tanah milik pribadi. Rumah yang mereka tempati sudah permanen tetapi kondisinya yang kurang layak. Rumah I Komang Surana terdiri dari 2 kamar
tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang Sembahyang dan 1 dapur. Kemudian akses untuk menuju jalan ke rumah Bapak I Komang Surana cukup mudah karena rumahnya
berada di sekitar jalan utama desa Gunaksa. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, I Komang Surana
dengan istrinya bekerja sebagai petani sawah dengan pendapatan ± Rp 50.000hari yang tidak menentu pula. Semua pekerjaan akan beliau kerjakan sesuai dengan
kesanggupannya dan ketersediaan lahan kerja. Suami dari Ni Nyoman Mudiarsih adalah seorang petani yang memiliki jiwa politik sangat tinggi, dan sudah
menggeluti pekerjaannya selama 2 tahun belakangan ini. Ketiga anaknya berlatarbelakang berbeda karena perbedaan umur. Anak pertama, Ni Wayan
Widiarta umur 15 tahun, adalah seorang pelajar SMK Kelas 1 di Klungkung. Anak kedua, Ni Nengah Yulidaniati umur 10 tahun dan anak ketiga I Komang Adi
Putra Sanjaya, umur 6 tahun namun keduanya belum sekolah. Rumah Bapak I Komang Surana memiliki kamar mandi dan sumber air
yang mengalir, sehingga untuk keperluan MCK beliau sekeluarga mengandalkan air dari PDAM. Kemudian untuk keperluan dapur, keluarga Bapak I Komang
Surana memakai air bersih yang bersumber dari PDAM juga yang dimana pembayarannya dibantu oleh tetangga beliau yaitu Bapak Arianta. Serta rumah
Bapak I Komang Surana memiliki listrik yang bersumber dari PLN.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga I Komang Surana bergantung pada pendapatannya sendiri dan istrinya. Pekerjaan I Komang Surana adalah sebagai Petani sawah
yang dibantu istrinya, tidak menentu mengakibatkan pendapatannya juga cenderung tidak menentu, namun rata-rata penghasilan yang didapat adalah Rp
50.000hari sehinnga pengahsilan maksimal sebesar 1.500.000 per bulan. Karena pekerjaannya yang berhubungan dengan pertanian, yaitu padi yang notabene
panen selama 3 bulan sekali dan lahan padi yang bergantung pada cuaca juga itulah yang menyebabkan penghasilan I Komang Surana yang tidak tetap atau
menentu. Tetapi itu tidak menjadi kendala baginya untuk tetap melangsungkan kehidupan karena istri beliau ikut serta membantu Bapak I Komang Surana
sebagai petani.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
1.2.2.1 Kebutuhan Sehari-hari Salah satu bentuk pengeluaran keluarga I Komang Surana adalah
pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengeluaran sehari-harinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi berupa beras, lauk pauk, dan
sayur mayur. Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga I Komang Surana menghabiskan uang sebesar ± Rp 50
. 000 per hari untuk 4-5 orang anggota
keluarga. Selain biaya konsumsi untuk keluarganya, I Komang Surana juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan mandi MCK dan mencuci seperti sabun,
pasta gigi, shampo, deterjen, sabun cuci piring, dan lain sebagainya yang biasanya menghabiskan uang sebesar ± Rp 20.000 per bulan. Selain itu I Komang Surana
juga mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanan yaitu listrik sebesar ± Rp 40.000 per bulan, untuk biaya air perbulan keluarga ini dapat bantuan dari
tetangga sehingga tidak perlu membayar. Adapun perincian untuk kebutuhan
sehari-hari keluarga I Komang Surana dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Keperluan konsumsi : Rp 40.000 x 30 hari = Rp 1.200.000
Keperluan MCK = Rp 20.000
Keperluan listrik = Rp 40.000
Keperluan air = Rp 000.00 +
Rp 1.260.000 1.2.2.2 Pendidikan
Bapak I Komang Surana memiliki tiga orang anak yaitu Ni Wayan Widiarti yang berumur 15 tahun, saat ini duduk di bangku kelas I SMK 1
Klungkung. Namun anak kedua dan ketiga saat ini belum bersekolah. Pengeluaran untuk pendidikan saat ini hanya untuk anak pertama yaitu Ni Wayan Widiarti.
Bapak I Komang Surana menghabiskan sekitar 150.000 rupiah setiap bulan untuk membayar uang sekolah SPP serta membeli alat tulis dan perlengkapan sekolah
bagi anaknya.
1.2.2.3 Kesehatan Keluarga Bapak I Komang Surana termasuk keluarga yang relatif jarang
sakit. Kesehatan I Komang Surana dan keluarga cukup baik. Keluarga ini tidak memiliki penyakit akut maupun kronis. Untuk masalah kesehatan, apabila I
Komang Surana istri dan anaknya sakit, umumnya mereka akan berobat ke dokter menggunakan JKBM atau dibiayai oleh saudaranya yang lebih mampu secara
finansial.
1.2.2.4 Sosial Pengeluaran keluarga Bapak I Komang Surana dalam memenuhi
kebutuhan sosial seperti pembiayaan suka-duka desa adat dimana biasanya memerlukan biaya sebesar Rp.100.000 tahun.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH