Syarat-Syarat Air Minum Proses pengolahan air

2. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100- 300 m akan didapatkan suatu lapisan air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis . Jika air tak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakanlah pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini. Kualitas pada air tanah pada umumnya mencukupi tergantung pada lapisan keadaan tanah dan sedikit pengaruh oleh perubahan musim. 3. Mata air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah, mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Sutrisno,C.T.,2006

2.3. Syarat-Syarat Air Minum

Pada umumnya ditentukan beberapa standar disetiap negara menurut : - Kondisi negara masing-masing - Perkembangan ilmu pengetahuan - Perkembangan teknologi. Dengan demikian dikenal beberapa standar air minum : 1. American Drinking Water Standard 2. British Drinking Water Standard 3. W.H.O. Drinking Water Standard Universitas Sumatera Utara Dari segi kualitas air minum harus memenuhi : a. Syarat fisik Adapun syarat-syarat fisik yang ditentukan, yaitu : - Air tak boleh berwarna - Air tak boleh berasa - Air tak boleh berbau - Suhu air hendaknya suhu udara ± 3 o C - Air harus jernih. b. Syarat kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. Sutrisno,C,T., 2006 c. Syarat biologi Kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan jumlah Coli didalamya, yaitu air minum dan untuk air lainnya. Penentuan kehadiran mikroba didalam air, berdasarkan kebutuhannya untuk mengetahui ada tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit, penghasil toksin dan penyebab pencemaran air. Suriawiria,U.,1993

2.4. Proses pengolahan air

1. Bendungan Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai yang diambil melalui bangunan bendungan dengan panjang 25 m sesuai lebar sungai dan tinggi ± 4 m dengan sisi kiri bendungan dibuat sekat berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air kemudian air masuk ke intake tempat masuknya air baku. Universitas Sumatera Utara 2. Intake tempat masuknya air baku Bendungan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan kasar dan fine screen saringan halus yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air sluice gate dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan air masuk. 3. Raw Water Tank RWT RWT bak pengendap dibangun setelah intake yang terdiri dari dua buah unit. Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan dua bua outlet gate dan pintu bilas dua buah berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur dan pasir yang bersifat sedimen. 4. Raw Water Pump RWP RWP pompa air baku berfungsi untuk memompa air dari RWP ke splitter box tempat pembubuhan koagulan berupa alum, dengan dosis normal rata-rata 20 – 25 gm 3 air dan pendistribusian air kemasing-masing clearator yang terdiri dari 5 unit pompa air baku. 5. Clearator proses penjernihan air Clearator terdiri dari 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 Ldetik yang bervolume 1.700 m 3 berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antara flok-flok yang bersifat sedimen dengan air bersih hasil olahan melalui pembentukan pengendapan flok-flok yang menggunakan pengaduk lambat. Endapan flok-flok ini dibuat sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis. Universitas Sumatera Utara 6. Filter penyaringan Dari clearator dilairkan ke filter untuk menyaring kekeruhan berupa flok-flok halus dan kotoran-kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada media filter. Dimensi masing-masing filter ini adalah lebar 4 m, panjang 8,25 m, tinggi 6,25 m, tinggi permukaan air maksimum 5,05 m, tebal media filter 114 cm, dengan lapisan- lapisan sebagai berikut : a. Pasir kwarsa, 0,45 – 1,20 mm, dengan ketebalan 61 cm. b. Pasir kwarsa, 1,80 – 2,00 mm, dengan ketebalan 15 cm. c. Kerikil halus, 4,75 – 6,30 mm, dengan ketebalan 8 cm. d. Kerikil sedang, 6,30 – 10,00 mm, dengan ketebalan 7,5 cm. e. Kerikil kasar, 20,00 – 40,00 mm, dengan ketebalan 15 cm. Dalam jangka waktu tertentu filter ini harus dibersihkan dari endapan yang mengganggu proses penyaringan dengan menggunakan elektromotor. 7. Reservoir tempat penampung air bersih Reservoir ini berupa bendungan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m dan tinggi 7 m berfungsi untuk menampung air bersih atau air hasil olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas ± 12.000 m 3 dan kemudian di distribusikan kepelanggan melalui reservoir-reservoir distribusi berbagai cabang. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi klor post chlorination dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh soda ash. 8. Finish Water Pump FWP FWP pompa air bersih berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi ke reservoir-reservoir distribusi dicabang melalui pipa transmisi 1.000 mm dan 80 mm. FWP ini terdiri dari 5 unit pompa. Universitas Sumatera Utara 9. Sludge lagoon tempat penampungan air buangan Daur ulang adalah cara paling tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah mendorong perusahaan untuk membangun sarana pengolahan limbah berupa sludge lagoon. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampung air buangan bekas pencucian sistem pengolah dan kemudian air tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali. 10. Monitoring System sistem pengawasan Metode pengawasan selama proses pengolahan dimasing-masing unit oleh petugas dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Fasilitas ini dapat memperlihatkan secara langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas, kualitas maupun kontinuitas olahan. Fasilitas ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah pengawasan terhadap proses pengolahan air menurut standar dan ketentuan yang berlaku. Katalog PDAM Tirtanadi Medan

2.5. Penyediaan Air Bersih