133
b.  Bahan Baku
Bahan  baku  dalam  usaha  pembibitan  tanaman  buah-buahan  adalah matatempel  untuk  batang  atas  dan  biji  untuk  batang  bawah.  Mata  tempel
untuk  batang  atas  harus  lulus  sertifikasi  dari  Instansi  Penyelenggara Sertifikasi  dan  berasal  dari  pohon  induk  yang  telah  diobservasi  dan  telah
dilepas varietasnya oleh Menteri Pertanian. Biji atau seedling yang digunakan sebagai batang bawah harus berasal dari
pohon  induk  yang  telah  dideterminasi  oleh  Instansi  Penyelenggara Sertifikasi  dan  dinyatakan  layak  sebagai  pohon  indukpenghasil  benih
sumber. Pohon
induk tersebut
harus jelas
varietasnya, telah
direkomendasikan  sebagai  penghasil  batang  bawah  dan  telah  terdaftar  di Instansi  Penyelenggara  Sertifikasi,  diketahui  lokasinya,  mempunyai  batas-
batasdaerah  yang  jelas  dan  diberi  identitas.  Akan  lebih  baik  lagi  apabila pohon  induk  tersebut  terisolasi  dari  pohon  lainnya  yang  sejenis.  Pohon
induk  tersebut  dapat  berasal  dari  biji  hasil  perbanyakan  generatif  atau dari hasil perbanyakan vegetatif. Syarat biji yang dipakai adalah perakaran
yang  kuat  dan  menyebar  merata,  kompatibel  dengan  batang  atas,  tahan terhadap organisme pengganggu tanaman, mempunyai daya adaptasi yang
luas, tidak berpengaruh buruk terhadap kuantitas dan kualitas buah. Kebutuhan  mata  tempel  dalam  usaha  pembibitan  tanaman  buah-buahan
dapat  berasal  dari  kebun  buah  milik  penangkar,  namun  seiring  dengan berjalannya  waktu  jumlah  mata  tempel  yang  tersedia  semakin  menipis
sehingga  penangkar  membeli  dari  luar  kebunnya.  Sedangkan  kebutuhan biji untuk batang bawah penangkar umumnya membeli biji dari pedagang
bijiatau penangkar membeli langsung ke petani buah. Sarana produksi yang digunakan  adalah  plastik,  keranjang  polybagkarung,  pestisida,  pupuk
urea dan pupuk kandang.
134
c.  Tenaga Kerja
Tenaga  kerja  yang  bekerja  pada  usaha  pembiakan  tanaman  umumnya dapat  digolongkan  menjadi  tenaga  kerja  tetap  yang  merupakan  anggota
keluarga dengan jumlah tenaga kerja sekitar 8 orang dan tenagakerja tidak tetap yakni masyarakat sekitar dengan jumlah tenaga kerja berkisar antara
15-20  orang.  Tenaga  kerja  tetapkeluarga  biasanya  melibatkan  kedua orang  tua  dan  anak-anaknya  yang  telah  dewasa.  Selain  tenaga  kerja
keluarga  juga  digunakan  tenaga  kerja  tidak  tetapborongan  yang  berasal dari  luar  keluarga.  Tenaga  kerja  keluarga  digunakan  untuk  kegiatan
pemasaran  seperti  menjaga  showroom  dan  kegiatan  pengolahan  tanah, pembuatan  bedengangulu  dan,  penanaman  biji  penyemaian  dan
pemeliharaan  tanaman,  sedangkan  tenaga  kerja  borongan  biasanya  untuk kegiatan okulasi, pendongkeran dan pengangkutan bibit ke showroom.
d.  Teknologi