1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
KKN Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang telah ditentukan. Tujuan program ini secara
khusus adalah untuk mensinergikan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki. Salah satu kegiatan KKN ini adalah pendampingan keluarga.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di tujuh dusun di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yakni
Dusun Gunung Kangin, Dusun Bangli, Dusun Apit Yeh, Dusun Umapoh, Dusun Titigalar, Dusun Munduk Andong, dan Dusun Sandan. Pada KKN periode XIII ini,
penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Dusun Titigalar yaitu Keluarga I Ketut Sibur dengan petunjuk dari Kepala Dusun
Titigalar. Keluarga I Ketut Sibur merupakan salah satu keluarga yang berkategori kurang
mampu di Dusun Titigalar. Data keluarga I Ketut Sibur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No. Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Keterangan 1
I Ketut Sibur Menikah
44 SMP
PetaniPekebun Kepala Keluarga
2 Ni Nyoman
Muliati Menikah
42 SMP
PetaniPekebun Istri
3 Ni Wayan
Rianti Belum
Menikah 19
SMA Karyawan
Swasta Anak Pertama
4 I Kadek Agus
Anggi Sastrawan
Belum Menikah
16 SMP
Pelajar Anak Kedua
2
Bapak I Ketut Sibur memiliki istri yaitu Ibu Ni Nyoman Muliati yang sama-sama berprofesi sebagai petani di Dusun Titigalar. Pasangan ini memiliki 2 orang anak yaitu
anak pertama bernama Ni Wayan Rianti yang sudah bekerja di salah satu agrowisata di daerah Batu Sesa, Bedugul. Sedangkan anak keduanya bernama I Kadek Agus Anggi
Sastrawan yang masih bersekolah di SMP N 4 Baturiti dan duduk di kelas IX. Walaupun anak pertamanya sudah bekerja, namun penghasilan anaknya per bulan tidak
selalu untuk keluarga, penghasilan anaknya hanya diberikan untuk keluarganya kadang- kadang. Keluarga Bapak I Ketut Sibur tinggal di areal lahan seluas kurang lebih 10 are
bersama 2 kepala keluarga lainnya .
Keluarga Bapak I Ketut Sibur menempati areal tanah seluas ± 1 are yang terdiri dari 2 bangunan yaitu 1 bangunan yang terdiri dari
kamar tidur dan dapur yang terletak berdampingan. Sedangkan bangunan kedua yang merupakan bekas warung yang kemudian dimanfaatkan menjadi sebuah kamar yang
dihuni oleh kedua anak Bapak I Ketut Sibur. Rumah Bapak I Ketut Sibur berkondisikan batako setelah mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah. Peralatan memasak
yang digunakan yakni menggunakan kayu bakar dan juga kompor gas. Lahan yang dimiliki oleh Bapak I Ketut Sibur tidaklah banyak sehingga tanah
yang dapat diolah menjadi sumber penghasilan sedikit. Dalam kesehariannya, Bapak I Ketut Sibur merupakan seorang pekerja tidak tetap karena terbatasnya lahan kerja dan
kemampuan. Beliau hanya mampu bekerja sekedarnya. Yaitu sebagai buruh tani di kebun orang lain serta pekebun di kebunnya sendiri. Kekurangan air menjadi masalah
bagi keluarga Bapak I Ketut Sibur dan warga Dusun Titigalar karena hanya memanfaatkan air dari penampungan air hujan. Jika tidak ada air hujan, keluarga Bapak
I Ketut Sibur membeli air atau mencari air di sumber air Desa Bangli untuk keperluan di kebun dan sehari-hari.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga