Kerangka Teoritis Dan Konseptual
bukti yang sah dan meyakinkan, bahwa perbuatan yang dituduhkan itu merupakan perbuatan yang diancam pidana dan ditetapkan kesalahan terdakwa,
maka diputuskan tentang pidananya.
7
Mengenai pembuktian, dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa: Seorang hakim tidak boleh menjatuhkan pidana tersebut kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah, sehingga hakim memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah yang bersalah
melakukannyaPasal 183 KUHAP
8
. Alat bukti sah yang dimaksud adalah: 1.
keterangan saksi; 2.
keterangan ahli; 3.
surat; 4.
petunjuk; 5.
keterangan terdakwa atau hal yang secara umum sudah diketahui sehingga tidak perlu dibuktikan Pasal 184 KUHAP.
Pembuktian tersebut merupakan pertimbangan yang bersifat yuridis. Selain itu hakim juga perlu mempertimbangkan hal-hal yang bersifat non yuridis, yakni
yang berkaitan dengan kondisi dari pelaku tersebut. Secara kontekstual ada tiga esensi yang terkandung dalam kebebasan hakim
dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman yaitu : 1.
hakim hanya tunduk pada hukum dan keadilan;
7
Ibid. hlm. 74-77.
8
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana , Bandung, PT Citra Aditya Bhakti, 1996, hlm. 112-113.
2. tidak seorangpun termasuk pemerintah dapat mempengaruhi atau
mengarahkan putusan yang akan dijatuhkan oleh hakim; 3.
tidak ada konsekuensi terhadap pribadi hakim dalam menjalankan tugas dan fungsi yudisialnya.
9
b. Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur
oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi. Bahwa penegakan hukum bukanlah semata-mata berarti pelaksanaan perundang-
undangan, walaupun didalam kenyataan kecenderungannya demikian. Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai
tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Masalah pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut :
10
1. Faktor hukumnya sendiri, yang didalam tulisan ini akan dibatasi pada
undang-undang saja.
9
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif ,Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hlm. 104.
10
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 5-8.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum. 3.
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 4.
Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan
5. Faktor budaya hukum, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia didalam pergaulan hidup. Kelima faktor tersebut saling berkaitan erat, oleh karena merupakan esensi dari
penegakan hukum, juga merupakan tolok ukur daripada efektivitas penegakan hukum.
Berdasarkan Pasal 54 Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, berkaitan dengan pemberian rehabilitasi. Rehabilitasi terhadap penyalahguna
narkotika menganut teori
treatment
sebab rehabilitasi terhadap penyalahguna narkotika merupakan suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan. Hal tersebut sesuai dengan pemidanaan yang dimaksudkan pada aliran teori
treatment
yaitu untuk memberi tindakan perawatan
treatment
dan perbaikan
rehabilitation
kepada pelaku kejahatan sebagai pengganti dari penghukuman. Pelaku kejahatan adalah orang
yang sakit sehingga membutuhkan tindakan perawatan
treatment
dan perbaikan
rehabilitation
.
2. Kerangka Konseptual
Konseptual adalah susunan berbagai konsep yang menjadi fokus pengamatan dalam penelitian
11
. Berdasarkan definisi tersebut, maka batasan pengertian dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Analisis adalah cara pemeriksaan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan
menemukan suatu unsur dasar dan hubungan antara unsur-unsur yang bersangkutan;
12
b. Pertimbangan adalah suatu tahapan dimana hakim mempertimbangkan fakta yang
terungkap yang dihubungkan dengan alat bukti dalam menetapkan suatu putusan. c.
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang- undang untuk mengadili Pasal 1 angka 8 KUHAP;
d. Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini Pasal 1 ayat 11 KUHAP; e.
Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana yang disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang
melanggar larangan tersebut. Tindak pidana merupakan pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum, yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah
dilakukan terhadap seorang pelaku;
13
11
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 112.
12
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta, Pustaka Amani, 2005, hlm. 43.
13
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 1993, hlm. 54.
f. Penyalahguna narkotika adalah setiap orang yang menggunakan narkotika tanpa
hak atau melawan hukum;
14
g. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan;
15