6 Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7 Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna
rambut kelabu. 8 Pada wanita 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang
menurun. 9 Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun. 10
Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
j. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual. 1 selaput lendir vagina menurunkering.
2 menciutnya ovarium dan uterus. 3 atropi payudara.
4 testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara
berangsur berangsur. 5 dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik.
E. Perubahan-perubahan Mental Psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : 1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2. Kesehatan umum 3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan herediter 5. Lingkungan
6. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian 7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
keluarga. 9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri
dan perubahan konsep diri. Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih
sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan memory ada dua;1 kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan,2 Kenangan
jangka pendek atau seketika 0-10 menit, kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan
psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan- tekanan dari faktro waktu.
F. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya Maslow,1970. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.
KONSEP DASAR HIPERTENSI A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
B. Etiologi 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95 kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor
yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5 kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom
Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
C. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Misal:
Endokrin
Ginjal Stadium Hipertensi:
No KATEGORI
SISTOLE DIASTOLE
1 Stadium ringan
140-159 90-99
2 Stadium sedang
160-179 100-109
3 Stadium berat
180-209 110-119
4 Stadium sangat berat
≥210 ≥120
D. Patofisiologi
Dari pusat vasomotor bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah. Pada
saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin dan korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid, semuanya
memperkuat respons vasokonstiktor pembuluh darah.. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung volume sekuncup, mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer.
E. Manifestasi Klinis