Uji Efektivitas Program Bimbingan Dan Konseling Islami 106 Aspek preventif, maksudnya adalah penjagaan individu dari semua guncangan

xi Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1 Skor Profil Kendali Diri Siswa kelas VIII SMPN 9 Cimahi 4.2 Profil Kendali Diri Siswa kelas VIIIA sampai VIIIM 4.3 Profil Aspek Kendali Diri kelas VIII 4.4 Profil Kendali Diri Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 4.5 Profil Kendali Diri Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 4.6 Hasil Penimbangan Pakar dan Praktisi terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa 4.7 Hasil Uji Validasi Isi Program Bimbingan dan Konseling Islami 4.8 Hasil Uji Keprakisan Program Bimbingan dan Konseling Islami 4.9 Pengembangan Tema Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa 4.10 Tahapan Kegiatan Eksperimen Bimbingan dan Konseling Islami 4.11 Uji Normalitas Data 4.12 Hasil Uji Independen Sampel pada Pretest dari Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 4.13 Hasil Uji Statistik Sampel dari Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 4.14 Hasil Uji Independen Sampel pada Postest dari kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 4.15 Hasil Uji Independen Sampel T Test untuk Mengukur Efektivitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengembangkan Kendali Diri

4.16 Uji Efektivitas Program Bimbingan Dan Konseling Islami 106

108 110 113 114 116 117 118 130 131 137 138 139 140 142 142 xii Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK Grafik Hal 4.1 Profil Kendali Diri Siswa kelas VIII 4.2 Profil Kendali Diri Siswa kelas VIIIA sampai kelas VIIIM 4.3 Profil Aspek Kendali Diri 4.4 Profil Kendali Diri Hasil Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.5 Profil Kendali Diri Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 107

110 112 113 114 Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak Siti Ummi Khatimah, 2014. The Effectiveness of Islamic guidance and couseling in de elopi g stude t s self-control Quasi Experiment study toward the students grade VIII of Junior High School 9 Cimahi. Guided by: Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.,dan Dr.H. M. Solehuddin, M.Pd.,MA. The aim of this research is to know the effectiveness of the Islamic guidance and counseling i de elopi g stude t s self-control in their study and interaction with friends at school. This research inc luded the aspe t of stude t s a ility to a age the situatio , that is a out ho to think and manage the situation when they are studying and interacting, the quality of stude t s oti atio , patie e a d the stude t s a ilityi a epti g the o se ue es of their act or behaviour. The treatment which was conducted in this research is the islamic guida e a d ou seli g ith Ta ghi Wat Ta hi te h i ue a d sto y telli g te h i ue. Islamic guidance and counseling is viewed as a guidance model which has the view about human being as a plenary creatures, the human beings who have a lot of virtues besides their weaknesses.The basic potential on human being is they have a natural character or fit ah . It is the p efe e e to o e t the sel es o the p efe e e to ha e faith o I a . Islamic guidance and counseling is a comprehensive model because it all inclusive of human life. Ta ghi Wat Ta hi te h i ue a d sto y telli g te h i ue, oth te h i ues a e originated from Al- u a a d hadits. The esult shows that there is a significant change on the students who are given the treatment compare with who are not. This shows that Isla i guida e a d ou seli g is effe ti e to use i de elopi g stude t s self o t ol a d as one of models in counseling service in an Individual, Social, Study and career field. Furthermore, Besides mastering the techniques of Islamic guidance and counseling, the very important thing in conducting Islamic guidance and counseling is the personal characters of guidance and counseling teacher. Key words : Self-Control, Islamic guidance and counseling, Targhib Wat Tarhib technique and story telling technique. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK Siti Ummi Khatimah, 2014. Efektivitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Kota Cimahi. Dibimbing oleh: Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd., dan Dr.H. M. Solehuddin, M.Pd.,MA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektivitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan Kendali Diri siswa dalam belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah. Penelitian terhadap kendali diri siswa meliputi aspek kemampuan siswa dalam menguasai situasi, yaitu memikirkan dan mengatasi situasi ketika siswa belajar dan berinteraksi, kualitas motivasi siswa, aspek kesabaran, dan kemampuan siswa dalam menerima konsekuensi dari perbuatannya. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bimbingan dan konseling Islami. Bimbingan dan Konseling Islami dipandang sebagai model bimbingan yang memiliki pandangan tentang manusia yang paripurna, manusia memiliki banyak keutamaan di samping kelemahannya. Potensi yang mendasar pada manusia adalah dimilikinya fitrah, yaitu kecenderungan manusia untuk memperbaiki diri atau pada intinya adalah kecenderungan untuk memiliki iman. Bimbingan dan Konseling Islami merupakan model bimbingan dan konseling yang komprehensif, karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Teknik yang digunakan dalam Bimbingan dan Konseling Islami adalah teknik At- targhib wat Tarhib dan teknik Kisah, kedua teknik ini bersumberkan kepada ayat-ayat Al- quran dan Hadits. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi- eksperimen. Bentuk disain penelitian adalah nonequivalent control group design. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas VIII SMPN 9 Kota Cimahi berjumlah 40 orang siswa, yaitu 20 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 20 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan kendali diri secara signifikan pada kelompok siswa yang diberi perlakuan Bimbingan dan Konseling Islami dengan teknik At-targhib wat tarhib dan teknik kisah, dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa Bimbingan dan Konseling Islami efektiv untuk digunakan dalam mengembangkan kendali diri siswa dan sebagai salah satu model layanan bimbingan dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Selain menguasai teknik-teknik Bimbingan dan Konseling Islami, hal yang sangat penting dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islami adalah karakteristik kepribadian guru Bimbingan dan Konseling. Rekomendasi dari penelitian ini terutama ditujukan untuk Guru Bimbingan dan Konseling konselor. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Kunci : Kendali Diri, Bimbingan dan Konseling Islami, Teknik At-targhib wat Tarhib dan Teknik Kisah. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah aset bangsa di masa yang akan datang. Keunggulan remaja sangat ditentukan oleh proses pendidikan, baik pendidikan formal, pendidikan non formal maupun pendidikan informal. Dalam perkembangannya, sosok remaja sering diwarnai oleh rasa ingin tahu, gejolak dan konflik. Dalam hal ini orang tua dan semua praktisi harus menyikapi dan membina remaja secara tepat dan bijaksana. Beberapa penulis berpendapat bahwa masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan aspek biologis, psikologis, moral, religius, kognitif dan sosial Latifah, 2008. Sebagai individu yang sedang berkembang, mencari identitas diri dan membentuk jati diri, remaja sering mengalami benturan antara keinginan untuk diakui dengan kondisinya yang belum diterima sepenuhnya sebagai manusia dewasa oleh lingkungan. Kondisi demikian banyak menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan sehingga muncullah bentuk-bentuk penyimpangan perilaku dan kenakalan remaja. Dalam masa globalisasi terdapat sederet permasalahan yang dialami remaja saat ini, misalnya penggunaan narkoba, tawuran antara remaja, seks bebas, berkembangnya kasus HIV dan AIDS, dan kasus-kasus bunuh diri. Sebagai contoh kasus, Faujiyah 2011 mengemukakan hasil penelitiannya sebagai berikut. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Permasalahan sosial yang ditemukan di wilayah Pekalongan Jawa Tengah semakin kompleks dan cenderung meningkat. Faktor penyalahgunaan teknologi dan ponsel menjadi salah satu faktor pemicu. Hingga Maret 2011 ditemukan sekitar tujuh kasus, diantaranya penyalahgunaan narkoba, kekerasan dalam rumah tangga, dan pemerkosaan. Kasus kematian di kalangan usia remaja ternyata menunjukkan trend akhir-akhir ini. Gaya hidup modern telah meracuni remaja dan orang muda. Badan Perserikatan Bangsa Bangsa PBB untuk penanggulangan AIDS melaporkan 67 persen kasus HIV dan AIDS di negara-negara berkembang terjadi pada kalangan usia muda 15-24 tahun. Dari jumlah tersebut, 64 persennya adalah perempuan dan remaja putri. Menurut laporan terbaru KPAN, jumlah kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin pada 2010 sebanyak 22.726 kasus. Sebanyak 16.731 kasus atau 73,62 persennya adalah laki-laki, sedangkan 5.911 kasus atau 26,01 persennya adalah perempuan. Sebanyak 84 kasus atau 0,37 persen tidak diketahui jenis kelaminnya kompas online, http:regional.kompas.com dan http:health.kompas.com. Belum lama kita dihebohkan oleh maraknya kasus tawuran antar pelajar, diantaranya tawuran pelajar di Jakarta antara siswa SMA 6 dan SMA 40 yang menewaskan Alawy usia 16 tahun, siswa kelas X SMA 6 Jakarta Kompas, 25 September 2012. Berdasarkan data Polda Metro Jaya diketahui bahwa di Kota Jakarta telah terjadi sembilan kasus tawuran yang melibatkan pelajar selama periode Januari sampai September 2012. Menurut Sofyan Willis 2005 kenakalan remaja dan penyimpangan perilaku merupakan representasi dari lemahnya kendali diri remaja yang berakibat pada rendahnya penyesuaian diri remaja terhadap dirinya sendiri dan lingkungan. Hal ini akan nampak pada munculnya konflik batin, kegelisahan Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang berlebihan, tidak dapat memusatkan perhatian, kurang bersemangat, perilaku agresif dan sebagainya. Penyimpangan perilaku dan kenakalan remaja disebabkan oleh faktor dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar. Faktor dari dalam sendiri disebabkan karena adanya kendali diri yang lemah. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilak u „nakal‟. Begitu pula remaja yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tetapi tidak bisa mengembangkan kendali diri, akan mengalami permasalahan dalam interaksinya. Salah satu faktor penyebab rendahnya kendali diri remaja yang berakibat kecenderungan remaja terhadap penyimpangan perilaku dan kenakalan, adalah kurangnya pendidikan agama. Kurangnya pendidikan agama kepada anak dan remaja dapat menyebabkan semakin meningkatnya tindakan delinquency kenakalan dan penyimpangan perilaku di kalangan mereka Syamsu Yusuf: 2002. Pemahaman keagamaan yang kurang baik membuat remaja lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif, akibatnya remaja kurang dapat menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungan. Pendidikan agama yang ditanamkan dengan baik kepada remaja dapat menjadi pengendali tingkah laku dan sekaligus menjadi alat pengontrol atas setiap tindakan yang dilakukannya. Agama sekaligus dapat bersifat preventif, kuratif dan konstruktif bagi remaja. Hal ini terjadi apabila agama masuk dalam konstruksi pribadi remaja. Kendali diri yang baik akan terbentuk apabila unsur agama terdapat dalam pribadi remaja. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kendali diri yang baik merupakan indikator sehatnya mental seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Ramayulis 2007 bahwa sehatnya mental seseorang terlihat dari dua pola. Pertama adalah pola salaby yaitu terhindarnya seseorang dari gejala neurosis dan psikosis, kedua adalah pola ijaby yaitu kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri dan lingkungan sosialnya. Kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri dan lingkungan, menunjukkan kualitas kendali diri yang baik. Bagi seorang muslim, kemampuan mengendalikan diri menjadi pangkal kesuksesan yang sejati. Allah SWT berfirman QS. An-naziat 79 40-41                …… Artinya: ” Dan adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggalnya. ” Menurut Abdurrahman Muhammad 2012 kendali diri bagi seorang muslim meliputi mengendalikan emosi, mengendalikan pengaturan waktu, menentukan prioritas dan menjaga kata-kata Permasalahan rendahnya kendali diri siswa merupakan tanggungjawab bersama antara orang tua, sekolah dan masyarakat. Sekolah sangat berperan dalam mengembangkan kendali diri siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rennawati 2011 yang menyatakan bahwa pihak sekolah seharusnya mengembangkan kendali diri siswa dengan memberikan layanan informasi tentang arti pentingnya memiliki kendali diri yang baik. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam upaya mengatasi rendahnya kendali diri remaja, beberapa pakar pendidikan dan Bimbingan Konseling mengungkapkan bahwa penanaman nilai- nilai agama dalam proses pendidikan dan bimbingan sangat penting. Hal ini dikemukakan oleh Marsha Wiggins Frame 2003 yang mengemukakan bahwa dalam praktek bimbingan konseling dan psikoterapi banyak bukti empiris yang menunjukkan adanya kontribusi positif antara keyakinan beragama terhadap kesehatan mental. Dimensi agama dalam kehidupan konseli dapat menjadi alat bantu dalam upaya terapeutik. Sejalan dengan pendapat Marsha, Ramayulis 2007 menyatakan: Faktor agama sangat memainkan peranan penting dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan mental. Masuknya nilai keimanan, ketaqwaan dan ketuhanan dalam proses konseling, menjadikan proses konseling luas dan mendalam, karena sudah mencakup seluruh aspek dari kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan kepribadian positif. Agama memegang peranan penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan mental, diantaranya permasalahan rendahnya kendali diri. Agama akan memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik dan memberikan suasana damai dan tenang. Dadang Hawari 1997 menyimpulkan dari sejumlah penelitian bahwa komitmen beragama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit, meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit, dan mempercepat pemulihan penyakit. Berdasarkan sejarah Bimbingan dan Konseling, banyak model Bimbingan dan Konseling yang telah dihasilkan oleh para ahli, mulai dari model Bimbingan dan Konseling Personian, Penyesuaian, Eklektik dan model Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bimbingan dan Konseling Kontemporer. Model Bimbingan dan Konseling Kontemporer berkembang menjadi model Bimbingan dan Konseling Perkembangan, Keterampilan Hidup, Respectful dan model Bimbingan dan Konseling Religius. Hal yang mendasari model-model bimbingan dan konseling tersebut adalah beberapa pendekatan sebagai berikut: Pendekatan Psikoanalitik, Adlerian, Eksistensial, Person-Centered, Gestalt, Reality, Behaviour, Cognitive behavior dan Family system. Berdasarkan pendapat para ahli pendekatan-pendekatan bimbingan konseling tersebut memiliki keterbatasan, seperti yang diungkap oleh beberapa ahli diantaranya: aliran psikoanalitik dinilai oleh Corey 1982:12 terlalu pesimistik, deterministic dan reduksionistik. Perilaku manusia dipandang sebagai sublimasi dari dorongan-dorongan yang tidak disadari. Aliran Behaviorisme memandang manusia secara deterministic, menganalogikan perilaku dan hakekat manusia dengan dunia hewan, seperti anjing, kucing dan kera, yang hasil ujiannya langsung bisa diterapkan dalam memperlakukan manusia MD. Dahlan: 1988. Sedangkan aliran humanistik terlalu optimistik dalam upaya pengembangan sumber daya manusia sehingga manusia dipandang memiliki kemampuan tunggal dan menentukan tujuannya sendiri. Menurut Anwar Sutoyo 2009 keterbatasan dari pendekatan Bimbingan dan Konseling terutama terletak pada keterbatasan tentang cara pandang akan hakikat manusia. Berbeda dengan pendekatan lainnya, Bimbingan dan Konseling Islami memiliki cara pandang tentang manusia yang paripurna. Model Bimbingan dan Konseling Islami sangat berperan dalam memupuk kesejahteraan mental Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan kebahagiaan hidup. Proses Bimbingan dan Konseling lebih luas dan mendalam karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Musfir bin Said Azzahrani 2005 yang menyatakan bahwa: Konseling dan terapi yang bersumber agama Alquran dan Sunnah merupakan salah satu kebutuhan mendasar setiap individu. Ia merupakan kebutuhan kejiwaan baik secara individu maupun masyarakat di setiap fase peradabannya dan juga fase perkembangan hidup yang sesuai dengan kesulitan dan kebutuhan yang harus dipenuhi. Nilai-nilai agama yang dianut konseli perlu dipertimbangkan oleh konselor dalam memberikan layanan. Banyak diantara konseli yang fanatik dengan ajaran agama, sehingga konseli sangat yakin dengan pemecahan masalah melalui nilai- nilai ajaran agama. Bishop 1992:179 menyatakan bahwa nilai-nilai agama penting untuk dipertimbangkan oleh konselor dalam proses bimbingan konseling agar proses bimbingan dan konseling terlaksana secara efektif. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius. Minat beragama masyarakat mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas keagamaan yang diselenggarakan oleh berbagai komponen masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media masa. Kondisi ini sebaiknya menjadi perhatian para konselor atau terapis untuk lebih peka terhadap nilai-nilai spiritual dan kebutuhan konseli dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Pendekatan nilai-nilai agama Islam dalam proses bimbingan dan konseling merupakan upaya yang sangat berarti bagi pengembangan profesi konseling yang komprehensif. Intervensi bimbingan konseling tidak sebatas mengembangkan atau menyelesaikan masalah pola pikir, emosi, sikap atau tingkah laku konseli, tetapi Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu meliputi perkembangan kepribadian secara utuh sebagai makhluk yang biopsikososiospiritual. Berikut bebarapa ayat Alquran yang melandasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islami, diantaranya: a. Alquran sebagai petunjuk dan rahmat QS. Aljatsiyah 45 ayat 20         Artinya: “Al-qur‟an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” b. Alquran sebagai obat dan rahmat QS. Al Isra 17 : 82              Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-qur‟an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim, hanya akan menambah kerugian.” c. Perilaku Nabi Muhammad saw. sebagai contoh teladan QS. Al-Ahzab33 : 21                   Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. ” d. Perintah untuk mengajak manusia kepada kebaikan dengan cara bijaksana         Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu                   Artinya:”Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.” QS An-nahl 125

B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Remaja dalam estafeta perjuangan bangsa merupakan sosok yang harus dipersiapkan melalui proses pendidikan yang efektif dan berkesinambungan, karena remajalah yang akan melanjutkan roda peradaban bangsa. Salah satu karakteristik remaja yang sehat adalah dimilikinya kemampuan mengendalikan diri. Aspek kemampuan mengendalikan diri meliputi kemampuan menguasai situasi, memiliki motivasi bertidak interen, positif dan mandiri, memiliki kesabaran dan bersedia menerima resiko, yaitu menerima konsekuensi dari perbuatannya. Memiliki kendali diri yang baik adalah salah satu indikator kepribadian yang sehat healthy personality. Hurlock 1986 mengemukakan bahwa diantara karakteristik kepribadian yang sehat adalah individu mampu menilai diri, situasi dan lingkungan, menerima tanggung jawab serta mampu mengontrol emosi. Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri sebaik-baiknya, remaja akan menjadi pribadi yang efektif, hidup lebih konstruktif, dapat Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyusun tindakan yang berdimensi jangka panjang, mampu menerima diri sendiri dan diterima oleh masyarakat luas. Kemampuan mengendalikan diri menjadi sangat berarti untuk meminimalkan perilaku buruk yang selama ini banyak dijumpai. Apalagi di era globalisasi ini terdapat sederet permasalahan yang dialami remaja, misalnya penggunaan narkoba, tawuran antara remaja, seks bebas, berkembangnya kasus HIV AIDS, dan kasus-kasus bunuh diri Faujiyah: 2011. Data lain ditemukan, berdasarkan data Polda Metro Jaya diketahui bahwa di Kota Jakarta telah terjadi sembilan kasus tawuran yang melibatkan pelajar selama periode Januari sampai September 2012. Faktor penyebab banyaknya kenakalan dan penyimpangan perilaku tersebut adalah lemahnya kendali diri remaja Sofyan Willis: 2005. Kondisi ini akan tampak pada munculnya konflik batin, kegelisahan yang berlebihan, tidak dapat memusatkan perhatian, kurang bersemangat, perilaku agresif dan sebagainya. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku „nakal‟. Begitu pula remaja yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tetapi tidak bisa mengembangkan kendali diri, akan mengalami permasalahan dalam interaksinya. Permasalahan yang dialami remaja bersekolah lebih besar dibandingkan dengan yang tidak bersekolah, seperti hubungan dengan guru dan teman-teman di sekolah, mata pelajaran yang berat dan lain-lain. Rennawati 2011 menyatakan Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bahwa pihak sekolah seharusnya mengembangkan kendali diri siswa dengan memberikan layanan informasi tentang arti pentingnya memiliki kendali diri yang tinggi. Penelitian ini mencoba mengungkap gambaran profil kendali diri siswa ketika belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya. Selanjutnya peneliti menggunakan pendekatan Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa. Penelitian ini didasari juga oleh beberapa pendapat pakar pendidikan dan bimbingan konseling yang mengungkapkan bahwa penanaman nilai agama dalam proses pendidikan dan bimbingan adalah sangat penting. Salah satu landasan penggunaan pendekatan Bimbingan dan Konseling Islami adalah Al-quran surat Al-Isra ayat 82, sebagai berikut:              Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-qur‟an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim, hanya akan menambah kerugian”. Hubungan antara keyakinan beragama yang baik terhadap kendali diri positif dikemukakan oleh Syamsu Yusuf 2011 bahwa keyakinan beragama mendorong gaya hidup individu menjadi sehat, diantaranya kebiasaan berperilaku positif, bertanggungjawab dan pengendalian diri yang baik. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan pemaparan di atas maka maka variabel dalam penelitian ini adalah variabel kendali diri dan variabel Bimbingan dan Konseling Islami. Definisi operasional dari kedua variabel penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kendali Diri Kendali diri adalah kemampuan siswa dalam mengarahkan perilakunya ketika belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya dengan cara menguasai situasi yaitu memikirkan cara mengatasi situasi dan mengendalikan situasi, memiliki motivasi internal dalam bertindak, memiliki kesabaran yaitu konsistensi dan tidak dilandasi amarah, serta kesediaan menerima resiko, sehingga perilaku siswa memiiki konsekuensi positif. Dari definisi di atas, dirumuskan aspek-aspek kendali diri yang terdiri dari: a. Penguasaan situasi yaitu kemampuan siswa dalam memikirkan cara untuk menguasai situasi dan mengendalikan situasi b. Motivasi internal dalam bertindak yaitu tindakan siswa dilandasi oleh dorongan dari dalam diri sendiri dan adanya kemandirian c. Kesabaran yaitu perilaku siswa ditandai dengan adanya konsistensi dan tidak didasari oleh amarah d. Kesediaan menerima resiko yaitu kemampuan siswa dalam menerima konsekuensi dari perilakunya, adanya unsur tanggung jawab dan adanya upaya perbaikan diri 2. Bimbingan Dan Konseling Islami Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Definisi opersional dari Bimbingan dan Konseling Islami dalam penelitian ini adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling kepada siswa kelas VIII SMPN 9 Cimahi tahun ajaran 20132014 dalam setting kelompok dengan cara penyampaian informasi dan penugasan dengan menggunakan teknik penyaduran Attarghib wat tarhib yaitu penyampaian ayat-ayat Alquran dan hadits tentang janji dan ancaman dan teknik kisah yaitu menyampaikan kisah- kisah yang terdapat dalam Alquran dan hadits agar kendali diri siswa berkembang ke arah yang positif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian informasi dengan teknik penyaduran dan teknik kisah. Teknik penyaduran At-targhib wat tarhib adalah teknik dengan cara mengungkapkan ayat-ayat tentang janji dan ancaman yang terdapat dalam Al-Quran dan hadits agar siswa memiliki dorongan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Alloh dan RosulNya dan menghindari segala bentuk larangan Alloh dan RosulNya. Teknik Kisah adalah penyampaian informasi dengan mengangkat kisah- kisah yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits untuk dijadikan contoh dan model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku yang baik dan perilaku yang tercela. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Bimbingan Konseling Islami efektif dalam mengembangkan kendali diri siswa kelas VIII SMPN 9 Cimahi tahun ajaran 20132014 ?”. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam tiga pertanyaan penelitian yaitu: Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Seperti apa gambaran profil kendali diri siswa dalam belajar dan berinteraksi sebelum diberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami? 2. Seperti apa gambaran profil kendali diri siswa dalam belajar dan berinteraksi setelah diberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami? 3. Bagaimanakah rumusan program Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa? 4. Apakah Bimbingan dan Konseling Islami efektif untuk mengembangkan kendali diri siswa dalam belajar dan berinteraksi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran efektivitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa. Adapun tujuan spesifik dari penelitian adalah untuk: 1. Memperoleh gambaran profil kendali diri siswa sebelum diberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami. 2. Memperoleh gambaran profil kendali diri siswa setelah diberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami. 3. Memperoleh rumusan program Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Memperoleh informasi tingkat efektivitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa kelas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai berikut. a. Sebagai bahan informasi dan kajian tentang tema-tema Bimbingan dan Konseling dalam Alquran dan hadits, serta penerapan Bimbingan dan Konseling Islami dalam setting kelompok. b. Menjadi motivasi bagi guru Bimbingan dan Konseling untuk lebih mendalami Bimbingan dan Konseling Islami sehingga lebih siap dalam mengembangkan aspek-aspek penting sebagai syarat pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islami baik keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor maupun kepribadian konselor. c. menjadi masukan dalam mengembangkan program Bimbingan dan Konseling di sekolah. d. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap hasil-hasil penelitian dan sebagai pendukung upaya penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan sebagai berikut. a. Bagi siswa Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian ini sebagai informasi tentang pentingnya memiliki kendali diri yang baik dan memiliki keyakinan beragama yang kuat sehingga dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber kendali diri. b.Bagi guru pembimbing Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam menerapkan teknik Bimbingan dan Konseling Islami untuk mengembangkan kendali diri siswa dan sebagai masukan dalam membuat dan mengembangkan program Bimbingan dan Konseling di sekolah. c. Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam penyusunan program sekolah, yang meliputi program kurikulum dengan mengintegrasikan nilai-nilai religius ke dalam proses pembelajaran, program pembinaan kesiswaan dengan menitikberatkan pada pembinaan akhlaq siswa serta penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif dan religius. d. Bagi Orang Tua Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi tentang gambaran profil kendali diri anaknya, sehingga orangtua termotivasi untuk melaksanakan perannya dalam mengembangkan kendali diri putra- putrinya dan menjadi teladan dalam pelaksanaan nilai-nilai agama. e. Bagi Peneliti Selanjutnya Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini menjadi stimulus untuk lebih mengkaji konsep Bimbingan dan Konseling Islami dalam rangka memberikan kontribusi positif untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.

E. Metodologi Penelitian 1. Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain eksperimen experimental research. Menurut Sukmadinata 2007 penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling penuh, dalam arti memenuhi persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Sedangkan menurut Fraenkel 1993 bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang khas unik, melihat efek atau pengaruh dari variabel bebas independent variable terhadap satu atau lebih variabel terikat dependent variable. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen semu kuasi eksperimen dengan menggunakan desain nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono 2008 disain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent control group design, hampir sama dengan pretest posttest control group, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

2. Populasi dan Sampel

Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Cimahi tahun ajaran 20132014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non probability sampling, yaitu purposive sampling, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan desain penelitian eksperimen nonequivalent control group maka sampel yang diambil dari kelas VIII dibagi menjadi dua kelompok yaitu sabagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok kontrol. Pertimbangan dalam menentukan populasi dan sampel penelitian kelas VIII SMP Negeri 9 Cimahi, adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas VIII berada pada rentang usia 12 – 14 tahun. Pada usia tersebut siswa sudah mengetahui nilai-nilai yang mendasari perilakunya, sehingga upaya pengendalian diri sudah dimiliki oleh siswa. b. Siswa kelas VIII sudah mengalami proses interaksi dan proses belajar di sekolah menengah selama satu tahun lebih, sehingga upaya untuk menunjukkan jati diri dan konflik dalam pergaulan lebih sering dialami siswa. c. Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 9 Cimahi dalam mengembangkan kendali diri siswa belum memfokuskan pada penggunakan pendekatan Bimbingan dan Konseling Islami.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan angket. Hal ini bertujuan agar orisinalitas jawaban siswa tidak terpengaruh oleh Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu subjektivitas peneliti. Prosedur pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti terhadap sampel. Untuk angket kendali diri, responden menyatakan jawabannya dengan memilih salah satu alternatif dari empat jawaban yang disediakan. Keempat alternatif jawaban terdiri dari: Sangat sesuai SS, Sesuai S, Kurang sesuai KS dan Sangat tidak sesuai STS. Pemberian skor pada masing-masing item dilakukan dengan melihat sifat butir pernyataan. Pemberian skor bergerak dari 4 – 1 untuk item positif dan 1 – 4 untuk item negatif. Teknik lainnya yang digunakan adalah tehnik observasi untuk melihat dan mencatat reaksi-reaksi siswa selama mengikuti layanan Bimbingan dan Konseling Islami.

5. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inperensial. Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi empiris kendali diri siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan Bimbingan dan Konseling Islami. Sedangkan analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris dengan menggunakan t- test. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal dan homogen, oleh karena itu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian homogenitas data. Pengujian normalitas data dan homogenitas data dilakukan dengan aplikasi komputer program SPSS 18. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, proses pengembangan instrumen, teknik pengolahan data, pengembangan program Bimbingan dan Konseling Islami, persiapan dan pelaksanaan penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

A. Disain Penelitian

Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas penggunaan program Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa. Pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis secara spesifik dengan menggunakan statistik. Melalui pendekatan ini diharapkan diperoleh data mengenai gambaran secara empirik profil kendali diri siswa sebelum dan sesudah pelayanan dan data empirik efektifitas Bimbingan dan Konseling Islami. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experiment eksperimen semu, yaitu mengujicobakan Bimbingan dan Konseling Islami dalam mengembangkan kendali diri siswa. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Sukmadinata 2007 bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling penuh, dalam arti memenuhi persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang khas unik untuk melihat efek atau pengaruh dari variabel bebas independent variable terhadap satu atau lebih variabel terikat dependent variable. Metode eksperimen semu quasi eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono 2010, disain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent control group desain, hampir sama dengan pretest posttest control group, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design Sugiyono, 2008: 116 Kelompok Eksperimen O 1 X O 2 Kelompok kontrol O 3 O 4 Keterangan : O 1 : pengukuran sebelum perlakuan dari kelompok eksperimen O 2 : pengukuran setelah perlakuan dari kelompok eksperimen X : Perlakuan O 3 : Pengukuran sebelum perlakuan dari kelompok kontrol Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O 4 : Pengukuran setelah perlakuan dari kelompok control

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 1993. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 9 Cimahi Tahun ajaran 20132014, dengan jumlah populasi seperti terlihat dari tabel berikut. Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian KELAS JUMLAH SISWA 8A 34 8B 34 8C 31 8D 32 8E 34 8F 34 8G 32 8H 34 8I 34 8J 34 8K 32 8L 32 8M 32 Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sampel penelitian ditentukan dengan teknik nonprobability sampling. Nonprobabilitysampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluangkesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara spesifik teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling purposive, dimana teknik dalam sampel penelitian ini ditentukan atas pertimbangan tertentu Sugiyono, 2010:124. Sampel dalam penelitian ini, untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen masing-masing berjumlah 20 orang. Sejalan dengan pendapat Sugiyono 2012 menyatakan bahwa untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20. Hasil studi pendahuluan tentang profil kendali diri siswa di SMPN 9 Cimahi, diperoleh bahwa profil kendali diri yang rendah banyak dimiliki siswa di kelas 8B dan 8I. Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan guru BPBK diperoleh gambaran bahwa di kelas 8B dan 8I prestasi belajar siswa masih banyak yang berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal dan beberapa kasus dalam interaksi antara siswa terjadi, dibandingkan dengan kelas lainnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengamatan dan wawancara, maka peneliti mengambil sampel penelitian dari kelas 8B dan 8I. Kelas 8B sebagai kelompok eksperimen dan kelas 8I sebagai kelompok kontrol. Untuk jumlah sampel peneliti JUMLAH 429 Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengambil 20 siswa dari kelas 8B sebagai kelompok eksperimen dan 20 dari kelas 8I sebagai kelompok kontrol. Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian Kelompok eksperimen Kelas 8B 20 siswa Kelompok control Kelas 8I 20 siswa Pemilihan siswa SMP kelas VIII sebagai populasi dan sampel, didasari oleh beberapa pemikiran sebagai berikut. 1. Siswa kelas VIII berada pada rentang usia 12 – 14 tahun. Pada usia tersebut siswa sudah mengetahui nilai-nilai yang mendasari perilakunya, sehingga upaya pengendalian diri sudah dimiliki oleh siswa. Pada usia itu pula tidak sedikit siswa yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya, sehingga tingkat kendali diri siswa dapat berubah. 2. Siswa kelas VIII sudah mengalami proses interaksi dan proses belajar di sekolah menengah selama satu tahun lebih, sehingga upaya untuk menunjukkan jati diri dan konflik dalam pergaulan lebih sering dialami. 3. Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 9 Cimahi dalam mengembangkan kendali diri siswa belum memfokuskan pada penggunakan pendekatan Bimbingan dan Konseling Islami.

C. Defenisi Operasional Variabel

Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas independent vareiable dan variabel terikat dependent variable. Variabel tersebut sebagai berikut: 1. Variabel bebas independent variable adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Bimbingan dan Konseling Islami X. 2. Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kendali Diri Y.

1. Bimbingan Konseling Islami

Bimbingan dan Konseling Islami adalah bagian dari Bimbingan dan Konseling spiritual. Konseling spiritual merupakan salah satu aliran konseling di samping aliran Konseling Psikodinamika, Behaviorisme, Humanisme, dan Multikultural M. Surya: 2003 Bimbingan dan Konseling Islami merupakan bentuk layanan yang intinya tertuju pada kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Melalui pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Islami, manusia menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Alloh yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Alloh. Djawad Dahlan 1987 berpendapat bahwa Bimbingan dan Konseling Islami tidak dapat dipandang sebagai usaha yang menyendiri dan sembarang, akan tetapi menuntut keutuhan dan kesungguhan, baik dalam pemikiran, perencanaan, penanganan serta pelaksanaan. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Imam Magid Syamsu Yusuf: 2008 Bimbingan dan Konseling islami mempunyai beberapa prinsip, yaitu : a kerahasiahan confidentiality, b kepercayaan trust, c kecintaan berbuat baik kepada orang lain, d mengembangkan sikap persaudaraan atau menciptakan sikap damai di antara sesama, e memperhatikan masalah-masalah kaum muslimin, f memiliki kebiasaan untuk mendengarkan yang baik, g memahami budaya orang lain, h adanya kerjasama antara ulama dan konselor, i memiliki kesadaran hukum, j bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, dan k menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai model uswah hasanah utama dalam kehidupan. Bimbingan dan Konseling Islami merupakan proses motivasional kepada manusia agar memiliki kesadaran untuk “come back to religion” karena agama akan memberikan pencerahan terhadap pola sikap, pikir, dan perilakunya kearah kehidupan personal dan sosial yang “Sakinah”, “Mawaddah”, “Rahmah” dan “Ukhuwwah”, sehingga manusia akan terhindar dari mental yang tidak sehat dan nafsu eksploitatif tamak atau rakus, materealistik dan hedonistic hubbud dunya wakaraahiyatul maut, yang menjadi pemicu munculnya malapetaka kehidupan di muka bumi ini Alfasaadu fil ardhi. Orang yang mempunyai penyakit rohaniah hubbuddunya wakaraahiyatul maut, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, atau keinginan-keinginannya tidak lagi memperhatikan norma agama atau etika moral batal-haram, tetapi menggunakan prinsip menghalalkan segala cara seperti dalam meraih jabatan atau harta kekayaan dia melakukan korupsi, mencuri, Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kolusi, berbohong, membunuh orang lain yang dianggap saingannya, dan sebagainya. Bimbingan dan Konseling Islami mencakup tiga aspek, seperti yang dikemukakan oleh Musfir bin Said 2005.

a. Aspek preventif, maksudnya adalah penjagaan individu dari semua guncangan

jiwa dan membentengi mereka dari segala penyimpangan. Hal ini dilakukan dengan banyak cara yang dapat menyeimbangkan perilaku yang ada, diantaranya dengan perintah untuk menyembah Allah, menunaikan shalat dan membayar zakat.      Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. QS. Al-Bayyinah ayat 5. Juga perintah untuk menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan :     Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. QS. Annur: 30. b. Aspek Perkembangan, orientasinya mengarah kepada pembentukkan kepribadian manusia agar mampu menjadi individu yang semangat, optimis, produktif dan mampu mengoptimalkan segala potensi dan kemampuannya. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Aspek Terapi, orientasinya mengarah kepada pembebasan dan pelepasan individu dari segala kekhawatiran dan kegelisahannya serta membantunya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling berupa penyampaian informasi dan penugasan dengan menggunakan teknik penyaduran Attarghib wat Tarhib dan teknik kisah, dengan tema Bimbingan yang bersumber dari ayat-ayat Alquran tentang janji dan ancaman dan ayat tentang Kisah kepada siswa kelas VIII SMPN 9 Cimahi tahun ajaran 20132014 dalam setting kelompok agar siswa memiliki kendali diri yang positif. Metode dan teknik dari layanan Bimbingan dan Konseling Islami sangat banyak dan variatif, selama metode dan teknik tersebut tidak menyimpang dari nilai-nilai Islam Syamsu Yusuf LN.: 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian informasi dan penugasan dengan teknik penyaduran dan kisah. Teknik penyaduran adalah penyampaian informasi dengan menggunakan ungkapan-ungkapan At-Targhib wat- Tarhib janji dan ancaman yang terdapat dalam Al quran agar siswa memiliki dorongan untuk melaksanakan perintah Allah dan RasulNya.        Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Artinya: 1 Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar dahsyat. 2 ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. QS. Al-Hajj ayat 1-2 Sedangkan teknik Kisah adalah penyampaian informasi dengan menggunakan kisah atau cerita yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits, karena Alquran banyak merangkum kisah para nabi. Kisah-kisah ini bisa dijadikan contoh dan model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku yang diharapkan, sehingga menjadi kebiasaan positif, dan juga perilaku tercela dapat dihindari. Kisah merupakan salah satu sarana yang dipergunakan Al-Quran untuk membangkitkan dorongan rasa ingin tahu dan pemusatan perhatian para pendengarnya untuk mengikuti berbagai peristiwa yang dituturkan di dalamnya. Melalui kisah-kisah, Al-Quran berusaha menanamkan aqidah, suri teladan, atau hukum yang hendak diajarkan kepada manusia.       Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang- orang yang mempunyai akal…” QS. Yusuf, ayat 111 2. Kendali diri Memiliki kendali diri yang baik adalah salah satu indikator kepribadian yang sehat healthy personality, seperti dikemukakan oleh Elizabeth Hurlock 1986 bahwa diantara karakteristik kepribadian yang sehat adalah individu Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mampu menilai diri, situasi dan menerima tanggung jawab serta mampu mengontrol emosi. Berdasarkan pendapat Gangey 1981, kendali diri seseorang dapat tergolong kepada kendali diri negatif atau kendali diri positif. Ketika kendali diri seseorang positif, maka seseorang akan mampu membimbing dirinya sendiri dan memiliki kesadaran diri. Sebaliknya apabila kendali diri negatif, seseorang tidak akan mampu membimbing dirinya, menilai dirinya sendiri dan memandang permasalahan selalu bersumber dari luar dirinya. Sukartini 2003:77 mendefinisikan kendali diri sebagai upaya siswa untuk mengatur dirinya dalam berpikir dan bertindak berdasarkan keyakinannya bahwa segala yang terjadi atas dirinya merupakan akibat tindakannya. Di dalam kendali diri terdapat usaha individu untuk mengendalikan hal-hal yang terdapat dalam dirinya. Dalam konsep Islam, kendali diri adalah bagian penting dari kepribadian karena memandu arah kehidupan. Kendali diri merupakan penentu keberhasilan seorang muslim. Pengendalian diri ditujukan untuk kebaikan individu dan masyarakat. Sebagai khalifah, seyogyanya manusia memiliki kendali diri yang baik. Kendali diri yang baik merupakan pangkal kesuksesasn yang sejati. Allah SWT berfirman: ……   . Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsunya, maka surgalah tempat tinggalnya”. QS. Annazi’at 79: 40-41 Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kendali diri dalam pandangan Islam merupakan kemampuan individu dalam melaksanakan kebaikan dan menjauhi kemungkaranan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Dalam implementasinya, kendali diri adalah kemampuan individu dalam mengarahkan diri ketika menghadapi situasi, mampu menguasai situasi tersebut dan mampu mengendalikan situasi, memiliki motivasi bertindak yang positif, memiliki kesabarandan memiliki tanggungjawab, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kendali diri adalah kemampuan siswa dalam mengarahkan perilakunya ketika belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya, dengan cara menguasai situasi yaitu memikirkan cara mengatasi situasi dan mengendalikan situasi, memiliki motivasi internal dalam bertindak, memiliki kesabaran, yaitu perilaku tidak dilandasi amarah dan adanya konsistensi, serta kesediaan menerima resiko, sehingga perilaku siswa memiliki konsekuensi positif, sebagai seorang muslim. Berdasarkan pengertian kendali diri di atas, aspek-aspek kendali diri meliputi. a. Penguasaan situasi Penguasaan situasi merupakan kemampuan individu dalam memikirkan cara-cara untuk menguasai situasi dan mengendalikan situasi. b. Motivasi bertindak Motivasi bertindak yaitu adanya dorogan internal dalam bertindak, tindakan dilandasi oleh keinginan dari dalam diri sendiri dan ditandai dengan adanya kemandirian. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kesabaran Kesabaran adalah bentuk perilaku positif yang tidak didasari oleh amarah dan ditandai dengan adanya konsistensi. d. Kesediaan menerima resiko Kesediaan menerima resiko merupakan kemampuan individu dalam menerima akibat atau konsekuensi dari perbuatannya, diikuti dengan adanya penyesalan apabila berbuat salah dan adanya kesediaan untuk meminta maaf, selanjutnya adanya tindakan perbaikan atas perilaku salahnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh peneliti secara sadar, sistematis dan rasional, dengan menggunakan instrumen tertentu guna mendapatkan sejumlah data yang tepat dan objektif dari sumber utama atau sumber lainnya Sugiyono, 2010:193. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik komuikasi tidak langsung yaitu berupa angket. Teknik ini dipilih dengan tujuan agar orisinalitas jawaban siswa tidak terpengaruh oleh subjektivitas peneliti. Sementara itu prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Untuk angket kendali diri siswa, respoden menjawabnya dengan cara memilih salah satu alternatif dari empat pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya masing-masing dengan pengawasan peneliti. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam angket kendali diri ini, siswa menyatakan jawabannya dengan memilih salah satu alternatif dari empat jawaban yang disediakan. Keempat alternatif jawaban terdiri dari: Sangat sesuai SS, Sesuai S, Kurang sesuai KS dan Sangat tidak sesuai STS.Pemberian skor pada masing-masing item dilakukan dengan melihat sifat butir pernyataan. Pemberian skor bergerak dari 4 – 1 untuk item positif dan 1 – 4 untuk item negatif.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Penyusunan kisi-kisi Instrumen penelitian

Kisi-kisi instrumen kendali diri merupakan operasionalisasi dari konsep kendali diri, yaitu berupa kemampuan menguasai situasi, motivasi bertindak, kesabaran dan kesediaan menerima resiko. Instrumen penelitian yang disusun berupa angket kendali diri siswa dalam setting belajar dan berinteraksi. Penggunakan angket dimaksudkan agar orisinalitas jawaban siswa tidak terpengaruh oleh subjektivitas peneliti. Item-item dianalisis berdasarkan evaluasi kualitatif. Evaluasi ini melihat apakah item yang ditulis telah sesuai dengan kisi-kisi dan indikator perilaku yang hendak diungkapnya dan apakah item tersebut telah sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Analisis item dilakukan oleh 3 tiga orang ahli dalam pengembangan instrumen. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kendali Diri Siswa Dalam Belajar No Aspek Indikator No. Item + - Jml 1. Menguasai situasi kondisi belajar 1.Memikirkan cara menguasai situasi belajar. 2.Mengendalikan kegiatan belajar 1,41,21,23 40,2,3, 39, 23,4,38,24 , 5,37,25,6, 36,26,7 2 11 2 4 4 15

2. Motivasi

bertindak dalam belajar 1.Belajar didasari oleh keinginan dari dalam diri 2.Mandiri dalam belajar 35,27,8 34,28,9,10 1 2 2 2 3 4

3. Kesabaran dalam

belajar 1.Konsistensi dalam belajar 2.Belajar tidak didasari oleh amarah 29,20,11, 16, 32,22 3 2 1 - 4 2

4. Kesediaan

menerima resiko 1.Menerima akibat dari tindakan negatif dalam belajar 2.Bertanggungjawab dalam belajar 3.Memperbaiki proses dan hasil belajar 19,12 14,18,30 31,13,15, 17 1 3 3 1 - 1 2 3 4 JUMLAH 41 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kendali Diri Siswa Dalam Berinteraksi No Aspek Indikator No. Item + - Jml 1. Menguasai situasi kondisi interaksi dengan teman 1.Memikirkan cara menguasai interaksi 2.Mengendalikan interaksi 1,35 20,11,2,34 , 21,19,3,22 , 33 2 4 - 5 2 9

2. Motivasi

berinteraksi 1.Interaksi dengan teman didasari oleh keinginan dari dalam diri 2.Mandiri dalam berinteraksi 18,15,30,4 23,12 3 1 1 1 4 2

3. Kesabaran dalam

berinteraksi 1.Interaksi tidak didasari oleh amarah 2.Konsistensi positif dalam berinteraksi 29,5,28,31 17,24,13 3 - 1 3 4 3

4. Kesediaan

menerima resiko 1.Menerima kondisi interaksi dengan teman 2.Bertanggungjawab dalam berinteraksi 3.Perilaku lebih baik dalam berinteraksi 32,6,14 27,9,7 10,26,8,16 , 25 1 1 5 2 2 3 3 5 JUMLAH 35 2. Uji Validitas Instrumen Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suryabrata 1999:58 menyebutkan bahwa secara klasik, validitas instrument didefinisikan sebagai sejauhmana instrumen itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas instrument merupakan derajat kecermatan ukur suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk menentukan tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk melakukan uji validitas ini maka dilakukan proses analisis item. Menurut Azwar 2008 analisis item merupakan proses pengujian parameter-parameter item guna mengetahui apakah item memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala atau tidak. Sebuah item akan dijadikan bagian dari alat ukur jika item tersebut memiliki korelasi yang cukup baik dengan keseluruhan item pada alat ukur. Hasil analisis item menjadi dasar dalam seleksi item. Item-item yang tidak memenuhi kriteria akan dibuang terlebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala. Langkah selanjutnya adalah memilih item yang memiliki daya beda item tertinggi. Jika ada komponen yang berisi item yang berkoefisien korelasi rendah menunjukkan komponen yang bersangkutan memang tidak relevan Azwar, 2008. Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan . 30 ,  s r Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Item yang memiliki koefisien s r kurang dari 0,30 dapat dikatakan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2008. Analisis item yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis item total correlations, yaitu kemampuan item dalam Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memprediksi skor tes secara keseluruhan. Jika alat tes dan item akan mengukur suatu atribut yang sama, maka tampilan item harus dikorelasikan dengan skor total alat tes. Koefisien item total corelations ini diperoleh dengan menggunakan formula Spearman. Uji validitas instrumen dihitung melalui penghitungan berdasarkan rumus Pearson Product Moment Azwar: 2008 dengan menggunakan bantuan microsoft excel 2000 dan SPSS for Windows versi 18.0. Uji validitas item menggunakan teknik uji korelasi, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1 Menghitung total skor dari setiap responden. 2 Mencatat skor item yang akan diuji. 3 Mencari koefisien korelasi skor para responden pada item tersebut dengan perhitungan sebagai berikut: 4 Item yang mempunyai koefisien korelasi di bawah r tabel 0,17 tidak dapat digunakan dan dinyatakan tidak valid. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1 Jika r hitung ≥ r tabel , maka instrumen atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. 2 Jika r hitung r tabel , maka instrumen atau item-item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. r = Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prinsip utama dalam penggunaan item adalah menggunakan item yang memiliki koefisien korelasi yang setinggi mungkin dan membuang item yang memiliki korelasi rendah.Alat ukur kendali diri siswa dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian A yang berisi kendali diri siswa dalam belajar serta bagian B yang berisi kendali diri siswa dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Proses uji validitas ini dilakukan secara terpisah berdasarkan kedua bagian tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas, dapat diketahui bahwa item- item kendali diri dalam belajar yang tidak valid adalah sebanyak 7 item dari 41 sub item, yaitu nomor 4, 5, 8, 9, 13, 21, dan 22. Sedangkan item yang valid adalah sebanyak 34 item. Sedangkan untuk item-item kendali diri dalam berinteraksi diperoleh 7 item yang tidak valid, yaitu nomor 1,6,9, 15, 18, 22, dan 25. Sedangkan item yang valid sebanyak 28 item.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan konsistensi skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah Azwar, 2008. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan ketepatan instrumen yang digunakan dalam penelitian.Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan memiliki taraf kepercayaan, ketelitian dan kestabilan. Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Split-Half Reliability, yaitu nilai reliabilitas skala ditentukan dengan mencari indeks korelasi antara variabel jumlah skor tiap individu pada item-item ganjil dan genap dengan menggunakan formula Rank Spearman.. r stot : angka reliabilitas keseluruhan item r stt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Berdasarkan hasil perhitungan, nilai reliabilitas instrumen kendali diri siswa dalam belajar dan berinteraksi dapat dilihat pada tabel berikut: Reliabilitas instrumen kendali diri belajar Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .883 41 Reliabilitas instrumen kendali diri dalam berinteraksi Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .793 35 Guilford Furqon, 1999 mengatakan harga reliabilitas berkisar antara -1 r stot = Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di antara rentangan tersebut. Dimana makin tinggi harga reliabilitas instrumen maka semakin kecil kesalahan yang terjadi, dan makin kecil harga reliabilitas maka semakin tinggi kesalahan yang terjadi. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas Azwar, 2008. Berdasarkan analisis diketahui bahwa koefisien reliabilitas alat ukur kendali diri bagian A adalah sebesar 0,883, sedangkan untuk bagian B adalah sebesar 0,793. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang cukup kuat untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Skoring

Untuk mendapatkan skor angket kendali diri, siswa terlebih dahulu menjawab dengan cara memilih salah satu alternatif dari empat pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya masing-masing dengan pengawasan peneliti. Keempat alternatif jawaban terdiri dari: Sangat sesuai SS, Sesuai S, Kurang sesuai KS dan Sangat tidak sesuai STS. Pemberian skor pada masing-masing item dilakukan dengan melihat sifat butir pernyataan. Pemberian skor bergerak dari 4 – 1 untuk item positif dan 1 – 4 untuk item negatif. Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6 Pola Penyekoran Butir Pernyataan Angket Kendali Diri Siswa Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif SS Sangat Sesuai S Sesuai TS Tidak Sesuai STS Sangat Tidak Sesuai 4 3 2 1 1 2 3 4

2. Penentuan Kriteria Kendali Diri

Skor kendali diri siswa yang sudah diolah akan diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan cara sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Kendali Diri Kriteria Rentang Tinggi X Min ideal + 2. Interval Sedang Min ideal + interval X Min ideal + 2. Interval Rendah X Min ideal + Interval Sudjana, 1996: 47 Sesuai degan tabel di atas, pengkategorian skor kendali diri siswa dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor maksimal ideal = Jumlah soal X skor tertinggi. b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus Skor minimal ideal = Jumlah soal X skor terendah. c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Rentang skor ideal = skor maksimal ideal - skor minimal ideal. d. Mencari interval skor dengan rumus: Interval skor = rentang skor 3 Dari perhitungan skor, diperoleh nilai sebagai berikut: Skor maksimal ideal 248 Skor minimal ideal 62 Rentang skor ideal 186 Interval skor 62 Adapun klasifikasi profil kendali diri siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Cimahi ditinjau dari kategori dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Klasifikasi Skor Profil Kendali Diri Siswa No. Kriteria Kategori 1. X 186 Tinggi 2. 124 X 186 Sedang 3. X 124 Rendah Penafsiran dari klasifikasi profil kendali diri siswa adalah sebagai berikut. Tabel 3.9 Penafsiran Profil Kendali Diri Siswa No. Klasifikasi Profil Penafsiran 1. Tinggi Siswa sudah memiliki kendali diri yang positif sebagai seorang muslim, baik dalam penguasaan situasi ketika belajar dan berinteraksi, memiliki motivasi bertindak yang Siti Ummi Khatimah, 2014 Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Mengembangkan Kendali Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu positif, memiliki kesabaran yang memadai dan dapat menerima konsekuensi dari perbuatannya, memiliki keinginan untuk memperbaiki perilaku ke arah yang lebih baik. 2. Sedang Siswa sudah memiliki kendali diri positif sebagai seorang muslim dalam belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya, akan tetapi kendali diri positif tersebut harus selalu ditumbuhkan melalui penbinaan dan pengkondisian. 3. Rendah Siswa belum memiliki kendali diri positif yang memadai, artinya siswa belum bisa mengarahkan dirinya ketika belajar dan berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai Islami. Siswa kemungkinan belum mengenal atau belum membiasakan perilaku positif dalam belajar dan berinteraksi.

3. Prosedur dan Pengolahan Data

a. Uji Normalitas data

Dokumen yang terkait

An Analysis On Primary School Students’ Ability To Use Personal Pronouns. A Case Study On The Sixth Year Students Of Sdn No. 101878 Tg. Morawa.

6 42 55

An Analysis On High School Students’ Ability To Master Passive Voice A Study Case : The Second Year Students At SMK Negeri 2 Pematangsiantar

1 73 52

The effectiveness of using pictures in teaching prepositions of place : (an experimental study at the eight grade students of Islamic Junior High School Al-Ghazaly Bogor)

3 18 57

The effectiveness of using jigsaw technique in teaching speaking

0 7 0

The effectiveness of using english songs from youtube towards students’ vocabulary mastery : a quasi-experimental study at the seventh grade of Ruhama Islamic Junior High School at South Tangerang

1 13 131

A Content Analysis of English Textbook "When English Rings a Bell" Used in First Grade Junior High School Base on Curriculum 2013

0 5 62

THE EFFECTIVENESS OF STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) IN IMPROVING JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ READING COMPREHENSION : A Quasi Experimental Study of Eighth Grade Students at One Junior High School in Bandung.

0 1 31

THE USE OF VIDEOS TO IMPROVE STUDENTS’ SPEAKING ABILITY: A Quasi-Experimental Study to the Seventh Grade Students of Junior High School in Bandung).

7 15 38

THE USE OF SONGS IN TEACHING STUDENTS’ LISTENING ABILITY : A Quasi Experimental Study of the Second Grade Students of a Junior High School in Sumedang.

0 1 43

The Effectiveness Of Pbl On Mathematical Creative Thinking Skills And Self-Esteem Of Junior High School Students.

0 0 10