 yang diselenggarakan di 10 kota
besar di Indonesia yakni Medan, Padang, DKI Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado, bahwa tingkat kesadaran
dan kapasitas masyarakat dalam membayar zakat meningkat dari tahun sebelumnya,
sekitar 55 persen responden muslim mengakui dirinya sebagai muzaki. Angka ini
naik dari 5,2 persen dari penelitian sebelumnya. Dan PIRAC juga melihat kenaikan
ini berdasarkan kenaikan rata-rata jumlah zakat yang dibayarkan.6
Sejak 2002, perolehan zakat yang dihimpun Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas) mengalami kenaikan. Rata-rata dalam lima tahun terakhir, kenaikan
mencapai 24,56 persen. Pada tahun 2014 dana zakat yang berhasil dikumpulkan
mencapai Rp 2,5 triliun, namun angka ini masih jauh dari potensi zakat masyarakat
Indonesia sebesar Rp 270 triliun
Meskipun sudah jelas latar belakang pensyariatan zakat sebagaimana ulasan
diatas, namun zakat pada kebanyakan kasus saat ini menjadi bagian dari bentuk
kesalehanseseorang yang tercermin dalam ibadah sosial. Dorongan zakat lebih

5

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=18079 diakses pada Rabu, 1 April 2015 17:53 WIB

6

http://www.antaranews.com/berita/104465/pirac-kesadaran-berzakat-di-indonesiameningkatdiakses pada Rabu, 1 April 2015 17:58 WIB

4

banyak dipengaruhi oleh individu muslim itu sendiri, tanpa adanya perangkat yang
benar-benar kompeten untuk menggalui dan mengumpulkan zakat.7
Sejarah membuktikan bahwa apabila zakat dilaksanakan denga sebaik-baiknya,
maka dapat menjadi alat penting dalam mengatasi kemiskinan. Sebagai contoh, pada
masa Umar Bin Khattab tidak ada seorangpun yang dapat diberikan derma
(shadaqah), sebab Umar sangat jeli dalam membuat kebijakan mengenai zakat. Pada
masa itu Ia melakuakn penambahan beberapa jenis barang yang wajib dizakati,
diantaranya kuda dan madu. Juga sebaliknya, Ia juga pernah menangguhkan
pengumpulan zakat dari orang kaya dan membebaskan seluruhnya atas kaum miskin
ketika arab dilanda musim kaemarau dan kelaparan.8 Kepiawaian Umar dalam
menetapakan strategi pembangunan sosial-ekonomi menjadikan baitul maal surplus
hingga mencapai 180 juta dirham.9
Rendahnya pengetahuan masyarakat Desa Prambontergayang terhadap ilmu
agama menjadi salah satu penyebab rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap
kewajiban zakat, baik itu zakat mal maupun zakat fitrah, hal ini ditunjukkan dengan
perilaku sebgaian masyarakat yang masih belum atau tidak mengeluarkan zakat.
Tingkat ekonomi masyarakat setempat yang masih tergolong miskin juga
menjadi salah satu faktor mengapa mereka belum/tidak mengeluarkan zakat, contoh:
7

Sudirman, MA. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN Malang Press,
2007), h. 5
Irfan Mahmud Ra‟ana, Sistem Ekonomi Pembangunan Umar bin Khattab, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1997), cet, ke 3, h. 88
9
A Karim Adiwarman, Penerapan Syariah Islam di Bidang Ekonomi, Paper yang
disampaikan pada seminar nasional ekonomi islam, (second, 2001)
8

5

mereka tidak membayar zakatnya meskipun jumlah hasil panen mereka mencapai
nishab ketika biaya bercocok tanam lebih besar dari pada hasil panen ataupun jika
ada keuntungan dari hasil panen namun keuntungan tersebut tidak cukup untuk
memenuhi biaya kehidupan mereka hingga masa panen berikutnya.
Ditambah rendahnya peranan lembaga zakat pemerintah maupun swasta dalam
mensosialisasikan zakat pertanian. Perilaku sebagian besar masyarakat yang masih
menggunakan budaya jawa kuno “kejawen” juga menjadi salah satu penyebab
masyarakat tidak mengeluarkan zakatnya. Kurangnya dukungan dari para Kyai atau
cendikiawan muslim yang idealnya mengajarkan tentang pengetahuan keagamaan
termasuk kewajiban dalam berzakat.
Berawal dari latar belakang di atas ini penulis tertarik untuk menganalisa
permasalahan-permasalahan di atas dengan melakukan penelitian yang mengangkat
judul

“PENGARUH

TINGKAT

PRAMBONTERGAYANG

KESADARAN

TERHADAP

MASYARAKAT

IMPLEMENTASI

DESA
ZAKAT

PERTANIAN”

B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat Desa Prambontergayang adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan masyarakat terhadap ilmu agama yang masih rendah
2. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang zakat pertanian

6

3. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah dalam membayar zakat
pertanian
4. Rendahnya kemauan masyarakat dalam membayar zakat
5. peranan lembaga zakat pemerintah maupun swasta yang masih rendah
dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat
6. Kurangnya dukungan dari Kyai atau Cendikiawan muslim dalam
mensosialisasikan zakat

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar dalam pembahasan skripsi ini terarah dan tersusun secara sistematis pada
tema bahasan yang menjadi titik sentral, maka perlu penulis perjelas tentang pokokpokok bahasan menentukan batasan dan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah
Berbagai indentifikasi yang ditemukan peneliti di Desa Prambontergayang
maka penulis membatsi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran masyarakat desa terhadap zakat pertanian
b. Implementasi zakat pertanian pada masyarakat
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada batasan penelitian tersebut di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

a. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang tehadap
zakat pertanian?
b. Bagaimana implementasi zakat pada masyarakat Desa Pambontergayang?
c. Berapa

besar

pengaruh

tingkat

kesadaran

masyarakat

terhadap

implementasi zakat pertanian?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui

sejauh

mana

tingkat

kesadaran

masyarakat

Desa

Prambontergayang terhadap zakat pertanian
b. Mengetahui

sejauh

mana

implementasi

zakat

pertanian

di

Desa

Prambontergayang
c. Mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Desa
Prambontergayang terhadap implementasi zakat pertanian.

2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai Informasi empiris sejauh mana pengaruh tingkat kesadaran
masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi zakat pertanian
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pencerahan
kepada masyarakat supaya mereka mengeluarkan zakatnya, sehingga mampu
memberdayakan ekonomi umat dalam mengentas kemiskinan.

8

c. Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi yang berkaitan
dengan penelitian ini, serta memberikan masukan pada mahasiswa/i dan
dapat dijadikan sebagai bahan perkuliahan. Bermanfaat bagi para peneliti
yang berkeinginan melakukan studi atau penelitian mengenai tingkat
kesadaran masyarakat terhadap zakat pertanian dimasa mendatang.
E. Pedoman Penulisan Skripsi
Pedoman penulisan menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syari‟ah Dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan oleh Tim Fakultas Syari‟ah dan Hukum (2012).
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Skripsi, Inayatullah, 2011 UIN Jakarta, Potensi Zakat Rumah Kontrakan
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat “Studi Kasus Kelurahan Sukapura”, peneliti
menyimpulkan baru sedikit muzakki yang membayar zakat dari hasil rumah
kontrakan ke kantor Kelurahan Sukapura karena mereka belum mengetahui
tentang sistem/cara penyaluran, dan kurangnya sosialisasi dari pihak Kelurahan
itu sendiri.
Skripsi, 2009 UIN Jakarta, Tingkat Kesadaran Masyarakat Jakarta Selatan
Terhadap Zakat Profesi, peneliti menyimpulkan terhadap hubungan yang positif
antara tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat Jakarta Selatan

untuk

mengeluarkan zakat profesi, dan masyarakat Jakarta Selatan mempunyai tingkat
kesadaran masyarakat yang tinggi dalam mengeluarkan zakat profesi.

9

Skripsi, Rahmat Margono, 2009 UIN “Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat
Cempaka Putih terhadap UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan”, Berdasarkan
hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa di Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat belum pernah diadadakan penyuluhan tentang perkawinan, yang berarti
bahwa masyarakat masih memerlukan penyuluhan hukum khususnya undangundang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Pemahaman responden terhadap
undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terbagi dalam lima bab, yaitu:
BAB I merupakan pendahuluan yang berisi delapan subbab, yaitu, Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian,Review Studi Terdahulu,Pedoman Penulisan, dan
Sistematika penulisan.
BAB II membahas teori terkait, Tingkat Kesadaran Masyarakat, Zakat Pertanian
BAB III Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan
digunakan penulis, guna untuk mempermudah penyelesaian penelitian ini yang berisi,
Teknik penentuan sampel, Teknik pengumpulan data, Sumber data, Metode
pengumpulan data, dan Teknik analisis data.
BAB IVanalisis dan pembahasan yang menjelaskan gambaran umum objek
penelitian, Uji Validitas dan reabilitas, Analisis Kuesioner, Analisis uji asumsi klasik,
dan analisa korelasi dan regresi.

10

BAB V studi ini diakhiri dengan bab V sebagai penutup yang berisi Kesimpulan
dan Saran.

11

BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT
Dilihat dari adanya kepatuhan dalam komunitas, maka kita perhatikan faktorfaktor penyebab kepatuhan. (Milgram, 1993) membagi dalam beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain:
Ketaatan terhadap otoritas yang sah; yaitu dimana harapan dari orang yang
menduduki posisi tertentu dalam otoritas terutama adalah yang menimbulkan
ketaatan.
a) Ganjaran, hukuman, dan ancaman; yaitu: salah satu cara untuk menimbulkan
ketaatan adalah dengan meningkatkan tekanan terhadap individu untuk
menampilkan perilaku yang diinginkan melalui ganjaran, hukuman dan
ancaman.
b) Harapan orang lain; yaitu: seseorang rela memenuhi permintaan orang lain
hanya karena prang lain tersebut mengharapkannya.
c) Teknik foot in the door yaitu; salah satu cara untuk meningkatkan ketaatan
dalam semacam ini adalah dengan membujuk orang agar mula-mula bersedia
memenuhi permintaan yang ringan.

12

d) Batas tekanan eksternal, yaitu: cara yang langsung meningkatkan ketaatan
dengan menekan individu, yang daoat dilakukan melalui ancaman, ganjaran
atau tekanan sosial.
Kepatuhan memang sulit dilepaskan dalam kehidupan ini, misalkan kepatuhan
terhadap otoritas yang sah, sebagai warga negara yang baik kita harus mengikuti
peraturan yang sudah ada, bila kita melanggar ketentuan yang berlaku konsekuensi
yang akan kita terima hukuman, dan yang mengatur stabilitas dalam bersosial dan
bermasyarakat yaitu dengan adanya sanksi yang diberlakukan, sanksi bertugas
mengatur kestabilan sosial, hal itu menyebabkan kepatuhan dengan adanya ganjaran,
hukuman, dan ancaman yaitu undang-undang yang berlaku.
Berbagai program penyuluhan hukum yang dilakukan selama ini terhadap
masyarakat luas terutama yang berada di Desa-desa dengan target terciptanya
masyarakat sadar hukum, kelihatannya sesuatu yang bain dan ideal.namun haruslah
difahami bersama bahwa kesadaran hukum masyarakat tidak identik dengan
kepatuhan hukum hukum masyarakat itu sendiri.1
Kepatuhan hukum pada hakikatnya adalah “kesetiaan” seseorang atau subyek
hukum terhadap hukum itu sendiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
nyata, sedang “kesadaran hukum masyarakat” masih bersifat abstrak belum
merupakan bentuk perilaku yang nyata yang mengakomodir kehendak hukum itu

1

Sofyan Lubis, Kesadaran Hukum vs Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Media Karya, 2002), h. 33

13

sendiri. Banyak diantara anggota masyarakat sebenarnya sadar akan perlu adanya
pernghoratan terhadap hukum baik secara “instinktif” maupun secaran rasional
namun merekan cenderung tidak patuh terhadap hukum. Kebudayan hukum yang
berkembang di masyarkat kita ternyata lebih benyak mencerminkan bentuk perilaku
opportunis yang dapat diibaratkan mereka yang berkendaraan berlalulintas di jalan
raya, ketika lampu lalulintas berwarna merah dan kebetulan tidak ada polisi yang
menjaga maka banyak diantara “mereka” nekat tetap jalan terus dengan tidak
mengindahkan atau memperdulikan lampu merah sedang menyala.2
Apakah dengan begitu merekayang melanggar lampu merah itu kita katakan
tidak sadar hukum dan/atau tidak mengerti apa sebenarnya fungsi keberadaan lampu
pengatur lalu-lintas yang ada disimpang-simpang jalan? Terlalu prematur jika kita
mengatakan mereka tidak sadar hukum.Mereka sebenarnya sadar tentang perlunya
peraturan berlalu-lintas di jalan raya dan lebih dari itu mereka juga sadar telah
melanggar lampu merah, tapi masalahnya mereka tidak patuh terhadap peraturan itu.
Agaknya ilustrasi kasus tersebut ilustrasi tersebut merupakan representasi dari
salah satu bentuk pelanggaran hukum di Indonesia. Sebagian besar masyarakat kita
sadar akan perlunya hukum dan penghormatan terhadap hukum itu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, namun kenyataannya masih sering kita jumpai bentukbentuk pelanggaran hukum yang lainnya. Sedangkan hukum itu sendiri berisi

2

Ibid

14

normayang mengajak masyarakat mencapai cita-cita serta keadaan tertentu tetapi
tanpa mengabaikan dunia nyata. Norma hokummengandung dua pokok, yaitu pokok
nilai dan pokok tingkah laku.3
Menurut Lon L Fuller, ada delapan nilai-nilai yang harus diwujudkan.
Kedelapan nilai tersebut dinamakannya “delapan prinsip legalitas”, yaitu:
1) Harus ada peraturan-peraturan terlebih dahulu; hal ini berarti bahwa tidak ada
tempat bagi keputusan-keputusan secara ad-hoc , atau tindakan-tindakan yang
bersifat arbitrer.
2) Peraturan-peraturan itu harus diumumkan secara layak.
3) Peraturan itu tidak boleh berlaku surut.
4) Perumusan peraturan-peraturan itu harus jelas dan terperinci; ia harus dapat
dimengerti oleh masyarakat.
5) Hukum tidak boleh meminta dijalankan hal-hal yang tidak mungkin
6) Di antara sesama peraturan tidak boleh terdapat pertentangan satu sama lain.
7) Peraturan-peraturan harus tetap, tidak boleh sering diubah-ubah.
8) Harus terdapat kesesuain antara tindakan-tindakan para pejabat hukum dan
peraturan-peraturan yang telah dibuat.

3

Lihat Sajtipto Raharjo,lmu Hukum, (Jakarta: Citra Aditya Bakti 2000), h. 26

15

Kegagalan untuk mewujudkan salah satu dari nilai-nilai tersebut menurut
Fuller bukan hanya menyebabkan timbulnya sistem hukum yang buruk, tetapi lebih
dari pada itu, hukum yang demikian itu adalah sama sekali tak dapat disebut hukum.4
Kesadaran seseorang tentang hukum ternyata tidak serta merta membuat
orang tersebut patuh pada hukum karena banyak indikator-indikator sosial lain yang
mempengaruhinya. Kepatuhan hukum merupakan dependen variabel, maka untuk
membangun masyarakat patuh hukum perlu dicaro independen variabel atau
intervening variabel agar program Pemerintah yangmenghendaki terciptanya
masyarakat sadar hukum hasilnya dapat dilihat dalam bentuk kepatuhan masyarakat
tersebut pada hukum itu sendiri, sehingga tidak diperlukan alat pemaksa (kekuasaan
cq Polisi) yang membuat masyarakat takut agar mereka patuh pada hukum. 5
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orangyang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling

4

Sajtipto Raharjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980)., h. 78

5

Sofyan Lubis, Kesadaran Hukum vs Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Media Karya, 2002), h. 46

16

tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.6
Masyarakat adalah suatu kumpulan dari sekolompok manusia yang hidup
pada suatu tempat (wilayah tertentu).7Menurut Sajono Soekanto, masyarakat adalah
anggota kelompok baik besar maupun kecil yang hidup bersama disuatu wilayah
dengan batasan-batasan tertentu.8Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.9
Dapat diambil kesimpulan dari definisi-difinisi diatas yaitu masyarakat adalah
suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat
oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama.
Kesadaran adalah tau dan mengerti dan Kesadaran yang dimiliki oleh
manusiamerupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai
dengan yang diyakininya.10 Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan
kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahandalam situasi dan kondisi
tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan
refleksi tetang realitas dan manusia

6

http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 14 Januari 2015 Pukul 13.00 WIB
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung:CV Pustaka Setia,1999), h.45
8
Sajono Soekanto, Sosiologi Suatu Pangantar, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995),

7

h.162
9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,
2005), h. 721
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 14 Januari 2015 Pukul 13.13 WIB

17

Kesadaran berasal dari katasadar artinya tahu atau ingat. Kesadaraan adalah
proses batin yang ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman serta penghayatan
terhadap sesuatu, sehingga menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai
dengan pengertian dan pemahaman tadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai
proses kejiwaan yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas. Kesadaran
menurut Daryono, adalah hal yang dialami oleh seseorang.11 Dalam kamus besar
bahasa indonesia kesadaran berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insaf, tahu dan
mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan, keadaan mengerti.12
Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang terhadap
sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran, dan pemusatan kesadaran adalah
inti sari dari atensi.Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwaperistiwa dilingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,
pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.13 Kesadaran memiliki dua sisi yaitu,
tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar dan akan peristiwa
mentalnya sendiri.14
(Pierson dan trout 2005) menyatakan, “Kesadaran memungkinkan kita
melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan

11

12

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 197) h. 158

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,
2005), h. 975
13
Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.90
14
Ibid, h. 240

18

bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik. 15 ”Menurut
bears & McCgovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu: konteks
setting,adaptasi dan pembelajaran, prioritisasi, rekrutmen dan kontrol, pengambilan
keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian &
fleksibilitas.16
Kesadaran dalam kamus (a Merriam-webster 1967:177) tercantum tidak
kurang dari 5 arti, yaitu: 1) awareness esp. of something within one self; also; the
state or fact., 2) the state of being characterized by sensation, emotion, volition &
thought; mind., 3) the totality conscious states of an individual., 4) the normal state of
conscious life., 5) the upper level of mental life ascontassed with unconscious
processes. Jadi kesadaran sebenarnya menunjuk pada interpendensi mental &
interpenetrasi mental, yang masing-masing berorientasi pada „aku‟nya manusia dan
pada „kami‟nya.17
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah
keadaan mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang
terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta sensasisensasi fisik dalam hidupnya, yang menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuai
dengan pikirkan dan yang diketahui.
15

Ibid, h. 250
Ibid, h. 252

16

17

Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum & Kepatuhan Hukum, (Jakarta:CV Rajawali, 1982),

h.150

19

Menurut soejono soekanto, dalam penelitian yang ditulis oleh Rahmat
Margono.Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu masyarakat. Dan terdapat empat indikator kesadaran
hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya,
yaitu: Pengetahuan hukum, Pemahaman hukum, Sikap hukum, Pola perilaku
hukum.18
Dari sini dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat adalah suatu hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan
sesuai dengan itu, maka indikator-indikatorkesadaran masyarakat dalam perencanaan
keuangan, karena perbedaannya hanya terletak pada fokus objeknya saja yaitu,
hukum dan perencanaan keuangan. Dari indikator diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa indikator kesadaran masyarakat dalam implementasi zakat pertanian
adalah:pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen zakat pertanian yang
membantu dalam impelemtasi zakat pertanian.
Tingkatan Kesadaranberdasarkan tingkatannya, N.Y Bull (Kosasih Djahiri, 1985:
24) mengemukakan bahwa kesadaran dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yang
masing-masing tingkatan menunjukan derajat kesadaran seseorang. Tingkatantingkatan kesadaran tersebut antara lain:

18

Rahmat Margono, Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU
No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,Skripsi S1 fakultas Peradilan Agama, Universitas Islam Negeri,
2009

20

1. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang tidak
jelas dasar dan alasan atau orientasinya
2. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang
berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang beraneka ragam atau bergantiganti
3. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang
berorientasi kepada kiprah umumatau karena khalayak ramai.
4. Kesadaran yang bersifat autonomous yaitu kesadaran atau kepatuhan yang
terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri.

Definisi dari tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis atau berlenggeklenggek.19Jadi tingkat kesadaran masyarakat adalah, susunan yang berlapis-lapis
mengenai kadar pemahaman, pengertian dan pengetahuan yang dialami dan
direfleksikan oleh suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu
wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu.

19

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,
2005), h. 1197

21

B. ZAKAT
1. Pendahuluan
Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah ditetapkan dala AlQuran, Sunah nabi, dan Ijma‟ para ulama.20
Secara bahasa zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah).Jika
diucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman yang tumbuh dan bertambah.Jika
diucapakan zakat al-nafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika
diberkati.21Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci). Allah
SWT berfiraman:



Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (QS 91:9)
Secara istilah zakat adalah sebagian dari harta yang wajib diberikan oleh
setiap muslim yang memnuhi syarat kepada oaring-orang tertentu itu, dengan syaratsyarat tertentu pula.22 Adapun harta yang dikeluarkan, menurut syara‟, dinamakan
zakat karena harta itu akan bertambah dan memelihara dari kebinasaan. Allah SWT
berifrman:

20

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly, Ekonomi Zakat, (Jakarta, PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2006) h. 1
21
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung, PT. REMAJA ROSDA
KARYA 2005), h.82
22
Mohammad DaudAli, SISTEM EKONOMI ISLAM ZAKAT DAN WAKAF (Jakarta, UI Press,
1988)h. 26

22



Artinya: dan tunaikanlah zakat. (QS 2:43)
.
Adapun zakat menurut syara‟, berarti hak yang wajib dikeluarkan dari
harta.Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan, mengeluarkan sebagian yang
khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas kuantitas yang
mewajibkan

zakat)

kepada

orang-orang

yang

berhak

menerimanaya

(mustahiq).Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawl (setahun),
bukan barang tambang dan bukan barang pertanian.23
2. Zakat Pertanian
Mengenai zakat tanaman yang tumbuh dari tanah, para fuqaha mempunyai dua
pendapat.Pendapat yang pertama menyatakan bahwa tanaman yang wajib dikeluarkan
zakatnya mencakup semua tanaman.Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan
bahwa tanaman yang wajib dizakati adalah khusus tanaman yang berupa makanan
yang mengenyangkan dan bisa disimpan.24

23

ibid
24

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung, PT. REMAJA ROSDA
KARYA 2005), h. 186

23

Pendapat yang pertama dikemukakan oleh Abu Hanifah. Menurutnya, zakat
wajib dikeluarkan dari tanaman yang tumbuh dari bumi, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak kecuali kayu bakar, rerumputan, bambu Parsi (bambu yang
digunakan sebagai pena), pelepah pohon kurma, tangkai pohon, dan setiap tanaman
yang tumbuhnya tidak dikehendaki. Adapun apabila suatu tanah dijadikan sebagai
tempat tumbuhnya tumbuhan bambu, pepohonan, atau rerumputan yang selalu diari
dan dipelihara dari jamahan manusia, ia wajib dikeluarkan zakatnya, yakni
sepersepuluh. Pewajiban zakat sepersepuluh untuk semua tanaman yang tumbuh
adalah karena tidak adanya syarat hawlsebab dalam hal seperti ini terdapat makna
“pajak”.Atas dasar ini, pemerintah berhak mengambil zakat sepersepuluh dari tanman
tersebut secara paksa.Tanaman yang tumbuh diatas tanah anak kecil, orang gila, atau
tanah wakaf juga wajib dikeluarkan zakat sepersepuluhnya. Pendapat ini berdasarkan
hadist berikut:
Tanaman yang tumbuhdiatas tanah, didalamnya, ada kewajiban sepersepuluh.
3. Landasan Hukum Zakat Pertanian
Zakat dalam Al-Quran disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan dasar
hokum zakat sangatlah kuat.25
Zakat pertanian diwajibkan berdasarkan dalil dari Al-Quran, Sunnah, ijma‟
dan akal.26 Dalil yang diambil dari Al-Quran ialah sebagai berikut:
25

Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, ZAKAT DAN WIRAUSAHA, (Ciputat, Center of
Enterpreneurship Development, 2005) h. 7

24


 

Artinya: dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin (QS 6:14)
Ibn Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “haqqahu” dalam ayat
diatas ialah zakat yang diwajibkan. Sekali lagi, dia mengatakan bahwa zakatnya ialah
sepersepuluh atau seperdua puluh
Dan dalil yang menjadi dasar meluasnya jangkauan pada sumber zakat
tanaman-tanaman adalah keumuman dari firman Allah:27

  

Artinya: hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu.

26

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung, PT. REMAJA ROSDA
KARYA 2005), h.181
27
Sjechul Hadi Permono, SH. MH, SUMBER-SUMBER PANGGALIAN ZAKAT, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1992), h. 63

25

Adapun dalam tanaman yang diairi melalui pematangan (maksudnya dengan
usaha dan biaya sendiri) terdapat kewajiban seperduapuluh. Seperti Hadist yang
diriwayatkan oleh Amad, Muslim, al-Nasai dan Abu Dawud:
”Dalam

tanaman

yang

diairi

oleh

sungai

atau

hujan

terdapat

sepersepuluh.Sedangkan dalam tanaman yang diairi melalui saniyah terdapat
kewajiban seperduapuluh.”
Mengenai dalil dari ijma‟ ialah bahwa umat telah sepakat atas kefarduan
sepersepuluh.Adapun dalil akalnya hikmah pensyariatan zakat, yaitu karena
mengeluarkan kewajiban sepersepuluh kepad kaum fakir merupakan salah satu upaya
mensyukuri nilmat, menguatkan orang yang lemah, membuatnya mampu melakukan
kewajiban, dan salah satu upaya penyucian dan pembersihan diri dari dosa.
Diwajibkannya zakat jenis ini adalah karena tanah yang ditanami merupakan
tanah yang bisa berkembang, yakni dengan tanaman yang tumbuh darinya
4. Rukun dan Syarat Zakat Pertanian
1) Rukun Zakat Pertanian
Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta), dengan
melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai pemilik orang fakir,

26

dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya;
yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.28
2) Syarat Zakat Pertanian
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan
ulama, syarat wajib zakat adalah mmerdeka, muslim, baligh, berakal, kepemilikan
harta yang penuh, mencapai nishab dan mencapai hawl.29Selain itu, ada beberapa
syarat khusus yang dirinci permazhab.
5. Nisab dan Haul Zakat Pertanian
Menurut pendapat BAZIS DKI yang diperkuat dengan keputusan Guebrnur
Kepadla Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tanggal 12-Juli-1976 Nomor. DIII5401/b/5/‟76 tentang pedoman perhitungan zakat dalam wilayah Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta, bahwa nisab hasil tanaman ialah 750 kg gabah padi. Apabila dalam
sebuah

kebun

tanaman

itu

tidak

dipetik

bersama-sama

sekaligus,

maka

perhitungannya secara kumulatif sampai musim petik itu habis atau untuk kebun yang
tidak mempunyai musim (misalnya tanaman hias). Sampai setahun.30
Ukuran 750 kg nisab itu = 5 wasaq, 1 wasaq = 60 sha‟, jadi 5 wasaq = 5 x 60
x 1 sha = 300 sha‟. 1 sha‟ = 4 mud, jadi = 4 x 300 x 1 mud = 1200 mud. Ukuran zakat

28

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Bandung, PT. REMAJA ROSDA
KARYA 2005), h. 97
29
Ibid. h. 98
30
Sjechul Hadi Permono, SH. MH, SUMBER-SUMBER PANGGALIAN ZAKAT, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1992), h 80

27

fitrah di Indonesia adalah 2,5 kg beras, sedangkan ukuran zakat fitrah itu adalah 1
sha‟ atau 4 mud. Jadi 5 wasaq itu adalah 5 x 60 x 2,5 x 1 kg = 750 kg.
Penetapan nisab 5 wasaq itu adalah berdasarkan Abu Said yang riceritakan
Al-Bukhari dan Muslim.
“Tidak wajib zakat pada kurma dan habb yang kurang dari 5 wasaq”
Hadist tersebut dipegangi oleh jumhur ulama termasuk: Malik, Syafi‟I,
Ahmad, Abu Yusuf dan Muhammad, murid Abu Hanifah, untuk menetapkan adanya
nisab pada zakat tanam-tanaman.
6. Hikmah dan Manfaat Zakat
Zakat sebagai salah satu kewajiban seorang mukmin yang telah ditentukan
oleh Allah SWT tentunya mempunyai tujuan dan hikmah seperti halnya kewajiban
yang lain. Di antara hikmah tersebut tercermin dari urgensinya yang dapat
memperbaiki kondisi masyarakat, baik dari aspek moril maupun materil, di mana
zakat dapat menyatukan anggota bagaikan sebuah batang tubuh, di samping juga
dapat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan pelit, sekaligus merupakan benteng
pengaman dalam ekonomi Islam yang dapat menjamin kelanjutan dan
kestabilannya.31
Zakat mempunyai banyak arti dalam kehidupan umat manusia terutama
Islam. Zakat banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia
31

Ibid, h.24

28

dengan Tuhannya, maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia
adalah
Pertama,

menyucikan

diri

dari

kotoran

dosa,

memurnikan

jiwa,

menumbuhkan akhlak mulia menjadi murah hati, memiliki rasa kemanusiaan yang
tinggi, dan mengikis sifat bakhil (kikir), serta serakah sehingga dapat merasakan
ketenangan batin, karena terbebas dari tuntutan Allah dan tuntutan kewajiban
masyarakat.
Kedua, Menolong, membina, dan membangun kaum yang lemah untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, sehingga mereka dapat melaksanakan
kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT.
Ketiga, memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul
ketika melihat orang-orang sekitarnya penuh dengan kemewahan, sedangkan ia
sendiri tak punya apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya)
kepadanya.
Keempat,menuju terwujudnya sistem masyarakat Islam yang berdiri di atas
prinsip umat yang satu (ummatan wahidatan),persamaan derajat, hak, dan
kewajiban (musawah), persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiah), dan tanggung
jawab bersama (takaful ijtimai).
Kelima, mewujudkan keseimbangan dalam distribusi dan kepemilikan harta
serta keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.

29

Keenam, mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan
adanya hubungan seorang dengan yang lainnya rukun, damai, dan harmonis,
sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian lahir batin.32
Sedangkan hikmah-hikmahnya, sebagaimana dikemukakan Wahbah AzZuhaili sebagai berikut:33
1.

Dengan zakat, infak dan sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari
perbuatan dosa, karena harta adlah cobaan. Berbagai perbuatan maksiat justru
lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan muncul sikap
hedonisnya yang merupakan kecendrungan natural dari susunan biologisnya
sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang merupakan pangkal berbagai
perbuatan maksiat.

2.

Dengan zakat, infak dan sedekah, orang-orang fakir miskin, khususnya fakir
miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupannya, dan bisa terbebas dari
jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha
mereka.

3.

Dengan zakat, infak dan sedekah seseorang juga bisa membina sikap
kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki
kepedulian terhadap kesulitan, kehidupan orang lain. Dia akan menjadi orangorang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sifat kikir yang tidak disukai
oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka akan dicintai

32

Ibid, h. 43
Ibid, h. 13-14.

33

30

oleh masyarakat kecil dan kian kecil ancaman-ancaman keresahan sosialnya
yang bisa timbul akibat kesenjangan kaya-miskin.
4.

Dengan zakat, infak dan sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan sikap
syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah diterimanya.
Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat yang telah
diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih besar dari pada
yang dikeluarkan.

31

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya adalah suatu cara atau teknis yang
diharapkan mampu menemukan, merumuskan, dan menganalisis, atau pun
memecahkan masalah-masalah dalam penelitian agar data-data yang diperoleh
lengkap, relevan, akurat dan nyata. Maka diperlukan metode yang tepat yang dapat
diandalkan. Berikut adalah metode penelitian yang digunakan oleh penulis:
A. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi Penelitian1
Populasi

adalah

jumlah

dari

keseluruhan

obyek

(satuan-

satuan/individu-individu) yang karesteristiknya hendak diduga. Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Prambontergayang Kecamatan
Soko Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur.
2. Sampel Penelitian2
Sampel adalah sebagian data yang diambil dari populasi dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode
sampel sederhana. Dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari
semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
1

Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta:
Gajah Mada University press, 2004). h. 50
2

Eriyanto, Teknik Sampling Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: LKIS, 2007). h. 61

32

strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu. Dan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 70 orang.

B. Teknik Pengumpulan Data
1. Pendekatan
Pendekatan ini menggunakan pendeketan yang bersifat kuantitatif,
yakni berupa data-data statistik yang menunjukkan tingkat kesadaran
masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi (penerapan) zakat
pertanian di Desa Prambontergayang.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research) untuk mengetahui secara langsung responden atau tanggapan dari
responden. Karena melakukan penelitian langsung ke objek penelitian yang
dalam hal ini adalah masyarakat Desa Prambontergayang.

C. Sumber

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertanian Nanas Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Sabungan Ni Huta 1 Tahun 1980-2000

5 62 79

Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Studi Pada Kantor Kepala Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi)

15 191 104

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kantor kelurahan Kendana Kabupaten Labuhan Batu)

15 92 101

Tingkat Kesiapan Masyarakat Desa Penyangga Terhadap Pra Penetapan Dan Pengelolaan Sistem Zonasi Di Taman Nasional Batang Gadis (Studi Di Desa Batahan, Sibanggor Julu Dan Sopotinjak Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara)

0 43 128

PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT

44 151 126

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN DANKREDIBILITAS ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan Dan Kredibilitas Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Atau

4 14 13

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN DANKREDIBILITAS ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT TERHADAP MINAT Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan Dan Kredibilitas Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ)

3 6 14

KESADARAN MASYARAKAT DALAM PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN DI DESA TLOGOAGUNG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN.

0 0 103

Analisa Tingkat Kesadaran Masyarakat Pen (1)

0 0 5

Analisis Pengaruh Bantuan Zakat Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara

0 0 12