ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM)

(1)

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN

KOTA MATARAM)

SKRIPSI

Memperoleh Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA

201210170311468

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunianya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang ANALISIS PENERAPAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KOTA MATARAM). Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Oleh karena, itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Idah Zuhroh, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Siti Zubaidah, MM., Ak., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Ahmad Juanda M.M., Ak., CA. dan Dra. Endang Dwi Wahyuni

M.Si., Ak., CA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan senantiasa memberikan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Achmad Syaiful Hidayat Anwar SE., M.Sc., Ak. selaku dosen wali yang


(4)

studi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Untuk Ibu Sri Wibawani (ibunda Ani) yang menjadi ibu kedua penulis selama

masa perkuliahan. Terimakasih atas bimbingan serta kesabaran yang diberikan untuk penulis.

6. Seluruh dosen dan staff karyawan yang telah memberikan ilmu, pengetahuan,

dan pelayanan terbaik selama bergabung bersama civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang

7. Sapto Hendri Boedi S dan Ani Priatni selaku Orang tua tercinta atas

kesabarannya yang luar biasa memberikan doa, dukungan, semangat, nasehat, kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti, semoga penulis dapat membanggakan kalian.

8. R. Moh. Dwi Prasetyo dan Ghea Putri Hendriani sebagai kakak yang selalu mendukung dan sabar mendukung penulis untuk segera lulus.

9. Oddy Andia Putra, Mbak Ayya, Mitha Sukma W. dan Elliska Yuliana

Sebagai sahabat terimakasih atas semangat, doa serta dukungan yang diberikan selama mengerjakan skripsi

10. Teman-teman Warung Plonyoter’s Coffee yang senantiasa menemani penulis

sampai menjadi wisudawan.

11. Teman-teman Part time Jurusan, PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi),

PPAK serta Anak-anak Akuntansi 2012 khususnya Kelas I terimakasih telah menemani penulis selama melakukan penelitian.


(5)

v

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya, yang telah

membantu penyusunan skripsi ini, mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semuanya.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan, bimbingan, petunjuk, dan semangat kepada penulis.

Demikian penelitian ini, semoga dapat bermanfaat untuk penelitian berikutnya. Dengan kerendahan hati penulis bersedia menerima saran dan kritik yang membangun demi penelitian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 2 Agustus 2016


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Akuntansi Pemerintahan ... 11

2. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas ... 11

3. Konsep Dasar Basis Akrual ... 12

4. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 14

5. Tujuan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 14

6. Kerangka Konseptual Standart Akuntansi Pemerintahan ... 15

7. Tujuan dan Ruang Lingkup ... 16

8. Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Objek Penelitian ... 18

B. Jenis Penelitian ... 18

C. Jenis dan Sumber Data ... 19

D. Teknik Perolehan Data ... 19


(7)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

4.1Gambaran Umum Daerah ... 21

4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto ... 22

4.1.2 Struktur Organisasi ... 23

4.1.3 SKPD Pemerintahan Kota Mataram ... 23

4.2 Deskripsi PP 71Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintahan Daerah Berbasis Akuntansi Akrual ... 25

4.3 Laporan Keuangan Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2015 ... 54

4.4 Analisis Kesesuaian Antara PP 71 Tahun 2010 dengan LKPD Pemerintahan Kota Mataram ... 55

BAB V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... C. Keterbatasan ... BAB DAFTAR PUSTAKA ... BAB LAMPIRAN ...


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Mataram

Lampiran 2 : Peta Kota Mataram

Lampiran 3 : Contoh format Neraca LKPD Kota Mataram

Lampiran 4 : Contoh format Laporan Arus Kas LKPD Kota Mataram

Lampiran 5 : Contoh format Laporan Perubahan Ekuitas LKPD Kota Mataram

Lampiran 6 : Contoh format Laporan Perubahan saldo anggaran lebih LKPD Kota Mataram


(9)

ix DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Pemerintahan Berbasis Akrual), Yogyakarta : SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEM YKPN

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standart Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standart Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah daerah

Sugiarto dan Bagjana. 2013. Peran Akuntansi Pemerintahan Dalam Rangka Membangun Akuntabilitas, Transparansi dan Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah, Jurnal Akuntansi Vol. 5 No 1 Mei :23-25

Mahsun, Sulistyowati, dan Purwanugraha. 2006. Akuntansi Sektor Publik : edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik. 2006. Standar Akuntansi Pemerintahan : Telaah Kritis PP Nomor 24 tahun 2005. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

Langlelo, Saerang dan Alexander. 2015. Analisis Penerapan Standar akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kota Bitung, Jurnal EMBA Vol. 3 No 1 maret 2015

Kalalo, Tinangon, dan Elim. 2014. Pengukuran Kinerja Pada Pemerintah Kota Manado, Jurnal EMBA Vol. 2 No.1 Maret 2014

Akuba. 2014. Analisis Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo

Niu, Karamoy dan Tangkuman. 2014. Analisis Penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 dalam Penyajian Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kotamobagu


(10)

Halim, Abdul dan Kusufi, Syam 2012. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Ulum, Ihyaul dan Juanda, Ahmad. 2016. Metedologi Penelitian Akuntansi: Edisi 2 (dua). Malang: Aditya Media Publishing.

Harahap, Sofyan Syafri. 1993. Teori Akuntansi; Edisi Revisi. Jakarta; RAJAGRAFINDO PERSADA.


(11)

1

BAB 1 Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan paradigma atas seluruh komponen dalam pemerintahan. Berjalan seiring waktu paradigma itu pun berkembang menjadi suatu dasar bagi

pemerintahan di Indonesia khususnya dalam bidang Akuntansi

Pemerintahan atau yang biasa kita dengar dengan sebutan Akuntansi Sektor Publik. Munculnya banyak korupsi serta akuntabilitas yang kurang dan

masyarakat sebagai stake holder juga menuntut atas transparansi dan

akuntabilitas publik atas tuntutan itu pun Organisasi-Organisasi Sektor Publik semakin meningkatkan perkembangan Akuntansi Sektor Publik.

Istilah “Sektor Publik” menurut Mardiasmo (2009) yang dikutip

Halim (2012) dari sudut pandang ilmu ekonomi dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Hal inipun sesuai juga dengan dengan penjelasan Halim (2008) mengutip penjelasan Joedono (2000) istilah sektor publik tertuju pada sektor Negara, usaha-usaha Negara, dan organisasi Negara, dan Abdullah (1996) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sektor publik adalah pemerintah dan unit-unit organisasinya, yaitu unit-unit yang dikelola pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanan kepada masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan


(12)

2

keamanan. Dengan demikian, bisa diambil kesimpulan bahwa sektor publik dapat dikonotasikan sebagai perpajakan, birokrasi atau pemerintah.

Pemerintah membuat dasar untuk melakukan reformasi pada manajemen keuangan pemerintahan khususnya untuk pengelolaan keuangan negara dengan membuat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Undang-Undang tersebut mengatur tentang prinsip-prinsip pengelolaan keuangan Negara sebagai dasar reformasi pada manajemen keuangan pemerintahan. Prinsip-prinsip tersebut juga memperkokoh landasan pelakasanaan desentralisasi dan otonomi daerah yang telah dimuat dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang telah disempurnakan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang disempurnakan dalam UU Nomor 33 Tahun 2004, yang mengatur tentang Kewenangan dan Sistem Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dengan dikeluarkan ketiga Undang-Undang tersebut diharapkan tuntutan transparansi dan akuntabilitas oleh masyarakat kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dipenuhi dengan didukung oleh rencana dan program kerja yang jelas sesuai dengan kondisi dan prioritas masing-masing.

Salah satu ruang lingkup dari keuangan Negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di samping barang-barang inventaris kekayaan Negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Inventaris Negara dan BUMN dikelola langsung oleh Negara, sehingga keduanya merupakan unsur penting dalam Negara. Sedangkan, pada tingkat Pemerintah Daerah tidak jauh berbeda dari Pemerintah Pusat yang ruang


(13)

3

lingkup keuangan Negara yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan barang-barang Inventaris kekayaan daerah juga dikeloala secara langsung oleh Pemerintah Daerah.

Hal-hal baru perubahan mendasar dalam ketentuan pengelolaan keuangan Negara yang diatur oleh UU 17 Tahun 2003 meliputi pengertian dan ruang lingkup keuangan Negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan Negara, kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengolahan keuangan Negara, pendelegasian kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan dan Menteri/Pimpinan lembaga, susunan APBN dan APBD, ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah dan pemerintah/lembaga asing, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah dengan perusahaan Negara, perusahaan daerah, dan perusahaan swasta, dan badan pengelola dana masyarakat, serta

penetapan bentuk dan batas waktu penyampaian laporan

pertanggungjawaban pelakasanaan APBN dan APBD. UU Nomor 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan dalam pasal 32 bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun atau disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) ysng independen dan kemudian ditetapkan dengan peraturan pemerintah yang terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas Kuangan (BPK).


(14)

4

Sesuai dengan amanat dari UU Nomor 17 Tahun 2003 tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan SAP pertama yang dimiliki Indonesia sejak kemerdekaannya. Standar Akuntansi Pemerintahan dalam PP Nomor 24 tahun 2005 tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana diamanatkan dalam pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang Menyatakan bahwa selama dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis berbasis kas menurut pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti, sebab basis kas terkadang kurang sesuai dengan transaksi yang tidak berhubungan dengan kas, hal ini mengakibatkan pada tidak adanya pencatatan pada jurnal keuangan ketika terdapat transaksi yang sama sekali tidak mempengaruhi kas. Artinya, penyelenggaraan keuangan tidak cukup dengan basis kas, sehingga pemerintah membuat ketentuan penyelengaraan akuntansi berbasis akrual dengan menyusun standar akuntansi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menyatakan Standar Keuangan Pemerintah berbasis kakrual menjadi pedoman penyajian informasi keuangan.


(15)

5

Sesuai dengan Lampiran II PP No. 71 Tahun 2010, Penerapan SAP berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapakan SAP basis kas menuju Akrual (PP No. 24 Tahun 2005) paling lambat 4 (empat) tahun setelah tahu anggaran 2010 yakni pada tahun 2014. Selanjutnya, setiap entitas pelaporan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual. Laporan Keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan dapat memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa Laporan Keuangan pemerintah dan sebagai pemecah masalah Standar Akuntansi sebelumnya. Karena basis akrual mengakui dan mencatat transaksi serta peristiwa lainnya pada saat kejadian keuangan terjadi atau pada perolehan (Halim, 2007 dan Bastian, 2001).

Dengan demikian, tahun 2014 dapat dikatakan sebagai tahun terakhir penerapan akuntansi kas menuju akrual sekaligus tahun uji coba proses penerapan akuntansi basis akrual pada tiap pemerintah daerah, maka diharapkan seluruh entitas pelaporan telah menerapkan basis akuntansi akrual pada pelaporan keuangannya. Dalam masa-masa transisi, evaluasi penerapan PP No. 71 Tahun 2010 ini dirasa penting, sebab bagi KSAP tahun 2014 merupakan tahun penyelesaian berbagai Buletin Teknis Akrual Paripurna sebagai landasan implemtasi PP No. 71 Tahun 2010 Akrual Paripurna awal 2015. Pada akhir tahun 2014, diramalkan opini WTP berbasis menuju akrual dan opini WTP pada akhir tahun 2015 akan menurun karena seluruh entitas pelaporan di seluruh NKRI berada dalam


(16)

6

tahun pertama (percobaan) menggunakan akuntansi basis Akrual. Jika WTP tidak menjamin kualitas laporan keuangan, ketaatan penerapan SAP dalam penyusunan LKPD dapat menjadi solusinya. Dijelaskan dalam penelitian permana (2011) bahwa, Standar Akuntansi Pemerintahan secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pada Laporan Keuangan Pemerintahaan Daerah.

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, entitas akuntansi adalah unit pemerintahan penggunaan anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabunggkan pada entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas Pelaporan yang menurut yang menurut ketentuan peraturan perundang-perungan wajib menyampaikan laporan pertanggungjwaban berupa Laporan Keuangan. Kerangka konseptual pada lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa, entitas pelaporan yakni pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, Masing-masing kementrian Negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi wajib menyajikan laporan keuangan berupa Laporan Keuangan yang bertujuan umum. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 1 menjelaskan bahwa Laporan Keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai


(17)

7

kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas Pelaporan dan membantu mentukan kekuatannya terhadap perundang-undangan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang harus diselenggarakan mulai tahun anggaran 2015. Peraturan ini yang membawa perbedaan dalam standard dan mekanisme penyajian laporan keuangan pada Pemerintah Daerah, serta didukung oleh Permendagri No. 64 tahun 2013 Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan penerapan SAP berbasis akrual paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Menurut PP No. 71 basis akrual adalah SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.


(18)

8

A. RUMUSAN MASALAH

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis serta bedasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual

pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram?

2. Bagaimana kesesuaian penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota

Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010? B. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian disini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan SAP berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram serta mendeskripsikan kesesuaian penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010 yang menjadi pedoman SAP berbasis akrual.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

serta pengetahuan tentang penerapan SAP berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram.

2. Bagi pembaca diharapkan penelitian ini dapat membantu menamabah


(19)

9

bidang akuntansi terutama bagi yang ingin melanjutkan meneliti khususnya tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual


(1)

Sesuai dengan amanat dari UU Nomor 17 Tahun 2003 tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan SAP pertama yang dimiliki Indonesia sejak kemerdekaannya. Standar Akuntansi Pemerintahan dalam PP Nomor 24 tahun 2005 tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana diamanatkan dalam pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang Menyatakan bahwa selama dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis berbasis kas menurut pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti, sebab basis kas terkadang kurang sesuai dengan transaksi yang tidak berhubungan dengan kas, hal ini mengakibatkan pada tidak adanya pencatatan pada jurnal keuangan ketika terdapat transaksi yang sama sekali tidak mempengaruhi kas. Artinya, penyelenggaraan keuangan tidak cukup dengan basis kas, sehingga pemerintah membuat ketentuan penyelengaraan akuntansi berbasis akrual


(2)

Sesuai dengan Lampiran II PP No. 71 Tahun 2010, Penerapan SAP berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapakan SAP basis kas menuju Akrual (PP No. 24 Tahun 2005) paling lambat 4 (empat) tahun setelah tahu anggaran 2010 yakni pada tahun 2014. Selanjutnya, setiap entitas pelaporan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual. Laporan Keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan dapat memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa Laporan Keuangan pemerintah dan sebagai pemecah masalah Standar Akuntansi sebelumnya. Karena basis akrual mengakui dan mencatat transaksi serta peristiwa lainnya pada saat kejadian keuangan terjadi atau pada perolehan (Halim, 2007 dan Bastian, 2001).

Dengan demikian, tahun 2014 dapat dikatakan sebagai tahun terakhir penerapan akuntansi kas menuju akrual sekaligus tahun uji coba proses penerapan akuntansi basis akrual pada tiap pemerintah daerah, maka diharapkan seluruh entitas pelaporan telah menerapkan basis akuntansi akrual pada pelaporan keuangannya. Dalam masa-masa transisi, evaluasi penerapan PP No. 71 Tahun 2010 ini dirasa penting, sebab bagi KSAP tahun 2014 merupakan tahun penyelesaian berbagai Buletin Teknis Akrual Paripurna sebagai landasan implemtasi PP No. 71 Tahun 2010 Akrual Paripurna awal 2015. Pada akhir tahun 2014, diramalkan opini WTP berbasis menuju akrual dan opini WTP pada akhir tahun 2015 akan menurun karena seluruh entitas pelaporan di seluruh NKRI berada dalam


(3)

tahun pertama (percobaan) menggunakan akuntansi basis Akrual. Jika WTP tidak menjamin kualitas laporan keuangan, ketaatan penerapan SAP dalam penyusunan LKPD dapat menjadi solusinya. Dijelaskan dalam penelitian permana (2011) bahwa, Standar Akuntansi Pemerintahan secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pada Laporan Keuangan Pemerintahaan Daerah.

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, entitas akuntansi adalah unit pemerintahan penggunaan anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabunggkan pada entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas Pelaporan yang menurut yang menurut ketentuan peraturan perundang-perungan wajib menyampaikan laporan pertanggungjwaban berupa Laporan Keuangan. Kerangka konseptual pada lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa, entitas pelaporan yakni pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, Masing-masing kementrian Negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi wajib menyajikan laporan keuangan berupa Laporan Keuangan yang bertujuan umum. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 1 menjelaskan bahwa Laporan Keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan


(4)

kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas Pelaporan dan membantu mentukan kekuatannya terhadap perundang-undangan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang harus diselenggarakan mulai tahun anggaran 2015. Peraturan ini yang membawa perbedaan dalam standard dan mekanisme penyajian laporan keuangan pada Pemerintah Daerah, serta didukung oleh Permendagri No. 64 tahun 2013 Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan penerapan SAP berbasis akrual paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Menurut PP No. 71 basis akrual adalah SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.


(5)

A. RUMUSAN MASALAH

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis serta bedasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram?

2. Bagaimana kesesuaian penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010?

B. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian disini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan SAP berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram serta mendeskripsikan kesesuaian penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010 yang menjadi pedoman SAP berbasis akrual.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang penerapan SAP berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram.


(6)

bidang akuntansi terutama bagi yang ingin melanjutkan meneliti khususnya tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual


Dokumen yang terkait

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

0 8 6

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso)

0 7 2

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso)

2 16 21

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

5 26 17

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)

14 65 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali).

0 3 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali).

0 5 18

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (Studi Kasus Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung).

1 3 37

Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Kasus Pada Badan Keuangan Provinsi Gorontalo)

0 0 15

Faktor-faktor penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Pemerintahan Kabupaten Asmat - UWKS - Library

1 1 17