Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis

berhubungan dengan penulisan dan permasalahan yang dibahas bagi aparat penegak hukum yang terkait. II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Unsur- Unsur Tindak Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana atau yang sering disebut delik berasal dari istilah Belanda yaitu strafbaar feit atau juga sering disebut delict. Istilah tersebut merupakan istilah yang banyak dipergunakan dalam doktrin atau ilmu pengetahuan. Diantara para ahli ternyata banyak mempergunakan istilah yang berlainan sesuai dengan dasar pemikirannya masing-masing. Hal ini menimbulkan pendapat yang beraneka ragam istilah ataupun penger tian delik, seperti: “ perbuatan pidana”, “ peristiwa pidana”, “tindak pidana”, “ perbuatan yang dapat dihukum”. 1 Moeljatno mempergunakan istilah “perbuatan pidana” untuk menggantikan istilah strafbaar feit atau delict. Perbuatan pidana menurut Moeljatno adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut, atau dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana setelah perbuatan yang oleh suatu hukum dilarang dan 1 I Made Widnyana, Asas- Asas Hukum Pidana, Fikahati Aneska, Jakarta, 2010, hlm. 32. diancam pidana, kemudian larangan tersebut ditujukan pada perbuatan, sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu. 2 Simons menerangkan bahwa strafbaar feit adalah kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 3 Van Hamel merumuskan strafbaar feit sebagai kelakuan orang menselijke gedraging yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana strafwaardig dan dilakukan dengan kesalahan. Jika melihat pengertian-pengertian ini, maka dalam pokoknya ternyata: 1. Bahwa feit dalam strafbaar feit berarti handeling, kelakuan atau tingkah laku. 2. Bahwa pengertian strafbaar feit dihubungkan dengan kesalahan orang yang mengadakan kelakuan tadi. 4 Jonker dan Utrecht memandang rumusan Simons merupakan rumusan lengkap, yang meliputi : 1. Diancam dengan pidana oleh hukum 2. Bertentangan dengan hukum 3. Dilakukan oleh orang yang bersalah 4. Orang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya. 2. Unsur-Unsur Tindak Pidana Secara garis besar unsur-unsur tindak pidana dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu Monistis dan Dualistis. Masing- masing golongan yang mempunyai pendapat sendiri- sendiri yaitu 2 Ibid., hlm. 34. 3 Ibid., 4 Ibid., hlm. 35.