Unit Pengolahan Limbah UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium Air umpan boiler yang dihasilkan unit demineralisasi juga diuji oleh laboratorium ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas dan kandungan silikat SiO 2 , kandungan Mg 2+ , Ca 2+ .

4.3 Unit Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan dari pabrik Natrium Nitrat dapat diklasifikasi : 1. Bahan buangan cair 2. Bahan buangan padatan 3. Bahan buangan gas Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya : 1. Pengolahan bahan buangan cair Limbah yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah limbah cair yang berasal dari proses, air buangan sanitasi, dan limbah cair utilitas. Limbah domestik berupa air mandi dan cuci dibuang langsung ke saluran pembuangan, sedangkan limbah dari WC ditampung di Septic Tank. Limbah cair yang berasal dari proses, yaitu hasil kondensasi uap dari evaporator 1 E-01 dikelola di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, sedangkan limbah cair utilitas yang berupa oli bekas ditampung di suatu tangki kemudian dibakar dalam incenerator. IPAL adalah suatu instalasi untuk mengolah limbah cair. Adapun peralatan proses yang digunakan di IPAL adalah sebagai berikut: 1. Bak Penampung I Limbah cair dari proses yang berupa air dan sedikit asam nitrat ditampung sementara di dalam bak penampung I. commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium 2. Netraliser Limbah cair dimasukkan ke bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang netral selain tidak mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah proses pengendapan pada bak Clarifier. Penetralan pH dilakukan dengan jalan penambahan Na 2 CO 3 . 3. Tangki Koagulasi Pada unit ini terjadi proses koagulasi dengan penambahan koagulan Alumunium Sulfat. Koagulan tersebut akan mengikat partikel-partikel halus untuk membentuk flok-flok yang mampu mengendap di bak Clarifier. Tangki ini dilengkapi dengan pengaduk yang berputar cepat. 4. Tangki Flokulasi Pada unit ini terjadi proses flokulasi dengan penambahan polielektrolit untuk menarik flok-flok menjadi agregat yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk diendapkan. Tangki ini diengkapi dengan pengaduk yang berputar lambat. 5. Clarifier 1 Air limbah dari tangki flokulasi selanjutnya dialirkan ke clarifier 1 sehingga sebagian partikel akan mengendap sedangkan sisanya akan diuraikan oleh bakteri di bak activated sludge. Endapan yang terbentuk kemudian ditampung di bak penampung 2. 6. Bak Penampung 2 Bak ini berfungsi untuk menampung endapan yang telah dipisahkan dari cairannya pada clarifier 1. commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium 7. Bak Activated Sludge Partikel atau senyawa-senyawa dalam cairan effluent dari clarifier 1 akan diuraikan oleh bakteri aerob. Pada bak ini akan ditambahkan nutrient yaitu Natrium Phosphat sebagai unsur pendukung kelangsungan hidup bakteri. Hasil penguraian dialirkan menuju clarifier 2. 8. Clarifier 2 Unit ini merupakan bak terakhir untuk pengolahan air limbah. Activated sludge yang terbentuk dialirkan ke bak penampung 3, dimana sebagian besar akan dialirkan kembali ke bak activated sludge karena mengandung bakteri yang akan menguraikan senyawa organik, sedangkan sisanya akan dibuang. 9. Bak Penampung 3 Bak ini merupakan penampung activated sludge yang dipisahkan dari air limbah di clarifier 2, dimana sebagian akan dialirkan kembali ke bak activated sludge dan sebagian lagi akan dibuang. 10. Bak Penampung 4 Unit ini merupakan bak penampung akhir air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Pada bak ini akan dilakukan pengecekan kelayakan terhadap air limbah. Pengecekan yang dilakukan antara lain pengecekan pH, BOD, dan COD air. Gambar skema Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dapat dilihat pada gambar 4.2. commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium Gambar 4.2 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium 2. Pengolahan bahan buangan padatan Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestik dan unit pengolahan limbah. Limbah domestik berupa sampah – sampah dari keperluan sehari – hari seperti kertas dan plastik, Sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Limbah yang berasal dari unit pengolahan limbah diurug didalam. Blok diagram proses pengolahan limbah padat dapat dilihat pada gambar 4.3. L im b a h P a d a t L im b a h D o m e s tik L im b a h u n it p e n g o la h a n lim b a h B a k P e n a m p u n g a n L a n d F ill T P A Gambar 4.3 Bagan Unit Pengolahan Limbah Padat commit to user BAB IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium 3. Pengolahan limbah gas Limbah gas berasal dari udara keluaran rotary dryer dan gas hasil pembakaran yang berasal dari boiler. Udara pemanas tersebut mengandung sedikit kristal NaNO 3 .NaCl.H 2 O, sehingga sebelum dibuang ke lingkungan, dipisahkan terlebih dahulu menggunakan siklon. Sedangkan gas hasil pembakaran yang berasal dari boiler dibuang ke udara melalui stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan, banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan perawatan yang rutin terhadap boiler sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi pencemaran udara. commit to user Prarancangan Pabrik Natrium Nitrat dari Natrium Klorida dan Asam Nitrat Kapasitas 30.000 Ton Tahun BAB V Manajemen Perusahaan

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

5.1 Bentuk Perusahaan

Pabrik natrium nitrat yang akan didirikan, direncanakan mempunyai :  Bentuk : Perseroan Terbatas PT  Lapangan Usaha : Industri Natrium Nitrat  Lokasi Perusahaan : Cilegon, Jawa Barat Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu Widjaja, 2003 : 1. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham perusahaan. 2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, sehingga kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan. 3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris. 4. Kelangsungan Perusahaan lebih terjamin, karena tidak berpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, direksi beserta stafnya atau karyawan perusahaan. 5. Efisiensi dari manajemen Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan komisaris dan direktur utama yang cukup cakap dan berpengalaman.