PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT

(1)

PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP

MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT

THE INFLUENCE OF RELIGIOSITY, INCOME LEVEL, KNOWLEDGE OF ZAKAT AND LPZ CREDIBILITY ON PUBLIC INTEREST TO PAY ZAKAT

AT ZAKAT INSTITUTIONS

Oleh

DHANI RENANE TIWI 20130420318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017


(2)

THE INFLUENCE OF RELIGIOSITY, INCOME LEVEL, KNOWLEDGE OF ZAKAT AND LPZ CREDIBILITY ON PUBLIC INTEREST TO PAY ZAKAT

AT ZAKAT INSTITUTIONS

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DHANI RENANE TIWI 20130420318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Dhani Renane Tiwi

Nomor mahasiswa : 20130420318

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT

MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT” tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 29 Maret 2017


(4)

“Inna ma’al ‘usri yusroo.”

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. ASY-SYARH : 6)

“wa man jaahada fa

-

innamaa yujaahidu linafsihi.”

“Barangsiapa bersungguh

-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya

itu adalah untuk dirinya sendiri.” (

QS. AL-ANKABUT : 6)

"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya,

Hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas

dengan buah." (Abu Bakar Sibli)


(5)

PERSEMBAHAN

Yang Paling Utama Dari Segala-galanya...

Puji syukur aku ucapkan kepada Allah SWT. Atas kasih sayang-Nya yang diberikan kepada ku dan selalu diberi kemudahan dan kekuatan dalam menyelesaikan semua kewajibanku. Sehingga dapat

menyelesaikan SKRIPSI ini.

Kupersembahkan SKRIPSI sederhana ini dan yang selalu di tunggu-tunggu untuk orang-orang yang paling kusayangi.

Babeh dan Ibuk tersayang....

Ini kupersembahkan untuk BABEH dan IBUK sebagai tanda bakti dan rasa terima kasih yang tiada terhingga untuk babeh ibuk, dan ini tidak akan pernah cukup untuk membalas semua doa, kasih sayang,

perjuangan, pengorbanan yang kalian berikan demi anaknya dapat meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Makasih behh... Makasih Bukk....

Mbak Tyas dan Mas Wikan

Terima kasih untuk mbak tyas selama selalu mendukungku dan menyemangatiku dalam setiap yang ku lakukan selama positif dan

enggak nyusahin ibu bapak, makasih juga selalu rela ngasih uang bulanan tambahan... The Best Sista In The world lah... Makasih juga untuk mas wikan udah jadi motivasiku buat cepet nyelesain SKRIPSI biar bisa ngebanggain ibu bapak. Dan skripsi ini kupersembahkan buat mas, biar mas juga mau cepet nyelesei skripsimu juga.... Biar bisa sama-sama ngebanggain Babeh-Ibuk.

Budhe-budheku, Pakdhe-pakdheku, Tante-tanteku, dan semua keluarga Besarku yang lain.

Terimakasih Budhe-budheku, Pakdhe-pakdheku, Tante-tanteku, mbak rani, mas dhani, mbak ajeng, mas aris dan semua keluarga besarku yang di Kaliwungu dan di Pekalongan untuk doa, dukungan, motivaasi dan wejangan-wejanganya agar aku bisa cepet nyelesain semua ini. Terutama untuk budhe Damar, budhe marti dan bulek put kalian lah yang paling memotivasiku biar bisa cepet-cepet nyelesaiin ini semua dan


(6)

jogja dari semenjak semester satu sampek sekarang, temen nugas kuliah, temen maen kemana-mana, temen yang selalu sabar menjawab segala pertanyaanku... Skripsi ini aku sembahkan untuk ISTONG, BELLO yang dari SMA sampai sekaranG yang selalu mendukung, doain, nyemangatin dan selalu ada pas aku ngedown, susah dan senengku. Skripsi ini juga aku sembahkan untuk sahabat-sahabatku yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, yang selalu membantu, mendoakan dan menyemangati aku untuk menyelesaikan semua ini.

Yang terakhir aku persembahkan karya ini buat BAHRUL sahabatku selamanya, ini tanda terimakasih ku untukmu yang selama ini yang paling mau aku repotin, susahin dan lain-lainnya dan yang selalu setia ada di sampingku dalam keadan susah, sedih dan senengku selama ini dan yang rela jauh-jauh dari Kaliwungu-Jogja cuma buat nyenengin aku. Makasih Rul...


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas Lpz Terhadap Minat Masyarakat

Membayar Zakat Di Lembaga Penelolaan Zakat”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi lembaga pengelolaan zakat dalam meningkatkan minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulisan penulis menyelesaikan studi.

2. Bapak Rizal Yaya, Ph. D.,M.Sc.,Ak.CA. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.


(8)

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya.

Yogyakarata, 29 Maret 2017 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Pengetahuan zakat ... 12

2. Religiusitas ... 20

3. Tingkat pendapatan ... 23

4. Kredibilitas LPZ ... 25

5. Minat ... 27

6. Lembaga pengelolaan zakat ... 29

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

C. Penurunan Hepotesis ... 36

D. Model Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 41

B. Jenis Data ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 43

F. Uji Kualitas Instrumen ... 45

G. Uji Hepotesis dan Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50


(10)

4. Jenis pekerjaan responden ... 53

5. Penghasilan responden ... 53

6. Tempat responden menyalurkan zakat ... 54

7. Lama responden menyalurkan zakat di LPZ ... 55

C. Deskripsi Data Penelitian ... 56

D. Uji Kualitas Istrumen ... 62

1. Analisis statistik deskriptif ... 62

2. Uji validitas ... 64

3. Uji reliabilitas ... 66

4. Uji normalitas ... 67

5. Uji multikolinearitas ... 68

6. Uji hetrokedastisitas ... 69

E. Uji Hepotesis Dan Analisis Data ... 70

1. Uji nilai f ... 70

2. Uji regresi berganda ... 71

3. Uji nilai t ... 72

4. Uji koefisien determinasi ... 73

F. Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN ... 83

A. SIMPULAN ... 83

B. IMPLIKASI ... 83

C. KETERBATASAN ... 84

D. SARAN ... 85 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

1.1. Perolehan Dana Zakat pada BAZNAS ... 6

2.1. Perhitungan Zakat Harta ... 19

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

3.1. Definisi Oprasional Variabel ... 44

4.1. Klasifikasi Pengambilan Kuesioner ... 50

4.2. Klasifikasi Responden Berdasrkan Jenis Kelamin ... 51

4.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 51

4.4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

4.5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

4.6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengahasilan ... 54

4.7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tempat Menyalurkan Zakat... 54

4.8. Klasifikasi Responden Lama Menyalurkan Zakat Di LPZ... 55

4.9. Hasil Skor Kuesioner ... 56

4.10. Analisis Deskriptif ... 62

4.11. Hasil Uji Validitas ... 65

4.12. Hasil Uji Reliabilitas... 66

4.13. Hasil Uji Normalitas Dengan tabel test of Normality ... 67

4.14. Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Q-Q Plot ... 68

4.15. Hasil Uji Multikolinieritas ... 69

4.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.17. Hasil Uji nilai f ... 70

4.18. Hasil Uji analisis Regresi berganda ... 71


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

VIII

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai pengaruh religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas LPZ terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat. Potensi zakat di Indonesia yang sangat besar tetapi tidak sesuai dengan kenyataan besaran jumlah zakat yang diperoleh dan dikelola oleh lembaga pengelolaan zakat. Karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayarkan zakatnya di lembaga pengelolaan zakat Kota Kendal.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan kriteria-kriteria responden yang telah ditetapkan. Kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 125 kuesioner, kuesioner yang kembali sebanyak 116 kuesioner dan dapat di olah sebanyak 107 kuesioner. Analisis yang digunakan oleh penelitian ini adalah regresi berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS Stastistics 15.0 diperoleh hasil variabel religiusitas tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kerdibilitas LPZ berpengaruh positif signifikan.

Kata kunci : Religiusitas, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Zakat, Kredibilitas LPZ, Minat Masyarakat, Lembaga Pengelolaan Zakat


(17)

IX ABSTRAK

This study aims to provide an overview and empirical evidence about the influence of religiosity, income level, knowledge of zakat and lpz credibility toward public interest to pay zakat at zakat institutions. Potential of zakat in Indonesia is very large but does not correspond to reality magnitude of zakat collected and administered by the institution of zakat management. Therefore, the authors consider it necessary to conduct research on the factors that affect the public interest to pay their zakat at zakat institutions in Kendal.

Collecting data in this study using questionnaires with respondents criteria that have been set. Questionnaires were distributed to the respondents as many as 125 questionnaires, as many as 116 questionnaires were returned and can be processed as many as 107 questionnaires. The analysis used in this study is multiple regression.

Based on the analysis performed using SPSS 15.0 Stastistics result no significant effect of religiosity variables, while the variables of income level, knowledge zakat and LPZ credibility is significant positive effect.

Keywords: Religiosity, Income Level, Knowledge Zakat, LPZ Credibility, Public Interests.


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai ketentuan syariat Islam. Kata zakat banyak disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 :

نيعكاَرلا عم اوعكْرا ةاكَزلا اوتآ ةََصلا او يقأ

“Dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

Hal ini menggambarkan begitu pentingnya peran, fungsi dan kedudukan zakat dalam Islam. Oleh karena itu setiap muslim seharusnya dapat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan zakat, sama halnya berbersungguh-sungguh-bersungguh-sungguh dalam melaksanakan shalat.

Selain bentuk ketaatan kepada Allah, zakat juga merupakan salah satu cara untuk menolong dan mengatasi masalah perekonomian berupa kemiskinan. Hal tersebut sama seperti makna yang terkandung dalam surah At-Taubah ayat 71:


(19)

2

“Dan orang-orang yang beriman baik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menajadi penolong bagi sebagaian yang lain”.

Makna dari ayat tersebut adalah orang-orang yang menunaikan zakat akan menjadi penolong bagi pihak lainnya. Pihak lain yang dimaksud dalam ayat tersebut yaitu orang fakir, miskin dan orang yang berkekurangan, sehingga zakat dapat dijadikan alternatif untuk program pemerintahan sebagai sumber dana untuk mengatasi dan menekan tingkat kemiskinan.

Zakat dari segi bahasa berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan dari segi istilah fikih zakat berarti sejumlah harta yang tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak (Qardhawi, 2011). Hal ini selaras dengan surat At-Taubah ayat 103 yang mempunyai arti “Ambillah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi meraka. Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui”.

Dari ayat tersebut yang dimaksud pada kata “membersihkan” adalah dengan berzakat dapat membersihkan mereka dari sifat kekikiran, ketamakan dan kesenangan yang belebihan terhadap harta yang dimiliki. Adapun maksud dari kata” mensucikan” adalah dengan berzakat dapat menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka serta membersihkan dari sifat kekikiran dan ketamakan. Diawal ayat terdapat perintah untuk menjemput atau mengambil dari harta mereka yang dalam hal ini ditujukan kepada lembaga yang memiliki


(20)

wewenang untuk mengumpulkan, mengelola dan menyalurkan harta zakat itu (Yuningsih, 2015).

Dalam masyarakat sering muncul permasalahan mengenai kepada siapa zakat harus diberikan. Lebih utama disalurkan langsung oleh muzaki kepada mustahik, atau melalui amil zakat. Bagi sebagian masyarakat penyaluran secara langsung dapat menimbulkan rasa ketenang, karena dapat melihat secara langsung zakat tersebut tersalurkan dan mengetahui penerimanya secara langsung yaitu orang-orang tidak mampu disekitar lingkunganya. Namun hal tersebut juga menimbulkan kebingungan, karena terkadang orang merasa telah menyalurkan zakat kepada orang yang tepat, tetapi sebenarnya penerima zakat bukan mustahik yang sesungguhnya, ini disebabkan masih banyak orang-orang dilingkungan lain yang lebih fakir, dan lebih miskin, sehingga lebih berhak untuk menerima zakat dibanding orang yang diberikan tadi.

Pengelolaan zakat di Indonesia telah diatur dalam UU No 38 tahun1999, yang merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi penataan zakat nasional. Yang mana bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat (Aisyah, 2014) . Tetapi menurut Forum Zakat bahwa yang terjadi setelah adanya peraturan pengelolaan zakat masih belum mampu menampung dan menyelesaikan dinamaika permasalahan yang ada. Sehingga pada tahun 2011 lahir lah UU No 23 tahun 2011 sebagai pengganti UU No 38 tahun 1999. Dalam UU No 2013 tahun


(21)

4

2011 tentang pengelolaan zakat pasal 1 ayat (2) bahwa “ Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/kota”.

Pasal 16 ayat (1) menyatakan bahwa “ Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lainnya”. Sedangkan dalam Pasal 17 menyatakan bahwa “Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ)”.

Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ) dituntut mampu untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas organisasi. Hal itu terkait mulai diberlakukannya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UUKIP), sejak tanggal 1 Mei 2010 lalu. Undang-undang ini menjamin hak masyarakat untuk memperoleh informasi publik, sekaligus memberi tanggung jawab pada lembaga publik untuk menyediakan informasi bagi masyarakat. Organisasi pengelola zakat, baik LAZ maupun Badan Amil Zakat (BAZ), sendiri termasuk ke dalam kategori lembaga publik, karena sebagian atau seluruh dananya bersumber dari sumbangan masyarakat, yang berupa zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf.


(22)

Di Indonesia terdapat terdapat dua LPZ, lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah. LPZ yang dikelola oleh pemerintah yaitu BAZ. Sedangkan Lembaga Pengelolaan Zakat non pemerintah adalah LAZ yang dikelola oleh pihak swasta atau yayasan yang mendapatkan legalitas dari pemerintah dalam melakukan pengelolaan dana zakat. Sejak munculnya UU tentang pengelolaan zakat pada tahun 1999 sampai saat ini sudah lebih dari 100 LAZ yang tercatat sebagai anggota Forum Zakat dan terdapat ratusan BAZ yang dikelola oleh pemerintah. Tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan tingkat minat masyarakat dalam membeyar zakat di LPZ, sehingga berdampak pada kurang optimalnya lembaga zakat dalam mengelola zakat (Frum Zakat, 2012).

Masyarakat Indonesia lebih cenderung menyalurkan zakat secara langsung dengan presentase sebesar 44%, lalu menyalurkan melalui masjid sebesar 36%, menyalurkan pada LAZ 8,8% sedangkan untuk masyarakat yang menyalurkan zakat pada BAZ sebesar 6% dan 5% masyarakat menyalurkan zakat pada organisasi (Yuningsih, 2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya minat masyarakat membayarkan zakat kepada BAZ atau LAZ, hal tersebut dapat disebabkan karena minimnya informasi tentang penyaluran dana zakat. Semakin tinggi minat terhadap suatu lembaga akan semakin tinggi pula tingkat partisipasinya. Secara hakikatnya BAZNAS atau LPZ merupakan instansi zakat yang dapat dipercaya oleh masyarakat, karena pembentukan BAZNAS atau LPZ sudah terdapat di dalam UU di Indonesia, sehingga tidak diragukan lagi ke legalitasnya. Tetapi kenyataanya masyarakat yang membayarkan zakat ke LPZ masih sangat sedikit.


(23)

6

Dari beberapa hasil riset, potensi zakat yang dimiliki Indonesia sangat besar. Menurut penelitian dari IDB (Islamic Development Bank) pada tahun 2013, potensi zakat di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 217 triliun. Tetapi kenyataan berdasarkan data Forum Zakat (2012), dari tahun 2012 hingga tahun 2014 dana zakat yang terkumpul berkisar dari 2 triliuh hingga 3,2 triliun saja. Meskipun selama tiga tahun tersebut mengalami peningkatan, tetapi besaran yang diperoleh masih jauh dari potensi zakat di Indonesia. Sedang data dari laporan Badan Amil Zakat Nasional, dana zakat yang terkumpul pada lembaga ini sebesar Rp 59 Miliar pada tahun 2013, Rp 82 Miliyar pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 98 Miliyar. Dari hal tersebut sangat terlihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan. Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi kurangnya minat masyarakat terhadap LPZ.

Tabel 1.1.

Perolehan Dana Zakat Pada BAZNAS Per Tahun (2013-2015)

Tahun Perolehan

2013 59 Miliar

2014 82 Miliar

2015 98 Miliar

Sumber : Laporan Tahunan BAZNAS, 2015

Kredibilitas LPZ yang baik dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada muzaki atas zakat yang dibayarkan. Deangan kredibilitas yang baik dapat memengaruhi masyarakat untuk membayarkan zakatnya dan menunaikan kewajiban zakat di LPZ, sehingga dapat meningkatkan pengumpulan dana zakat di LPZ.


(24)

Menurut Sidiq (2015) menyatakan bahwa agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Kemudiaan ketika pendapatan, religiusitas, pengetahuan zakat dan keredibilitas LPZ semakin meningkat, maka minat masyarakat membayarkan zakatnya pada LPZ akan semakin meningkat.

Dalam penelitian yang dilakukan Bachmid dan Kanji menyebutkan bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi masyarakat untuk membayar zakat. Dari hasil survei yang dilakukan (Muflih dalam Muslihati, 2014) bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh maka tingkat sedekah semakin kuat. Dalam Islam setiap muslim diwajibkan untuk membayar zakat atas kekayaan dan juga zakat atas pendapatan. Zakat atas pendapatan sepereti berasal dari hasil pertanian, atas hasil perternakan, hasil dari pendapatan pekerjaan bebas termasuk didalamnya gaji atau upah, honorium dan hasil-hasil lain yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

Membayar zakat tidak hanya berdasarkan kemauan ataupun selera diri sendiri tetapi harus dilakasanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Karena kesadaran membayar zakat sesuai dengan ketentuan syriat Islam adalah bentuk dan perwujudan dalam kepatuhan muzaki terhadap perintah melaksanakan zakat. Bentuk dan perwujudan dalam kepatuhan berzakat yang banyak dipengaruhi oleh tingkat keyakinan dan pemahaman terhadap agama, jumalah pendapatan yang diterima dan kredibilitas dari LPZ itu sendiri (Forum Zakat, 2012).


(25)

8

Minat masyarakat membayarkan zakat di LPZ juga di pengaruhi adanya ketidak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena potensi zakat yang dimiliki sangat besar tetapi belum dapat direalisasikan dan disalurkan secara optimal (Yuliadi, 2007). Sehingga tingkat minat masyarakat membayarkan zakatnya pada lembaga pengelolaan zakat berkurang dan lebih berminat dan mempercayakan dana zakat di kelola oleh masjid, pondok persantren atau menyalurkan secara langsung.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas LPZ Terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat Di Lembaga Pengelolaan Zakat”. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh ‘Aisyah (2014), dan Sidiq (2015). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah kompilasi dari beberapa variabel independen dari beberapa penelitian diatas yaitu religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas. Selain itu objek juga berbeda, dimana pada penelitian ini objek penelitiannya adalah muzaki yang memiliki profesi sebagai PNS, tenaga kesehatan dan advokat. Dan sampel pada penelitian ini adalah lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, variabel independen yang di teliti adalah religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat, kredibilitas LPZ dan variabel dependen yang diteliti adalah minat masyarakat atau muzaki. Objek penelitian yang diteliti


(26)

adalah muzaki yang membayarkan zakat di lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal dengan berprofesi sebagai tenaga kesehatan, PNS dan advokat atau sejenisnya.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

2. Apakah tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

3. Apakah pengetahuan zakat berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

4. Apakah kredibilitas LPZ berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

3. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah pengetahuan zakat berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.


(27)

10

4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah kredibilitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Bidang Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memahami tentang materi minat masyarakat membayar pada lembaga pengelolaan zakat, serta memperluas wawasan dengan sudut pandang penyusun. Dan diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada bidang ilmu akuntansi syariah.

2. Bidang Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi praktis dan dapat bermanfaat untuk:

a) Bagi Pemerintah

Memberikan sumbangsih dan masukkan bagi pemerintah bagaimana seharusnya pengelola zakat agar dapat tercapai potensi zakat seharusnya, sehingga zakat dapat dijadikan alternatif untuk program pemerintahan sebagai sumber dana untuk mengatasi dan menekan tingkat kemiskinan.

b) Bagi Perusahaan

Memberikan sumbangsih dan masukkan bagi pihak manajemen dalam pengelolaan zakat dan merumuskan kebijakan strategi


(28)

pemasaran yang berkaitan dengan minat masyarkat pada lembaga pengelolaan zakat,

c) Bagi Peneliti

Sebagai bahan acuan bagi penelitian lain yang melakukan penelitian tentang pengaruh religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas LPZ terhadapat minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.


(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Pengetahuan Zakat

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu hasil dari keingintahuan dan hal tersebut terjadi ketika seseorang telah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bisa didapatkan melalui panca indra manusia, seperti indra pengliatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra perasa dan indra peraba, tetapi sebagian besar pengetahuan dapat diperoleh melalui telinga dan mata (Widyanti, 2011).

Pengetahuan (Kusdariyati dalam Rahmadianti, 2015) yaitu suatu pengalaman aktual yang tersimpan dalam kesadaran manusia dan juga merupakan informasi yang bisa diperoleh melalui berbagai media, seperti iklan pada majalah, televisi, koran, radio, pamflet dan bahkan dapat juga diperoleh dari pengalaman seseorang.

b. Definisi Zakat

Zakat dari segi bahasa berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan dari segi istilah fikih zakat berarti sejumlah harta yang tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak (Qardhawi, 2004). Berdasarkan dari penjelasan tersebut, dengan berzakat tidak akan mengurangi harta yang dimiliki, karena sebenarnya harta yang


(30)

kita miliki terdapat sebagian hak orang lain yang melekat pada harta yang kita miliki dalam hal ini adalah orang miskin, oleh karena itu dengan berzakat dapat membersihkan harta yang dimiliki. Penjelasan tentang kewajiban berzakat ini senada dengan surat At-Taubah ayat 103 yang mempunyai arti “Ambillah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi meraka. Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.

Menurut Siddik (1982) secara umum zakat didefinisikan sebagai kewajiban yang bersifat kemasyarakatan dan ibadah, yang mana manusia akan merasakan kebesaran dari tujuan ajaran Islam yang berbentuk rasa mencintai dan tolong menolong antar sesama umat manusia.

b. Syarat wajib zakat

Zakat merupakan suatu kewajiban yang sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Para ahli fiqih menetapkan bahwa zakat diwajibkan untuk dilaksanakan kepada seseorang apabila telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat sebagai berikut ( Jamalluddin, 2010) :

1) Muslim

Konsekuensi sebagai seorang yang beragama Islam atas persaksianya (syahadat) kepada Allah dan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya memilik kewajiban membayar zakat. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan sholat.


(31)

14

Sedangkan orang kafir tidak memiliki kewajiban membayar zakat karena dalam agama tidak ada ajarannya untuk membayar zakat. 2) Merdeka

Maksud dari merdeka disini adalah zakat hanya dikenakan kepada orang-orang dan pihak-pihak yang bebas dan dapat bertindak secara bebas sesuai keinginan sendiri tanpa harus terkekang pihak lain. Karena pada hakikatnya seseorang hamba sahaya yang belum merdeka tidak memiliki apa-apa, dimana sepenuhnya mereka milik majikannya. Maka dari itu mereka tidak berkewajiban untuk membayar zakat.

3) Kepemilikan harta yang penuh

Kepemilikan secara penuh disini maksudnya adalah harta tersebut bukanlah harta pinjaman (kredit) dan bukan juga harta hasil kewajiban. Harta yang akan dizakatkan harus murni berasal dari hartanya sendiri yang tidak bercampur dengan harta milik orang lain. Pada dasarnya dalam harta milik kita masih tercampur dengan hak milik orang lain, maka dari itu harta milik orang lain tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu, agar kepemilikan harta sepenuhnya milik kita.

4) Mencapai nishab

Nishab adalah jumlah atau berat minimal yang harus dimiliki oleh harta tersebut untuk dikeluarkan sebagai zakat. Dan nisab merupakan batasan antara apakah kekayaan itu wajib dizakatkan


(32)

atau tidak, batasan ini tentunya disesuaikan dengan ketentuan syariat Islam sebagai pertanda besar kecilnya kekayaan seseorang dan kadar-kadar seberapa harta itu wajib dizakati. Ketika harta yang dimiliki telah mencapai bahkan melampaui nishab, maka diwajibkan kekayaan tersebut dizakatkan, jika harta kekayaan tersebut belum mencapai nishab, maka harta tersebut tidak wajib dizakatkan.

5) Mencapai haul

Haul adalah harta kekayaan yang dimiliki seseorang yang telah mencapai masa satu tahun hijriyah atau sudah mencapai jangka waktu yang menjadi ketentuan diwajibkan seseorang mengeluarkan zakat, perhitungan ini berlaku untuk emas, perak, ternak dan harta perniagaan. Tetapi untuk tanaman tidak menggunakan perhitungan satu tahun melainkan pada setiap kali panen. Sedangka niat yang menyertai pelaksanaan zakat merupakan syarat sah dari dilakukanya zakat.

c. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Dalam surah At-Taubah ayat 60 disebutkan ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, delapan golongan tersebut, antara lain:

1) Fakir dan Miskin

Menurut Qordawi (2004: 510) fakir dan miskin itulah yang pertama diberi saham harta oleh Allah. Hal itu menunjukkan, bahwa sasaran pertama zakat adalah ingin menghapuskan kemiskinan dalam


(33)

16

masyarakat Islam dan menyantuni kaum fakir miskin merupakan tujuan utama dari zakat.

2) Amil

Amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya. Dan Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan tidak diambil dari selain harta zakat (Qardawi, 2004).

3) Muallaf

Menurut Jalaluddin (2010) muallaf merupakan seseorang terbujuk hatinya untuk masuk atau memeluk agama Islam. Atau arti kata lain dari muallaf adalah seseorang yang baru saja memeluk agama Islam.

4) Riqab

Riqab adalah budak atau tawanan perang dalam rangka membebaskan mereka dari perbudakan atau penawanan. Zakat merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk memebaskan budak atau menghilangkan segala bentuk perbudakan.


(34)

Gharim yaitu orang yang terlilit hutang yang mana tidak bisa melunasi hutangnya tanpa bantuan dari orang lain. Hutang dalam hal ini yaitu hutang yang muncul akibat dari usaha atau kegiatan halal yang mengalami kebangkrutan atau kerugian. Dan seseorang yang terlilit hutang akibat perbutan maksiat, berjudi dan semacamnya, maka orang tersebut tidak berhak mendapat zakat (Jamaluddin, 2010).

6) Sabilillah

Menurut Jamaluddin (2010) sabilillah adalah jihad dan dakwah Islam, baik secara perseorangan maupun secara organisasi dakwah atau bentuk lembaga.

7) Ibnu Sabil

Menurut Jumhur ulama dalam (Qardawi, 2004) ibnu sabil adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan melintasi satu daerah ke daerah lain.

d. Objek Zakat

Macam - macam zakat menurut (Djuanda dalam ‘Aisyah , 2015) : 1) Zakat Nafs (jiwa), atau yang disebut juga zakat fitrah yang memiliki

arti zakat untuk menyucikan diri (jiwa). Zakat ini akan dikeluarkan dan disalurkan kepada pihak yang berhak selama bulan Ramadhan hingga sebelum hari raya Idul Fitri atau sebelum tanggal 1 Syawal. 2) Zakat Mal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan yang dimaksudkan


(35)

18

harta itu telah memenuhi syarat - syarat wajib zakat. Zakat Mal dibagi kedalam beberapa klasifikasi berdasarkan jenis harta yang dimiliki.

e. Harta Yang Wajib Dizakati

Dalam fiqih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan dalam beberapa kategori dan setiap kelompok berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut (Rouf, 2011):

1. Emas dan Perak

Emas dan perak merupakan termasuk dalam golongan logam mulia yang merupakan hasil tambang bagus dijadikan perhiasan dan juga dapat digunakan sebagai mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu.

2. Hasil Pertanian

Hasil pertanian merupakan hasil dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang sebenarnya memiliki nilai yang cukup ekonomis seperti biji-bijian, buah-buahan, umbi-umbian, sayur-sayuran, tanaman hias, dedaunan, rumput-rumputan, dan sebagainya.

3. Hasil Peternakan

Merupakan hasil yang didapatkan berasal dari hewan ternak yang dipelihara selama setahun dan yang mana dipeliharanya hewan tersebut bukan bertujuan untuk di pekerjakan sebagai tenaga pengangkutan. Hasil pertenakan ini meliputi ayam, itik, burung, unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan hawan pertenakan lainnya.


(36)

4. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjual-belikan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai jenisnya, baik barang berupa peralatan, pakaian, makanan, perhiasan, dll.

5. Hasil Tambang Dan Barang Temuan

Ma'din (hasil tambang) merupakan benda-benda yang dapat ditemukan di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti halnya emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara dan sebagainya. Sedangkan rikaz (barang temuan) merupakan harta yang terpendam di dalam tanah dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun yang telah ditemukan oleh seseorang. Termasuk harta atau barang yang ditemukan tetapi tidak ada yang mengaku kepemilikikan barang tersebut.

Tabel 2.1. Perhitungan Zakat Harta

NO Jenis Harta Benda Nisab Haul Hasil/Persentase Zakat

1 Emas (murni) 85 gram Setahun 2,5%

2 Perak (Murni) 959 gram Setahun 2,5% 3 Hasil pertanian/

perkebunan (beras, gandum, kurma, dan anggur)

653% Waktu

Panen

5%. Teknologi 10% Non-Teknologi

4 Barang Perdagangan 85 gram Setahun 2,5%

5 Barang Temuan Tanpa

Nisab

Waktu Ditentukan

20%

NO Jenis Harta Benda Nisab Haul Hasil/Persentase Zakat 6 Hasil Tambang 85 gram Setahun 20% (Hanif & Maliki)


(37)

20

7. Binatang Ternak :

a. Unta 5 ekor Setahun 1 ekor kambing biasa umur 1 tahun ke atas (selanjutnya tinggal dikalikan)

25-35 ekor

Setahun 1 ekor unta umur 1 tahun 36-45

ekor

Setahun 1 ekor unta umur 2 tahun (selanjutnya tinggal dikalikan)

76-90 ekor

Setahun 2 ekor unta umur 2 tahun 91-120

ekor

Setahun 2 ekor unta umur 3 tahun b. Sapi/Kerbau 30-39

ekor

Setahun 1 sapi atau kerbau umur 1 tahun

40-59 ekor

Setahun 1 sapi atau kerbau umur 2 tahun

60-69 ekor

Setahun 1 sapi atau kerbau umur 1 tahun

c. Kambing 40-120 ekor

Setahun 1 kambing betina umur 1 tahun, atau jika jantan umur 2 tahun.

121-200 ekor

Setahun 2 kambing betina umur 1 tahun, atau jika jantan umur 2 tahun.

Sumber : Buku Kuliah Fiqih Ibadah

2. Religiusitas

Religiusitas dalam istilah sederhananya merupakan kepercayaan kepada Tuhan, yang ditandai dengan semangat keagamaan dan kesholehan, sehingga semakin kuat kepercayaan terhadap Tuhannya, makas semakin tinggi pula tingkat religiusitasnya (Salleh, 2012). Menurut Rehman (dalam Ahmad, 2015) menyatakan bahwa agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, yang mana dengan agama dapat membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap seseorang, sehingga relegiusitas masing-masing individu dapat memengaruhi tindakan dan kepatuhan seseorang.


(38)

Sedangkan menurut Maman (2006) didalam agama terdapat daya konstruktif, regulatif dan formatif yang dapat membangun tatanan kehidupan masyarakat. Dimensi religius Islam mencangkup dimensi fikir dan dzikir, jasmani dan rohani, aqidah dan ritual, penghayatan dan pengamalan, akhlak individual dan kemasyarakatan, dunia dan akhirat. Sehingga pada dasarnya religiusitas dapat mencangkup keseluruh dimensi dari keseluruh aspek kehidupan.

Menurut Rouf (2011) Ada bermacam dimensi dalam beragama:

1) Keyakinan

Dimana dimensi keyakinan berisi pengharapan yang berpegang teguh oleh pengetahuan agama tertentu. Dimensi keyakinan juga menjelaskan dan menggambarkan hubungan antara manusia dengan keyakinan terhadap rukun Islam dan rukun iman, kebenaran mengenai agama dan masalah-masalah ghaib yang telah diajarkan oleh agama.

2) Pengamalan atau Praktik

Pengamalan merupakan dimensi praktik agama yang dapat mencangkup perilaku simbolik dari makna-makna keagamaan yang terkandung didalamnya. Dimensi ini juga berhubungan tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan berbagai kegiatan keagamaan yang diwajibkan dan diperintahkan oleh agamanya. Hal tersebut juga berhubungan dengan frekuensi, intensitas, dan


(39)

22

pelaksanaan ibadah, seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji, doa, dan sebagainya.

3) Penghayatan

Dimensi penghayatan keagamaan menganut pada seluruh keterlibatan dengan hal-hal yang berkaitan deangan suatu agama. Dimensi ini melingkupi suatu pengalaman dan perasaan mengenai keberadaan tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut dan enggan untuk melanggar larangan tuhan, meyakini akan adanya balasan dan hukuman disetiap tindakan yang kita lakukan, selalu ingin melaksanakan semua yang diperintahkan oleh agama, munculnya rasa kenikmat dalam beribadah dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam menjalani setiap kehidupan.

4) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan pemahaman yang dimilki oleh seseorang terhadap ajaran-ajaran agama dan kitab suci dari setiap agama tersebut. Oleh sebab itu, adanya kitab Al-Quran dan Hadis menjadikan sebuah pedoman hidup, sebagai salah satu sumber pengetahuan, dan memberikan pemahaman mengenai ajaran Islam.

5) Konsekuensi

Konsekuesi merupakan dimensi yang merujuk pada identifikasi setiap akibat dari keyakinan, pengamalan, penghayatan


(40)

dan pengetahuan seseorang. Semua hal tersebut berkaitan dengan kewajiban seseorang dalam memeluk agama untuk menjalankan perintah-perintah dan ajaran-ajaran agama yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti sikap dan tindakannya berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama.

Dimensi-dimensi diatas saling terkait dan saling memengaruhi satu sama lain, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dan perilaku sosial juga sangat di pengaruhi oleh norma-norma dan nilai-nilai agama.

Dengan begitu, pemahaman seseorang terhadap norma-norma Islam, terutama yang berkaitan dengan kesadaran seseorang dalam menjalankan kewajibannya membayarkan zakat kepada mustahik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika semakin baik sikap seseorang terhadap kewajiban zakat, maka semakin tinggi juga kemungkinan seseorang untuk melakukan yang hal-hal yang sesuai dengan kewajiban zakat tersebut.

3. Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan sesuatu yang didapat atau bersumber dari pekerjaan yang telah dilakukan untuk tunjuan mencari nafkah. Pendapatan atau yang biasa disebut imbalan atau gaji yang dapat menambah harta yang sumbernya jelas dan bersifat tetap. Menurut Qardawi (2004) pendapatan dibagi atas penghasilan, gaji atau upah dan keuntungan. Islam telah menetapkan kewajibkan berzakat atas harta kekayaan yang dimiliki dan juga mewajibkan zakat atas pendapatan. Misalnya kewajiban zakat atas pendapatan hasil


(41)

24

pertanian, hasil barang tambang, dan juga pendapatan dari hasil pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya gaji atau upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

Dalam penelitian yang dilakukan (Kanji dan Bachmid, 2011) menyebutkan bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi masyarakat untuk membayar zakat. Dari hasil survei yang dilakukan (Muflih dalam Muslihati, 2014) ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh maka tingkat sedekah semakin kuat. Dalam Islam diwajibkan membayar zakat atas kekayaan dan juga zakat atas pendapatan. Pendapatan yang harus dizakati seperti diwajibkan zakat atas pendapatan dari hasil pertanian, atas hasil perternakan, hasil pendapatan yang berasal dari pekerjaan bebas yang didalamnya termasuk gaji atau upah, honorium dan hasil-hasil yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

Menurut Yuningsih dkk.(2015) pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh seseorang sangat berpengaruh dalam melaksanakan zakat. Karena suatu pendapatan memiliki hubungan apakah harta tersebut telah mencapai nishab atau belum, disisi lain


(42)

juga berpengaruh terhadap besaran jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzaki juga dapat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki.

4. Kredibilitas LPZ

Kredibilitas LPZ, merupakan tingkat kepercayaan muzaki kepada sebuah lembaga amil zakat dalam usahanya mengumpulkan, mengelola, dan menyalur zakat yang berjalan sebagimana mestinya. Hal tersebut berdasarkan konsep kebutuhan keamanan ( Gibson, 1996).

Seperti halnya sebuah perusahaan, lembaga amil zakat (LAZ) juga memiliki strategi dalam merebut perhatian dari pasar donatur dan mempertahankan loyalitas mereka. Hal ini dipandang sangat penting untuk keberlangsungan dan upaya pemberdayaan masyarakat. Kredibilitas organisasi atau lembaga amil zakat memegang peranan sangat penting dalam menstimulus atau memupuk masyarakat wajib zakat untuk segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muzaki (Forum Zakat, 2012).

Menurut Kanji (2011) menyatakan bahwa rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap manusia. Dengan demikian tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas lembaga pengelolaan zakat akan memengaruhi masyarakat menunaikan kewajiban zakat pada lembaga pengelolaan zakat. Kredibilitas lembaga pengelolaan zakat dapat menunjukkan bahwa dapat memengaruhi masyarakat untuk percaya pada lembaga pengelolaan zakat dan menunaikan kewajiban zakat di lembaga


(43)

26

pengelolaan zakat, dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat juga dapat meningkatkan pengumpulan dana zakat yang ada.

Kredibilitas atau kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat akan memengaruhi motivasi muzaki dalam mengeluarkan zakat melalui lembaga amil zakat didasarkan pada berberapa pertimbangan (Zoel Dirga : 2008) sebagai berikut :

1) Untuk menjamin kepastian dan disiplin pemabayar zakat, menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung unutk menerima haknya dari para mustahik.

2) Untuk mencapai efisiensi, efektivitas dan sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada disuatu tempat

3) Untuk memeperlihatkan syariat Islam dan semangat penyelenggaraan Negara dan pemerintah uang Islami.

Kredibilitas yang harus dibangun pada lembaga pengelolaan zakat (Sukanta dalam Yuningsih, 2015), yaitu:

1) Kredibilitas Kelembagaan (bodying credibility)

Bodying credibility diwujudkan dengan melakukan penyempurnaan SOP (Standard Oprasional Prosedure), penerapan teknologi informasi yang berbasis online


(44)

Personal Credibility merupakan dimana SDM yang dimiliki lembaga pengelolaan zakat harus memiliki keimanan yang tinggi, amanah, menguasai mengenai ilmu agama dimana yang terutama tentang ZIS dan mempunyai wawasan atau pengetahuan yang luas. 3) Kredibilitas Pengelolaan

Untuk mewujudkan kredibilitas pengelolaan dapat mengikut sertakan pihak-pihak profesional yang juga dapat dipertanggung jawabkan kinerjanya dibagian-bagian tertentu, misal pada bagian keuangan dimana dalam merekrut staf atau pegawai diutamakan yang memilki latar belakang lulusan ekonomi, sehingga dapat memahami dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dimiliki. Kemudian perlunya diaudit setiap laporan yang dilaporkan lembaga pengelolaan zakat oleh akuntan publik agar dapat meningkatkan kualitas pengelolaan dan transparansi lembaga pengelolaan zakat. 5. Minat

Minat adalah suatu motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk melaksanakan dan bebas memilih apapun yang mereka mau atau kehendaki. Dalam setiap kehendak terdapat hubungan antara pikiran dan perasaan. Pikiran memiliki kecenderungan bergerak dalam rasional analisis, sedangkan memiliki sifat yang halus atau tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan fungsi akal sebagai pengingat fikiran dan persaan dalam keadaan koordinasi yang harmonis, supaya kehendak dapat diatur sebaik-baiknya (Sukanto dalam Rouf, 2011).


(45)

28

Menurut Muslihat (2014) minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Konsep yang dikembangkan seseorang tentang bidang yang berkaitan dengan manusia dapat berupa persepsi yang berasal dari dalam diri setiap individu disebut aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif atau yang behubungan dengan perasaan merupakan suatu aspek yang berkembang melewati pengalaman pribadi dari sikap orang terdekat atau orang terpenting seperti, sikap orang tua, sikap guru dan sikap teman seumuran mengenai aktifitas yang bersangkutan dengan minat tersebut.

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian diatas, minat adalah suatu keinginan individu yang berasal baik dari motivasi atau dorongan dari diri sendri maupun dorongan yang berkecenderungan berasal dari luar individu tersebut. Dan muzaki yang di dalam dirinya sudah tertanam kuat keyakinan beragama dan pengetahuan tentang salah satu kewajiban seorang muslim atas hartanya yakni zakat. Maka hal itu akan mendorong keinginan dari muzaki tersebut untuk membayarkan zakat atas hartanya.

Menurut pendapat (crow dan crow dalam Muslihati, 2014) terdapat 3 (tiga) faktor yang dapat memengaruhi suatu minat seseorang yaitu :

a) Doronga yang berasal dari setiap individu tersebut. Muzaki telah mengetahui mengenai kewajiban seseorang untuk membayar zakat dan memiliki komitmen untuk selalu melasanakan perintah agama, maka akan selalu berusaha untuk melaksanakan zakat setiap tahun atas harta yang dimiliki.


(46)

b) Motif sosial, faktor ini dapat membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Motif sosial ini muncul dapat berupa dorongan dari orang terdekat atau anggota keluarga serta di lingkungan sekitar yang banyak membayarkan zakat, dan juga untuk membantu orang lain.

c) Faktor emosional, minat sangat berhubungan erat dengan emosi.

Fungsi minat bagi kehidupan yang ditulis oleh (Nuckols dan Banducci dalam Rouf, 2011) adalah :

a) Intensitas cita-cita dapat dipengaruhi oleh minat. b) Minat Sebagai tenaga pendorong yang kuat.

c) Jenis dan intensitas minat dapat memengaruhi prestasi.

d) Terbentuknya minat seumur hidup akan menghasilkan kepuasan. 6. Lembaga Pengelolaan Zakat

Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZ dan LAZ bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan dan pelayanan ibadah zakat, meningkatkan fungsi keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Dalam undang-undang Nomer 38 Tahun 1999 Pasal 6 dan 7 zakat ini, organisasi yang melakukan pengelolaan zakat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

a) BAZ adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah, yang mana didalamnya terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah.


(47)

30

b) LAZ adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam.

Menurut definisi diatas, terlihat bahwa BAZ merupakan organisasi pemerintah, sedangkan LAZ sepenuhnya berasal dari masyarakat.

Badan Amil Zakat meliputi:

1) Badan amil zakat Nasional merupakan yang dibentuk oleh Presiden, atas usulan Menteri Agama yang berkedudukan di Ibu kota Negara. 2) Badan amil zakat Propinsi merupakan yang dibentuk oleh Gubernur,

atas usulan Kepala Kantor Wiliyah Kementerian Agama Propinsi yang berkedudukan di Propinsi.

3) Badan amil zakat Kabupaten atau Kota merupakan yang dibentuk oleh Bupati atau Walikota, atas usulan Kepala Kantor Kementerian Agama yang berkedudukan di Kabupaten atau Kota.

4) Badan amil zakat Kecamatan merupakan yang dibentuk atas usulan Kepala Kantor Kementerian Agama tingkat Kecamatan yang berkedudukan di Kecamatan.

Dalam menjalankan tugasnya, BAZ ini memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif dan konsultatif. Di dalam semua tingkatan dalam mengaplikasikan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi serta melakukan konsultasi dan saling memberi informasi. BAZ dalam kepengurusannya terdiri dari masyarakat, seperti, ulama, cendikiawan, tokoh masyarakat setempat dan pemerintah dengan syarat, seperti harus memiliki


(48)

sifat amanah, adil, berdedikasi, profesional dan berintegrasi tinggi. Sementara BAZ terdiri dari unsur pengawasan dan unsur pertimbangan, serta unsur perlaksana yang terdiri dari unsur administrasi, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan juga bagian lain yang sesuai dengan kebutuhan (Forum Zakat, 2012).

Dalam Pasal 19 yang berbunyi bahwa “LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala”. Hal lain yang menarik dari undang-undang pengelolaan zakat ini adalah dimana adanya pemeriksaan keuangan BAZ oleh akuntan publik tetapi pemeriksaan tersebut baru dapat dilaksanakan atas permintaan bagian pengawas. Seharusnya untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap BAZ dan LAZ, tanpa adanya permintaan dari unsur pengawas setiap tahunnya secara langsung atau otomatis melakukan pelaporan keuangan BAZ. Karena setiap tahun BAZ harus melaporkan kepada DPR atau DPRD yang disesuaikan dengan tingkatannya, misalnya jika BAZ daerah maka melaporkanya kepada DPRD (Forum Zakat, 2012).

Berdasarkan UU No 13 tentang pengelolaan zakat, LAZ dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Untuk dapat dikukuhkan, LAZ harus mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat setelah memenuhi syarat :


(49)

32

a) Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial

b) Berbentuk lembaga berbadan hukum c) Mendapat rekomendasi dari BAZNAS

d) Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatan

e) Bersifat nirlaba

f) Memiliki pengawas syariat

g) Bersedia dilakukannya pengauditan syariah dan keuangan secara berkala.

BAZ dan LAZ memiliki tugas pokok yang meliputi pengumpulan, pendistribusian atau penyaluran dan pendayagunaan zakat, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pengumpulan zakat kedua badan tersebut juga harus bentindak proaktif dan mendatangi muzaki, tidak hanya menunggu muzaki. Akan lebih baik lagi dapat melakukan kerja sama dengan bank dalam sistem pemungutannya, tetapi dilakukan atas persetujuan muzaki.

Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh BAZ yang secara resmi telah dibentuk adalah :

1. Melakasanakan kegiatan yang berkaitan dengan program kerja yang sudah ditetapkan.

2. Melakukan penyusunan laporan tahunan.


(50)

4. Melaporkan laporan pertahun kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sesuai dengan tingkatanya.

5. Merencanakan kegiatan tahunan

6. Mengutamakan pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang telah dikumpulkan dari setiap daerah sesuai dengan tingkatannya.

Dalam undang-undang mengenai zakat dalam menentukan besaran yang harus dibayarkan menggunakan metode perhitungan sendiri, tetapi apabila muzaki tidak dapat atau kurang paham dalam menghitung besaran zakat yang akan dibayar dapat meminta bantuan petugas BAZ atau LAZ. LPZ juga memiliki tugas lain sebagai pemberi penyuluhan dan pemantauan berjalannya pengelolaan zakat tersebut. Hal tersebut sangat penting dilakukan mengingat bahwa pengetahuan masyarakat masih kurang mengetahui mengenai sejarah zakat, jika dibandingkan dengan kewajiban lain, seperti kewajiban sholat.

Selain unsur pengawas yang dilakukan oleh internal lembaga itu sendiri, masyarakat juga dapat melakukan pengawasan terhadap pengelola zakat. Pengawasan itu dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Mendapatkan informasi mengenai pengelolaan zakat

2. Memberikan saran dan pendapat kepada lembaga pengelolaan zakat 3. Melaporkan apabila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh

lembaga pengelolaan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu


(51)

34

Penelitian Terdahulu N

o

Nama/Tahun Judul Hasil Research

1. Abdillah, Mulia Nasution, Astri Yuningsih (2015) Pengaruh faktor pendapatan,

pengetahuan zakat dan kredibilitas lembaga pengelola zakat terhadap kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat (Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi)

1. Variabel pendapatan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

2. Variabel pengetahuan zakat berpengaruh yang signifikan terhadap Kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

3. Variabel kredibilitas berpengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

2. Abdul Hafiz Daulay Dan Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D (2014) Analisis faktor-faktor penyebab keengganan masyarakat membayar zakat melalui instansi BAZIS/LAZ di kota medan

1. Faktor religiusitas merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya.

2. Faktor lokasi BAZIS/LAZ yang cukup jauh dari tempat tinggal

3. Faktor pelayanan BAZIS/LAZ yang diberikan belum memuaskan.

4. Faktor kepercayaan kurang percayanya masyarakat terhadap BAZIS/LAZ dalam menyalurkan zakat kepada mustahik dan informasi yaitu manajemen dana zakat dikelola secara terbuka dan transparan

5. Faktor pendapatan yang cukup/tinggi memengaruhi masyarakat untuk menyalurkan zakat di lembaga BAZIS/LAZ yang lebih terorganisir 3. 'AISYAH

(2014)

Pengaruh pengetahuan zakat, tingkat

pendapatan dan Kredibilitas organisasi pengelola zakat terhadap minat membayar zakat pada LAZ/BAZ

1. Pengetahuan zakat dan tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat membayar zakat pada LAZ/BAZ. 2. Kredibilitas organisasi pengelola zakat berpengaruh terhadap minat membayar zakat pada LAZ/BAZ

N o


(52)

4. Hanwar Ahmad Sidiq (2015) Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

1. Pengetahuan zakat dan tingkat kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat.

2. Sedangkan untuk variabel tingkat pendapatan dan tingkat religiusitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat.

5. Eri Yanti Nasution, Mohd Adib Ismail ,Hairunnizam Wahid(2015) Faktor-Faktor Penentu Masyarakat Membayar Zakat Di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas): Kajian Kes Kota Medan Indonesia

1. Masih banyak masyarkat medan tidakk

mengetahui bahwa BAZNAS

merupakan lembaga resmi pemerntah. Sehingga tingkat pengetahuan tentang BAZNAS rendah.

2. Pendapatan berpengaruh positif terhadap masyarakat mengetahui BAZNAS dengan begitu masyarakat akan membayar zakat ke BAZNAS 3. Tingkat kesadaran dan kefahaman

masyrakat medang mengenai zakat masih rendah

6. Ulfiyani Asdiansyuri(2 016)

Influence Analysis Expenditure Zakat, Infak Welfare And Charity Against Muzakki (Studies In Baznas In West Lombok Regency)

1. Faktor karakteristik individu dan nilai-nilai religius yang memengaruhi pengeluaran zakat, infak, dan sedekah secara langsung.

2. Umur dan banyaknya tanggungan tidak memengaruhi pengeluaran seseorang untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.

7. Hairunnizam Wahid Mohd Ali Mohd Noor Sanep Ahmad (2005) Kesedaran membayar zakat: Apakah faktor penentunya?

1. Terdapat 6 indikator signifikan memengaruhi masyarakat Islam membayar zakat yaitu gender, umur, taraf perkahwinan, pendapatan bulanan, perbelanjaan bulanan dan kepuasan agihan zakat oleh institusi zakat

2. Gender berhubungan secara positif dengan pembayaran zakat. Variabel gander, ia berhubungan negatif dengan pembayaran zakat

3. faktor pengetahuan agama dan tahap pendidikan tidak memengaruhi pembayaran zakat secara signifikan Sumber: Data dari penelitian terdahulu


(53)

36

C. Penurunan Hipoesis

1. Pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Ahmad (2015) menyatakan agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Menurut maman (2006) didalam agama terdapat daya konstruktif, regulatif dan formatif yang dapat membangun dan mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat dan pemahaman seseorang terhadap norma-norma syari’ah, terutama terkait dengan kewajiban zakat, mepengaruhi kesadaran seseorang dalam mengeluarkan zakat kepada mustahik zakat.

Tingkat religiusitas berperan sangat penting dalam mendorong minat seseorang untuk melaksanakan zakat. Semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka otomatis semakin tinggi juga tingkat kesadaran dan kepatuhan seseorang untuk membayar zakat. Hal ini selaras dengan hasil dari penelitian Abdul (2011), dan Abdul Halik (2016) menyimpulkan religiusitas dapat memengaruhi minat masyarakat dalam menyalurkan zakat kepada lembaga pengelolaan zakat. Dan pada penelitian yang dilakukan oleh Abdul dan Irsyad (2014) menyatakan bahwa religiusitas yang memengaruhi penyebab keengganan masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :


(54)

H1 : Diduga religiusitas berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

2. Tingkat pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Tingkat pendapatan dapat memicu tingkat zakat yang di bayarkan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang, maka akan semakin tinggi zakat yang harus dikeluarkan oleh seorang muslim.Tingginya tingkat pendapatan diharapkan mampu untuk meningkatkan minat dan kepercayaan membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh seseorang sangat berpengaruh dalam melaksanakan zakat. Karena suatu pendapatan memiliki hubungan apakah harta tersebut telah mencapai nishab atau belum, disisi lain juga berpengaruh terhadap besaran jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzaki juga dapat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki.

Pada penelitian Yuningsih, dkk. (2015) menyimpulkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelolaan zakat. Selaras dengan hasil penilitian Yuningsih, dkk, peneltian yang dilakukan oleh Hafiz dan Irsyad (2014) menimpulkan bahwa faktor pendapatan yang cukup atau tinggi akan memengaruhi masyarakat untuk menyalurkan zakat di lembaga BAZNAS atau LAZ yang lebih terorganisir. Bertolak belakang dari penelitian-penelitian yang lain, pada penelitian ‘Aisyah (2014) menyimpulkan bahwa tingkat pedapatan tidak


(55)

38

berpengaruh terhadap masyarakat membayar zakat ke lembaga amil zakat atau badan amil zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah

H2 : Diduga tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

3. Pengetahuan zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Menurut ‘Aisyah (2014) Seorang muslim haruslah tahu tentang zakat. Pengetahuan yang cukup tentang zakat akan berdampak pada sikap muzaki untuk membayar zakat secara benar. Pada hakikatnya, amanah yang di berikan Allah SWT kepada hambanya yang beruba harta, terdapat bagian orang lain di dalamnya yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim. Pengetahuan zakat yang menyebabkan kurangnya minat untuk membayar zakat pada lembaga pengelolaan zakat.

Pada penelitian Ahmad (2015) menyimpulkan bahwa pengetahuan zakat berpengaruh signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat. Sama dengan penelitian Yuningsih, dkk (2015) bahwa pengetahuan zakat berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan masyarakat membayar zakat pada lembaga pengelolaan zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah

H3 : Diduga pengetahuan zakat berpengaruh terhadap minatmasyarakt membayar zakat di lembaga pengeloaan zakat.


(56)

4. Pengaruh kredibilitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Rasa aman menurut (Maslow dalam Lusiana Kanji, 2011) merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap manusia. Dengan demikian tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas lembaga pengelolaan zakat akan memengaruhi masyarakat menunaikan kewajiban zakat pada lembaga pengelolaan zakat. Kredibilitas lembaga pengelolaan zakat dapat menunjukkan bahwa dapat memengaruhi masyarakat untuk percaya pada lembaga pengelolaan zakat dan menunaikan kewajiban zakat di lembaga pengelolaan zakat, dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat juga dapat meningkatkan pengumpulan dana zakat yang ada.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Zoel Dirga (2008) tentang ”analisis faktor-faktor motivasi yang berpengaruh terhadap keputusan muzaki membayar zakat”, beliau berkesimpulan bahwa kredibilitas lembaga amil zakat dapat mendorong secara signifikan keputusan muzaki untuk membayar zakat. Ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang mengaku lebih lebih senang dan aman menyalurkan zakatnya dilembaga amil zakat karena bisa lebih tepat guna.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya Kanji (2011) menyimpulkan bahwa kredibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi membayar zakat. Dan hasil pada penelitian Yuningsih (2015) bahwa kredibilitas berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat pada lembaga


(57)

40

pengelolaan zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :

H4 : Diduga kredibilitas LPZ berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaaan zakat.

D. Model Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Model Penelitian Variabel Independen

Religiusitas (X1)

Tingkat Pendapatan(X2)

Pengetahuan Zakat (X3)

Kredibilitas LPZ (X4)

Minat +

+

+

+


(58)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini penulis membatasinya variabel-variabel yang diteliti adalah variabel religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas LPZ saja. Keempat variabel ini sebagai variabel independen, serta minat masyarakat sebagai variable dependen.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dikumpulkan melalu metode angket, yaitu menyebarkan daftar pernyataan (kuesioner) yang diambil dari kuesioner penelitian yang akan diisi atau dijawab oleh responden.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh muzaki yang membayar di lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal. Teknik pengambilan sample yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dengan Kriteria sebagai berikut :

a. Muzaki yang beprofesi PNS, tenaga kesehatan dan advokat. b. Muzaki yang sudah membayar zakat di lembaga Pengeloaan


(59)

42

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Menurut Ramadhan (2015) data yang diperoleh dari kuesioner berupa jawaban dari responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Butir-butir yang baik adalah relevan, ringkas, membingungkan, dan harus memuat satu pemikiran. Setelah menentukan pertanyaan atau butir-butir maka selanjutnya membuat pertanyaan. Penelitian menggunakan format tipe Likert karena menurut (Suprapto dalam Ramadhan, 2015) Likert tercermin dalam keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala berkisar antara 1 sampai 5 dari segi pandangan statistik. Skala likert mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

a) Menyusun sejumlah pertanyaan mengenai sikap atau sifat tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena setiap jawaban diberi nilai angka yang mudah dijumlahkan.

b) Memiliki reabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas tertentu.

c) Skala likert sangat fleksibel.

d) Kategori dari penilaian skala likert :

Sangat setuju : skor 5


(60)

Netral : skor 3

Tidak setuju : skor 2

Sangat tidak setuju : skor 1

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan (Y) sebagai variabel dependen dan (X) sebagai variabel independen.

a. Variabel Dependen

1) Minat Masyarakat (Y)

Minat adalah suatu keinginan individu yang berasal baik dari motivasi atau dorongan dari diri sendri maupun dorongan yang berkecenderungan berasal dari luar individu tersebut. Variabel Minat masyarakat skala ukur yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

b. Variabel Independen 1) Religiusitas (X1)

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5. 2) Tingkat Pendapatan (X2)

Pendapatan merupakan sesuatu yang didapat atau bersumber dari pekerjaan yang telah dilakukan untuk tunjuan mencari nafkah.


(61)

44

Pendapatan atau yang biasa disebut imbalan atau gaji yang dapat menambah harta yang sumbernya jelas dan bersifat tetap. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

3) Pengetahuan Zakat (X3)

Seorang Muslim haruslah tahu tentang zakat. Pengetahuan yang cukup tentang zakat akan berdampak pada sikap muzaki untuk membayar zakat secara benar. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

4) Kredibilitas LPZ (X4)

Kredibilitas LPZ, adalah tingkat kepercayaan muzaki kepada sebuah lembaga amil zakat dalam usahanya mengumpulkan, mengelola, dan menyalur zakat yang berjalan sebagimana mestinya. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Religiusitas 1. Keyakinan 2. Peribadatan 3. Pengetahuan 4. Pengamalan 5. Konsekuensi

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Muhammad Abdul Aziz, 2015

Tingkat Pendapatan

1. Jumlah pendapatan

2. Kekayaan yang menjadi objek zakat adalah milik sendiri

3. Kekayaan tersebut harus mencapai nisab

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Nurul Tsani Muslihati, 2014 dan Lusiana Kanji 2011


(62)

Variabel Indikator Skala Ukur Pengetahuan Zakat 1. Mengetahui posisi zakat

dalam Islam.

2. Mengetahui cara menghitung zakat dan kadar minimum harta yang dibayarkan zakat (nisab).

3. Mengetahui harta yang menjadi objek zakat

4. Mengetahui bagaiman dalam menyalurkan zakat dengan benar.

5. Mengetahui kapan waktu membayar zakat.

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Alhasanah (2011)

Kredibilitas 1. Transparansi dalam pe-ngelolaan dana zakat

2. Prosedur penerimaan dana zakat sesuai tujuan

3. Prosedur penyaluran dana zakat tepat guna

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Lusiana Kanji 2011

Minat 1. Dorongan dari dalam diri 2. Dorongan Sosial

3. Dorongan emosional

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Rouf 2011 dan Rahmadianti (2015) . F. Uji Kualitas Instrumen

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kecenderungan setiap variabel penelitian. Untuk mengidentifikasi kecenderungan tiap-tiap variabel penelitian, digunakan nilai mean, median, mode, standard deviation, variance, range, minumum, maximum dan SE mean dari semua objek dalam tiap variabel.

2. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan dapat mengukur variabel yang


(63)

46

diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner telah benar-benar dapat mengukur yang hendak diukur.

Untuk uji ini digunakan tabel Correlations dimana uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka item tersebut dinyatakan valid. Sedangkan jika r hitung < r tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011)

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangakaian item pertanyaan dalam keandalannya mengukur suatu variabel. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Cronbach ‘s Alpha. Suatu item dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozali, 2011).

4. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pengujian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan grafik normal Q-Q plot. Dimana jika nilai sig lebih besar dari 0,05 atau 5% artinya residual menyebar normal dan begitu juga sebaliknya (Nazaruddin dan Basuki, 2015).


(1)

Correlati ons

1

,551**

,890**

,000

,000

107

107

107

,551**

1

,871**

,000

,000

107

107

107

,890**

,871**

1

,000

,000

107

107

107

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

TP1

TP2

Jumlah_Tp

TP1

TP2

Jumlah_Tp

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (1-tailed).

**.

Correlati ons

1 ,502** ,369** ,433** ,183* ,646**

,000 ,000 ,000 ,030 ,000

107 107 107 107 107 107

,502** 1 ,319** ,519** ,306** ,748**

,000 ,000 ,000 ,001 ,000

107 107 107 107 107 107

,369** ,319** 1 ,402** ,258** ,655**

,000 ,000 ,000 ,004 ,000

107 107 107 107 107 107

,433** ,519** ,402** 1 ,289** ,769**

,000 ,000 ,000 ,001 ,000

107 107 107 107 107 107

,183* ,306** ,258** ,289** 1 ,649**

,030 ,001 ,004 ,001 ,000

107 107 107 107 107 107

,646** ,748** ,655** ,769** ,649** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

PZ1 PZ2 PZ3 PZ4 PZ5 Jumlah_Pz

PZ1 PZ2 PZ3 PZ4 PZ5 Jumlah_Pz

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (1-t ailed). **.

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (1-t ailed). *.


(2)

Correlati ons

1 ,619** ,584** ,536** ,580** ,592** ,789**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,619** 1 ,757** ,606** ,647** ,475** ,841**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,584** ,757** 1 ,776** ,573** ,517** ,856**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,536** ,606** ,776** 1 ,687** ,602** ,854**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,580** ,647** ,573** ,687** 1 ,584** ,831**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,592** ,475** ,517** ,602** ,584** 1 ,755**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,789** ,841** ,856** ,854** ,831** ,755** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 KL6 Jumlah_Kl

KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 KL6 Jumlah_Kl

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (1-tailed). **.

Correlati ons

1 ,655** ,599** ,576** ,359** ,290** ,762**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,655** 1 ,669** ,512** ,334** ,271** ,756**

,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,599** ,669** 1 ,684** ,292** ,327** ,776**

,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,576** ,512** ,684** 1 ,398** ,368** ,780**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,359** ,334** ,292** ,398** 1 ,325** ,657**

,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,290** ,271** ,327** ,368** ,325** 1 ,645**

,001 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

,762** ,756** ,776** ,780** ,657** ,645** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

107 107 107 107 107 107 107

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N M1 M2 M3 M4 M5 M6 Jumlah_M6

M1 M2 M3 M4 M5 M6 Jumlah_M6

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (1-tailed). **.


(3)

3.

Uji Reliabilitas

1)

Religiusitas

2)

Tingkat Pendapatan

3)

Pengetahuan Zakat

4)

Kredibilitas LPZ

5)

Minat Masyarakat

Reliabi lity Statistics

,722

,734

6

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

St andardized

Items

N of Items

Reliabi lity Statistics

,710

,711

2

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

St andardized

Items

N of Items

Reliabi lity Statistics

,715

,736

5

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

St andardized

Items

N of Items

Reliabi lity Statistics

,903

,903

6

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

St andardized

Items

N of Items

Reliabi lity Statistics

,800

,827

6

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

St andardized


(4)

4.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a)

Shapiro-Wilk

Statistic

Df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Unstandardized Residual

,041

107

,200(*)

,991

107

,682

* This is a lower bound of the true significance.

a Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas dengan Grafik Normal Q-Q Plot

5.

Uji Multikolinieritas

Coeffi cientsa

-2,545 2,968 -,858 ,393

,169 ,141 ,101 1,198 ,234 ,564 1,774

,258 ,129 ,134 2,002 ,048 ,893 1,119

,315 ,124 ,214 2,549 ,012 ,566 1,765

,513 ,077 ,524 6,645 ,000 ,641 1,560

(Constant) R TP PZ KL Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VI F Collinearity Statistics

Dependent Variable: Minat a.


(5)

6.

Uji Heteroskedastisitas

7.

Uji Hepotesis dan Analisis Data

1)

Uji nilai f

2)

Uji nilai t

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

1

B

Std. Error

Beta

B

Std. Error

(Constant)

-2,545

2,968

-,858

,393

Religiusitas

,169

,141

,101

1,198

,234

Tingkat

pendapatan

,258

,129

,134

2,002

,048

Pengetahuan

zakat

,315

,124

,214

2,549

,012

Kredibilitas

LPZ

,513

,077

,524

6,645

,000

a Dependent Variable: Minat

ANOVA

b

712,212

4

178,053

37,235

,000

a

487,751

102

4,782

1199,963

106

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Const ant), Kredibilitas_LPZ, Tingkat_Pendapat an, Pengetahuan_

Zakat, Religiusit as

a.

Dependent Variable: Minat

b.


(6)

3)

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summary

b

,770

a

,594

,578

2,187

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

St d. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Kredibilitas_LPZ, Tingkat_

Pendapatan, Pengetahuan_Zakat, Religiusitas

a.

Dependent Variable: Minat

b.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS DAN KEPERCAYAAN KEPADA ORGANISASI Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil

1 7 15

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS DAN KEPERCAYAAN KEPADA ORGANISASI Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil

0 5 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat :(Studi Kasus Terhadap Muzakki Di Fakultas Agama Islam Dan Fakultas Ekonomi D

1 3 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan, Religiusitas Dan Kepercayaan Kepada Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat :(Studi Kasus Terhadap Muzakki Di Fakultas Agama Islam Dan Fakultas Ekonom

0 7 4

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN DANKREDIBILITAS ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan Dan Kredibilitas Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Atau

4 14 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan Dan Kredibilitas Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Atau Badan Amil Zakat (BAZ) (Studi Kasus Pada Muzakki Di Kecamatan Laweyan Surakarta).

0 2 8

PENGARUH PENGETAHUAN ZAKAT, TINGKAT PENDAPATAN DANKREDIBILITAS ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT TERHADAP MINAT Pengaruh Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan Dan Kredibilitas Organisasi Pengelola Zakat Terhadap Minat Membayar Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ)

3 6 14

Lembaga Zakat Dan Wakaf zakat

0 0 13

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS, AKUNTABILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT DI BAITUL MAL KOTA BANDA ACEH

1 2 13

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KETAATAN MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT PADA BAZNAS (Studi di Masyarakat Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung) SKRIPSI - Raden Intan Repository

1 2 153