KARAKTERISTIK ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN BALITA KECELAKAAN

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KARAKTERISTIK ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN BALITA

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga usia di bawah satu tahun juga termasuk Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia 2009, anak di bawah usia lima tahun ini sering mengalami kecelakaan di lingkungan rumah karena: a Keseimbangan tubuhnya masih belum sempurna sehingga anak mudah terjatuh. b Anak belum mampu membedakan tempat tinggi maupun rendah, misalnya tangga, kursi, tempat tidur, dan lain-lain. c Ukuran kepala anak usia balita relatif lebih besar sehingga bila jatuh, kepalanya sering mengalami benturan. d Kebiasaan anak usia balita memasukkan benda ke dalam mulut, hidung, maupun telinganya. e Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga barang-barang yang berada disekitarnya, apalagi mudah terjangkau, akan diambilnya. Sementara itu, anak masih belum mampu membedakan benda tadi, apakah berbahaya bagi dirinya atau tidak. f Kebiasaan anak-anak yang banyak bergerak, berlari, maupun melompat-lompat sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan di lingkungan rumah, seperti terjatuh, berbenturan, dan sebagainya.

B. KECELAKAAN

Kecelakaan adalah kejadian atau peristiwa yang membuat orang celaka Kamus besar bahasa Indonesia, 2002. Faktor-Faktor penyebab kecelakaan antara lain: a. Internal 1. Usia dan tingkat perkembangan anak Seiring dengan pertumbuhan anak akan banyak keahlian baru yang dimilikinya. Kemampuan untuk meraih dan memegang sesuatu, kemampuan berguling, merangkak dan lain-lain sesuai dengan tingkat perkembangannya. 12 Menurut Jazan 1992 umur anak merupakan salah satu faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian kecelakaan rumah tangga pada anak balita. 2. Jenis kelamin Kematian lebih banyak terjadi pada awal-awal kehidupan dan lebih banyak pada anak laki-laki di semua umur , yaitu 1,3 kali lebih banyak pada usia satu bulan pertama dan 1,6 kali lebih banyak pada anak usia sekolah Meadow Newel, 2005. Anak laki-laki lebih rawan terhadap kecelakaan daripada perempuan disebabkan karena anak laki-laki lebih aktif dan berani mengambil risiko. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian menurut Jazan 1992. 3. Keadaan psikologis anak Kecelakaan pada anak kebanyakan terjadi dikarenakan anak dalam kondisi kelelahan, lapar, tidak enak badan atau frustasi ketika mereka dalam keadaaan stress Espeland, 2005. b. Eksternal 1. Lingkungan Lingkungan merupakan factor penyebab kecelakaan tersering. Cidera pada anak di mana saja dan kapan saja. Sampai umur 4 tahun anak belum mampu mendeteksi adanya bahaya. 2. Keadaan psikologis orang yang mengasuh Riset telah menunjukkan bahwa kecelakaan pada anak dikarenakan ibu yang sedang hamil, pada hari menjelang menstruasi, atau ketika mereka sedang capek. Keadaan stress yang terjadi pada keluarga, seperti menanti kelahiran sang bayi, sakit dan lain sebagainya juga bisa menjadikan kecelakaan berisiko tinggi Espeland, 2005. Hal ini sesuai dengan penelitian Jazan bahwa pengasuh anak merupakan faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian cidera karena kecelakaan rumah tangga pada balita. 3. Keadaan sosial Risiko kecelakaan dapat pula dipengaruhi oleh keadaan sosial. Anak dari keluarga besar dengan perumahan buruk, yang sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan hanya diawasi oleh anak yang lebih besar, berada dalam bahaya besar Meadow Newel, 2005. 13

C. KARAKTERISTIK KECELAKAAN PADA ANAK DI RUMAH TANGGA