lxxvi
Catatan : Dalam hal ini “waterpas” harus dibolak balik dan
diperiksa ketepatannya
2. Beberapa titikgaris kedataran dibuat sekeliling permukaan dinding atau pada setiap sudut ruangan yang
tiap-tiap bagisn jaraknya tidak kurang dari 6 m. Seperti yang ditunjukan pada gambar 46.
Titik-titikgaris
ini didatarkan
dengan pesawat
penyipatdatar, “Cowley”, atau dengan menggunakan slang air sebagai “waterpas” untuk memperoleh
pengukuran yang tepat. Kemudian rentangkan jepretkan yang telah diisi bahan pewarna pada kedua ujung
titikgaris tersebut. Dengan menarik dan menjepretkan benang pada bagian tengah dinding, maka garis
dugapengukuran pada dinding akan didapat.
F. Ketebalan spesi untuk ubin pelapis dinding
Ketebalan spesi ditentukan sesuai dengan jenis permukaan yang akan dipasang ubin dan hal-hal lain
yang mempengaruhinya. Bilamana mungkin tebal spesi harus dibuat kira-kira 1,5 cm seperti yang diperlihatkan
pada gambar 46.
lxxvii
Hal-hal lain yang mempengaruhi ketebalan spesi untuk pasangan ubin adalah sebagai berikut :
1. Lubang-lubang atau tidak ratanya pasangan bata 2. Pasangan bata tidak tegakmiring
3. Pasangan bata pada permukaan tidak siku
Bilamana dinding yang dipasang ubin tersebut tidak siku, maka pemasangan ubin lainnya pun akan lebih sulit lagi.
4. Pasangan bata tidak sejajar yang satu dengan lainnya Hal ini pun akan tampak pada pasangan tegel lantai.
GAMBAR 46. Ketebalan spesi untuk ubin
5. Dengan mengurangi atau menambah ketebalan spesi pada dinding kadang-kadang memungkinkan untuk
pengukuran pemasangan ubin misalnya pertemuan dinding akan lebih baik lagi seperti pada gambar 47.
Spesi yang tebal pada dinding a akan memungkinkan pemasangan sebuah ubin yang utuh pada dinding b
sehingga mengurangi pemotongan tegel. Namun pada pelaksanaannya lebih mudah memotong ubin daripada
membuat spesi lebih tebal.
6. Kusen-kusen pintu dan jendela juga sering mempengaruhi ketebalan spesi untuk pemasangan ubin
pelapis dinding.
GAMBAR 47. Ubin pelapis dinding dengan spesi yang tebal dan tipis
lxxviii
7. Apabila bagian atas dinding yang dipasang ubin diplester, maka diusahakan agar permukaan ubin
tersebut tidak terlalu menonjol dari permukaan plesteran. Gambar 48, memperlihatkan ketebalan spesi yang cocok
antara spesi untuk ubin pelapis dinding dan plesteran. Ketebalan spesi yang merata pada bagian belakang ubin
adalah tidak mungkin. Walaupunspesi yang tebalnya 1 cm merupakan tebal yang ideal untuk pemasangan ubin
pelapis dinding atau lebih tebal. Hal ini selalu memperlambat pekerjaan dan mutu pekrjaan mungkin
tidak memuaskan jika ditentukan hasil kerjanya. Pada umumnya spesi yang lebih tippis akan lebih sesuai
pada permukaan beton daripada permukaan bata merah. Apabila digunakan spesi yang tipis disarankan adukan
“gemuk” supaya lebih plastis lagi. “Gemuknya” campuran ini tergantung daripada tipisnya spesi yang akan
dipasang. Bilamana spesi terlalu tebal, dinding tersebut harus diplester terlebih dahulu dan dikasarkan
permukaannya sebelum pemasangan ubin.
GAMBAR 48. Hubungan antara ubin dengan plesteran
G. Mengerjakan bagian tepi dan sudut