Menghukum Suami Yang Berpoligami

Menghukum Suami Yang Berpoligami
Thursday, 28 October 2010 00:00 -

Assalamu alaikum, Wr.Wb.

Pengasuh rubrik konsultasi hukum yang saya hormati, saya Dewi dari Malang. Saya ingin
menanyakan permasalahan yang menimpa keluarga kakak saya, sebut saya AR. AR sudah
berumah tangga dengan suaminya, JK, selama 15 tahun dan dikaruniai 2 orang anak. Selama
ini rumah tangga mereka sangat harmonis dan bahagia. Namun ternyata dibalik kebahagiaan
tersebut, JK menyimpan sebuah rahasia yang sangat menyakitkan AR. Tanpa sengaja AR
mengetahui bahwa JK telah menikah dengan wanita lain dan telah memiliki 1 orang anak.

Pada awalnya JK tidak mau mengakui keberadaan wanita tersebut.
Namun setelah AR
mendesak dan menunjukkan bukti-bukti, JK akhirnya menyerah dan mengakui bahwa ia telah
menikahi wanita tersebut sejak 5 tahun yang lalu. Dan anehnya perkawinan dengan istri
keduanya tersebut, JK memiliki surat nikah resmi. AR tentu saja sangat terpukul atas
kebohongan yang dilakukan JK. Dan yang membuat AR lebih terpukul lagi, JK ternyata tidak
mau melepaskan wanita tersebut, dan memohon kepada AR untuk menerima keberadaan
wanita tersebut dengan ikhlas. AR tentu saja menolak keras keinginan Jk untuk berpoligami.


1/4

Menghukum Suami Yang Berpoligami
Thursday, 28 October 2010 00:00 -

Pengasuh yang saya hormati, AR sangat kebingungan menghadapi permasalahan ini. Di satu
sisi AR menginginkan rumah tangganya tetap utuh, mengingat keberadaan anak-anak yang
masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Namun di sisi lain ia juga ingin memberikan
pelajaran kepada JK dan wanita tersebut. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, upaya hukum
apa yang dapat ditempuh AR untuk menyelesaikan permasalahannya? Bisakah AR melaporkan
perkawinan kedua JK kepada polisi karena mereka memiliki surat nikah, sedangkan AR tidak
pernah memberikan restu/izinnya? Kemudian Jika AR ingin melaporkan suaminya kepada
atasannya, apakah hal ini akan ada manfaatnya ? Demikian, atas jawaban dan saran
pengasuh, kami sampaikan terim kasih.

Wassalamu alaikum, Wr.Wb.

Dewi

Malang


Jawaban:

Wa alaikum Salam Wr. Wb.

Saudara Dewi yang kami hormati, kami turut prihatin atas permasalahan yang menimpa kakak
anda, AR. Berdasarkan kronologis kasus yang anda uraikan, perlu kami sampaikan bahwa
pada dasarnya Undang-Undang perkawinan di Indonesia menganut Asas Monogami. Tetapi
apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan agama yang bersangkutan
mengizinkannya, seorang suami dapat beristri lebih dari seorang (poligami). (Pasal 3 UU. No. 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan).
Namun demikian, poligami
hanya

2/4

Menghukum Suami Yang Berpoligami
Thursday, 28 October 2010 00:00 -

dapat dilakukan apabila semua persyaratan telah dipenuhi dan telah mendapat izin dari

Pengadilan Agama.

Ketentuan dan syarat Poligami di atur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1975 Tentang
Perkawinan dan dalam Kompilasi Hukum Islam. Pasal 55 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam
menegaskan bahwa Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin
dari Pengadilan Agama .
Kemudian dalam pasal 57 disebutkan
Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari
seorang apabila: (a) Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri; (b) istri mendapat
cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; (c)
isteri tidak dapat melahirkan keturunan .

Berdasarkan ketentuan di atas, oleh karena perkawinan kedua yang dilakukan JK tidak
mendapat izin dari AR, tentu saja perkawinan yang kedua tersebut mengandung kecacatan
hukum. Di samping itu dengan terbitnya buku nikah resmi atas perkawinan kedua JK, kita patut
mencurigai Jk telah melakukan pemalsuan dokumen-dokumen yang menjadi dasar
pernikahannya. Atas perbuatan JK tersebut, AR dapat melaporkan JK kepada pihak kepolisian
dengan sangkaan melakukan perkawinan yang tidak sah, sebagaimana diatur dalam Pasal 280
KUHP: Barang siapa mengadakan perkawinan, padahal sengaja tidak memberi tahu kepada
pihak lain bahwa ada penghalang yang sah, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

tahun, apabila kemudian berdasarkan penghalang tersebut, perkawinan lalu dinyatakan tidak
sah .

Selain melaporkan Jk ke Polisi, AR juga dapat mengajukan pembatalan atas perkawinan kedua
JK tersebut. Dalam pasal 71 (a) Kompilasi Hukum Islam di sebutkan
suatu perkawinan dapat
dibatalkan apabila; seorang suami melakukan Poligami tanpa Izin Pengadilan Agama .
Permohonan pembatalan perkawinan tersebut dapat diajukan kepada Pengadilan Agama yang
mewilayahi tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan dilangsungkan (Pasal 74).

Kemudian yang terakhir, AR bisa saja melaporkan perkawinan ilegal tersebut kepada atasan
JK. Adapun tindakan yang akan diambil instansi/perusahaan tempat JK bekerja tergantung
pada kebijakan yang ditetapkan oleh instansi/perusahaan tersebut. Yang jelas, kalaupun ada
tindakan hukum, paling tinggi, tindakan tersebut adalah tindakan administratif.

Saudara Dewi yang kami hormati, terlepas dari upaya hukum yang telah kami jelaskan di atas,

3/4

Menghukum Suami Yang Berpoligami

Thursday, 28 October 2010 00:00 -

ada satu hal lagi yang harus AR pertimbangkan. Apabila AR menempuh salah satu atau kedua
upaya hukum tersebut di atas, maka Ar juga harus siap dengan segala kemungkinan yang
terjadi. JK bisa saja menempuh upaya hukum yaitu mengajukan permohonan Cerai Talak
terhadap AR. Hal ini bisa saja terjadi mengingat JK tetap bersikeras tidak mau melepaskan istri
kedua. Dan ini tentu saja menjadi kontradiktif dengan keinginan AR mempertahankan rumah
tangganya.

Demikian, semoga dapat membantu menyelesaikan permasalahan kakak anda.

Wassalamu alaikum, Wr.Wb.

4/4